Professional Documents
Culture Documents
: Vertigo
Nama Mahasiswa
: Iin Syafaat
NIM
: H2A009023
IDENTITAS PENDERITA
Nama
: Ny. S
Umur
: 41 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Status
: Menikah
Pendidikan
: SMP
Agama
: Islam
Pekerjaan
Alamat
Dikirim oleh
: Ny. S
No CM
Dirawat di ruang
: Alamanda
Tanggal masuk RS
: 07-08-2014
Tanggal keluar RS
Mengetahui,
Dokter Ruangan
Dokter Pembimbing
Koordinator Mahasiswa
DAFTAR MASALAH
No
1.
Daftar
masalah
aktif
Tanggal
Pusing
berputar
07/08/2014
No
Daftar
masalah
pasif
Tanggal
I. SUBTEKTIF
ANAMNESA
Anamnesis dilakukan secara auto anamnesis pada tanggal 07 agustus 2014 di
Alamanda RSUD Tugurejo Semarang.
1. Keluhan Utama
: kepala pusing berputar
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Onset
: 3 hari SMRS
Lokasi
: Seluruh kepala
Kualitas : pusing yang dirasakan seperti berputar dan badan
sempoyongan.
Kuantitas : pusing saat berakitivitas dan tetap ada saat beristirahat
Kronologis : pasien datang dengan keluhan kepala pusing yang berputar.
Keluahan sudah dirasakan 3 SMRS. Sebelumnya pasien hanya minum
obat pusing yang dibeli diwarung dan istrahat untuk mengurangi
pusingnya. Pasien dibawa ke RS. Tugurejo Semarang karena pusing yang
bertambah berat ditambah dengan badan lemah dan sempoyongan disertai
tungkai kaki kanan dan kiri (-), badan lemas (+), terasa berat untuk
membuka mata kanan (+), kiri (-), nyeri kepala (-), BAK dan BAB tidak
ada keluhan.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat sakit yang sama
Riwayat hipetensi
Riwayat diabetes melitus
Riwayat gastritis
Riwayat trauma kepala
Riwayat operasi
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: diakui
: disangkal
: diakui post operasi mengioma bulan
: disangkal
: disangkal
: disangkal
II. OBYEKTIF
Pemerikaan fisik dilakukan tanggal 07 agustus 2014 Pukul 15.30 WIB.
1. Status Praesent
KU
: tamapak lemah
Kesadaran
: composmentis
GCS
: E4 M6 V5
Tanda vital
:
Tekanan Darah
: 120/70 mmHg
Nadi
: 79 x/menit, reguler, isi cukup
RR
: 24 x/menit
Suhu
: 37,9 0C
Status Generalisata
Kepala
trauma (-),
Mata
konjungtiva:
anemis
(-/-),
hiperemis
Telinga
Mulut
Leher
Thorax
Cor:
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Pinggang jantung
M1 > M2
A1 < A2
P1 < P2
Pulmo
Dextra
Sinistra
Depan
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Simetris
statis
&
kanan = kiri
kanan = kiri
paru
paru
kiri
kiri
paru
paru
Belakang
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
:
: Dinding abdomen datar, spider nevi (-),
massa (-),warna kulit sama dengan warna kulit
sekitar
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
2. Status Psikis
Tingkah laku
: dalam batas normal
Perasaan Hati
: eutim
Cara Berpikir
: realistis
Daya Ingat
: baik
Kecerdasan
: baik
3. Status Neurologis
A. Kepala
Bentuk
: mesosepal
Nyri tekan
: (-)
Simetri
: dalam batas normal
B. Leher
Sikap
: dalam batas normal
Gerakan
: dalam batas normal
Kaku kuduk
: (-)
C. Saraf Kranial
N. I (Olfaktorius)
Subyektif
: dalam batas normal
Dengan Bahan
: dalam batas normal
N. II (Optikus)
Tajam Penglihatan: dalam batas normal
Penglihatan Warna
: dalam batas normal
Lapang Penglihatan
: dalam batas normal
P. Fundus Okuli
: dalam batas normal
N. III (Okulomotorius)
Palpebra
: dalam batas normal
Ukuran pupil
: daimeter : 3 mm/3 mm
Bentuk pupil
: isokor /isokor
Reflek cahaya langsung : (+/+)
Reflek cahaya tak langsung : (+/+)
Reflek akomodatif
: dalam batas normal
Strabismus divergen
: (-)
Diplopia
: (-)
N. IV (Throklearis)
Gerakan mata ke lateral bawah : dalam batas normal
Strabismus konvergen
: (-)
Diplopia
: (-)
N. V (Trigeminus)
Menggigit
: dalam batas normal
Membuka mulut
: dalam batas normal
Sensibilitas
: dalam batas normal
Reflek Kornea
: dalam batas normal
Reflek bersin
: dalam batas normal
Reflek Masseter
: dalam batas normal
Reflek Zigomatikus
: dalam batas normal
Trismus
: (-)
N. VI (Abdusen)
Gerakan Mata ke lateral : dalam batas normal
Srabismus konvergen
: dalam batas normal
Diplopia
: (-)
N. VII (Fasialis)
Kerutan kulit dahi
: dalam batas normal
Kedipan mata
: Ptosis OD (post operasi mengioma
2013)
Lakrimasi
: dalam batas normal
Sudut mulut
: (-)
Tik fasialis
: (-)
Lipatan nasolabial
: dalam batas normal
Pengecapan lidah 2/3 depan: dalam batas normal
Reflek visual palpebra
: dalam batas normal
Reflek glabela
: (-)
:
:
:
Kanan
dalam batas normal
dalam batas normal
dalam batas normal
:
:
:
4 / 4
dalam batas normal
dalam batas normal
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Kiri
Reflek Trommer
Reflek Hoffman
3. ANGGOTA GERAK BAWAH
Motorik
Inspeksi
Palpasi
Pergerakan
Kekuatan
Tonus
Trofi
Sensibilitas
Taktil
Nyeri
Thermi
Diskriminasi 2 titik
Sensibilitas posisi
:
:
(-)/(-)
(-)/(-)
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Reflek Fisiologis
Patella
:
dalam batas normal
Achiles
:
dalam batas normal
Reflek Patologis
Babinski
:
(-)/(-)
Chaddock
:
(-)/(-)
Oppenheim
:
(-)/(-)
Gordon
:
(-)/(-)
Schaeffer
:
(-)/(-)
Gonda
:
(-)/(-)
Bing
:
(-)/(-)
Rossolimo
:
(-)/(-)
Mandel- Bechtrew
:
(-)/(-)
Pemeriksaan Klonus
Klonus paha/ lutut
:
(-)/(-)
Klonus kaki
:
(-)/(-)
Tes laseque
:
(-)/(-)
Tes Patrick
:
(-)/(-)
Tes kontra Patrick
:
(-)/(-)
PEMERIKSAAN OTONOM DAN FUNGSI VEGETATIF
Miksi
:
dalam batas normal
Defekasi
Ereksi
:
:
RINGKASAN
Pasien datang dengan keluhan pusing berputar, seluruh kepala. Pusing terjadi
secara mendadak saat pasien beraktivitas sejak 3 hari yang lalu. Pusing berputar
terjadi secara tiba-tiba saat pasiena akan beraktivitas seperti biasa dan pasien merasa
badannya sempoyongan. Pusing saat berakitivitas dan tetap ada saat beristirahat.
Pusing terjadi secara terus-menerus tidak dipengaruhi oleh perpidahan posisi. Untuk
memperingan keluhan biasanya pasien istirahat dan minum obat pusing. Gejala lain
yang dikeluhkan: muntah (+), demam (+), nyeri ulu hati yang menembus sampai
pinggang (+), badan lemas (+), terasa berat untuk membuka mata kanan (+).
Riwayat penyakit dahulu didapatkan : gastritis : diakui, riwayat operasi : diakui post
operasi mengioma bulan oktober 2013 di RSUP DR. KARIADI SEMARANG.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan :
- keadaan umum : tamapak lemah,
- Kesadaran : composmentis,
G C S : E4 M6 V5.
Tanda vital : Tekanan Darah : 120/70 mmHg, Nadi : 79 x/menit, reguler,
DIAGNOSIS
Diagnosis Klinis : vertigo
DD : vertigo sentral
Vertigo perifer
Diagnosis Topis : sistem vestibuler
V.
TINJAUAN PUSTAKA
1. DEFINISI
Vertigo adalah perasaan seolah-olah penderita bergerak atau berputar,
atau seolah-olah benda di sekitar penderita bergerak atau berputar, yang
biasanya disertai kehilangan keseimbangan. Vertigo bisa berlangsung hanya
beberapa saat atau bisa berlanjut sampai beberapa jam bahkan hari.
2. ANATOMI dan FISIOLOGI
Vestibulum memonitor pergerakan dan posisi kepala dengan
mendeteksi akselerasi linier dan angular. Bagian vestibular dari labirin terdiri
dari tiga kanal semisirkular, yakni kanal anterior, posterior, dan horisontal.
Ketiga kanal semisirkularis ini mendeteksi akselerasi angular. Setiap kanal
3. ETIOLOGI
Penyebab umum dari vertigo :
1) Keadaan lingkungan
Motion sickness (mabuk darat, mabuk laut)
2) Obat-obatan
Alkohol
Gentamisin
3) Kelainan sirkulasi
Transient ischemic attack (gangguan fungsi otak sementara karena
berkurangnya aliran darah ke salah satu bagian otak) pada arteri
vertebral dan arteri basiler
4) Kelainan di telinga
Endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis di dalam
telinga bagian dalam (menyebabkan benign paroxysmal positional
vertigo)
Infeksi telinga bagian dalam karena bakteri.
Labirintitis (infeksi labirin di dalam telinga).
Peradangan saraf vestibuler
Penyakit Meniere
5) Kelainan neurologis
Sklerosis multipel
Patah
tulang
tengkorak
yang
disertai
cedera
pada
labirin,
sebagai
posisi kepala atau tubuh. Gerakan ini akan menyebabkan perpindahan cairan
endolimfe di labirin dan selanjutnya silia dari sel rambut akan menekuk.
Tekukan ini akan menyebabkan perubahan permeabilitas membran sel yang
mengakibatkan depolarisasi sel saraf yang selanjutnya berjalan sebagai impuls
sensorik melalui nervus vestubularis ke pusat keseimbangan di otak. Impuls
tersebut selanjutnya dihantarkan ke serebelum, kortek serebri, hipothalamus
dan pusat otonomik di formasio retikularis.
Neurotransmitter yang berperan dalam impuls aferen vestibuler adalah
bersifat eksitator, antara lain glutamate, aspartat, asetilkolin, histamine dan
substansi P. Sedangkan neurotransmiter yang berperan dalam impuls eferen
vestibuler adalah bersifat inhibitor,
Vestibular
Non vestibelar
Sifat
Rasa berputar
Melayang,
keseimbangan
Serangan
Episodic
Kontinu
Mual/muntah
Gangguan
+/-
hilang
pendengaran
Gerakan pencetus
Gerakan kepala
Situasi pencetus
Vestibular perifer
Vestibelar sentral
Sifat
Lebih mendadak
Lebih lambat
Bangkitan vertigo
Berat
Ringan
Derajat vertigo
++
+/-
++
berkeringant)
Gangguan
pendengaran -
(tinitus, tuli)
Tanda fokal otak
Keramaian,
lalu
lintas
-
7. DIAGNOSIS
Sebelum memulai pengobatan, harus ditentukan sifat dan penyebab
dari vertigo. Gerakan mata yang abnormal menunjukkan adanya kelainan
fungsi telingan bagian dalam atau saraf yang menghubungkannya dengan
otak. Nistagmus adalah gerakan mata yang cepat dari kiri ke kanan atau dari
atas ke bawah. Arah dari gerakan tersebut bisa membantu dalam menegakkan
diagnosa. Nistagmus bisa dirangsang dengan menggerakkan kepala penderita
secara tiba-tiba atau meneteskan air dingin ke dalam telinga. Untuk menguji
keseimbangan, penderita diminta berdiri dan kemudian berjalan dalam satu
garis lurus, awalnya dengan mata terbuka, kemudian dengan mata tertutup.
Obat ini banyak digunakan di Prancis. Mekanisme kerja obat ini sebagai
antivertigo tidak diketahui dengan pasti, tetapi diperkirakan bekerja
sebagai prekrusor neuromediator yang memengaruhi aktivasi vestibuler
aferen, serta diperkirakan mempunyai efek sebagai antikalsium pada
neurotransmisi. Beberapa efek samping penggunaan asetilleusin ini
diantaranya adalah gastritis (terutama pada dosis tinggi) dan nyeri di
tempat injeksi.
9) Lain-lain
Beberapa preparat ataupun bahan yang diperkirakan mempunyai efek
antivertigo di antaranya adalah ginkgo biloba, piribedil (agonis
dopaminergik), dan ondansetron.
Terapi rehabilitatif
Tujuan terapi adalah untuk menimbulkan dan meningkatkan kompensasi
sentral dan habituasi pada pasien dengan gangguan vestibular.
Mekanisme kerja terapi ini adalah melalui: Substitusi sentral oleh sistem visual dan
somatosensori untuk fungsi vestibular yang terganggu. Mengaktifkan kendali pada
tonus inti vestibular oleh serebelum, sistem visual, dan somatosensori Menimbulkan
habituasi, yaitu berkurangnya respon terhadap stimuli sensorik yang diberikan
berulang-ulang.
DAFTAR PUSTAKA
-
Aesculapius
-
Dr. Med. Ahmed Ramali & K. St. Pamoentjak. (2003). Kamus Kedokteran.