You are on page 1of 8

Laporan Praktikum KI2121

Dasar-Dasar Kimia Analitik


Percobaan 02
PENENTUAN KANDUNGAN CaCO3 DALAM KULIT TELUR

Disusun oleh :
Nama

: Rendy

NIM

: 10513015

Kelompok

: 2

Tanggal Percobaan

: 15 September 2014

Tanggal Pengumpulan : 22 September 2014


Asisten / NIM

: Aris/10510087
Siswanto/10510031

LABORATORIUM KIMIA ANALITIK


PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2014

PERCOBAAN 02
PENENTUAN KANDUNGAN CaCO3 DALAM KULIT TELUR
I.

Tujuan :
1. Menentukan konsentrasi EDTA
2. Menentukan konsentrasi CaCO3 dalam kulit telur dengan titrasi pembentukan
kompleks

II. Teori Dasar:


Kulit telur merupakan lapisan luar dari telur yang berfungsi melindungi semua bagian
telur dari luka atau kerusakan (Anonim, 2003). Kalsium karbonat adalah garam kalsium yang
terdapat pada kapur, batu kapur, pualam dan merupakan komponen utama yang terdapat pada
kulit telur. Kalsium karbonat berupa serbuk, putih, tidak berbau, tidak berasa, stabil di udara.
Praktis tidak larut dalam air, kelarutan dalam air meningkat dengan adanya sedikit garam
amonium atau karbon dioksida. Larut dalam asam nitrat dengan membentuk gelembung gas.
Salah satu sifat kimia dari kalsium karbonat yaitu dapat menetralisasi asam. Penggunaan
kalsium karbonat dalam bidang farmasi adalah sebagai antasida karena kemampuannya
dalam menetralisir asam, namun kalsium karbonat dapat menyebabkan konstipasi.
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan persenyawaan
kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar mengion), kompleksometri merupakan jenis
titrasi dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa kompleks.
Syarat terbentuknya kompleks adalah tingkat kelarutan yang tinggi. Sebagian besar titrasi
kompleksometri mempergunakan indikator yang juga bertindak sebagai pengompleks,
kompleks logam biasanya memiliki warna yang berbeda dengan pengompleksnya sendiri,
indikator demikian disebut indikator metalokromat.
EDTA (Etilen Diamin Tetra Asetat) terdapat sebagai kristal H 4Y dan kristal dalam
garam dinatriumnya, N2H2Y.2H2O. Kristal H4Y sukar larut dalam air, untuk melarutkannya
digunakan NaOH yang cukup untuk pembentukan garam dinatrium tersebut yang sangat
mudah larut dalam air, dalam larutan tertentu saja garam mengion menjadi ion H 2Y2- (Harjadi
1989).

Stuktur EDTA (Etilen Diamin Tetra Asetat) adalah sebagai berikut :

Faktor yang membuat EDTA ampuh sebagai pereaksi titrimetrik adalah dengan ion
logam selalu terbentuk kompleks sehingga reaksi berjalan satu tahap, konstan kestabilan
kelatnya umumnya besar sekali sehingga reaksinya sempurna, dan banyak ion logam yang
bereaksi cepat. Titrasi langsung dapat dilakukan dengan menggunakan indikator logam dan
terbatas pada kation yang bereaksi cepat dengan EDTA. Buffer NH3-NH4Cl dengan pH 9
sampai 10 sering digunakan untuk logam yang membentuk kompleks dengan amoniak
(Underwood, 1994). Reaksi titrasi ion kalsium dengan EDTA dapat ditulis :
Ca2+(aq)

H2Y2-(aq)

CaY2-(aq)

2 H+(aq)

Kompleks Mg-EDTA mempunyai stabilitas relative rendah dan kation yang


ditentukan tidak digantikan dengan magnesium. Cara ini dapat juga untuk menentukan logam
dalam endapan, seperti Pb di dalam PbSO 4 dan Ca dalam CaSOa (Underwood, 1994). Titrasi
substitusi atau berganti, berguna bila tidak ada indikator yang sesuai untuk ion logam yang
ditentukan.

Sebuah

larutan

berlebih

yang

mengandung

kompleks

Mg-EDTA

ditambahkan dan ion logam, misalnya M2+, menggantikan magnesium dari kompleks EDTA
yang relative lemah itu (Underwood,1994). Pada percobaan penentuan kandungan CaCO 3 ini
larutan EDTA dibakukan dengan larutan ion Mg2+ menurut reaksi :
Mg2+(aq) +
III.

H2Y2-(aq)

MgY2-(aq)

2 H+(aq)

Alat dan Bahan :

ALAT

BAHAN

Labu takar 250 mL

Larutan EDTA 0,05 M

Pipet volume 25 mL

Padatan MgSO4. 7H2O

ALAT

BAHAN

Pipet volume 5 mL

Buffer pH 10

Gelas kimia 500 mL

Indikator EBT/ NaCl

Gelas kimia 250 mL

Indikator murexid/ NaCl

Buret 50 mL

Kulit Telur

Labu titrasi 250 mL

Larutan HCl 6 M

Gelas ukur 10 mL

Larutan NaOH 4 M

Mortar
Kaca arloji
IV. Cara Kerja :
Pembakuan larutan EDTA
40 mL larutan EDTA 0,05 M ditempatkan dalam gelas kimia 500 mL kemudian
diencerkan hingga 200 mL.
Larutan ditempatkan dalam buret.
Padatan MgSO4. 7H2O ditimbang ( 0,6 g) kemudian larutkan dalam labu takar 250
mL.
Larutan dipipet 25 mL kemudian ditambahkan 10 mL larutan buffer pH 10, satu
sendok EBT/NaCl dan aqua DM.
Larutan dititrasi dengan larutan EDTA sehingga warna larutan berubah warna menjadi
biru, dilakukan duplo.
Konsentrasi larutan EDTA ditentukan dengan tepat.
Penentuan kadar CaCO3 dalam kulit telur
Kulit telur dibersihkan dari membran yang tersisa, jika perlu dibilas dengan air.
Kulit telur yang telah bersih ditempatkan ke dalam cawan penguap/ kaca arloji, lalu
dikeringkan dalam oven pada suhu 105oc selama 30 menit.
Kulit telur didinginkan kemudian digerus hingga halus menggunakan mortar.
Kulit telur ditimbang 3 gram, kemudian ditempatkan kedalam gelas kimia 250 mL.
Ditambahkan aqua DM dan 50 mL HCl 6 M sambil diaduk perlahan. Dilakukan
dalam lemari asam.
Larutan kulit telur dipanaskan dan diaduk perlahan hingga larut, kemudian
didinginkan.

Larutan disaring dan diencerkan didalam labu takar 250 mL.


Larutan dipipet 25 mL ke dalam labu takar 100 mL dan diencerkan hingga tanda
batas.
Larutan dipipet 5 mL ke dalam labu erlenmeyer, ditambahkan 50 mL aqua DM, 2 mL
larutan NaOH 4 M dan indikator murexid/ NaCl.
Larutan dititrasi dengan larutan baku EDTA hingga berwarna ungu kebiruan.
Dilakukan Duplo.
% CaCO3 dalam kulit telur ditentukan.
V. Data Pengamatan dan Perhitungan:
Hasil Pengamatan
Tabel Titrasi Pembakuan EDTA
V EDTA (mL)
V pemakaian
V awal

V akhir

EDTA (mL)

0,00

27,00

27,00

0,00

26,90

26,90

Volume rata-rata

26,95

Tabel Titrasi Penentuan kadar CaCO3 dalam kulit telur


V EDTA (mL)
V pemakaian
V awal

V akhir

EDTA (mL)

0,00

14,50

14,50

14,50

29

Volume rata-rata

Perhitungan
A. Pembakuan EDTA
I. Menentukan konsentrasi dari MgSO4.7H2O
Massa MgSO4.7H2O
= 0,6 gram
Mr MgSO4.7H2O.

= 246,37 gram / mol

Volume MgSO4.7H2O

= 250 mL

[ MgSO4.7H2O]

= 9,741.10-3 M

II. Titrasi EDTA dengan MgSO4.7H2O


a.M1V1
=
b.M2V2
1x 9,741x10-3 Mx 25 mL = 1xM2x26,95 mL
M2
= 9,0362.10-3 M (Volume : 200 mL)
III.

Dicari Konsentrasi EDTA pada Volume 40 mL


M1V1
= M2V2
9,0362 x10-3M x 200 mL = M2 x 40mL
M2
= 0,0452 M

B. Penentuan Kandungan CaCO3 dalam kulit telur


I. Titrasi antara larutan sampel dengan EDTA
a.M1V1
= b.M2V2
-3
1x 9,0362.10 M x 14,5 mL =1x M2 x 5 mL
M2
= 0,0262 M
II. Mencari Konsentrasi larutan sampel 25 mL dari 100 mL
M1V1

M2V2

100mL x 0,0262M = 25mLxM1


M1
III.

= 0,1048M

Mencari mol dan massa CaCO3


n

= 0,1048 M x 0,250 L
= 0,0262 mol

14,50
14,50

Mr CaCO3

= 100 gram/mol

Massa CaCO3

= 0,0262 mol x 100 gram/mol = 2,62 gram

IV.Mencari % CaCO3 dalam sampel kulit telur


% CaCO3 dalam sampel kulit telur =

VI.

Massa CaCO 3
x 100
Massa sampel

= 87,35 %

Pembahasan :
Pada percobaan kali ini dilakukan pengukuran kalsium karbonat. Kalsium karbonat

berupa serbuk, putih, tidak berbau, tidak berasa, stabil di udara. Pada percobaan penentuan
kandungan CaCO3 ini larutan EDTA dibakukan dengan larutan ion Mg2+ menurut reaksi :
Mg2+(aq) +

H2Y2-(aq)

MgY2-(aq)

2 H+(aq)

Pada percobaan pembakuan larutan EDTA didapat konsentrasi EDTA adalah 0,0452 M.
Berbeda dengan aslinya larutan EDTA yang diambil mempunyai konsentrasi 0,05 M. Hal ini
disebabkan karena penglihatan perubahan warna larutan ketika titrasi setiap orang bisa
berbeda. Penambahan indikator juga mempengaruhi perubahan warna, jika terlalu sedikit,
tidak terlalu kelihatan perubahan warna pada larutan ketika titrasi.
Pengukuran kalsium karbonat dilakukan pada suasana pH 10, karena pada pH ini
magnesium dalam air akan mengendap sebagai Mg(OH)2, sedangkan kalsiumnya dititrasi
dengan larutan EDTA dengan bantuan indikator EBT (Erio chrom Black T.), sehingga
membentuk senyawa komplek Ca-EDTA. Penambahan EDTA dihentikan ketika warna
larutan berubah dari ungu muda menjadi biru. Adapun reaksi yang terjadi adalah:
Ca2+(aq) +

H2Y2-(aq)

CaY2-(aq)

2H+ (aq)

kalsium dan magnesium dapat dititrasi bersamaan dengan EDTA pada pH 10.
Reaksi-reaksi yang terlibat dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
CaCO3

HCl

CaCl2 +

H2O

CaCl2

H2Y2-(aq)

CaY2-(aq)

+ HCl

CO2

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, sampel serbuk kulit telur ayam yang
mengandung kalsium karbonat dengan kadar adalah 87,35 %. Setiap telur mempunyai
kandungan kalsium karbonat yang berbeda, maka tidak asing jika terdapat perbedaan pada
literatur percobaan. Pencucian alat yang kurang bersih pun mempengaruhi perubahan warna
pada titrasi. Penglihatan perubahan warna larutan ketika titrasi setiap orang juga bisa berbeda.

Penambahan indikator juga mempengaruhi perubahan warna, jika terlalu sedikit, tidak terlalu
kelihatan perubahan warna pada larutan ketika titrasi.
Pelarut yang digunakan pada percobaan ini adalah HCl, larutan HCl digunakan sebagai
pelarut karena kalsium larut dalam asam dengan membentuk gelembung gas. Pada titrasi
sampel digunakan NaOH 4 M, karena selain sebagai pembuat suasana basa NaOH disini juga
sebagai penetral sampel yang telah dilarutkan oleh HCl.
VII.

Kesimpulan :

Dengan melakukan percobaan ini dapat diketahui bahwa konsentrasi EDTA yang digunakan
pada percobaan adalah 0,0452 M dan Kandungan CaCO3 pada kulit telur adalah 87,35 %

VIII.

Daftar Pustaka

http://meitaisme.wordpress.com/tuu-gaasss/kimia-analitik/laporan-kandungan-caco3dalam-cangkang-telur/. Diunduh pada tanggal 21 September 2014


Day RA. Jr dan Al Underwood.1992. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi Kelima.
Jakarta : Erlangga
Harvey David. 2000. Modern Analytical Chemistry. New York: McGraw-Hill Comp.
Svehla, G. 1995. Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimakro. Jakarta : Kalman Media Pustaka

Khopkar. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Penerbit Universitas Indonesia.


Jakarta

You might also like