You are on page 1of 3

ELEKTROKOAGULASI

Proses elektrokoagulasi merupakan gabungan dari proses elektrokimia dan proses


flokulasi-koagulasi. Proses ini, diduga dapat

menjadi pilihan metode pengolahan limbah

radioaktif dan limbah B3 cair fase air alternatif mendampingi metode-metode pengolahan yang
lain yang telah dilaksanakan. Kelebihan proses elektrokoagulasi untuk mengolah limbah cair
adalah pada proses ini tidak ada penambahan

kimia. Metode ini belum pernah diaplikasikan

pada skala laboratorium dan pada skala industri, sehingga perlu dilakukan pengkajian proses
melalui percobaan-percobaan pendahuluan dan pengujian terhadap parameter yang berpengaruh.
Proses elektrokoagulasi disusun meliputi proses equalisasi, elektrokimia, sedimentasi dan proses
filtrasi. Proses elektrokoagulasi meliputi beberapa tahap yaitu proses equalisasi, proses
elektrokimia (flokulasi-koagulasi) dan proses sedimentasi. Proses equalisasi dimaksudkan untuk
menyeragamkan limbah cair yang akan diolah terutama kondisi pH, pada tahap ini tidak terjadi
reaksi kimia. Pada proses elektrokimia akan terjadi pelepasan Al3+ dari plat electrode (anoda)
sehingga membentuk flok Al(OH)3 yang mampu mengikat kontaminan dan partikel-partikel
dalam limbah. Reaksi yang terjadi pada proses ini adalah :

Apabila dalam suatu elektrolit ditempatkan dua elektroda dan dialiri arus listrik searah,
maka akan terjadi peristiwa elektrokimia yaitu gejala dekomposisi elektrolit, dimana ion positif

(kation) bergerak ke katoda dan menerima elektron yang direduksi dan ion negatif (anion)
bergerak ke anoda dan menyerahkan elektron yang dioksidasi.
Katoda
Ion H+ dari suatu asam akan direduksi menjadi gas hidogen yang akan bebas sebagai gelembunggelembung gas.
2H+ + 2e H2
Larutan yang mengalami reduksi adalah pelarut (air) dan terbentuk gas hydrogen (H2) pada
katoda.
2H2O + 2e 2OH- + H2
Anoda
Anoda terbuat dari logam almunium akan teroksidasi
Al + 3H2O Al(OH)3 + 3H+ + 3e
Ion OH dari basa akan mengalami oksidasi membentuk gas oksigen (O2),
4 OH-2H2O + O2 + 4e
Jika larutan mengandung ion-ion logam lain maka ion-ion logam akan direduksi menjadi
logamnya dan terdapat pada batang katoda
L+ + e L
Contoh :
Pb2+ + 2e Pb
Dari reaksi tersebut, pada anoda akan dihasilkan gas, buih dan flok Al(OH)3. Selanjutnya flok
yang terbentuk akan mengikat logam Pb yang ada di dalam limbah, sehingga flok akan memiliki
kecenderungan mengendap. Selanjutnya flok yang telah mengikat kontaminan Pb tersebut
diendapkan pada bak sedimentasi (proses sedimentasi) dan sisa buih akan terpisahkan pada unit
filtrasi.

PROSES KERJA
Limbah cair fase air yang akan diolah dipompa masuk ke dalam bak equalisasi dengan debit
aliran 1,5 liter/ menit dan setelah bak equalisasi penuh, pompa tetap dihidupkan dan luapan dari
bak equalisasi dimasukan ke dalam bak elektrokoagulasi. Setelah bak elektrokoagulasi penuh
dengan limbah, aliran arus listrik searah dihidupkan dengan mengaktifkan adaptor pada tegangan
4,0 volt dan kuat arus bervariasi dari 1,0 sampai 5,0 ampere dan waktu operasi proses
elektrokoagulasi masing-masing selama dari 60 menit. Hasil proses elektrokoagulasi dialirkan ke
dalam bak sedimentasi, dan selanjutnya beningan dari bak sedimentasi dimasukan ke dalam bak
filtrasi.

Gambar 2. Ilustrasi reaksi pada elektrokoagulasi

You might also like