You are on page 1of 19

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Morfologi Tanaman Bawang Putih


Tanaman bawang putih adalah tanaman terna berbentuk rumput. Daunnya
panjang berbentuk pipih (tidak berlubang). Helai daun seperti pita dan melipat ke
arah panjang dengan membuat sudut pada permukaan bawahnya, kelopak daun
kuat, tipis, dan membungkus kelopak daun yang lebih muda sehingga membentuk
batang semu yang tersembul keluar. Bunganya hanya sebagian keluar atau sama
sekali tidak keluar karena sudah gagal tumbuh pada waktu berupa tunas bunga.
Klasifikasi Bawang putih adalah sebagai berikut:
Kingdom

: Plantae

Divisio

:Spermatophyta

Subdivisio

: Angiospermae

Kelas

: Monicotyledonae

Ordo

: Liliales

Famili

: Liliaceae

Genus

: Allium

Spesies

: Allium sativum L.

(anonymousa2014,)

Gambar 1. Bawang putih (Allium sativum L.) (anonymousa2014,)

Umbi bawang terdapat pada pangkal tanaman, tepat di atas pokok


rudimeternya dan berada di dalam tanah. Tiap umbi terdiri dari siung-siung kecil,
siung ini terbentuk dari tunas-tunas diantaraa daun-daun muda dekat pusat
tajuk. Pada waktu tanaman bawang putih tumbuh, dari tunas-tunas tersebut akan
terbentuk siung.
Siung ini terdiri dari dua bagian yaitu dua helai daun dewasa dan sebuah
tunas vegetatif. Salah satu dari dari dua helai daun tersebut, yaitu daun dewasa
yang terletak disebelah luar, berfungsi sebagai daun pelindung berbentuk silindris
dan berlubang kecil di pucuknya. Daun pelindung ini menjadi tipis, kering, kuat
dan berfungsi sebagai pelindung bagi sehelai daun dan tunas vegetatif sebelah
dalamnya, kemudian siung-siung tersebut dilapisi selaput tipis yang kuat dan
kering sehingga membentuk umbi yang lebih besar, yang merupakan gabungan
dari banyak siung. Siung-siung yang membentuk umbi ini berkisar 13-13 buah.
(Rosmahani, Luki. 2006).

2.2 Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina


Menurut Peraturan Menteri Pertanian No. 93/Permentan/Ot.140/12/2011
OPTK dikategorikan menjadi OPTK kategori A1 dan A2. OPTK A1 merupakan
OPTK yang belum terdapat di Indonesia. Sedangkan OPTK kategori A2
merupakan OPTK yang sudah terdapat di Indonesia, namun masih terbatas dan
sedang dikendalikan.
Berdasarkan hasil tindakan karantina tumbuhan melalui perlakuan, OPTK
digolongkan menjadi OPTK golongan I dan OPTK golongan II. OPTK golongan
I tidak dapat dibebaskan dari media pembawa OPTK meskipun sudah di kelola
dengan cara perlakuan. Sedangkan OPTK golongan II sebagaimana masih dapat
dibebaskan dari media pembawa OPTK.
Jenis-jenis

OPTK

dalam

Permentan

digolongkan

golongan yaitu :
1.
2.
3.
4.

Serangga/Insects
Nematoda/Nematodes
Cendawan/Fungal
Bakteri/Bacterial dan Fitoplasma/Phytoplasma

menjadi

5.
6.
7.
8.

Virus/Viral
Gulma/Weeds
Tungau/Mites
Keong dan Siput/Snail and Slug

2.3 OPTK Golongan Cendawan Pada Bawang Putih (Allium sativum L.) Asal
Cina
Dalam setiap wilayah terdapat target OPTK yang berbeda-beda tergantung
pada komoditas, iklim dan wilayah geografisnya. Maka dari itu setiap negara
mempunyai sasaran OPTK yang berbeda-beda. Di dalam Permentan No 93 Th.
2011 telah di atur mengenai jenis-jenis OPTK yang dicegah agar tidak masuk ke
wilayah Indonesia.
Target OPTK golongan cendawan pada bawang putih asal Cina yaitu :
2.3.1

Botryotinia squamosa
Botryotinia squamosa merupakan penyebab utama penyakit hawar daun

bawang putih, pada wilayah dingin dengan suhu optimum 50 0C. menyerang
produksi umbi dan biji pada kelembaban dan curah hujan tinggi.
Klasifikasi Ilmiah Hawar daun bawang adalah sebagai berikut :
Kerajaan
Divisi

: Fungi
: Ascomycota

Kelas

: Leotiomycetes

Ordo

: Helotiales

Famili

: Sclerotiniaceae

Genus

: Botryotinia

Spesies

: Botryotinia squamosa

Sinonim

: Sclerotinia squamosa.

Botryotinia squamosa

(ceb.wikipedia.org, 2014)

menyerang pada jaringan daun menyebabkan

kerusakan dan kematian sel daun pada kondisi optimum (curah hujan dan
kelembaban tinggi, dan suhu rendah) menyebabkan penurunan prosuksi yang
signifikan. Dapat menghasilkan sclerotia berwarna kecoklatan yang dapat
bertahan pada musim dingin.(Plant Health Australia, 2014)

Gambar 2. Gejala B. squamosa. Pada bawang putih (Plant Health Australia, 2014)

Ciri Botryotinia squamosa pada media PDA menghasilkan banyak


Sclerotia kecil dan berwarna hitam dengan miselium berwarna putih, spora
terbentuk bila di sinari dengan near-ultraviolet. (Chilvers and Toit. 2006.)
(A)

(B)

(C)

Gambar 3. (a-b.) Koloni B. squamosa umur 9 & 13 hari, (c) bentuk Spora B.
squamosa. (Chilvers and Toit. 2006.)

2.3.2

Botrytis aclada Fresen.


Merupakan penyakit yang menyebabkan busuk pada leher batang bawang

putih. kerusakan dapat menyebar ke bunga sampai ke umbi. penyebaran penyakit


meliputi benua Eropa, Afrika, Australia dan Asia Utara.
Klasifikasi Ilmiah Botrytis aclada adalah sebagai berikut:
Kerajaan : Fungi
Divisi : Ascomycota
Kelas : Leotiomycetes

Ordo : Helotiales
Famili : Sclerotiniaceae
Genus : Botryotinia
Spesies: Botrytis aclada
Nama lain Botrytis allii Munn.

(ceb.wikipedia.org, 2014)

Botrytis aclada dapat diketahui pembentukan Sclerotia tidak terjadi pada


media PDA, konidia lebih pendek dari 12 m. miselium tipis dan dominan massa
berwarna hijau. (Chilvers and Toit. 2006.)

Gambar 4. Gejala serangan Botrytis aclada pasca panen (A-D) dan sebelum panen
(E-G) (Chilvers and Toit. 2006.)

Gambar 5. Gejala serangan Botrytis aclada pada tangkai dan batang bunga (A-B)
(C), dan kerusakan pada bunga (D) (Chilvers and Toit. 2006.)

2.3.3

Sclerotium cepivorum
Stromatinia cepivorum (Berk.) menyebabkan penyakit white rot of onion

and garlic. Klasifikasi Ilmiah Sclerotium cepivorum adalah sebagai berikut:


Kerajaan : Fungi
Divisi : Ascomycota
Kelas : Leotiomycetes
Ordo : Helotiales
Famili : Sclerotiniaceae
Genus : Stromatinia
Spesies: S. cepivora
Nama lain Sclerotium cepivorum

(ceb.wikipedia.org, 2014)

Sclerotium cepivorum adalah reproduksi aseksual dari


Stromatinia cepivora yang merupakan patogen tanaman pada
bawang putih. Cendawan menyebabkan busuk putih pada
spesies bawang khususnya bawang bombai, bawang prei
bawang putih .
(A)

(B)

dan

10

Gambar 6. Gejala yang di sebabkan oleh S. cepivorum (A) pada


Umbi dan (B) pada daun.

S.

cepivorum

merupakan

menyerang tanaman yang rentan

patogen

tular

tanah

yang

pada tanah yang terinfeksi.

Gejala kerusakan yang di timbulkan adalah daun layu dan


menguning. Daun yang lebih tua mati diikuti oleh semua bagian
tanaman. umbi menjadi berair dan hancur.
Ciri-ciri S. cepivorum yaitu miselium berwarna putih
muncul

di

menyebabkan

dasar

umbi,

menyebar

di

permukaan

dan

pembusukan. sclerotia berwarna hitam berbentuk

bulat, diameter 200-500 m, muncul dimiselium. Sklerotium


kadang rontok dan terpisah dari miselium namun tetap hidup di
dalam tanah selama 15 tahun dan berpotensi menginfeksi
tanaman bawang pada produksi selanjutnya. (Cherry, 2008.)

(A)

(A)

(A)

Gambar 7. Miselium S. cepivorum pada akar tanaman inang (a)


dan Sclerotium S. cepivorum (b-c) (Cherry, 2008.)

2.3.4

Stemphylium vesicarium
Pleospora allii (Wallr.) Menyebabkan penyakit hawar daun bawang putih,

bawang bombay. Daerah penyebaran meliputi Australia, Brazil, India, Korea,


New Zealand, Afrika selatan, Spanyol, USA, etc.

11

Konidiospora pada berbentuk kapsul agak tidak beraturan dan memiliki


sekat yang tidak simestris, diameter konidiospora 70 m, tebal, 3-8 m warna
cokelat muda sampai sedang. Konidia persegi panjang bulat di ujung atau
ellipsoidal, olivacaeous, verrucose, melintang hingga 6 m dengan beberapa
longitudinal septa, sering dibatasi di utama melintang septa 20-50 x 15-26 m.
(Hyun, Heo, and Lee. 2004)

Gambar 8. Konidiospora Stemphylium vesicarium (Anonymousb2014)

2.3.5

Urocystis cepulae Frost.


Nama Lain Tuburcinia cepulae, Urocystis colchici var. Cepulae, Urocystis

magica, Urocystes cepulae. leek smut, onion smut penyakit ini disebut juga
bercak daun atau hawar daun pada bawang putih.
Bercak memanjang berwarna abu-abu atau lesi daun coklat, dengan antara
daun sehat dan sakit terdapat garis merah muda, menjadi hitam dengan timbulnya
sporulasi jamur. Menyebabkan kerusakan parah pada tanaman muda.
Patogen ini tersebar luas di Eropa, Asia Barat, Kanada dan Amerika
Serikat, dan juga dikenal dari Australia, Chili, Mesir, India, Jepang, Republik
Korea, Meksiko, Maroko, Peru, Filipina dan Thailand.
Morfologi berupa Askomata bulat, sampai dengan 0,5 mm lebar. ASCI
bitunicate, sempit silinder untuk clavate, 110-150 (-170) 24-35 (-38) m.
Ascospores uniseriate, ellipsoidal, bagian atas sempit meruncing ke sedikit dari
titik, dasar bulat, kuning pucat sampai coklat, 33-38 (-44) 15-20 m, 3-7

12

melintang septa dan 6-14 septa longitudinal, tercekat terutama di septa melintang
utama.
Konidiofor muncul berkelompok, berwarna coklat muda sampai coklat
sedang. Diameter hingga 70 m, 3-8 ml, dengan satu atau lebih nodose bengkak
dan band gelap yang konidia timbul, halus atau teliti verrucose. Konidia tunggal,
lurus atau sedikit melengkung, luas ellipsoidal, 20-50 15-26 m, berwarna coklat
muda sampai kuning langsat, verrucose, septa melintang hingga 6 m. Terkadang
septa longitudinal atau miring, terdapat kerutan di 3 septa melintang utama, basal
bekas luka sangat jelas. (McKenzie, E. 2013)

Gambar 9. Gejala kerusakan yang di timbulkan dan Spora cendawan


Urocystis cepulae (McKenzie, E. 2013)

2.4 Identifikasi Patogen


Dalam kamus pertanian umum yang di cetak penebar swadaya Jakarta,
Identifikasi adalah usaha pengenalan terhadap suatu hal dengan mengamati sifatsifat khasnya. Sedangkan menurut Nurhayati, (2012) Pengertian identifikasi
(penyakit) secara umum adalah membuat kepastian terhadap suatu penyakit
berdasarkan gejala yang tampak, atau suatu proses untuk mengenali suatu
penyakit tanaman melalui gejala dan tanda penyakit yang khas termasuk faktorfaktor lain yang berhubungan dengan proses penyakit tersebut

13

Metode yang di gunakan dalam identifikasi OPTK Golongan cendawan


adalah menggunakan metode mikroskopis yaitu identifikasi langsung morfologi
cendawan menggunakan mikroskop stereo dan mikroskop kompon.
Metode ini terbilang paling sederhana diantara metode yang lain. Prosedur
kerjanya dapat dilakukan secara langsung dengan cara pengamatan terhadap
sampel patogen yang terdapat pada media pembawa maupun yang telah diisolasi
dan ditumbuhkan pada media buatan.
Teknik ini lebih mudah apabila digunakan untuk mengidentifikasi patogen
yang dapat dibiakkan pada media buatan. Setelah diletakkan diatas preparat lalu
lakukan pengamatan dengan mikroskop kemudian hasil identifikasinya diambil
gambarnya.
2.5 Profil BBKP Surabaya
Karantina pertanian merupakan garda depan pertanian untuk melindungi
kelangsungan sumber daya hayati hewani dan nabati. Keberadaan karantina yang
strategis mutlak diperlukan karena negara Indonesia merupakan negara agraris
dan kepulauan.
Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Surabaya adalah salah satu Unit
Pelaksana Teknis (UPT) lingkup Badan Karantina Pertanian - Kementerian
Pertanian sebagai hasil penggabungan antara UPT Balai Besar Karantina Hewan
Tanjung Perak dan UPT Balai Besar Karantina Tumbuhan Tanjung Perak. UPT ini
dibentuk

berdasarkan

Peraturan

Menteri

Pertanian

Nomor:

22/Permentan/Ot.140/4/2008 tanggal 3 April 2008 Tentang Organisasi dan Tata


Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian.
UPT Balai Besar Karantina Hewan Tanjung Perak pertama kali dibentuk
Pada Tahun 1978 dengan nama Balai Karantina Kehewanan Wilayah III
Surabaya, sedangkan Balai Besar Karantina Tumbuhan Tanjung Perak dibentuk
pada tahun 1980 dengan nama Karantina Tumbuhan Cabang Pelabuhan Tanjung
Perak.
BBKP Surabaya memiliki Visi Menjadi garda terdepan pelayanan
karantina yang tangguh, profesional, modern dan terpercaya di Jawa Timur pada
tahun 2019

14

Sedangkan Misi BBKP Surabaya adalah sebagai berikut :

Melindungi kelestarian sumber daya hayati hewani dan nabati


dari ancaman serangan Hama dan Penyakit Hewan Karantina
(HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina
(OPTK) serta pengawasan lalu lintas komoditi pertanian segar
yang memenuhi standard keamanan pangan
Meningkatkan manajemen operasional perkarantinaan hewan
dan tumbuhan
Mewujudkan Sistem manajemen Mutu Pelayanan dengan
mengimplementasikan secara konsisten SNI ISO 9001:2008
Mewujudkan kompetensi sebagai Laboratorium Penguji
(Testing Laboratory) dengan mengimplementasikan secara
konsisten SNI ISO/IEC 17025:2008 serta Laboratorium
Biosafety Level 2 (BSL-2) yang terakreditasi
Mendorong terwujudnya peran perkarantinaan nasional dalam
akselerasi ekspor komoditas pertanian yang akseptabel dan
mampu bersaing di pasar internasional
Mendukung keberhasilan program agribisnis dan ketahanan
pangan nasional
Membangun masyarakat cinta karantina pertanian Indonesia

MOTTO BBKP Surabaya adalah "Care For Health, Safety and Environment"
NILAI NILAI BUDAYA:

1. Komitmen;
2. Keteladanan;
3. Integritas;
4. Disiplin.
MAKLUMAT PELAYANAN

Dengan ini, kami menyatakan sanggup menyelenggarakan pelayanan


sesuai standar pelayanan yang telah ditetapkan serta siap menerima sanksi untuk
setiap pengaduan yang tidak ditindaklanjuti sesuai peraturan perundangan.
TUGAS POKOK

Melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan,


serta pengawasan keamanan hayati, hewani dan nabati Visi misi di web.

15

Gambar. 10 Struktur Organisasi BBKP Surabaya

2.5.1 Laboratorium Uji Karantina Tumbuhan


Laboratorium uji BBKP Surabaya merupakan salah satu sarana
pendukung kegiatan tindakan karantina hewan dan tumbuhan. Dalam pelaksanaan
kegiatan laboratorium, laboratorium uji BBKP Surabaya telah menerapkan
standar sistem manajemen mutu laboratorium dengan standar SNI ISO/IEC
17025:2008.Untuk mensinergiskan dan meningkatkan mutu laboratorium BBKP
Surabaya pasca integrasi, maka menerapkan sistem manajemen mutu pada bidang
karantina tumbuhan.
Pada tanggal 25 Juni 2010 BBKP Surabaya mendapatkan Keputusan
akreditasi dari KAN sebagai laboritorium penguji pasca integrasi di Lingkup
Badan Karantina Pertanian dengan nomor LP 461 IDN. Kemudian pada 10
Maret 2014 Laboratorium Uji Karantina Tumbuhanm BBKP Surabaya telah
mendapatkan re-sertifikasi dari KAN.
Laboratorium Karantina Tumbuhan terletak di Jl.Letjen Suprapto 67
Surabaya. Kabupaten Sidoarjo terletak antara 112 5 dan 112 9 Bujur Timur dan
antara 7 3 dan 7 5 Lintang Selatan.

2.5.2 Struktur organisasi Labotatorium BBKP Surabaya

16

Laboratorium uji BBKP Surabaya mempunyai struktur organisasi yang


terdiri dari Manajer puncak, Manajer Administrasi KT (Karantina Tumbuhan) dan
Manajer Administrasi KH(Karantina Hewan). Dalam bidang karantina hewan dan
tumbuhan terdiri dari Manajer Teknis dan Manajer Mutu membawahi Deputi dan
Penyelia. Pada penyelia karantina tumbuhan membawahi penanggung jawab
bahan, penguji virologi, penguji nemotologi, penguji mikologi, penguji
bakteriologi, penguji entomologi, penguji gulma dan penanggung jawab alat.
Sedangkan pada penyelia karantina hewan membawahi penanggung jawab
alat/bahan, penguji virologi, penguji bakteriologi, penguji serologi, penguji
patologi.

Gambar 11. Struktur Organisasi Lab. BBKP Surabaya

2.5.3 Ruang lingkup


Laboratorium uji karantina tumbuhan, merupakan laboratorium pengujian
terakreditasi oleh KAN LP-461-IDN. SNI ISO/IEC 17025:2008, berlokasi di Jl. Letjen
Suprapto No.67, Waru - Sidoarjo. Laboratorium ini merupakan salah satu laboratorium
teknis Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Surabaya yang melayani pengujian pada
lingkup Organisme

Pengganggu Tumbuhan/Organisme Pengganggu Tumbuhan

Karantina (OPT/OPTK) dan Keamanan Pangan / Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT).

17

Laboratorium karantina tumbuhan melakukan aktivitas pengujian komoditi


pertanian untuk mendeteksi ada tidaknya OPT/OPTK yang kemungkinan terbawa media
pembawa masuk ke wilayah Jawa Timur baik melalui ekspor, impor, maupun domestik.
Terdapat 8 (delapan) Jenis OPTK yang harus ditangkal masuk dan keluarnya

dari

wilayah Negara Republik Indonesia, diantaranya: golongan bakteri, virus, cendawan /


fungi , serangga/ insect, nematoda, tungau / mites, gulma / weeds dan mollusca.
Laboratorium ini melayani pelanggan internal yaitu POPT (Pengendali Organisme
Pengganggu Tumbuhan) lingkup BBKP Surabaya.
Ruang lingkup pengujian di laboratorium yang telah terakreditasi oleh KAN
meliputi:
1

Deteksi dan identifikasi Alternaria padwickii dan Tilletia barclayana pada


benih padi dengan metode Morfometri

Deteksi dan identifikasi Drechslera maydis pada benih padi dengan metode
Morfometri

Deteksi dan identifikasi Uromycladium tepperianum pada tanaman sengon

dengan metode morfometri


4

Deteksi dan identifikasi Tilletia barclayana pada gandum dengan metode


Morfometri

Deteksi dan identifikasi Radopholus similis dengan metode Morfometri

Deteksi dan identifikasi sista Globodera rostochiensis

dengan metode

Morfometri
7

Deteksi Alfalfa Mozaic Virus (Amv) dengan Metode Compound Elisa

Deteksi Erwinia carotovora subsp. atroseptica dengan Metode Compound


Elisa

Deteksi Pantoea stewartii dengan Metode Compound Elisa

10

Barley Stripe Mosaic Virus (Bsmv) dengan Metode DAS Elisa

11

Clavibacter michiganensis subsp. michiganensis (Cmm) dengan Metode DAS


Elisa

12

Identifikasi lalat buah (Bactrocera spp.) menggunakan metode Morfometri

18

13

Identifikasi lalat buah (Ceratitis capitata) dengan metode morfometri

14

Identifikasi Araecerus fasciculatus dengan metode morfometri

15

Identifikasi Ahasverus advena dengan metode morfometri

Aktivitas pengujian :
- Lab. Cendawan : Pengujian untuk target pest cendawan dilakukan dengan

menggunakan teknik uji: kertas saring (Blotter test), pencucian (washing test),
pemeriksaan langsung (direct inspection), serta agar cawan.
- Lab. Serologi: uji serologi (ELISA, Enzyme Linked Immunosorbent Assay)
dilakukan untuk pengujian target pest: bakteri dan virus. Aktivitas pengujian
ELISA diantaranya: Clavibacter michiganensis sub sp michiganensi (CMM),
Pseudomonas syringae pv. syringae (PSS), Pseudomonas syringae pv.
lacrymans (PSL), Pantoea stewartii, Erwinia chrysanthemi, Erwinia carotovora,
Pectobacterium antrosepticum, Burkholderia glumae, Alfalfa Mosaic Virus
(AMV), (Barley yellow drawrf virus (BYDV), (Onion Yellow Dwarf Virus
(OYDV), Maize Streak Virus (MSV), dll
- Lab. Biomolekuler: uji biomolekuler (PCR, Polymerase Chain Reaction) untuk
target pest bakteri dan virus. Aktivitas pengujian diantaranya: Pseudomonas
syringae pv. syringae (PSS), Pantoea stewartii (PS), Erwinia chrysanthemi,
Barley yellow drawrf virus (BYDV), Potato Spindle Tuber Viroid (PSTVd,)dll.
- Lab. Nematoda: Target pest untuk golongan nematoda dilakukan dengan
menggunakan teknik flotation, corong baerman, dan sidik pantat (Parenial
pattern).
- Lab.Serangga dan Hama: identifikasi serangga dilakukan secara mikroskopis
dengan bahan acuan buku referensi dan buku kunci determinasi serangga.
Aktivitas lab diantaranya: perbanyakan serangga, identifikasi dan pembuatan
koleksi serangga.
- Lab. Gulma: aktivitas pengujian dengan target pest gulma dilakukan terhadap
media pembawa berupa biji. Metode yang dilakukan dengan pemurnian biji yang
kemudian diidentifikasi.

19

- Lab. Mikrobiologi: golongan bakteri dari beberapa target pest yang diuji
dilakukan dengan metode doasnostik agar. Bakteri target dalam pengujian
mikrobiologi diantaranya untuk Xanthomonas vasicola pv. holcicola serta
Pseudomonas viridiflava.
- Laboratorium Keamanan Pangan / PSAT : Berdasarkan peraturan menteri
pertanian nomor 27/Permentan/PP.340/5/2009 Juncto Peraturan Menteri
Pertanian No.

38/Permentan/PP.340/8/2009 tentang pengawasan keamanan

pangan terhadap pemasukan dan pengeluaran (PSAT), maka Balai Besar


Karantina Pertanian Surabaya memiliki komitmen untuk mewujudkannya.
Keamanan PSAT dan PSAH harus terbebas dari cemaran yang dapat
mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia. Cemaran
tersebut terdiri dari residu pestisida, logam berat, dan mikotoksin.
Aktivitas pengujian untuk parameter uji Cypermethrine dalam buah kelengkeng
dan kegiatan validasi untuk Cypermethrine dalam kelengkeng, Dithianon dan
methidation dalam buah jeruk mandarain. Alat -alat yang digunakan untuk
pengujian PSAT dan PSAH, terdiri dari LC-MS/MS Shimadzu Prominence
tandem AB Sciex 3200 Q trap, Agilent GC-MS/MS model 700, AAS Perkin
Elmer model AA700.
Tindakan pemeriksaan dan pengujian yang dilakukan di laboratorium
merupakan ujung tombak dalam pelaksanaan salah satu tindakan karantina. Hasil
akhir pengujian akan menentukan apakah komoditas (media pembawa) yang
diujikan tersebut bebas dari OPTK atau mengandung OPTK, sehingga menjadi
acuan atau pedoman dalam melakukan tindakan karantina selanjutnya

2.5.4 Standar pelayanan


Berdasarkan keputusan kepala Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP
Surabaya) nomor : 101.a/ot.210/l.6.a/1/ 2013 menyatakan bahwa, seiring
komitmen

BBKP

Surabaya

terus

berupaya

meningkatkan

kompetensi

Laboratorium yang berstandar internasional. Pada saat ini Laboratorium BBKP


Surabaya telah menyandang Sertifikat Akreditasi SNI ISO/IEC 17025:2008 dari

20

Komite Akreditasi Nasional (KAN) melalui keputusan LP-461-IDN sebagai


Laboratorium Penguji (Testing Laboratory) sehingga keberadaannya sejajar
dengan lembaga laboratorium lain yang tergabung dalam keanggotaan ILAC
(Internasional Laboratory Accreditation Commission).
Ruang lingkup Laboratorium tersebut terbatas pada pengujian tertentu
untuk media pembawa organisme pengganggu tanaman karantina (OPTK) atau
agen-agen yang diketahui tidak menyebabkan bahaya potensial bagi pekerja
laboratorium dan lingkungannya. Untuk Laboratorium yang berhubungan dengan
agen-agen eksotik dan patogenik yang dapat mengakibatkan potensi terkena
penyakit berbahaya, maka diperlukan fasilitas laboratorium dengan tingkat
keamanan tinggi.
Akreditasi laboratorium dengan menerapkan standar SNI ISO/IEC
17025:2008 merupakan salah satu program Badan Karantina Pertanian yang
telah dicanangkan di seluruh Unit Pelayanan Teknis. Akreditasi laboratorium
dipandang karena akreditasi memastikan kompetensi dan meningkatkan
kepercayaan laboratoroim kita. Dengan akreditasi pula jaminan terhadap keluaran
atau output yang laboratorium akan mendapatkan pengakuan dari dunia
internasional.

Sejalan

dengan

adanya

jaminan

mutu

pelayanan

laboratorimdiharapkan proses pengambilan keputusan hasil tindak karantina 8P


(pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan, penolakan,
pemusnahan dan pembebasan) yaitu berupa Health Certificate atau Phytosanitary
Certificate dapat dipertanggungjawabkan dengan obyektif. Hasil laboratorium ini
merupakan data dukung yang sangat penting karena hasil pengujian dari
laboratorium akan digunakan sebagai data penunjang dalam pengambilan
keputusan

terhadap

komoditi

karantina

hewan

dan

tumbuhan

yang

dilalulintaskan.
Melalui akreditasi laboratorium secara organisasi dan teknis kualitas
pelayanan laboratorium akan dapat dimonitor secara berkala, sistematis dan
sesuai dengan standar SNI ISO/IEC 17025:2008. Monitioring manajerial
organisasi dan teknis akan menghasilkan evaluasi yang diharapkan mampu
menjadi sumber informasi akan kekurangan dan tindakan perbaikan yang perlu
segera diaksanakan demi penemenuhan service atau pelayanan yang berorintasi

21

pada kepuasan customer. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan komitmen yang
tinggi dari manajemen dan manajer puncak untuk mengimplementasikan SNI
ISO/IEC 17025:2008 dan melaksakan sistem yang telah dibuat sesuai dengan
dokumen sistem mutu yang telah disusun.
Sasaran yang diharapkan dapat dicapai dengan pelaksanaan kegiatan
Akreditasi

laboratorium

SNI

ISO/IEC

17025:2008

tersebut

yaitu

mempertahankan kompetensi sebagai laboratorium penguji yang terakreditasi,


memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh lembaga akreditasi sebagai
laboratorium yang telah terakreditasi utamanya dalam menjaga jaminan mutu dan
kompetensinya sesuai kaidah SNI ISO/IEC 17025:2008, memberikan arahan
dalam melaksanakan ,mengevaluasi, memperbaiki dan menyempurnaan aplikasi
sistem manajemen mutu dan informasi diagnostik yang telah dilaksanakan di
laboratorium Uji Balai Besar Karantian Pertanian Surabaya. Selian itu juga
mengimplementasikan dokumen sistem mutu digunakan sebagai acuan untuk
melaksanakan pengujian sesuai dengan ruang lingkup yang sesuai dengan SNI
ISO/IEC 17025:2008 setelah integrasi dan mengevaluasi kinerja personel dan
pelaksanaan sistem manajemen mutu laboratorium dalam hal manajerial dan
teknis.

2.6 Tindakan Karantina Tumbuhan


Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2002 tentang Karantina
Tumbuhan, tindakan karantina tumbuhan meliputi :
- Pemeriksaan
Pemeriksaan yang di lakukan berupa Pemeriksaan administratif untuk mengetahui
kelengkapan, kebenaran isi dan keabsahan dokumen persyaratan dan pemeriksaan
kesehatan untuk mendeteksi kemungkinan adanya Organisme Pengganggu
Tumbuhan Karantina (OPTK).
- Pengasingan
Pengasingan adalah tindakan menempatkan media pembawa khususnya benih
tanaman yang berasal dari Negara tertentu di suatu lokasi yang terisolasi selama
waktu tertentu untuk mendeteksi OPTK yang sifatnya sesuai dengan ketentuan
persyaratan yang berlaku.
- Pengamatan

22

Pengamatan adalah tindakan yang bertujuan mendeteksi OPTK tertentu yang


sifatnya menumbuhkan benih tanaman tertentu dari Negara tertentu dan dalam
waktu tertentu.
- Perlakuan
Perlakuan merupakan tindakan karantina tumbuhan yang bertujuan untuk
membebaskan media pembawa dari OPT dan OPTK, orang, alat angkut,
peralatan, pembungkus dan media pembawa lain (sampah) dari infestasi OPT.
Tindakan perlakuan dapat berupa perlakuan secara fisik misalnya pencelupan
dalam air panas, perlakuan uap panas dan pendingin. Perlakuan juga dapat di
lakukan secara kimiawi seperti fumigasi, perendaman dalam larutan pestisida dan
penyemprotan dengan pestisida.
-

Penahanan

Penahanan adalah tindakan untuk mengamankan media pembawa dengan cara


menempatkannya di bawah penguasaan dan pengawasan petugas karantina
tumbuhan dalam waktu tertentu karena persyaratan karantina belum sepenuhnya
terpenuhi.
- Penolakan
Tindakan yang tidak memperbolehkan masuknya suatu media pembawa di
wilayah Republik Indonesia atau ke area yang akan dimasuki untuk menghindari
kemungkinan

terjadinya

penyebaran

Organisme

Pengganggu

Tumbuhan

Karantina dari media pembawa tersebut ke lingkungan sekitarnya.


- Pemusnahan
Pemusnahan yaitu tindakan pemusnahan media pembawa dengan metode dan
teknik tertentu dengan cara membakar, menghancurkan, mengubur dan cara-cara
pemusnahan lainnya.
- Pembebasan
Merupakan tindakan melepaskan atau memperbolehkan pemasukan media
pembawa di dalam wilayah Negara Republik Indonesia karena bebas dari
Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina.Semua persyaratan yang ditetapkan
bagi pemasukan atau pengeluaran media pembawa tersebut telah dipenuhi.

You might also like