You are on page 1of 24

MAKALAH GENETIKA

TRANSKRIPSI DAN TRANSLASI

DI SUSUN OLEH :
NAMA : NUR FAZRI
NIM : F16112012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2014

Hari/Tanggal

Paraf Dosen

Rabu, 19 November
20114

TRANSKRIPSI
Pengertian Transkripsi
Transkripsi merupakan pembentukan/sintesis RNA dari salah satu rantai DNA, sehingga
terjadi proses pemindahan informasi genetik dari DNA ke RNA. Fungsi ini disebut fungsi
heterokatalis DNA karena DNA mampu mensintesis senyawa lain yaitu RNA. Sebuah rantai
DNA digunakan untuk mencetak rantai tunggal mRNA dengan bantuan enzim polimerase.
Enzim tersebut menempel pada kodon permulaan, umumnya adalah kodon untuk asam amino
metionin. Pertama-tama, ikatan hidrogen di bagian DNA yang disalin terbuka. Akibatnya, dua
utas DNA berpisah. Salah satu polinukleotida berfungsi sebagai pencetak atau sense, yang lain
sebagai gen atau antisense. Misalnya pencetak memiliki urutan basa G-A-G-A-C-T, dan yang
berfungsi sebagai gen memiliki urutan basa komplemen C-T-C-T-G-A. Karena pencetaknya GA-G-A-C-T, maka RNA hasil cetakannya C-U-C-U-G-A. Jadi, RNA C-U-C-U-G-A merupakan
hasil kopian dari DNA C-T-C-T-G-A (gen), dan merupakan komplemen dari pencetak.
Transkripsi DNA akan menghasilkan mRNA (messenger RNA). Pada organisme
eukariot, mRNA yang dihasilkan itu tidak langsung dapat berfungsi dalam sintesis polipeptida,
sebab masih mengandung segmen-segmen yang tidak berfungsi yang disebut intron. Sedangkan
segmen-segmen yang berfungsi untuk sintesis protein disebut ekson. Di dalam nukleus terjadi
pematangan/pemasakan mRNA yaitu dengan jalan melepaskan segmen-segmen intron dan
merangkaikan segmen-segmen ekson. Gabungan segmen-segmen ekson membentuk satu
rantai/utas mRNA yang mengandung sejumlah kodon untuk penyusunan polipeptida. Rantai
mRNA ini dikenal sebagai sistron.
Prinsip Dasar Transkripsi

Fungsi dasar yang harus dijalankan oleh DNA sebagai materi genetik adalah fungsi
fenotipik. Artinya, DNA harus mampu mengatur pertumbuhan dan diferensiasi individu
organisme sehingga dihasilkan suatu fenotipe tertentu. Fungsi ini dilaksanakan melalui ekspresi
gen, yang tahap pertamanya adalah proses transkripsi, yaitu perubahan urutan basa molekul
DNA menjadi urutan basa molekul RNA. Dengan perkataan lain, transkripsi merupakan proses
sintesis RNA menggunakan salah satu untai molekul DNA sebagai cetakan (templat)nya.
Transkripsi mempunyai ciri-ciri kimiawi yang serupa dengan sintesis/replikasi DNA, yaitu
1. Adanya sumber basa nitrogen berupa nukleosida trifosfat. Bedanya dengan sumber basa
untuk sintesis DNA hanyalah pada molekul gula pentosanya yang tidak berupa
deoksiribosa tetapi ribosa dan tidak adanya basa timin tetapi digantikan oleh urasil. Jadi,
keempat nukleosida trifosfat yang diperlukan adalah adenosin trifosfat (ATP), guanosin
trifosfat (GTP), sitidin trifosfat (CTP), dan uridin trifosfat (UTP).
2. Adanya untai molekul DNA sebagai cetakan. Dalam hal ini hanya salah satu di antara
kedua untai DNA yang akan berfungsi sebagai cetakan bagi sintesis molekul RNA. Untai
DNA ini mempunyai urutan basa yang komplementer dengan urutan basa RNA hasil
transkripsinya, dan disebut sebagai pita antisens. Sementara itu, untai DNA pasangannya,
yang mempunyai urutan basa sama dengan urutan basa RNA, disebut sebagai pita sens.
Meskipun demikian, sebenarnya transkripsi pada umumnya tidak terjadi pada urutan basa
di sepanjang salah satu untai DNA. Jadi, bisa saja urutan basa yang ditranskripsi terdapat
berselang-seling di antara kedua untai DNA.
3. Sintesis berlangsung dengan arah 5 3 seperti halnya arah sintesis DNA.
4. Gugus 3- OH pada suatu nukleotida bereaksi dengan gugus 5- trifosfat pada nukleotida
berikutnya menghasilkan ikatan fosofodiester dengan membebaskan dua atom pirofosfat
anorganik (PPi). Reaksi ini jelas sama dengan reaksi polimerisasi DNA. Hanya saja
enzim yang bekerja bukannya DNA polimerase, melainkan RNA polimerase. Perbedaan
yang sangat nyata di antara kedua enzim ini terletak pada kemampuan enzim RNA
polimerase untuk melakukan inisiasi sintesis RNA tanpa adanya molekul primer.
Proses Transkripsi
Secara garis besar transkripsi berlangsung dalam empat tahap, yaitu , inisiasi, elongasi, dan
teminasi.

Transkripsi pada Prokaryotik


Proses transkripsi pada prokaryotik dapat ditunjukkan pada gambar di bawah ini:

Gambar 1.
Berdasarkan gambar di atas, proses transkripsi pada prokaryotik terdiri atas 3 tahapan utama,
yaitu inisiasi, elongasi dan terminasi.
1. Inisiasi Transkripsi
Terdapat empat langkah inisiasi pada transkripsi yaitu:
1. Pembentukan kompleks promoter tertutup, yaitu RNA polymerase holoenzim menempel
pada DNA bagian promoter suatu gen. Dalam hal ini subunit s yang menempel pada
RNA Polimerase berperanan dalam menemukan bagian promoter suatu gen. Pada awal
penempelan, RNA polymerase masih belum terikat secara kuat dan struktur promoter
masih dalam keadaan tertutup (closed promoter complex).
2. Pembentukan kompleks promoter terbuka, RNA polymerase terikat secara kuat dan
ikatan hydrogen molekul DNA pada bagian promoter mulai terbuka membentuk struktur

terbuka(open promoter complex). Struktur khas promoter biasanya berupa suatu


kelompok ikatan hydrogen antara kedua untaian DNA pada posisi -35 dan -10.
Sedangkan bagian DNA yang terbuka setelah RNA polymerase menempel biasanya
terjadi pada daerah sekitar -9 dan +3 sehingga menjadi struktur untai tunggal.
3. Penggabungan beberapa nukleotida awal (10 nukleotida). Bagian DNA yang berikatan
dengan RNA polymerase membentuk suatu struktur gelembung transkripsi (transcription
bubble) sepanjang kurang lebih 17 pasang basa. Setelah struktur promoter terbuka secara
stabil, maka selanjutnya RNA polymerase melakukan proses inisiasi transkripsi dengan
menggunakan urutan DNA cetakan sebagai panduannya. Dalam proses transkripsi,
nukleotida RNA digabungkan sehingga membentuk transkrip RNA. Nukleotida pertama
yang digabungkan hampir selalu berupa molekul purin.
4. Perubahan konformasi RNA polymerase karena subunit s dilepaskan dari kompleks
holoenzim. Setelah RNA polymerase menempel pada promoter, subunit s melepaskan
diri dari struktur holoenzim. Pelepasan subunit s biasanya terjadi setelah terbentuk
molekul RNA sepanjang 8 9 nukleotida. RNA polymerase inti yang sudah menempel
pada promoter akan tetap terikat kuat pada DNA sehingga tidak lepas. Selanjutnya
subunit s dapat bergabung dengan RNA polymerase yang lain untuk melakukan proses
inisiasi transkripsi selanjutnya.
2. Elongasi Transkripsi
1. Pada bagian gelembung transkripsi, basa-basa molekul RNA membentuk hybrid dengan
DNA cetakan sepanjang kurang lebih 12 nukleotida. Hybrid RNA-DNA ini bersifat
sementara sebab setelah RNA polimerasenya berjalan, maka hidrid tersebut akan terlepas
dan bagian DNA yang terbuka tersebut akhirnya akan menutup lagi. RNA polymerase
akan berjalan membaca DNA cetakan untuk melakukan proses pemanjangan untaian
RNA. Lalu pemanjangan maksimum molekul transkrip RNA berkisar antara 30 sampai
60 nukleotida perdetik, meskipun laju rata-ratanya dapat lebih rendah dari nilai ini.
Secara umum, berdasarkan atas nilai laju semacam ini, sutu gen yang mengkode protein
akan disalin menjadi RBA dalam waktu sekitar satu menit. Meskipun demikian, laju
pemanjangan transkrip dapat menjadi sangat rendah jika RNA polymerase melewati sisi
jeda yang biasanya mengandung banyak basa GC.

2. Dalam pemanjangan transkrip, nukleotida ditambahkan secara kovalen pada ujung 3


molekul RNA yang baru terbentuk. Nukleotida RNA yang ditambahkan tersebut bersifat
komplementer dengan nukleotida pada untaian DNA cetakan. Ada dua hipotesis yang
diajukan mengenai perubahan topologi DNA dalam proses pemanjangan transkripsi,
yaitu: 1) Enzim RNA polymerase bergerak melingkari untaian DNA sepanjang
perjalanannya, 2) Enzim RNA yang terbentuk tidak mengalami pelintiran, tetapi untaian
DNA yang ditranskripsi harus mengalami puntiran.
3. Dalam proses pemanjangan transkripsi RNA, terjadi pembentukan ikatan fosfodiester
antara nukleotida RNA yang satu dengan nukleotida yang berikutnya dan ditentukan oleh
keberadaan subunit b pada RNA polymerase. Transkripsi berakhir ketika RNA
polymerase mencapai ujung gen (terminator).
3. Terminasi Transkripsi
Terdapat dua macam terminator transkripsi pada Prokaryotik, yaitu:
1. Terminator yang tidak tergantung pada protein rho (rho-dependent terminator).
Dilakukan tanpa harus melibatkan suatu protein khusus, melainkan ditentukan oleh
adanya suatu urutan nukleotida tertentu pada bagian terminator. Sinyal yang akan
mengakhiri transkripsi dengan mekanisme semacam ini ditentukan oleh daerah yang
mengandung banyak urutan GC yang dapat membentuk struktur batang dan lengkung
(steam and loop) pada RNA dengan panjang 20 basa di sebelah hulu dari ujung 3-OH
dan diikuti oleh rangkaian 4-8 residu uridin berurutan. Struktur batang lengkung tersebut
menyebabkan RNA polymerase berhenti dan merusak bagian 5 dari hybrid RNA-DNA.
Bagian sisa hybrid RNA-DNA tersebut berupa urutan oligo (rU) yang tidak cukup stabil
berpasangan dengan dA. Akibatnya ujung 3 hybrid tersebut akan terlepas sehingga
transkripsi berakhir. Selanjutnya, pita DNA cetakan yang sudah tidak berikatan atau
membentuk hibrid dengan RNA segera menempel kembali pada pita DNA
komplemennya. RNA polimerase inti pun akhirnya terlepas dari DNA.
2. Terminator yang tergantung pada protein rho (rho-independent terminator). Pengakhiran
transkripsi yang memerlukan faktor rho hanya terjadi pada daerah jeda yang terletak pada
jarak tertentu dari promoter, maka daerah itu tidak dapat berfungsi sebagai daerah
pengakhiran transkripsi. Terminator yang bergantung pada rho terdiri atas suatu urutan

berulang-balik yang dapat membentuk lengkungan (loop), tetapi tidak ada rangkaian basa
T seperti pada daerah terminator yang tidak melibatkan faktor rho. Faktor rho diduga ikut
terikat pada transkrip dan mengikuti pergerakan RNA polymerase sampai akhirnya RNA
polymerase berhenti pada daerah terminator yaitu sesaat setelah menyinstesis lengkungan
RNA. Selanjutnya, faktor rho menyebabkan distabiliasi ikatan RNA-DNA sehingga
transkrip RNA terlepas dari DNA cetakan.
Transkripsi pada Eukaryotik
Secara umum mekanisme transkripsi eukaryotik serupa dengan transkripsi pada
prokaryotik. Di mana proses transkripsi diawali (diinisiasi) oleh proses penempelan faktor-faktor
transkripsi dan kompleks enzim RNA polymerase pada daerah promoter. Namun demikian, pada
eukryotik RNA polymerase tidak menempel secara langsung pada DNA di daerah promoter,
melainkan melalui perantaraan protein-protein lain yang disebut faktor transkripsi (transcription
factor, TF). Faktor transkripsi dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:
1. Faktor transkripsi umum, mengarahkan RNA polymerase ke promoter dan menghasilkan
transkripsi pada aras dasar (basal level).
2. Faktor transkripsi khusus, pengaturan transkripsi yang lebih spesifik untuk suatu gen.
Setelah faktor-faktor transkripsi umum dan RNA polymerase menempel pada promoter,
selanjutnya

akan

terjadi

pembentukan

kompleks

promoter

terbuka

(open

promoter

complex).Transkripsi dimulai pada titik aawal transkripsi (RNA initiation, RIS) yang terletak
beberapa nukleotida sebelum urutan kodon awal ATG.
Selain itu, pada eukaryotic terdapat tiga kelas gen, yaitu gen kelas I, kelas II, dan kelas II
yang masing-masing dikatalisis oleh RNA polymerase dan faktro transkripsi yang berbeda.
Dalam penjelasan proses transkripsi eukaryotic ini, hanya akan menjelaskan proses transkripsi
pada gen II.
Proses transkripsi pada eukaryotic pada gen II dapat ditunjukkan pada gambar di bawah ini:

Gambar 2.
Berdasarkan gambar di atas proses transkripsi pada eukaryotic terdiri atas 3 tahapan, yaitu
inisiasi, elongasi dan terminasi.
1. Inisiasi Transkripsi
Transkripsi gen kelas II dilakukan oleh RNA polymerase II yang dibantu oleh beberapa factor
transkripsi umum.

Membentuk kompleks pra-inisiasi yang akan segera mengawali trasnkripsi jika ada
nukleotida.

Pembentukan kompleks prainisiasi yaitu penyusunan kompleks transkripsi umum


(TFIIA, TFIIB, TFIID, TFIIE, TFIIF, TFIIH, dan TFIIJI) dan RNA polymerase II pada
daerah promoter.

Faktor transkripsi umum akan menempel secara bertahap sebagai berikut:


1. TFIID menempel pada bagian kotak TATA pada promoter yang dibantu oleh faktor
TFIIA sehingga membentuk kompleks DA.
2. Penempelan TFIIB
3. TFIIF menempel dan diikuti oleh penempelan RNA polymerase II.
4. Faktor TFIIE akan menempel diikuti oleh TFIIH dan TFIIJ.
Dari penempelan diatas terbentuklah kompleks prainisiasi yakni kompleks DABPoIFEH.
Dengan demikian, RNA polymerase II pada eukaryotic tidak menempel secara langsung pada
DNA, melainkan melalui perantaraan faktor transkripsi.

Proses pengenalan promoter diarahkan oleh ikatan TFIID dengan kotak TATA,
sedangkan TFIIA meningkatkan daya ikat TFIID dengan kotak TATA.

RNA polymerase dan TFIIH menutupi daerah promoter mulai dari posisi -34 sampai +17.

TBP, TFIIB, TFIIF dan RNA polymerase II, membentuk kompleks inisiasi sehingga
terjadi pembukaan DNA secara local dan pembentukan ikatan fosfodiester pertama.

TFIIE dan TFIIH melakukan proses pelepasan dari promoter dengan dikatalisis oleh
DNA helikase sehingga DNA pada daerah promoter terbuka. Di mana DNA dipuntir
pada daerah hilir dari bagian yang berikatan dengan faktor transkripsi yang lain dan
membentuk gelembung transkripsi. Transkripsi dimulai dan bergerak ke arah hilir
sepanjang 10-12 nukleotida.

Fosforilasi RNA polymerase II oleh faktor TFIIH menjadi bentuk IIO, menyebabkan
ikatan antara CTD dengan TBP menjadi lemah, sehingga terjadi perubahan konformasi
kompleks inisiasi menjadi bentuk yang siap melakukan pemanjangan transkrip.

2. Elongasi Transkripsi
Pada dasarnya, proses pemanjangan transkripsi pada eukaryotic sama pada prokaryotic, namun
terdapat hal-hal spesifik yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pemanjangan dilakukan oleh RNA polymerase dengan distimulasi oleh faktor TFIIS dan
TFIIF.

2. Aktivitas RNA polymerase dalam proses transkripsi tidak selalu dalam keadaan tetap ,
kadang-kadang terjadi jeda pada suatu daerah yang disebut sisi jeda (pausing site). TFIIS
berperan dalam mengurangi waktu jeda proses transkripsi pada sisi DNA yang cukup
panjang, sedangkan TFIIF mengurangi waktu jeda pada daerah DNA yang acak.
3. Proses pemanjangan transkrip akan berjalan sampai RNA polymerase II mencapai daerah
terminator.
3. Terminasi Transkripsi
Terminasi transkripsi dapat terjadi karena adanya aktivitas fosfatase yang spesifik untuk
CTD sehingga mengembalikan RNA polymerase II menjadi bentuk yang tidak dapat mengalami
fosforilasi. Dalam keadaan tidak mengalami fosforilasi, RNA polymerase II dapat digunakan lagi
dalam proses transkripsi berikutnya (RNA polymerase cycling). Dalam hal ini berbeda pada
prokaryotic karena pada eukaryotik tidak ada struktur stem loop pada proses terminasi.
a. Jenis RNA Hasil Transkripsi
RNA dibedakan menjadi dua kelompok utama yaitu RNA genetik dan RNA non-genetik.
1. RNA genetik
RNA genetik memiliki fungsi yang sama dengan DNA, yaitu sebagai pembawa
keterangan genetik. RNA genetik hanya ditemukan pada makhluk hidup tertentu yang tidak
memiliki DNA, misalnya virus.Ketika virus ini menyerang sel hidup, RNA yang dibawanya
masuk ke sitoplasma sel korban, yang kemudian ditranslasi oleh sel inang untuk menghasilkan
virus-virus baru. Dalam hal ini fungsi RNA menjadi sama dengan DNA, baik sebagai materi
genetik maupun dalam mengatur aktivitas sel.
2. RNA non-genetik
RNA non-genetik tidak berperan sebagai pembawa keterangan genetik sehingga RNA
jenis ini hanya dimiliki oleh makhluk hidup yang juga memiliki DNA.
Berdasarkan letak dan fungsinya, RNA non-genetik dibedakan menjadi mRNA, tRNA, dan
rRNA.

Gambar : Struktur RNA


1.) mRNA (messenger RNA) atau RNAd (RNA duta)
RNAd merupakan RNA yang urutan basanya komplementer (berpasangan) dengan salah satu
urutan basa rantai DNA.RNA jenis ini merupakan polinukleotida berbentuk pita tunggal linier
dan disintesis di dalam nukleus. Panjang pendeknya RNAd berhubungan dengan panjang
pendeknya rantai polipeptida yang akan disusun. Urutan asam amino yang menyusun rantai
polipeptida itu sesuai dengan urutan kodon yang terdapat di dalam molekul RNAd yang
bersangkutan.RNAd bertindak sebagai pola cetakan pembentuk polipeptida. RNAd membawa
kode-kode genetik komplemen dari DNA di inti sel menuju ke ribosom di sitoplasma. RNAd ini
dibentuk bila diperlukan dan jika tugasnya selesai, maka akan dihancurkan dalam plasma.
2.) tRNA (transfer RNA) atau RNAt (RNA transfer)
RNA jenis ini dibentuk di dalam nukleus, tetapi menempatkan diri di dalam sitoplasma.RNAt
merupakan RNA terpendek dan bertindak sebagai penerjemah kodon pada RNAd. Fungsi lain
RNAt adalah mengikat asam-asam amino di dalam sitoplasma yang akan disusun menjadi

protein dan mengangkutnya ke ribosom. Bagian RNAt yang berhubungan dengan kodon RNAd
dinamakan antikodon.
3) rRNA (ribosomal RNA) atau RNAr (RNa ribosomal)
RNA ini disebut ribosomal RNA karena terdapat di ribosom meskipun dibuat di dalam
nukleus.RNAr bersama protein membentuk ribosom, ialah benda-benda berbentuk butir-butir
halus di dalam sitoplasma.Lebih dari 80% RNA merupakan RNAr.Ribosom bertindak sebagai
mesin perakit dalam sintesis protein yang bergerak ke satu arah sepanjang RNAd.Di dalam
ribosom, molekul RNAr ini mencapai 30-46%.

Gambar : Struktur Ribosom


Ribosom tersusun oleh RNA ribosom dan protein. Namun demikian, peran penting RNA
terletak pada fungsinya sebagai perantara antara DNA dan protein dalam proses ekspresi genetik
karena ini berlaku untuk semua organisme hidup. Ekspresi genetik merupakan proses
penerjemahan informasi genetik (dalam bentuk urutan basa) menjadi protein, dan lebih jauh lagi:
karakter. Informasi yang dibawa bahan genetik tidak bermakna apa pun apabila tidak
diekspresikan menjadi fenotipe.

Dalam peran ini, RNA diproduksi sebagai salinan kode urutan basa nitrogen DNA dalam
proses transkripsi. Kode urutan basa ini tersusun dalam bentuk triplet, tiga urutan basa N, yang
dikenal dengan nama kodon. Setiap kodon berelasi dengan satu asam amino (atau kode untuk
berhenti), monomer yang menyusun protein.

Gambar : Sintesis Protein


4) snRNA (small nuclear RNA)
Dalam inti eukariot terdapat sekumpulan RNA khas berukuran kecil yang disebut
snRNA.snRNA berperanan penting dalam proses pasca transkripsi,yaitu saat pemotongan intron.
Proses Pascatranskripsi
1. Proses pascatranskripsi
Pada bakteri proses transkripsi mRNA bersambung dengan proses translasi, tanpa
mengalam proses pascatranskripsi. Ribosom akan mulai menempel pada mRNA dan mRNA
masih dalam proses sintesis.
Pada eukariot proses transksi terpisah dari tempatnya dari translasi, transkripsi
berlangsung disalam inti, sedangkan translasi berjalan dalam sitoplasma. Kemudian terbukti
bahwa mRNA yang terdapat pada sitoplasma berbeda dari RNA yang ditranskripsikan dalam

inti.berarti dalam selang waktu antara transkripsi dengan translasi terjadi proses pascatranskripsi
yang merubah RNA hasil transkripsi menjadi mRNA matang. Perbedaan antara RNA hasil
transkripsi dengan mRNA matang dipelajai dengan percobaan hybrid anatra mRNA dengan
DNA yang menyandikannya, dan terbukti bahwa mRNA lebih pendek dari ruas penyandi yang
terdapat pada DNA.Hal ini ditafsirkan bahwa telah terjadi pemenggalan terhadap bagian tertentu
RNA. Dalam transkripsi eukariotik mula mula disintesis pra- mRNA yang besar, disebut
hnRNA( Heterogenus nuclear RNA ) yang didalam nya terkandung bagian intron , ruas ruas
yang akan dibuang, dan bagian ekson, yaitu ruas yang akan dipakai menyusun mRNA.
Dalam proses pascatranskripsi mRNA akan menjadi tiga kegiatan yaitu
1. Pemasangan tudung,
Pemberian topi ini dilaksanakan segera setelah transkripsi dimulai, dilakukan oleh enzim
gunili- transferase, dengan menambahkan guanosin pada ujung 5 triposfat dengan posisi 5 5
yang dilanjutkan dengan penambahan gugus metal pada N7 dari guanine nukleotida yang
ditambahkan tersebut.
Jenis tudung yang baru dijelaskan diatas disebut tudung tipe- O. Pada jenis lain yaitu tipe -1
selain penambahan tudung tipe-O terjadi penambahan gugus metal pada o2 ribosa nukleotida
pertama pada ujung 5. bila nukleotida itu mengandung adenine juga terjadi penambahan metal
pada n6 basa tersebut. Pada tudung tipe-2 , sebagai tambahan tipe-1 terjadi penambahan metal
pada O2 nukleotida kedua dari ujung 5. keliahatannya eukariot bersel tunggal hanya
mengandung tudung tipe-O , sedangkan pada eukariotik lainnya yang lebih dominant adalah
tudung tipe-1. tudung pada ujung 5 meningkatkan proses penterjemahan, dengan cara
pembentukan kompleks inisiasi penterjemahan. Suatu protein yang dapat menempel pada tudung
yaitu CBP ( Cap Binding Protein(s)) merupakan factor yang berperan dalam proses ekspresi gen
2. Penambahan ekor Poliadenil (Poli A )
Sebagian besar mRNA eukariot mempunyai ruas poli (A) pada ujung 3. Sekitar 200
nukleotida berbasa adenine ditambahkan pada ujung 3-OH hasil transkripsi primer oleh
polymerase- poli(A) ini masih belum diketahui. Mungkin berpengaruh terhadap kestabilan

molekul RNA didalam sitoplasma tetapi beberapa mRNA tidak mengandung poli (A) pada ujung
3 sebagai contoh mRNA yang menyandikan protein histon..

3. Pemenggalan intron
Hampir semua gen penyandi mRNA eukariot merupaka gen penggal, yaitu grn yang
mengandung satu atau banyak penyelang (intron) yang walaupun ditranskripsikan menjadi
praRNA ( hnRNA) kemudian akan hilang menjadi mRNA yang sudah matang. Ruas ruas yang
ditranskripsikan sampai kedalam mRNA matang disebut ekson.Adanya ekson dan intron
diperlihatkan melalui hybrid mRNA dan DNA penyandi, maka tidak semua bagian ruas DNA
penyandi berpasangan dengan mRNA. Bagian bagian yang tigak berpasangan ditafsirkan sebagai
ruas penyelang( intron) yang ditranskripsikan kedalam hnRNA, tetapi kemudian dalam proses
pascatranskripsi dipenggal dan dibuang. Bagian bagian DNA yang berpasangan dengan mRNA
adalah bagian ekson, yaitu yang ditranskripsikan kedalam mRNA dan terus dipellihara menjadi
mRNA.
Proses pemenggalan intron berlangsung meleui pembentukan lariat, yaitu suatu percabangan
berbentuk cincin berekor
Secara umum intron mRNA yang mengandung tiga unsure kondensus yaitu GU pada
ujung 5 nya, AG pada ujung 3 dan runtunan basa PyPyPuAPy dekat ujung 3 pada gambar 2
diatas. Runtunan ini mungkin berbeda beda pada berbagai organisme, tetapi seluruh intron
mengandung GT pada ujung 5 dan AT pada ujung 3, sehingga disebut aturan GT-AG (atau GUAG pada RNA) serta TACTAAC menempati kotak PyPyPuAPy. Pemenggalan intron akan
menghasilakan ujung G5 pada intron dan pada ujung -3 ekson (ujung donor) . Ujung G tersebut
kemudian akan membentuk ikatan 5-2 fosfodiester dengan salah satu adenosin pada kotak
TACAAC, sehingga terbentuk struktur cincin berekor yang disebut lariat. Terakhir akan
dilakukan pemengglan pada ujung-3 intron dan menghasilkan ujung 5 ekson yang terdapat dihilir
intron tersebut, yang disebut ujung penerima. Kemudian dua ujung ekson yang telah terbentuk
ujung donor dan ujung penerima disambungkan terbentuk mRNA matang.

2. Sintesis dan Proses pascatranskripsi tRNA


Gen- gen yang menyandikan tRNA terletak dalam berbagai operon yangmmenghasilkan
molekul pra-tRNA yang besar yang mungkin mengandung beberapa calon molekul tRNA.
Beberapa tRNA ditranskripsikan bersama sama dengan rRNA. Proses pascatranskripsi tRNA
meliputi :
1. Pemotongan rantai pra-tRNA menjadi tRNA individual.
2. Penambahan rangkaian basa CCA pada ujung 3 untuk sebagian tRNA
3. Modifikasi beberapa basa ( basa yang termodifikasi )
4. Pemenggalan intron pada tRNA tertentu.
Berbagai enzim Rnase terlibat dalam pembentukan tRNA matang. Pdada sebagian besar
organisme, termasuk E.coli, Rnase P berperan dalam pembentukan ujung 5, sedangkan ujung 3
dibentuk oleh aktivitas suatu enzim eksoribonukleolitik. Pada sebagian besar organisme,
termasuk E.coli, pada ujung 3 langsung terbentuk CCA3 (kemungkinan besar hasil kerja
eksoribonuklease Rnase D ), tetapi pada organisme lain termasuk beberapa tRNA yang dibentuk
bakteriofage T4, pada ujung 3 tidak terbentuk CCA: dalam hal ini dilakukan oleh tRNAnukleotidiltransferase. Enzim yang terakhir dibentuk pada E.coli oleh gen cca.
Sebagian besar gen penyandi tRNA bukan gen penyanggal, tetapi terdapat beberapa pratRNA yang mengandung intron. Beberapa tRNA inti khamir mengandung satu intron pada
lengan antikodonnya. Dalam ontron terdapat runtunan basa komplementer terhadap
antikodonnya, sehingga dapat membentuk struktur skunder. Struktur ini dapat dikenali oleh
enzim pemenggal . Dalam proses pemenggalan akan dilibatkan sekurang kurangnya dua enzim:
yang pertama akan mengkatalis pemenggalan intron menghasilkan ujung 5 dan ujung 3 dan
yang kedua enzim ligase (RNA ligase) yang menyambung ekso ekson yang terbentuk.
Beberapa gen tRNA arkaebakteri mengantung suatu intron dengan anti kodon pra-tRNA.
Posisi intron sama seperti pada gen tRNA khamir, tetapi terdapat juga intron yang letaknya
persis pada runtunan anti kodon itu sendiri, yaitu pada tRNA- Leu dari Thermoprotens tenax,
sedangkan pada tRNA-Ala intronya terletak pada posisi khas dibagi sisi 5 antikodon.

3. Proses Pascatranskripsi rRNA


Seperti juga yang berlakuy untuk mRNA dan tRNA, sintesis rRNA dilakukan dibawah
kata;lisis transkripase dengan menggunakn ruas DNA cetakan, dimulai pada promotor dan
berakhir pada terminator. Pada E..coli disandikan oleh tujuh operon (rrnA, rrnnB, ..., rrnH) yang
letaknya berpencar dalam kromosom bakteri tersebut. Setiap operon rrn mempunyai dua
promotor (P1 dan P2 ) yang dipisahkan oleh 109-119 pb, ruas pengawal, ruas ruas gen ketiga
rRNA serta luas penyelang antar gen. Strutur operon tersebut adalah ss: P1-P2 pengawal- gen
rRNA 16S- penyelang gen rRNA23S gen rRNA5S terminator. Pada ruas penyelang anatr
gen terdapat satu atau dua gen tRNA: juga kadang kadang ter dapat satu atau dua gen tRNA
sebagai ruas pengiring yang terletak diantara gen rRNA 5S dengan terminator, misalnya pada
operon rrnD dan rrnh.
Masing masing operon tersebut akan ditranskripsikan kedalam satu molekul pra-rRNA
atau rRNA 30S, yang selanjutnya akan mengalami proses pascatranskripsi menghasilkan ketiga
rRNA matang. Dalam proses pascatranskripsi enzim endoribonuklease, rRNA III, akan
melakukan pemotongan rantai nukleotida rRNA 30S, menjadi tiga molekul rRNA dan tRNA.
Enzim ini dapat mengenali dengan tepat situs tempat pemotongan yaitu terletak pada bagian ruas
yang berpasangan membentuk utas ganda. Rnase III akan memisahkan rRNA 16S dari ruas
pengawal dan ruas penyelang: rRNA 23S dari ruas penyelang dan rRNA 5S. Diduga terdapat
endonuklease lain yang ikud berperan memisahkan rRNA 5S ruas pengiring atau terminator

TRANSLASI
Pengertian Trasnlasi
Translasi adalah proses penerjemahan urutan nukleotida/kode-kode genetik yang ada
pada molekul mRNA menjadi urutan rangkaian asam-asam amino yang menyusun suatu
polipeptida atau protein.
Merupakan proses penerjemahan urutan nukleotida yang ada pada molekul mRNA
menjadi rangkaian asam-asam amino yang menyusun suatu polipeptida atau protein.Transkripsi
dan Translasi merupakan dua proses utama yang menghubungkan gen ke protein.Translasi hanya

terjadi pada molekul mRNA, sedangkan rRNA dan tRNA tidak ditranslasi.Molekul mRNA yang
merupakan salinan urutan DNA menyusun suatu gen dalam bentuk kerangka baca
terbuka.mRNA membawa informasi urutan asam amino.
Pada proses translasi hanya molekul mRNA yang ditranslasi, sedangkan rRNA dan tRNA
tidak ditranslasi, yaitu dilakukan secara hampir serentak dengan proses transkripsi, artinya
sebelum transkripsi selesai maka proses translasi sudah dimulai. Hal ini disebabkan oleh
perbedaan dalam hal struktur sel prokaryot sangat sederhana dan belum ada pembagian ruang
sehingga molekul DNA genom berada di dalam sitoplasma bersama-sama dengan komponen sel
yang lain. Dengan demikian, molekul mRNA hasil transkripsi dapat langsung melakukan kontak
dengan ribosom sebelum untaian mRNA tersebut selesai disintesis.
Translasi dapat berlangsung memerlukan 3 komponen:
1. Molekul mRNA yang merupakan transkrip (salinan) urutan DNA yang menyusun suatu
gen dalam bentuk ORF (open reading frame / kerangka baca terbuka), didalamnya
terdapat rangkaian kodon-kodon yang akan diterjemahkan.
2. Molekul tRNAyang merupakan pembawa asam-asam amino yang akan disambungkan
menjadi rantai polipeptida, tRNA sebagai penterjemah, yang membawa antikodon.
3. Ribosom yang merupakan tempat penterjemahan berlangsung/proses translasi, disusun
oleh molekul rRNA dan beberapa macam protein, ribosom tersebar diseluruh bagian sel
ORF dicirikan oleh:
1. Kodon inisiasi translasi, yaitu urutan ATG (pada DNA) atau AUG (pada mRNA).
2. Terdapat serangkaian urutan nukleotida yang menyusun banyak kodon yang dibaca tiap
tiga nukleotida sebagai satu kodon untuk satu asam amino, dan pembacaan dimulai dari
urutan kodon metionin (ATG pada DNA atau AUG pada mRNA).
3. Kodon terminasi translasi, yaitu TAA (UAA pada mRNA), TAG (UAG pada mRNA),
atau TGA (UGA pada mRNA)
Translasi, atau pada hakekatnya sintesis protein, berlangsung di dalam ribosom, suatu
struktur organel yang banyak terdapat di dalam sitoplasma. Ribosom terdiri atas dua subunit,
besar dan kecil, yang akan menyatu selama inisiasi translasi dan terpisah ketika translasi telah

selesai. Ukuran ribosom sering dinyatakan atas dasar laju pengendapannya selama sentrifugasi
sebagai satuan yang disebut satuan Svedberg (S).
Pada jasad prokaryot, subunit kecil mempunyai koefisien sedimentasi sebesar 30S sedangkan
subunit besar berukuran 50S, tetapi pada saat kedua unit tersebut bergabung koefisien
sedimentasinya adalah 70S, sedangkan pada jasad eukaryot, subunit kecil berukuran 40S,
sedangkan subunit besar berukuran 60S, tetapi pada saat kedua unit tersebut bergabung koefisien
sedimentasinya adalah 80S.
Tiap ribosom mempunyai dua tempat pengikatan tRNA, yang masing-masing dinamakan
tempat aminoasil (tempat A) dan tempat peptidil (tempat P). Molekul aminoasil-tRNA yang baru
memasuki ribosom akan terikat ditempat A, sedangkan molekul tRNA yang membawa rantai
polipeptida yang sedang diperpanjang terikat ditempat P. Gambaran penting sintesis protein
adalah bahwa proses ini berlangsung dengan arah tertentu sebagai berikut. Molekul mRNA
ditranslasi dengan arah 5 3, tetapi tidak dari ujung 5 hingga ujung 3.Polipeptida disintesis
dari ujung amino ke ujung karboksil dengan menambahkan asam-asam amino satu demi satu ke
ujung karboksil.Sebagai contoh,sintesis protein yang mempunyai urutan NH2 - Met - Pro - Gly Ser-COOH pasti dimulai dengan metionin dan diakhiri dengan serin.
Proses Translasi
Proses translasi berupa penerjemahan kodon atau urutan nukleotida yang terdiri atas tiga
nukleotida berurutan yang menyandi suatu asam amino tertentu. Kodon pada mRNA akan
berpasangan denganantikodon yang ada pada tRNA. Setiap tRNA mempunyai antikodon yang
spesifik.Tiga nukleotida di anti kodon tRNA saling berpasangan dengan tiga nukleotida dalam
kodon mRNA menyandi asam amino tertentu. Proses translasi dirangkum dalam tiga tahap, yaitu
inisiasi, elongasi (pemanjangan) dan terminasi (penyelesaian). Translasi pada mRNA dimulai
pada kodon pertama atau kodon inisiasi translasi berupa ATG pada DNA atau AUG pada
RNA.Penerjemahan terjadi dari urutan basa molekul (yang juga menyusun kodon-kodon setiap
tiga urutan basa) mRNA ke dalam urutan asam amino polipeptida. Banyak asam amino yang
dapat disandikan oleh lebih dari satu kodon.Tempat-tempat translsasi ini ialah ribosom, partikel
kompleks yang memfasilitasi perangkaian secara teratur asam amino menjadi rantai polipeptida.
Asam amino yang akan dirangkaikan dengan asam amino lainnya dibawa oleh tRNA. Setiap

asam amino akan dibawa oleh tRNA yang spesifik ke dalam kompleks mRNA-ribosom.Pada
proses pemanjangan ribosom akan bergerak terus dari arah 5'3P ke arah 3'OH sepanjang mRNA
sambil merangkaikan asam-asam amino. Proses penyelesaian ditandai denga bertemunya
ribosom dengan kodon akhir pada mRNA.
Mekanisme translasi atau sintesis protein secara skema garis besar.Sebuah molekul
mRNA akan terikat pada permukaan ribosom yang kedua subunitnya telah bergabung.
Pengikatan ini terjadi karena pada mRNA prokariot terdapat urutan basa tertentu yang disebut
sebagai tempat pengikatan ribosom (ribosom binding site) atau urutan Shine-Dalgarno.
Sementara itu, pada eukariot pengikatan ribosom dilakukan oleh ujung 5 mRNA. Selanjutnya,
berbagai aminoasil-tRNA akan berdatangan satu demi satu ke kompleks ribosom-mRNA ini
dengan urutan sesuai dengan antikodon dan asam amino yang dibawanya. Urutan ini ditentukan
oleh urutan triplet kodon pada mRNA.Ikatan peptida terbentuk di antara asam-asam amino yang
terangkai menjadi rantai polipeptida di tapak P ribosom.Penggabungan asam-asam amino terjadi
karena gugus amino pada asam amino yang baru masuk berikatan dengan gugus karboksil pada
asam amino yang terdapat pada rantai polipeptida yang sedang diperpanjang.
Translasi prokariot dan eukariot
Walaupun mekanisme dasar trskripsi dan translasi serupa untuk prokariot dan eukariot,
terdapat suatu perbedaan dalam aliran informasi genetik di dalam sel tersebut.Karena bakteri
tidak memiliki nukleus (inti sel), DNA-nya tidak terdegradasi dari ribosom dan perlengkapan
pensintesis protein lainnya. Transkripsi dan translasi dipasangkan dengan ribosom menempel
pada ujung depan molekul mRNA sewaktu transkripsi masih terus berlangsung. Pengikatan
ribosom ke mRNA membutuhkan situs yang spesifik. Sebaliknya, dalam sel eukariot selubung
nukleus atau membran inti memisahkan transkripsi dari translasi dalam ruang dan waktu.
Transkripsi terjadi di dalam inti sel dan mRNA dikirim ke sitoplasma tempat translasi terjadi.
Tahap-tahap Translasi
Pada prokariota yang terdiri dari satu ruang, proses transkripsi dan translasi terjadi
bersama-sama. Translasi merupakan proses penerjemahan kodon-kodon pada mRNA menjadi
polipeptida. Dalam proses translasi, kode genetic merupakan aturan yang penting. Dalam kode

genetic, urutan nukleotida mRNA dibawa dalam gugus tiga - tiga.Setiap gugus tiga disebut
kodon.Dalam translasi, kodon dikenali oleh lengan antikodon yang terdapat pada tRNA.
Mekanisme translasi adalah:
1. Inisiasi
Proses ini dimulai dari menempelnya ribosom sub unit kecil ke mRNA. Penempelan
terjadi pada tempat tertentu yaitu pada 5-AGGAGGU-3, sedang pada eukariot terjadi pada
struktur tudung (7mGpppNpN).Selanjutnya ribosom bergeser ke arah 3 sampai bertemu dengan
kodon AUG. Kodon ini menjadi kodon awal.Asam amino yang dibawa oleh tRNA awal adalah
metionin.Metionin adalah asam amino yang disandi oleh AUG. pada bakteri, metionin diubah
menjadi Nformil metionin.Struktur gabungan antara mRNA, ribosom sub unit kecil dan tRNANformil metionin disebut kompleks inisiasi. Pada eukariot, kompleks inisiasi terbentuk dengan
cara yang lebih rumit yang melibatkan banyak protein initiation factor.
2. Elongasi
Tahap selanjutnya adalah penempelan sub unit besar pada sub unit kecil menghasilkan dua
tempat yang terpisah. Tempat pertama adalah tempat P yang ditempati oleh tRNA- metionin.
Tempat kedua adalah tempat Ayang terletak pada kodon ke dua dan kosong. Proses elongasi
terjadi saat tRNA dengan antikodon dan asam amino yang tepat masuk ke tempat A. Akibatnya
kedua tempat di ribosom terisi, lalu terjadi ikatan peptida antara kedua asam amino. Ikatan tRNA
dengan metionin lalu lepas, sehingga kedua asam amino yang berangkai berada pada tempat A.
Ribosom kemudian bergeser sehingga asam amino-asam amino-tRNA berada pada tempat P dan
tempat A menjadi kosong. Selanjutnya tRNA dengan antikodon yang tepat dengan kodon ketiga
akan masuk ke tempat A, dan proses berlanjut seperti sebelumnya.
3. Terminasi
Proses translasi akan berhenti bila tempat A bertemu kodon akhir yaitu UAA, UAG, UGA.
Kodon-kodon ini tidak memiliki tRNA yang membawa antikodon yang sesuai. Selanjutnya
masuklah release factor (RF) ke tempat A dan melepaska rantai polipeptida yang terbentuk dari
tRNA yang terakhir. Kemudian ribosom berubah menjadi sub unit kecil dan besar.

Perbedaan Proses Translasi Eukariot dan Prokariot yaitu :


Translasi adalah proses sintesis polipeptida spesifik berdasarkan sandi genetika pada mRNA.
Proses ini adalah bagian kedua dari tahapan biosintesis protein setelah proses transkripsi.
Translasi melibatkan ribosom sebagai tempat penggabungan asam amino-asam amino menjadi
polipeptida dan tRNA sebagai pembawa asam amino ke ribosom dan penerjemah sandi
genetika mRNA. Antibiotika dapat menghambat atau menghentikan proses translasi pada
biosintesis protein, contohnya antibiotika anisomycin, cycloheximide, chloramphenicol,
antetracycline. Translasi sangat berhubungan dengan proses transkripsi, karena kedua tahap
tersebut merupakan tahap dalam sinteseis protein dalam sel.
Mekanisme dasar translasi serupa untuk prokariot dan eukariot, Secara Umum Proses
translasi berupa penerjemahan kodon atau urutan nukleotida yang terdiri atas tiga nukleotida
berurutan yang menyandi suatu asam amino tertentu. Kodon pada mRNA akan berpasangan
dengan antikodon yang ada pada tRNA. Setiap tRNA mempunyai antikodon yang spesifik. Tiga
nukleotida di anti kodon tRNA saling berpasangan dengan tiga nukleotida dalam kodon mRNA
menyandi asam amino tertentu. Proses translasi dirangkum dalam tiga tahap, yaitu inisiasi,
elongasi (pemanjangan) dan terminasi (penyelesaian). Translasi pada mRNA dimulai pada kodon
pertama atau kodon inisiasi translasi berupa ATG pada DNA atau AUG pada RNA.
Penerjemahan terjadi dari urutan basa molekul (yang juga menyusun kodon-kodon setiap tiga
urutan basa) mRNA ke dalam urutan asam amino polipeptida. Banyak asam amino yang dapat
disandikan oleh lebih dari satu kodon. Tempat-tempat translsasi ini ialah ribosom, partikel
kompleks yang memfasilitasi perangkaian secara teratur asam amino menjadi rantai polipeptida.
Asam amino yang akan dirangkaikan dengan asam amino lainnya dibawa oleh tRNA. Setiap
asam amino akan dibawa oleh tRNA yang spesifik ke dalam kompleks mRNA-ribosom. Pada
proses pemanjangan ribosom akan bergerak terus dari arah 53P ke arah 3OH sepanjang mRNA
sambil merangkaikan asam-asam amino. Proses penyelesaian ditandai denga bertemunya
ribosom dengan kodon akhir pada mRNA. Walaupun mekanisme dasar trskripsi dan translasi
serupa untuk prokariot dan eukariot, terdapat suatu perbedaan dalam aliran informasi genetik di
dalam sel tersebut.

Translasi pada prokariot


Pada prokariot, translasi terjadi sebelum transkripsi sepenuhnya dirampungkan. Hal ini
dimungkinkan karena pada prokariot molekul mRNA di translasikan berdasarkan arah dari ujung
5` ke ujung 3`. Selain dari itu, pada prokariot tidak terdapat membran inti, sehingga tidak ada
yang memisahkan transkripsi dan translasi (sebagaimana yang Terjadi pada eukariot) sehingga
translasi dapat segera dilakukan.
Translasi pada eukariot
Pada eukariot transkripsi terjadi tidak bersamaan dengan translasi. Dengan adanya
membran inti, pada eukariot dapat dibedakan tempat terjadinya transkripsi dan translasi,
transkripsi terjadi di dalam inti sedang translasi terjadi di sitoplasma. Waktunya pun tidak dapat
terjadi secara bersamaan, sebab sebelum dapat melakukan translasi, harus merampungkan
terlebih dahulu proses transkripsi. Proses transkripsi dan translasi pada eukariotpun lebih
kompleks daripada prokariot.
mRNA pada eukariot berasal dari transkrip gen primer yang melalui beberapa proses, yaitu:

Pembelahan sebagian besar mRNA prekursor (pre-mRNAs) menjadi molekul mRNA


yang lebih kecil.

Penambahan kelompok 7-methyl guanosin (mRNA caps) pada ujung 5 molekul.

Penambahan kira-kira 200 nukleotida panjang yang merupakan urutan nukleotida


adenilet (poly-A tails) pada ujung 3 molekul.

Melengkapi formasi atau susunan dengan protein yang spesifik.

Masing-masing gen transkrip dapat melakukan beberapa atau seluruh tipe proses tersebut.
Tugas Ribosome di Sintesis Protein:

Ribosom mengkoordinasikan sintesis protein oleh menempatkan mRNA

Komponen ribosom, termasuk rRNAs, catalyze suatu chemical reaksi yang terjadi selama
translasi. Untuk eukariotik mempunyai koefisien pengendapan 80 s, dan 70 s. Masingmasing ribosom terdiri dari 2 sub kesatuan eukaryotik 60 s dan 40 s , bakteri 50 s dan 30

s, sub kesatuan rRNA eukariotik (28 s, 5,8 s, dan 5 s) dan bakteri (23 s, 5 s),sub satuan
terkecil berisi r RNA tunggal 18 s r RNA untuk eukariotik 16 sRNA untuk prokariot.
Proses selama translasi pada eukariotik dan proksriot : inisiasi , elongasi, terminasi.

Inisiasi Pada Translasi

Perbedaan utama antara permulaan translasi eukariot dan prikariot adalah, pada prokariot
yang kompleks permulaan tranlasi terjadi secara langsung di permulaan codon, titik di mana
sintesis protein akan mulai, sedangkan eukariot memakai proses tak langsung untuk menemukan
permulaan titik. Fungsi faktor tranlasi prokariot: faktor inisiasi, elongasi, release.

Elongasi Pada Translasi

Elongasi pada eukariotik dan prokariotik, frameshifting terjadi selama elongasi,dan


terjadi secara acak karena polipeptida bersatu setelah frameshift mempunyai urutan
asam amino yang salah.

Terminasi Pada Translasi

Sintese Protein berakhir ketika salah satu dari ke tiga penghentian codon dicapai. Suatu
lokasi tidak dimasukkan oleh suatu tRNA tetapi oleh suatu protein yang melepaskanvfaktor.
Prokariot mempunyai tiga faktor pelepasan : RF-1 yang mengenali penghentian codon 5-UAA3 dan 5-UAG-3, RF-2 yang mengenali 5-UAA-3 dan 5-UGA-3, dan RF-3 yang
merangsang pelepasan RF1 dan RF2 dari ribosome setelah penghentian, di dalam suatu reaksi
yang menuntut energi dari hidrolisis GTP. Eukaryotes hanya mempunyai dua faktor pelepasan
eRf-1, yang mengenali penghentian codon, dan eRF-3, yang mungkin berperan sama
Secara garis besar translasi pada eukariot sama dengan translasi pada prokariot,
perbedaannya hanya pada beberapa hal saja, misalnya, kelompok protein dari methyonil-dRNAi
Afet tidak dibentuk dan sebagian besar mRNA eukariot dipelajari untuk memperoleh
monogenik.

You might also like