Professional Documents
Culture Documents
TUJUAN PELAJARAN
DURASI
: 4 JP
PENYUSUN
: DIAR KURNIAWAN
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
1.1
Gas Tungsten Arc Welding (GTAW) atau sering disebut Tungsten Inert Gas (TIG)
merupakan salah satu dari bentuk las busur listrik (Arc Welding) yang menggunakan inert
gas sebagai pelindung dengan tungsten atau wolfram sebagai elektroda.
Pengelasan ini dikerjakan secara manual maupun otomatis serta tidak memerlukan fluks
ataupun lapisan kawat las untuk melindungi sambungan. Elektrode pada GTAW termasuk
elektrode tidak terumpan (non consumable) berfungsi sebagai tempat tumpuan terjadinya
busur listrik. GTAW mampu menghasilkan las yang berkualitas tinggi pada hampir semua
jenis logam mampu las.
Pengelasan ini bisa menggunakan arus bolak-balik ataupun arus searah, dimana pemilihan
tergantung pada jenis logam yang dilas. Arus searah polaritas langsung digunakan untuk
pengelasan baja, besi cor, paduan tembaga dan baja tahan karat, sedangkan polaritas
terbalik jarang digunakan, untuk arus bolak-balik banyak digunakan untuk pengelasan
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal
aluminium, magnesium, besi cor dan beberapa jenis logam lainnya. Proses ini banyak
dilakukan untuk pengelasan pelat tipis karena biayanya akan mahal jika digunakan untuk
pengelasan pelat tebal.
Oleh karena itu GTAW digunakan secara luas pada pengelasan pipa, dengan
batasan arus mulai dari 5 hingga 300 amp, menghasilkan kemampuan lebih
besar untuk mengatasi masalah pada posisi sambungan yang berubah-ubah
seperti celah akar. Sebagai contoh, pada pipa tipis (dibawah 0,20 inci) dan
logam-logam lembaran, arus bisa diatur cukup rendah sehingga pengendalian
penetrasi dan pencegahan terjadinya terbakar tembus (burnt through) lebih
mudah
dari
pada
pengerjaan
dengan
proses
menggunakan
elektroda
terbungkus.
GTAW juga butuh kebersihan sambungan yang lebih baik untuk menghilangkan
minyak, grease, karat, dan kotoran-kotoran lain agar terhindar dari porosity dan
cacat-cacat las lain. GTAW harus dilindungi secara berhati-hati dari kecepatan
udara di atas 5 mph untuk mempertahankan perlindungan inert gas di atas
kawah las.
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal
Jenis trafo las juga perlu dipertimbangkan apakah trafi AC atau DC. hal ini terkait dengan
jenis elektroda yang akan digunakan. jika menggunakan multi electrode, pilihlah trafo DC.
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal
Cara mengoperasikan trafo las terlebih dahulu harus dilihat instalasinya. Kabel tenaga ke
trafo las, kabel massa, kabel elektroda dan kondisi trafo sendiri, apakah pada tempat
yang kering atau basah. setelah diketahui instalasinya baik, maka saklar utama pada
kabel tenaga di on kan, selanjutnya saklar pada trafo las di on kan. pastikan kabel massa
dan kabel elektroda tidak dalam kondisi saling berhubungan. atur arus pengelasan yang
dibutuhkan dan selanjutnya gunakan untuk mengelas. Apabila proses pengelasan telah
selesai, trafo las dimatikan kembali.
c..Kabel elektroda dan kabel massa
Kabel elektroda dan kabel massa harus menggunakan kabel serabut sehingga lentur
dengan ukuran disesuaikan dengan ampere maksimum trafo las (lihat ketentuan pada
tabel) kabel las. Kabel elektroda dan kabel massa harus terkoneksi )terinstall dengan kuat
dengan trafo las agar aliran arus pengelasan sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam
indikator ampere pada trafo las. Penggunaan kabel elektroda dan kabel massa pada saat
pengelasan harus disiapkan dengan benar, yaitu dalam kondisi terurai, tidak tertekuk dan
saling berlilitan. Dengan kondisi semacam ini maka aliran arus pengelasan akan
maksimal. Jika sudah tidak dipakai, trafo las dimatikan dan kabel las digulung dan
diletakkan dengan benar tidak saling berbelit agar mudah dalam penggunaan di waktu
yang lain.
d. Pemegang elektroda dan penjepit massa
Penjepit elektroda dan penjepit massa dibuat dari bahan yang mudah menghantarkan
arus listrik. bahan yang biasa digunakan adalah tembaha. Pada pemegang elektroda
pada mulutnya sudah dibentuk sedemikian rupa sehingga memudahkan tukang las
memasang/menjepit pada pemegang elektroda. Dalam penggunaannya elektroda harus
ditempat pada sela-sela yang ada, dapat diposisikan dengan sudut 180 derajat, 90 derajat
atau 45 derajat terhadap pemegang elektroda. Sedang pada penjepit massa dibuat
sedemikian rupa sehingga dapat mencengkeram dengan kuat pada benda kerja. Penjepit
elektroda maupun penjepit massa tidak diperkenankan terkena busur las. Pada penjepit
elektroda, penggunaan elektroda disisakan 1 inch sehingga tidak sampai habis
menyentuh pemegang elektroda. Sedangkan pemegang massa tidak diperkenankan
untuk menjadi tempat mencopa elektroda/menyalaka elektroda agar tidak rusak. Penjepit
benda kerja ditempatkan pada dekat benda kerja atau meja las dengan kuat agar aliran
listrik dapat maksimal/tidak banyak arus yang terbuang (Okta P.Lukas, 2012).
Menurut Rama M. (2008), las busur metal manual dibagi menjadi 2 golongan, yaitu :
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal
1. Mesin las arus bolak balik (AC) adalah transformator, karena mesin ini dapat
menurunkan tegangan misalnya dari 110v, 220v, 380v, atau 420v menjadi berkisar
antara 20 - 80v. Pada saat belum terjadi busur las keadaan ini disebut sirkuit terbuka
(open sircuit voltage /OCV), tegangan pada saat ini 45-80v. Sedangkan pada saat
terjadinya busur las disebut sirkuit tertutup (close circuit voltage/CCV), tegangan
pada saat ini diantara 20-35v.Untuk mengatur besar kecilnya arus las pada saat
pengelasan dapat dilakukan dengan cara memutar tuas, menarik atau menekan
tergantung dari konsumsi transformator tersebut, pada mesin las arus bolakbalik
kabel massa dan kabel elektroda jika dipertukarkan tidak akan mempengaruhi
perubahan panas yang timbul pada nyala busur.
2.
Mesin las arus searah (DC) mendapatkan sumber tenaga listrik dari trafo las AC yang
kemudian dirubah menjadi DC atau dari generator arus searah yang digerakan oleh
motor bensin atau motor diesel.
Pemasangan kabel-kabel las (pengkutuban) pada mesin las DC dapat diatur sesuai
dengan
keperluan
pemasangan
yaitu
dengan
cara
dibawah
ini
1. Kabel primer adalah kabel yang menghubungkan antara sumber tenaga dengan
mesin las. Jumlah kawat inti pada kabel primer disesuaikan dengan jumlah phasa
mesin
las
ditambah
satu
kawat
yang
berfungsi
sebagai
grounding.
2. Kabel sekunder adalah kabel yang menghubungkan mesin las dengan holder
dengan dan tang massa. Inti kabel sekunder terdiri dari kawat kawat yang halus dan
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal
2.
Welding return clamp atau dapat disebut juga dengan ground clamp berfungsi sebagai
penghubung aliran arus negative dari trafo ke meja atau landasan las yang terbuat dari besi
yang dapat menghantarkan arus listrik. Dimana nantinya benda kerja diletakkan diatas meja
atau landasan sehingga secara tidak langsung benda kerja sudah mengandung arus listrik
negative.
3.
Torch
4.
Tabung gas
Tabung gas berfungsi sebagai tabung tempat penyimpanan gas inert atau gas lindung
seperti argon dan helium yang digunakan di dalam mengelas dengan tipe GTAW. Tabung
gas ini juga ada beberapa bagian antara lain :
a. Regulator gas adalah pengatur tekanan gas yang akan digunakan di dalam
pengelasan gas tungsten. Pada regulator ini biasanya ditunjukkan tekanan kerja
dan tekanan gas di dalam tabung.
b. Flowmeter untuk gas dipakai untuk menunjukkan besarnya aliran gas yang dipakai
di dalam pengelasan GTAW.
(a)
(b)
Gambar 1.6 (a) Tabung gas (b) Regulator gas dan Flowmeter
5.
Fungsi utama dari gas inert atau gas pelindung adalah melindungi logam las dari
kontaminasi udara luar, disamping itu juga sebagai fluida pendingin elektroda tungsten.
Gas pelindung yasng digunakan biasanya gas mulia yang sulit sekali bereaksi dengan
udara luar. Tetapi kadang-kadang dipakai juga gas yang lain seperti Nitrogen (N 2),
Oksigan (O2), dan karbondioksida (CO2). Gas inert yang biasanya digunakan pada
GTAW adalah gas mulia Argon (Ar), Helium (He), atau campuran keduanya.
Argon adalah gas mulia yang stabil, sulit bereaksi dengan unsur lainnya. Argon sebagai
gas pelindung membuat busur lebih stabil dan percikan berkurang. Argon lebih mudah
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal
9
Argon
Helium
Simbol kimia
Ar
He
Titik didih
-185.5 C
-28.93 C
1.4
0.138
40
40.026
Suhu kritis
-122.4 C
-267.95 C
1.78 kg/m3
0.167 kg/m3
Titik api
Tidak terbakar
Tidak terbakar
0.91 m3/kg
5.988 m3/kg
6.
Selang gas
Selang gas dan perlengkapan pengikatnya berfungsi sebagai penghubung gas dari tabung menuju
pembakar las. Sedangkan perangkat pengikat berfungsi mengikat selang dari tabung menuju mesin las
dan dari mesin las
10
Kampuh V dan V
11
12
elektroda,
mereka
adalah
kode
warna.
Dua
jenis
tungsten
13
terbatas untuk jangka waktu yang lama, atau jika elektroda debu grinding mungkin
tertelan, tindakan pencegahan khusus terhadap ventilasi harus dipertimbangkan.
tungsten murni pada kapasitas arus dengan karakteristik Tungsten Thoriated. Mereka
memiliki ketahanan yang lebih tinggi terhadap kontaminasi daripada tungsten murni,
dan lebih diutamakan untuk aplikasi pengelasan radiografi berkualitas di mana
kontaminasi tungsten lasan harus diminimalkan.
Elektroda ini mengandung penambahan yang ditentukan dari suatu oksida tidak
ditentukan dengan kombinasi oksida. Tujuan penambahan ini adalah untuk
mempengaruhi sifat atau karakteristik dari busur, seperti yang didefinisikan oleh
produsen. Produsen harus mengidentifikasi penambahan tertentu dan jumlah
nominal atau jumlah tambahan.
Elektroda EWG sedang dikembangkan, terutama penambahan magnesium oksida.
Klasifikasi ini juga mencakup elektroda ceriated dan Lanthanated yang mengandung
kombinasi dengan oksida lainnya.
14
15
Proses pengelasan dimulai dengan menghidupkan switch pada torch, maka akan terbentuk
busur listrik yang melintang dari elektroda ke benda kerja, sehingga terjadi kawah yang
dilindungi gas inert. Pengelasan TIG bisa menggunakan logam pengisi/filler metal dan tanpa
filler metal.
1.3.3. Preheating
Preheating adalah suatu proses perlakuan panas yang dilakukan sebelum pengelasan pada
sambungan logam. Adapun tujuan akhirnya adalah untuk mendapatkan suatu mutu hasil las
yang baik.
Perlakuan panas / preheating ini diperlukan pada proses pengelasan sambungan pipa
tekanan tinggi, misalnya :
Sambungan antara pipa dengan pipa main steam, hot reheat, auxiliary steam
pipa.
16
Berikut ini adalah daftar preheating yang diperlukan untuk beberapa jenis material :
No
Base Material
Carbon Steel
Carbon Molybdenum
Crolloy
Croloy 1, 1 , 2
Croloy 21/4
Croloy 5, 7, 9
Stainless Steel
17
18
2.
3.
4.
Kecepatan las
5.
Sebagai pembersih
19
Elektroda las terdiri inti kawat yang berfungsi sebagai bahan pengisi ( filler rod ) yang
dibungkus dengan suatu fluks yang berguna untuk membangkitkan gas pelindung, sehingga
kawah las tidak beroksidasi dengan udara. Fluks menimbulkan gas untuk melindungi busur,
fluks akan terurai dan menimbulkan gas (CO2, CO, H, dan sebagainya) yang mengelilingi
busur. Hal ini menjaga bentuk butiran logam dan cairan teroksidasi atau nitrasi yang
disebabkan oleh kontak dengan atmosfer.
Pada saat proses pengelasan, maka logam kasar (Base Metal) dan logam penambah (filler
rod) akan meleleh karena adanya pengaruh panas yang dibangkitkan. Bersamaan dengan
itu maka flux juga akan meleleh dan mengapung serta membentuk gas pelindung menutupi
permukaan las, sehingga bawah las tidak teroksidasi oleh udara luar. Flux cair tersebut akan
selalu menutupi permukaan las sampai proses pendinginan. Apabila flux cair tidak bisa
menutupi permukaan las dengan baik, maka kawah las akan teroksidasi oleh udara luar
sehingga hasil las akan berlubang atau kropos.
20
Untuk las biasa mutu lasan antara arus searah dengan arus bolak-balik tidak
jauh berbeda, namun polaritas sangat berpengaruh terhadap mutu lasan.
Kecepatan pengelasan dan keserbagunaan mesin las arus bolak-balik dan
arus searah hampir sama, namun untuk pengelasan logam/pelat tebal, las arus
bolak-balok lebih cepat. Ampere yang terlalu rendah menyebabkan gundukan
dan penetrasi yang tidak cukup pada logam dasarnya, dan juga menyebabkan
kesulitan dalam mengontrol slag / terak.
Busur las yang terlalu pendek dapat menyebabkan penumpukkan endapan las
tidak teratur ( tinggi dan lebar ). Busur las yang terlalu panjang dapat
menyebabkan endapan las beriak kotor, dan lebih rata dari las yang normal.
Unsur yang meningkatkan sifat busur : Na2O, CaO, MgO dan TiO2.
21
Bila arus terlalu tinggi (besar), maka elektroda akan mencair terlalu cepat dan menghasilkan:
1. permukaan las yang lebih lebar dan datar,
2. perembasan terlalu dalam,
3. terjadi undercut sepanjang alur las.
Kecepatan tangan menarik atau mendorong elektroda waktu mengelas harus stabil untuk
menghasilkan las yang rata dan halus,.
b. Panjang Busur Las (arc length)
Bila panjang busur tepat (L = D), maka cairan elektroda akan mengalir dan mengendap
dengan baik.
Hasilnya :
rigi-rigi las yang halus dan baik.
tembusan las yang baik
perpaduan dengan bahan dasar baik
percikan teraknya halus.
Bila busur terlalu panjang (L > D), maka timbul bagian-bagian yang berbentuk bola dari
cairan elektroda maka hasilnya akan
rigi-rigi las kasar
tembusan las dangkal
percikan teraknya kasar dan keluar dari jalur las.
22
dari
atmosfer
oleh
pemisahan
udara
cair.
Pengelasan
dengan
23
logam reaktif dan refraktori, yang kemurnian argon minimum 99,997 persen.
Argon digunakan lebih luas daripada helium karena keuntungan sebagai berikut:
1) Halus, gerakan busur lebih tenang
2) Mengurangi penetrasi
3) Membersihkan
gerakan
ketika
pengelasan pada
logam
aluminium dan
magnesium
4) Hemat biaya dan mudah ditemui
5) laju aliran rendah untuk pelindung yang baik
6) Lebih baik dalam cross-draft resistance
7) busur mudah dinyalakan
Penggunaan shielding gas argon sangat membantu ketika pengelasan manual pada
logam tipis. karakteristik yang sama menguntungkan dalam pengelasan vertikal atau
overhead karena kecenderungan untuk logam dasar melorot atau bergerak menurun.
Bila pesawat Ias yang dipakai pesewat Ias AC, menyalakan busur dilakukan dengan
menggoreskan elektroda pada benda kerja lihat Gbr.
Untuk menyalakan busur pada pesawat Ias DC, elektroda disentuhkan seperti pada
Gbr
24
tempat kurang lebih 26 mm dimuka las berhenti seperti pada gambar. Jika busur berhenti di
B, busur dinyalakan lagi di A dan kembali ke B untuk melanjutkan pengelasan. Bilamana
busur sudah terjadi, elektroda diangkat sedikit dari pekerjaan hingga jaraknya sama
dengan diameter elektroda. Untuk elektroda diameter 3,25 mm, jarak ujung elektroda
dengan permukaan bahan dasar 3,25 mm.
b. Mematikan / Menghentikan Busur
Setelah satu bagian pengelasan selesai maka nyala busur listrik harus
dimatikan. Cara mematikan nyala busur harus hati-hati, karena mematikan busur
nyala berarti mengakhiri proses pengelasan yang berada pada ujung rigi las.
Agar ujung akhir pengelasan tidak keropos dan terlalu tinggi atau rendah, maka
cara mematikan nyala busur harus benar. Untuk memutuskan dan mematikan
lengkung listrik las dari benda kerja dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
Cara pertama:
- elektroda diangkat dan diturunkan sedikit kemudian di tarik keluar.
Cara kedua:
- elektroda diangkat sedikit dan diturunkan kembali sambil dilepas dengan cara
mengayunkan kekiri atas.
c. Menyambung las
Bila elektroda harus diganti sebelum pengelasan selesai, maka untuk
menyambung pengelasan, busur perlu dinyalakan lagi. Menyalakan busur
kembali ini dilakukan pada tempat kurang lebih 25 mm di muka las berhenti (lihat
gambar). Elektroda digerakkan kebawah las dan diisi hingga sama besar dengan
alur sebelumnya.
25
Las gas tungsten (las TIG) adalah proses pengelasan dimana busur nyala listrik ditimbulkan
oleh elektroda tungsten (elektroda tak terumpan) dengan benda kerja logam. Setiap saat
busur dimatikan,gas lindung akan tetap menyala beberapa saat. Penyalaan ini berfungsi
untuk melindungi elektroda, sambungan las dan kawat las dari pengaruh udara sekitar. Jika
tidak digunakan untuk waktu yang lama, tutup saluran gas lindung dengan mengencangkan
kran gas yang ada dia ats tabung dan buang seluruh isi gas yang tersisa di dalam saluran
gas lindung.
Bila bekerja akan berhenti sebentar, maka mematikan nyala api las dengan cara menutup
keran pembakar saja. Tetapi bila bekerja akan berhenti lama, maka keran botol yang harus
ditutup. Keran pembakar dibuka untuk membuang tekanan pada selang, kemudian baut
pengatur regulator dilonggarkan.
Setelah satu bagian pengelasan selesai, maka nyala busur listrik harus dimatikan. Cara
mematikan nyala busur harus hati hati karena mematikan busur nyala berarti mengakhiri
proses pengelasan yang berada pada ujung rigi las. Agar ujung akhit pengelasan tidak
keropos dan terlalu tinggi atau rendah maka cara mematikan nyala busur harus benar. Ada
dua cara yang sering digunakan operator las untuk mematikan nyala busur seperti gambar di
bawah ini.
Gambar 1.14 Dengan cara mengangkat sedikit lalu diturunkan sambil dilepas dengan
mengayunkan ke kiri atas.
26
Gambar 1.15 Dengan cara mengangkat elektroda sedikit lalu diturunkan kemudian
diayunkan ke arah ke luar
Sambungan sebidang dipakai terutama untuk menyambung ujung-ujung plat datar dengan
ketebalan yang sama atau hampir sama. Keuntungan utama jenis sambungan ini ialah
menghilangkan eksentrisitas yang timbul pada sambungan lewatan tunggal. Bila digunakan
bersama dengan las tumpul penetrasi sempurna (full penetration groove weld), sambungan
sebidang menghasilkan ukuran sambungan minimum dan biasanya lebih estetis dari pada
sambungan bersusun. Kerugian utamanya ialah ujung yang akan disambung biasanya harus
disiapkan secara khusus (diratakan atau dimiringkan) dan dipertemukan secara hati-hati
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal
27
sebelum dilas. Hanya sedikit penyesuaian dapat dilakukan, dan potongan yang akan
disambung harus diperinci dan dibuat secara teliti. Akibatnya, kebanyakan sambungan
sebidang dibuat di bengkel yang dapat mengontrol proses pengelasan dengan akurat.
2) Sambungan Lewatan
Sambungan lewatan merupakan jenis yang paling umum. Sambungan ini mempunyai dua
keuntungan utama:
a) Mudah disesuaikan. Potongan yang akan disambung tidak memerlukan ketepatan
dalam pembuatannya bila dibanding dengan jenis sambungan lain. Potongan
tersebut dapat digeser untuk mengakomodasi kesalahan kecil dalam pembuatan atau
untuk penyesuaian panjang.
b) Mudah disambung. Tepi potongan yang akan disambung tidak memerlukan
persiapan khusus dan biasanya dipotong dengan nyala (api) atau geseran.
Sambungan lewatan menggunakan las sudut sehingga sesuai baik untuk pengelasan
di bengkel maupun di lapangan. Potongan yang akan disambung dalam banyak hal
hanya dijepit (diklem) tanpa menggunakan alat pemegang khusus. Kadang-kadang
potongan-potongan diletakkan ke posisinya dengan beberapa baut pemasangan
yang dapat ditinggalkan atau dibuka kembali setelah dilas.
c) Keuntungan lain sambungan lewatan adalah mudah digunakan untuk menyambung
plat yang tebalnya berlainan.
3) Sambungan Tegak
28
Jenis sambungan ini dipakai untuk membuat penampang bentukan (built-up) seperti profil T,
profil 1, gelagar plat (plat girder), pengaku tumpuan atau penguat samping (bearing
stiffener), penggantung, konsol (bracket). Umumnya potongan yang disambung membentuk
sudut tegak lurus. Jenis sambungan ini terutama bermanfaat dalam pembuatan penampang
yang dibentuk dari plat datar yang disambung dengan las sudut maupun las tumpul.
4) Sambungan Sudut
Sambungan sudut dipakai terutama untuk membuat penampang berbentuk boks segi empat
seperti yang digunakan untuk kolom dan balok yang memikul momen puntir yang besar.
29
5) Sambungan Sisi
Sambungan sisi umumnya tidak struktural tetapi paling sering dipakai untuk menjaga agar
dua atau lebih plat tetap pada bidang tertentu atau untuk mempertahankankesejajaran
(alignment) awal. Seperti yang dapat disimpulkan dari pembahasan di muka, variasi dan
kombinasi kelima jenis sambungan las dasar sebenarnya sangat banyak. Karena biasanya
terdapat lebih dari satu cara untuk menyambung sebuah batang struktural dengan lainnya,
perencana harus dapat memilih sambungan (atau kombinasi sambungan) terbaik dalam
setiap persoalan.
Apabila elektroda habis sebelum sampai pada batas pengelasan, maka untuk
30
(bila ujung kawah masih pijar, penyambungan dapat dilakukan tanpa pembuangan terak).
Busur nyala dimulai 5 10 mm dari kanan (lihat gambar) kemudian elektroda digerakkan
kekiri sampai mendekati rigi-rigi yang akan disambung. Kemudian teruskan pengelasan
menurut arah yang diperlukan.
31
Gunakan arus yang sesuai untuk ketebalan, posisi, dan diameter kawat
g. Tentukan jenis gas lindung yang sesuai dan aturlah besar aliran gasnya.
h. Buatlah celah sebagaimana yang dirokemendasikan
i.
j.
Sebelum dilas permukaan plat harus bersih dari minyak, oli, karat, serta bentuk
kotoran yang lain serta bebas dari kelembaban yang disebabkan oleh air.
1.3.9. PWHT
Proses pelakuan panas adalah suatu proses yang terdiri dari proses pemanasan dan proses
pendingin pada logam dan paduannya dengancara tertentu yang bertujuan untuk
mendapatkan sifat-sifat material yang diinginkan. Proses ini telah digunakan secara luas dan
tidak hanya dilakukan pada logam ferro saja, melainkan telah banyak digunakan pada logam
nonferro beserta paduannya. Namun dikarenakan bahasan dari penulisan ini menggunakan
material baja jadi proses perlakuan panasnya dibatasi hanya pada material baja. Perubahan
dari sifat yang dikarenakan proses perlakuan panas mencakup pada daerah keseluruhan
dari logam dan hanya sebagiannya saja, contoh pada permukaannya saja.
Baja unsur paduan utamanya adalah besi dan carbon, tetapi selain itu juga terdapat unsurunsur penyusun yang lain seperti Mn, V, W, Cr, Ni, Si, dll. Carbon dalam baja larut secara
interstisi dan membentuk senyawa karbida yang disebut sementit (Fe3C) yang sifatnya keras
dan getas, sehingga pengaruhnya pada baja akan meningkatkan kekuatan dengan
menghambat laju dislokasi. Secara umum unsur-unsur paduan ditambahkan dalam baja
dengan kadar tertentu bertujuan untuk:
Meningkatkan kekerasan
Menaikkan keuletan
Meningkatkan ketangguhan
32
Perubahan sifat yang terjadi pada proses perlakuan panas disebabkan karena adanya
pertumbuhan fasa pada saat pemanasan dan transformasi fasa pada saat pendinginan. Hal
tersebut tidak akan pernah terlepas dari temperatur. Diagram yang menyajikan tentang
hubungan antara temperatur dimana terjadinya perubahan fasa pada saat proses
pemanasan dan pendinginan lambat dengan kadar karbon disebut diagram fasa.
Diagram Fasa Fe3C sangatlah penting, khususnya dalam proses perlakuan panas, diagram
ini menjadi dasar atau pedoman untuk mengetahui fasa apa yang akan terbentuk pada saat
kita melakukan pemanasan. Dari diagram ini juga diketahui garis transformasi fasa dan titik
komposisi tertentu dari baja. Komposisi eutektoid tedapat pada 0,8% C dan pada
Temperatur 723 derajat C. Fasa austenit ( )mengandung unsure karbon maksimum 2%
karbon, hal ini memungkinkan karena fasa austenit mempunyai sel satuan FCC sehingga
mampu melarutkan atom atom karbon yang lebih banyak didalamnya secara interstisi.
Prinsip perlakuan panas adalah pemanasan dan pendinginan, kecepatan pendinginan
sangat berpengaruh terhadap hasil struktur mikro dan sifat mekanik yang didapat, maka
timbul fungsi waktu. Dalam diagram FeFe3C hanya menjelaskan transformasi pada
kecepatan yang sangat rendah atau pendinginan yang terjadi secara alami. Maka, Diagram
Fe3C tidak dapat menjelaskan transformasi yang terjadi pada pendinginan cepat. Oleh
karena itu diperlukan suatu pedoman berupa diagram baru yang menyatakan hubungan
antara temperatur dan waktu serta dapat menjelskan transformasi yang terjadi pada
kecepatan pendinginan yang tinggi. Diagram TTT (time temperature transformation) dan
Diagram CCT (Continous Cooling Transformation) adalah diagram yang digunakan sebagai
pedoman untuk melakukan proses perlakuan panas karena diagram ini dapat menjelaskan
transformasi fasa yang terjadi pada kecepatan pendinginan yang tinggi.Diagram TTT hanya
menunjukkan transformasi pada temperatur yang konstan dan tidak berlaku pada proses
pendinginan yang kontinu sehingga diagram ini jarang dipakai untuk proses perlakuan
panas. Diagram yang dapat menjelaskan semuanya serta banyak sekali dipakai unutk
proses pengerasan pada baja adalah diagram CCT. Diagram ini mempunyai bentuk yang
agak berbeda dengan diagram TTT walaupun parameternya sama.
33
mampu mesin
mampu bentuk
keuletan
kehomogenan struktur
Temperatur dan laju pendinginan dari annealing tergantung dari hasil yang diinginkan dari
struktur mikonya, oleh karena itu annealing dibagi lagi menjadi beberapa proses spesifik
antara lain:
1. Full annealing
Merupakan proses pemanasan yang bertujuan untuk melunakan baja, prosesnya dilakukan
dengan cara dipanaskan diatas daerah kritisnya dan didinginkan secara perlahan melawati
daerah kritis. Walaupun full annealing dapat dilakukan pada semua baja, tetapi kebanyakan
hanya dilakukan pada baja carbon medium ( 0,3-0,6% C ) saja, dimana bertujuan untuk
meningkatkan mampu mesinnya.
2. Sperodizing
Proses ini bertujuan untuk membulatkan karbida yang berbentuk serpih pada perlit dan
sementit. Sehingga dapat meningkatkan mampu mesin serta meningkatkan keuletan.
Sperodizing secara luas digunakan pada baja carbon tinggi, baja perkakas, baja bearing,
dan pada semua baja yang akan menjalani proses pengerjaan dingin.
3. Stress relieving
Pada baja yang telah mengalami proses pengecoran, permesinan, pengelasan maka akan
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal
34
terdapat sejumlah tegangan sisa didalamnya. Tegangan sisa tersebut akan menyebabkan
distorsi bahkan dapat mengalami retakpada saat digunakan atau pada saat dilakukan proses
perlakuan panas. Untuk menghilangkan tegangan sisa tersebut maka dilakukan proses ini.
4. Bright Annealing
Merupakan proses perlakuan panas yang bertujuan untuk menghasilkan benda kerja yang
permukaannya terbebas dari lapisan oksidasi. Prosesnya dilakukan dengan cara
menyelimuti spesimen dengan atmosfir tungku yang sesuai selama pemanasan. Cara ini
juga bertujuan untuk menghindari terjadinya penggetasan,
timbulnya sulfidasi, serta adanya dekarburisasi. Jenis gas yang banyak digunakan dapat
berupa nitrogen, amoniak, gas eksotrim, hydrogen, dll.
5. Homogeniezing
Proses ini bertujuan untuk menyeragamkan komposisi baja. Biasanya dilakukan setelah
proses pengecoran. Spesimen dipanaskan sampai temperature 1100-1200C. kemudian
didinginkan secara lambat.
6. Recrystalitation annealing
Merupakan proses pemanasan untuk menumbuhkan atau membentuk butir baru setelah
mengalami proses pengerjaan dingin (cold working). Selain itu juga bertujuan untuk
menghilangkan tegangan sisa. Pemanasan dilakukan pada temperatur 600C selama 0.5 1
jam.
B. Normalizing
Normalizing merupakan proses perlakuan panas yang dilkukan dengan cara memanaskan
baja sampai temperatur austenisasi (T) kemudian didinginkan dengan media udara dimana
akan didapatkan fasa berupa pearlite. Baja carbon tinggi seperti die steel dan HSS (High
Speed Steel) tidak pernah dilakukan proses ini karena baja-baja ini dikeraskan menjadi
struktur martensite dengan cara pendinginan di udara. Normalizing umumnya dipergunakan
pada baja carbon rendah dan plain carbon dengan tujuan sbb:
35
Memperhalus ukuran butir dan menghomogenisasikan struktur mikro dari hasil coran
dan tempa, sehingga dapat meningkatkan sifat mekanik dalam proses pengerasan
baja.
C. Hardening
Proses hardening biasa dilakukan pada semua perkakas dan bagian penting dari mesin
yang berkaitan dengan hal yang berat. Tujuan mengeraskan perkakas adalah untuk
mendapatkan nilai kekerasannya, sedangkan tujuan mengeraskan bagian mesin adalah
untuk meningkatkan kekuatan tarik serta kekuatan luluhnya. Namun biasanya bila kekerasan
tinggi maka kekuatan tariknya dan kekuatan luluhnya rendah, oleh karena itu proses
hardening yang dilakukan adalah dengan cara melakukan proses tempering setelah
dilakukan pendinginan cepat. Biasanya proses hardening yang umum dilakukan adalah
dengan memanaskan baja sampai temperature austenisasinya kemudian ditahan untuk
beberapa lama lalu didinginkan secara cepat.
Pada saat dilakukan pendinginan lambat fasa austenit (FCC) akan berubah sel satuannya
menjadi BCC kembali. Namun karena adanya pendinginan cepat maka ada atom karbon
yang terjebak pada kisi tegak sehingga austenite bertransformasi menjadi fasa martensit
dengan sel sastuan BCT. Martensit inilah yang bersifat keras dan getas. Contoh specimen
yang berfasa martensit adalah roda gigi, pahat potong, dan dies. Temperatur pemanasan
untuk proses hardening sama dengan proses seperti annealing dan normalizing. Tetapi ada
perbedaan sedikit bila baja yang ingin dikeraskan mempunya kadar karbon lebih besar dari
0,8%, maka pemanasannya dilakukan pada temperature A13 +50-100 derajat C sehingga
struktur yang terbentuk adalah martensit serta karbida yang tidak larut,dimana kekerasannya
lebih tinggi. Agar diperoleh hasil yang baik dari proses pengerasan, maka benda kerja
sebaiknya harus dibersihkan terlebih dahulu. Untuk baja karbon rendah dan baja paduan
rendah tidak perlu dilakukian preheat (pemanasan awal). Namun pada baja perkakas harus
dipreheat terlebih dahulu karena banyaknya unsur paduan sehingga konduktivitas panasnya
menurun.
36
Pada pendinginnya harus dengan media pendingin cepat agar atom karbonya terjebak pada
kisi tegaknya. Adapun media pendingin yang sering dipakai untuk proses hardening adalah
air, oli, brine. Masing-masing dari media pendingin diatas mempunyai keuntungan serta
kerugian.
D. Case hardening
Case hardening merupakan salah satu cara untuk merubah komposisi kimi dari material.
Perubahan komposisi kimia tersebut dapat terjadi pada saat material dalam kondisi padat
dan dapat terjadi hanya pada bagian permukaan permukaan saja. Tujuan dari case
hardening adalah untuk meningkatkan ketahanan aus suatu material, meningkatkan
ketahanan korosi serta untuk meningkatkan scalling resistant.
Case hardening dilakukan dengan cara melapisi permukaan dari material dengan carbon,
nitrogen, dan elemen paduan lainnya. Prosesnya dapat dilakukan dengan menambahkan
unsure yang akan berdifusi kedalam material dalam kondisi padat, cair maupun dalam
kondisi gas. Proses dari case hardening dibagi menjadi: Carburisasi, Nitriding, Cyaniding,
dan Diffusion metallishing.
37