You are on page 1of 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Kemajuan di bidang teknologi memberikan pengaruh besar tehadap
perubahan gaya hidup termasuk pola makanmasyarakat.1Di zaman yang semakin
modern ini, gaya hidup serba cepat dan praktis mengakibatkan banyaknya ragam
makanan instan yang ditawarkan, seperti produk sereal, sari buah, margarine,
hingga aneka produk susu. Banyak orang yang tertarik untuk mengonsumsi
makanan tersebut. Makanan yang dikonsumsi mengandung zat zat gizi atau
unsur unsur yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh, yang akan berguna
bila dimasukkan ke dalam tubuh dengan catatan harus seimbang.2
Pola konsumsi masyarakat saat ini semakin berubah seiring dengan
dengan meningkatnya popularitas berbagai macam makanan siap saji (junk food).
Terjadinya pergeseran pola makan, di kota-kota besar pada umumnya,

dari

makanan tradisinal ke pola makan barat yang komposisinya sering terlalu tinggi
kalori dan rendah serat menimbulkan ketidakseimbangan asupan gizi.
Ketidakseimbangan asupan gizi tersebutmerupakan

faktor risiko yang

sumbangannya sangat besar terhadap munculnya berbagai masalah kesehatan


seperti obesitas, hipertensi, dislipidemia dan penyakit-penyakit metabolik lainnya.
Penelitian oleh Ismailzadeh pada tahun 2007 mengungkapkan ada hubungan
antara pola konsumsi dengan kejadian sindroma metabolik pada seseorang.1
Modifikasi gaya hidup dalam bentuk penurunan berat badan dengan diet
rendah kalori dan juga melakukan aktivitas fisik dengan intensitas moderat selama
150 menit dalam seminggu telah terbukti merupakan intervensi yang efektif untuk
lebih sehat. Konseling untuk melakukan aktivitas fisik secara teratur dan
penurunan berat badan harus dilakukan di pusat medis serta di rumah. Selain itu
yang tidak kalah penting adalah melakukan intervensi tehadap manajemen dalam
bentuk modifikasi menu makan dan memberikan pendidikan kesehatan untuk

mendorong peningkatan asupan buah dan sayuran yang sebelumnya jarang


menjadi perhatian.3
Saat ini telah dikenal beberapa modifikasi pola makan yang bertujuan
unyuk memperoleh kesdehatan yang lebih baik. Diantaranya adalah DASH
(Dietary Approaches to Stop Hypertension) untuk hipertensi, Delicious Heart
Healthy Recipes oleh NIH (National Heart Institusion) yang ditujukan untuk
menjaga kesehatan jatung, diet mediterrean oleh AHA (American Heart
Association) serta Food Combining.4
Food

combining

merupakan

salah

satu

modifikasi

diet

yang

mengutamakan keseimbangan zat gizi. Konsep dari food combining ini pada
dasarnya menganggap bahwa usus manusia memiliki kemampuan terbatas.Pola
makan ini dirancang selaras dengan siklus metabolisme tubuh, supaya proses
pencernaan makanan, penyerapan sari makanan, pemanfaatannya untuk tubuh,
serta pembuangan sampah makanan berlangsung secara efektif dan efisien.5
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Mengetahui dan memahami bagaimana cara penerapan food combining
pada masyarakat
2. Memahami maanfaat dan kerugian dari penerapan food combining

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi
Food combining adalah metode pengaturan makanan yang diselaraskan
dengan mekanisme alamiah (sistem pencernaan) tubuh kita. Efek pola makan ini
meminimalkan jumlah penumpukan sisa makanan dan metabolisme tubuh
sehingga fungsi pencernaan dan penyerapan zat makanan menjadi lancar dan
pemakain energi tubuh menjadi lebih efisien.5

2.2. Pola Makan Tradisional


Pola makan yang lazim disebut Food Combining (FC) ini sebenarnya bukan
suatu metode yang aneh atau dibuat-buat, juga tidak mengurangi satu unsur
makanan secara ekstrem. Pola makan ini lebih mengacu ke mekanisme
pencernaan alamiah tubuh akan dapat memproses semua itu dengan baik dan
mendapatkan hasil secara maksimal. Jika dilihat dari sisi sejarah, pola makan ini
tidak baru atau kontemporer. 5
Terdapat di banyak literature kuno, salah satunya kitab suci Taurat. Dalam
kitab ini tertera beberapa pokok penting yang senada dengan prinsip dasar FC,
seperti tidak memakan roti dan daging pada waktu bersamaan, mengutamakan
makanan alamiah tanpa proses, sekaligus metode puasa dilakukan dalam waktu
tertentu agar tubuh terbebas dari racun penyebab penyakit. 6
Suku bangsa Essene di Palestina, pada masa lalu terkenal memiliki kualitas
kesehatan prima serta umur yang sangat panjang, ditengarai karena mereka sangat
patuh pada doktrin kesehatan dalam memilih menu harian mereka. Tidak
menyantap jenis makanan yang terlalu beragam dalam sekali waktu makan, rajin
berpuasa dalam rentang waktu tertentu, dan banyak mengkonsumsi makanan hasil
bumi yang segar. Pola makan mereka mirip sekali dengan konsep dasar FC. 6
Tidak hanya bangsa Essene, sebenarnya nenek moyang kita, terlepas dari
sangkaan banyak orang modern, memiliki tingkat kesehatan yang sangat tinggi.
Mereka tidak mengenal beragam penyakit mematikan seperti yang kita kenal pada

masa kini. Daya tahan tubuh yang kuat tercermin dari panjangnya usia rata-rata
manusia masa lalu. Inilah sebuah fakta yang mengherankan bagi manusia modern,
mengingat nenek moyang kita tersebut tidak mengenal teknologi kapsul, tablet,
penahan sakit, penurun demam, vaksinasi, operasi bypass. 6

2.3. Pola Makan Sekarang


Kehidupan modern menempatkan kita pada risiko malnutrisi yang tidak
terdeteksi. Malnutrisi dapat menurunkan fungsi kekebalan tubuh. Dengan terus
meningkatnya populasi penyakit degeneratif, penyakit infeksi yag lebih kebal dan
ganas dan berbagai penyakit yang selama ini dianggap ringan flu, alergi atau asma
yang mengindikasikan semakin rendahnya imunitas sebagian besar masyarakat
saat ini. Bahkan masalah kelebihan berat badan yang masih dianggap bukan
masalah kesehatan pun, pada kenyataannya juga berkaitan dengan malnutrisi.5
Malnutrisi tidak hanya disebabkan kekurangan gizi. Masukan gizi
berlebihan atau tidak seimbang juga dapat menyebabkan malnutrisi. Kegemukan
justru akibat pola makan buruk seperti kebanyakan junkfood, kelebihan kalori dan
protein berlemak tinggi dan sebagainya. 5
Pola makan orang sekarang berlebihan dengan makanan tinggi lemak, gula
dan garam: 5
1. Sebagian besar masukan hidrat arang berupa nasi putih, mie instan, atau roti putih
yang sebagian besar zat-zat gizi alaminya sudah hancur dalam proses pengolahan.
2. Sebagian besar masukan protein berupa daging sapi, babi, kambing, ayam negeri,
susu sapi dan daging olahan yang sudah terkontaminasi antibiotik, hormon,
bahkan obat-obatan sintetis.
3. Masukan lemak di atas takaran yang dianjurkan dan kebanyakan berupa asam
lemak jenuh seperti minyak kelapa dan santan kelapa.
4. Asupan buah dan sayuran segar sangat kurang dari takaran ideal.
5. Berlebihan dengan makan praktis seperti fastfood

atau makanan kalengan,

makanan instan, dan makanan olahan yang mengandung zat adiktif kimia lainnya.

Semua jenis makanan dikonsumsi pada waktu makan yang sama dan lebih
mengutamakan hidrat arang olahan dan protein hewani daripada sayuran dan
buah-buahan segar. 5
Efek pola makan ini semakin diperburuk dengan kebiasaan: 5
1. Sarapan pagi dengan makanan padat atau makanan rendah energi seperti nasi
goreng, nasi uduk, beef comed, sosis, roti manis, susu sapi, kopi dan jus instan.
2. Makan terlambat atau tidak teratur
3. Bekerja sampai larut malam
4. Kurang istirahat atau kurang tidur
5. Kurang banyak bergerak atau kurang olahraga

Pola makan dan pola hidup tidak sehat dapat mempengaruhi keseimbangan
metabolisme karena: 1
1. Tidak selaras dengan keseimbangan asam basa tubuh
2. Tidak selaras dengan cara kerja/kemampuan fungsi perncernaan
3. Tidak selaras dengan siklus sistem pencernaan

2.4. Keseimbangan Asam Basa Tubuh


Organ yang sehat dan mendukung kerja seluruh sistem agar lancar dan
terpadu dalam tubuh, membuat kondisi tubuh yang ada dalam kondisi homeostasis
berada dalam kondisi prima secara psikologis (fungsi mental), fisiologis (fungsi
organ dan sistem), dan anatomis (fungsi musculoskeletal). Homeostasis
merupakan kondisi ideal dalam tubuh saat seluruh fungsi berjalan dengan
sempurna. 5
Ada beberapa katalisator kondisi homeostasis. Salah satu yang popular
adalah nilai pH (potential hydrogen). Rentang skala pH tubuh ada pada angka 1,0
(asam) hingga 14,0(basa). Kondisi homeostasis tubuh sehat tercapai saat nilai
keasamaan dan kebiasaan yang seimbang. Keseimbangan asam basa tubuh
manusia (kecuali lambung) harus berada antara pH 7,35-7,45 (agak basa/alkalin). 6

pH tubuh
Sangat asam

1,0

Netral

7,3-7,5

14,0

7.0

Gambar 2.1. Keseimbangan Asam Basa Tubuh

Agar keseimbangan asam basa tubuh terjaga pada pH 7,3-7,5, komposisi


menu sebaiknya 70% makanan pembentuk basa (alkaline forming foods) dan 30%
makanan pembentuk asam (acid forming foods). Pola makan sekarang justru
kebalikannya. Yaitu lebih besar makanan pembentuk asam (nasi dan aneka lauk
daging 80-90%) dan lebih sedikit makanan pembentuk basa (buah segar dan
sayuran 10-20%). Yang menentukan keasaman dan kebasaan suatu jenis makanan
terhadap tubuh adalah kandungan protein, air, dan jenis mineral yang paling
dominan pada makanan. 5
Tabel 2.1. Makanan Pembentuk Asam dan Basa5

Kadar Protein
Kadar Mineral

Rasa
Jenis Makanan

Makanan
Pembentuk
Asam
Banyak/cukup
Lebih banyak sulfur,
fosfor, dan khlor (non
logam)
Tidak selalu asam (misal
ikan)
Semua protein kecuali
yogurt
Semua pati kecuali millet
Semua makanan olahan
Tomat, tapai, durian
Cuka, alcohol, wine, soda,
kopi

Sangat Basa

Makanan
Pembentuk
Basa
Sedikit sekali/nol
Lebih banyak kalium,
besi, magnesium, kalsium
dan natrium (logam)
Bisa asam (misal jeruk)
Semua buah kecuali
durian
Semua sayuran
Semua sayuran buah
kecuali tomat
Yogurt, susu mentah
Millet (sejenis beras),
kecambah

2.5. Cara Kerja/Kemampuan Fungsi Pencernaan


Pencernaan manusia tidak mampu mencerna berlebihan dan lebih dari dua
jenis zat gizi utama yang kadarnya sama-sama dominan karena:5
1. Setiap makanan mulai dicerna pada tempat yang berbeda. Pati sudah dimulai
di mulut, sedangkan protein baru mulai di lambung.
2. Setiap makanan dicerna dalam tempo yang berbeda. Protein sekitar 4 jam, pati
3 jam, sayuran 2 jam, buah-buahan 10-30 menit, dan lemak 6 jam. Sedangkan
kombinasi pati, protein dan lemak tinggi sekitar 8 jam di lambung saja.
3. Setiap makanan memerlukan jenis enzim pencerna berbeda. Fungsi enzim,
seperti pankreas, tidak bisa mengeluarkan semua jenis enzim sekaligus. Terlalu
banyak mengkonsumsi jenis makanan berbeda dapat menyebabkan peradangan
pada pankreas.
4. Setiap enzim memerlukan derajat keasaman/pH berbeda. Enzim pencernaan di
mulut memerlukan pH 5,5-6, enzim pencerna di lambung memerlukan pH 2-4,
sedangkan enzim pencernaan di usus memerlukan pH 6,5-8.

Pati/tepung (hidrat arang kompleks), protein, dan lemak adalah unsur gizi yang
paling dominan mempengaruhi proses pencernaan. Jika semua jenis makanan
dikonsumsi bersama-sama, maka total zat pati, protein dan lemak yang masuk
akan menjadi hampir sama dominannya.

2.6. Pola Makan Berbasis Food Combining


Pada prinsipnya, pola makan FC adalah salah satu cara termudah untuk
mencapai angka pH ideal 7,35-7,45 yang dibutuhkan untuk mencapai kondisi
homeostasis. Pola makan FC ini berbasis pada 3 hal sederhana yaitu apa yang kita
makan, waktu makan, dan bagaimana memakannya.6
Pada masa lalu, unsur makanan tak menjadi perkara pelik bagi manusia.
Tidak banyak yang menjadi pilihan, apa yang disediakan Tuhan disantap secara
segar. Buah-buahan dan tumbuh-tumbuhan contohnya. Setelah itu, manusia
mencoba mengkonsumsi hewan buruan. Di sini, manusia mulai mengenal proses

masak tingkat lanjutan. Itu pun tetap dalam keadaan segar karena daging hewan
buruan tidak bisa tahan lama. 6
Namun, sesuai perjalanan waktu, kondisi itu berubah. Teknologi
memungkinkan manusia mulai bisa merekayasa apa yang mereka makan; mulai
dari proses yang panjang hingga proses instan demi memenuhi kebutuhan konsep
hidup praktis. Sayangnya, pada saat demikian, muncul berbagai macam masalah
kesehatan yang semakin beragam dan kompleks, penyakit yang tidak dikenal oleh
nenek moyang kita. 6
Mengingat secara struktur genetika sebenarnya tidak banyak perubahan
signifikan antara manusia modern dan nenek moyangnya, maka perubahan pola
makan ini dapat menjadi penyebab utama munculnya berbagai penyakit baru
tersebut. Inilah sebabnya pemahaman pola makan, terutama apa yang kita makan,
menjadi bahasan utama FC. 6
Secara komprehensif, unsure makanan yang umum dikenal adalah seperti
gula, pati, protein, asam dan lemak. 6
1. Pati
Adalah salah satu bentuk hidrat arang (selain gula dan selulosa) yang lebih
umum dikenal masyarakat sebagai karbohidrat, identik dengan pemberi tenaga
serta rasa kenyang yang instan. Lebih jauh,pati sering sekali disalahartikan
sebagai penyebab masalah kesehatan terutama kelebihan berat badan dan
diabetes. Pati baik adalah yang masih memiliki zat-zat gizi alamiah dan minim
proses. Dalam bentuk utuhnya, pati masih mengandung vitamin, serat, enzim,
mineral dan substansi penting lain yang bisa dimanfaatkan oleh tubuh secara
maksimal. Pati sebaiknya dikonsumsi secukupnya. 6
2. Protein
Dikenal sebagai pembentuk sel-sel baru tubuh. Yang popular dikonsumsi
dan dianggap sebagai sumber protein premium adalah protein hewani dalam
bentuk daging-dagingan, susu dan telur.hal ini terkait dengan kandungan asam
amino yang tinggi. 6
Asam amino adalah unsure utama pembentuk sel, bahan utama
pembangunan dan perbaikan jaringan tubuh, hormone, enzim, dan banyak hal

substansial lain yang terkait tubuh manusia. Padahal sejatinya, penguraian


protein hewani ke dalam bentuk asam amino agar bisa diserap tubuh
berlangsung lama dan memberatkan kerja sistem cerna. Penguraian ini juga
menyedot energi yang seharusnya dialokasikan secara kolektif untuk menjaga
keseimbangan tubuh. Asam amino protein hewani pun mudah rusak, terutama
karena protein hewani harus diproses dalam panas dahulu agar bisa dikonsumsi
secara aman.6
Protein nabati banyak berasal dari kacang-kacangan dan polong-polongan.
Buah dan sayur pun menyumbang protein dalam bentuk asam amino sederhana
yang lebih mudah diserap tubuh. Mengkonsumsi protein nabati, buah dan sayur
dalam jumlah cukup sebenarnya bisa meminimalisasi pemakaian protein
hewani dan meningkatkan kualitas kesehatan. 6
3. Sayuran
Adalah unsur makanan yang amat berguna. Sebagai pembentuk sifat basa,
apabila dikonsumsi benar, sayuran akan mampu menetralkan pH dan
menciptakan kondisi homeostasis tubuh. Sayuran kaya akan karbohidrat, serat,
vitamin, dan mineral. Warna pada sayuran juga mencirikan vitamin yang bisa
diberikan kepada tubuh. Warna kuning, oranye, dan merah menyuplai beta
karoten pembentuk vitamin A, sedangkan warna hijau melimpah dengan zat
besi.6
Sayuran kaya dengan serat, yang bersifat cukup keras dan padat
mempermudah kerja sistem pencernaan, terutama kerja peristaltik (mendorong
makanan) pada usus. Jika disajikan segar, sayuran juga memberikan asupan
enzim berlimpah sehingga secara signifikan meringankan sistem kerja karena
membuat kerja organ penghasil enzim tidak perlu bekerja keras.6
Kandungan gula dan sifat asam yang sangat rendah membuat sayuran
bersifat netral dan mudah dikombinasikan dengan makanan lain.
Sayuran juga kaya air. Mengkonsumsi sayuran, terutama dalam keadaan segar,
mampu membantu mengisi kebutuhan tubuh akan asupan cairan harian yang
seringkali kurang tanpa disadari.6

10

4. Buah
Sama dengan sayuran, buah jika disajikan segar merupakan kelompok
makanan penyumbang air, enzim, karbohidrat, serat, vitamin, dan mineral.
Mengkonsumsi buah dengan benar memberikan sifat basa pada tubuh sehingga
mempermudah tubuh mencapai kondisi homeostasisnya.
Gula buah atau fruktosa memasok energi yang cepat bagi tubuh. Namun, harus
dikonsumsi secara cermat dan tepat karena gula buah bersifat merusak protein
dan lemak. Serat buah juga cenderung lunak dan tidak serasi saat dipadukan
dengan serat sayuran yang lebih keras, terutama bagi mereka dengan sistem
cerna sensitif. 6
Kondisi ini mengharuskan buah dikonsumsi dalam keadaan perut kosong.
Atau, beri ajrak 15-20 menit sebelum makan. Dan sesudah makan, sebaiknya
tidak menyantap buah, setidaknya 4-5 jam kemudian. Hal ini juga berlaku
untuk buah yang dibuat sebagai minuman jus. 6
Buah sangat cepat memberikan energi sekaligus tidak menguras energi
tubuh. Enzim bawaan buah membantu menguraikan buah sehingga sistem
cerna tidak perlu memprosesnya. Namun, tubuh yang tersuplai energi buah
juga tergolong cepat kehilangan energinya. Itu sebabnya, buah tidak dapat
dijadikan pengganti menu makanan utama, seperti makan siang dan makan
malam karena ketersediaan energi tubuh akan terganggu dan mengakibatkan
metabolism tidak berjalan baik. 6

Food combining mengacu pada ritme biologis dalam mengatur waktu dan
jenis makanan yang tepat dan sesuai kebutuhan tubuh. Ritme biologis atau biasa
disebut Cicardian Rhythm terkait sistem pencernaan ini berlaku sebagai berikut: 7
12.00-20.00 Waktu Cerna
Pada fase ini, sistem pencernaan berlaku aktif dalam meerima makanan yang
masuk. Inilah rentang waktu manusia cenderung lebih leluasa mengkonsumsi
makanan. Secara budaya, fase ini sejalan dengan waktu makan siang, sore dan

11

malam. Gunakan fase ini secara maksimal dengan mengkonsumsi makanan yang
baik dengan cara benar.
20.00-04.00 Waktu Penyerapan
Pada fase ini, tubuh memanfaatkan secara maksimal apa yang dimakan pada
waktu sebelumya. Saat inilah berlangsung penyerapan zat gizi, sirkulasi zat-zat
berguna yang diproses dari makanan, pergantian sel dan perbaikan jaringan.
Dibutuhkan energi sangat besar dan proses rumit pada fase ini. Itulah sebabnya,
secara alamiah pada fase ini manusia menurunkan pacu ritmenya dengan
memasuki waktu tidur. Mengganggu fase ini dengan mengkonsumsi makanan
atau tidak tidur akan mengganggu proses yang semestinya terjadi dan membuat
kerusakan kesehatan jangka pendek maupun panjang.
04.00-12.00 Waktu Pembersihan
Sisa metabolisme serta tumpukan makanan pada usus besar dikonsentrasikan
tubuh untuk dibuang pada fase ini. Banyak energi dialokasikan tubuh untuk
membersihkan sisa-sisa kotoran tersebut. Menyibukkan kerja sistem cerna dengan
mengkonsumsi makanan berat selama periode waktu ini akan mengganggu
alokasi energi tersebut.
Di pagi hari, saat alokasi dibutuhkan untuk fase pembuangan, makanan yang lebih
ringan dan mudah diserap oleh tubuh sangat disarankan. Hal inilah sebabnya Food
Combining identik dengan pemanfaatan buah segar sebagai bahan baku makanan
untuk sarapan. Sifat buah adalah ringan, mudah dicerna, tetapi memberikan
asupan energi signifikan.

Sarapan buah bagi pemula sebaiknya dilakukan berkala pukul 06.00-11.00.


makan perlahan, kunyah dengan baik, pastikan tercampur air liur. Saat perut
terasa kenyang, hentikan makan. Konsep sama juga berlaku saat mengkonsumsi
buah segar dalam bentuk jus. Cara ini efektif mencegah rasa mulas, kembung dan
pusing yang sering terjadi apabila mengkonsumsi bauh tergesa-gesa karena buah
tidak tercampur enzim cerna dalam air liur, serta lonjakan gula darah yang
mendadak. 6

12

Juga dilihat dari sisi waktu cerna atau terurai, keduanya memiliki waktu
yang berbeda. Zat-zat

dalam protein hewani cenderung lebih lama terurai

ketimbang karbohidrat. Paduan makanan terutama protein yang telah mengalami


proses pembuatan yang merusak nilai gizinya akan menimbulkan semacam
endapan sisa yang tidak terurai oleh tubuh dengan baik. Endapan ini akan
disimpan dalam usus besar sebagai pusat penyimpanan zat tidak terpakai dalam
tubuh manusia. Secara akumulatif, endapan ini akan menumpuk dan sulit
dikeluarkan sehingga mengundang bakteri dan parasit yang akan mengganggu
kesehatan secara umum. Secara signifikan, kondisi ini juga membuat pH tubuh
tidak berada dalam titik netral, lebih kearah asam. Tubuh yang tidak berada dalam
fase homeostasis menjadi penyebab munculnya penyakit karena organ dan sistem
yang bekerja berintegrasi di dalamnya tidak berfungsi dengan baik. 6
Apabila tidak terjadi homeostasis dalam tubuh maka:5

Penyerapan gizi tidak optimal energi yang terbentuk sedikit/ kurang


energi.

Pembuangan sisa makanan dan sisa-sisa metabolisme tidak optimal


toksemia (akibat toksin berlebihan di dalam tubuh) peradangan organ
vital, penyakit infeksi, alergi kronis, dan kelebihan berat badan.

Pembelahan sel menjadi lebih cepat dan sering penyakit degenerasi dan
penuaan dini.

2.7. Food Combining Bagi Pemula8


Sarapan hanya buah (dijus atau potongan). Porsi sampai cukup kenyang, tidak
berlebihan dan tidak kekurangan. Buah tidak boleh dimakan sekaligus, tetapi
perlahan dan sedikit-sedikit.
Buah tidak dimakan sesudah/bersama protein dan pati. Jika dimakan sebelum
makanan lain, tunggu 10-30 menit sebelum makanan lain.
Protein untuk menu siang dan pati untuk malam, atau boleh sebaliknya.
Keduanya tidak bisa dikonsumsi jadi satu. Tetapi dalam satu hari kebutuhan
protein dan pati tetap harus dipenuhi.

13

Protein sebaiknya satu macam saja, misal ikan atau daging. Sedangkan pati
boleh lebih dari satu, misal nasi dan perkedel kentang atau nasi dan bakmi
goreng. Perkedel kentang boleh memakai sedikit telur. Bola daging juga boleh
memakai sedikit terigu. Kombinasi dua makanan tidak serasi masih bisa
ditoleransi jika salah satunya dalam porsi yang jauh lebih kecil.
Sayuran harus mendampingi protein dan pati untuk menjaga keseimbangan asam
basa. Porsi sayuran dua atau tiga kali lipat porsi protein atau pati (kira-kira 75% :
25%). Menu sayuran harus termasuk sayuran mentah, bisa lalapan, salad, atau
jus sayuran mentah.
CONTOH MENU FOOD COMBINING8
Pagi
1 gelas air putih + sedikit air jeruk nipis/ lemon
1 atau 2 gelas jus buah atau buah potongan

Siang
1 porsi bistik daging masak lada hitam
1 porsi sayuran kukus (wortel & buncis)

Sore
gelas yogurt (acidophilus)/ 1 gelas susu kedelai atau
1 pisang/ 1 porsi koktil buah

Malam
1 porsi nasi
2 potong perkedel tahu
1 porsi cah kailan jamur saus tiram
1 gelas jus wortel

Sebelum tidur
1 cangkir teh herbal + madu

14

KESIMPULAN

1. Food combining adalah metode pengaturan makanan yang diselaraskan


dengan mekanisme alamiah (sistem pencernaan) tubuh kita. Efek pola makan
ini meminimalkan jumlah penumpukan sisa makanan dan metabolisme tubuh
sehingga fungsi pencernaan dan penyerapan zat makanan menjadi lancar dan
pemakain energi tubuh menjadi lebih efisien.
2. Kehidupan modern menempatkan kita pada risiko malnutrisi yang tidak
terdeteksi. Malnutrisi tidak hanya disebabkan kekurangan gizi. Masukan gizi
berlebihan atau tidak seimbang juga dapat menyebabkan malnutrisi.
Kegemukan justru akibat pola makan buruk seperti kebanyakan junkfood,
kelebihan kalori, protein, dan lemak tinggi dan sebagainya.
3. Pola makan dan pola hidup tidak sehat dapat mempengaruhi keseimbangan
metabolisme karena: tidak selaras dengan keseimbangan asam basa tubuh,
tidak selaras dengan cara kerja/kemampuan fungsi perncernaan, dan tidak
selaras dengan siklus sistem pencernaan
4. Agar keseimbangan asam basa tubuh terjaga pada pH 7,3-7,5, komposisi
menu sebaiknya 70% makanan pembentuk basa (alkaline forming foods) dan
30% makanan pembentuk asam (acid forming foods). Pola makan sekarang
justru kebalikannya. Yaitu lebih besar makanan pembentuk asam (nasi dan
aneka lauk daging 80-90%) dan lebih sedikit makanan pembentuk basa (buah
segar dan sayuran 10-20%).
5. Pencernaan manusia tidak mampu mencerna berlebihan dan lebih dari dua
jenis zat gizi utama yang kadarnya sama-sama dominan karena: Setiap
makanan mulai dicerna pada tempat yang berbeda. Pati sudah dimulai di
mulut, sedangkan protein baru mulai di lambung. Setiap makanan dicerna
dalam tempo yang berbeda. Protein sekitar 4 jam, pati 3 jam, sayuran 2 jam,
buah-buahan 10-30 menit, dan lemak 6 jam. Sedangkan kombinasi pati,
protein dan lemak tinggi sekitar 8 jam di lambung saja.
6. Pati/tepung (hidrat arang kompleks), protein, dan lemak adalah unsur gizi
yang paling dominan mempengaruhi proses pencernaan. Jika semua jenis

15

makanan dikonsumsi bersama-sama, maka total zat pati, protein dan lemak
yang masuk akan menjadi hampir sama dominannya.
7. Pada prinsipnya, pola makan FC adalah salah satu cara termudah untuk
mencapai angka pH ideal 7,35-7,45 yang dibutuhkan untuk mencapai kondisi
homeostasis. Pola makan FC ini berbasis pada 3 hal sederhana yaitu apa yang
kita makan, waktu makan, dan bagaimana memakannya
8. Food combining mengacu pada ritme biologis dalam mengatur waktu dan
jenis makanan yang tepat dan sesuai kebutuhan tubuh. Ritme biologis atau
biasa disebut Cicardian Rhythm yaitu 12.00-20.00 Waktu Cerna, 20.0004.00 Waktu Penyerapan, 04.00-12.00 Waktu Pembersihan
9. Food Combining Bagi Pemula yaitu : Sarapan hanya buah dan tidak
dimakan sesudah/bersama protein dan pati. Jika dimakan sebelum makanan
lain, tunggu 10-30 menit sebelum makanan lain. Protein untuk menu siang
dan pati untuk malam, atau boleh sebaliknya. Keduanya tidak bisa
dikonsumsi jadi satu. Tetapi dalam satu hari kebutuhan protein dan pati tetap
harus dipenuhi. Sayuran harus mendampingi protein dan pati untuk menjaga
keseimbangan asam basa. Porsi sayuran dua atau tiga kali lipat porsi protein
atau pati (kira-kira 75% : 25%). Menu sayuran harus termasuk sayuran
mentah, bisa lalapan, salad, atau jus sayuran mentah.

16

DAFTAR PUSTAKA

1. Wiardani, N.K., Arsana I.W.J. Kejadian sindroma metabolik berdasarakan


status obesitas pada masyarakat perkotaan di Denpasar. 2011. Jurnal Ilmu
Gizi. Vol2 (2) : 129-138.
2. Almatsier, S., 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka
Utama.Jakarta.
3. Kaur,P., Radhakrishnan, E., Rao, S.R., et al. 2010. The Metabolic
Syndrome and Associated Risk Factors in an Urban Industrial Male
Population in South India. JAPI. VOL. 58: 363-366.
4. Food and Nutritional Information Center. United States Department of
Agriculture.

Dietary

Modification.Available

at

www.heart.org/HEARTORG/GettingHealthy/NutritionCenter/Mediterrane
an-Diet_UCM_306004_Article.jsp#
5. Gunawan, Andang. 2001. Food Combining. PT Gramedia Pustaka
Utama.Jakarta.
6. Lebang, Erikar. 2013. Food Combining itu gampang. PT Gramedia
Pustaka Utama.Jakarta.
7. Howell, Edward, Donna Gates.Food Combining Chart. Hippocrates
Health Institute.
8. Carpenter Drive, Suite. Sandy Springs. 2003. Food CombiningBeginners. Life Empowerment Institute. Georgia.

You might also like