Professional Documents
Culture Documents
DI SUSUN OLEH :
NAMA : NUR FAZRI
NIM : F16112012
Hari/Tanggal
Paraf Dosen
Rabu, 19 November
20114
TRANSKRIPSI
Pengertian Transkripsi
Transkripsi merupakan pembentukan/sintesis RNA dari salah satu rantai DNA, sehingga
terjadi proses pemindahan informasi genetik dari DNA ke RNA. Fungsi ini disebut fungsi
heterokatalis DNA karena DNA mampu mensintesis senyawa lain yaitu RNA. Sebuah rantai
DNA digunakan untuk mencetak rantai tunggal mRNA dengan bantuan enzim polimerase.
Enzim tersebut menempel pada kodon permulaan, umumnya adalah kodon untuk asam amino
metionin. Pertama-tama, ikatan hidrogen di bagian DNA yang disalin terbuka. Akibatnya, dua
utas DNA berpisah. Salah satu polinukleotida berfungsi sebagai pencetak atau sense, yang lain
sebagai gen atau antisense. Misalnya pencetak memiliki urutan basa G-A-G-A-C-T, dan yang
berfungsi sebagai gen memiliki urutan basa komplemen C-T-C-T-G-A. Karena pencetaknya GA-G-A-C-T, maka RNA hasil cetakannya C-U-C-U-G-A. Jadi, RNA C-U-C-U-G-A merupakan
hasil kopian dari DNA C-T-C-T-G-A (gen), dan merupakan komplemen dari pencetak.
Transkripsi DNA akan menghasilkan mRNA (messenger RNA). Pada organisme
eukariot, mRNA yang dihasilkan itu tidak langsung dapat berfungsi dalam sintesis polipeptida,
sebab masih mengandung segmen-segmen yang tidak berfungsi yang disebut intron. Sedangkan
segmen-segmen yang berfungsi untuk sintesis protein disebut ekson. Di dalam nukleus terjadi
pematangan/pemasakan mRNA yaitu dengan jalan melepaskan segmen-segmen intron dan
merangkaikan segmen-segmen ekson. Gabungan segmen-segmen ekson membentuk satu
rantai/utas mRNA yang mengandung sejumlah kodon untuk penyusunan polipeptida. Rantai
mRNA ini dikenal sebagai sistron.
Prinsip Dasar Transkripsi
Fungsi dasar yang harus dijalankan oleh DNA sebagai materi genetik adalah fungsi
fenotipik. Artinya, DNA harus mampu mengatur pertumbuhan dan diferensiasi individu
organisme sehingga dihasilkan suatu fenotipe tertentu. Fungsi ini dilaksanakan melalui ekspresi
gen, yang tahap pertamanya adalah proses transkripsi, yaitu perubahan urutan basa molekul
DNA menjadi urutan basa molekul RNA. Dengan perkataan lain, transkripsi merupakan proses
sintesis RNA menggunakan salah satu untai molekul DNA sebagai cetakan (templat)nya.
Transkripsi mempunyai ciri-ciri kimiawi yang serupa dengan sintesis/replikasi DNA, yaitu
1. Adanya sumber basa nitrogen berupa nukleosida trifosfat. Bedanya dengan sumber basa
untuk sintesis DNA hanyalah pada molekul gula pentosanya yang tidak berupa
deoksiribosa tetapi ribosa dan tidak adanya basa timin tetapi digantikan oleh urasil. Jadi,
keempat nukleosida trifosfat yang diperlukan adalah adenosin trifosfat (ATP), guanosin
trifosfat (GTP), sitidin trifosfat (CTP), dan uridin trifosfat (UTP).
2. Adanya untai molekul DNA sebagai cetakan. Dalam hal ini hanya salah satu di antara
kedua untai DNA yang akan berfungsi sebagai cetakan bagi sintesis molekul RNA. Untai
DNA ini mempunyai urutan basa yang komplementer dengan urutan basa RNA hasil
transkripsinya, dan disebut sebagai pita antisens. Sementara itu, untai DNA pasangannya,
yang mempunyai urutan basa sama dengan urutan basa RNA, disebut sebagai pita sens.
Meskipun demikian, sebenarnya transkripsi pada umumnya tidak terjadi pada urutan basa
di sepanjang salah satu untai DNA. Jadi, bisa saja urutan basa yang ditranskripsi terdapat
berselang-seling di antara kedua untai DNA.
3. Sintesis berlangsung dengan arah 5 3 seperti halnya arah sintesis DNA.
4. Gugus 3- OH pada suatu nukleotida bereaksi dengan gugus 5- trifosfat pada nukleotida
berikutnya menghasilkan ikatan fosofodiester dengan membebaskan dua atom pirofosfat
anorganik (PPi). Reaksi ini jelas sama dengan reaksi polimerisasi DNA. Hanya saja
enzim yang bekerja bukannya DNA polimerase, melainkan RNA polimerase. Perbedaan
yang sangat nyata di antara kedua enzim ini terletak pada kemampuan enzim RNA
polimerase untuk melakukan inisiasi sintesis RNA tanpa adanya molekul primer.
Proses Transkripsi
Secara garis besar transkripsi berlangsung dalam empat tahap, yaitu , inisiasi, elongasi, dan
teminasi.
Gambar 1.
Berdasarkan gambar di atas, proses transkripsi pada prokaryotik terdiri atas 3 tahapan utama,
yaitu inisiasi, elongasi dan terminasi.
1. Inisiasi Transkripsi
Terdapat empat langkah inisiasi pada transkripsi yaitu:
1. Pembentukan kompleks promoter tertutup, yaitu RNA polymerase holoenzim menempel
pada DNA bagian promoter suatu gen. Dalam hal ini subunit s yang menempel pada
RNA Polimerase berperanan dalam menemukan bagian promoter suatu gen. Pada awal
penempelan, RNA polymerase masih belum terikat secara kuat dan struktur promoter
masih dalam keadaan tertutup (closed promoter complex).
2. Pembentukan kompleks promoter terbuka, RNA polymerase terikat secara kuat dan
ikatan hydrogen molekul DNA pada bagian promoter mulai terbuka membentuk struktur
berulang-balik yang dapat membentuk lengkungan (loop), tetapi tidak ada rangkaian basa
T seperti pada daerah terminator yang tidak melibatkan faktor rho. Faktor rho diduga ikut
terikat pada transkrip dan mengikuti pergerakan RNA polymerase sampai akhirnya RNA
polymerase berhenti pada daerah terminator yaitu sesaat setelah menyinstesis lengkungan
RNA. Selanjutnya, faktor rho menyebabkan distabiliasi ikatan RNA-DNA sehingga
transkrip RNA terlepas dari DNA cetakan.
Transkripsi pada Eukaryotik
Secara umum mekanisme transkripsi eukaryotik serupa dengan transkripsi pada
prokaryotik. Di mana proses transkripsi diawali (diinisiasi) oleh proses penempelan faktor-faktor
transkripsi dan kompleks enzim RNA polymerase pada daerah promoter. Namun demikian, pada
eukryotik RNA polymerase tidak menempel secara langsung pada DNA di daerah promoter,
melainkan melalui perantaraan protein-protein lain yang disebut faktor transkripsi (transcription
factor, TF). Faktor transkripsi dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:
1. Faktor transkripsi umum, mengarahkan RNA polymerase ke promoter dan menghasilkan
transkripsi pada aras dasar (basal level).
2. Faktor transkripsi khusus, pengaturan transkripsi yang lebih spesifik untuk suatu gen.
Setelah faktor-faktor transkripsi umum dan RNA polymerase menempel pada promoter,
selanjutnya
akan
terjadi
pembentukan
kompleks
promoter
terbuka
(open
promoter
complex).Transkripsi dimulai pada titik aawal transkripsi (RNA initiation, RIS) yang terletak
beberapa nukleotida sebelum urutan kodon awal ATG.
Selain itu, pada eukaryotic terdapat tiga kelas gen, yaitu gen kelas I, kelas II, dan kelas II
yang masing-masing dikatalisis oleh RNA polymerase dan faktro transkripsi yang berbeda.
Dalam penjelasan proses transkripsi eukaryotic ini, hanya akan menjelaskan proses transkripsi
pada gen II.
Proses transkripsi pada eukaryotic pada gen II dapat ditunjukkan pada gambar di bawah ini:
Gambar 2.
Berdasarkan gambar di atas proses transkripsi pada eukaryotic terdiri atas 3 tahapan, yaitu
inisiasi, elongasi dan terminasi.
1. Inisiasi Transkripsi
Transkripsi gen kelas II dilakukan oleh RNA polymerase II yang dibantu oleh beberapa factor
transkripsi umum.
Membentuk kompleks pra-inisiasi yang akan segera mengawali trasnkripsi jika ada
nukleotida.
Proses pengenalan promoter diarahkan oleh ikatan TFIID dengan kotak TATA,
sedangkan TFIIA meningkatkan daya ikat TFIID dengan kotak TATA.
RNA polymerase dan TFIIH menutupi daerah promoter mulai dari posisi -34 sampai +17.
TBP, TFIIB, TFIIF dan RNA polymerase II, membentuk kompleks inisiasi sehingga
terjadi pembukaan DNA secara local dan pembentukan ikatan fosfodiester pertama.
TFIIE dan TFIIH melakukan proses pelepasan dari promoter dengan dikatalisis oleh
DNA helikase sehingga DNA pada daerah promoter terbuka. Di mana DNA dipuntir
pada daerah hilir dari bagian yang berikatan dengan faktor transkripsi yang lain dan
membentuk gelembung transkripsi. Transkripsi dimulai dan bergerak ke arah hilir
sepanjang 10-12 nukleotida.
Fosforilasi RNA polymerase II oleh faktor TFIIH menjadi bentuk IIO, menyebabkan
ikatan antara CTD dengan TBP menjadi lemah, sehingga terjadi perubahan konformasi
kompleks inisiasi menjadi bentuk yang siap melakukan pemanjangan transkrip.
2. Elongasi Transkripsi
Pada dasarnya, proses pemanjangan transkripsi pada eukaryotic sama pada prokaryotic, namun
terdapat hal-hal spesifik yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pemanjangan dilakukan oleh RNA polymerase dengan distimulasi oleh faktor TFIIS dan
TFIIF.
2. Aktivitas RNA polymerase dalam proses transkripsi tidak selalu dalam keadaan tetap ,
kadang-kadang terjadi jeda pada suatu daerah yang disebut sisi jeda (pausing site). TFIIS
berperan dalam mengurangi waktu jeda proses transkripsi pada sisi DNA yang cukup
panjang, sedangkan TFIIF mengurangi waktu jeda pada daerah DNA yang acak.
3. Proses pemanjangan transkrip akan berjalan sampai RNA polymerase II mencapai daerah
terminator.
3. Terminasi Transkripsi
Terminasi transkripsi dapat terjadi karena adanya aktivitas fosfatase yang spesifik untuk
CTD sehingga mengembalikan RNA polymerase II menjadi bentuk yang tidak dapat mengalami
fosforilasi. Dalam keadaan tidak mengalami fosforilasi, RNA polymerase II dapat digunakan lagi
dalam proses transkripsi berikutnya (RNA polymerase cycling). Dalam hal ini berbeda pada
prokaryotic karena pada eukaryotik tidak ada struktur stem loop pada proses terminasi.
a. Jenis RNA Hasil Transkripsi
RNA dibedakan menjadi dua kelompok utama yaitu RNA genetik dan RNA non-genetik.
1. RNA genetik
RNA genetik memiliki fungsi yang sama dengan DNA, yaitu sebagai pembawa
keterangan genetik. RNA genetik hanya ditemukan pada makhluk hidup tertentu yang tidak
memiliki DNA, misalnya virus.Ketika virus ini menyerang sel hidup, RNA yang dibawanya
masuk ke sitoplasma sel korban, yang kemudian ditranslasi oleh sel inang untuk menghasilkan
virus-virus baru. Dalam hal ini fungsi RNA menjadi sama dengan DNA, baik sebagai materi
genetik maupun dalam mengatur aktivitas sel.
2. RNA non-genetik
RNA non-genetik tidak berperan sebagai pembawa keterangan genetik sehingga RNA
jenis ini hanya dimiliki oleh makhluk hidup yang juga memiliki DNA.
Berdasarkan letak dan fungsinya, RNA non-genetik dibedakan menjadi mRNA, tRNA, dan
rRNA.
protein dan mengangkutnya ke ribosom. Bagian RNAt yang berhubungan dengan kodon RNAd
dinamakan antikodon.
3) rRNA (ribosomal RNA) atau RNAr (RNa ribosomal)
RNA ini disebut ribosomal RNA karena terdapat di ribosom meskipun dibuat di dalam
nukleus.RNAr bersama protein membentuk ribosom, ialah benda-benda berbentuk butir-butir
halus di dalam sitoplasma.Lebih dari 80% RNA merupakan RNAr.Ribosom bertindak sebagai
mesin perakit dalam sintesis protein yang bergerak ke satu arah sepanjang RNAd.Di dalam
ribosom, molekul RNAr ini mencapai 30-46%.
Dalam peran ini, RNA diproduksi sebagai salinan kode urutan basa nitrogen DNA dalam
proses transkripsi. Kode urutan basa ini tersusun dalam bentuk triplet, tiga urutan basa N, yang
dikenal dengan nama kodon. Setiap kodon berelasi dengan satu asam amino (atau kode untuk
berhenti), monomer yang menyusun protein.
inti.berarti dalam selang waktu antara transkripsi dengan translasi terjadi proses pascatranskripsi
yang merubah RNA hasil transkripsi menjadi mRNA matang. Perbedaan antara RNA hasil
transkripsi dengan mRNA matang dipelajai dengan percobaan hybrid anatra mRNA dengan
DNA yang menyandikannya, dan terbukti bahwa mRNA lebih pendek dari ruas penyandi yang
terdapat pada DNA.Hal ini ditafsirkan bahwa telah terjadi pemenggalan terhadap bagian tertentu
RNA. Dalam transkripsi eukariotik mula mula disintesis pra- mRNA yang besar, disebut
hnRNA( Heterogenus nuclear RNA ) yang didalam nya terkandung bagian intron , ruas ruas
yang akan dibuang, dan bagian ekson, yaitu ruas yang akan dipakai menyusun mRNA.
Dalam proses pascatranskripsi mRNA akan menjadi tiga kegiatan yaitu
1. Pemasangan tudung,
Pemberian topi ini dilaksanakan segera setelah transkripsi dimulai, dilakukan oleh enzim
gunili- transferase, dengan menambahkan guanosin pada ujung 5 triposfat dengan posisi 5 5
yang dilanjutkan dengan penambahan gugus metal pada N7 dari guanine nukleotida yang
ditambahkan tersebut.
Jenis tudung yang baru dijelaskan diatas disebut tudung tipe- O. Pada jenis lain yaitu tipe -1
selain penambahan tudung tipe-O terjadi penambahan gugus metal pada o2 ribosa nukleotida
pertama pada ujung 5. bila nukleotida itu mengandung adenine juga terjadi penambahan metal
pada n6 basa tersebut. Pada tudung tipe-2 , sebagai tambahan tipe-1 terjadi penambahan metal
pada O2 nukleotida kedua dari ujung 5. keliahatannya eukariot bersel tunggal hanya
mengandung tudung tipe-O , sedangkan pada eukariotik lainnya yang lebih dominant adalah
tudung tipe-1. tudung pada ujung 5 meningkatkan proses penterjemahan, dengan cara
pembentukan kompleks inisiasi penterjemahan. Suatu protein yang dapat menempel pada tudung
yaitu CBP ( Cap Binding Protein(s)) merupakan factor yang berperan dalam proses ekspresi gen
2. Penambahan ekor Poliadenil (Poli A )
Sebagian besar mRNA eukariot mempunyai ruas poli (A) pada ujung 3. Sekitar 200
nukleotida berbasa adenine ditambahkan pada ujung 3-OH hasil transkripsi primer oleh
polymerase- poli(A) ini masih belum diketahui. Mungkin berpengaruh terhadap kestabilan
molekul RNA didalam sitoplasma tetapi beberapa mRNA tidak mengandung poli (A) pada ujung
3 sebagai contoh mRNA yang menyandikan protein histon..
3. Pemenggalan intron
Hampir semua gen penyandi mRNA eukariot merupaka gen penggal, yaitu grn yang
mengandung satu atau banyak penyelang (intron) yang walaupun ditranskripsikan menjadi
praRNA ( hnRNA) kemudian akan hilang menjadi mRNA yang sudah matang. Ruas ruas yang
ditranskripsikan sampai kedalam mRNA matang disebut ekson.Adanya ekson dan intron
diperlihatkan melalui hybrid mRNA dan DNA penyandi, maka tidak semua bagian ruas DNA
penyandi berpasangan dengan mRNA. Bagian bagian yang tigak berpasangan ditafsirkan sebagai
ruas penyelang( intron) yang ditranskripsikan kedalam hnRNA, tetapi kemudian dalam proses
pascatranskripsi dipenggal dan dibuang. Bagian bagian DNA yang berpasangan dengan mRNA
adalah bagian ekson, yaitu yang ditranskripsikan kedalam mRNA dan terus dipellihara menjadi
mRNA.
Proses pemenggalan intron berlangsung meleui pembentukan lariat, yaitu suatu percabangan
berbentuk cincin berekor
Secara umum intron mRNA yang mengandung tiga unsure kondensus yaitu GU pada
ujung 5 nya, AG pada ujung 3 dan runtunan basa PyPyPuAPy dekat ujung 3 pada gambar 2
diatas. Runtunan ini mungkin berbeda beda pada berbagai organisme, tetapi seluruh intron
mengandung GT pada ujung 5 dan AT pada ujung 3, sehingga disebut aturan GT-AG (atau GUAG pada RNA) serta TACTAAC menempati kotak PyPyPuAPy. Pemenggalan intron akan
menghasilakan ujung G5 pada intron dan pada ujung -3 ekson (ujung donor) . Ujung G tersebut
kemudian akan membentuk ikatan 5-2 fosfodiester dengan salah satu adenosin pada kotak
TACAAC, sehingga terbentuk struktur cincin berekor yang disebut lariat. Terakhir akan
dilakukan pemengglan pada ujung-3 intron dan menghasilkan ujung 5 ekson yang terdapat dihilir
intron tersebut, yang disebut ujung penerima. Kemudian dua ujung ekson yang telah terbentuk
ujung donor dan ujung penerima disambungkan terbentuk mRNA matang.
TRANSLASI
Pengertian Trasnlasi
Translasi adalah proses penerjemahan urutan nukleotida/kode-kode genetik yang ada
pada molekul mRNA menjadi urutan rangkaian asam-asam amino yang menyusun suatu
polipeptida atau protein.
Merupakan proses penerjemahan urutan nukleotida yang ada pada molekul mRNA
menjadi rangkaian asam-asam amino yang menyusun suatu polipeptida atau protein.Transkripsi
dan Translasi merupakan dua proses utama yang menghubungkan gen ke protein.Translasi hanya
terjadi pada molekul mRNA, sedangkan rRNA dan tRNA tidak ditranslasi.Molekul mRNA yang
merupakan salinan urutan DNA menyusun suatu gen dalam bentuk kerangka baca
terbuka.mRNA membawa informasi urutan asam amino.
Pada proses translasi hanya molekul mRNA yang ditranslasi, sedangkan rRNA dan tRNA
tidak ditranslasi, yaitu dilakukan secara hampir serentak dengan proses transkripsi, artinya
sebelum transkripsi selesai maka proses translasi sudah dimulai. Hal ini disebabkan oleh
perbedaan dalam hal struktur sel prokaryot sangat sederhana dan belum ada pembagian ruang
sehingga molekul DNA genom berada di dalam sitoplasma bersama-sama dengan komponen sel
yang lain. Dengan demikian, molekul mRNA hasil transkripsi dapat langsung melakukan kontak
dengan ribosom sebelum untaian mRNA tersebut selesai disintesis.
Translasi dapat berlangsung memerlukan 3 komponen:
1. Molekul mRNA yang merupakan transkrip (salinan) urutan DNA yang menyusun suatu
gen dalam bentuk ORF (open reading frame / kerangka baca terbuka), didalamnya
terdapat rangkaian kodon-kodon yang akan diterjemahkan.
2. Molekul tRNAyang merupakan pembawa asam-asam amino yang akan disambungkan
menjadi rantai polipeptida, tRNA sebagai penterjemah, yang membawa antikodon.
3. Ribosom yang merupakan tempat penterjemahan berlangsung/proses translasi, disusun
oleh molekul rRNA dan beberapa macam protein, ribosom tersebar diseluruh bagian sel
ORF dicirikan oleh:
1. Kodon inisiasi translasi, yaitu urutan ATG (pada DNA) atau AUG (pada mRNA).
2. Terdapat serangkaian urutan nukleotida yang menyusun banyak kodon yang dibaca tiap
tiga nukleotida sebagai satu kodon untuk satu asam amino, dan pembacaan dimulai dari
urutan kodon metionin (ATG pada DNA atau AUG pada mRNA).
3. Kodon terminasi translasi, yaitu TAA (UAA pada mRNA), TAG (UAG pada mRNA),
atau TGA (UGA pada mRNA)
Translasi, atau pada hakekatnya sintesis protein, berlangsung di dalam ribosom, suatu
struktur organel yang banyak terdapat di dalam sitoplasma. Ribosom terdiri atas dua subunit,
besar dan kecil, yang akan menyatu selama inisiasi translasi dan terpisah ketika translasi telah
selesai. Ukuran ribosom sering dinyatakan atas dasar laju pengendapannya selama sentrifugasi
sebagai satuan yang disebut satuan Svedberg (S).
Pada jasad prokaryot, subunit kecil mempunyai koefisien sedimentasi sebesar 30S sedangkan
subunit besar berukuran 50S, tetapi pada saat kedua unit tersebut bergabung koefisien
sedimentasinya adalah 70S, sedangkan pada jasad eukaryot, subunit kecil berukuran 40S,
sedangkan subunit besar berukuran 60S, tetapi pada saat kedua unit tersebut bergabung koefisien
sedimentasinya adalah 80S.
Tiap ribosom mempunyai dua tempat pengikatan tRNA, yang masing-masing dinamakan
tempat aminoasil (tempat A) dan tempat peptidil (tempat P). Molekul aminoasil-tRNA yang baru
memasuki ribosom akan terikat ditempat A, sedangkan molekul tRNA yang membawa rantai
polipeptida yang sedang diperpanjang terikat ditempat P. Gambaran penting sintesis protein
adalah bahwa proses ini berlangsung dengan arah tertentu sebagai berikut. Molekul mRNA
ditranslasi dengan arah 5 3, tetapi tidak dari ujung 5 hingga ujung 3.Polipeptida disintesis
dari ujung amino ke ujung karboksil dengan menambahkan asam-asam amino satu demi satu ke
ujung karboksil.Sebagai contoh,sintesis protein yang mempunyai urutan NH2 - Met - Pro - Gly Ser-COOH pasti dimulai dengan metionin dan diakhiri dengan serin.
Proses Translasi
Proses translasi berupa penerjemahan kodon atau urutan nukleotida yang terdiri atas tiga
nukleotida berurutan yang menyandi suatu asam amino tertentu. Kodon pada mRNA akan
berpasangan denganantikodon yang ada pada tRNA. Setiap tRNA mempunyai antikodon yang
spesifik.Tiga nukleotida di anti kodon tRNA saling berpasangan dengan tiga nukleotida dalam
kodon mRNA menyandi asam amino tertentu. Proses translasi dirangkum dalam tiga tahap, yaitu
inisiasi, elongasi (pemanjangan) dan terminasi (penyelesaian). Translasi pada mRNA dimulai
pada kodon pertama atau kodon inisiasi translasi berupa ATG pada DNA atau AUG pada
RNA.Penerjemahan terjadi dari urutan basa molekul (yang juga menyusun kodon-kodon setiap
tiga urutan basa) mRNA ke dalam urutan asam amino polipeptida. Banyak asam amino yang
dapat disandikan oleh lebih dari satu kodon.Tempat-tempat translsasi ini ialah ribosom, partikel
kompleks yang memfasilitasi perangkaian secara teratur asam amino menjadi rantai polipeptida.
Asam amino yang akan dirangkaikan dengan asam amino lainnya dibawa oleh tRNA. Setiap
asam amino akan dibawa oleh tRNA yang spesifik ke dalam kompleks mRNA-ribosom.Pada
proses pemanjangan ribosom akan bergerak terus dari arah 5'3P ke arah 3'OH sepanjang mRNA
sambil merangkaikan asam-asam amino. Proses penyelesaian ditandai denga bertemunya
ribosom dengan kodon akhir pada mRNA.
Mekanisme translasi atau sintesis protein secara skema garis besar.Sebuah molekul
mRNA akan terikat pada permukaan ribosom yang kedua subunitnya telah bergabung.
Pengikatan ini terjadi karena pada mRNA prokariot terdapat urutan basa tertentu yang disebut
sebagai tempat pengikatan ribosom (ribosom binding site) atau urutan Shine-Dalgarno.
Sementara itu, pada eukariot pengikatan ribosom dilakukan oleh ujung 5 mRNA. Selanjutnya,
berbagai aminoasil-tRNA akan berdatangan satu demi satu ke kompleks ribosom-mRNA ini
dengan urutan sesuai dengan antikodon dan asam amino yang dibawanya. Urutan ini ditentukan
oleh urutan triplet kodon pada mRNA.Ikatan peptida terbentuk di antara asam-asam amino yang
terangkai menjadi rantai polipeptida di tapak P ribosom.Penggabungan asam-asam amino terjadi
karena gugus amino pada asam amino yang baru masuk berikatan dengan gugus karboksil pada
asam amino yang terdapat pada rantai polipeptida yang sedang diperpanjang.
Translasi prokariot dan eukariot
Walaupun mekanisme dasar trskripsi dan translasi serupa untuk prokariot dan eukariot,
terdapat suatu perbedaan dalam aliran informasi genetik di dalam sel tersebut.Karena bakteri
tidak memiliki nukleus (inti sel), DNA-nya tidak terdegradasi dari ribosom dan perlengkapan
pensintesis protein lainnya. Transkripsi dan translasi dipasangkan dengan ribosom menempel
pada ujung depan molekul mRNA sewaktu transkripsi masih terus berlangsung. Pengikatan
ribosom ke mRNA membutuhkan situs yang spesifik. Sebaliknya, dalam sel eukariot selubung
nukleus atau membran inti memisahkan transkripsi dari translasi dalam ruang dan waktu.
Transkripsi terjadi di dalam inti sel dan mRNA dikirim ke sitoplasma tempat translasi terjadi.
Tahap-tahap Translasi
Pada prokariota yang terdiri dari satu ruang, proses transkripsi dan translasi terjadi
bersama-sama. Translasi merupakan proses penerjemahan kodon-kodon pada mRNA menjadi
polipeptida. Dalam proses translasi, kode genetic merupakan aturan yang penting. Dalam kode
genetic, urutan nukleotida mRNA dibawa dalam gugus tiga - tiga.Setiap gugus tiga disebut
kodon.Dalam translasi, kodon dikenali oleh lengan antikodon yang terdapat pada tRNA.
Mekanisme translasi adalah:
1. Inisiasi
Proses ini dimulai dari menempelnya ribosom sub unit kecil ke mRNA. Penempelan
terjadi pada tempat tertentu yaitu pada 5-AGGAGGU-3, sedang pada eukariot terjadi pada
struktur tudung (7mGpppNpN).Selanjutnya ribosom bergeser ke arah 3 sampai bertemu dengan
kodon AUG. Kodon ini menjadi kodon awal.Asam amino yang dibawa oleh tRNA awal adalah
metionin.Metionin adalah asam amino yang disandi oleh AUG. pada bakteri, metionin diubah
menjadi Nformil metionin.Struktur gabungan antara mRNA, ribosom sub unit kecil dan tRNANformil metionin disebut kompleks inisiasi. Pada eukariot, kompleks inisiasi terbentuk dengan
cara yang lebih rumit yang melibatkan banyak protein initiation factor.
2. Elongasi
Tahap selanjutnya adalah penempelan sub unit besar pada sub unit kecil menghasilkan dua
tempat yang terpisah. Tempat pertama adalah tempat P yang ditempati oleh tRNA- metionin.
Tempat kedua adalah tempat Ayang terletak pada kodon ke dua dan kosong. Proses elongasi
terjadi saat tRNA dengan antikodon dan asam amino yang tepat masuk ke tempat A. Akibatnya
kedua tempat di ribosom terisi, lalu terjadi ikatan peptida antara kedua asam amino. Ikatan tRNA
dengan metionin lalu lepas, sehingga kedua asam amino yang berangkai berada pada tempat A.
Ribosom kemudian bergeser sehingga asam amino-asam amino-tRNA berada pada tempat P dan
tempat A menjadi kosong. Selanjutnya tRNA dengan antikodon yang tepat dengan kodon ketiga
akan masuk ke tempat A, dan proses berlanjut seperti sebelumnya.
3. Terminasi
Proses translasi akan berhenti bila tempat A bertemu kodon akhir yaitu UAA, UAG, UGA.
Kodon-kodon ini tidak memiliki tRNA yang membawa antikodon yang sesuai. Selanjutnya
masuklah release factor (RF) ke tempat A dan melepaska rantai polipeptida yang terbentuk dari
tRNA yang terakhir. Kemudian ribosom berubah menjadi sub unit kecil dan besar.
Masing-masing gen transkrip dapat melakukan beberapa atau seluruh tipe proses tersebut.
Tugas Ribosome di Sintesis Protein:
Komponen ribosom, termasuk rRNAs, catalyze suatu chemical reaksi yang terjadi selama
translasi. Untuk eukariotik mempunyai koefisien pengendapan 80 s, dan 70 s. Masingmasing ribosom terdiri dari 2 sub kesatuan eukaryotik 60 s dan 40 s , bakteri 50 s dan 30
s, sub kesatuan rRNA eukariotik (28 s, 5,8 s, dan 5 s) dan bakteri (23 s, 5 s),sub satuan
terkecil berisi r RNA tunggal 18 s r RNA untuk eukariotik 16 sRNA untuk prokariot.
Proses selama translasi pada eukariotik dan proksriot : inisiasi , elongasi, terminasi.
Perbedaan utama antara permulaan translasi eukariot dan prikariot adalah, pada prokariot
yang kompleks permulaan tranlasi terjadi secara langsung di permulaan codon, titik di mana
sintesis protein akan mulai, sedangkan eukariot memakai proses tak langsung untuk menemukan
permulaan titik. Fungsi faktor tranlasi prokariot: faktor inisiasi, elongasi, release.
Sintese Protein berakhir ketika salah satu dari ke tiga penghentian codon dicapai. Suatu
lokasi tidak dimasukkan oleh suatu tRNA tetapi oleh suatu protein yang melepaskanvfaktor.
Prokariot mempunyai tiga faktor pelepasan : RF-1 yang mengenali penghentian codon 5-UAA3 dan 5-UAG-3, RF-2 yang mengenali 5-UAA-3 dan 5-UGA-3, dan RF-3 yang
merangsang pelepasan RF1 dan RF2 dari ribosome setelah penghentian, di dalam suatu reaksi
yang menuntut energi dari hidrolisis GTP. Eukaryotes hanya mempunyai dua faktor pelepasan
eRf-1, yang mengenali penghentian codon, dan eRF-3, yang mungkin berperan sama
Secara garis besar translasi pada eukariot sama dengan translasi pada prokariot,
perbedaannya hanya pada beberapa hal saja, misalnya, kelompok protein dari methyonil-dRNAi
Afet tidak dibentuk dan sebagian besar mRNA eukariot dipelajari untuk memperoleh
monogenik.