Professional Documents
Culture Documents
(112210101047)
2. Liza Fairus
(112210101055)
3. Nurul Faridah
(112210101064)
4. Awalia Annisafira
(112210101065)
5. Fathimah Azzahrotul M.
(112210101067)
(112210101071)
LABORATORIUM FARMASETIKA
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
2014
A. TUJUAN PERCOBAAN
Melakukan sterilisasi alat dan bahan dengan pemanasan kering dan basah menggunakan
oven dan autoklaf
B. DASAR TEORI
Salah satu hal yang terpenting dalam kegiatan yang bersinggungandengan aktivitas
mikrobiologi adalah proses sterilisasi. Tujuan utamanya adalah untuk meminimalisir atau
meniadakan potensi kontaminasi dari mikroba yang tidak diinginkan. Kontaminasi yang
timbul dari mikroba yang tidak diharapkan dikhawatirkan dapat menghambat aktivitas dari
mikroba yang ditumbuhkan ataudapat membahayakan keselamatan dari pelaksana kegiatan
tersebut.
1. Pengertian Sterilisasi
Steril adalah kondisi sediaan yang terbebas dari partikel asing non self, tidak
terdapat/tercemar mikroorganisme serta memenuhi persyaratan yang menyatakan sediaan
tersebut steril. Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada,
sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang dapat
berkembang biak. Sterilisasi harus dapat membunuh jasad renik yang paling tahan panas
yaitu spora bakteri (Fardiaz, 1992). Sedangkan menurut sumber lain, sterilisasi adalah suatu
proses perlakuan terhadap bahan atau barang dimana pada akhir proses tidak terdapat
mikroorganisme pada bahan atau barang tersebut (Diana Arisanti, 2004).
2. Metode Sterilisasi
Metode sterilisasi terdiri dari 3 metode yaitu metode fisika, metode kimia,dan metode
biologis. Metode sterilisasi ini dipergunakan untuk mensterilkan alat-alat bahan dan ruangan
yang dipergunakan untuk memproduksi sediaan steril.
gas atau radiasi. Beberapa bahan kimia yangdapat digunakan untuk sterilisasi gas adalah
etilen oksida, gas formaldehid, asam parasetat dan glutaraldehid alkalin. Sterilisasi kimia
dapat juga dilakukan dengan penggunaan cairan disinfektan berupa senyawa aldehid,
hipoklorit,fenolik, dan alcohol (Pratiwi, 2006).
Kaca arloji
Batang pengaduk
Beaker glass
Pipet tetes
Pinset
Gelas ukur
Bahan
Natrium Karbonat
Tepol
Aquadest
Alkohol
HCl encer
E. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan proses pencucian dan sterilisasi alat gelas,
aluminium dan karet. Tujuan dilakukannya pencucian dan sterilisasi alat agar alat-alat
tersebut tidak terkontaminasi dengan mikroorganisme. Alat-alat yang di sterilisasi adalah
erlenmeyer, gelas ukur, kaca arloji, pipet tetes, batang pengaduk dan spatula.
Pencucian peralatan gelas yaitu erlenmeyer, gelas ukur, kaca arloji, pipet tetes dan
batang pengaduk dimulai dengan membilas alat gelas dengan aquadest dan HCl encer untuk
melarutkan endapan kotoran pada dinding gelas. Lalu direndam dicampuran larutan tepol 1%
dan Na2CO3. Langkah selanjutnya yaitu di didihkan selama 1 hari untuk mempercepat
pembersihan kotoran dari lemak. Proses ini dilakukan sampai larutan tetap jernih, maksimal
dilakukan sampai 3 kali. Langkah terakhir yaitu membilasnya dengan aquadest.
Pencucian aluminium yaitu spatula dilakukan dengan merendam alat-alat ke dalam
larutan tepol 1% dan di didihkan 10 menit. Kemudian di rendam dalam larutan Na2CO3
selama 5 menit. Bilas dengan aquadest panas yang mengalir dan di didihkan lagi selama 15
menit, di bilas lagi. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan sisa-sisa partikel atau zat kimia
pada alat.
Pencucian karet yaitu bagian atas dari pipet tetes yang berwarna merah dilakukan
dengan merendamkan karet dalam HCl 2% selama 2 hari, agar semua basa yang ada pada
pori-pori karet hilang. Selanjutnya direndam dengan tepol 1% dan Na2CO3 0,5% dilakukan
selama 1 hari agar larutan tersebut masuk ke dalam pori-pori karet yang sangat kecil. Proses
ini dilakukan sampai larutan tetap jernih, maksimal dilakukan sampai 3 kali. Kemudian
rendam dengan aquadest dan di didihkan selama 30 menit. Yang terakhir di rendam dalam
etanol 70% dan air untuk menghilangkan partikel asing yang ada di pori-pori, kemudian di
bilas. Proses ini dilakukan sampai larutan tetap jernih.
Setelah proses pencucian, alat-alat tersebut di keringkan dengan menggunakan oven.
Alat-alat tersebut di masukkan ke dalam oven dalam keadaan terbalik dan diatur suhunya
sekitar 80 90 C selama 30 menit.
Sebelum proses sterilisasi di mulai alat-alat di bungkus terlebih dahulu sesuai dengan
metode sterilisasi yang sesuai. Tujuan dari pembungkusan ini untuk menghindari adanya
kontaminasi dari lingkungan. Untuk alat yang disterlisasi dengan metode panas kering
dengan menggunakan oven, alatnya dibungkus dengan kertas aluminium foil supaya dapat
menyalurkan panas. Sedangkan alat yang di sterilisasi dengan metode panas basah dengan
menggunakan autoklaf, dibungkus dengan kertas perkamen. Digunakan kertas perkamen
pada metode basah karena pada metode tersebut harus memungkinkan penetrasi uap dan
lolosnya udara dengan mudah. Pembungkusan dilakukan sebanyak 2 kali. Karena nantinya
alat tersebut setelah disterilisasi di kelas 3 akan melewati kelas 2 terlebih dahulu sebelum
digunakan pada proses formulasi di kelas 1. Perpindahan atau pergerakan dari alat
memungkinkan adanya kontaminasi mikroorganisme, sehingga perlu dibungkus 2 kali untuk
menghindari kontaminasi tersebut. Bungkus yang pertama dibuka di kelas 3 setelah proses
sterilisasi, kemudian bungkus yang kedua dibuka di kelas 2.
Langkah selanjutnya adalah sterilisasi. Sterilisasi dilakukan dengan dua metode yaitu
pemanasan kering dengan menggunakan oven dan pemanasan uap menggunakan autoklaf.
Proses sterilisasi panas kering terjadi melalui mekanisme konduksi panas. Panas akan di
absorpsi oleh permukaan luar alat yang di sterilkan, lalu merambat ke dalam permukaan
bagian dalam sampai akhirnya suhu untuk sterilisasi tercapai. Mekanisme pembunuhan
mikroorganisme melalui panas kering adalah destruksi lambat protein mikroorganisme (
oksidasi). Waktu pemanasan adalah waktu mencapai suhu sterilisasi 180 C. Waktu
pemanasan dibutuhkan waktu selama 29 menit, yaitu dari pukul 14.44 15.13 . Waktu
kesetimbangan adalah waktu untuk membuat suhu udara yang ada di dalam sediaan sama
dengan yang diluar dalam satu oven, karena alat yang digunakan di lab tidak tersegel, maka
waktu kesetimbangan di anggap 0. Waktu pembinasaan selama 30 menit, yaitu dari pukul 15.
13 15. 42 , waktu pembinasaan ini adalah waktu untuk membunuh mikroorganisme. Waktu
tambahan jaminan sterilisasi 0, yaitu 50 % dari waktu kesetimbangan. Waktu pendinginan
selama 15 menit, yaitu dari pukul 15.42 15.58, waktu ini sampai alat bisa dipegang. Jadi
total waktu yang dibutuhkan pada proses sterilisasi dengan oven adalah selama 74 menit.
Metode yang kedua dengan sterilisasi panas uap, mekanismenya dengan memaparkan
uap jenuh pada tekanan tertentu selama waktu dan suhu tertentu pada objek, sehingga terjadi
pelepasan energi yang mengakibatkan pembunuhan mikroorganisme secara irreversible
akibat denaturasi atau koagulasi protein sel. Waktu sterilisasi dengan autoklaf dilakukan pada
suhu 0-110 C disebut waktu pemanasan. Waktu pemanasan dibutuhkan waktu selama 28
menit, yaitu dari pukul 15.00-15.28. Waktu pengeluaran udara 3 menit ditandai dengan
adanya suara yang dikeluarkan dari autoklaf, yaitu dari pukul 15.28 15.31 . Waktu menaik
selama 17 menit, yaitu dari pukul 15.31 15.48 . dan waktu kesetimbangan 0. Waktu
pembinasaan selama 15 menit, yaitu dari pukul 15.48 16.03 . Waktu tambahan jaminan
sterilisasi 0. Waktu penurunan selama 2 menit, yaitu dari pukul 16.03 16. 05 . Waktu
pendinginan selama 12 menit, yaitu dari pukul 16.05 16. 17 . Jadi total waktu yang
dibutuhkan pada proses sterilisasi dengan autoklaf adalah selama 77 menit.
Fungsi bahan-bahan yang digunakan:
1. HCl encer: untuk melarutkan endapan kotoran pada dinding gelas seperti kotoran
garam bukan kotoran lemak, protein dan karbohidrat. HCl encer tidak digunakan pada
pencucian aluminium karena bersifat asam sehingga dapat merusak logam aluminium
dan menyebabkan korosif.
2. Tepol 1%: bersifat sebagai detergen yang bebas asam stearat. Merupakan surfaktan
yang mempunyai gugus lipofil dan gugus hidrofil. Gugus lipofil akan mengikat lemak
sedangkan gugus hidrofil akan tertarik oleh aqaudest pada proses pencucian.
3. Na2CO3: Membersihkan kotoran lemak. Berfungsi sebagai detergen dan buffer pada
pH diatas 8,4.
4. Campuran etanol:air (1:1): bersifat semipolar sehingga bisa melarutkan kotorankotoran yang bersifat lipofil dan hidrofil sehingga mudah terbawa ketika dibilas.
ALAT YANG DIGUNAKAN DALAM PRAKTIKUM YAITU:
1. Gelas ukur
2. Pipet tetes
3. Beaker gelas
4. Erlenmeyer
5. Kaca arloji setangkup
6. Batang pengaduk
7. Pinset
8. Spatula
ALAT YANG MASUK DALAM STERILISASI PANAS KERING (OVEN)
Prinsip sterilisasi menggunakan oven adalah menggunakan panas dengan hasil yang
kering. Metode ini membunuh mikroorganisme dengan cara oksidasi. Oven ini menggunakan
suhu tinggi sekitar 160-170 C, semakin tinggi suhu yang digunakan semakin sedikit waktu
yang dibutuhkan untuk sterilisasi. Kelebihan oven adalah suhu dapat diatur dari 0 samapai
suhu yang diinginkan. Namun oven juga memiliki kekurangan yaitu kurang efektif dalam
mikroba daripada autoclave sehingga proses sterilisasi memerlukan temperatur yang lebih
tinggi dengan waktu lebih panjang dibanding autoklave.
Penggunakan umum oven dipakai untuk sterilisasi alat-alat gelas, porselen, wadah,
dan alat dari logam. Sebelum dilakukan sterilisasi alat dan wadah harus bersih dari bahanbahan organik. Penting untuk diperhatikan mengenai susunan alat-alat pada sterilisasi dengan
panas kering, alat gelas tidak seharusnya disusun atau dikemas rapat dalam suatu oven tetapi
harus disusun agak renggang sehingga aliran udara dapat menembus dan terdispersi dengan
merata.
Alat yang disterilisasi dengan oven antara lain :
1. Beaker gelas
Beaker terbuat dari gelas atau kaca oleh karena itu sterilisasi dengan menggunakan
oven.
2. Erlenmeyer
Erlenmeyer terbuat dari gelas atau kaca oleh karena itu disterilisasi dengan
menggunakan oven.
Dalam praktikum kali ini terdapat beberapa istilah ketika menggunakan sterilisasi
autoclaf maupun oven. Beberapa istilah tersebut penting karena berkaitan dengan waktu atau
proses berlangsungnya sterilisasi, adapun istilah tersebut di antarannya adalah :
a) Pada Oven
Waktu pemanasan : yaitu waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suhu 1800 C
Waktu kesetimbangan : waktu yang dibutuhkan untuk mengkondisikan udara
di dalam kemasan primer dari suatu product dan udara di dalam oven itu sama.
Udara di dalam oven
Udara di
dalam sediaan
yang
prosedur
sterilisasi
menggunakan
autoklaf
waktu
kesetimbangan
menggunakan 0 menit karena pada sterilisasi menggunakan autoclaf alat atau bahan yang
akan disterilisasi dibungkus menggunakan aluminium foil atau menggunakan perkamen, pada
pembungkus tersebut aliran udara masih dapat bertukar(tidak kedap) sehingga waktu yang
dibutuhkan untuk kesetimbangan hanya 0 menit.
F. KESIMPULAN
1. Pencucian dan sterilisasi alat dilakukan dengan tujuan agar alat-alat tersebut tidak
terkontaminasi dengan mikroorganisme.
2. Sebelum proses sterilisasi di mulai alat-alat di bungkus dengan tujuan untuk
menghindari adanya kontaminasi dari lingkungan.
3. Untuk alat yang disterlisasi dengan metode panas kering,
dibungkus dengan
aluminium foil supaya dapat menyalurkan panas. Sedangkan alat yang di sterilisasi
dengan metode panas basah, dibungkus dengan kertas perkamen karena pada metode
tersebut harus memungkinkan penetrasi uap dan lolosnya udara dengan mudah.
4. Beaker gelas, Erlenmeyer , Kaca arloji setangkup, Batang pengaduk , Pinset, Spatula
disterilisasi menggunakan ovenyang prinsipnya menggunakan panas dengan hasil
yang kering. Metode ini membunuh mikroorganisme dengan cara oksidasi.
5. Gelas ukur, dan Pipet tetes disterilisasi menggunakan autoclave(sterilisasi panas
basah) yang prinsipnya adalah menggunakan uap bertekanan tinggi, membunuh
mikroorganisme dengan mengkoagulasi protein sel.
6. Waktu kesetimbangan menggunakan 0 menit karena pada sterilisasi menggunakan
autoclaf alat atau bahan yang akan disterilisasi dibungkus menggunakan aluminium
foil atau menggunakan perkamen, pada pembungkus tersebut aliran udara masih dapat
bertukar(tidak kedap) sehingga waktu yang dibutuhkan untuk kesetimbangan hanya 0
menit.
DAFTAR PUSTAKA