You are on page 1of 22

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Morfologi adalah cabang linguistik yang mengidentifikasi satuan-satuan dasar
bahasa sebagai satuan gramatikal. Morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta
pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata Atau
dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata
serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi
semantik.
Kata Morfologi berasal dari kata morphologie. Kata morphologie berasal dari
bahasa Yunani morphe yang digabungkan dengan logos. Morphe berarti bentuk dan
logos berarti ilmu. Bunyi [o] yang terdapat diantara morphe dan logos ialah bunyi yang
biasa muncul diantara dua kata yang digabungkan. Jadi, berdasarkan makna unsurunsur pembentukannya itu, kata morfologi berarti ilmu tentang bentuk.
Dalam kaitannya dengan kebahasaan, yang dipelajari dalam morfologi ialah bentuk
kata. Selain itu, perubahan bentuk kata dan makna (arti) yang muncul serta perubahan
kelas kata yang disebabkan perubahan bentuk kata itu, juga menjadi
pembicaraan dalam morfologi adalah morfem pada tingkat terendah dan kata pada
tingkat tertinggi.
Morfologi juga mempelajari arti yang timbul sebagai akibat peristiwa gramatik, yang
biasa disebut arti gramatikal atau makna. Satuan yang paling kecil dipelajari oleh
morfologi adalah morfem, sedangkan yang paling besar berupa kata. morfologi hanya
Mempelajari peristiwa-peristiwa yang umum, peristiwa yang berturut-turut terjadi, yang
bisa dikatakan merupakan sistem dalam bahasa.
1

Peristiwa perubahan bentuk misalnya pada perubahan kata dari jala menjadi jalan
pada kata berjalan, dan perubahan dari kata aku menjadi saya, serta perubahan kata
dari tahun menjadi tuhan boleh dikatakan hanya terjadi pada kata tersebut. Oleh karena
itu, peristiwa tersebut tidak bisa disebut sebagai peristiwa umum, tentu saja bukan
termasuk dalam bidang morfologi, melainkan termasuk dalam ilmu yang biasa disebut
etimologi, yaitu ilmu yang mempelajari seluk-beluk asal sesuatu kata secara khusus.
Dalam bahasa Indonesia mempunyai berbagai bentuk. Kata sedih, gembira, dan
senang merupakan

satu

morfem. Kata bersedih, bergembira, dan bersenang

merupakan dua morfem, yaitu morfem ber- sebagai afiks, dam morfem sedih
merupakan bentuk dasarnya begitu juga dengan morfem bergembira dan bersenang
terdiri dari dua morfem. Kata senang-senang terdiri dari dua morfem yaitu morfem
senang sebagai bentuk dasar dan diikuti oleh senang sebagai morfem ulang. Semua
yang berhubungan denngan bentuk kata tersebut yang menjadi objek dari suatu ilmu
disebut dengan morfologi.
Perubahan-perubahan

bentuk kata menyebabkan adanya perubahan golongan

dan arti kata. Golongan kata sedih tidak sama dengan golongan kata bersedih. Kata
sedih termasuk golongan kata adjektiva, sedangkan kata bersedih termasuk verba
deadjektiva. Di segi arti, kata-kata senang, bersenang, dan senang-senang semuanya
mempunyai arti yang berbeda-beda. Demikian pula dengan kata sedih dan gembira.
Perbedaan atau perubahan golongan dan arti kata tersebut disebabkan oleh
perubahan bentuk kata. Karena itu, selain menyelidiki bidangnya yang utama dalam
seluk-beluk bentuk kata, morfologi juga menyelidiki kemungkinan adanya perubahan
golongan dan arti kata yang timbul sebagai akibat perubahan bentuk kata.

Intinya adalah jika syntax membahas tentang bagaimana kata-kata disusun


dalam sebuah kalimat, maka morphology membahas bentuk kata-kata tersebut.
Di sini dikemukakan bahwa pembicaraan tentang satuan gramatik yang salah
satu dari unsurnya berupa afiks dibahas dalam bidang morfologi, dan pembicaraan
tentang kata majemuk juga dibicarakan dalam bidang morfologi mengingat bahwa kata
majemuk masih termasuk golongan kata.

Definisi Morfologi Menurut Beberapa Ahli


1.

Morfologi adalah ilmu bahasa tentang seluk-beluk bentuk kata (struktur kata)

Sumber: Zaenal Arifin dan Juaiyah Morfologi: Bentuk, Makna, dan Fungsi
2.

Morfologi adalah cabang linguistik yang mengidentifikasi satuan-satuan dasar

bahasa sebagai satuan gramatikal.


Sumber: J. W. M. Verhaar Asas-Asas Linguistik Umum
3.

Morfologi adalah bidang linguistik yang mempelajari susunan bagian-bagian kata

secara gramatikal.
Sumber: J. W M. Verhaar Pengantar Linguistik
4.

Menurut Ramlan (1978:2) Morfologi adalah bagian dari ilmu bahasa yang

membicarakan atau mempelajari seluk beluk struktur kata serta pengaruh perubahanperubahan struktur kata terhadap golongan dan arti kata.
5.

Menurut Nida (1974: 1) menyatakan bahwa morfologi adalah suatu kajian tentang

morfem-morfem dan penyusunan morfem dalam rangka pembentukan kata.


Sumber: Syahwin Nikelas Pengantar Linguistik Untuk Guru Bahasa

6.

Menurut Cristal ( 198 : 232 233 ), morfologi adalah cabang tata bahasa yang

menelaah struktur atau bentuk kata, utamanya melalui pengguanaan morfem. Morfologi
pada umumnya dibagi ke dalam dua bidang : yakni telaah infleksi (inflectional
morfhology ). Dan telaah pembentukan kata (lexical or derivational morphology). Analisi
morfemik bagian dari telaah linguistik sikronis ; analisis morfologis diterapkan terhadap
telaah historis. Analisis morfologis dilakukan dalam berbagai bentuk. Satu pendekatan
membuat telaah distribusional morfem dan varian morfemis yang muncul dalam kata (
analisis susunan morfotaktis ). Suatu model pemerian yang memandang hubungan
antara kata kata sebagai proses derivasi. Dalam linguistic generative, morfologi dan
sintaksis tidak dilihat sebagai dua tingkat terpisah ; kaidah kaidah dari tata bahasa
berlaku bagi struktur kata, seperti halnya terhadap frasa dan kalimat, dan konsep
konsep morfologis hanya muncul sebagai titik dimana output komponen sintaksis harus
diberikan representasi fonologi melalui kaidah kaidah morfofonologis.
7.

Menurut Bauer ( 1983 : 33 ), morfologi membahas struktur internal bentuk kata.

Dalam morfologi, analisis membagi bentuk kata ke dalam formatif komponennya, dan
berusaha untuk menjelaskan kemunculan setiap formatif. Morfologi dapat dibagi ke
dalam dua cabang utama, yaitu morfologi infleksional dan pembentukan kata yang
disebut morfologis leksikal. Morfologi infleksional membahas leksem leksem baru dari
pemajemukan kata ( komposisi ). Deriviasi berurusan dengan pembentukan leksem
baru dari dua atau lebih sistem potensial. Derivasi kadang kadang juga dibagi ke
dalam derivasi mempertahankan kelas (class-maintaining derivation) dan derivasi
perubahan kelas (class-changing derivation).

8.

Menurut rumandji ( 1993:2), morfologi mengcakup kata, bagiannya, dan

prosesnya. Menurut O Grady dan Dobrovolsky (1989:89-90), morofologi adalah


komponen tata bahasa generative tranformasional (TTG) yang membicarakan struktur
internal kata.
Teori morfologi umum yang berurusan dengan pembahasan secara tepat
mengenai jenis jenis kaidah morfologi yang dapat ditemukan dalam bahasa bahasa
alamiah. Morfologi khusus merupakan seperangkat kaidah yang mempunyai fungsi
ganda. Pertama, kaidah kaidah ini berurusan dengan pembentukan kata baru. Kedua,
kaidah kaidah ini mewakili pengetahuan penutur asli yang tidak disadari tentang
struktur internal kata yang sudah ada dalam bahasanya.

B. Fungsi Morfologi
1. Untuk mengetahui bagaimana perubahan-perubahan bentuk kata, baik dari fungsi
gramatik maupun semantik .
2. Mengetahui bagaimana seluk-beluk kata
3. Mengetahui bagaimana suatu arti yang timbul akibat peristiwa gramatik
4. Mempelajari peristiwa-peristiwa umum, peristiwa yang berturut-turut terjadi, atau
dengan kata lain sebagai sistem dalam bahasa

C. Tujuan Morfologi
1. Membahas masalah morfem dan kata
2. Membahas masalah unit-unit gramatikal
3. Membahas masalah prinsip pengenalan morfem

4. Membahas masalah klasifikasi morfem


5. Membahas masalah proses morfologis
6. Membahas masalah morfofonemik
7. Membahas masalah fungsi dan makna afiksasi
8. Membahas masalah kategori kata

Morfologi atau tata bentuk ada pula yang menyebutnya morphemics adalah bidang
linguistik yang mempelajari susunan bagian-bagian kata secara gramatikal (Verhaar,
1984 : 52). Dengan perkataan lain, morfologi mempelajari dan menganalisis struktur,
bentuk, dan klasifikasi kata-kata. Dalam linguistik bahasa Arab, morfologi ini disebut
tasrif, yaitu perubahan suatu bentuk (asal) kata menjadi bermacam-macam bentuk
untuk mendapatkan makna yang berbeda (baru). Tanpa perubahan bentuk ini, maka
yang berbeda tidak akan terbentuk (Alwasilah, 1983 : 101).

Untuk memperjelas pengertian di atas, perhatikanlah contoh-contoh berikut dari


segi struktur atau unsur-unsur yang membentuknya.

A. Makan
Makanan
Dimakan
Termakan
Makan-makan

B. Main
Mainan
Bermain
Main-main
Bermain-main

Contoh-contoh yang terpampang di atas, semuanya disebut kata. Namun


demikian, struktur kata-kata tersebut berbeda-beda. Kata makan terdiri atas satu bentuk
bermakna. Kata makanan, dimakan, dan termakan masing-masing terdiri atas dua
bentuk bermakna yaitu an, di-, ter- dengan makan. Kata makan-makan terdiri atas dua
bentuk bermakna makan dan makan. Rumah makan pun terdiri atas dua bentuk
bermakan rumah dan makan. Kata main, sama dengan kata makan terdiri atas satu
bentuk bermakna, sedangkan kata mainan, bermain, main-mainan, permainan,
memainkan masing-masing terdiri atas dua buah bentuk bermakna yakni an, ber-,
main, per-an, me-kan dengan main. Kata bermain-main terdiri atas tiga bentuk
bermakna

ber-,

main,

dan

main.

Berdasarkan contoh di atas, kita dapat mengetahui bahwa bentuk-bentuk


tersebut dapat berubah karena terjadi suatu proses. Kata makan dapat berubah
menjadi makanan, dimakan, termakan karena masing-masing adanya penambahan
an, di-, dan ter-, dapat pula menjadi makan-makan karena adanya pengulangan, dapat
pula menjadi rumah makan karena penggabungan dengan rumah. Perubahan bentuk
atau struktur kata tersebut dapat pula diikuti oleh perubahan jenis atau makna kata.
Kata makan termasuk jenis atau golongan kata kerja sedangkan makanan termasuk
jenis atau golongan kata benda. Dari segi makna kata makan maknanya memasukan
sesuatu melalui mulut, sedangkan makanan maknanya semua benda yang dapat
dimakan.

Seluk-beluk struktur kata serta pengaruh perubahan-perubahan struktur kata


terhadap golongan dan arti atau makna kata seperti contoh di atas itulah yang dipelajari
oleh bidang morfologi (Ramlan, 1983 : 3).

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Deret Morfologik.
Deret morfologik merupakan sebuah daftar atau deretan yang memuat kata-kata
yang memiliki bentuk dan arti saling berhubungan (Ramlan, 2001: 34). Kata-kata yang
saling berhubungan bentuk dan artinya ini dijajarkan dalam sebuah deretan dan
dibandingkan dengan setiap anggota deret lainnya. Sehingga dari pembandingan itu
dapat ditemukan hasil identifikasi bentuk asal dan jumlah morfem yang membangun
bentukan sebuah kata.
Deret morfologik amat berguna dalam menentukan morfem-morfem sekaligus
mengidentifikasi bentuk asal suatu morfem (Ramlan, 2001: 35). Salah satu manfaat
identifikasi morfem dengan deret morfologi ini disamping untuk mengetahui bentuk asal
yang mendasari sebuah kata adalah menentukan jumlah morfem yang membangun
sebuah kata. Misal kata berteriakan terdiri dari tiga morfem yakni ber-, teriak, dan an.
Kata terpaku terdiri dari dua morfem yakni ter- dan paku. Sedang kata terlantar terdiri
dari satu morfem saja yakni terlantar. Proses kerja deret morfologik selanjutnya akan
dijelaskan di bab selanjutnya.

2.2 Posisi Deret Morfologik dalam Kajian Linguistik.

Deret morfologik merupakan sub bab dalam kajian linguistic yang terangkum
dalam bab morfologi. Deret ini mengidentifikasi susunan morfem dalam suatu bentuk
kata. Secara luas, bahasan yang ditelisik dalam kajian linguistik ada dua, yakni
intralingual dan ekstralingual. Intralingual adalah kajian bahasa yang meliputi aspek

10

bahasa itu sendiri yakni struktur bahasa dan makna sedangkan ekstralingual adalah
kajian bahasa yang mengkaji aspek luar bahasa dan mengacu pada referen (aspek
benda yang dimaksud). Jadi bahasa itu menjelaskan dirinya sendiri sebagai objek
kajian. Hal inilah yang disebut dengan tata bahasa atau gramatika bahasa. Deret
morfologik merupakan bagian dari gramatika sehingga deret morfologik termasuk dalam
kajian intralingual.

2.3 Proses Identifikasi Bentuk Asal Melalui Deret Morfologik.


Bentuk asal adalah satuan kata yang paling kecil yang menjadi asal suatu kata
kompleks (Ramlan, 2001: 49). Bentuk asal merupakan bentuk kata paling awal yang
menjadi asal terbentuknya sebuah kata yang lebih kompleks. Kekompleksan itu adalah
cakupan makna yang luas dikarenakan penambahan morfem-morfem terikat. Misalnya
kata pembacaan terbentuk dari bentuk asal baca lalu mendapatkan afiks an menjadi
bacaan, kemudian mendapatkan

afiks pe- menjadi pembacaan. Bentuk asal

merupakan saudara kembar bentuk dasar. Bentuk dasar adalah satuan, baik tunggal
maupun kompleks, yang menjadi dasar bentukan satuan yang lebih besar (Ramlan,
2001: 49). Bentuk dasar berkutat pada area yang sama dengan bentuk asal. Keduanya
sama-sama mengurai bentukan kata, hanya saja menggunakan sisi pandang yang
berbeda. Misal kata pembacaan terbentuk dari bentuk dasar bacaan dengan afiks pe-,
lalu kata bacaan berasal dari bentuk dasar baca dengan afiks an.
Dalam hal ini deret morfologik erat kaitannya dengan bentuk asal. Deret
morfologik menjajarkan kata-kata yang sebentuk dan sejenis dengan maksud
membandingkan dan menyimpulkan kata dasar dengan memisah morfem-morfem yang
melekat pada morfem bebas sehingga ditemukan jumlah morfem yang membentuk
11

sebuah kata. Misal kita mulai dengan kata kedekatan. Demi mengetahui kata ini
terbentuk dari satu, dua, atau tiga morfem. Di samping kata kedekatan, terdapat kata:

kedekatan
berdekatan
pendekatan
mendekatkan
didekatkan
terdekatkan
mendekat
terdekat
didekati
mendekati
------------ dekat.

Dari perbandingan kata-kata diatas dapat kita katakan bahwa pada deretan
tersebut terdapat morfem dekat sebagai unsur yang terdapat dalam setiap kata yang
menjadi anggota deret tersebut. Dengan demikian kesimpulannya adalah pada kata
kedekatan terdapat dua morfem yang membangunnya
kedekatan

: terdiri dari morfem dekat dan morfem ke-an

berdekatan

: terdiri dari morfem dekat dan morfem ber-an

pendekatan

: terdiri dari morfem dekat dan morfem peN- an

mendekatkan

: terdiri dari morfem- morfem meN-, dekat, dan kan

didekatkan

: terdiri dari morfem- morfem di-, dekat, dan kan

terdekatkan

: terdiri dari morfem-morfem ter-, dekat, dan kan

12

mendekat

: terdiri dari morfem meN-, dan dekat

terdekat

: terdiri dari morfem ter-, dan dekat

didekati

: terdiri dari morfem- morfem di-, dekat,-i

mendekati

: terdiri dari morfem morfem meN-, dekat, dan i

---------dekat

kejauhan
menjauhkan
dijuhkan
terjauh
berjauhan
menjauhi
dijauhi
---------jauh

Dari perbandingan kata-kata diatas dapat kita katakan bahwa pada deretan
tersebut terdapat morfem jauh sebagai unsur yang terdapat dalam setiap kata yang
menjadi anggota deret tersebut. Dengan demikian kesimpulannya adalah pada kata
kejauhan terdapat dua morfem yang membangunnya
kejauhan

:terdiri dari morfem jauh dan morfem ke-an

menjauhkan

:terdiri dari morfem meN-, jauh, dan kan

dijauhkan

:terdiri dari morfem di- jauh, dank an

terjauh

:terdiri dari morfem ter-, dan jauh

berjauhan

:terdiri dari morfem jauh-, dan ber-an

menjauhi

:terdiri dari morfem meN-, jauh, dan i


13

dijauhi

:terdiri dari morfem di-, jauh dan i

berkurang
kekurangan
pengurangan
mengurangkan
dikurangkan
kurangi
kurangkan
--------kurang

Dari perbandingan kata-kata diatas dapat kita katakan bahwa pada deretan
tersebut terdapat morfem kurang sebagai unsur yang terdapat dalam setiap kata yang
menjadi anggota deret tersebut. Dengan demikian kesimpulannya adalah pada kata
kekurangan terdapat dua morfem yang membangunnya
Berkurang

:terdiri dari morfem kurang dan ber-

Kekurangan

:terdiri dari morfem kurang dank e-an

Pengurangan

:terdiri dari morfem peN-, kurang, dan an

mengurangkan

:terdiri dari morfem meN-, kurang, dan kan

dikurangkan

:terdiri dari morfem kurang,dan di-an

kurangi

:terdiri dari morfem kurang dan i

kurangkan

:terdiri dari morfem kurang, dan kan

berbagi
kebagian
pembagian
14

membagikan
dibagikan
bagii
bagikan
--------bagi
Dari perbandingan kata-kata diatas dapat kita katakan bahwa pada deretan
tersebut terdapat morfem bagi sebagai unsur yang terdapat dalam setiap kata yang
menjadi anggota deret tersebut. Dengan demikian kesimpulannya adalah pada kata
kebagian terdapat dua morfem yang membangunnya
berbagi

:terdiri dari morfem bagi dan ber

kebagian

:terdiri dari morfem ke-, bagi dan an

pembagian

:terdiri dari morfem peN-,bagi dan an

membagikan

:terdiri dari morfem meN-, bagi dan an

dibagikan

:terdiri dari morfem di-,bagi,dan kan

bagii

:terdiri dari morfem bagi-, dan i

bagikan

:terdiri dari morfem bagi-, dan kan

bersamaan
kesamaan
penyamaan
menyamakan
disamakan
samai
samakan
--------sama

15

Dari perbandingan kata-kata diatas dapat kita katakan bahwa pada deretan
tersebut terdapat morfem sama sebagai unsur yang terdapat dalam setiap kata yang
menjadi anggota deret tersebut. Dengan demikian kesimpulannya adalah pada kata
bersamaan terdapat dua morfem yang membangunnya
bersamaan

:terdiri dari morfem sama dan morfem ber-an

kesamaan

:terdiri dari morfem sama dan morfem ke-an

penyamaan

:terdiri dari morfem peN-,sama dan -an

menyamakan

:terdiri dari morfem meN-,sama dan -kan

disamakan

:terdiri dari morfem di-, sama dan kan

samai

:terdiri dari morfem sama dan i

samakan

:terdiri dari mgrfem sama dan kan

berlarian
pelari
melarikan
dilarikan
larikan
----------- lari
Dari perbandingan kata-kata diatas dapat kita katakan bahwa pada deretan
tersebut terdapat morfem lari sebagai unsur yang terdapat dalam setiap kata yang
menjadi anggota deret tersebut. Dengan demikian kesimpulannya adalah pada kata
berlarian terdapat dua morfem yang membangunnya

berlarian

:terdiri dari morfem lari dan morfem ber-an

pelarian

:terdiri dari morfem pe, lari dan an

melarikan

:terdiri dari morfem me, lari dan kan

dilarikan

:terdiri dari morfem di, lari dan kan

16

larikan

:terdiri dari morfem lari dan kan

----------- lari

berbaikan
kebaikan
membaikkan
dibaikkan
membaiki
baikkan
----------- baik
Dari perbandingan kata-kata diatas dapat kita katakan bahwa pada deretan
tersebut terdapat morfem baik sebagai unsur yang terdapat dalam setiap kata yang
menjadi anggota deret tersebut. Dengan demikian kesimpulannya adalah pada kata
kebaikkan terdapat dua morfem yang membangunnya
berbaikan

:terdiri dari morfem baik dan ber-an

kebaikan

:terdiri dari morfem baik dan ke-an

membaikkan

:terdiri dari morfem mem, baik dan kan

dibaikkan

:terdiri darin morfem di, baik dan kan

membaiki

:terdiri dari morfem mem, baik dan i

baikkan

:terdiri dari morfem baik dan kan

----------- baik

kepanasan
pemanasan
memanaskan
dipanaskan
17

panasi
panaskan
---------- panas
Dari perbandingan kata-kata diatas dapat kita katakan bahwa pada deretan
tersebut terdapat morfem panas sebagai unsur yang terdapat dalam setiap kata yang
menjadi anggota deret tersebut. Dengan demikian kesimpulannya adalah pada kata
kepanasan terdapat dua morfem yang membangunnya
kepanasan

:terdiri dari morfem panas dan ke-an

pemanasan

:terdiri dari morfem peN, panas dan an

memanaskan

:terdiri dari morfem meN, panas dan kan

dipanaskan

:terdiri dari di, panas dan kan

panasi

:terdiri dari morfem panas dan i

panaskan

:terdiri dari morfem panas dan kan

---------- panas

18

BAB III
KESIMPULAN
A.KESIMPULAN
Deretan morfologik ialah satuan daftar atau suatu deretan yang memuat atau
berisi kata kata yang berhubungan baik dalam bentuk maupun dalam maknanya.
B. SARAN
Demikian pemaparan dari makalah ini , semoga bermanfaat bagi pembaca
terutama untuk mengetahui tentang linguistik khususnya morfologi .Tentu makalah ini
jauh dari sempurna maka dari itu kami mohon pada pembaca/ rekan mahasiswa untuk
menyumbang kritik dan saran yang bersifat membangun

19

DAFTAR PUSTAKA
1. Diktat Morfologi Dra. Elfrida Pasaribu
2. Kridalaksana, Harimurti. 2009. Pembentukan kata dalam Bahasa
Indonesia.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Media
3. Tarigan, Henry Guntur. 1985. Pengajaran Morfologi, Bandung: Angkasa
4. Yesin, sulchan. 1988. Tinjauan Deskriptif Seputar Morfologi. Surabaya:
Usaha Nasional.

20

21

22

You might also like