Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
Dalam tubuh kita terdapat sistem respirasi yang bekerja dalam pertukaran
gas di dalam tubuh kita dengan atmosfer. Masing-masing bagian dari system
respirasi memiliki fungsinya sendiri dan saraf apa yang mempersarafinya.
Sistem respirasi sendiri memiliki mekanisme sendiri dalam melakukan
tugasnya. Oleh karena itu diperlukan pembelajaran kasus melalui Program
Based Learning dan dibuatnya makalah tugas ini sekaligus untuk memenuhi
tugas yang diberikan pada tutor sebagai pemenuhan tugas mandiri PBL
Respirasi.
Struktur Saluran Pernafasan
1.
MAKROSKOPIS
Secara makroskopis sistem respirasi manusia disusun oleh sebuah saluran
penghantar udara yang menuju ke paru. Di dalam paru akan terbagi lagi
1
HIDUNG
Hidung dimulai dari kedua lubang hidung yang disebut Nares. Setiap
Nares dibatasi di lateral oleh Ala Nasi dan di Medial oleh Septum Nasi. Otototot yang bekerja pada Nares ada 2 jenis, yakni yang pertama berfungsi
sebagai sphincter yaitu M. Compressor Naris yang berorigo di Processus
Frontalis Maxillae dan berinsersio di Aponeurosis Radix Nasi. Otot ini
berfungsi untuk menekan cartilago nasi (mengecilkan lubang hidung). Yang
kedua berfungsi sebagai dilatator yakni M. Dilator Naris yang berorigo di
Maxilla dan berinsersio di Ala Nasi dan berfungsi untuk memperlebar
apertura nasi (melebarkan lubang hidung). Kedua jenis otot ini sama-sama
dipersarafi oleh Nervus Facialis. 1
Cavum Nasi atau rongga hidung terletak mulai dari Nares di depan
sampai choanae di belakang. Rongga ini dibagi oleh oleh septum nasi
menjadi rongga hidung kiri dan kanan. Setiap rongga hidung mempunyai
dasar, atap, dinding lateral dan dinding medial. Bagian dasar dibentuk oleh
processus palatinus maxillae dan lamina horizontalis ossis palatine. Bagian
atap dibentuk dari belakang ke depan oleh corpus ossis sphenoidalis, lamina
cribrosa ossis ethmoidalis, os frontale, os nasale dan cartilago nasi. Dinding
lateral ditandai dengan 3 tonjolan yang disebut concha nasalis superior,
medius, dan inferior. Dibawah setiap concha terdapat rongga yang disebut
meatus nasi superior, medius, inferior. Cavum nasi dilapisi oleh membrana
2
mucosa yang dibagi menjadi 2 jenis yakni membrane mukosa olfaktorius dan
membrane mukosa respiratorius. Cavum nasi dipersarafi oleh N. Olfaktorius
yang berasal dari sel-sel olfaktorius yang terdapat pada membrane mukosa
olfaktorius, saraf inilah yang mendeteksi rangsang berupa bau. Sinus
paranasalis adalah ruang dalam tengkorak yang berhubungan melalui lubang
kedalam cavum nasi, sinus ini dilapisi oleh membrana mukosa yang
bersambungan
dengan cavum nasi. Lubang yang membuka kedalam cavum nasi adalah
lubang
hidung,
PHARYNX
3
Pharynx adalah pipa berotot yang berjalan dari bawah cranium sampai
persambungannya dengan oesophagus setinggi vertebra cervicalis 6.
Pharynx
dibagi
atas
bagian
Nasopharynx,
Oropharynx,
dan
n.
glossopharyngeus,
n.
vagus,
dan
n.
symphaticus.
berasal dari
n. maxillaries. Membrane
mucosa
oropharynx
larynx
mylohyoideus,
dan
meliputi
m.
m.
digastricus,
geniohyoideus.
M.
otot
depresor
larynx
meliputi
m.
stylohyoideus,
stylopharyngeus,
m.
m.
sternothyroideus,
m.
yaitu
otot
laryngis
dan
yang
TRACHEA
Trachea adalah tabung yang dapat bergerak yang panjangnya kurang
lebih 13 cm dan berdiameter kira-kira 2.5 cm). Trachea berjalan dari
cartilago cricoidea kebawah pada bagian depan leher dan dibelakang
manubrium sterni, berakhir setinggi angulus sternalis (taut manubrium
dengan corpus sterni) atau sampai kira-kira ketinggian vertebrata torakalis
keempat dan di tempat ini bercabang mcnjadi dua bronckus (bronchi) atau
seringkali disebut bifurcation trachea. Trachea tersusun atas 16 - 20
lingkaran tak- lengkap yang berupan cincin tulang rawan yang diikat
bersama oleh jaringan fibrosa dan yang melengkapi lingkaran disebelah
belakang trachea, selain itu juga membuat beberapa jaringan otot. 1
Trachea dipersarafi oleh cabang-cabang nervus vagus, nervus laryngeus
recurrens dan truncus symphaticus. Saraf-saraf ini mengurus otot trachea
dan membrane mucosa yang melapisi trachea. 1
PARU
Paru-paru terdapat dalam rongga thoraks pada bagian kiri dan kanan. Setiap
paru
memiliki
dalam
dinding
permukaan
yang
cukup
luas
untuk
tempat
permukaan/pertukaran gas. 1
Pada paru terdapat plexus pulmonalis yang terdiri atas serabut eferen dan
aferen saraf otonom. Plexus tersebut dibentuk dari cabang-cabang truncus
symphaticus yang berperan dalam persarafan simpatis serta menerima
serabut-serabut
parasimpatis
oleh
nervus
vagus.
respiratorius
merupakan
kantong-kantong
lembut
yang
2.
MIKROSKOPIS
Secara mikroskopis dinding saluran nafas terdiri atas tunika mukosa,
lapisan propria, tunika muskularis dan kerangka tulang rawan. Makin kecil
saluran nafas, makin tipis dindingnya. Tulang rawan menyusun saluran nafas
hanya sampai bronkus. Namun untuk yang lebih kecil lagi dilengkapi serat
otot polos dan epitel bersilia bersel goblet. Saluran udara yang paling kecil
tidak mengandung sel goblet. Hanya alveolus paru yang dilapisi epitel
selapis gepeng. 2,8
EPIGLOTTIS
Epiglottis disusun oleh sebuah kerangka yang terdiri dari tulang rawan
elastisterdiri dari permukaan laryngeal dan permukaan lingual. Permukaan
8
TRACHEA
Trachea disusun oleh kerangka yang terdiri dari tulang rawan hialin
berbentuk huruf C. Trachea dibagi menjadi 2 bagian, bagian trachea yang
mengandung tulang rawan disebut trachea pars kartilaginea, bagian trachea
yang menutup celah pada huruf C disusun oleh jaringan ikat dengan
kerangka jaringan otot polos yang disebut trachea pars membranasea.
Mukosa trachea dilapisi epitel bertingkat silindris, bersilia, bersel goblet dan
di dalam lamina proprianya terdapat kelenjar campur. Di sekeliling trachea,
meliputi
bagian
luar
trachea
baik
pars
kartilaginea
maupun
pars
PARU
Paru sangat lunak dan berbentuk seperti spons dan sangat elastis. Di
dalam paru terdapat bagian-bagian lagi. 2,8
Bronkus Intrapulmonal
Mukosa bronkus intrapulmonal cenderung tidak rata dan berkelok-kelok.
Mukosanya dilapisi oleh epitel bertingkat silindris bersilia bersel goblet.
Dalam lamina propria terdapat berkas otot polos yang tersusun melingkar. Di
bawah lapisan otot polos dapat ditemukan penggalan tulang rawan hialin. Di
antara penggalan tulang rawan tersebut, di bawah berkas otot polos, terlihat
kelenjar
campur.
Permukaan
luar
dindingnya
yaitu
tunika
adventisia
Duktus Alveolaris
Merupakan percabangan dari bronkiolus respiratorius berupa saluran
yang dindingnya terdiri atas alveolus. Pada setiap pintu masuk ke alveolus
terdapat epitel selapis gepeng dan pada lamina propria terdapat otot polos
dan serat retikular. 2,8
Sakus Alveolaris
Ujung dari duktus alveolaris berupa sebuah saluran yang terdiri atas
beberapa alveolus. Memiliki serat reticular dan elastin serta dilapisi epitel
selapis gepeng. 2,8
Alveolus
Dari sakus alveolaris terbuka menuju ke setiap alveolus. Alveolus paru
merupakan kantong yang dibatasi oleh epitel selapis gepeng yang amat
tipis. Selain itu terdapat juga sel epitel kuboid yaitu sel septal. Di dalam
lumennya terdapat sel debu. Sel debu agak besar dan di dalamnya terdapat
partikel debu. Pada alveolus juga terdapat makrofag.
A.
2,8
11
Hidung
penghidung.
B.
pada
sistem
respirasi
berfungsi
sebagai
organ
MEKANISME PERNAPASAN
Mekanisme pernapasan terbagi menjadi 2 proses. Yang pertama adalah
mekanisme pertukaran gas antara gas dalam tubuh dan gas yang berada
dalam udara luar. Kemudian mekanisme transport gas dimana terjadi
pengangkutan O2 dan CO2 di kapiler darah untuk dibawa ke jaringan atau ke
alveoli.
Mekanisme Pertukaran Gas
12
Prinsip dari respirasi ialah udara yang bergerak dari daerah bertekanan
tinggi ke daerah bertekanan rendah yakni menuruni gradien tekanan. Keluar
masuknya udara selama bernapas mengikuti penurunan gradien tekanan
yang berubah berselang-seling antara alveolus dan atmosfer akibat aktivitas
siklik otot-otot pernapasan. Pada ventilasi sendiri ditemukan adanya 3
tekanan berbeda :
1.
2.
Tekanan
intraalveolus
yang
juga
dikenal
sebagai
tekanan
perbedaana
antara
tekanan
alveolus
dengan
tekanan
terhadap
Tekanan di dalam saluran udara menjadi sedikit lebih positif dan udara
mengalir meninggalkan paru. 4
Melalui prinsip utama diatas pernapasan dibagi menjadi 2, yakni :
a. Pernapasan toraks
Pada pernafasan toraks otot yang berperan penting adalah musculus
intercostalis. Musculus intercostalis dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu
musculus
intercostalis
externus
yang
berperan
dalam
Kontraksi
musculus
intercostalis
externus
menyebabkan
Pada ekspirasi terjadi kontraksi dari otot dalam, membuat tulang iga
kembali ke posisi semula dan menyebabkan tekanan udara didalam
tubuh meningkat. Sehingga udara dalam paru-paru tertekan dalam
rongga toraks, dan aliran udara terdorong ke luar tubuh, proses ini
disebut ekspirasi.
b. Pernapasan abdomen
Pada pernafasan berperan aktif otot diafragma dan otot dinding
rongga perut. Bila otot diafragma berkontraksi, posisi diafragma akan
mendatar. Hal itu menyebabkan volume rongga toraks bertambah
besar sehingga tekanan udaranya semakin kecil. Penurunan tekanan
14
udara menyebabkan
4HbO2
dengan
sebuah
O2
sehingga
setiap
molekul
hb
mampu
Pengangkutan CO2
Karbondioksida (CO2) yang dihasilkan dari proses respirasi sel akan
berdifusi ke dalam darah yang selanjutnya akan diangkut ke paru-paru untuk
dikeluarkan sebagai udara pernapasan. CO2 diangkut sebagian besar dalam
plasma darah dan sebagian kecil di dalam sel darah merah.
C.
Pemeriksaan paru-paru
1. Pemeriksaan fisik paru
Pada pemeriksaan fisik paru, dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi,
perkusi, dan auskultasi. Bedrikut ini penjelasannya secara rinci;
a. Inspeksi
Adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh
yang diperiksa melalui pengamatan. Cahaya yang adekuat diperlukan agar
pemeriksa dapat membedakan warna, bentuk dan kebersihan tubuh
pasien. Fokus inspeksi pada setiap bagian tubuh meliputi : ukuran tubuh,
warna, bentuk, posisi, simetris. Pemeriksaan paru dilakukan dengan
melihat peranjakan ke-2 sisi anda simetris atau tidak.dilakukan dengan
cara melihat secara langsung keadaan pasien dari segi sebagai berikut.
1) Contour, Confek, tidak ada defresi sternum
16
pleura.
Selain itu terdapat juga jenis bunyi vesikuler, broncho vesikuler, Hyper
ventilasi
2. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan radiologi
Gambaran radiologi
umumnya
normal.
hiperinflasi
pada
pada
Pada
paru-paru
gangguan
waktu
yakni
saluran
serangan
radiolusen
pernapasan
menunjukan
yang
pada
gambaran
bertambah
dan
sebagai berikut;
Bila disertai dengan bronkitis, maka bercak-bercak di hilus akan
bertambah.
Bila terdapat komplikasi empisema (COPD), maka gambaran radiolusen
pada paru-paru.
b. Pemeriksaan tes kulit
18
paru.
Spirometri
Spirometri sendiri merupakan tes fungsi paru yang paling umum untuk
dilakukan. Pengujiannya dilakukan menggunaka sebuah alat yang disebut
spirometer. Spirometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur volume
udara yang dihirup dan dihembuskan. Alat ini terdiri dari sebuah tong berisi
udara yang terapung pada sebuah wadah berisi air. Sewaktu seseorang
menghirup dan menghembuskan udara keluar-masuk tong melalui sebuah
penghubung, tong akan naik atau turun yang kemudian dicatat sebagai
suatu spirogram. Pencatatan tersebut kemudian dikalibrasikan ke perubahan
volume. Pena mencatat inspirasi sebagai defleksi ke atas dan ekspirasi
sebagai defleksi ke bawah. 3
Di dalam mempelajari volume paru dan kapasitas paru, dikenal beberapa
istilah berikut ini :
1. Tidal Volume (TV) : Volume udara yang masuk atau keluar paru
selama satu kali bernapas biasa. Nilai rata-rata pada keadaan
istirahat = 500 ml
19
Volume
dikeluarkan
oleh
tambahan
kontraksi
udara
yang
maksimum
dapat
melebih
secara
aktif
udara
yang
dikeluarkan secara pasif pada akhir tidal volume biasa. Nilai rataratanya = 1000 ml
5. Volume
Residual
atau
Residual
Volume
(RV)
Volume
3,4
20
Kesimpulan
Respirasi merupakan suatu proses yang penting bagi kelangsungan
hidup manusia. Dimana dalam proses bernapas ini, tubuh (organ-organ yang
bersangkutan) mengambil oksigen dari atmosfer/udara bebas, kemudian
disalurkan ke seluruh jaringan tubuh yang memerlukan melalui darah
sebagai bahan bakar metabolisme tubuh agar tubuh tetap dapat hidup
sebagaimana fungsinya. Dan juga mengeluarkan karbondioksida beserta air
sebagai sisa hasil metabolisme tubuh.
Jika tubuh kekurangan oksigen, maka proses metabolisme tubuh akan
terganggu termasuk sistem respirasi kita dan dapat menyebabkan gangguan
pada struktur, fungsi, dan mekanisme pernafasan kita. Hal ini bisa ditandai
dengan berbagai macam hal. Salah satunya adalah sesak nafas.
Daftar pustaka
21
untuk
mahasiswa
kedokteran.
Edisi
ke-6.
Jakarta:
EGC;
2006.h.83-122, 684-845
2. Gunawijaya F.A. Penuntun praktikum kumpulan foto mikroskopik
histologi. Jakarta: Penerbit Universitas Trisakti; 2007.h.160-9.
3.
4. Ganong
W.F.;
editor
bahasa
Indonesia:
dr
H.M.Djauhari
22