Professional Documents
Culture Documents
VR =
Vnl V fl
V fl
100%
56
Dimana, Vnl adalah tegangan teminal generator pada kondisi tanpa beban dan Vfl
adalah tegangan terminal generator pada kondisi beban penuh.
Tegangan Induksi
dimana c = konstanta
n = kecepatan putaran
= fluks medan
57
Atau
Vt = Ea Ia Ra
58
Generator ini terdiri atas generator DC shunt, generator DC seri dan generator DC
kompon kumulatif dan generator DC kompon diferensial.
59
Generator DC Shunt
60
pada mesin turun sehingga nilai Ea turun yang menyebabkan tegangan terminal
akan turun lebih jauh. Karakteristik terminal generator DC shunt diperlihatkan
pada gambar 4.5.
Generator DC Seri
Generator DC
kumparan medannya
61
oleh persamaan = N I sehingga mmf yang sama dapat dihasilkan dari sedikit
lilitan dengan arus besar yang mengalir. Kemudian karena arus beban penuh
mengalir pada kumparan medan, maka kumparan di desain memiliki resistansi
sekecil mungkin.
Rangkaian ekuivalen generator DC seri diperlihatkan pada gambar 4.6. Dalam hal
ini arus jangkar, arus medan dan arus saluran mempunyai nilai yang sama.
Persamaan tegangan terminal untuk generator DC seri adalah:
Vt = Ea - Ia ( Ra + RS )
Pada kondisi tanpa beban arus medan tidak mengalir sehingga nilai Vt
berkurang menjadi sangat kecil yang dipengaruhi oleh fluks residu pada mesin.
Ketika beban naik arus medan meningkat sehingga Ea akan naik dengan cepat.
Nilai drop Ia(Ra+RS) juga ikut naik, akan tetapi pada permulaan kenaikkan Ea
lebih tajam daripada kenaikkan drop Ia(Ra+RS) sehingga nilai Vt akan naik.
Setelah mesin mencapai saturasi nilai Ea menjadi hampir tetap. Pada kondisi ini
drop resistif menjadi lebih dominan dan nilai Vt mulai jatuh. Karakteristik
generator DC seri diperlihatkan pada gambar 4.7 berikut.
62
(a)
(b)
Gambar 4.8 Rangkaian ekuivalen generator DC kompon kumulatif
(a) Kompon kumulatif panjang (b) Kompon kumulatif pendek
Tanda titik (dot) yang muncul pada kedua kumparan medan mempunyai arti yang
sama dengan tanda dot pada trafo yaitu arus yang mengalir masuk ke tanda dot
menghasilkan mmf positif. Jadi total mmf pada mesin adalah
63
net = SH + SE - AR
Vt = E a I a ( R a + R S )
If =
Vt
Rf
Kenaikkan beban menyebabkan arus beban IL naik sehingga Ia juga naik. Pada
kondisi ini dua efek terjadi pada generator:
64
65
66
Pada
generator
DC
kompon
diferensial
kenaikkan
arus
beban
67
tegangan induksi ini mengalirkan arus pada kumparan medan. Arus ini akan
menimbulkan fluks yang memperkuat fluks yang telah ada sebelumnya. Proses ini
terus berlangsung hingga dicapai tegangan yang stabil. Proses pembangkitan
tegangan induksi ini ditunjukkan pada gambar
68
Ketika generator distart akan tetapi tidak dibangkitkan tegangan, maka ada
beberapa kemungkinan yang menyebabkan kegagalan pembangkitan tegangan
yaitu:
1. Tidak ada fluks magnet residu pada generator. Jika fluks residu res = 0 maka
Ea = 0 dan tegangan induksi tidak akan dapat dibangkitkan
2. Arah putaran generator terbalik atau hubungan kumparan medan dibalik. Pada
kasus ini fluks residu menghasilkan Ea. Akan tetapi Ea menghasilkan fluks
yang melawan fluks residu sehingga fluks justru akan berkurang.
3. Nilai resitansi medan lebih besar dari nilai resistansi kritis.
REAKSI JANGKAR
Fluks yang menembus konduktor jangkar pada keadaan generator tak berbeban
dapat digambarkan seperti di bawah ini:
Fluks ini merupakan fluks utama. Jika generator dibebani, timbulah arus jangkar.
Adanya arus jangkar ini menyebabkan timbulnya fluks pada konduktor tersebut.
Dengan menganggap tidak ada arus medan yang mengalir dalam kumparan
medan, fluks ini digambarkan seperti pada gambar 4.13b.
Perhatikan konduktor yang terletak pada daerah ac. Ternyata fluks yang
ditimbulkan oleh arus jangkar dengan fluks utamanya saling memperkecil,
69
Gambar 4.15
Karena operasi suatu generator arus searah selalu berada pada daerah jenuh.
Pengurangan fluks di suatu konduktor dibandingkan dengan pertambahan fluks
pada konduktor lain lebih besar. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut
misalnya fluks Ox adalah fluks yang dihasilkan tanpa dipengaruhi oleh reaksi
jangkar. Misalkan pula dengan adanya pengaruh reaksi jangkar pertambahan dan
pengurangan kuat medan magnet (ggm) yang terjadi pada konduktor jangkar ac
dan bd masing-masing sebesar B ampere-turn. Dengan demikian seperti terlihat
pada gambar 4.15,
70
berkurangnya fluks pada konduktor jangkar ac sebesar xz, dimana harga xz lebih
besar daripada xy. Oleh karena itu, fluks keseluruhan yang dihasilkan oleh
konduktor jangkar akibat adanya reaktansi jangkar akan selalu berkurang
harganya. Berkurangnya fluks ini dinamakan pendemagnetan.