Professional Documents
Culture Documents
ZULKARNAIN BANDJAR
SHOLAT BAGIAN IV
by Zulkarnain Bandjar
Didalam pertemuan rahasia antara Rasullullah dengan Allah s.w.t,Baginda Rasulullah s.a.w telah
menerima cara-cara sembahyang sebagaimana cara-cara sembahyang para malaikat, rasul, auliaaulia yang dizahirkan oleh Allah terlebih dahulu untuk baginda.
Maka terimalah Rasullulah akan tata tertib cara sembahyang tersebut dan setelah itudituangkan oleh baginda
didalam peraturan syariat islam dan juga menjadi Rukun Islam yang kedua.
Cara atau peraturan istiadat sembahyang itu hendaklah menjadi panduan dan panutan bagi seluruh umatnya
yang ada di muka bumi ini.
Artinya :
Jika terdapat perbedaan diantara dua orang alim tersebut maka dimanakah kebenaran sabda Rasulullah
s.a.w. yang mensyariatkan sembahyang sebagaimana baginda sembahyang. Sedangkan hanya ada satu cara
sembahyang saja yang Rasulullah s.a.w. terima dari tuhan-Nya. Oleh karena itu jika terdapat perbedaan amalan
diantara dua orang ulama syariat, maka bagaimana halnya dengan orang-orang awam yang tidak pernah
mendapat petunjuk daripada seorang guru yang mursyid?
Wahai saudaraku, setelah hidupku yang mau setengah abad ini, aku telah banyak menemui gurguru syariat untuk bertanya tentang cara-cara sembahyang ini.
Aku bertanya kepada mereka cara-cara sembahyang dan bertanya pula dari mana mereka mengambil cara-cara
sembahyang dan bagaimana caranya untuk menghadirkan diri didalam sembahyang dengan penuh khusyu dan
tawadu dan bagaimana pula menghilangkan perasaan, pikiran yang membuatku teringat kepada hal-hal lain
yang tidak perlu dihadirkan sewaktu menjalankan sembahyang.
Tidak ada diantara mereka yang dapat memberikan petuah kepadaku tentang cara-cara sembahyang
Rasulullah s.a.w. dan cara-cara untuk menghadirkan diri dengan khusyu dan tawadu didalam sembahyang.
Malahan masing-masing memberikan cara yang berbeda-beda diantara alim ulama yang satu dengan alim
ulama yang lain. Oleh sebab itu aku pun mulai sanksi dengan cara-cara sembahyang mereka dan aku
perhatikan di pengajian-pengajian mereka belajar kitab semata-mata, tetapi mereka sendiri tidak pernah belajar
dan diajar sembahyang Rasulullah s.a.w. oleh karena itu suatu saat aku berdoa ke hadirat Allah s.w.t. supaya
diajarkan aku cara-cara sembahyang seperti yang pernah diajarkan kepada Rasulullah s.a.w. ketika peristiwa
Isra dan Mira dahulu.
.. akhirnya ..
AWAS !!
Khusus uraian yang berikut ini adalah menceritakan sedikit pengalaman yang pernah aku alami,
tidak perlu untuk dipikirkan terlalu jauh yang nantinya akan menimbulkan pertentangan didalam
pikiran kita karena sesungguhnya hal ini hanya bisa dirasakan oleh orang yang pernah
mengalaminya.
Pada suatu malam aku diajarkan cara-cara sembahyang oleh Rasulullah s.a.w. disaksikan oleh Nabi Yusuf
a.s., Wali Qutub Syeikh Abdul Kadir Jailani r.a dan Imam Syafii r.a. Mereka datang mengajar aku
sembahyang didalam kedaan tawasul dan kemudian disahkan pula oleh Nabi Khidir a.s.
Selama aku bermimpi antara tidur dan tidak tidur, mimpi yang terang dan jelas dan masih aku
ingat sampai saat ini.
Kemudian aku membawa cara-cara sembahyang yang aku peroleh ini kepada beberapa orang guru hakekat
dan makrifat lagi mursyid, lalu mereka mengesahkan bahwa cara-cara sembahyang yang diterima oleh aku itu
adalah memang sebagaimana cara-cara sembahyang yang diterima oleh Rasulullah s.a.w. semasa Isra dan
Mira dahulu.
Sesungguhnya aku yakin dengan ilmu aku dan tidak ada keraguan sedikitpun didalamnya.
Oleh karena itu aku ingin berbagi pengalaman dengan semua saudara-saudaraku agar saudara-saudaraku yang
lain juga bisa mengalami apa yang pernah aku alami, semoga Allah s.w.t. meridhoi kita semua dan hindarilah
daripada mengamalkan sembahyang ikut-ikutan yang tidak mempunyai asal usul daripada Rasulullah
s.a.w.
Salam : Zulkarnain Bandjar