Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit kulit parasit menyebar di seluruh belahan dunia dan dikenal
sejak zaman kuno. Terdapat 2 penyakit yang yang disebabkan oleh golongan
artropoda yaitu, di antaranya adalah skabies dan pedikulosis. Pada penyakit
kulit parasit ini, interaksi host dan parasit terbatas pada stratum korneum,
bagian teratas epidermis. Di bagian itu, ektoparasit menyelesaikan siklus
hidup mereka.1
Skabies, pedikulosis kapitis dan pedikulosis pubis terdapat di seluruh
belahan dunia, tetapi pedikulosis korporis terbatas pada negara yang beriklim
dingin dan hampir tidak ada di daerah tropis. Distribusi penyakit kulit ini
tidak teratur, insidensi dan prevalensinya sangat beragam. Sebagai contoh
suatu penelitian di bangladesh, menunjukkan bahwa pada anak-anak yang
berusia kurang dari 6 tahun mengalami skabies dalam periode 12 bulan. Di
Tanzania, prevalensinya 6 %, di Brazil 8-10 %, dan di India sebesar 13 %.
Pada anak-anak di Mesir, prevalensinya diperkirakan sebesar 5 %, tetapi di
suatu komunitas aborigin Australia, prevalensinya mencapat 50%. Pada anakanak yang berusia 5-9 tahun yang tinggal di sebuah kamp penampungan di
Sierra Leone, 86% dari anak-anak tersebut diinfestasi oleh S. Scabiei.3
Faktor yang berpengaruh terhadap tingginya angka kejadian penyakit
parasit pada komunitas yang cenderung miskin ini sangat kompleks.
Kepadatan, tidur dalam kasur yang sama, mobilitas populasi yang tinggi,
higiene yang rendah, kurangnya akses terhadap pelayanan kesehatan,
pengobatan yang tidak adekuat, dan malnutrisi, berkontribusi terhadap
tingginya angka kejadian penyakit parasit kulit ini.4
Dalam populasi yang miskin, beberapa kelompok mempunyai risiko
tinggi untuk menderita penyakit tersebut. Perempuan lebih cenderung
mengalami infestasi Pediculus humanus var. capitis, anak-anak (infestasi
Pediculus humanus var. capitis, skabies, creeping eruption), orang dewasa
(skabies), dan pada orang yang tidak punya rumah lebih cenderung menderita
skabies, pedikulosis korporis, dan pedikulosis pubis.4
B. Tujuan
1. Tujuan umum
A. PEDIKULOSIS
1. Definisi
Pedikulosis adalah infeksi kulit/rambut pada manusia yang
disebabkan oleh Pediculus (tergolong famili Pediculidae). Selain
menyerang manusia, penyakit ini juga menyerang binatang, oleh karena
itu dibedakan Pediculus humanus dan Pediculus animalis. Pediculus ini
merupakan parasit obligat artinya harus menghisap darah manusia
untuk mempertahankan hidup 5.
Pedikulosis adalah gangguan yang disebabkan infestasi tuma,
termasuk famili Pediculidae. Pediculus ini merupakan parasit obligat
yakni menghisap darah manusia untuk mempertahankan hidup.
Pediculus menghisap darah setelah memasukkan saliva ke dalam tubuh.
Saliva ini menyebabkan keluhan gatal. Pediculus bisa bertahan hidup
jauh dari host-nya, yaitu manusia. Bagaimanapun juga, pediculus akan
mati dalam 10 hari setelah dipisahkan dari tubuh manusia 6.
2. Klasifikasi
Pada manusia sendiri, terdapat klasifikasi pedikulosis berdasarkan
spesies pediculus yang menyerang beserta tempat predileksinya yaitu:
a) Pedikulosis Kapitis
1) Definisi
Pedikulosis kapitis yaitu infeksi kulit dan rambut kepala
yang disebabkan oleh Pediculus humanus var. Capitis 5.
2) Epidemiologi
Penyakit ini terutama menyerang anak-anak usia muda
dan cepat meluas dalam lingkungan hidup yang padat,
misalnya di asrama dan panti asuhan. Tambahan pula pula
dalam kondisi higiene yang tidak baik, misalnya jarang
membersihkan rambut atau rambut yang relatif susah
dibersihkan (rambut yang sangat panjang pada wanita). Cara
penularannya biasanya melalui perantara (benda), misalnya
sisir, bantal, kasur, dan topi 5.
orang
dengan
higiene
yang
buruk,
misalnya
Betina bisa bertelur 10-15 telur setiap hari pada serat pakaian.
Rata-rata, 20 betina dewasa bisa ditemukan pada orang yang
terinfestasi pediculus ini. 5
Patogenesis
Kelainan kulit yang timbul disebabkan oleh garukan
untuk menghilangkan rasa gatal. Rasa gatal ini disebabkan
oleh pengaruh liur dan ekskreta dari kutu pada waktu
6)
menghisap darah 5.
Manifestasi Klinis
Umumnya hanya ditemukan kelainan berupa bekas-bekas
garukan pada badan, karena gatal baru berkurang dengan
garukan yang lebih intensif. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan adanya lesi yang multipel yang disebabkan oleh
gigitan kutu. Gigitan ini dapat dilihat sebagai papula
eritematosa dengan diameter 2-4 mm. Penemuan makula
serulea dipecaya merupakan tanda patognomonik. Enzim
pada kutu ketahui menyebabkan konversi bilirubin menjadi
biliverdin dan menyebabkan perubahan pada warna kulit
7)
8)
9)
menyerang
orang
dewasa
dan
dapat
5) Patogenesis
Rasa gatal terjadi pada tempat tusukan dan kadang-kadang
kulit di sekitar tusukan tampak pucat. gangguan utama
disebabkan perasaan gatal pada kulit daerah pubis 1.
6) Gejala Klinis
Gejala yang terutama adalah gatal di daerah pubis dan
sekitarnya. Gatal ini dapat meluas sampai ke daerah abdomen
dan dada, di situ dijumpai bercak-bercak yang berwarna abuabu atau kebiruan yang disebut sebagai makula serulae. Kutu
ini dapat dilihat dengan mata biasa dan susah dilepaskan
karena kepalanya dimasukkan ke dalam muara folikel rambut
5
.
Gejala patognomoniklainnya adalah black dot, yaitu
1. Pruritus nokturnal
Gatal pada malam hari yang disebabkan karena aktivitas tungau
lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas. Gejala ini
adalah yang sangat menonjol. Sensasi gatal yang hebat seringkali
mengganggu tidur dan penderita menjadi gelisah (5;8).
2. Kelompok Orang
Penyakit ini menyerang manusia secara kelompok, misalnya
dalam sebuah keluarga biasanya seluruh anggota keluarga terkena
infeksi. Begitu juga dalam sebuah perkampungan yang padat
penduduknya, sebagian besar tetangga yang berdekatan akan
diserang oleh tungau tersebut. Dikenal keadaan hiposensitisasi,
yang seluruh anggota keluarganya terkena. Walaupun mengalami
infestasi tungau, tetapi tidak memberikan gejala. Penderita ini
bersifat sebagai pembawa (carrier) bagi individu lain 11.
3. Terowongan (kanalikulus)
Adanya terowongan (kanalikulus) pada tempat-tempat predileksi
yang berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau
berkelok, rata-rata panjang 1 cm, pada ujung terowongan itu
ditemukan papul atau vesikel. Jika timbul infeksi sekunder, ruam
kulitnya menjadi polimorf (pustul, ekskoriasi dan lain-lain).
Umumnya tempat predileksi tungau adalah lapisan kulit yang
tipis, seperti di sela-sela jari tangan, pergelangan tangan, siku
bagian luar, lipatan ketiak depan, pinggang, punggung, pusar,
dada termasuk daerah sekitar alat kelamin pada pria dan daerah
periareolar pada wanita. Telapak tangan, telapak kaki, wajah,
leher dan kulit kepala adalah daerah yang sering terserang tungau
pada bayi dan anak-anak 11.
4. Menemukan tungau, merupakan hal yang paling diagnostik
Apabila kita dapat menemuan terwongan yang masih utuh
kemungkinan besar kita dapat menemukan tungau dewasa, larva,
nimfa dan ini merupakan hal yang paling diagnostik. Akan tetapi
kriteria yang keempat ini agak susah ditemukan karena hampir
dermatitis dengan ditemukannya papul, vesikel, urtika dan lainlain. Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta dan
infeksi sekunder. Apabila terjadi immunocompromised pada host,
respon imun yang lemah akan gagal dalam mengontrol penyakit
dan megakibatkan invasi tungau yang lebih banyak bahkan dapat
menyebabkan crusted scabies. Jumlah tungau pada pasien crusted
scabies bisa melebihi 1 juta tungau (11; 17).
6. Diagnosis banding Skabies
Ada pendapat lain yang mengatakan penyakit skabirs ini
merupakan The great imitator k arena dapat menyerupai banyak
penyakit kulit dengan keluhan gatal. Sebagai diagnosis banding
ialah : prurigo, pedikulosis korporis, dermatitis, dan lain-lain 8.
7. Penatalaksanaan skabies
a. Penatalaksanaan secara umum.
Pada pasien dianjurkan untuk menjaga kebersihan dan mandi
teratur setiap hari. Semua pakaian, sprei, dan handuk yang
telah digunakan harus dicuci secara teratur dan bila perlu
direndam dengan air panas. Demikian pula halnya dengan
anggota keluarga yang beresiko tinggi untuk tertular,
terutama
bayi
dan
anak-anak,
juga
harus
dijaga
BAB III
KESIMPULAN
1. Terdapat 2 penyakit yang yang disebabkan oleh golongan artropoda yaitu, di
antaranya adalah skabies dan pedikulosis.
2. Pedikulosis adalah infeksi kulit/rambut pada manusia yang disebabkan oleh
Pediculus (tergolong famili Pediculidae).
3. Klasifikasi pedikulosis berdasarkan spesies pediculus yang menyerang
beserta tempat predileksinya yaitu pedikulosis kapitis, korporis, dan pubis.
4. Skabies, pedikulosis kapitis dan pedikulosis pubis terdapat di seluruh belahan
dunia, tetapi pedikulosis korporis terbatas pada negara yang beriklim dingin
dan hampir tidak ada di daerah tropis.
5. Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh investasi dan sensitisasi
terhadap terhadap Sarcoptes scabei var. hominis dan produknya.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
Amiruddin MD. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed.1. Makassar: Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin ; 2003. 5-10.
6.
Guenther,
L.,
2012.
Pediculosis
(Lice).
[Online]
Available
at:
8.
Djuanda, A. et al., 2007. Ilmu penyakit Kulit dan Kelamin. 7th ed. Jakarta:
FKUI.
9.
Graham, R. & Burns, T., 2005. Lecture Notes Dermatologi. 8th ed. Jakarta:
Erlangga.
10. Natadisastra, D. & Ridad, A., 2009. Parasitologi Kedokteran: Ditinjau dari
Organ Tubuh yang Diserang. Jakarta: EGC.
11. Handoko, Ronny P. 2007. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Edisi 5. Jakart:
FKUI;122-25
12. Chosidow O. 2006. Scabies. New England J Med.. July :354/1718-27
13. Orkin Miltoin, Howard L. Maibach. 2008. Scabies And Pedicuosis.
Fitzpatricks Dermatology In General Medicine, 7th. USA:Mcgrawhill .202931
14. Walton SF, Currie BJ. 2007. Problems In Diagnosing Scabies, A Global
Disease In Human And Animal Ppulations. Clin Microbiol Rev. 268-79
15. Burns DA. 2004. Disease Caused By Arthropods And Other Noxious
Animals, In: Rooks Textbook Of Dermatology. Vol 2. USA; Blackwell
Publishing 37-47
16. Hicks MI, Elston DM. Scabies. Dermatoogic Therapy. 2009.
November:22/279-292
17. Harahap M. Ilmu Penyakit Kulit. Ed 1. Jakarta:Hipokrates;2000.109-13