You are on page 1of 16

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan rahmat Allah, kami senatiasa memanjatkan


puji dan syukur kepadaNya, atas petunjuk dan bimbingan-Nyalah,
sehingga kami dapat menyusun makalah ini yang berjudul MEDAN
MAGNET .
Makalah ini kami susun untuk memenuhi salah satu tugas yang
diberikan oleh DOSEN mata kuliah Fisika Dasar II pada Program Studi
Teknik Eksplorasi, Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi
Industri, Universitas Muslim Indonesia Makassar.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan. Untuk itu kami senantiasa terbuka dan berlapang
dada untuk menerima masukan-masukan dan kritikan-kritikan dari semua
pihak guna melengkapi pembahasan makalah ini.
Akhirnya ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua
pihak yang telah memberi motivasi dan bantuan atas selesainya
pembahasan makalah ini. Semoga mendapat nilai tambah bagi kami
sebagai penyusun dan dapat berguna bagi semua pihak.
Amin, Wabillahi Taufiq Walhidayah.
Makassar, 3 Mei 2009

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................

DAFTAR ISI.........................................................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Gaya Magnet Pada Muatan Bergerak................................

B. Gaya Magnet Pada Muatan Berarus..................................

C. Medan Magnet Oleh Arus Listrik........................................

D. Sifat Kemagnetan ..............................................................

BAB III PENUTUP


Kesimpulan.............................................................................

12

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................

13

BAB I
PENDAHULUAN
Magnet atau magnit adalah suatu obyek yang mempunyai suatu
medan magnet. Kata magnet (magnit) berasal dari bahasa Yunani
magnitis lithos yang berarti batu Magnesian. Magnesia adalah nama
sebuah wilayah di Yunani pada masa lalu yang kini bernama Manisa
(sekarang berada di wilayah Turki) di mana terkandung batu magnet yang
ditemukan sejak zaman dulu di wilayah tersebut.
Pada saat ini, suatu magnet adalah suatu materi yang mempunyai
suatu medan magnet. Materi tersebut bisa dalam berwujud magnet tetap
atau magnet tidak tetap. Magnet sekarang ini ada hampir semua adalah
magnet buatan. Magnet selalu memiliki dua kutub, yaitu : kutub utara
(north/N) dan kutub selatan (south/S). Walaupun magnet itu dipotongpotong, potongan magnet kecil tersebut akan tetap memiliki dua kutub.
Magnet dapat menarik benda lain. Beberapa benda bahkan
tertarik lebih kuat dari yang lain, taitu bahan logam. Namun tidak semua
logam mempunyai daya tarik yang sama terhadap magnet. Besi dan baja
adalah dua contoh materi yang mempunyai daya tarik yang tinggi oleh
magnet. Sedangkan oksigen cair adalah contoh materi yang mempunyai
daya tarik yang rendah oleh magnet.
Satuan intensitas magnet menurut sistem metrik pada Satuan
Internasional adalah Tesla dan SI unit untuk total fluks magnetik adalah
weber. 1 weber/m^2 = 1 tesla.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Gaya Magnet Pada Muatan Bergerak


Perhatikan gambar 1. (Muatan listrik q x

bergerak dengan kecepatan v dalam medan x

magnetik homogen B { arah medan magnet x

masuk bidang kertas}). Hubungan

antara x

x
muatan (q) dan kuat arus (i) adalah I = dq/dt. x

Kemudian, ruas kiri dan ruas kanan dikalikan d sehingga :


d
id = dq

dq v
dt

Subsitusikan nilai id

kedalam persamaan dF = id B sin

sehingga didapatkan
dF = dq vB sin
F = qvB sin
Jika = 90 atau sin 90 = 1,besarnya gaya Lorentz pada sebuah
partikel bermuatan listrik yang bergerak dalam medan magnet B menjadi
F = qvB.
Untuk menentukan arah gaya Lorentz yang dialami oleh
penghantar berarus listrik ataupun muatan listrik yang bergerak di dalam
medan magnet yang homogen, digunakan ataupun sekrup. Jika arus listrik

I atau muatan q yang bergerak dengan kecepatan v diputar kearah medan


magnet B, F adalah arah sekrup. Perhatikan gambar dibawah ini :
F
B

Aturan sekrup untuk muatan positif.


Keterangan :
V = kecepatan,
F = Gaya Lorentz
B = Induksi magnetik, = Sudut yang diapit oleh v dan B,
dengan v dan B sebidang dan selalu tegak lurus terhadap F.

v
Selain cara tersebut, arah gaya Lorents juga dapat ditentukan
dengan menggunkan aturan tangan kanan. Untuk menentukan arah gaya
Lorentz pada muatan positif dengan menggunakan aturan tangan kanan.
Sebuah partikel bermuatan listrik bergerak dengan kecepatan v,
tegak lurus dengan medan magnet homogen yang mempengaruhinya.
Lintasan partikel tersebut berupa lingkaran. Gaya Lorentz berfungsi
sebagai gaya sentripetal untuk gerak melingkar ini.
F = qvB sin , untuk = 90, persamaannya menjadi :
F = qvB
Partikel tersebut bergerak melingkar karena gaya Lorentz bersifat
sebagai gaya sentripetal. Menurut Hukum II Newton, pada gerak
melingkar beraturan berlaku persamaan :
v2
Fsp = masp = m , dengan Fsp = qvB,
R
v2

Maka,
m

R
dengan :

mv
= qvB atau R =
qB

B = induksi magnetik homogen yang arahnya masuk bidang


kertas (Wm-2).
v=

kecepatan partikel (ms-1)

q = muatan partikel (C)


m = massa partikel (kg)
R = jari-jari lintasannya (m)
Jadi, jari-jari lintasan sebuah partikel yang bergerak di dalam
medan magnet homogen sebanding dengan momentum partikel (mv),
serta berbanding terbalik dengan besarnya muatan partikel (q) dan induksi
magnetik (B) yang mempengaruhinya.
Gaya magnet arahnya selalu tegak lurus permukaan yang
dibentuk oleh v dan B. Artinya F selalu tegak lurus dengan v,dan untuk v
yang besarnya konstan dan arahnya tegak lurus dengan arah B, maka
gerak muatan adalah gerak melingkar beraturan pada suatu bidang datar
tertentu.
Gaya yang membuat benda bergerak melingkar (gaya sentripetal)
adalah gaya magnet, yang besarnya
F =qvB

Jika v dan B
saling tegak
lurus

Mv2
Sehingga qvB =
R

mv
R=

Artinya untuk partikel dengan v yang sama, jari-jari lintasannya ditentukan


oleh perbandingan massa dan muatan

prinsip penggunaan

spektrometer massa.
Partikel
dengan m/q
tertentu

Medan
magnet
konstan
yang
arahnya ke

R
Sumber ion

B. Gaya Magnet Pada Muatan Berarus


Arus listrik adalah muatan yang bergerak,

Karenanya bila suatu penghantar yang dialiri arus


berada

dalam daerah

bermedan

magnet, maka

Kawat
bearu
s

penghantar tersebut akan mengalami gaya magnet. Tinjau elemen yang


panjangnya d

yang arahnya searah dengan arah arus. Jika pada

penghantar ada muatan dq yang kecepatannya v, maka :


d
v=
dt
dq
sedangkan I =

dq = Idt
dt

gaya yang dialami oleh elemen d adalah


d
dF = dqn x B = (Idt)

x B = I d x B
dt

Gaya total pada potongan kawat adalah

Jika I konstan

Bila suatu kumparan yang dialiri arus listrik berada dalam ruang
bermedan magnet, maka kumparan tersebut dapat mengalami momen
gaya

Gaya F1 dan F2 adalah

Pasangan gaya tersebut membentuk suatu momen gaya :

Momen gaya tersebut dapat dinyatakan dengan menggunakan besaran


baru yaitu momen magnet .

Sehingga

C. Medan Magnet Oleh Arus Listrik


Eksperimen yang dilakukan oleh H.C. Oersted menunjukkan
bahwa adanya arus listrik (muatan listrik yang bergerak) dapat
menimbulkan medan magnet.
Untuk menentukan medan magnet yang disebabkan oleh muatan
yang bergerak (arus listrik) ada dua cara yang dapat digunakan yaitu
dengan hukum Biot-Savart dan dengan hokum Ampere.
Hukum

Biot-Savart

mempunyai

kemiripan

dengan

hokum

Coulomb (untuk menentukan medan listrik) sedangkan hokum Ampere


mempunyai kemiripan dengan hukum Gauss (untuk menentukan medan
listrik).
Medan magnet di titik P akibat

elemen d

Dengan r adalah vektor satuan dalam arah r (yaitu vektor posisi


titik P dari elemen d.
k adalah tetapan yang besarnya bergantung pada medium tempat
sistem berada. Jika dalam medium hampa, maka

Arah medan magnet yang ditimbulkan oleh elemen d ditentukan dari hasil
operasi perkalian vector
Untuk menentukan medan magnet yang disebabkan oleh seluruh
bagian kawat, maka

D. Sifat Kemagnetan
Sifat magnet dari suatu bahan dipengaruhi oleh bilangan kuantum
keempat yang dikenal sebagai bilangan kuantum spin (ms). Bilangan ini
menunjukkan arah dari gerakan elektron mengelilingi inti atom. Spin
electron mempunyai nilai +1/2 jika elektron bergerak searah jarum jam,
dan bernilai -1/2 jika elektron bergerak berlawanan arah dengan jarum

jam. Kontribusi gerakan elektron dalam atom yang saling berlawanan ini
akan menimbulkan suatu gaya yang disebut momen magnetik, dimana
resultannya akan sama dengan nol jika momen yang dihasilkan oleh
gerakan elektron yang searah jarum jam diimbangi dengan gerakan
elektron yang berlawanan dengan jarum jam.
Ditinjau secara mikroskopik, sifat-sifat kemagnetan dapat dibagi
menjadi

tiga

macam

yaitu

diamagnetik,

paramagnetik,

dan

ferromagnetik. Bahan-bahan yang memiliki sifat diamagnetik, tidak dapat


ditarik oleh magnet, contohnya seng, emas dan bismuth. Aluminium dan
platina yang berada di dalam medan magnet yang cukup kuat dapat
ditarik, tetapi dengan gaya yang lemah. Bahan-bahan ini bersifat
paramagnetik. Nikel, besi dan konbalt menunjukkan sifat kemagnetan
yang sangat kuat. Bahan seperti ini disebut bersifat ferromagnetik.
1. Diamagnetik
Bahan ini menghasilkan efek penolakan yang lemah terhadap
medan magnet, dan mempunyai sifat kemagnetan hanya karena
pengaruh dari medan magnet eksternal dihilangkan. Sifat diamagnetik
timbul karena penyusunan kembali orbit elektron dalam pengaruh
medan magnet. Merupakan sifat yang dimiliki oleh bahan yang semua
elektron dalam kulitnya berpasangan. Hal ini disebabkan resultan
momen magnetiknya sama dengan nol, karena semua spin elektron
-1/2 diimbangi denagn semua spin elektron +1/2, sehingga bahan ini

tidak menciptakan medan magnet. Permeabilitas bahan ini : <o.


Contoh : Bi, Cu, Au, Ag, Zn, NaCl.

2. Paramagnetik
Bahan ini memiliki kerentanan positif tetapi masih kecil
terhadap medan magnet. Bahan ini sedikit tertarik oleh medan magnet
tetapi tidak dapat menyimpan pengaruh magnet tersebut apabila
medan magnet eksternal dihilangkan. Merupakan sifat magnet dari
bahan yang memiliki elektron yang tidak berpasangan dalam
orbitalnya. Hal ini menyebabkan momen magnetiknya tidak sama
dengan nol, karena ada arah putaran elektron yang tidak diimbangi.
Sifat paramagnetik timbul karena penyusunan kembali orbit elektron
yang disebabkan oleh pengaruh medan magnet eksternal. Jika bahan
ini

masuk ke

dalam solenoid, akan timbul induksi

magnet.

Permebilitas bahan ini : >o. Contoh : Al, Mg, W, Pt.


3. Ferromagnetik
Bahan ini memiliki kerentanan positif yang besar

terhadap

medan magnet eksternal, dan dapat tertarik kuat dalam medan


magnet, serta dapat menyimpan pengaruh magnetik walaupun medan
magnet eksternalnya telah dihilangkan. Memiliki elektron yang tidak
berpasangan dalam orbitalnya, maka resultan momen magnetiknya
tidak sama dengan nol. Sifat magnetik yang kuat ini juga dipengaruhi

oleh adanya magnet domain. Magnet domain dapat diartikan sebagai


bagian-bagian kecil dimana dalam setiap domain dipole atom
betpasangan bersama-sama dalam arah tertentu. Pengaturan ini pula
yang menyebabkan pembentukan bahan menjadi kristal selama
proses pembekuan dari bentuk leburnya. Permebilitas bahan ini :
>o. Bahan ini biasanya yang dijadikan sebagai bahan untuk
membuat magnet permanen. Contoh Fe, Ni, Co.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Magnet adalah suatu materi yang mempunyai suatu medan magnet.
Materi tersebut bisa dalam berwujud magnet tetap atau magnet tidak
tetap.
2. Besarnya gaya Lorentz yang dialami penghantar dengan panjang
yang dialiri arus listrik I dalam medan magnet homogen B memenuhi
persamaan. F = Bi sin .
3. Jari-jari lintasan sebuah partikel yang bergerak di dalam medan magnet
homogen sebanding dengan momentum partikel (mv), serta berbanding
terbalik dengan besarnya muatan partikel (q) dan induksi magnetik (B)
yang mempengaruhinya.
4. Bila suatu penghantar yang dialiri arus berada

dalam

daerah

bermedan magnet, maka penghantar tersebut akan mengalami gaya


magnet.
5. Adanya arus listrik (muatan listrik yang bergerak) dapat menimbulkan
medan magnet.
6. Sifat magnet dari suatu bahan dipengaruhi oleh bilangan kuantum
keempat yang dikenal sebagai bilangan kuantum spin (ms).
7. Ditinjau secara mikroskopik, sifat-sifat kemagnetan dapat dibagi
menjadi

tiga

ferromagnetik.

macam

yaitu

diamagnetik,

paramagnetik,

dan

DAFTAR PUSTAKA
Fisika Departemen. Medan Dan Gaya Magnetkemagnetan.IPB : Bogor.
Indrajit, Dudi. 2006. Mudah dan Aktif Belajar Fisika. PT. Cipta : Bandung
Kamajaya. Cerdas Belajar Fisika Untuk Kelas XII SMA IPA. Grafindo :
Bandung.
Kamajaya. 2008.Fisika Untuk Kelas XII Semester 1 SMA 3A. Grafindo :
Bandung.
www.id.wikipedia.org/wiki/magnet
www.sifrianustokan.blog.friendster.com

MAKALAH

MEDAN MAGNET

Penyusun :
KELOMPOK I
KASRAN

: 093280036

CITRA AULIAN KHALIK : 093280037


ABD. SALAM. M

: 093280038

FITRAH IRIANTI ILEN

: 093280039

ANDI RESDIANTO

: 0932800

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2009

You might also like