You are on page 1of 4

Peradaban Islam Pada Masa Khulafa Ar-Rasyidin

A. Khalifah Abu Bakar As-Shiddiq


Abu Bakar merupakan orang yang pertama kali masuk Islam ketika
Islam mulai didakwakan. Baginya, tidaklah sulit untuk mempercayai
ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, dikarenakan sejak kecil,
ia telah mengenal keagungan Muhammad. Setelah masuk Islam, ia tidak
segan untuk menumpahkan segenap jiwa dan harta bendanya untuk
Islam. Pengorbanan Abu Bakar terhadap Islam tidak dapat diragukan. Ia
juga pernah ditunjuk Rasul sebagai penggantinya untuk mengimami
shalat ketika Nabi sakit. Pun wafat tak lama setelah kejadian tersebut.
Karena tidak ada pesan mengenai siapa penggantinya di kemudian hari,
pada saat jenazah Nabi belum dimakamkan diantara umat Islam, ada
yang mengusulkan untuk cepat-cepat memikirkan pengganti Nabi.
Aturan-aturan yang jelas tentang pengganti Nabi tidak ditemukan, yang
ada hanyalah sebuah mandat yang diterima Abu Bakar menjelang
wafatnya Nabi untuk menjadi badal imam shalat. Abu Bakar dipilih
berdasarkan musyawarah dan mengakibatkan perpecahan antara umat
islam.
Bentuk peradaban yang paling besar pada masa Abu Bakar adalah
penghimpunan Al-Quran. Abu Bakar As-Shiddiq memerintahkan kepada
Zaid bin Tsabit untuk menghimpun Al-Quran dari pelepah kurma, kulit
binatang, dan dari hafalan kaum Muslimin. Selain itu, peradaban Islam
terjadi pada praktik pemerintahan Abu Bakar terbagi menjadi beberapa
tahapan, yaitu sebagai berikut :
1.

Dalam bidang pranata social ekonomi adalah mewujudkan

2.

keadilan dan kesejahteraan sosial rakyat.


Mengenai suksesi kepemimpinan atas inisiatifnya sendiri
dengan

menunjuk

menggantikannya.

Umar

bin

Khattab

untuk

B. Khalifah Umar Ibn Al-Khattab


Umar Ibn Al-Khattab dilahirkan di Mekah dari keturunan suku Quraisy
yang terpandang dan terhormat. Ia lahir empat tahun sebelum terjadinya
perang fijar. Tiga belas tahun lebih muda dari Nabi Muhammad SAW.
Sebelum masuk IOslam, Umar termasuk diantara kaum kafir Quraisy
yang paling ditakuti oleh orang-orang yang sudah masuk Islam. Dia
sering menyebar fitnah dan menuduh Nabi Muhammad sebagai penyair
tukang tenung. Setelah Umar masuk Islam, pada bulan Dzulhijjah
kepribadiannya bertolak belakang dengan keadaan sebelumnya. Dia
berubah menjadi salah seorang yang gigih dan setia membela agama
Islam. Bahkan dia termasuk seorang sahabat yang terkemuka dan paling
dekat dengan Nabi Muhammad SAW.

Umar dipilih sebagai khalifah

berdasarkan penunjukkan Abu Bakar yang dilakukan di saat ia jatuh sakit,


dan juga berdasarkan musyawarah umat. Selama

sepuluh

tahun

pemerintahan Umar (13 H./634 M.-23 H./644 M.), sebagian besar ditandai
oleh penaklukan-penaklukan untuk melebarkan pengaruh Islam ke luar
Arab. Peradaban yang paling signifikan pada masa Umar, selain pola
administratif

pemerintahan,

peperangan,

dan

sebagainya

adalah

pedoman dalam peradilan.


C. Khalifah Utsman bin Affan
Ustman lahir pada tahun 576 , enam tahun setelah kelahiran
Rasulullah SAW. Ia dijuluki dzun-nurain, karena menikahi dua putrid
Rasulullah, secara berurutan setelah yang satu meninggal, yakni
Ruqayyah

dan

Ummu

Kulsum.

Beliau

diangkat

menjadi

Khalifah

berdasarkan pemilihan yang dilakukan dewan formatur yang dibentuk


Umar yaitu Ali, Ustman, Saad bin Abi Waqash, Aburrahman bin Auf,
Zubair bin Awwam, dan Thalhah bin Ubaidilah.
Peradaban pada masa Ustman bin Affan adalah karya besar
monumental yaitu membukukan Al-Quran. Pembukuan ini didasarkan
atas alasan dan pertimbangan untuk mengakhiri perbedaan bacaan di
kalangan umat Islam yang diketahui waktu ekspedisi militer ke Armenia

dan Azerbaijan. Pembukuan ini dilaksanakan oleh suatu kepanitiaan yang


di ketuai oleh Zaid bin Tsabit. Adapun kegiatan pembangunan di wilayah
Islam yang luas itu, meliputi pembangunan-pembangunan daerah-daerah
pemukiman, jembatan, jalan, masjid, wisma tamu, pembangunan kotakota baru yang kemudian tumbuh pesat. Masjid Nabi di Madinah
diperluas. Pembangunan berbagai sarana umum ini menunjukkan bahwa
Ustman sangat memperhatikan kemaslahatan public sebagai bentuk dari
manifestasi kebudayaan sebuah masyarakat.

D. Khalifah Ali bin Abi Thalib


Ali adalah putra Abi Thalib ibn Abdul Muthalib. Ia adalah sepupu Nabi
Muhammad yang kemudian menjadi menantunya karena menikahi putri
Rasulullah. Ia masuk Islam ketika usianya sangat muda dan termasuk
orang yang pertama masuk Islam dari golongan pria. Ali termasuk orang
yang pandai memainkan pedang dan pena, bahkan dia dikenal sebagai
seorang orator. Ia juga seorang yang pandai dan bijaksana.
Pemerintahan Khalifah Ali dapat dikatakan sebagai pemerintahan
yang tidak stabil karena adanya pemberontakan dari kaum Muslimin.
Pemberontakan diawali oleh penarikan baiat oleh Thalhah dan Zubair,
karena alasan bahwa Ali tidak memenuhi tuntutan mereka untuk
menghukum pembunuh khalifah Ustman. Khalifah Ali telah berusaha
untuk menghindari pertumpahan darah dengan mengajukan kompromi,
tetapi beliau tidak berhasil sampai akhirnya terjadi pertempuran antara
khalifah Ali bersama pasukannya dengan Thalhah, Zubair, dan Aisyah
bersama pasukannya. Perang ini terjadi pada tahun 36 H. Thalhah dan
Zubair terbunuh ketika hendak melarikan diri dan Aisyah dikembalikan ke
Madinah. Dan puluhan ribu umat Islam gugur dalam peperangan ini.
Peperangan antar umat Islam terjadi lagi yaitu antara khalifah Ali
bersama pasukannya dan Muawiyah sebagai gubernur Suriah bersama
pasukannya. Peperangan ini terjadi di kota Shiffin pada tahun 37 yang
hamper saja dimenangkan oleh khalifah Ali. Namun, atas kecerdikan

Muawiyah, yang mengacungkan Al-Quran dengan tombaknya, yang


mempunyai

arti

bahwa

mereka

mengajak

berdamai.

Khalifah

Ali

mengetahui bahwa hal tersebut adalah tipu muslihat, namun karena


didesak pasukannya, khalifah Ali menerima tawaran tersebut. Akhirnya
terjadi peristiwa tahkim yang secara politis khalifah Ali mengalami
kekalahan.

You might also like