You are on page 1of 14

0

MAKALAH
TENTANG
KONTRASEPSI DARURAT

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Oleh : Kelompok
SUSI AFRIANI
SUTRI MAHDALENA
TRI KURNIA NENGSIH
VENI HERYANI
WILDA PURWATI
YENI LAILA SARI
YERI CAHYA PELITA
YETI SRI RAHAYU
YUVA MUSTIKA

YAYASAN SEKUNDANG BENGKULU SELATAN


AKADEMI KEBIDANAN MANNA
Jl. Datuk Nazir Nomor : 02 Telp & Fax (0739) 21218 Kode Pos 38511
Email: Akbidmanna@yahoo.com
Website: www.akbidmanna.com

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kontrasepsi yang sangat efektif sekarang ini beberapa sudah tersedia di
pasaran dan dapat dipilih sesuai dengan keinginan calon akseptor, namun tidak
semua pemakai kontrasepsi dapat menemukan kontrasepsi yang ideal untuk
dirinya. Kondisi saat ini, dengan adanya perubahan gaya hidup keluarga (life
style) sering membuat hubungan seksual lebih tidak teratur sehingga kebutuhan
kontrasepsi secara insidentil dengan indeks keamanan yang tinggi dan
memungkinkan pemakaian dalam berbagai situasi tanpa komplikasi.
Kelompok masyarakat seperti ini mungkin mengalami kesulitan untuk
memakai pil yang harus diminum setiap hari untuk mencegah kehamilan sebagai
akibat hubungan seksual yang sangat jarang dilakukan. Mereka mungkin juga
mempunyai pengalaman buruk atau menderita komplikasi akibat pemakaian Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR), kontrasepsi suntikan, atau sering tidak tertib
menerapkan senggama terputus (coitus interuptus), sistem kalender, kondom,
spermisida sehingga upaya kontrasepsi yang dilakukan tidak adekuat. Untuk
mereka, dibutuhkan pencegahan kehamilan yang dapat diberikan sesudah
terjadinya sanggama.
Pemakaian kontrasepsi sampai dengan saat ini tidak ada satupun yang tanpa
kegagalan, efek samping atau komplikasi. Apabila terjadi kegagalan, komplikasi,
maupun efek samping maka petugas kesehatanlah yang dituntut untuk
menanggulanginya. Kejadian kegagalan pemakaian kontrasepsi akan membuat
masalah tersendiri, terutama bagi para petugas kesehatan. Jumlah kegagalan
diperkirakan akan bertambah banyak apabila yang menggunakan kontrasepsi
tradisional (seperti jamu dan cara-cara tradisional lainnya) juga diperhitungkan
selain kegagalan dari yang menggunakan cara modern. Dampak dari kegagalan
pemakaian kontrasepsi ini akan mengakibatkan adanya kehamilan yang tidak

diinginkan (KTD). Di samping itu kelompok unmetneed (pasangan usia subur


yang ingin mengontrol fertilitasnya, tetapi mereka tidak menggunakan
kontrasepsi) masih cukup tinggi yaitu 9,1 persen (SDKI 2007), sehingga
dimungkinkan terjadi kehamilan yang tidak diinginkan. Apabila kehamilan tidak
diinginkan tidak diterima atau tidak diinginkan maka selanjutnya akan timbul
upaya untuk melakukan abortus baik secara aman maupun tidak aman (Unsafe).
Diperkirakan sekitar 2/3 dari kehamilan yang tidak diinginkan berakhir dengan
abortus (pengguguran kandungan). Sejalan dengan strategi Making Pregnancy
Safer (MPS) perlu dilakukan upaya pencegahan kehamilan yang tidak
diinginkan. Dimana kehamilan yang tidak diinginkan

dapat dicegah atau

dikurangi seandainya pasangan menggunakan kontrasepsi darurat.


Kontrasepsi darurat ini hanya dipakai untuk keadaan darurat yaitu apabila
sanggama tanpa kontrasepsi atau cara kontrasepsi yang dipakai tidak benar.
Kontrasepsi biasanya dipakai sebelum sanggama, sedangkan kontrasepsi darurat
dipakai sebagai cara darurat untuk mencegah kehamilan setelah sanggama.
Kontrasepsi darurat dapat mencegah kehamilan yang tidak diinginkan (KTD)
sebagai akibat kegagalan pemakaian kontrasepsi, sehingga

dapat mengurangi

angka kegagalan pemakaian kontrasepsi. Indikasi dari penggunaan kontrasepsi


darurat antara lain adalah pemakaian kontrasepsi tidak benar, salah hitung masa
subur, kondom bocor, Vaginal tablet tidak larut, tidak pakai kontrasepsi, dan
kejadian perkosaan.
B. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini diharapkan dapat mengembangkan pola pikir
mahasiswi tentang macam-macam alat kontrasepsi hormonal berikut pengertian,
cara kerja, dosis, pemberian, indikasi dan kontra indikasinya.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Kontrasepsi Darurat


Kontrasepsi darurat atau yang biasa disebut morning after pill adalah
hormonal tingkat tinggi yang di minum untuk mengontrol kehamilan sesaat
setelah melakukan hubungan seks yang beresiko. Pada prinsipnya pil tersebut
bekerja dengan cara menghalangi sperma berenang memasuki sel telur dan
memperkecil terjadinya pembuahan.
Metode ini telah lebih sering disebut sebagai kontrasepsi pasca sanggama,
banyak wanita yang tidak mengetahui metode ini dan metode ini sulit di peroleh.
Di Eropa, kemasan kemasan khusus dengan intruksi tercetak dipasarkan
secara apesifik untuk kontrasepsi darurat. Kalaupun tahu, para wanita tersebut
tidak memiliki pengetahuan yang akurat dan terinci mengenai metode ini. Sikap
yang positif terhadap metode ini membutuhkan pengetahuan dan ketersedian.
B. Indikasi Kontrasepsi Darurat
Indikasi kontrasepsi darurat (kondar) adalah untuk mencegah kehamilan
yang tidak di kehendaki karena:
1. Kesalahan dalam pemakain kontrasepsi seperti :
a. Kondom bocor, lepas atau salah menggunakannya
b. Diafragma pecah, robek atau diangkat terlalu cepat
c. Kegagalan senggama terputus (mis, ejakulasi di vagina atau genetalia
eksternal)
d. Salah hitung masa subur
e. AKDR ekspulsi
f. Lupa minum pil KB lebih dari dua tablet
g. Terlambat lebih dari satu minggu untuk suntik KB yang setiap bulan
h. Terlambat lebih dari dua minggu untuk suntik KB tiga bulanan
2. Perkosaan
3. Tidak menggunakan kontrasepsi.

Dalam situasi demikian penggunaan kontrasepsi darurat diharapkan


dapat menghindari kehamilan, sehingga menurunkan kehamilan yang tidak
dikehendaki (KTD).
C. Metode Kontrasepsi Darurat
Perkembangan teknologi kontrasepsi Keluarga Berencana telah demikian
majunya sehingga kontrasepsi darurat mengikuti dengan metode :
1. Metode Hormonal (medic)
Paling sedikit ada 5 cara pemberian Kondar yang telah diteliti secara
luas. Masing-masing bersifat hormonal dan saat ini diterapkan secara oral.
Sekalipun pemberian pervaginal dalam tahap penelitian, namun kepustakaan
yang telah dipublikasikan masih terbatas pada pemberian per oral. Lima cara
tersebut adalah : Pil KB Kombinasi (mis: Microgynon), Pil Progestin (mis :
Postinor-2), Pil Estrogen (mis: Premarin), Mifepristone (mis : RU-486),
Danazol (mis : Danocrine)

Gambar Salah Satu Jenis Kontrasepsi Darurat Pil


Cara kerja :
a. Merubah endometrium sehingga tidak memungkinkan implantasi hasil
pembuahan
b. Mencegah ovulasi / menunda ovulasi
c. Mengganggu pergerakan saluran telur (tuba fallopi)

2. Insersi IUCD (mekanik)


Penggunaan kontrasepsi darurat belum banyak di praktekan di
Indonesia, sekalipun di berbagai Negara sudah menunjukan hasil yang cukup
memberikan harapan.
Satu-satunya Kondar mekanik adalah IUD yang mengandung tembaga
(misalnya: CuT 380A). Jika dipasang dalam waktu "kurang dari 7 hari"
setelah senggama, cara ini mampu mencegah kehamilan.dan selanjutnya dapat
dipakai terus untuk mencegah kehamilan hingga 10 tahun lamanya, atau
sesuai waktu yang dikehendakinya.

Gambar Kontrasepsi Darurat Mekanik CuT 380A


Cara kerja :
a. Mencegah fertilisasi (pertemuan sel sperma dan sel telur)
b. Mencegah tertanamnya hasil pembuahan pada endometrium (selaput
dinding rahim)
Kegagalan : < 0,1%
Kontra indikasi :
a. Hamil atau diduga hami
b. Infeksi Menular Seksual (IMS)
Cara pemberian : 1 kali pemasangan dalam waktu < 7 hari pasca
senggama.
D. Konsep Kerja Kontrasepsi Darurat
Waktu pemberian hormone atau insersi IUCD harus sudah dilakukan dalam
waktu kurang dari 72 jam, setelah melakukan hubungan seks tanpa perlindungan
alat kontrasepsi.
1. Cara kerja kontrasepsi darurat hormonal

a. Komponen estrogen dosis tinggi atau derivatnya menghindari konsepsi


dengan jalan :
1) Estrogen dosis tinggi mengubah lapisan dalam rahim (endometrium)
tetap dalam keadaan fase proliferasi, sehingga tidak memungkinkan
nidasi dari hasil konsepsi.
2) Dengan peristaltic tuba yang meningkat, spermatozoa tidak mungkin
dapat mencapai ovum untuk melakukan konsepsi.
3) Dalam fase proliferasi endometrium tidak dapat menimbulkan suasana
kapasitasi sempurna sehingga mengurangi kemampuan konsepsi
spermatozoa.
b. Komponen progesterone atau derivatnya dalam dosis tinggi menghindari
terjadinya konsepsi dan nidasi dengan jalan :
1) Mengentalkan lender serviks, endometrium, dan tuba fallopi, sehingga
mengurangi kemampuan bergerak spermatozoa untuk mencapai ovum,
sehingga tidak mungkin terjadi konsepsi.
2) Pada endometrium, terjadi perubahan sehingga kurang memberikan
peluang untuk terjadinya nidasi.
2. Cara kerja kontrasepsi darurat dengan insersi IUCD
a. IUCD berbentuk inert seperti Lippes Loop menimbulkan reaksi benda
asing dengan terjadi migrasi dari leukosit, limfosit dan makrofag.
Pemadatan lapisan endometrium menyebabkan gangguan nidasi hasil
konsepsi, sehingga tidak terjadi kehamilan.
b. IUCD yang mengandung Cupper, segara setalah insersi di samping
menimbulkan pemadatan endometrium, melepaskan ion Cu dengan
konsentrasi tinggi.
1) Konsentrasi 2,5 X 10 mol/L bersifat blastosidal atau membunuhnya
sehingga kehamilan tidak terjadi.
2) Konsentrasi yang lebih tinggi bersifat embriotoksik sehingga
kehamilan tidak terjadi.
E. Penyulit Pemakaian Kontrasepsi Darurat

Penggunaan kontrasepsi darurat mempunyai beberapa penyulit sebagai


berikut :
1. Kontrasepsi darurat hormonal
Penyulit kontrasepsi darurat hormonal disebabkan komponen estrogen
dan derivatnya menyebabkan keluhan atau penyulit seperti terasa mual,
muntah-muntah, payudara tegang dan nyeri, dan menoragea(pendarahan
menstruasi yang banyak). Keluhan ini terjadi pada jam atau hari pertama
memakai

kontrasepsi darurat hormonal

yang

dapat diatasi

dengan

memberikan obat anti munath.


2. Kontrasepsi darurat IUCD
IUCD adalah benda asing yang dipasang dalam rahim sekitar 72 jam
sampai 7 hari setelah hubungan seks tanpa proteksi alat kontrasepsi. Penyulit
yang berkaitan dengan pemasangan IUCD adalah :
a. Infeksi alat genitalia
Infeksi alat genitalia dalam bentuk infeksi penyakit hubungan seks,
infeksi tanpa gejala yang jelas, dan infeksi sekitar panggul wanita.
b. Perforasi IUCD
Pemasangan IUCD yang kurang legeartis mungkin menimbulkan
perforasi dengan gejala sakit mendadak dan dapat disertai syok.
c. Kehamilan berlangsung.
Pemasangan IUCD yang tidak mencapai fundus uteri menyebabkan
daerah ini bebas dari pengaruh IUCD atau ion Cu sehingga terjadi
konsepsi, nidasi, dan kehamilan berlangsung.
Dengan demikian pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan
pelayanan kontrasepsi darurat perlu ditingkatkan sehingga tujuan dapat
tercapai, tanpa menimbulkan penyakit, komplikasi, atau keluhan yang
membahayakan.
F. Pelayanan Kontrasepsi Darurat Bagi Yang Memerlukan
Pelayanan kontrasepsi darurat dijabarkan secara rinci sebagai berikut:
1. Metode hormonal:
a. Pemberian estrogen dosis tinggi.

Per os:
1) Memberikan estrogen dengan dosis 50mg 2 kali dengan interval 12
jam.
2) Memberikan ethinyrestradiol 5mg selama 5 hari.
b. Suntikan:
Suntikan estradiol benzoate 30mg setiap hari selama 5 hari.
Pemberian antiprogestine mifepristone.
- Mifepristone diberikan 200mg setiap hari selama 4 hari, mulai hari 27
-

mensruasi.
Terjadi penurunan estrogen dan progesterone darah yang menimbulkan
perdarahan, sehingga hasil konsepsi ikut serta dalam perdarahan.

2. Metode insersi IUCD


Insersi IUCD dalam waktu 72 jam sampai 7 hari banyak manfaatnya
sebagai kontrasepsi darurat, yang dapat dipertimbangkan pemakaiannya. Perlu
diperhatikan pemakaiannya pada wanita muda yang belum punya anak
(remaja) dengan komplikasi infeksi dapat menimbulkan infertilitas.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kontrasepsi darurat memberika harapan baru untuk menurunkan kejadian
kehamilan yang tidak dikehendaki (KTD) sehingga secara langsung menurunkan
permintaan gugur kandung. Dalam jangka waktu kurang dari 72 jam kontrasepsi
darurat hormonal efektif bertindak sebagai alat untuk menghindari kehamilan.
Sedangkan insersi IUCD sebaiknya dilakukaun bila hubungan seks tanpa proteksi
berlangsung lebih dari 72 jam (3 hari) tetepi kurang dari 7 hari. Cara kerja
kontrasepsi hormonal terutama untuk menghindari konsepsi, sedangkan insersi
IUCD terutama untuk menghindari nidasi disamping menghalangi terjadinya
konsepsi.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh maka dapat diberikan beberapa
saran sebagai berikut:
1. Dengan menyediakan kontrasepsi darurat diharapkan akan dapat berpengaruh
pada angka kematian ibu maupun kejadian aborsi, bahkan akan meningkatkan
penggunaan kontrasepsi reguler.
2. Mengingat kontrasepsi darurat tersebut masih belum banyak diketahui oleh
wanita usia subur, maka untuk pemasaran obat kontrasepsi darurat perlu
didukung dengan KIE yang lengkap, benar dan secara luas.
3. Kontrasepsi darurat bukan merupakan obat kontrasepsi reguler, maka dalam
rangka meningkatkan akses perempuan terhadap informasi dan pelayanan
kontrasepsi darurat yang berkompeten hendaknya melakukan tindak lanjut
dengan mempersiapkan materi KIE bagi provider dan masyarakat.
4. Informasi dan KIE mengenai kontrasepsi darurat perlu disebarluaskan, karena
ada persepsi yang salah dari subyek tentang penggunaan kontrasepsi darurat.

10

10

5. Untuk menghindari terjadinya penyalah gunaan kontrasepsi darurat, obat


kontrasepsi tersebut pelayanannya hanya diberikan melalui provider dan bila
diperoleh melalui apotik harus dengan menggunakan resep dokter.
6. Informasi tentang kontrasepsi darurat agar dapat dimasukkan dalam setiap
pelatihan medis.

11

DAFTAR PUSTAKA
Affandi B. (1993). Early experience with Implanon. VIIIth World Congress on
Human Reproduction. Bali.
BKKBN : (2006). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta
Biro Pelayanan Kontrasepsi BKKBN (1985). Petunjuk Pelayanan Medis Pelayanan
Kontrasepsi di Lapangan, Jakarta.
Prawirohardjo, S., Hanifa, W. (2007). Ilmu kebidanan. Edisi 3, hal. 905. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta
Saifuddin, Abdul Bari (2006). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, edisi 2,
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
Sastrawinata RS (1985). Teknologi KB Masa Kini dan Masa Depan. Lokakarya
Sukabumi.

12

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmad-Nya kami
bisa menyelesaikan tugas makalah ini. Bahwasannya makalah ini kami buat untuk
memenuhi tugas di Akademi Kebidanan Manna.
Dalam makalah ini kami membahas tentang kontrasepsi yang merupakan
upaya pencegahan kehamilan yang bersifat sementara atau menetap serta cara
penggunaan kontrasepsi tersebut sehingga kita semua bisa mengambil manfaat dari
isi makalah ini.
Tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Erma Yanti,
Amd. Keb, SKM selaku dosen pembimbing dan pihak-pihak yang membantu atas
penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran untuk menyempurnakan
makalah ini.
.

Manna,

Maret 2014
Penulis

13

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................................
BAB I

BAB II

BAB III

i
ii

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .........................................................................
B. Tujuan Penulisan ......................................................................

1
2

TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Kontrasepsi Darurat
.................................3
B. Indikasi Kontrasepsi Darurat
.................................3
C. Metode Kontrasepsi Darurat
.................................4
D. Konsep Kerja Kontrasepsi Darurat .................................6
E. Penyulit Pemakaian Kontrasepsi Darurat .............................
F.Pelayanan Kontrasepsi Darurat Bagi Yang Memerlukan ...........

7
8

PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

................10
................10

DAFTAR PUSTAKA

ii

You might also like