Professional Documents
Culture Documents
DisusunOleh:
TUTI ALAWIAH
NIM: 106017000555
ABSTRAK
TUTI ALAWIAH (106017000555), Pengaruh Pembelajaran Terpadu Model
Terkait (Connected) Terhadap Pemahaman Konsep Matematika Siswa. Skripsi,
Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini mengkaji pembelajaran terpadu model terkait (connected)
terhadap pemahaman konsep matematika. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pemahaman konsep matematika siswa dalam materi bangun datar
dengan menggunakan pembelajaran terpadu model terkait (connected). Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain
Randomized Two-Group Design Posttest Only. Subyek yang diteliti adalah siswa
kelas VII SMP Muhamadiyah 22 Setiabudi Pamulang. Teknik pengambilan
sampel menggunakan teknik cluster random sampling. Instrumen yang digunakan
untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah tes essay sebanyak 7 soal
yang sesuai dengan indikator pemahaman konsep matematika pada dimensi
translation, interpretation, dan extrapolation. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pembelajaran terpadu model terkait (connected) berpengaruh terhadap
pemahaman konsep matematika siswa. Pemahaman konsep matematika siswa
yang diajarkan dengan pembelajaran terpadu model terkait (connected) lebih
tinggi dari pemahaman konsep matematika siswa yang diajarkan dengan
pembelajaran konvensional.
Kata kunci: Pembelajaran Terpadu, Model Terkait (Connected), Pemahaman
Konsep Matematika.
ABSTRACT
Tuti Alawiah (106017000555), The influence of integrated learning with
connected model toward math conceptual understanding of students, Skripsi,
Math Education Department, Faculty of Tarbiyah and Teachers Training, State
Islamic University Syarif hidayatullah Jakarta.
This study discusses about the influence of integrated learning with
connected model toward math conceptual understanding. The aim of this study is
to know the students math conceptual understanding of in the material of
Bangun Datar through integrated learning with connected model. The method
used in this study is quasi-experiment by randomized two-group posttest only
design. The subject is a number of students at VII grade Junior High School of
Muhamadiyah 22 Setiabudi Pamulang. The sampling used cluster random
sampling. Meanwhile, the instrument used to collect the data is essay test as 7
question to the indicator concerning math conceptual understanding related to
dimensions of translation, interpretation, and extrapolation. The result of this
study shows that the integrated learning with connected model has influenced to
the students math conceptual understanding. The students math conceptual
understanding which is taught through integrated learning with connected model
is higher than students math conceptual understanding in their study implemented
through the conventional learning.
Key words: Integrated Learning,
Understanding
Connected
ii
Model,
Math
Conceptual
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan segala rahmat, taufik, hidayah, dan karunia-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, para sahabatnya, dan
para pengikutnya sampai akhir zaman.
Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu persyaratan dalam
memperoleh gelar sarjana pendidikan pada program studi pendidikan matematika.
Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian di SMP Muhamadiyah 22
Setiabudi Pamulang. Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari betul
banyaknya kekurangan yang dapat ditemukan, walaupun demikian penulis telah
berusaha semaksimal mungkin untuk menghindari kesalahan tersebut.
Skripsi ini dapat terselesaikan tentunya dengan adanya bantuan dan
dorongan baik moril maupun materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan kali ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak,
yaitu:
1.
Bapak Prof.Dr. Dede Rosyada, M.A, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan,
2.
3.
4.
5.
6.
iii
8.
9.
Teristimewa untuk kedua orang tuaku tercinta, ayahanda H.Muzani Rifai dan
Ibunda Iyoh yang tiada hentinya mencurahkan kasih sayang, selalu
mendoakan, serta memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis.
Kakakku Lilis Muslihah dan Akhmad Thobari serta Adikku Akhmad Enas
Munasir, Diva Shakilah, Siti Salma dan Fatma Azzahra yang telah
memberikan dukungan dan doanya kepada penulis.
iv
kesempurnaan. Untuk itu, penulis meminta kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan penulisan selanjutnya. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca semuanya, Amin.
Jakarta,
April 2011
Penulis
Tuti Alawiah
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..............................................................................................................
ABSTRACT ............................................................................................................
ii
vi
ix
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................
xi
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................
DESKRIPSI TEORETIS
A. Pembelajaran Matematika ...............................................................
1.
2.
3.
2.
3.
4.
5.
6.
25
25
27
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 32
B. Metode dan Desain Penelitian ......................................................... 32
C. Populasi Dan Teknik Pengambilan Sampel .................................... 33
D. Instrumen Penelitian ........................................................................ 33
1. Definisi Konseptual Pemahaman Konsep Matematika ............. 34
2. Definisi Operasional Pemahaman Konsep Matematika ............ 34
3. Kisi-kisi Instrumen Tes Pemahaman Konsep Matematika ........ 35
4. Uji Coba Instrumen Penelitian .................................................. 36
E. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 40
F. Teknik Analisis Data ...................................................................... 41
1. Uji Prasyarat Analisis ................................................................ 41
2. Uji Hipotesis .............................................................................. 43
G. Hipotesis Statistik ........................................................................... 44
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data.................................................................................. 45
1. Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas
Eksperimen ................................................................................ 45
2. Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas
Kontrol ....................................................................................... 47
3. Perbandingan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa
Kelas Eksperimen dan Kontrol .................................................. 49
B. Hasil Pengujian Prasyarat Analisis .................................................. 51
1. Uji Normalitas............................................................................ 52
2. Uji Homogenitas ........................................................................ 53
C. Hasil Pengujian Hipotesis Dan Pembahasan ................................... 53
vii
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Table 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.4
Tabel 3.5
Table 3.6
Table 4.1
Table 4.2
Tabel 4.3
Table 4.4
Tabel 4.5
Table 4.6
Tabel 4.7
Tabel 4.8
Tabel 4.9
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pola Keterhubungan Menurut Fogarty ...........................................
19
50
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
xi
BAB I
PENDAHULUAN
pentingnya
matematika
untuk
dipelajari
menempatkan
matematika sebagai induk dari ilmu penegetahuan lainnya (ratunya ilmu) yang
harus dikuasai oleh setiap siswa.
Akan tetapi realitanya masih banyak anggapan-anggapan miring tentang
matematika. Ruseffendi (Gusni: 2006) menyatakan matematika (ilmu pasti)
bagi anak-anak pada umumnya merupakan mata pelajaran yang tidak disenangi,
kalau bukan sebagian mata pelajaran yang dibenci.3 Hal ini berdampak pada
hasil belajar yang belum memuaskan, seperti dikutip dari hasil studi The Program
for International Student Assessment (PISA) tahun 2009 yang menyatakan bahwa
rata-rata skor matematika siswa Indonesia berada pada urutan ke-61 dari 65
negara dengan nilai rata-rata adalah 371.4
Salah satu faktor penyebab kurangnya penguasaan materi matematika
bagi siswa diantaranya adalah masih banyak guru yang menerapkan pembelajaran
konvensional, dalam prosesnya guru menerangkan materi dengan metode
2
pemahaman
konsep
mereka
mengalami
kesulitan
untuk
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian-uraian yang tertuang dalam latar belakang masalah,
maka identifikasi masalahnya adalah:
1. Hasil belajar matematika yang masih rendah.
2. Matematika adalah pelajaran yang dirasakan sulit dan tidak menyenangkan
oleh siswa.
3. Proses pembelajaran masih cenderung menggunakan metode konvensional.
4. Pemahaman konsep matematika siswa rendah.
5. Siswa lebih banyak menghafal rumus daripada memahami konsep matematika.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan uraian-uraian yang diterangkan dalam latar belakang dan
identifikasi masalah serta agar penelitian ini terarah maka penelitian ini hanya
dibatasi pada:
1. Penelitian dilakukan pada siswa kelas VII SMP Muhamadiyah 22 Setiabudi
Pamulang tahun ajaran 2010/2011 dengan pokok bahasan Bangun Datar
meliputi Persegi Panjang, Persegi, Jajargenjang, Belah Ketupat, LayangLayang dan Trapesium.
2. Pembelajaran Terpadu Model Connected disini adalah salah satu model
pembelajaran terpadu yang mengaitkan antara suatu konsep dengan konsep
yang lain satu topik ke topik yang lain, satu keterampilan ke keterampilan yang
lain tetapi masih dalam satu mata pelajaran.
3. Pemahaman konsep matematika siswa diukur dari hasil posttest pada pokok
bahasan Bangun Datar, berdasarkan kategori pemahaman yang hendak dicapai
yaitu kategori pemahaman menurut Bloom yang meliputi translation,
interpretation dan extrapolation.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas maka
permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana
pemahaman
konsep
matematika
siswa
yang
diterapkan
siswa
yang
diterapkan
pemahaman
konsep
matematika
Pembelajaran Konvensional?
3. Apakah terdapat pengaruh Pembelajaran Terpadu Model Connected terhadap
pemahaman konsep matematika siswa?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui
pemahaman
konsep
matematika
siswa
yang
diterapkan
siswa
yang
diterapkan
pemahaman
konsep
matematika
Pembelajaran Konvensional
3. Mengetahui pengaruh pembelajaran matematika dengan Pembelajaran Terpadu
Model Connected terhadap pemahaman konsep matematika siswa
F. Manfaat Penelitian
Dengan mengadakan penelitian tentang pengaruh pembelajaran terpadu
model connected terhadap pemahaman konsep matematika siswa diharapkan hasil
dari penelitian ini dapat memberi manfaat sebagai berikut:
1. Bagi guru, diharapkan hasil dari penelitian ini dapat menjadi salah satu
alternatif dalam memilih pendekatan pembelajaran dalam upaya meningkatkan
pemahaman konsep matematika
2. Bagi siswa, diterapkannya pembelajaran dengan pembelajaran terpadu model
connected diharapkan dapat memberi pengalaman baru dalam belajar dan
siswa akan lebih termotivasi serta dapat memahami konsep-konsep matematika
dengan baik.
3. Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu
pengetahuan dan sebagai masukan untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
BAB II
DESKRIPSI TEORETIS
A. Pembelajaran Matematika
1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran
Belajar adalah kata yang sudah tidak asing lagi ditelinga kita. Belajar
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua kegiatan dalam menuntut
ilmu di lembaga pendidikan formal. Ada banyak pengertian belajar yang diberikan
oleh para ahli psikologi dan pendidikan, masing-masing dari mereka memberikan
rumusan yang berbeda sesuai dengan bidang keahliannya.
Belajar menurut James O. Wittaker menyatakan bahwa Belajar sebagai
proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau
pengalaman.1 Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu
hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat akan tetapi lebih luas dari itu,
yaitu mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan
pengubahan kelakuan. Menurut Morgan Belajar adalah setiap perubahan yang
relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan
atau pengalaman.2 Belajar tidak hanya terjadi pada perilaku yang saat ini nampak
tetapi perilaku yang mungkin terjadi dimasa mendatang. Perubahan yang terjadi
karena pengalaman akan membedakan dengan perubahan lain yang disebabkan
oleh perubahan fisik, baik karena pengaruh obat-obatan atau penyakit tertentu.
Selain itu menurut Drs. Slameto Belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.3 Tujuan belajar dari pengertian ini prinsipnya sama yaitu
memperoleh suatu perubahan dalam tingkah laku, akan tetapi cara atau usaha
pencapaiannya berbeda. Pengertian ini menitikberatkan pada interaksi antara
1
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), Cet.II, h.12
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu Problematika
Belajar Dan Mengajar, (Bandung: Alfabeta, 2010), Cet.VIII, h.13
3
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar,h.13
2
individu dengan lingkungan, dalam interaksi ini terjadi serangkaian pengalamanpengalaman belajar.
Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
suatu proses atau rangkaian kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan berupa penambahan pengetahuan sebagai
suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Seseorang dikatakan belajar jika setelah
aktifitas belajar orang tersebut memperoleh perubahan dalam dirinya yaitu dengan
kepemilikan pengetahuan, pengalaman, keterampilan, dan sikap baru. Perubahan
yang terjadi akibat belajar adalah perubahan yang bersentuhan dengan aspek
kejiwaan dan mempengaruhi tingkah laku dan bersifat permanen, perubahan
akibat minum-minuman atau kecelakaan yang sifatnya perubahan fisik bukanlah
kategori belajar yang dimaksud.
Sedangkan pembelajaran adalah setiap kegiatan yang dirancang untuk
membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru.
Menurut Dimyati dan Mudjiono Pembelajaran adalah kegiatan guru secara
terprogram dalam desain intruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif
yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. 4 Pembelajaran berbeda
dengan mengajar. Mengajar yaitu mentransfer ilmu dari seorang guru kepada
muridnya, murid secara pasif menerima informasi yang disampaikan oleh guru
sedangkan dalam proses pembelajaran sumber belajar tidak hanya dari guru
semata, siswa belajar secara aktif mencari dan menemukan pengetahuan sendiri
baik dari buku pelajaran, teman atau pun lingkungan. Dalam pembelajaran ada
tiga komponen yang saling berinteraksi yaitu guru (pendidik), siswa (peserta
didik) dan kurikulum. Ketiga komponen ini saling melengkapi guna mencapai
tujuan pembelajaran itu sendiri.
Dalam pembelajaran berdasarkan paham konstruktivisme guru bukan
mentransfer pengetahuan dalam bentuk jadi akan tetapi guru membantu siswa
membentuk pengetahuannya. Dalam teori ini siswa memegang peranan yang
sangat penting, siswa dituntut untuk aktif mencari dan menemukan pengetahuan
sendiri dari apa yang dialaminya.
Ciri-ciri pembelajaran konstruktivisme menurut Driver dan Bell adalah
sebagai berikut:5
1. Siswa tidak dipandang sebagai sesuatu yang pasif melainkan memiliki tujuan
2. Belajar mempertimbangkan seoptimal mungkin proses keterlibatan siswa
3. Pengetahuan bukan sesuatu yang datang dari luar melainkan dikonstruksi
secara personal
4. Pembelajaran
bukanlah
transmisi
pengetahuan,
melainkan
melibatkan
10
11
kemampuan
strategis
dalam
membuat
(merumuskan),
12
11
Udin Syaefuddin Saud, dkk, Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: UPI Press, 2006), h.4
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta:Bumi Aksara, 2010), h.56
13
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, h.56
12
13
menjadi alat pemersatu materi yang beragam dari beberapa materi pelajaran. Halhal yang harus diperhatikan dalam pemilihan tema adalah sebagai berikut:14
a. Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan
untuk memadukan banyak mata pelajaran.
b. Tema harus bermakna, yaitu harus memberikan bekal bagi siswa untuk belajar
selanjutnya.
c. Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis siswa.
d. Tema dikembangkan harus mewadahi sebagian besar minat anak, agar siswa
termotivasi untuk belajar.
e. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa otentik
yang terjadi selama belajar.
f. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang berlaku
serta harapan masyarakat (asas relevansi).
g. Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan sumber
belajar.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran terpadu adalah
mengelola pembelajaran yang mengintegrasikan materi dari beberapa mata
pelajaran dalam satu topik pembicaraan yang disebut tema.
14
Asep Herry Hernawan, dkk, Materi Pokok Pembelajaran Terpadu di SD Modul 1-6,
(Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), h.1.14
14
15
dari
pembelajaran
terpadu.
Pembelajaran
terpadu
mampu
memadukan konsep yang satu dengan yang lainnya, pengetahuan yang sudah
dimilikinya
dengan
pengetahuan
yang
baru
diperolehnya,
sehingga
(memperoleh,
memanfaatkan,
dan
memilih
informasi,
16
16
17
18
19
KD, indikator
dan konsep
KD, indikator
dan konsep
Gambar 2.1
Pola keterhubungan menurut Fogarty22
21
20
adalah
model
pembelajaran
terpadu
yang
secara
sengaja
23
21
disusun
pembelajaran
silabus
terpadu.
dan
Rencana
Pelaksanaan
Langkah-langkah
dalam
Pembelajaran
(RPP)
pengembangan
tahap
25
22
Langkah 4:
Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) terpadu model terkait.
RPP tersebut merupakan realisasi dari pengalaman belajar siswa yang telah
ditentukan pada silabus pembelajaran. Dalam RPP model terkait KD dan
indikator yang hendak dicapai tidak hanya dari satu materi pokok pembahasan,
akan tetapi dihubungkan dengan KD dan indikator dari pokok pembahasan
materi yang lain, selain itu harus dicantumkan tema yang akan digunakan.
b. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan mencakup pendekatan metode atau cara yang dapat
digunakan
dalam
pembelajaran
terpadu
yang meliputi
(1)
kegiatan
23
kajian yang satu dengan konsep di bidang kajian lainnya. Selain itu seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa pembelajaran dapat direduksi
dengan model pembelajaran lain, maka pada kegiatan inti ini guru dapat
mereduksinya dengan model pembelajaran lain yang bervariasi dan
menggunakan media yang sesuai dengan kondisi di lapangan.
3) Kegiatan akhir/tindak lanjut
Dalam kegiatan penutup dapat dilakukan beberapa kegiatan yaitu,
menyimpulkan kembali materi yang telah diajarkan, melakukan tindak
lanjut seperti pemberian tugas atau latihan yang harus dikerjakan siswa di
rumah, dan memberikan evaluasi lisan atau tertulis.
c. Tahap penilaian
Tahap penilaian dalam pembelajaran terpadu mencakup penilaian terhadap
proses dan hasil belajar siswa. penilaian proses belajar adalah upaya pemberian
nilai terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa,
sedangkan penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasilhasil belajar yang dicapai dengan menggunakan kriteria tertentu. Dari segi
alatnya jenis penilaian dalam pembelajaran terpadu terdiri dari tes dan non tes.
Penilaian non tes dapat diperoleh dari portofolio, hasil karya, dan penugasan.
C. Pembelajaran Konvensional
Pembelajaran
konvensional
adalah
sebuah
pembelajaran
yang
menempatkan seorang guru sebagai inti dalam keberlangsungan proses belajarmengajar. Sedangkan peran siswa dapat dikatakan pasif. Guru memegang peranan
penting dalam proses belajar mengajar karena guru harus menjelaskan materi
secara panjang lebar untuk menjamin materi tersebut dapat dipahami oleh semua
peserta pembelajaran, dan tugas siswa adalah menangkap isi dan mencatatnya
serta bertanya apabila ada hal yang kurang dipahami. Hal tersebut sesuai dengan
pendapat Philip R. Wallace
24
kepada siswa, sedangkan siswa lebih banyak sebagai penerima.26 Hal tersebut
senada dengan apa yang disampaikan oleh Andrias Harefa yang menyebutkan
bahwa pembelajaran konvensional merupakan pendidikan gaya bank, dimana
guru mengajar, murid belajar; guru tahu segalanya, murid tidak tahu apa-apa; guru
berfikir, murid dipikirkan; guru bicara murid mendengarkan; guru mengatur,
murid diatur; guru memilih dan memaksakan pilihannya, murid menuruti; guru
bertindak, murid membayangkan bagaimana guru bertindak sesuai dengan
tindakan gurunya; guru memilih apa yang diajarkan, murid menyesuaikan diri;
guru adalah subjek proses belajar, murid adalah objeknya.27
Pembelajaran konvensional yang digunakan dalam penelitian ini adalah
model klasikal. Pembelajaran model klasikal sering kita temui pada kegiatan
pembelajaran sehari-hari di sekolah, dimana jumlah siswa dalam satu kelas
biasanya berkisar antara 30 sampai 40 orang. Dalam pembelajaran model klasikal
guru sangat mendominasi dalam menentukan semua kegiatan pembelajaran, mulai
dari banyaknya materi yang akan diajarkan, urutan materi pelajaran, kecepatan
guru mengajar dan hal-hal lainnya semua ditentukan oleh guru dan murid harus
tunduk pada apa yang telah ditetapkan.
Adapun prosedur pelaksanaan pembelajaran model klasikal adalah
sebagai berikut:28
1. Guru menjelaskan materi matematika
2. Guru memberikan contoh penggunaan rumus matematika
3. Guru memberikan beberapa soal sebagai latihan kepada siswa
4. Guru meminta siswa menuliskan hasil pekerjaannya di depan kelas
Pembelajaran model klasikal mengasumsikan para siswa mempuyai
minat dan kecepatan belajar yang relatif sama. Kondisi belajar siswa secara
individual baik menyangkut kecepatan belajar, kesulitan belajar dan minat belajar
sulit untuk diperhatikan guru. Pada umumnya guru dalam menentukan kecepatan
26
25
26
Konsep
dalam
matematika
adalah
suatu
ide
abstrak
yang
memungkinkan orang dapat mengklasifikasikan objek-objek atau peristiwaperistiwa dan menentukan apakah objek atau peristiwa itu merupakan contoh atau
bukan contoh dari ide abstrak tersebut.32 Konsep dalam matematika dapat
diperkenalkan melalui definisi, gambar/gambaran/contoh, model/peraga.
Contohnya trapesium adalah segiempat yang tepat sepasang sisinya sejajar, atau
contoh lain bilangan genap diungkap dengan definisi bilangan yang merupakan
kelipatan 2.
Pemahaman adalah kemampuan seseorang dalam menangkap makna dan
arti dari bahan yang dipelajarinya. Pemahaman mengacu pada kemampuan untuk
mengerti dan memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui atau diingat dan
memaknai arti dari bahan maupun materi yang dipelajari.33 Pemahaman bukan
hanya sekedar mengingat fakta, akan tetapi berkenaan dengan kemampuan
menjelaskan, menerangkan, menafsirkan atau kemampuan menangkap makna atau
arti suatu konsep.34 Bloom menyatakan Pemahaman adalah kemampuan untuk
memahami apa yang sedang dikomunikasikan dan mampu mengimplementasikan
ide tanpa harus mengaitkannya dengan ide lain, dan juga tanpa harus melihat ide
itu secara mendalam.35 Seseorang dikatakan memiliki pemahaman apabila
dihadapkan pada sesuatu yang harus dikomunikasikan, maka dia diperkirakan
mengetahui apa yang harus dikomunikasikan dan dapat menggunakan ide yang
termuat didalamnya, selain itu dia dapat menjelaskan kembali tentang suatu hal
dengan kata-kata sendiri yang berbeda dari yang terdapat dalam buku teks, dan
juga
dapat
menginterpretasikan
atau
membuat
kesimpulan
dari
hasil
32
Sri Anitah W dan Janet Trineke Manoy, Strategi Pembelajaran Matematika, (Jakarta:
Universitas Terbuka, 2008), Cet. III, h.7.6
33
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran,, h.157
34
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana,
2010), Cet.III h.126
35
Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, (Jakarta: Kencana, 2004), h.69
27
konsep
adalah
kemampuan
seseorang
untuk
28
dalam
perhitungan
matematis,
kemampuan
untuk
melihat
kecenderungan atau arah atau kelanjutan dari suatu temuan, dan kemampuan
menyimpulkan sesuatu yang telah diketahuinya. Kata kerja operasional yang
digunakan
diantaranya
adalah
menemukan,
memperhitungkan
dan
menyimpulkan.
Dalam mempelajari matematika, seseorang harus berpikir secara logis
dan sistematis, karena hakikat matematika yaitu suatu ilmu pengetahuan yang
abstrak, yang dapat dipandang sebagai menstrukturkan pola berpikir yang
sistematis, kritis, logis, cermat dan konsisten. Oleh karenanya dalam menanamkan
konsep matematika biasanya dimulai dari konsep yang lebih sederhana kepada
konsep yang lebih rumit. Dalam matematika terdapat topik atau konsep prasyarat
sebagai dasar untuk memahami topik atau konsep selanjutnya sehingga
pemahaman konsep di awal itu sangat penting karena pemahaman konsep yang
salah akan berakibat fatal dalam pengembangan selanjutnya.
Ada beberapa tingkat penguasaan konsep dalam matematika, yaitu
sebagai berikut:37
a. Kemampuan mengucapkan konsep dengan tepat dan benar. Kemampuan ini
termasuk kemampuan yang paling rendah, meliputi kemampuan menghafalkan
suatu definisi, aksioma, teorema, dan sebagainya.
b. Kemampuan menjelaskan konsep dengan kalimat dan kata-kata sendiri,
Kemampuan ini menunjukkan pemahaman yang baik. Ungkapan ini mungkin
kurang begitu tajam atau bahkan tidak begitu tepat, tetapi harus benar dan
dapat memberikan gambaran yang cukup jelas.
c. Kemampuan mengidentifikasi sesuatu yang diberikan apakah sesuai atau tidak
dengan konsep tersebut dan juga kemampuan menggunakan atau tidak
37
29
menggunakan konsep pada tempat atau situasi yang benar dan mencari contohcontohnya.
d. Kemampuan
menginterpretasikan
suatu
konsep,
yaitu
menunjukkan
mengembangkan
konsep,
yaitu
kemampuan
untuk
38
30
F. Kerangka Berpikir
Belajar merupakan salah satu bentuk kegiatan yang amat penting bagi
kelangsungan hidup manusia. Dengan belajar kita dapat memperoleh sejumlah
kecakapan baik dari segi kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
Belajar meliputi beberapa komponen yaitu siswa, guru dan kurikulum.
Guru merupakan salah satu komponen yang sangat penting bagi berlangsungnya
proses belajar mengajar. Guru harus mampu menjalankan fungsinya sebagai
fasilitator yang memberikan fasilitas belajar kepada siswa dan harus mampu
mendesain pembelajaran sebaik mungkin sehingga diperoleh hasil pembelajaran
yang optimal.
Akan tetapi, proses pembelajaran yang berlangsung saat ini pada
umumnya masih menggunakan pembelajaran konvensional dimana pembelajaran
masih berpusat pada guru, siswa diposisikan sebagai objek, siswa dianggap tidak
tahu atau belum tahu apa-apa, sementara guru memposisikan diri sebagai yang
mempunyai pengetahuan. Pembelajaran yang berlangsung kurang memberikan
makna kepada siswa karena guru memberikan materi pelajaran dalam bentuk jadi,
selain itu, materi yang dipelajari terkesan terpisah-pisah, guru kurang mampu
mengaitkan dengan materi lain yang bisa menunjang pemahaman siswa. Siswa
kurang diberi kesempatan untuk melakukan kegiatan secara langsung mencari
pengetahuan sendiri, siswa hanya pasif menerima penjelasan guru dan menghafal
rumus-rumus, akibatnya siswa kurang memahami konsep-konsep yang diajarkan
oleh guru. Padahal proses belajar tidak sekadar menghafal konsep-konsep atau
fakta-fakta belaka, tetapi merupakan kegiatan menghubungkan konsep-konsep
untuk menghasilkan pemahaman yang utuh, sehingga konsep yang dipelajari akan
dipahami secara baik dan tidak mudah dilupakan. Oleh karena itu, seorang guru
31
G. Hipotesis Penelitian
Sesuai dengan latar belakang, rumusan masalah dan landasan teori yang
telah diuraikan di atas, maka rumusan hiptesis yang akan diuji dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut: Pemahaman konsep matematika siswa yang
diterapkan pembelajaran terpadu model terkait (connected) lebih tinggi dari pada
pemahaman
konsep
konvensional.
matematika
siswa
yang
diterapkan
pembelajaran
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Muhamadiyah 22 Setiabudi
Pamulang di kelas VII semester genap (2) tahun ajaran 2010-2011, pada bulan
Januari-Februari tahun 2011.
Treatment
Tes Akhir
R (E)
X1
R (K)
X2
Keterangan:
R
: Kelompok Eksperimen
32
33
: Kelompok Kontrol
X1
X2
D. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data.
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah tes hasil belajar dalam
bentuk essay yang berjumlah 7 dari 10 soal yang direncanakan yang mengukur
tingkat pemahaman konsep matematika siswa. Instrumen penelitian pemahaman
konsep tersebut dikembangkan sendiri oleh peneliti dengan terlebih dahulu
membuat definisi konsep, definisi operasional, kisi-kisi instrument dan uji coba
instrument penelitian.
34
1. Definisi Konseptual
Secara konseptual pemahaman adalah kemampuan untuk mengerti dan
memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui atau diingat dan memaknai arti
dari bahan maupun materi yang dipelajari.2 Dalam penelitian ini, indikator
pemahaman konsep yang digunakan adalah pemahaman yang dikemukakan
oleh Bloom yaitu translation, interpretation dan extrapolation.
2. Definisi Operasional
Secara operasional pemahaman konsep matematika adalah skor pemahaman
konsep yang diperoleh siswa setelah proses belajar matematika. Dalam
penelitian ini skor pemahaman konsep matematika siswa diukur dengan
menggunakan tes berupa tes essay sebanyak 7 butir dimana masing-masing
butir diberi bobot maksimal 4. Pemberian skor ini mengacu kepada kriteria
pemberian skor menurut Cai, Lane & Jacabcsin yang disajikan dalam tabel di
bawah ini:3
Tabel 3.2
Kriteria Skor Pemahaman Konsep Matematika
Skor
Pemahaman
Level 4
Level 3
Level 2
Level 1
Level 0
35
2.
3.
Dimensi
Menerjemah-kan
soal ke dalam
bentuk gambar
(Translation)
Menafsirkan
gambar yang
disajikan
(Interpretation)
Menerapkan
konsep dalam
perhitungan
matematis
(Ekstrapolation)
Sub Indikator
1. Diberikan empat buah titik koordinat
kartesius. Siswa menentukan jenis bangun
datar tersebut
2. Disajikan sebuah ilustrasi soal cerita. Siswa
membuat gambar bangun segiempat dari
ilustrasi tersebut dan menyebutkan jenis
bangun yang dihasilkan dari gambar tersebut
No.
Soal
1a
1b
9
10a
10b
10
36
instrument
digunakan,
instrument
terlebih
dahulu
diujicobakan kepada siswa yang bukan sampel penelitian. Uji coba instrument
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kualitas instrument penelitian yang
akan digunakan. Instrument penelitian diuji dengan cara mengukur validitas,
taraf kesukaran, daya pembeda soal dan reliabilitas.
a. Uji Validitas
Salah satu ciri tes yang baik adalah apabila tes itu dapat tepat
mengukur apa yang hendak diukur atau istilahnya valid atau sahih. Pengujian
validitas ini menggunakan rumus Produk Momen Person, yaitu sebagai
berikut:4
Keterangan:
: banyaknya peserta tes
: Skor item ke- dimana = 1, 2, 3, 4, . . .
: skor total
: koefisien korelasi antara variabel dan
= , = , 2
Untuk menentukan kriteria uji instrumen, jika:
1) maka butir item tidak valid
2) > maka butir item valid
Berdasarkan uji coba soal yang telah dilaksanakan dengan = 31
dan taraf signifikan 5% diperoleh = 0,301. Dengan demikian soal
37
Keterangan:
= Taraf kesukaran
= Skor seluruh siswa peserta tes untuk setiap butir soal
= Jumlah skor maksimum yang mungkin diperoleh peserta
Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering
diklasifikasikan sebagai berikut:
Tabel 3.4
Klasifikasi Taraf Kesukaran
P
Klasifikasi
P = 0,00
Terlalu Sukar
Sukar
Sedang
Mudah
P = 1,00
Terlalu Mudah
38
soal dengan kriteria sukar hanya 1 soal yaitu soal nomor 2. Perhitungan
lengkap taraf kesukaran tiap butir soal ini dapat dilihat pada lampiran 9.
Keterangan :
= skor maksimum yang mungkin diperoleh peserta kelompok atas
= skor maksimum yang mungkin diperoleh peserta kelompok
bawah
= jumlah skor peserta kelompok atas
= jumlah skor peserta kelompok bawah
Tabel 3.5
Klasifikasi Daya Pembeda
D
Klasifikasi
Jelek
Cukup
Baik
Sangat Baik
D < 0,00
Tidak baik
39
baik yaitu nomor 1a, 1b, 3, 6, 10a dan 10b. Sedangkan soal yang memiliki
kriteria daya pembeda yang baik sekali hanya 1 yaitu soal nomor 7.
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 10.
Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas, daya pembeda, dan taraf
kesukaran dari tiap butir soal, dapat dibuat rekapitulasi analisis butir soal
sebagai berikut:
Tabel 3.6
Rekapitulasi Hasil Validitas, Tingkat Kesukaran, dan Daya Pembeda
Instrumen
No
Item
Validitas
Tingkat Kesukaran
Daya Pembeda
Kesimpulan
rhitung
Kriteria
Klasifikasi
Klasifikasi
1a
0,542
Valid
0.581
Sedang
0,406
Baik
Dipakai
1b
0,559
Valid
0,331
Sedang
0,469
Baik
Dipakai
0,234
Tidak valid
0,258
Sukar
0,188
Jelek
Tidak Dipakai
0,436
Valid
0,387
Sedang
0,406
Cukup
Dipakai
0,641
Valid
0,831
Mudah
0,281
Cukup
Dipakai
0,077
Tidak valid
0,798
Mudah
-0,031
Tidak Baik
Tidak Dipakai
0,501
Valid
0,540
Sedang
0,500
Baik
Dipakai
0,778
Valid
0,468
Sedang
0,750
Baik sekali
Dipakai
0,219
Tidak valid
0,766
Mudah
0,125
Jelek
Tidak Dipakai
0,464
Valid
0,774
Mudah
0,219
Cukup
Dipakai
10a
0,841
Valid
0,677
Sedang
0,688
Baik
Dipakai
10b
0,789
Valid
0,605
Sedang
0,563
Baik
Dipakai
40
d. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketetapan atau ketelitian suatu alat evaluasi. Suatu
alat evaluasi atau tes dikatakan reliabel, jika tes tersebut dapat dipercaya,
konsisten atau stabil produktifnya, jadi yang diperhitungkan disini adalah
ketelitiannya. Pengujian reliabilitas ini menggunakan rumus Alpha Cronbach,7
yaitu:
11 =
2
2
Keterangan:
11 : reliabilitas yang dicari
: varians total
41
pada pokok bahasan bangun datar segi empat, dan selanjutnya dilakukan
analisis data dan mempersiapkan laporan penelitian
2
5) Cari
dengan rumus
=
=1
dengan
2 = Nilai statistik chi- square
42
H1 : 1 2
2
1
Keterangan:
= Homogenitas
12 = Varians terbesar/data pertama
22 = Varians terkecil/data kedua.
3) Tetapkan taraf signifikansi
4) Hitung dengan rumus = 1 1 1 , 2 2
2
43
1 2
1
1
+
1
2
dimana
1 1 1 2 + 2 1 2 2
1 + 2 2
Keterangan:
1
= Varians gabungan
1 2
2 2
Kriteria pengujian
Jika maka 0 diterima dan 1 ditolak
Jika > maka 0 ditolak dan 1 diterima
44
G. Hipotesis Statistik
Adapun hipotesis statistik yang akan diuji sebagai berikut:
H 0 : 1 2
H 1 : 1 2
Keterangan:
1 : Rata-rata pemahaman konsep matematika siswa kelas
eksperimen (yang
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhamadiyah 22 Setiabudi
Pamulang di kelas VII.3 sebagai kelas eksperimen dengan jumlah 29 siswa, dan
kelas VII.1 sebagai kelas kontrol dengan jumlah 24 siswa. Penelitian dilakukan
sebanyak 7 kali pertemuan dengan pokok bahasan bangun datar segi empat yang
meliputi persegi panjang, persegi, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang dan
trapesium. Pada proses pembelajaran kedua kelas memperoleh perlakuan yang
berbeda, kelas eksperimen mendapatkan pembelajaran dengan pembelajaran
terpadu model connected, sedangkan kelas kontrol mendapatkan pembelajaran
dengan pembelajaran konvensional. Pada proses pembelajaran siswa pada kelas
eksperimen diberikan LKS yang dibuat oleh penulis yang berisi penjelasan materi
dan soal-soal yang harus dikerjakan, sedangkan kelas kontrol menggunakan buku
yang telah disediakan oleh sekolah.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes pemahaman
konsep matematika siswa, yang terdiri dari 7 butir soal berbentuk uraian.
Instrument tersebut sudah terlebih dahulu diuji cobakan kepada kelas VIII.3 yang
telah lebih dahulu memperoleh materi bangun datar segi empat dan dinyatakan
valid. Selanjutnya tes dilakukan kepada kedua kelompok siswa setelah
menyelesaikan pokok bahasan bangun datar segi empat. Hasil tes tersebut akan
digunakan untuk mengetahui kemampuan pemahaman konsep matematika kedua
kelompok. Berikut ini akan disajikan data hasil penelitian.
45
46
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika
Kelas Eksperimen
Frekuensi
No.
Interval
Absolut
Kumulatif
Relatif
Kumulatif (%)
31 40
6.90
41 50
27.59
51 60
12
41.38
61 70
10
22
75.86
71 80
27
93.10
81 90
29
100
Jumlah
29
47
Tabel 4.2
Skor Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen untuk Tiap Dimensi
Dimensi
Pemahaman
Skor
Skor
Maksimum
Persentase
Tiap Dimensi
Translation
148
232
63,79%
Interpretation
48
116
41,38%
Extrapolation
431
696
61,93%
Total
627
1236
60,06%
Interval
Frekuensi
Absolut
Kumulatif
31 39
16.67
40 48
25.00
49 57
15
62.50
58 66
21
87.50
67 75
22
91.67
76 84
24
100
Jumlah
24
48
Skor
Skor
Maksimum
Persentase
Tiap Dimensi
Translation
119
192
61,98%
Interpretation
48
96
50%
Extrapolation
294
576
51,04%
Total
461
864
53,36%
49
Kontrol
Jumlah Siswa
29
24
Maksimum
86
83
Minimum
31
31
Mean
61,02
54,50
Median
63
54,50
Modus
65,95
54,80
Varians 2
189,90
159,65
Simpangan Baku
13,78
12,64
Koefisien Kemiringan S K
-0,36
-0,02
Kurtosis 4
2,049
2,516
50
maka kedua kelas memiliki bentuk kurva landai ke kiri, yang artinya
kecenderungan data mengumpul di atas rata-rata. Ketajaman/kurtosis kelas
eksperimen dan kelas kontrol berturut-turut 2,049 dan 2,516, karena kedua
nilai kurtosisnya kurang dari 3, maka kedua kurva berbentuk platikurtik (kurva
agak datar) yang artinya nilai-nilai data tersebar secara merata sampai jauh dari
rata-ratanya.
Secara visual penyebaran nilai posttes kemampuan pemahaman
konsep matematika siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat
pada gambar di bawah ini:
12
10
Frekuensi
Eksperimen
Kontrol
0
0
20
40
60
80
100
Titik Tengah
Gambar 4.1
Kurva Distribusi Nilai Hasil Posttes Kemampuan Pemahaman
Konsep Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
51
Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
Translation
148
119
63,79%
61,98%
Interpretation
48
48
41,38%
50%
Extrapolation
431
294
61,93%
51,04%
Total
627
461
60,06%
53,36%
52
1. Uji Normalitas
Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
Chi-Square. Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data
sampel berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Kriteria
pengujiannya yaitu data berasal dari populasi yang berdistribusi normal
jika memenuhi kriteria 2 hitung 2 tabel
tertentu.
Berdasarkan perhitungan uji normalitas data, diperoleh 2 hitung
untuk kelas eksperimen sebesar 2,97 (lihat lampiran 15) dan pada tabel
harga kritis 2 tabel untuk derajat kebebasan = 3 dan taraf signifikan
0,05 adalah 7,82 (lihat lampiran 15). Karena 2 hitung 2 tabel (2,97 <
Kelompok
Jumlah
Sampel
Eksperimen
29
2,97
7,82
Kontrol
24
5,97
7,82
= 0,05
Keterangan
Kedua sampel berasal dari
populasi yang berdistribusi
normal
53
2. Uji Homogenitas
Setelah kedua kelas sampel dinyatakan berdistribusi normal,
maka asumsi selanjutnya yang harus dipenuhi adalah homogenitas. Uji
homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelas sampel
berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Uji homogenitas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah uji Fisher, dengan kriteria pengujian
yaitu kedua kelas dikatakan homogen.jika Fhitung Ftabel yang diukur pada
taraf signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu.
Dari hasil perhitungan, diperoleh nilai varians kelas eksperimen
dan varians kelas kontrol masing-masing sebesar 189,90 dan 159,65.
Sehingga diperoleh nilai Fhitung = 1,19 (lihat lampiran 17) dan F tabel = 2,26
pada taraf signifikansi 0,05 dengan derajat kebebasan pembilang 28
dan derajat kebebasan penyebut 23. Berdasarkan nilai Fhitung dan Ftabel
yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa Fhitung < Ftabel (1,19 < 2,26)
maka H0 diterima, artinya kedua varians populasi homogen.
Hasil perhitungan uji homogenitas kelas eksperimen dan kelas
kontrol dapat dilihat pada tabel di bawah ini, sedangkan perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
Tabel 4.8
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Homogenitas
Kelompok
Varians (S2)
Eksperimen
189,90
Kontrol
Fhitung
Ftabel
Kesimpulan
1,19
2,26
159,65
54
= 0,05
Kesimpulan
1,78
1,68
H0 ditolak
2. Pembahasan
Hasil pengujian hipotesis di atas menyatakan terdapat perbedaan
pemahaman konsep matematika siswa antara kelas yang menerapkan
pembelajaran terpadu model connected dengan kelas yang menerapkan
pembelajaran konvensional, hal ini ditunjukkan dengan rata-rata nilai kelas
eksperimen lebih tinggi dari rata-rata nilai kelas kontrol.
55
Secara empiris pengaruh ini dapat terlihat dari hasil post test, dimana
kelas eksperimen memperoleh rata-rata 61,02 dan terdapat 58,62% siswa
yang mendapat nilai lebih dari atau sama dengan nilai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 60. Sedangkan kelas
kontrol memperoleh rata-rata 54,50 dan terdapat 37,5% siswa yang mendapat
nilai lebih dari atau sama dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 60.
Dalam penelitian ini terdapat tiga indikator pemahaman konsep yang
diukur oleh peneliti, yaitu:
a. Menerjemahkan soal ke dalam bentuk gambar (translation)
Dimensi pemahaman translasi (translation) diwakili oleh indikator
menjelaskan sifat-sifat segi empat ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya.
Untuk indikator ini diwakili oleh soal post test nomor 1a dan nomor 2. Pada
soal 1a, siswa diminta menggambar bangun segiempat yang diketahui titiktitik koordinatnya kemudian menentukan jenis bangun tersebut. Persentase
skor yang diperoleh soal nomor 1a adalah 92,24% untuk kelas eksperimen
dan 91,67% untuk kelas kontrol. Soal nomor 2, siswa membuat gambar segi
empat dari ilustrasi soal cerita. Skor yang diperoleh soal nomor 2 adalah
35,34% untuk kelas eksperimen dan 32,29 untuk kelas kontrol.
Total persentase skor pemahaman translation dari soal nomor 1a dan
2 untuk kelas eksperimen adalah 63,79% sedangkan kelas kontrol 61,98%.
Sehingga dapat dikatakan bahwa skor pemahaman translation kelas
eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol.
b. Menafsirkan gambar yang disajikan (interpretation)
Dimensi pemahaman interpretasi (interpretation) diwakili indikator
menjelaskan sifat-sifat segi empat ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya.
Indikator ini diwakili oleh soal post test nomor 1b. Persentase skor
pemahaman interpretation yang diperoleh dari soal nomor 1b adalah 41,38%
untuk kelas eksperimen, dan kelas kontrol memperoleh persentase 50%. Ini
56
57
konvensional.
Relevan
dengan
penelitian
Nurfarida
D. Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna.
Berbagai upaya telah dilakukan agar memperoleh hasil yang optimal.
Namun demikian, masih terdapat beberapa faktor yang sulit dikendalikan
sehingga penelitian ini memiliki keterbatasan, yaitu sebagai berikut:
1. Kondisi siswa yang telah terbiasa dengan pembelajaran konvensional
sempat membuat siswa merasa kaku pada awal pembelajaran terpadu
model connected
58
59
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data diperoleh bahwa kemampuan pemahaman
konsep matematika siswa yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran
terpadu model connected menunjukkan hasil yang baik, terdapat 58,62% dari 29
siswa yang mendapat nilai 60 (nilai Kriteria Ketuntasan Minimal yang
ditetapkan oleh sekolah). Selain itu berdasarkan perhitungan skor tiap dimensi
pemahaman, pada kelas eksperimen pemahaman dimensi translation memiliki
skor lebih besar dibanding skor pemahaman dimensi interpretation dan dimensi
extrapolation. Sedangkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa
yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional masih tergolong
rendah. terdapat 37,5% dari 24 siswa yang mendapat nilai 60. Berdasarkan
perhitungan skor tiap dimensi pemahaman, pada kelas kontrol
pemahaman
dimensi translation memiliki skor lebih besar dibanding skor pemahaman dimensi
interpretation dan dimensi extrapolation. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa dimensi pemahaman konsep yang lebih dominan di kelas eksperimen dan
kelas kontrol yaitu dimensi pemahaman translation.
Berdasarkan hasil perhitungan uji hipotesis yang menggunakan uji-t
didapat bahwa pemahaman konsep matematika kelas eksperimen yang diajarkan
dengan menggunakan pembelajaran terpadu model connected lebih tinggi
dibandingkan dengan pemahaman konsep matematika kelas kontrol yang
diajarkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional, dengan demikian,
terdapat pengaruh pembelajaran terpadu model connected terhadap pemahaman
konsep matematika.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, penulis mengemukakan
beberapa saran sebagai berikut:
59
60
1. Bagi guru
a. Penelitian ini membuktikan bahwa penerapan pembelajaran terpadu model
connected dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa
sehingga dapat dijadikan strategi alternatif yang dapat diterapkan dalam
kelas.
b. Guru dapat lebih jeli lagi memadukan materi-materi yang lain yang
mempunyai keterkaitan sehingga model ini bisa diterapkan di dalam kelas
2. Bagi peneliti selanjutnya
Pada penelitian ini, peneliti tidak dapat mengontrol kemampuan
pemahaman setiap individu, oleh karenanya pada peneliti selanjutnya diharapkan
dapat mengontrol kemampuan setiap individu siswa agar mendapatkan gambaran
yang lebih jelas tentang kemampuan siswa yang diukur.
61
DAFTAR PUSTAKA
Abdurraman, Mulyono. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta:
Rineka Cipta, Cet.II, 2003
A Committee of College and University Examiners. TAXONOMY OF
EDUCATIONAL OBJECTIVES The Classification of Educational Goals
HANDBOOK| COGNITIVE DOMAIN, London: Longman Group LTD,
1979
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), Jakarta:
Bumi Aksara, Cet.VIII, 2008
Dahar, Ratna Wilis. Teori-Teori Belajar, Jakarta: Erlangga, 1996
Departemen Pendidikan Nasional. Undang-Undang tentang SISDIKNAS dan
Peraturan Pelaksanaannya 2000-2004, Jakarta: Tamita Utama, 2004
Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar, Jakarta:Rineka Cipta, Cet.II, 2008
Hamalik, Oemar. Perencanaan Pengajaran berdasarkan Pendekatan Sistem,
Jakarta: Bumi Aksara, Cet.IV, 2005
Harefa, Andrias. Menjadi Manusia Pembelajar, Jakarta: Kompas, Cet.I, 2000
Hernawan, Asep Herry, dkk. Materi Pokok Pembelajaran Terpadu di SD Modul
1-6, Jakarta: Universitas Terbuka, 2007
Http://www.straitstimes.com/STI/STIMEDIA/pdf/20101207/PISA2009MOEFinal.pdf, 6 juni 2011
Rosyada, Dede. Paradigma Pendidikan Demokratis, Jakarta: Kencana, 2004
Saud, Udin Syaefuddin, dkk. Pembelajaran Terpadu, Jakarta: UPI Press, 2006
Sagala, Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu Problematika
Belajar Dan Mengajar, Bandung: Alfabeta, Cet.VIII, 2010
Sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Kencana,
Cet.III, 2010
Santrock, John W. Psikologi Pendidikan, Terj. Educational Psychology oleh Tri
Wibowo B.S, Jakarta:Kencana Prenada Media Grup, 2008
Satriawati, Gusni. Pembelajaran Dengan Pendekatan Open Ended Untuk
Meningkatkan Pemahaman Dan Kemampuan Komunikasi Matematik
61
62
63
Lampiran 1
Mata Pelajaran
: Matematika
: 2010/2011
Topik/Tema
: Persegi Panjang
Alokasi Waktu
I. Standar Kompetensi :
1. Memahami konsep segi empat dan segitiga serta menentukan ukurannya
2. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun
3. Memahami bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan linear satu
variabel
II. Kompetensi Dasar :
1. Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, trapesium, jajargenjang,
belah ketupat dan layang-layang
2. Menghitung keliling dan luas bangun segi empat serta menggunakannya
dalam pemecahan masalah.
3. Menyelidiki sifat-sifat kesebangunan dan simetri
4. Menyelesaikan operasi pada bentuk aljabar
5. Menyelesaikan persamaan linear satu variabel
III. Indikator :
1. Menjelaskan pengertian persegi panjang dengan menggunakan konsep simetri
2. Menjelaskan sifat-sifat persegi panjang ditinjau dari sisi, sudut dan
diagonalnya dengan menggunakan konsep simetri
64
3. Menurunkan dan menghitung rumus keliling dan luas persegi panjang dengan
menggunakan konsep operasi hitung bentuk aljabar dan penyelesaian
persamaan linear satu variabel
4. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas
bangun persegi panjang dengan menggunakan konsep operasi hitung bentuk
aljabar dan penyelesaian persamaan linear satu variabel
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian persegi panjang dengan menggunakan
konsep simetri
2. Siswa dapat menjelaskan sifat-sifat persegi panjang ditinjau dari sisi, sudut,
dan diagonalnya dengan menggunakan konsep simetri
3. Siswa dapat menurunkan rumus keliling dan luas persegi panjang dengan
menggunakan konsep operasi hitung bentuk aljabar dan penyelesaian
persamaan linear satu variabel
4. Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung
keliling dan luas bangun persegi panjang dengan menggunakan konsep
operasi hitung bentuk aljabar dan penyelesaian persamaan linear satu variabel
V. Materi Pokok
Persegi Panjang
VI. Metode Pembelajaran
Model
Metode
65
66
c. Penutup
Guru bersama siswa menyimpulkan kembali materi yang telah
dibahas
Dengan bimbingan guru siswa diminta membuat rangkuman.
Guru memberikan PR
VIII. Sumber Belajar
Buku teks Matematika VIIIB semester 2 :
- Adinawan, M.Cholik dan Sugijono, Seribu Pena MATEMATIKA jilid 1 untuk
SMP Kelas VII, Jakarta: Erlangga, 2007.
- Tampomas, Husein, Matematika Plus 1B SMP Kelas VII, Jakarta: Yudhistira,
2006
- Lembar Kerja Siswa (LKS)
IX. Evaluasi / Penilaian Hasil Belajar
Teknik
2.
SOAL
SKOR
Persegi panjang PQRS dengan titik T berpotongan kedua
50
diagonalnya. Jika P (1,3) T (4,1) dan sisi-sisi persegi panjang
sejajar sumbu koordinat:
a. Gambarlah persegi panjang PQRS
b. Tentukan koordinat titik Q, R dan S
50
Keliling sebuah persegi panjang 40 cm dan panjangnya lebih 4 cm
dari lebarnya. Hitunglah luas persegi panjang tersebut!
JUMLAH
100
Tangerang Selatan, 26 Januari 2011
Peneliti
Suswardi, S.Pd,S.Pd,MM
Tuti Alawiah
NIP.
67
Mata Pelajaran
: Matematika
: 2010/2011
Topik/Tema
: Persegi
Alokasi Waktu
I. Standar Kompetensi :
1. Memahami konsep segi empat dan segitiga serta menentukan ukurannya
2. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun
3. Memahami bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan linear satu
variabel
II. Kompetensi Dasar :
1. Mengidentifikasi
sifat-sifat
persegi
panjang,
persegi,
trapesium,
68
Metode
mengenai materi
69
memberikan
penjelasan
tambahan
dari
hasil
70
c. Penutup
Guru bersama siswa menyimpulkan kembali materi yang
telah dibahas
Dengan bimbingan guru siswa diminta membuat
rangkuman.
Guru memberikan PR
VIII. Sumber Belajar
Buku teks Matematika VIIIB semester 2 :
-
SOAL
SKOR
1.
30
2.
30
71
3.
100
Peneliti
Suswardi, S.Pd,S.Pd,MM
Tuti Alawiah
NIP.
72
Mata Pelajaran
: Matematika
: 2010/2011
Topik/Tema
: Jajargenjang
Alokasi Waktu
I. Standar Kompetensi :
1. Memahami konsep segi empat dan segitiga serta menentukan ukurannya
2. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun
3. Memahami bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan linear satu
variabel
II. Kompetensi Dasar :
1. Mengidentifikasi
sifat-sifat
persegi
panjang,
persegi,
trapesium,
73
3. Menurunkan dan menghitung rumus keliling dan luas jajar genjang dengan
menggunakan konsep operasi hitung bentuk aljabar dan penyelesaian
persamaan linear satu variabel
4. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan
luas bangun jajar genjang dengan menggunakan konsep operasi hitung
bentuk aljabar dan penyelesaian persamaan linear satu variabel
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian jajar genjang dengan menggunakan
konsep simetri
2. Siswa dapat menjelaskan sifat-sifat jajar genjang ditinjau dari sisi, sudut,
dan diagonalnya dengan menggunakan konsep simetri
3. Siswa dapat menurunkan rumus keliling dan luas jajar genjang dengan
menggunakan konsep operasi hitung bentuk aljabar dan penyelesaian
persamaan linear satu variabel
4. Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung
keliling dan luas bangun jajar genjang dengan menggunakan konsep
operasi hitung bentuk aljabar dan penyelesaian persamaan linear satu
variabel
V. Materi Pokok
Jajargenjang
VI. Metode Pembelajaran
Model
Metode
74
memberikan
penjelasan
tambahan
dari
hasil
75
c. Penutup
Guru bersama siswa menyimpulkan kembali materi yang
telah dibahas
Dengan bimbingan guru siswa diminta membuat
rangkuman.
Guru memberikan PR
VIII. Sumber Belajar
Buku teks Matematika VIIIB semester 2 :
-
SOAL
SKOR
1.
30
2.
30
76
24 cm
40
17 cm
E
15 cm
100
Peneliti
Suswardi, S.Pd,S.Pd,MM
Tuti Alawiah
NIP.
77
Mata Pelajaran
: Matematika
: 2010/2011
Topik/Tema
: Belah Ketupat
Alokasi Waktu
I. Standar Kompetensi :
1. Memahami konsep segi empat dan segitiga serta menentukan ukurannya
2. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun
3. Memahami bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan linear satu
variabel
II. Kompetensi Dasar :
1. Mengidentifikasi
sifat-sifat
persegi
panjang,
persegi,
trapesium,
78
Metode
79
telah
dipelajari
pada
pertemuan
sebelumnya,
memberikan
penjelasan
tambahan
dari
hasil
80
c. Penutup
Guru bersama siswa menyimpulkan kembali materi yang
telah dibahas
Dengan bimbingan guru siswa diminta membuat
rangkuman.
Guru memberikan PR
VIII. Sumber Belajar
Buku teks Matematika VIIIB semester 2 :
-
SOAL
SKOR
1.
PQRS diketahui suatu bangun dengan P(2, 4); Q(2, 1); R(8, 4);
50
2.
50
81
100
Peneliti
Suswardi, S.Pd,S.Pd,MM
Tuti Alawiah
NIP.
82
Mata Pelajaran
: Matematika
: 2010/2011
Topik/Tema
: Layang-layang
Alokasi Waktu
I. Standar Kompetensi :
1. Memahami konsep segi empat dan segitiga serta menentukan ukurannya
2. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun
3. Memahami bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan linear satu
variabel
II. Kompetensi Dasar :
1. Mengidentifikasi
sifat-sifat
persegi
panjang,
persegi,
trapesium,
83
Metode
84
memberikan
penjelasan
tambahan
dari
hasil
85
Dengan
bimbingan
guru
siswa
diminta
membuat
rangkuman.
Guru memberikan PR
VIII. Sumber Belajar
Buku teks Matematika VIIIB semester 2 :
-
SOAL
PQRS diketahui suatu bangun dengan P(2, 4); Q(2, 1); R(8, 4);
dan S(2, 7),
sedangkan T titik potong kedua diago-nalnya.
a. Bangun apakah yang terbentuk apa bila PQRS dihubungkan?
b. Tentukan koordinat titik T.
c. Hitunglah luas bangun PQRS.
2.
SKOR
50
50
Diketahui layang-layang ABCD, dengan perbandingan
diagonal AC dengan BD adalah 3 : 4 dan luasnya 3842 .
Hitunglah panjang kedua diagonal tersebut!
JUMLAH
100
Peneliti
Suswardi, S.Pd,S.Pd,MM
Tuti Alawiah
NIP.
86
Mata Pelajaran
: Matematika
: 2010/2011
Topik/Tema
: Trapesium
Alokasi Waktu
I. Standar Kompetensi :
1. Memahami konsep segi empat dan segitiga serta menentukan ukurannya
2. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun
3. Memahami bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan linear satu
variabel
II. Kompetensi Dasar :
1. Mengidentifikasi
sifat-sifat
persegi
panjang,
persegi,
trapesium,
87
Metode
88
memberikan
penjelasan
tambahan
dari
hasil
89
SOAL
SKOR
50
b. panjang AC
2.
a. Nilai x
50
JUMLAH
Tangerang Selatan, 10 Februari 2011
Guru Bidang Studi,
Peneliti
Suswardi, S.Pd
Tuti Alawiah
NIP.
100
90
Lampiran 2
Mata Pelajaran
: Matematika
: 2010/2011
Alokasi Waktu
I. Standar Kompetensi :
1. Memahami konsep segi empat dan segitiga serta menentukan ukurannya
II. Kompetensi Dasar :
1. Mengidentifikasi
sifat-sifat
persegi
panjang,
persegi,
trapesium,
91
V. Materi Pokok
Persegi Panjang
VI. Metode Pembelajaran
Model
92
50
100
Peneliti
Suswardi, S.Pd,S.Pd,MM
Tuti Alawiah
NIP.
SKOR
50
93
Mata Pelajaran
: Matematika
: 2010/2011
Alokasi Waktu
I. Standar Kompetensi :
1. Memahami konsep segi empat dan segitiga serta menentukan ukurannya
II. Kompetensi Dasar :
1. Mengidentifikasi
sifat-sifat
persegi
panjang,
persegi,
trapesium,
94
95
SOAL
SKOR
1.
30
2.
30
3.
40
JUMLAH
100
Tangerang Selatan, 27 Januari 2011
Peneliti
Suswardi, S.Pd,S.Pd,MM
Tuti Alawiah
NIP.
96
Mata Pelajaran
: Matematika
: 2010/2011
Alokasi Waktu
I. Standar Kompetensi :
1. Memahami konsep segi empat dan segitiga serta menentukan ukurannya
II. Kompetensi Dasar :
1. Mengidentifikasi
sifat-sifat
persegi
panjang,
persegi,
trapesium,
97
98
SOAL
SKOR
1.
30
30
a. Titik koordinat D
b. Luas jajar genjang ABCD
24
cm
3.
17
c
m
15
c
m
F
ABCD di atas!
40
genjang ABCD
100
Peneliti
Suswardi, S.Pd,S.Pd,MM
Tuti Alawiah
NIP.
99
Mata Pelajaran
: Matematika
: 2010/2011
Alokasi Waktu
I. Standar Kompetensi :
1. Memahami konsep segi empat dan segitiga serta menentukan ukurannya
II. Kompetensi Dasar :
1. Mengidentifikasi
sifat-sifat
persegi
panjang,
persegi,
trapesium,
100
101
SOAL
SKOR
1.
PQRS diketahui suatu bangun dengan P(2, 4); Q(2, 1); R(8, 4);
50
50
S
O
100
Peneliti
Suswardi, S.Pd,S.Pd,MM
Tuti Alawiah
NIP.
102
Mata Pelajaran
: Matematika
: 2010/2011
Alokasi Waktu
I. Standar Kompetensi :
1. Memahami konsep segi empat dan segitiga serta menentukan ukurannya
II. Kompetensi Dasar :
1. Mengidentifikasi
sifat-sifat
persegi
panjang,
persegi,
trapesium,
103
104
SOAL
SKOR
PQRS diketahui suatu bangun dengan P(2, 4); Q(2, 1); R(8, 4); dan S(2, 7),
50
2.
50
diagonal tersebut!
JUMLAH
100
Peneliti
Suswardi, S.Pd,S.Pd,MM
Tuti Alawiah
NIP.
105
Mata Pelajaran
: Matematika
: 2010/2011
Alokasi Waktu
I. Standar Kompetensi :
1. Memahami konsep segi empat dan segitiga serta menentukan ukurannya
II. Kompetensi Dasar :
1. Mengidentifikasi
sifat-sifat
persegi
panjang,
persegi,
trapesium,
106
107
SOAL
SKOR
50
a. Nilai x
b. panjang AC
2.
50
JUMLAH
100
Peneliti
Suswardi, S.Pd,S.Pd,MM
Tuti Alawiah
NIP.
108
Tenis adalah permainan raket dan bola yang dimainkan baik di tempat
tertutup maupun terbuka di atas lapangan rumput, lempung, kayu atau
lapangan sintetis. Jika kita perhatikan, Lapangan tenis tersebut berbentuk
persegi panjang. Dalam kehidupan sehari-hari banyak benda-benda yang
berbentuk persegi panjang, contoh permukaan meja, papan tulis, pintu dan
lain-lain.
109
C
C
, maka:
menempati , ditulis
menempati , ditulis
A
D
Jadi,
2) Pada gambar (ii), persegi panjang
menurut sumbu simetri
B
C
(i)
dibalik
, maka:
menempati , ditulis
menempati , ditulis
Jadi,
3)Karena
dan
(ii)
110
C
C
, ditulis
ditulis
Jadi,
*(1)
A
(i)
*(3)
*(4)
Dari bentuk persamaan (1) sampai
dengan (4) dapat disimpulkan hal berikut ini:
Jadi,
(ii)
1 2
4 3
111
tanpa celah dan tidak saling menutupi. Hal ini menunjukkan bahwa empat
sudut persegi panjang membentuk sudut satu putaran penuh
D
C
, maka:
Jadi,
Dengan demikian dapat disimpulkan
(iii)
C
A
Jadi,
D
(iv)
B
C
Jadi,
A
(v)
112
Karena
dan
ini:
Diagonal-diagonal dalam setiap persegi panjang berpotongan dan
.
Kesimpulan:
Persegi panjang adalah
.
.
25
24
23
22
21
20
19
18
17
27
16
28
15
29
14
6 satuan
30
13
31
12
32
11
1
10
satuan
Misal panjang
dan lebar
maka, kelilingnya
Jadi,
satuan
atau
113
52
53
54
55
56
57
58
59
60
41
42
43
44
45
46
47
48
48
50
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
10
6 satuan
satuan
, maka
Contoh soal
1. Keliling sebuah persegi panjang
dan lebarnya
. Hitunglah
114
ruang
sebuah
kamar.
berukuran
Pintu
dan
kamar
jendela
berukuran
permukaan tembok
Jawab:
Luas permukaan tembok
buah
Latihan!
1. Keliling suatu persegi panjang
sedangkan panjang
lebihnya dari
115
Jawab:
4. Perhatikan
gambar di
samping ini!
dan
per
116
Gambar diatas adalah gambar seorang tukang yang sedang memasang ubin
lantai. Ubin tersebut merupakan salah satu contoh bentuk persegi dalam kehidupan
sehari-hari. Dapatkah kamu menyebutkan contoh bentuk persegi lainnya?
Sifat-Sifat Persegi
a. Sifat Sisi-Sisi Persegi
1) Pada gambar (i) persegi
diagonal
Jadi,
dibalik menurut
, maka:
*(1)
Jadi,
*(2)
117
Jadi,
dibalik menurut D
, maka:
*(3)
Jadi,
*(4)
(ii)
Jadi,
Maka, dapat disimpulkan bahwa:
Panjang sisi-sisi setiap persegi adalah
b. Sifat-Sifat Diagonal Persegi
1) Pada gambar (iii), persegi
diagonal
dibalik menurut D
, maka:
Jadi,
Jadi,
Karena
diagonal
dan
membagi
, maka
dan
(iii)
Jadi,
Karena
dan
membagi
dibalik menurut
, maka:
Jadi,
diagonal
,
dan
maka A
menjadi dua
(iv)
118
Sudut-sudut dalam setiap persegi dibagi dua sama besar oleh diagonaldiagonalnya, sehingga diagonal-diagonalnya merupakan sumbu simetri
2) Pada gambar (iv), persegi
diputar
putaran
C
D
Jadi,
Jadi,
B
C
B
Jadi,
Jadi,
(iii)
Jadi,
(sudut siku-siku)
Keliling Persegi
17
16
15
14
13
19
12
20
11
21
10
22
23
24
7
1
satuan
6 satuan
119
Panjang dan lebar persegi mempunyai ukuran yang sama disebut sisi (S).
pada gambar di atas setiap sisi terdiri 6 satuan.
Maka, Keliling persegi
Jadi,
atau
Luas Persegi
Luas persegi panjang adalah luas daerah yang dibatasi oleh sisi-sisi
persegi panjang itu.
Contoh :
31
32 33 34 35 36
25 26 27 28 29 30
19
20
21
22 23 24
13
14
15
16
17
18
10
11
12
6 satuan
satuan
Contoh soal:
1. Keliling
adalah
persegi,
dengan
dan
120
persegi
panjang
berukuran
Latihan!
1. Diketahui luas persegi sama dengan luas persegi panjang dengan panjang = 16
cm dan lebar = 4 cm. Tentukan keliling persegi tersebut!
Jawab:
121
3
cm
2. Berdasarkan gambar
5
cm
4
cm
5
cm
5
cm
5
cm
5
cm
Jawab:
5
cm
122
Bentuk atap rumah pada gambar diatas adalah salah satu contoh bentuk
jajargenjang dalam kehidupan sehari-hari. Dapatkah kamu menyebutkan contoh
bentuk jajargenjang yang lain?
(i)
C
B
(ii)
(iii)
Segitiga ABC pada gambar (ii) diputar setengah putaran pada titik tengah
BC, maka segitiga ABC dan bayangannya membentuk bangun jajargenjang ABDC
(gambar (iii))
123
Kesimpulan
Jajar genjang adalah
diputar
putaran
pada , maka:
Jadi,
Karena
C
O
dan
Jadi,
dan
dan
(i)
diputar
. Jadi,
Karena
dapat disimpulkan bahwa:
maka
(i)
124
dan
gambar (ii)
. Karena
Karena
dan
, maka:
dengan
maupun
(ii)
dengan
diputar
D
Jadi,
Karena
Jadi,
dan
, maka
(iii)
125
Keliling jajar genjang adalah jumlah semua panjang sisinya atau dua kali
jumlah panjang sisi-sisi yang berlainan.
126
Contoh:
1. Diberikan
jajargenjang
ABCD,
dengan
panjangnya
luas jajargenjang
Jawab:
Diketahui: keliling jajar genjang ABCD
Jawab:
dan
Nilai
, panjang
127
Latihan!
1. Diketahui jajargenjang
dan luasnya
, panjang sisi
kelilingnya!
Jawab:
24 cm
17 cm
E
15 cm
Jawab:
128
Jawab:
129
Pada hari raya Idul Fitri, kita sering menjumpai makanan khas hari raya yaitu
ketupat. Berdasarkan bentuknya ketupat merupakan contoh dari bangun belah ketupat.
A
C
BC
sehingga
segitiga
ABC
dan
B
A
130
, maka:
*(1)
*(2)
sama kaki, maka
*(3)
*(4)
(i)
(3)
(2)
(4)
Jadi,
Maka dapat disimpulkan bahwa:
Semua sisi setiap belah ketupat
D
sama kaki
, maka
belah ketupat.
Segitiga sama kaki
segitiga sama kaki
merupakan sumbu
B
dan
merupakan
(ii)
131
, sehingga
Pada gambar (iv), belah ketupat
, sehingga
Karena
dan
(iii)
(iv)
diputar
sehingga
Karena
dan
(v)
132
, maka
Karena
dan
Contoh soal
1.
. Hitunglah luasnya!
Jawab:
20
12
20
O 12
Ditanya: Luas
20
20
133
Jawab:
adalah
. Perbandingan panjang PR : QS
13
13 12
5
13 12
5
13
134
Latihan!
1. Panjang diagonal-diagonal suatu belah ketupat adalah
Jika luas belah ketupat tersebut
a. Nilai
b. Panjang diagonal kedua
Jawab:
, hitunglah:
dan
135
Jawab:
dengan memasang
keramik. Setelah melihat katalog jenis dan ukuran keramik, akhirnya Pak Sukur
memilih keramik berbentuk belah ketupat dengan panjang diagonal I
. Jika
keramik yang dibutuhkan sebanyak 1000 buah, berapakah panjang diagonal II dari
keramik tersebut?
Jawab:
136
Pengertian layang-layang
B
(a)
(b)
(C)
137
Kedua segitiga pada gambar (a) dan (b) adalah segitiga sama kaki yang
memiliki alas yang sama panjang yaitu BD. Jika segitiga ABD dan CBD
diimpitkan alasnya, maka terbentuk bangun segi empat ABCD pada gambar (c)
yang disebut layang-layang
Kesimpulan:
Laylng-layang adalah
.
.
Sifat-Sifat Layang-Layang
Perhatikan gambar layang-layang ABCD, kemudian isilah titik titik
C
dan
dan
Jadi,
Karena
(i)
138
, maka
dan
(ii)
bahwa:
dibalik menurut
, maka
D
Jadi,
Karena
dan
maka dapat
A
disimpulkan bahwa:
(iii)
Pada setiap layang-layang, salah satu diagonalnya
diagonal lain dan tegak lurus dengan diagonal itu.
139
di nyatakan , maka
, dan keliling
Luas layang-layang
Karena
dan
. Diketahui
dan
140
Jawab:
Nilai
A
Maka,
D
dan luasnya
Latihan!
1.
adalah
layang-layang dengan
dan luas
. Hitunglah:
a. Keliling layang-layang
b. Luas persegi panjang
c. Luas daerah yang diarsir
141
Jawab:
2. PQRS diketahui suatu bangun dengan P(2, 4); Q(2, 1); R(8, 4); dan S(2, 7),
sedangkan T titik potong kedua diago-nalnya.
a. Bangun apakah yang terbentuk apa bila PQRS dihubungkan?
b. Tentukan koordinat titik T.
c. Hitunglah luas bangun PQRS.
Jawab:
142
0,9 m
Jawab:
143
Bentuk trapesium biasanya kita jumpai pada atap rumah. Jenis trapesium
yang ditunjukkan oleh anak panah pada gambar di atas adalah trapesium sama
kaki yang memiliki sepasang sisi yang berhadapan sama panjang.
Perhatikan gambar trapesium ABCD, kemudian isilah titik titik dibawah
ini berdasarkan hasil pengamatanmu!
(i)
(ii)
(iii)
(iv)
Gambar (i) dan (ii) adalah trapesium sembarang karena keempat sisinya tidak
sama panjang
Gambar (iii) adalah trapesium sama kaki karena memiliki sepasang sisi
berhadapan .
Gambar (iv) adalah trapesium siku-siku karena trapesium tersebut memiliki sudut
144
Sifat-Sifat Trapesium:
C
sejajar dengan
Besar
merupakan sudut ..
dengan
Besar
dan
145
Trapesium
dan
Karena
dan
trapesium, maka:
Luas trapesium
Contoh soal
1. Diketahui trapesium siku-siku
dengan
dan kelilingnya
Hitunglah panjang
Jawab:
, jajartengah
Dik:
146
2. Pada gambar di bawah ini tampak sebuah gudang yang atapnya miring dan
lantainya horizontal. Pada dinding tembok
berukuran
Tentukan
luas
Jawab:
adalah trapezium siku-siku dengan
Luas dinding tembok
adalah
dan
tembok
147
Latihan!
1. Salah satu sisi yang sejajar pada trapesium panjangnya dua kali panjang sisi
yang sejajar lainnya. Tinggi trapesium tersebut merupakan rata-rata dari
panjang sisi-sisi yang sejajar. Jika luas trapesium tersebut 324 cm2, maka
hitunglah tinggi dan panjang sisi-sisi yang sejajar pada trapesium tersebut!
Jawab:
dengan
dan
dan
. Jika
, hitunglah
148
3. Sebidang
tanah
berbentuk
trapesium
dan
. Tentukanlah banyaknya
Jawab:
dengan
2.
Dimensi
Sub Indikator
Menerjemahkan soal 1. Diberikan empat buah titik koordinat kartesius. Siswa menentukan jenis bangun datar tersebut
ke dalam bentuk
2. Disajikan sebuah ilustrasi soal cerita. Siswa membuat gambar bangun segiempat dari ilustrasi tersebut dan
gambar
menyebutkan jenis bangun yang dihasilkan dari gambar tersebut
Menafsirkan gambar 1. Menentukan sifat-sifat yang dimiliki oleh bangun yang tersaji dalam gambar
yang disajikan
2. Diketahui sebuah segitiga sembarang. Siswa membuat gambar bangun segiempat yang dihasilkan dari gabungan
No.
Soal
1a
3
1b
2
segitiga tersebut dan bayangannya, kemudian menentukan jenis bangun yang dihasilkan
3.
Menerapkan konsep
dalam perhitungan
matematis
1.Menentukan panjang alas jajar genjang jika diketahui luas serta perbandingan alas dan tinggi jajargenjang tersebut
2. Menghitung luas daerah yang diarsir dari konsep layang-layang dan belah ketupat
4. Menghitung keliling belah ketupat jika diketahui salah satu diagonal dan luasnya
4
5
6
7
8
9
3. Menentukan nilai x dan keliling persegi panjang jika diketahui sisi dan luasnya
7. Diketahui sebuah tanah berbentuk trapesium. Siswa dapat menentukan luas trapesium dan menghitung harga
tanah tersebut
Jumlah
10a
10b
10
150
Lampiran 5
: 70 menit
Petunjuk
151
16
12
10 cm
cm
12 cm
cm
9.
152
62,5
50
120
153
Lampiran 6
1.
6
5
C(0,4)
4
B(6,4)
3
2
1
O(0,0)
&
&
6A(6,0)
7
a. Persegi Panjang
b. Iya,
2.
C
B
(i)
C
D
2
A
(iii)
1
(ii)
154
3.
Y
U
BL
TL
3
2
1
-8
-7
-6
-5
-4
-3
-2
-1
B
D
Panjang alas = 3
150 = 3 2
=35
150 = 62
= 15
2 =
150
6
2 = 25
= 25
=5
5. Diketahui : Diagonal belah ketupat : 1 = 8
2 = 16
Diagonal layang-layang: 1 = 16
2 = 20
Ditanya: Luas daerah yang diarsir
T
G
155
Jawab: Luas daerah yang diarsir = Luas layang-layang luas belah ketupat
=
2
2
1 2 (2 1 2 )
16 20
1
2
8 16
= 160 64
= 94
Jadi, luas daerah yang diarsir adalah 94 2
6. Diketahui : Sisi = 5 + 3
Sisi = 8
Luas 144 2
Ditanya : nilai dan keliling
Jawab :
5 + 3
= 5 + 3
144 =
=5 3 +3
144 = 5 + 3 8
= 18
144 = 40 + 24
144 24 = 40
= 2( + )
120 = 40
=
= 2(18 + 8)
120
= 2(26)
40
=3
= 52
Jawab:
= 2 1 2
96 = 2 16 2
96 = 8 2 2 =
96
= 12
8
156
= 82 + 62
= 64 + 36
= 100
6
= 10
= 4
= 4 10
= 40
8. Diketahui: Panjang taman = 12
Lebar taman = 10
Panjang kolam = 3
Lebar kolam = 2
Sisi saung = 2
Ditanya:
Jawab:
= 2 ( )
=2 22
= 8 2
Luas kolam =
=32
= 6 2
Luas tanaman rumput dan bunga = luas taman (luas saung+luas kolam)
= 120 8 + 6
= 120 14
= 106 2
157
Jawab:
10. Diketahui: //
= 270
= 120
= 50
= 62,5
Harga tanah . 10.000,00/2
Ditanya: a. Luas tanah
b. Uang yang harus dikeluarkan untuk membeli tanah tersebut
Jawab:
a. Luas tanah
= + + +
270 = 120 + 62,5 + + 50
270 = 232,5 +
= 270 232,5
= 37,5
158
1
( )
2
1
= ( + )
2
1
= (120 + 37,5) 50
2
=
= 3937,5
Jadi, luas tanah tersebut adalah 3937,5 2
b. Uang yang harus dikeluarkan = 3937,5 10.000
= 39.375.000
Jadi, Uang yang harus dikeluarkan untuk membeli tanah tersebut
adalah sebesar . 39.375.000
159
Lampiran 7
: 70 menit
Petunjuk
160
6.
7.
62,5
50
120
Lampiran 8
x6y
y2
16
16
16
30
90
30
60
120
120
30
90
120
90
90
60
900
16
16
16
16
16
36
108
36
36
108
144
144
72
108
144
144
144
108
1296
16
16
16
16
30
90
120
90
60
120
90
120
120
90
900
16
16
16
16
16
16
35
105
140
35
140
140
35
140
105
140
140
105
1225
16
16
16
16
16
16
37
74
37
37
111
148
148
111
148
148
148
148
111
1369
16
16
16
16
34
136
34
68
102
136
68
34
136
102
102
136
102
1156
16
16
16
16
34
102
136
34
34
102
136
34
102
136
102
136
102
1156
16
16
16
16
30
60
30
60
30
120
60
30
60
120
120
120
90
900
16
16
16
16
16
16
38
114
76
114
152
152
152
152
114
152
152
114
1444
16
16
26
52
26
78
104
26
52
78
78
104
78
676
16
16
21
42
84
63
84
21
42
63
21
21
441
16
16
16
34
68
68
102
68
136
136
136
102
68
102
68
102
1156
16
16
16
23
46
46
92
46
46
92
92
46
23
529
14
16
17
17
17
51
68
51
51
17
17
289
15
16
16
16
30
120
60
30
90
90
60
30
120
120
90
90
900
16
16
18
54
18
36
54
72
54
18
18
324
17
16
16
30
60
120
30
30
90
90
120
30
90
60
90
90
900
18
16
16
16
30
120
30
30
90
120
120
30
90
90
90
90
900
19
16
16
16
16
16
16
16
36
72
144
144
144
72
144
36
144
144
108
144
1296
20
16
15
30
15
30
30
60
30
15
15
225
21
16
16
16
16
16
48
64
48
48
256
22
16
16
16
35
105
140
140
105
105
140
105
70
105
105
105
1225
23
16
26
78
52
78
78
104
26
52
52
78
78
676
24
19
38
19
19
57
57
19
38
19
38
38
19
361
25
31
93
62
31
93
93
93
93
62
93
62
93
93
961
26
16
16
16
23
92
23
23
23
92
92
69
69
23
23
529
27
AA
16
16
16
26
52
26
104
52
104
26
52
78
78
104
676
28
AB
16
16
16
16
16
16
38
152
152
152
152
114
76
152
114
114
152
114
1444
29
AC
16
14
14
14
14
56
28
42
14
14
196
30
AD
16
16
27
54
27
27
108
27
54
81
81
108
81
81
729
31
AE
16
16
16
31
93
31
62
93
124
124
31
93
93
93
124
961
72 41 32 48 103 99 67 58 95 96
84
75
2054
rtab
Kriteria
V IV V
V IV V V IV V
rhit
0.301 0.219
4
2
0.301 0.778
2
4
0.301 0.501
3
2
0.301 0.077
2
0
0.301 0.641
2
2
0.301 0.436
L
M
0.301 0.234
12
13
0.301 0.789
0.301 0.841
0.301 0.464
0.301 0.559
11
0.301 0.542
10
214 111 68 128 361 339 221 174 311 312 274
162
1 ,
= Banyaknya Responden = 31
1 = Jumlah skor item ke-1 = 72
= Jumlah skor total seluruh siswa = 870
1 2 = Jumlah kuadrat skor soal nomor 1 = 214
2 = Jumlah kuadrat skor total seluruh siswa = 25996
1 = Jumlah hasil kali skor dengan skor total tiap siswa pada
item ke-1 = 2168
2. Menentukan nilai
31 2168 72 870
31 214 72
=
31 25996 870
67208 62640
6634 5184 805876 756900
= 0,542
3. Menentukan
= 2 = 31 2 = 29 dan = 0,05, maka diperoleh = 0,301
4. Membandingkan dan
Karena > , 0,542 > 0,301 maka soal nomor 1a valid
Lampiran 9
Taraf Kesukaran
No.
Nama
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
P
Q
R
S
T
U
V
W
X
Y
Z
AA
AB
AC
AD
AE
Nomor Soal
1a
1b
10a
10b
84
75
72
41
32
48
103
99
67
58
95
96
S
Skor maksimal 124
124
124
124
124 124 124 124
124
124
124
124
P
0.581 0.331 0.258 0.387 0.831 0.798 0.540 0.468 0.766 0.774 0.677 0.605
Kriteria
Sedang Sedang Sukar SedangMudahMudah Sedang Sedang Mudah Mudah Sedang Sedang
164
72
124
= 0,581
5. Menentukan kriteria indeks kesukaran
Berdasarkan klasifikasi indeks kesukaran, nilai = 0,581 berada pada
kisaran 0,31 0,70, maka soal nomor 1a memiliki tingkat kesukaran
sedang.
Lampiran 10
Daya Pembeda
Kelompok
Kelompok
Atas
Kelompok
Bawah
1a
1b
10a
10b
24
17
13
20
31
26
21
27
26
29
30
25
11
22
27
22
22
Nomor Soal
5
6
0.406 0.469 0.188 0.406 0.281 -0.031 0.500 0.750 0.125 0.219 0.688 0.563
DP
Kriteria
B
B
J
B
C
TB
B
J
C
BS
B
B
166
24 13
32 32
= 0,344
6. Menentukan kriteria
Berdasarkan klasifikasi daya pembeda, nilai = 0,344 berada pada
kisaran 0,21 0,40, maka soal nomor 1a memiliki daya pembeda yang
cukup.
Lampiran 11
Nomor Soal
Nama
1a
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
A
3
B
3
C
0
D
3
E
2
F
4
G
3
H
2
I
3
J
2
K
0
L
2
M
2
N
0
O
4
P
3
Q
2
R
4
S
2
T
2
U
0
V
3
W
3
X
2
Y
3
Z
4
AA
2
AB
4
AC
0
AD
2
AE
3
Jumlah
72
Jumlah Kuadrat 214
i2
Si2
t2
rhit
1b
10a
10b
41
48
103
67
58
96
84
75
111
128
361
221
174
312
274
221
Skor Kuadrat
Total Skor
22
27
24
27
28
27
25
22
31
19
16
25
15
9
22
10
23
22
30
8
8
26
21
14
24
15
22
28
7
23
24
644
2016
484
729
576
729
784
729
625
484
961
361
256
625
225
81
484
100
529
484
900
64
64
676
441
196
576
225
484
784
49
529
576
14810
168
2 2
1
1 2
1 2
1
31 214 72 2
31 30
= 1,559
2 = 1 2 + 1 2 + 2 2 + 3 2 + 4 2 + 5 2 + 6 2 + 7 2 + 7 2
= 1,559 + 1,892 + 1,789 + 0,626 + 2,540 + 2,183 + 0,490 + 4,546 + 1,318
= 16,943
2. Menentukan nilai 2 =
2 =
2 2
1
31 14810 644
31 30
= 47,714
3. Menentukan nilai = banyak butir soal yang valid = 9
4. Menentukan nilai r dengan menggunakan rumus alpha cronbach:
11
=
1
=
9
91
= 0,725
2
1 2
16,943
47,714
169
Lampiran 12
Kelas Eksperimen
A1
A2
A3
A4
A5
A6
A7
A8
A9
A10
A11
A12
A13
A14
A15
A16
A17
A18
A19
A20
A21
A22
A23
A24
A25
A26
A27
A28
A29
Nilai
47
64
50
86
67
58
53
78
61
50
64
42
81
31
39
61
67
72
75
47
50
67
53
61
53
61
72
61
72
Nilai
67
61
50
33
31
64
50
61
50
83
44
56
31
56
50
61
78
64
33
56
50
61
42
50
170
Lampiran 13
1.
86 31
55
c. Menentukan Banyak Kelas
K 1 3,3 Log n
1 3,3 Log 29
1 4,82
5,82
6
d. Menentukan Panjang Kelas
J
P
K
55
6
9,16
10
171
No. Interval
Titik
Tengah
Frekuensi
fi
f (%)
(xi)
xi2
fixi
fixi2
(xi - x)4
fi(xi -x)4
31 40
6.90%
35.5
1260.25
71
2520.5
423969.77
847939.53
41 50
20.69%
45.5
2070.25
273
12421.5
57977.31
347863.86
51 60
13.79%
55.5
3080.25
222
12321
926.59
3706.36
61 70
10 34.48%
65.5
4290.25
655
42902.5
403.81
4038.14
71 80
17.24%
75.5
5700.25
377.5
28501.25
43995.19
219975.94
81 90
6.90%
85.5
7310.25
171
14620.5
359286.92
718573.83
29
100%
Jumlah
Rata-rata
61.02
Median
63.00
Modus
65.95
Varians
189.90
Simpangan Baku
13.78
fx
f
i
1769 ,5
29
61,02
nF
Me b p 2
f
Dimana:
b = batas bawah kelas median
p = panjang kelas
172
n = banyaknya data
F = nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median
f = nilai frekuensi kelas median
nF
Me b p 2
f
14,5 12
60,5 10
10
63
c. Menentukan Nilai Modus
Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini:
d1
Mo b p
d1 d 2
Dimana:
b = batas bawah kelas modus
p = panjang kelas
d1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya
d2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sesudahnya
Maka nilai modus dari data di atas adalah:
d1
Mo b p
d1 d 2
6
60,5 10
11
65,95
173
n f i xi f i xi
2
Varians ( S )
2
n(n 1)
(29)(113287,25) - (1769,5)2
(29)(28)
189,90
X MO
S
Dimana:
X = rata-rata
= Modus
= simpangan baku
Kriteria :
< 0 kurva melandai ke kiri
= 0 kurva normal
> 0 kurva melandai ke kanan
Koefisien kemiringan ( ) pada kelas eksperimen diperoleh sebagai
berikut:
X MO
S
61,02 65,95
13,78
0,36
Sk
174
4 =
Dimana:
4 = koefisien kurtosis
= nilai data ke-i
= nilai rata-rata
= frekuansi kelas ke-1
= banyaknya data
= simpangan standar
Kriteria:
4 < 3 Platykurtik (kurva agak datar)
4 = 3 Mesokurtik (kurva distribsi normal)
4 > 3 Leptokurtik (kurva runcing)
Koefisien kurtosis (4 ) pada kelas eksperimen diperoleh sebagai berikut:
1
4 =
1
2142097,67
29
=
36057,60445
= 2,049
175
Lampiran 14
1.
83 31
52
c. Menentukan Banyak Kelas
K 1 3,3 Log n
1 3,3 Log 24
1 4,55
5,55
6
d. Menentukan Panjang Kelas
J
P
K
52
6
8,67
9
176
Titik
Tengah
fi
f (%)
(xi)
xi2
fixi
fixi2
(xi - x)4
fi(xi - x)4
31 39
16.67
35
1225
140
4900
144590.06
578360.25
40 48
8.33
44
1936
88
3872
12155.06
24310.13
49 57
37.50
53
2809
477
25281
5.06
45.56
58 66
25.00
62
3844
372
23064
3164.06
18984.38
67 75
4.17
71
5041
71
5041
74120.06
74120.06
76 84
8.33
80
6400
24
100
Jumlah
Rata-rata
54.50
Median
54.5
Modus
54.8
Varians
159.65
Simpangan Baku
12.64
fx
f
i
1308
24
54 ,5
nF
Me b p 2
f
Dimana:
b = batas bawah kelas median
p = panjang kelas
n = banyaknya data
177
nF
Me b p 2
f
12 6
48,5 9
9
54,5
c. Menentukan Nilai Modus
Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini:
d1
Mo b p
d1 d 2
Dimana:
b = batas bawah kelas modus
p = panjang kelas
d1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya
d2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sesudahnya
Maka nilai modus dari data di atas adalah:
d1
Mo b p
d1 d 2
7
48,5 9
10
54,8
178
d.
n f i xi f i xi
2
Varians ( S )
2
n(n 1)
(24)(74958) - (1308)2
(24)(23)
159,65
X MO
S
Dimana:
= rata-rata
= Modus
= simpangan baku
Kriteria :
< 0 kurva melandai ke kiri
= 0 kurva normal
> 0 kurva melandai ke kanan
Koefisien kemiringan ( ) pada kelas kontrol diperoleh sebagai berikut:
X MO
S
54,5 54,8
12,64
0,02
Sk
179
1
4 =
Dimana:
4 = koefisien kurtosis
= nilai data ke-i
= nilai rata-rata
= frekuansi kelas ke-1
= banyaknya data
= simpangan standar
Kriteria:
4 < 3 Platykurtik (kurva agak datar)
4 = 3 Mesokurtik (kurva distribsi normal)
4 > 3 Leptokurtik (kurva runcing)
Koefisien kurtosis (4 ) pada kelas kontrol diperoleh sebagai berikut:
1
4 =
1
1541470,50
24
=
25526,32508
= 2,516
180
Lampiran 15
Batas
P(Z)
30,5
-2.21
0.0134
40,5
-1.49
0.0682
50,5
-0.76
0.2226
Kelas
31-40
41-50
51-60
60,5
-0.04
0.69
1.41
2.14
0.0548
1.5904
0.11
0.1544
4.4769
0.52
0.2623
7.6080
1.71
0.2693
10
7.8100
0.61
0.1670
4.8432
0.01
0.0625
1.8133
0.02
Tabel
0.9213
81-90
90,5
0.7543
71-80
80,5
0.4849
61-70
70,5
Luas Z
0.9838
2 hitung
2.97
2tabel
7.82
Uji normalitas yang di gunakan adalah uji Chi Kuadrat, dengan rumus:
2
k ( f oi f ei )
2
f ei
i 1
Langkah-langkahnya :
1. Menentukan Hipotesis
H0 = data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 = data sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
181
3. Menentukan 2 tabel
Selanjutnya menentukan 2 tabel dengan = 3 = 6 3 = 3 dengan
menyatakan banyak kelas interval, dan taraf signifikan 0,05 , diperoleh
nilai 2 tabel
(1- , dk)
= 2 tabel
(0,95;3) =
7,82 .
182
Lampiran 16
Batas
P(Z)
30.5
-1.90
0.0288
39.5
-1.19
0.1177
Kelas
31-39
40-48
48.5
-0.47
0.24
0.0889
2.5773
0.79
0.1998
5.7952
2.49
0.2763
8.0126
0.12
0.2350
6.8144
0.10
0.1229
3.5641
1.84
0.0395
1.1456
0.64
Tabel
0.5938
58-66
66.5
0.3175
49-57
57.5
Luas Z
0.95
0.8288
67-75
75.5
1.66
0.9517
84.5
2.37
0.9912
76-84
2 hitung
5.97
2tabel
7,82
Uji normalitas yang di gunakan adalah uji Chi Kuadrat, dengan rumus:
2
k ( f f ei )
2 oi
f ei
i 1
Langkah-langkahnya :
1. Menentukan Hipotesis
H0 = data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 = data sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
183
3. Menentukan 2 tabel
Selanjutnya menentukan 2 tabel dengan = 3 = 6 3 = 3 dengan
menyatakan banyak kelas interval, dan taraf signifikan 0,05 , diperoleh
nilai 2 tabel
(1- , dk)
= 2 tabel
(0,95;3) =
7,82 .
184
Lampiran 17
Kelompok
Varians
(S2)
Eksperimen
189,90
Kontrol
Fhitung
Ftabel
Kesimpulan
1,19
2,26
159,65
S1
S2
n f i xi f i xi
2
dengan Varians ( S )
2
n(n 1)
Langkah-langkahnya :
1. Menentukan hipotesis
H0 = data sampel berasal dari populasi yang homogen
H1 = data sampel tidak berasal dari populasi yang homogen
2. Menentukan nilai Fhitung
S1
S2
189,90
159,65
1,19
185
4. Menentukan Ftabel
Selanjutnya menentukan Ftabel , dengan db pembilang 28, db penyebut 23 dan
taraf signifikan 0,05 , diperoleh nilai Ftabel (/2 , n-1, n-1) = Ftabel(0,025;28;23) =
2,26
5. Menentukan kriteria pengujian hipotesis
186
Lampiran 18
Statistik
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
61,02
54,50
189,90
159,65
Rata-rata
2
Varians (S )
Sgabungan
13,28
thitung
1,78
ttabel
1,68
Kesimpulan
Langkah-langkahnya:
1. Menentukan nilai Sgabungan
(n1 1) S1 (n2 1) S 2
n1 n2 2
2
S gab
2. Menentukan nilai
t hit
X1 X 2
S gab
hitung
1
1
n1 n 2
61,02 54,50
(13,28)
1,78
1
1
29 24
187
3. Menentukan nilai
Selanjutnya mencari dengan = 1 + 2 2 = 29 + 24 2 = 51
dan taraf signifikan 0,05 , didapat nilai = 1,68.
4. Menentukan kriteria pengujian
Jika maka 0 diterima dan 1 ditolak
Jika > maka 0 ditolak dan 1 diterima
Dari hasil perhitungan di atas didapat = 1,78 dan =
1,68. Karena > (1,78 > 1,68, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Artinya, Rata-rata pemahaman konsep matematika siswa kelas eksperimen
(yang diajarkan dengan Pembelajaran Terpadu Model Connected) lebih tinggi
daripada rata-rata pemahaman konsep matematika siswa kelas kontrol (yang
menggunakan pembelajaran konvensional).
189
Lampiran 20
190
Lampiran 21
TABEL CHI-SQUARE
191
Lampiran 22
TABEL UJI-F
192
193
Lampiran 23
TABEL UJI-T