Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1. 1
LATAR BELAKANG
Ilmu kedokteran terus berkembang, salah satu perkembangan yang terjadi adalah
1. 2
TUJUAN PEMBAHASAN
Dalam penyusunan makalah ini tentunya memiliki tujuan yang diharapkan berguna
bagi para pembaca dan khususnya kepada penyusun sendiri. Dimana tujuannya dibagi
menjadi dua macam yang pertama secara umum makalah ini bertujuan menambah wawasan
mahasiswa/i Fakultas Kedokteran, dimana pemikiran ilmiah sangat dibutuhkan bagi seorang
dokter agar mampu menganalisis suatu masalah secara tepat dan cepat. Sedangkan secara
khusus tujuan penyusunan makalah ini ialah sebagai berikut :
1. Mahasiswa/I mengetahui dan memahami jenis- jenis, definisi, etiologi, terapi dan
edukasi dari cedera tendon.
2. Mahasiswa/I mengetahui dan memahami klasifikasi, jenis- jenis, etiologi, gejala dan
tanda, terapi serta edukasi dari gangguan otot.
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1
SKENARIO
SKENARIO- 3
PENTINGNYA PEMANASAN (WARMING UP)
Seorang atlet wanita pelari marathon mengikuti perlombaan lari jarak jauh 10
kilometer. Karena sesuatu hal, dia terlambat sampai di tempat pertandingan sehingga
terlambat melakukan pemanasan. Seusai pertandingan dia merasa sakit di bagian engkel kaki,
lalu oleh tim medis atlet tersebut dibawa ke rumah sakit, untuk mendapatkan penanganan.
Selanjutnya, atlet tersebut dianjurkan untuk menggunakan tongkat selama 1 bulan.
2. 1. 1
KEYWORD
karena bagian engkel adalah bagian dari tendon kaki sehingga tim penyusun
menyimpulkan bahwa skenario kali ini mengarah pada otot dan tendon yang
mengalami cedera.
2. 2
2. 2. 1
LEARNING OBJECTIVE
CEDERA TENDON
Trauma pada tendon akan memberikan injuri atau suatu kondisi ruptur yang akan
Move Ketidakmampuan (tumit tidak dapat digerakkan turun atau naik) dan nyeri
hebat dalam melakukan plantar fleksi kaki.
Pemeriksaan diagnostik. Walaupun tidak terlalu penting, pemeriksaan Rontgen atau
dengan USG dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya ruptur pada tendon.
Penatalaksanaan. Tujuan pengobatan adalah untuk mengembalikan ke keadaan
normal dan memungkinkan pasien untuk melakukan apa yang dapat dilakukan
sebelum cedera. Biasanya dianjurkan melakukan bedah perbaikan segera pada ruptur
tendon achilles komplet agar hasilnya memuaskan. Pada keadaan tertentu,
penatalaksanaan konservatif dengan gips sirkuler plantar fleksi selama 6 sampai 8
minggu dapat dilakukan.
2. 2. 2
gangguan pada otot sehingga memberikan dampak terhadap gangguan pada sistem
muskuloskeletal.
A. Distrofi Muskular
Definisi. Distrofi otot merupakan kelompok gangguan otot kronik dikarakteristikkan
oleh kelemahan dan pelisutan skelet progresif atau otot volunter.
Etiologi. Etiologi dari distrofi muskular berhubungan dengan abnormalitas kode
genetik khusus pada protein otot. Muskular distrofi secara genetik diklasifikasikan
menjadi sex- linked, resesif otosomal, dan dominan otosomal.
1) Sex-linked.
a. Duchenne.
b. Becker.
c. Emery-Dreifuss.
2) Resesif otosomal.
a. Facioscapulohumeral.
b. Distal.
c. Okular.
d. Okulofaringeal.
3) Dominan otosomal.
Patofisiologi. Multipel protein yang terlibat dalam interaksi kompleks dari membran
otot. Penurunan aktivitas dari gen distrofin memberikan efek terhadap kematian dari
sebagian sel- sel otot dan peningkatan dari aktivitas invasi makrofag. Kondisi
kerusakan ini dimediasi oleh respons imunitas seperti human leukocyte antigens
8
dan
berfungsi
senormal
mungkin,
serta
meminimalkan
10
masing saraf bercabang banyak sekali dan mampu merangsang sekitar 2.000 serabut
otot rangka. Gabungan antara saraf motorik dan serabut- serabut otot yang dipersarafi
dinamakan unit motorik. Meskipun setiap neuron motorik mempersarafi banyak
serabut otot, tetapi setiap serabut otot dipersarafi oleh hanya satu neuron motorik.
Hubungan neuromuskular merupakan suatu sinaps kimia antara saraf dan otot yang
terdiri atas tiga komponen dasar, yaitu unsur presinaps, elemen postsinaps, dan celah
sinaps yang mempunyai lebar sekitar 200 A. Unsur presinaps terdiri atas akson
terminal
dengan
vesikel
sinaps
yang
berisi
asetilkolin
yang
merupakan
11
disfonia (gangguan suara), masalah menelan, dan mengunyah makanan. Pada kondisi
berat
keluhan
utama
biasanya
adalah
ketidakmampuan
menutup
rahang,
12
C. Penyakit Botulisme
Definisi. Penyakit botulisme adalah penyakit serius yang menyebabkan kelumpuhan
dari otot- otot. Kondisi ini disebabkan oleh suatu neurotoksin, yang disebut toksin
botulinum, yang dihasilkan oleh bakteri Clostridium botulinum.
Etiologi. Secara etiologi, penyakit ini dibagi menjadi berikut ini.
1) Food-borne botulism, yang didapat dari makanan yang mengandung toksin
botulinum.
2) Wound botulism, kondisi ini disebabkan oleh neurotoksin yang masuk melalui
luka yang terinfeksi dengan bakteri clostridium botulinum.
3) Infant botulism, terjadi ketika bayi mengonsumsi spora dari bakteri botulinum.
Bakteri kemudian tumbuh di dalam usus- usus dan melepaskan neurotoksin.
Patofisiologi.
Mekanisme
aksi
dari
toksin
dengan
memblokade
transmisi
13
14
BAB III
PENUTUP
3. 1
KESIMPULAN
3. 2
SARAN
Dalam penyelesaian makalah ini kami juga memberikan saran bagi para pembaca dan
mahasiswa yang akan melakukan pembuatan makalah berikutnya :
1. Kombinasikan metode pembuatan makalah berikutnya.
2. Pembahasan secara langsung dengan informasi yang benar- benar up to date.
Beberapa poin di atas merupakan saran dari tim yang dapat diberikan, apabila ada
yang ingin melanjutkan penelitian terhadap makalah ini, dan demikian makalah ini
disusun serta besar harapan nantinya makalah ini dapat berguna bagi para pembaca
khususnya mahasiswa fakultas kedokteran UISU smester VII/2013 dalam menambah
wawasan dan ilmu pengetahuan.
15
DAFTAR PUSTAKA
Noor H, Zairin. BUKU AJAR GANGGUAN MUSKULOSKELETAL. 2012. JAKARTA :
SALEMBA MEDIKA.
K.Kendall; L.Tao. SINOPSIS ORGAN SYSTEM MUSKULOSKELETAL & JARINGAN
IKAT. 2013. Tangerang : KARISMA Publishing Group.
A.
Soeparman (1995), Ilmu Penyakit Dalam, Edisi Kedua, Jakarta, Balai Penerbit FKUI.
16