Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
NI LUH PUTU DESYANTI
P07120012067
TINGKAT II.2 REGULER
JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
2014
LAPORAN PENDAHULUAN
DENGAN GANGGUAN POLA TIDUR
A. KONSEP TEORI
1. Pengertian
a. Istirahat adalah suatu keadaan dimana kegiatan jasmaniah menurun yang berakibat
badan menjadi lebih segar.
b. Tidur adalah suatu keadaan relative tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa
kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulang- ulang dan masing masing
menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda.
c. Gangguan pola tidur adalah kondisi dimana seseorang mengalami gangguan dan
perubahan waktu tidur yang menyebabkan ketidaknyamanan dan mengganggu
aktivitas sehari- hari ( tarwoto & wartonah edisi 3. Hal 106 )
d. Perubahan pola tidur adalah suatu keadaan dimana individu mengalami atau
mempunyai resiko mengalami perubahan dalam jumlah dan kualitas pola tidur yang
menyebabkan ketidaknyamanan (Carpenito, Lynda Juall Edisi 6 Hal. 909)
e. Gangguan pola tidur adalah gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat
faktor eksternal ( diagnosa keperawatan, nanda . Hal 300 ).
f. Gangguan pola tidur adalah keadaan ketika individu mengalami atau berisiko
mengalami suatu perubahan dalam kuantitas atau kualitas pola istirahatnya yang
menyebabkan rasa tidak nyaman atau mengganggu gaya hidup yang di
inginkannya.( Lynda Juall edisi 10. Hal 456 )
Menurut Marron ( 1945 1967 ) kebanyakan orang dapat berisitirahat ketika:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
2. Etiologi / Penyebab
a. Penyakit
Seorang yang mengalami sakit, memerlukan waktu tidur lebih banyak dari normal.
Namun demikian, keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur.
b. Lingkungan
Pasien yang biasa tidur pada keadaan terang dan nyaman, kemudian terjadi
perubahan-perubahan suasana makan dan menghambat tidurnya.
c. Motivasi
Motivasi berpengaruh untuk menimbulkan keinginan untuk tetap bangun dan
waspada menahan ngantuk.
d. Kelelahan
Apabila kelelahan dapat memperpendek periode pertama dari tahap REM ( Rapid
Eye Movement )
e. Kecemasan
Keadaan cemas meningkatkan saraf simpatis, sehingga mengganggu tidur.
f. Alkohol
Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang tahan minum alcohol dapat
mengakibatkan insomnia dan lekas marah.
g. Obat obatan
Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur antara lain
- Diuretik
: menyebabkan insomnia
- Anti depresan : supresi REM
- Kafein
: meningkatkan saraf simpatis
- Beta Bloker
: menimbulkan insomnia
- Narkotika
: mensupresi REM
3. Gangguan Tidur
a. Insomnia
Ketidakmampuan memperoleh secara cukup kualitas dan kuantitas tidur.
b. Hipersomnia
Berlebehian jam tidur pada malam hari, lebih 9 jam disebabkan depresi, penyakit
ginjal, liver dan metabolisme
c. Parasomnia
Merupakan sekumpulan penyakit
yang
mengganggu
tidur
anak
seperti
4. Patofisiologis
Reseptor menerima impuls / rangsangan kemudian dibawa ke medulla spinalis
kemudian masuk ke formasi retikularis dilanjutkan ke pons dan masuk ke medula
oblongata kemudian diteruskan ke hipotalamus yang menyebabkan menurunya fungsi
panca indra dan sampai masuk ke korteks serebri, sehingga ditafsirkan / disampaikan
kembali ke formasi retikularis dilanjutkan ke medulla spinalis dan dipersepsikan untuk
tidur.
WOC
Tanda Psikologis
Cemas
Agitasi
b. Anak-anak
Gangguan tidur pada anak sering kali dihubungkan dengan ketakutan, enuresis, atau
respon tidak konsisten dari orang tua terhadap permintaan anak untuk mengubah
peraturan dalam tidur seperti permintaan untuk tidur larut malam.
- Kengganan untuk istirahat
- Sering bangun waktu malam
- Keinginan tidur dengan orang tua
6. Tahapan-Tahapan Tidur
a Tahapan NREM (Non Rapied Eye Movement)
Merupakan tahap tidur yang nyaman dan dalam tidur gelombang pendek karena
gelombang atak tidak atau lambat dari gelombang-gelombang dan pada orang yang
sadar atau tidak tidur.
1) NREM Tahap 1
- Tingkat transisi
- Merespon cahaya
- Berlangsung beberapa menit
- Mudah bangun dengan rangsangan
2) NREM Tahap 2
- Periode suara tidur
- Nilai relaksasi otot
- Berlangsung 10-20 menit
- Fungsi tubuh berlangsung lambat
- Dapat dibangunkan dengn mudah
3) NREM Tahap 3
- Menjadi tahap awal tidur yang dalam
- Otot-otot menjadi relaks penuh sehingga dibangunkan
- Jarang bergerak
- Tanda-tanda vital menurun namun teratur.
- Berakhir 15-30 menit
4) NREM Tahap 4
- Menjadi tahap tidur terdalam
- Individu menjadi sulit dibangunkan
- Jika kurang tidur individu akan menyeimbangkan porsi tidurnya pada
b
tahap ini.
Tanda-tanda vital menurun secara bermakna.
Kebutuhan Tidur
14-18 jam/hari
12-14 jam/hari
11-12 jam/hari
11 jam/hari
10 jam/hari
8,5 jam/hari
7-8jam/hari
7 jam/hari
6 jam/hari
8. Komplikasi
a Kerusakan fungsi kognitif
b Penurunan fungsi terhadap kontrol emosi
c Peningkatan peka terhadap rangsangan
d Disorientasi
9. Penatalaksanaan
- Memberikan lingkungan yang nyaman
- Memberikan distraksi dan relaksasi
- Ajarkan teknik ritual tidur
- Fasilitasi kebutuhan tidur
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
DS
:
a. Pasien mengatakan susah tidur
b. Pasien mengatakan lelah saat bangun
c. Pasien mengatakan tidurnya sering terjaga
d. Pasien mengatakan tidak merasa cukup istirahat
DO
a.
b.
c.
d.
:
Konjungtiva pucat
Terdapat lingkaran hitam pada mata
Wajah tampak pucat dan lesu
Perubahan Kebutuhan tidur/ aktivitas
e.
f.
g.
h.
i.
2. Diagnosa
a. Gangguan pola tidur
Kemungkinan berhubungan dengan ( tarwoto & wartonah ) :
- Kerusakan Neurologis
- Tempat yang asing
- Terpasang tube
- Prosedur invasif
- Nyeri
- Cemas
- Ketidaknormalan status fisiologis - Pengobatan
Kemungkinan berhubungan dengan ( nanda ) :
- Kelembapan lingkungan sekitar
- bising
- Suhu lingkungan sekitar
- pencahayaan
- Tanggung jawab memberi asuhan
- bau gas
- Perubahan pajanan terhadap cahaya gelap
- teman tidur
- Restrain fisik
- kurang privasi
- Kurang control tidur
-
Angina
Arteriosklerosis perifer
Diare
Konstipasi
Inkontinen
Hipertiroidisme
Ulkus gastrikum
Gangguan pernafasan
Gangguan sirkulasi
Retensi
Disuria
Gangguan Hepatik
Bidai
Nyeri
Traksi
Terapi IV
Berhubungan dengan tidur siang hari yang berlebihan sekunder akibat obat-obatan
seperti :
-
Tranquilizer
Sedatif
Hipnotik
Antidepresan
Antihipertensif
Kortikosteroid
Soporifik
Inhibitor monoamin oksida
Barbiturat
Amfetamin
Situasional
Berhubungan dengan hiperaktivitas yang berlebihan sekunder akibat:
-
Gangguan bipolar
Gangguan kurang perhatian
Ansietas panik
Maturasional
Anak : berhubungan dengan ketakutan pada kegelapan
Wanita dewasa : berhubungan dengan perubahan hormonal
3. Intervensi
Tujuan yang diharapkan\ :
a. Pasien dapat tidur 6- 8 jam setiap malam
b. Secara verbal mengatakan dapat rileks dan lebih segar
c. Pasien dapat tidur dengan nyenyak dan tidak terjaga
No
Intervensi
No
Rasional
Tingkatkan
aktivitas
sehari-hari
dan 4
Mengurangi tidur
Observasi TTV
tidurnya
10
tidur siang
10
4. Implementasi
Dilakukan sesuai dengan rencana keperawatan yang sudah dibuat.
5. Evaluasi
Gangguan pola tidur :
Tujuan yang diharapkan
a. Pasien dapat tidur sesuai kebutuhan
b. Secara verbal pasien mengatakan dapat latihan rileks dan lebih segar
c. Pasien dapat tidur dengan nyenyak dan tidak terjaga
DAFTAR PUSTAKA