Professional Documents
Culture Documents
Oleh : Supriyadi
Alasan penghapus pidana terdapat di Bab III Buku I KUHP akan tetapi tidak
memberikan definisi. Alasan penghapus pidana adalah alasan atau keadaan yang
memungkinkan seseorang yang melakukan perbuatan pidana, tidak dapat dijatuhi
pidana.
Pembagian alasan penghapus pidana :
1.
bersangkutan. (Pasal 166 KUHP, pasal 221 ayat (2) KUHP, pasal 310 ayat
(3) KUHP.)
c. Alasan pembenar
melawan hukumnya perbuatan pidana (pasal 49 ayat (1), pasal 50, dan
pasal 51 ayat (1) KUHP.)
d. Alasan pemaaf
kesalahan pelaku perbuatan pidana (pasal 44, pasal 49 ayat (2), dan pasal
51 ayat (2) KUHP.)
Akan tetapi, pada pasal 48 KUHP tentang daya paksa belum ada kepastian
apakah alsan pembenar atau alasan pemaaf.
A. Tidak mampu bertanggungjawab.
Terdapat pada pasal 44 KUHP barangsiapa melakukan perbuatan pidana
yangbtidak dipertanggungjawabkan kepadanya disebabkan karena jiwanya
cacat dalam tumbuhnya atau terganggu karena penyakit, tidak dapat dipidana.
Maksud dari jiwanya cacat dalam
keadaan jiwa pelaku pada saat perbuatan pidana dilakukan ditentukan oleh
psikiater/psikolog, sedangkan penilaian hubungan kausal antara keadaan jiwa
pelaku ditentukan oleh hakim. Dengan catatan bahwa Actio Libera in Causa
tidak bisa dikaitkan dengan pasal 44 KUHP. Pada UU No.3 Tahun 1997 , anak
yang dapat disidangkan adalah anak yang berumur 8 hingga 18 tahun dan
belum menikah tetapi berubah karena ada putusan Mahkamah Konstitusi 2011
bahwa anak yang dapat disidangkan adalah anak yang berumur 12 hingga 18
tahun dan belum menikah, sedangkan yang dapat dijatuhi pidana baik berupa
penjara, kurungan, denda, pengawasan, maupun pidana tambahan adalah anak
yang berumur 12 tahun keatas. UU No. 3 Tahun 1997 akan segera diganti
dengan UU No. 11 Tahun 2012 pada 30 Juli 2014.
B. Daya paksa (overmacht).
Daya paksa terdapat pada pasal 48 KUHP,barangsiapa melakukan perbuatan
pidana karena pengaruh daya paksa, tidak dipidana.
Vis aboluta : paksaan fisik yang sama sekali tidak dapat ditahan dan
tidak dapat dihindari oleh orang yang mengalaminya, yang karena
disebabkam kekuatan manusia maupun kekuatan alam, misalkan
hipnotis.
Akan
tetapi
vis
absoluta
bukan
overmacht
yang
Cicero.
Pertentangan Kepentingan Hukum dan Kewajiban Hukum, contoh
Asas-asas noodtoestand :
Asas
proposionalitas
yaitu
kepentingan/kewajiban
hukum
adanya
yang
keseimbangan
dilindungi
dengan
antara
yang
lebih
rendah
nilainya
harus
dapat
mencegah
penyerangnya.
E. Noodweer Exces
Terdapat pada pasal 49 ayat (2) KUHP. Syarat agar dapat dikatakan pembelaan
terpaksa melampaui batas (noodweer exces) yaitu karena disebakan
kegoncangan jiwa yang sangat hebat , dan adanya hubungan kausal antara
hubungan sub-ordinasi.
Cara melaksanakan perintah jabatan tidak boleh melampui batas
kepatutan.
Tetapi pasal 51 ayat (1) KUHP tidak berlaku pada pelanggaran HAM
berat berdasarkan UU No.26 Tahun 2000 dan pada statuta Roma Genosida
Kemanusiaan Perang Agresi Militer, contoh genosida, dan
kejahatan
terhadap kemanusiaan.
Terdapat juga pada pasal 51 ayat (2) KUHP yang dianggap sebagai alasan
pemaaf yaitu perintah jabatan yang tidak sah, dengan batasan :
Subjektif , bahwa orang diberi perintah memiliki itikad baik bahwa
diberi perintah.
H. Alasan penghapusan pidana putatif.
Adanya kesalahpahaman mengenai perbuatan yang dilakukan dan keadaaan.
Alasan penghapusan pidana putatif terdiri dari putatief overmacht dan putatief
noodweer.
I. Alasan penghapus pidana lainnya.
Tuchrecht, hukum disiplin pendidikan, contoh guru yang memukul muridnya
dengan penggaris karena dianggap tidak mengerjakan pekerjaan rumahnya
dengan baik tidak dapat dianggap sebagai penganiayaan yang dimaksudkan
KUHP . Beroeprecht, hukum karena jabatan, contoh dokter yang membedah
pasiennya tidak bisa dianggap sebagai penganiayaan berat. Toestemming,
persetujuan para pihak, contoh tinju. Dan sifat melawan hukum materiilnya
berfungsi negatif.
G. Alasan pengahapus pidana khusus
Contoh :
korban pemerkosaan.
UU No. 12/DRT/1951 Senjata Api dan Bahan peledak
pidananya.
Vrijspraak
Tindak pidana
Penyidikan : SP3 ( ) karena tidak cukup bukti; bukan tindak pidana; dan ada
kepentingan hukum yaitu nebis in idem, meninggal dunia, dan daluarsa.