You are on page 1of 6

RESUME HIDROMETALURGI DAN PYROMETALURGI

A. Hidrometalurgi
Hidrometalurgi merupakan cabang tersendiri dari metalurgi. Secara harfiah
hidrometalurgi dapat diartikan sebagai cara pengolahan logam dari batuan atau
bijihnya dengan menggunakan pelarut berair (aqueous solution). Dua cabang
metalurgi lainnya adalah pirometalurgi dan elektrometalurgi.
Saat ini hidrometalurgi adalah teknik metalurgi yang paling banyak
mendapat perhatian peneliti.Hal ini terlihat dari banyaknya publikasi ilmiah
semisal jurnal kimia berskala internasional yang membahas pereduksian logam
secara hidrometalurgi.Logam-logam yang banyak mendapat perhatian adalah
nikel (Ni), magnesium (Mg), besi (Fe) dan mangan (Mn).
Hidrometalurgi memberikan beberapa keuntungan:
Bijih tidak harus dipekatkan, melainkan hanya harus dihancurkan menjadi
bagian-bagian yang lebih kecil.
Pemakaian batubara dan kokas pada pemanggangan bijih dan sekaligus
sebagai reduktor dalam jumlah besar dapat dihilangkan.
Polusi atmosfer oleh hasil samping pirometalurgi sebagai belerang

dioksida, arsenik(III)oksida, dan debu tungku dapat dihindarkan.


Untuk bijih-bijih peringkat rendah (low grade), metode ini lebih efektif.
Suhu prosesnya relatif lebih rendah.
Reagen yang digunakan relatif murah dan mudah didapatkan.
Produk yang dihasilkan memilki struktur nanometer dengan kemurnian
yang tinggi
Pada prinsipnya hidrometalurgi melewati beberapa proses yang dapat

disederhanakan tergantung pada logam yang ingin dimurnikan. Salah satu yang
saat ini banyak mendapat perhatian adalah logam mangan dikarenakan
aplikasinya yang terus berkembang terutama sebagai material sel katodik pada
baterai isi ulang.Baterial ion litium konvensional telah lama dikenal dan diketahui
memiliki kapasitas penyimpanan energi yang cukup besar. Namum jika
katodanya dilapisi lagi dengan logam mangan oksida maka kapasitas
penyimpanan energi baterai tersebut menjadi jauh lebih besar.Secara garis
besar, proses hidrometalurgi terdiri dari tiga tahapan yaitu:

Leaching atau pengikisan logam dari batuan dengan bantuan reduktan


organik.
Pemekatan larutan hasil leaching dan pemurniannya.
Recovery yaitu pengambilan logam dari larutan hasil leaching.
Reduktan organik adalah hal yang sangat penting dalam proses ini. Reduktan
yang dipilih diusahakan tidak berbahaya bagi lingkungan, baik reduktan itu
sendiri maupun produk hasil oksidasinya.Kebanyakan reduktan yang digunakan
adalah kelompok monomer karbohidrat, turunan aldehid dan keton karena punya
gugus fungsi yang mudah teroksidasi. Contohnya adalah proses reduksi mangan
dengan adanya glukosa sebagai reduktan:
C6H12O6 + 12MnO2 + 24H+ = 6CO2 + 12Mn2+ + 18H2O
Larutan hasil leaching tersebut kemudian dipekatkan dan dimurnikan. Ada
tiga proses pemurnian yang umum digunakan yaitu evaporasi, ekstraksi pelarut
dan presipitasi (pengendapan). Di antara ketiganya, presipitasi adalah yang
paling mudah dilakukan, juga lebih cepat. Namun cara ini kurang efektif untuk
beberapa logam.
Logam hasil pemurnian biasanya diaktivasi dengan asam tertentu terlebih
dahulu sebelum diambil dari larutannya.Cara ini menjamin didapatkannya logam
dalam struktur nanometer dengan tingkat kemurnian yang lebih tinggi.Logam
yang berstruktur nanometer harganya bisa puluhan kali lipat dibandingkan
dengan logam yang berstruktur biasa.
Suhu selama proses leaching, konsentrasi reaktan, ukuran partikel
sampel dan PH larutan merupakan faktor-faktor yang paling menentukan
keberhasilan proses hidrometalurgi. Apabila kita mampu menemukan kombinasi
yang tepat dari keempat faktor ini maka proses hidrometalurgi akan semakin
optimal. Kedepan diharapkan para ahli teknik kimia dapat menciptakan teknologi
yang mampu mengaplikasikan hidrometalurgi agar terpakai lebih luas dalam
dunia industri.

Feed / ROM

Tahap Preparasi

Konsentrat
LEACHING

SOLID - LIQUID SEPARATION

Filtrat

RECOVERY
Logam

Gambar 1
Diagram Alir Hidrometalurgi

Kondisi yang baik untuk hidrometalurgi adalah :

Metal yang diinginkan harus mudah larut


dalam reagen yang murah.

Metal yang larut tersebut harus dapat


diambil dari larutannya dengan mudah dan murah

3. Unsur atau metal lain yang ikut larut


harus mudah dipisahkan pada proses berikutnya.

Mineral-mineral pengganggu (gangue


minerals) jangan terlalu banyak menyerap (bereaksi) dengan zat pelarut yang
dipakai.

Zat pelarutnya harus dapat diperoleh


kembali untuk didaur ulang.

Zat yang diumpankan (yang dilarutkan)


jangan banyak mengandung lempung (clay minerals), karena akan sulit
memisahkannya.

Zat yang diumpankan harus porous atau punya permukaan kontak yang luas
agar mudah (cepat) bereaksi pada suhu rendah.

Zat pelarutnya sebaiknya tidak korosif dan tidak beracun (non-corrosive and
non-toxic), jadi tidak membahayakan alat dan operator.
Peralatan yang dipergunakan dalam proses Hidrometalurgi adalah :

1. Electrolysis / electrolytic cell.

2. Bejana pelindian (leaching box).


Secara garis besar, proses hidrometalurgi terdiri dari tiga tahapan yaitu:
1. Leaching atau pengikisan logam dari batuan dengan bantuan reduktan
organik.
2. Pemekatan larutan hasil leaching dan pemurniannya
3. Recovery yaitu pengambilan logam dari larutan hasil leaching.

B.

Pirometalurgi
Pirometalurgi adalah suatu proses ekstraksi metal dengan penggunaan

energi panas/kalor. Suhu yang digunakanmulai dari 500C 2500C (proses Mond
untuk pemurnian nikel), hingga mencapai 2.0000 C (proses pembuatan campuran
baja). Yang umum dipakai hanya berkisar 5000C - 1.6000C. Pada suhu tersebut
kebanyakan logam ataupun

campurannya sudah

kadang-kadang dalam fase gas.

dalam

fase

cair

bahkan

Umpan yang baik adalah konsentrat dengan kadar metal yang tinggi agar
dapat mengurangi pemakaian energi panas. Penghematan energi panas dapat
juga dilakukan dengan memilih dan memanfaatkan reaksi kimia eksotermik
(exothermic).
Sumber energi panas dapat berasal dari :
Energi kimia (chemical energy = reaksi kimia eksotermik).
Bahan bakar (hydrocarbon fuels) : kokas, gas dan minyak bumi.
Energi listrik
Energi terselubung/tersembunyi, panas buangan dipakai untuk pemanasan
awal (preheating process).
Peralatan yang umumnya dipakai adalah :
Tanur tiup (blast furnace).
Reverberatory furnace.
Sedangkan untuk pemurniannya dipakai :
Pierce-Smith converter.
Bessemer converter.
Kaldo cenverter.
Linz-Donawitz (L-D) converter.
Open hearth furnace.
Proses pirometalurgi terbagi atas 5 proses, yaitu :

Pengeringan (Drying)
Kalsinasi (Calcining)
Pemanggangan (Roasting)

Peleburan (Smelting)

Refining (Pemurnian)

DAFTAR PUSTAKA

Sugiyarto, Kristian H. 2003. Dasar-dasar Kimia Anorganik Logam. Jurusan


Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta. Hal:

5.46-5.49.
Pagnanelli.F, Garavini.M, Veglio.F, Toro.L. Journal of Hydrometallurgy 71;

Fathi Habashi.Extractive Metallurgy Vol.2 Hydrometallurgy.

You might also like