You are on page 1of 16

55

GENERATOR ARUS SEARAH

Generator DC merupakan mesin DC yang digunakan untuk mengubah


energi mekanik menjadi energi listrik. Secara umum generator DC adalah tidak
berbeda dengan motor DC kecuali pada arah aliran daya.
Berdasarkan cara memberikan fluks pada kumparan medannya, generator
arus searah (DC) dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu generator berpenguatan
bebas dan generator berpenguatan sendiri. Secara terperinci ada lima tipe
generator DC:
1. Generator DC eksitasi terpisah. Pada generator tipe ini, fluks medan
didapatkan dari sumber daya yang terpisah dari generator.
2. Generator DC shunt. Pada generator shunt, fluks medan didapatkan dengan
menghubungkan rangkaian medan secara langsung pada terminal generator.
3. Generator DC seri. Pada generator DC seri fluks medan dihasilkan dengan
menghubungkan rangkaian medan secara seri dengan kumparan jangkar
generator.
4. Generator DC kompon kumulatif. Generator tipe ini mempunyai medan seri
dan shunt dan efeknya saling menambahkan.
5. Generator DC kompon diferensial. Generator tipe ini mempunyai medan shunt
dan seri tetapi efeknya saling mengurangi.
Karakteristik generator DC ditunjukkan oleh tegangan rating daya,
efisiensi dan regulasi tegangan. Regulasi tegangan didefinisikan oleh persamaan:

VR =

Vnl V fl
V fl

100%

56

Dimana, Vnl adalah tegangan teminal generator pada kondisi tanpa beban dan Vfl
adalah tegangan terminal generator pada kondisi beban penuh.

Tegangan Induksi

Tegangan induksi Ea pada generator sebanding dengan fluks pada


generator dan kecepatan putaran generator, diberikan oleh persamaan:
E a = cn

dimana c = konstanta
n = kecepatan putaran
= fluks medan

Arus medan pada generator mengahsilkan magnetomotive force (mmf)


yang diberikan oleh persamaan = NF IF. mmf ini menghasilkan fluks pada
mesin sesuai dengan kurva magnetisasi. Oleh karena arus medan adalah
sebanding dengan mmf dan Ea sebanding dengan fluks, maka dapat dibuat kurva
magnetisasi generator sebagai fungsi Ea terhadap arus medan sebagaimana
ditunjukkan pada gambar 4.1.

Gambar 4.1 Kurva magnetisasi generator

57

Kebanyakan generator dan motor didesain untuk beroperasi di dekat titik


saturasi pada kurva magnetisasi. implikasinya adalah Kenaikan arus yang besar
diperlukan untuk mendapatkan sedikit kenaikan Ea ketika generator beroperasi
mendekati beban penuh.

Generator DC Eksitasi Terpisah (Berpenguatan Bebas)

Generator DC eksitasi terpisah merupakan generator yang mana arus


medannya di suplai dari sumber DC eksternal. Rangkaian ekuivalen generator DC
eksitasi terpisah diperlihatkan pada gambar. Tegangan searah yang dipasangkan
pada kumparan medan yang mempunyai tahanan Rf akan menghasilkan arus If dan
menimbulkan fluks pada kedua kutub. Tegangan induksi akan dibangkitkan pada
generator.

Gambar 4.2 Rangkaian ekuivalen generator DC eksitasi terpisah

Jika generator dihubungkan dengan beban, dan Ra adalah tahanan dalam


generator, maka hubungan yang dapat dinyatakan adalah:
Vf = If Rf
Ea = Vt + Ia Ra

Atau

Vt = Ea Ia Ra

58

Persamaan diatas merupakan persamaan karakteristik terminal generator eksitasi


terpisah. Oleh karena tegangan Ea tidak tergantung pada Ia maka karakteristik
terminal generator eksitasi terpisah adalah berupa garis lurus sebagaimana
ditunjukkan pada gambar. Ketika beban yang disuplai generator naik maka arus
jangkar Ia naik dan drop Ia Ra naik sehingga tegangan terminal generator akan
jatuh.

Gambar 4.3 Karakteristik terminal generator DC eksitasi terpisah

Tegangan terminal generator DC eksitasi terpisah dapat diatur dengan mengubah


tegangan Ea. Hal ini dapat dilakukan dengan cara:
1. Mengubah kecepatan putaran. Jika kecepatan putaran naik, maka tegangan
induksi Ea akan naik sehingga tegangan terminal Vt akan naik juga.
2. Mengubah arus medan. Jika tahanan medan Rf diturunkan, arus medan dan
fluks akan naik. Kenaikan fluks menyebabkan Ea naik sehingga tegangan
terminalpun menjadi naik

Generator Berpenguatan Sendiri

Generator ini terdiri atas generator DC shunt, generator DC seri dan generator DC
kompon kumulatif dan generator DC kompon diferensial.

59

Generator DC Shunt

Generator DC shunt merupakan generator DC yang menyuplai arus medan sendiri


dengan menghubungkan kumparan medan secara langsung pada terminal
generator. Rangkaian ekuivalen generator DC shunt diperlihatkan pada gambar.

Gambar 4.4 rangkaian ekuivalen generator DC shunt

Arus jangkar menyuplai rangkaian medan dan beban yang terhubung ke


generator.
Ia = If + IL

Untuk generator DC shunt berlaku hubungan:


Vt = If Rf
Vt = Ea Ia Ra

Karakteristik terminal generator DC shunt berbeda dengan generator DC eksitasi


terpisah oleh karena besar arus medannya tergantung pada tegangan terminal.
Ketika beban pada generator dinaikan arus saluran IL akan naik sehingga arus
jangkar Ia = IL + If juga naik. Kenaikkan Ia menyebabkan kenaikan drop tegangan
pada resistansi jangkar Ia Ra, sehingga tegangan terminal akan turun. Ketika
tegangan terminal turun arus medan pada mesin ikut turun. Ini menyebabkan fluks

60

pada mesin turun sehingga nilai Ea turun yang menyebabkan tegangan terminal
akan turun lebih jauh. Karakteristik terminal generator DC shunt diperlihatkan
pada gambar 4.5.

Gambar 4.5 Karakteristik generator DC shunt

Kelebihan generator DC shunt tidak memerlukan suplai daya eksternal untuk


rangkaian medan sebagaimana pada generator eksitasi terpisah. Di sisi lain
generator DC shunt mempunyai regulasi tegangan lebih buruk dari generator DC
eksitasi terpisah.
Sebagaimana pada generator eksitasi terpisah pengaturan tegangan generator DC
shunt dapat dilakukan dengan dua cara:
1. Mengubah kecepatan putaran generator
2. Mengubah resistor medan generator, sehingga arus medan berubah

Generator DC Seri

Generator DC

seri merupakan generator dimana

kumparan medannya

dihubungkan seri dengan kumparan jangkar. Oleh karena kumparan jangkar


menarik arus lebih besar daripada medan shunt, maka medan seri pada generator
hanya memiliki sangat sedikit lilitan dan kawat yang digunakan akan lebih tipis
daripada kawat pada medan shunt. Hal ini disebabkan karena mmf yang diberikan

61

oleh persamaan = N I sehingga mmf yang sama dapat dihasilkan dari sedikit
lilitan dengan arus besar yang mengalir. Kemudian karena arus beban penuh
mengalir pada kumparan medan, maka kumparan di desain memiliki resistansi
sekecil mungkin.
Rangkaian ekuivalen generator DC seri diperlihatkan pada gambar 4.6. Dalam hal
ini arus jangkar, arus medan dan arus saluran mempunyai nilai yang sama.
Persamaan tegangan terminal untuk generator DC seri adalah:
Vt = Ea - Ia ( Ra + RS )

Dimana RS adalah tahanan kumparan medan seri.

Gambar 4.6 Rangkaian ekuivalen generator DC seri

Pada kondisi tanpa beban arus medan tidak mengalir sehingga nilai Vt
berkurang menjadi sangat kecil yang dipengaruhi oleh fluks residu pada mesin.
Ketika beban naik arus medan meningkat sehingga Ea akan naik dengan cepat.
Nilai drop Ia(Ra+RS) juga ikut naik, akan tetapi pada permulaan kenaikkan Ea
lebih tajam daripada kenaikkan drop Ia(Ra+RS) sehingga nilai Vt akan naik.
Setelah mesin mencapai saturasi nilai Ea menjadi hampir tetap. Pada kondisi ini
drop resistif menjadi lebih dominan dan nilai Vt mulai jatuh. Karakteristik
generator DC seri diperlihatkan pada gambar 4.7 berikut.

62

Gambar 4.7 Karakteristik generator DC seri

Generator DC Kompon Kumulatif

Ganerator DC kompon kumulatif merupakan generator DC dengan


kumparan seri dan shunt yang dihubungkan sedemikian hingga mmf dari kedua
medan saling menambahkan. Rangkaian ekuivalen generator DC kompon
kumulatif diperlihatkan pada gambar 4.8.

(a)

(b)
Gambar 4.8 Rangkaian ekuivalen generator DC kompon kumulatif
(a) Kompon kumulatif panjang (b) Kompon kumulatif pendek

Tanda titik (dot) yang muncul pada kedua kumparan medan mempunyai arti yang
sama dengan tanda dot pada trafo yaitu arus yang mengalir masuk ke tanda dot
menghasilkan mmf positif. Jadi total mmf pada mesin adalah

63

net = SH + SE - AR

Susunan generator DC kompon kumulatif dapat berupa kompon panjang


dan kompon pendek. Hubungan antara tegangan dan arus pada generator DC
kompon panjang adalah:
Ia = I f + IL

Vt = E a I a ( R a + R S )
If =

Vt
Rf

Cara lain untuk mendapatkan generator DC kompon kumulatif adalah dengan


hubungan kompon pendek dimana medan seri berada di sebelah luar rangkaian
medan shunt. Untuk generator kompon pendek berlaku hubungan:
Ia = IfSE + IfSH = IL + If2
Vt = Ea (IL RS + Ia Ra )

Karakteristik terminal generator DC kompon kumulatif diperlihatkan pada


gambar 4.9.

Gambar 4.9 Karakteristik terminal generator DC kompon kumulatif

Kenaikkan beban menyebabkan arus beban IL naik sehingga Ia juga naik. Pada
kondisi ini dua efek terjadi pada generator:

64

1. Ketika Ia naik, drop tegangan Ia(Ra+Rs) juga naik menyebabkan penurunan


tegangan terminal.
2. Saat Ia naik, mmf medan seri juga naik sehingga mmf total akan naik dan

fluks pada generator bertambah. Kenaikan fluks pada generator akan


menaikkan Ea menjadikan tegangan terminal Vt menjadi naik.
Kedua efek tersebut saling berlawanan, yang satu menyebabkan kenaikkan
Vt, yang kedua menyebabkan penurunan Vt. Efek yang lebih dominan dipengaruhi
oleh berapa banyak jumlah kumparan medan seri pada mesin. Jika jumlah
kumparan seri sedikit, maka efek drop tegangan resistif lebih dominan. Tegangan
terminal jatuh sebagaimana pada generator DC shunt. Tipe konstruksi ini dimana
tegangan terminal beban penuh lebih rendah dari tegangan terminal tanpa beban
dinamakan under compounded.
Jika jumlah kumparan lebih banyak, pada mulanya penguatan fluks medan
lebih dominan dan tegangan terminal naik ketika dibebani akan tetapi jika beban
terus naik, motor mencapai saturasi dan drop resistif akan menjadi lebih besar
daripada efek kenaikkan fluks. Tegangan terminal partama-tama naik kemudian
turun ketika beban dinaikkan. Jika tegangan Vt pada kondisi tanpa beban sama
dengan Vt pada beban penuh, maka generator dinamakan flat compounded.
Jika jumlah kumparan seri ditambahkan lagi lebih banyak, maka efek
penguatan fluks akan dominan untuk waktu yang lebih lama sebelum drop resistif
berbalik lebih dominan. Ini menghasilkan karakteristik dengan tegangan terminal
beban penuh lebih besar dari tegangan terminal tanpa beban. Jika Vt pada beban
penuh diatas Vt tanpa beban generator dinamakan over compunded.

65

Pengaturan kecepatan pada generator DC kompon kumulatif dilakukan


dengan teknik yang sama sebagaimana pada generator DC shunt yaitu dengan
mengubah kecepatan putaran dan mengubah arus medan.

Generator DC Kompon Diferensial

Generator DC kompon diferansial adalah Generator yang mempunyai


medan shunt dan seri akan tetapi mmf nya saling mengurangi satu sama lain.
Rangkaian ekuivalen generator DC diferensial diperlihatkan pada gambar 4.10.
Dapat dilihat arus jangkar mengalir keluar dari dot kumparan sedangkan arus
medan shunt mengalir masuk ke dot kumparan. Pada mesin ini mmf total adalah:
net = SH -SE -AR

Sebagaimana generator DC kompon kumulatif, generator DC kompon diferensial


juga dapat dihubungkan dalam hubungan panjang ataupun pendek.

Gambar 4.10 Rangkaian ekuivalen generator DC kompon diferensial

66

Pada

generator

DC

kompon

diferensial

kenaikkan

arus

beban

menimbulkan efek sebagai berikut:


1. Ketika Ia naik, drop resistif Ia (Ra + Rs) juga akan naik menyebabkan
penurunan tegangan terminal Vt
2. Ketika Ia naik, mmf medan seri akan naik. Kenaikkan mmf medan seri akan
mengurangi mmf total pada generator, sehingga fluks pada generator akan
berkurang dan nilai Ea akan turun. Ini menyebabkan penurunan tegangan
terminal Vt lebih lanjut
Karakteristik terminal DC kompon diperlihatkan pada gambar 4.11.

Gambar 4.11 Karakteristik generator DC kompon diferensial

Pengaturan tegangan terminal generator DC kompon diferensial dapat dilakukan


dengan mengubah kecepatan putaran dan arus medan.

Pembangkitan Tegangan Induksi pada Generator Berpenguatan Sendiri

Di sini akan diterangkan pembangkitan tegangan induksi generator shunt


dalam keadaan tanpa beban. Pada saat mesin dihidupkan (S tutup), timbul suatu
fluks residu yang memang sudah terdapat pada kutub. Dengan memutarkan rotor,
akan dibangkitkan tegangan induksi yang kecil pada sikat. Akibat adanya

67

tegangan induksi ini mengalirkan arus pada kumparan medan. Arus ini akan
menimbulkan fluks yang memperkuat fluks yang telah ada sebelumnya. Proses ini
terus berlangsung hingga dicapai tegangan yang stabil. Proses pembangkitan
tegangan induksi ini ditunjukkan pada gambar

Gambar 4.12 Pembangitan tegangan induksi pada generator berpenguatan sendri

Garis lengkung pada gambar menggambarkan kurva magnetisasi untuk


suatu generator berpenguatan sendiri pada suatu putaran tertentu, sedangkan garis
lurus menyatakan persamaan tegangan kumparan medan dengan tahanan Rf. Oa
adalah tegangan yang timbul akibat adanya fluks residu dan menimbulkan arus
pada kumparan medan sebesar Ob. Dengan adanya arus kumparan ini, tegangan
induksi membesar menjadi Oc (akibat bertambahnya fluks). Selanjutnya tegangan
Oc memperkuat arus medan, yaitu menjadi sebesar Od. Dengan demikian proses
penguatan arus medan berlangsung hingga dicapai tegangan yang stabil yaitu pada
titik X (perpotongan antara kurva pemagnetan dengan garis tahanan medan). Jika
tahanan medan diperbesar, tegangan induksi yang dibangkitkan menjadi lebih
kecil. Berarti makin besar tahanan kumparan medan, makin buruk generator
tersebut.

68

Ketika generator distart akan tetapi tidak dibangkitkan tegangan, maka ada
beberapa kemungkinan yang menyebabkan kegagalan pembangkitan tegangan
yaitu:
1. Tidak ada fluks magnet residu pada generator. Jika fluks residu res = 0 maka
Ea = 0 dan tegangan induksi tidak akan dapat dibangkitkan
2. Arah putaran generator terbalik atau hubungan kumparan medan dibalik. Pada
kasus ini fluks residu menghasilkan Ea. Akan tetapi Ea menghasilkan fluks
yang melawan fluks residu sehingga fluks justru akan berkurang.
3. Nilai resitansi medan lebih besar dari nilai resistansi kritis.

REAKSI JANGKAR

Fluks yang menembus konduktor jangkar pada keadaan generator tak berbeban
dapat digambarkan seperti di bawah ini:

Gambar 4.13 Fluks pada konduktor jangkar

Fluks ini merupakan fluks utama. Jika generator dibebani, timbulah arus jangkar.
Adanya arus jangkar ini menyebabkan timbulnya fluks pada konduktor tersebut.
Dengan menganggap tidak ada arus medan yang mengalir dalam kumparan
medan, fluks ini digambarkan seperti pada gambar 4.13b.
Perhatikan konduktor yang terletak pada daerah ac. Ternyata fluks yang
ditimbulkan oleh arus jangkar dengan fluks utamanya saling memperkecil,

69

sehingga fluks yang terjadi di sini menjadi berkurang. Perhatikanlah kemudian


konduktor yang terletak pada daerah bd. Ternyata fluks yang ditimbulkan oleh
arus jangkar dengan fluks utamanya saling memperkuat, sehingga fluks yang
tejadi disini bertambah. Fluks total dimana generator dalam keadaan bebeban
adalah jumlah vektoris kedua fluks. Pengaruh adanya interaksi ini disebut reaksi
jangkar. Interaksi kedua fluks tersebut dapat digambarkan seperti pada gambar
4.14:

Gambar 4.14 Reaksi jangkar

Gambar 4.15

Karena operasi suatu generator arus searah selalu berada pada daerah jenuh.
Pengurangan fluks di suatu konduktor dibandingkan dengan pertambahan fluks
pada konduktor lain lebih besar. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut
misalnya fluks Ox adalah fluks yang dihasilkan tanpa dipengaruhi oleh reaksi
jangkar. Misalkan pula dengan adanya pengaruh reaksi jangkar pertambahan dan
pengurangan kuat medan magnet (ggm) yang terjadi pada konduktor jangkar ac
dan bd masing-masing sebesar B ampere-turn. Dengan demikian seperti terlihat
pada gambar 4.15,

70

pertambahan fluks pada konduktor bd hanyalah

sebesar xy, sedangkan

berkurangnya fluks pada konduktor jangkar ac sebesar xz, dimana harga xz lebih
besar daripada xy. Oleh karena itu, fluks keseluruhan yang dihasilkan oleh
konduktor jangkar akibat adanya reaktansi jangkar akan selalu berkurang
harganya. Berkurangnya fluks ini dinamakan pendemagnetan.

You might also like