You are on page 1of 44

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kepribadian adalah merupakan sikap dan perilaku seseorang yang terlihat oleh
orang lain di luar dirinya. Sikap dan perilaku itu memberi gambaran mengenai sifat-sifat
khas, watak, kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki sebagai isi kepribadian
seseorang.
Kepribadian adalah kualitas secara keseluruhan dari seseorang yang tampak dari
cara-cara berbuat, berfikir, mengeluarkan pendapat, sikap, minat dan kepercayaan.
Secara psikologi, kepribadian sebagai struktur dan proses-proses kejiwaan tetap
yang mengatur pengalaman-pengalaman seseorang dan membentuk tindakan-tindakan
dan respons terhadap lingkungannya dengan cara yang berbeda dengan orang lain.

B.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Rumusan Masalah
Bagaimana pengertian dan gambaran kepribadian?
Bagaimana nilai-nilai karakter universal?
Bagaimana ruang lingkup pendidikan karakter?
Apa saja faktor pendukung dan penghambat pengembangan kepribadian?
Bagaimana pembentukkan karakteristik kepribadian?
Bagaimana cara mengenal kepribadian seseorang?
Bagaimana tipologi kepribadian?
Bagaimana tipe manusia berdasarkan temperamennya?
Bagaimana tipologi dan karakter manusia?

C.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

TUJUAN
Menjelaskan pengertian dan gambaran kepribadian.
Menjelaskan nilai-nilai karakter universal.
Menjelaskan ruang lingkup pendidikan karakter.
Menjelaskan faktor pendukung dan penghambat pengembangan kepribadian.
Menjelaskan pembentukkan karakteristik kepribadian.
Menjelaskan cara mengenal kepribadian seseorang.
Menjelaskan tipologi kepribadian.
Menjelaskan tipe manusia berdasarkan temperamennya.
Menjelaskan tipologi dan karakter manusia.
BAB II
PEMBAHASAN

Pengembangan Kepribadian

1. Pengertian dan gambaran kepribadian


Kepribadian menurut pengertian sehari-hari

Kata personality dalam bahasa inggris berasal dari bahasa latin, persone, yang
berarti kedok atau topeng. Dimana hal ini selalu dipakai pada zaman romawi dalam
melakukan sandiwara panggung. Lambat laun kata persona (personality) berubah
istilah yang mengacu pada gambaran sosial tertentu yang diterima individu dari
kelompok atau masyarakat.
Disamping itu kepribadian sering diartikan dengan ciri-ciri yang menonjol pada diri
individu, seperti kepada orang yang pemalu dikenakan atribut berkepribadian pemalu.
Kepada orang supel diberikan atribut berkepribadian supel dan kepada orang yang
plin-plan, pengecut, dan semacamnya diberikan atribut tidak punya kepribadian.
Dari penjelasan diatas bisa diperoleh gambaran bahwa kepribadian, menurut
pengertian sehari-hari atau masyarakat awam, menunjuk pada gambaran bagaimana
individu tampil dan menimbulkan kesan bagi individu-individu yang lainnya.
Anggapan seperti ini sangatlah mudah dimengerti, tetapi juga sangat tidak bisa
mengartikan kepribadian dalam arti yang sesungguhnya. Karena mengartikan
kepribadian berdasarkan nilai dan hasil evaluatif. Padahal kerpibadian adalah sesuatu
hal yang netral, dimana tidak ada baik dan buruk. Kepribadian juga tidak terbatas
kepada hal yang ditampakkan individu saja, tetapi juga hal yang tidak ditampakkan
individu, serta adanya dinamika kepribadian, dimana kepribadian bisa berubah
tergantung situasi dan lingkungan yang dihadapi seseorang.

Kepribadian menurut psikologi

Pengertian kepribadian menurut disiplin psikologi bisa diambil dari rumusan


beberapa teoris kepribadian terkemuka. Gordon Allport, merumuskan kepribadian
adalah organisasi dinamis sistem psikofisik dalam diri individu yang menentukan
karakteristik perilaku dan pikirannya.
Seperti yang dikisahkan Feist & Feist dalam bukunya Theories of Personality,
Allport memilih tiap frase dalam mendefinisikan dengan hati-hati, sehingga benar-benar
menyatakan apa yang ingin ia katakan.
Istilah organisasi dinamis menunjukkan suatu integrasi atau saling keterkaitan
dari berbagai aspek kepribadian. Kepribadian merupakan sesuatu yang terorganisasi dan
terpola. Bagaimanapun, kepribadian bukan suatu organisasi yang statis, melainkan
secara teratur tumbuh dan mengalami perubahan.
Istilah psikofisik menekankan pentingnya aspek psikologis dan fisik dari
kepribadian. Kata menentukan dalam definisi kepribadian menunjukkan bahwa
kepribadian merupakan sesuatu dan melakukan sesuatu. Kepribadian bukanlah topeng
yang secara tetap dikenakan seseorang; dan juga bukan perilaku sederhana. Kepribadian
menunjuk orang di balik perilakunya atau organisme di balik tindakannya.
Dengan kata karakteristik Allport ingin menunjukkan sesuatu yang unik atau
individual. Kepribadian seseorang bersifat unik, tidak dapat diduplikasi (ditiru) oleh
siapa pun. Kata perilaku dan pikiran secara sederhana menunjuk pada sesuatu yang
dilakukan oleh seseorang, baik perilaku internal (pikiran-pikiran) maupun perilakuperilaku eksternal seperti berkata-kata atau tindakan.
Berdasarkan penjelasan Allport tersebut kita dapat melihat bahwa kepribadian
sebagai suatu organisasi (berbagai aspek psikis dan fisik) yang merupakan suatu
struktur dan sekaligus proses. Jadi, kepribadian merupakan sesuatu yang dapat berubah.
Secara eksplisit Allport menyebutkan, kepribadian secara teratur tumbuh dan
mengalami perubahan.
Meskipun mengalami perubahan, kepribadian merupakan karakteristik yang
relatif stabil. Hal ini sesuai penjelasan Allport bahwa kepribadian merupakan sesuatu
yang terorganisasi dan terpola.

Pandangan orang secara umum mengenai kepribadian sebagai sesuatu yang ajek,
konsisten, dan tidak berubah, tidak sepenuhnya salah. Namun, perlu diingat bahwa
keadaan yang relatif stabil itu juga mengalami pertumbuhan dan perubahan.

Kepribadian menurut para ahli

a. Carl Gustav Jung ( 1875-1961)


Konsep kepribadian ada tiga macam, yaitu Personality Function Psyche adalah
merupakan gabungan atau jumlah dari keseluruhan isi mental, emosional dan spiritual
seseorang dan Self adalah kepribadian total baik kesadaran maupun bawah sadar. Ia
memandang bahwa mansuia sangatlah unik karena mempunyai banyak kepribadian
yang beragam antara individu satu dengan yang lainnya.

b. Gordon W. Allport (1987-1967)


Kepribadian sebagai sesuatu yang terdapat dalam diri individu yang membimbing
dan memberi arah kepada seluruh tingkah laku individu yang bersangkutan.

c. George Kelly

Kepribadian sebagai cara yang unik dari individu dalam mengartikan pengalamanpengalaman hidupnya.

d. Sigmund Freud
Kepribadian sebagai suatu struktur yang terdiri dari 3 sistem, yakni id, ego dan
super ego, dan tingkah laku menurutnya merupakan hasil dari konflik dan rekonsiliasi
ketiga sistem kepribadian tersebut.

2. Nilai-nilai karakter Universal


Karakter merupakan jati diri, kepribadian, dan watak yang melekat pada diri
seseorang. Karakter selalu berkaitan dengan dimensi fisik dan psikis individu. Untuk
membentuk karakter seseorang maka diperlukan pendidikan karakter. Pendidikan
karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan
(cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Menurut Thomas Lickona, tanpa
ketiga aspek ini, maka pendidikan karakter tidak akan efektif. Dengan pendidikan
karakter yang diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan, seorang anak akan
menjadi cerdas emosinya. Kecerdasan emosi ini adalah bekal penting dalam
mempersiapkan anak menyongsong masa depan, karena seseorang akan lebih mudah
dan berhasil menghadapi segala macam tantangan kehidupan, termasuk tantangan untuk
berhasil secara akademis.
Terdapat sembilan pilar karakter yang berasal dari nilai-nilai luhur universal, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Karakter cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya


Kemandirian dan tanggungjawab
Kejujuran/amanah, diplomatis
Hormat dan santun
Dermawan, suka tolong-menolong dan gotong royong/kerjasama
Percaya diri dan pekerja keras
Kepemimpinan, keadilan, dan menghargai
Baik dan rendah hati

9. Karakter toleransi, kedamaian, dan kesatuan.


Kesembilan pilar karakter itu, diajarkan secara sistematis dalam model pendidikan
holistik menggunakan metode knowing the good, feeling the good, dan acting the good.
Knowing the good bisa mudah diajarkan sebab pengetahuan bersifat kognitif saja.
Setelah knowing the good harus ditumbuhkan feeling loving the good, yakni bagaimana
merasakan dan mencintai kebajikan menjadi engine yang bisa membuat orang
senantiasa mau berbuat sesuatu kebaikan. Sehingga tumbuh kesadaran bahwa, orang
mau melakukan perilaku kebajikan karena dia cinta dengan perilaku kebajikan itu.
Setelah terbiasa melakukan kebajikan, maka acting the good itu berubah menjadi
kebiasaan.

3. Ruang Lingkup Pendidikan Karakter


Pengertian karakter

Menurut Kamus Besar Bahasa Indoensia Karakter adalah Sifat - sifat kejiwaan,
akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain

Menurut (Ditjen Mandikdasmen - Kementerian Pendidikan Nasional) karakter


adalah cara berfikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk
hidup dan bekerjasama baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan
negara.

Pengertian pendidikan
Berdasarkan (UU SISDIKNAS No 20 tahun 2003) adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia serta keterampilan
yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Pengertian pendidikan karakter

Pendidikan karakter adalah sebuah sistem yang menanamkan nilai karakter pada
peserta didik yang mengandung komponen pengetahuan, kesadaran individu, tekad serta
adanya kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai - nilai baik terhadap Tuhan
YME, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan maupun bangsa. Sementar itu menurut
Lickona pendidikan karakter adalah suatu usaha yang disengaja untuk membantu
seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan dan melakukan nilai - nilai
etika yang inti.

CONTOH PROGRAM PENDIDIKAN KARAKTER


A. Lingkungan Sekolah

Training Guru

Program ini tujuannya adalah memberikan wawasan dan pelatihan kepada guru untuk
memahami para anak didiknya dari segi psikologis yang kemudian dapat mempermudah
dalam menentukan metode yang paling tepat untuk mendidik para siswanya melaui
pendekatan psikologis sehingga para anak didik dapat menyerap materi yang
disampaikan tanpa adanya beban ataupun rasa takut karena perbedaan status antara guru
dan siswa namun tentunya tanpa mengurangi kode etik dan norma etika dan sopan
santun.

Program Kurikulum Pendidikan Karakter

Program ini di khususkan untuk suksesnya pendidikan karakter di sekolah, disamping


pemberian materi juga menanamkan nilai - nilai kehidupan kepada para siswa.

B. Lingkungan Keluarga
Karakter akan terbentuk dari apa yang kita lihat, kita rasakan, dan dari sebuah
aktifitas yang sering kita lakukan yang kemudian menjadi sebuah kebiasaan dan pada
akhirnya akan menjadi sebuah kepribadian yang juga disebut dengan karakter.

Pada dasarnya setiap manusia memiliki 3 hubungan yaitu hubungan dengan diri
sendiri, hubungan sosial dan alam sekitar dan hubungan dengan Tuhan YME. Dari
ketiga hubungan tersebut akan menciptakan pemahaman kepada anak yang selanjutnya
menjadi sebuah keyakinan dan dari sebuah pemahaman tersebut akan menentukan cara
anak dalam memperlakukan dunianya.
Positif atau negatif perilaku anak sangat tergantung dengan positif atau
negatifnya pemahaman anak tersebut dalam memahami atau memandang sebuah
permasalahan atupun objek dan segala sesuatu yang terdapat disekitarnya.
Membangun karakter anak sejak usia dini memiliki efek yang membekas dan
akan tetap tertanam sampai anak itu tumbuh lebih dewasa dan mampu menjadi filter
dari apa yang ia temukan di lingkungan sosial yang lebih luas yaitu masyarakat. Dari
lingkungan keluarga ini lah persespsi anak akan terbentuk oleh karena itu berikanlah
pemahaman yang positif terhadap baik dalam bentuk komunikasi maupun sikap dan
berikan kesempatan kepada anak untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar dengan
tetap adanya kontrol yang seimbang

2.3. PERAN PENDIDIKAN KARAKTER


Dunia pendidikan adalah sebagai instrumen penting sekaligus sebagai penentu
maju mundurnya sebuah bangsa dan lembaga pendidikan adalah sebagai motor
penggerak untuk memfasilitasi perkembangan pendidikan karakter. Keduanya
merupakan satu kesatuan yang seharusnya berjalan seiring dan berimbang karena seperti
yang sudah diungkapkan pada bab pendahuluan bahwa kesuksesan seseorang 80%
ditentukan dari karakteristik seseorang apakah mampu mengelola potensi yang dimiliki
serta mampu mengelola orang lain. Makna dari mengelola tentunya bersifat psoitif yaitu
mampu bekerjasama dan mengimplementasikan potensi yang dimiliki dalam sebuah
tindakan yang kreatif.
Kemajuan suatu bangsa tidak akan tercapai hanya dengan tersedianya sumber
daya alam yang melimpah dan orang - orang cerdas tanpa didukung dengan kepribadian
yang positif. Di sinilah peran pendidikan karakter menjadi sangat penting untuk

menciptakan manusia yang cerdas, kreatif dan berpepribadian yang luhur agar mampu
mengelola sumber kekayaan alam sesuai dengan semestinya yaitu untuk membangun
sebuah bangsa yang tidak hanya maju secara ekonomi atau tangguh dalam militer akan
tetapi tidak mencerminkan bangsa yang bermartabat melainkan menjadi bangsa yang
besar, mandiri dalam segala aspek dan bangsa yang berbudaya luhur dan bermartabat.
Pendidikan karakter sebenarnya sudah lama diterapkan dalam proses
pembelajaran. Akan tetapi belum bisa berjalan optimal. Sekolah adalah tempat yang
utama (setelah keluarga) dan sangat strategis untuk membentuk akhlak/karakter peserta
didik. Mestinya sudah menjadi kewajiban setiap sekolah menjadikan kualitas
akhlak/karakter sebagai salah satu Quality Assurance yang harus dimiliki setiap
lulusannya.

Gambar 2.1. Skema pendidikan karakter


Berikut ini beberapa bentuk implementasi pendidikan karakter disekolah :
a. Mengusahakan nilai-nilai agama dalam pendidikan menjadi ketentuan
standar bagi pengembangan kualitas sekolah.
b. Mengusahakan peran pendidikan agama mengembangkan moral peserta
didik sebagai dasar pertimbangan dan pengendali tingkah lakunya.
c. Reorientasi pendidikan agama dari pengajaran agama ke penanaman
nilai-nilai dan budaya mengamalkan agama dalam kehidupan sehari-hari.
d. Peneguhan kembali peran guru di kelas tidak hanya mengajar, akan tetapi
juga mendidik.

e. Semua guru seyogyanya mengintegrasikan pendidikan karakter dalam


proses pembelajaran.
f. Memperluas gerakan keteladanan pimpinan sekolah dan guru yang
mempraktekkan kata sejalan dengan perbuatan.
g. Menanamkan sikap dan kebiasaan berperila positif pada peserta didik
seperti bertindak jujur, bersih, disiplin, menghargai waktu, dan tanggung
jawab.
h. Penegakan disiplin melalui penerapan aturan dan kebiasaan,dengan
memberikan penghargaan kepada yang patuh dan sanksi tegas kepada
yang melanggar.
i. Menghilangkan rasa rendah diri untuk menjadi pelajar yang memiliki
kepercayaan diri untuk berdiri sama tinggi dan mampu berkompetisi
dengan pelajar-pelajar lain.
j. Menanamkan semangat kepada segenap peserta didik, bahwa kita
mampu jika kita mau.
Sebagai upaya untuk meningkatkan kesesuaian dan mutu pendidikan karakter,
Kementerian Pendidikan Nasional mengembangkan grand design pendidikan karakter
untuk setiap jalur, jenjang, dan jenis satuan pendidikan. Grand design menjadi rujukan
konseptual dan operasional pengembangan, pelaksanaan, dan penilaian pada setiap jalur
dan jenjang pendidikan. Konfigurasi karakter dalam konteks totalitas proses psikologis
dan sosial-kultural tersebut dikelompokan dalam: Olah Hati (Spiritual and emotional
development),

Olah

Pikir (intellectual

development), Olah

Raga

dan

Kinestetik (Physical and kinestetic development), dan Olah Rasa dan Karsa (Affective
and Creativity development). Pengembangan dan implementasi pendidikan karakter
perlu dilakukan dengan mengacu pada grand design tersebut.
UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3,
yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

10

4. Faktor pendukung dan penghambat pengembangan kepribadian


Perkembangankepribadian (Sullivan)
1. Infancy (0-12 bln)
-

Pengalaman masa bayi akan membentuk personifikasi ibu.


good mother & bad mother awal personifikasi diri.
Mulai belajar komunikasi.

2. Childhood (1-5 th)


-

Perkembangan bicara & sintaksis.


Kebutuhan bergaul dengan teman sebaya,
Good mother & bad mother bergabung akan membentuk gambaran diri yang

terintegrasi pula good me & bad me.


Anak belajar menyembunyikan tingkah laku yang dapat membuatnya kecemasan
atau hukuman.

3. Juvenille (6-8 th)


-

Anak belajar kompetisi, kompromi, kerjasama, memahami makna perasaan

kelompok.
Perkembangan negative masaini:
Stereotypes meniru/memakaipersonifikasi

orang/kelompok

yang

diturunkan antargenerasi.
Disparagement meremehkan/menjatuhkanorang lainberpengaruh pada
hubungan interpersonal ketikadewasa.
4. Pre-adolescence (9-12 th)
o Fokus pada kemampuanbergaul dengan orang lain.
o Hubunganiniakanmembantuindividumerasaberharga&disukaitanpakema
mpuanini,

pembentukan

hubungan

yang

adolescence & adult akanmengalamikesulitan.


o bercirikanpersamaannyata&saling memperhatikan.
o Ada temanakrab (kelaminsama) untukcurhat.
5. Early adolescence (13-17 th)

11

intim

pada late

o Perubahankebutuhandari friendship ke sexual expression.


o Masalah yang muncul:

Keamananbebas dari rasa cemas

Keintimanbergaulakrab dengan lawanjenis

Kepuasanseksual.

6. Late adolescence (18-22/23 th)


o Kombinasikebutuhanakan friendship & sexual expression.
o Konflikantarakontrol orang tua dengan self expression.
o Penggunaan seletive

inattention ygberlebihan

padatahapsebelumnyapersepsi yang sempit tentangdirisendiri&dunia.


o Pemantapanhubungancintajangkapanjang.
7. Adulthood/maturity (>23 th)
o Berjuanguntuk mendapatkankeamananfinasial, karirdankeluarga.
o Kesuksesanpdtahap adolescence hub
dewasa&sosialisasiygdibutuhkanlbhmudahdicapai.
Tanpa background ygbaikkonflik

interpersonal

ygmenimbulkankecemasanakanseringterjadi.
o Kematanganditandai:

belajarmemuaskankebutuhanygpenting,

bekerjasama&kompetisi dengan orang lain, mempertahankan hubungan


dengan

orang

lain

yang

memberikepuasanintimasi&seksual,

berfungsisecaraefektifdiomasyarakat.
Penghambatperkembangankepribadian internal &eksternal

Internal:

12

o Individutdkmempunyaitujuanhidupygjelas.
o Individukurangtermotivasidlmhidup.
o Individuengganmenelaahdiri.
o ke-3faktor

tersebut

menunjukkanindividuterikatmasakanak-

kanaknya&tdkdptmenjadipribadi yang dewasakekanak-kanakan. Contoh:


membunuh orang lain karenahalsepele, memperkosaanaksendiri.
o Usia

telahberumurmerasa

lebih

banyaktahutentang

kehidupan,

merasajenuhuntuk berubah, penurunankemampuanfisiksecaramotorik,


memori (pelupa).

Faktoreksternal:

1. Tradisibudaya:

Adanyatekananuntukmengembangkankepribadiansesuaistandar

yang

ditetapkanbudayanya harus menyesuiakandiri.

Contoh: masyarakat memposisikan pada strata ke-2 (budayatimur,


Tapanuli,

Jepang)

cenderungragu-ragumengambilkeputusan

yang

berada di bawah bayang-bayangpria.


2. Penerimaanmasyarakat/sosial

Penerimaansosialtinggi rasa percayadiri tinggimeningkatkankonsepdiri

Penerimaansosialrendahindividuakanrendahdiri,

menarikdiri

darikontaksosialkecenderunganmenutupdiripengembangankonsepdirineg
atif.

13

5. Pembentukan karakteristik kepribadian


Unsur terpenting dalam pembentukan karakter adalah pikiran karena pikiran, yang
didalamnya terdapat seluruh program yang terbentuk dari pengalaman hidupnya,
merupakan pelopor segalanya. Program ini kemudian membentuk sistem kepercayaan
yang akhirnya dapat membentuk pola berpikirnya yang bisa mempengaruhi perilakunya.
Jika program yang tertanam tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran
universal, maka perilakunya berjalan selaras dengan hukum alam. Hasilnya, perilaku
tersebut membawa ketenangan dan kebahagiaan. Sebaliknya, jika program tersebut
tidak sesuai dengan prinsip-prinsip hukum universal, maka perilakunya membawa
kerusakan dan menghasilkan penderitaan. Oleh karena itu, pikiran harus mendapatkan
perhatian serius.
Tentang pikiran, Joseph Murphy mengatakan bahwa di dalam diri manusia terdapat
satu pikiran yang memiliki ciri yang berbeda. Untuk membedakan ciri tersebut, maka
istilahnya dinamakan dengan pikiran sadar (conscious mind) atau pikiran objektif dan
pikiran bawah sadar (subconscious mind) atau pikiran subjektif. Penjelasan Adi W.
Gunawan mengenai fungsi dari pikiran sadar dan bawah sadar menarik untuk dikutip.
Pikiran sadar yang secara fisik terletak dibagian korteks otak bersifat logis dan
analisis dengan memiliki pengaruh sebesar 12 % dari kemampuan otak. Sedangkan
pikiran bawah sadar secara fisik terletak di medulla oblongata yang sudah terbentuk
ketika masih di dalam kandungan. Karena itu, ketika bayi yang dilahirkan menangis,

14

bayi tersebut akan tenang di dekapan ibunya karena dia sudah merasa tidak asing lagi
dengan detak jantung ibunya. Pikiran bawah sadar bersifat netral dan sugestif.
Untuk memahami cara kerja pikiran, kita perlu tahu bahwa pikiran sadar (conscious)
adalah pikiran objektif yang berhubungan dengan objek luar dengan menggunakan
panca indra sebagai media dan sifat pikiran sadar ini adalah menalar. Sedangkan pikiran
bawah sadar (subsconscious) adalah pikiran subjektif yang berisi emosi serta memori,
bersifat irasional, tidak menalar, dan tidak dapat membantah. Kerja pikiran bawah sadar
menjadi sangat optimal ketika kerja pikiran sadar semakin minimal.
Pikiran sadar dan bawah sadar terus berinteraksi. Pikiran bawah sadar akan
menjalankan apa yang telah dikesankan kepadanya melalui sistem kepercayaan yang
lahir dari hasil kesimpulan nalar dari pikiran sadar terhadap objek luar yang diamatinya.
Karena, pikiran bawah sadar akan terus mengikuti kesan dari pikiran sadar, maka
pikiran sadar diibaratkan seperti nahkoda sedangkan pikiran bawah sadar diibaratkan
seperti awak kapal yang siap menjalankan perintah, terlepas perintah itu benar atau
salah. Di sini, pikiran sadar bisa berperan sebagai penjaga untuk melindungi pikiran
bawah sadar dari pengaruh objek luar.
Macam-macam Nilai dalam Pembentukan Karakter atau Kepribadian
Nilai dibagi menjadi empat antara lain :
i.

Nilai Etika atau Moral


Nilai etika merupakan nilai untuk manusia sebagai pribadi yang utuh. Misalnya,

kejujuran nilai tersebut saling berhubungan dengan akhlak nilai ini juga berkaitan
dengan benar atau salah yang dianut oleh golongan atau masyarakat. Nilai etis atau etik
sering disebut sebagai nilai moral, akhlak atau budi pekerti selain kejujuran, perilaku
suka menolong, adil, pengasih, penyayang, ramah dan sopan termasuk juga ke dalam
nilai sanksinya berupa teguran, caci maki, pengucilan atau pengusiran dari masyarakat.
Nilai moral adalah suatu bagian dari nilai, yaitu nilai yang menangani kelakuan baik
atau buruk dari manusia.moral selalu berhubungan dengan nilai, tetapi tidak semua nilai

15

adalah nilai moral.Moral berhubungan dengan kelakuan atau tindakan manusia.Nilai


moral inilah yang lebih terkait dengan tingkah laku kehidupan kita sehari-hari.
ii.

Nilai Estetika
Nilai estetika atau nilai keindahan sering dikatikan dengan benda, orang dan

peristiwa yang dapat menyenangkan hati (perasaan). Nilai estetika juga dikaitkan
dengan karya seni, meskipun sebenarnya semua ciptaan Tuhan juga memiliki keindahan
alami yang tak tertandingi.

iii.

Nilai Agama
Nilai agama berhubungan antara manusia dengan Tuhan, kaitannya dengan

pelaksanaan perintah dan larangan-Nya. Nilai agama diwujudkan dalam bentuk amal
perbuatan yang bermanfaat baik di dunia maupun akhirat, seperti rajin beribadah,
berbakti kepada orangtua, menjaga kebersihan, tidak berjudi, tidak meminum-minuman
keras, dsb. Bila seseorang melanggar norma/kaidah agama, ia akan mendapatkan sanksi
dari Tuhan sesuai dengan keyakinan agamanya masing-masing . Oleh karena itu, tujuan
norma agama adalah menciptakan insan-insan yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa dalam penertian mampu melaksanakan apa yang menjadi
perintah dan meninggalkan apa yang di larangNya. Adapun kegunaan norma agama
yaitu untuk mengendalikan sikap dan perilaku setiap manusia dalam kehidupannya agar
selamat di dunia dan akhirat.
iv.

Nilai Sosial

Nilai sosial berkaitan dengan perhatian dan perlakuan kita terhadap sesama manusia
di lingkungan kita. Nilai ini tercipta karena manusia sebagai makhluk sosial, manusia
harus menjaga hubungan diantara sesamanya. Hubungan ini akan menciptakan sebuah
keharmonisan dan sikap saling membantu, kepedulian terhadap persoalan lingkungan,
seperti kegitan gotong-royong danmenjaga keserasian hidup bertetangga merupakan
nilai sosial.

16

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Karakter atau Kepribadian


Adanya perbedaan kepribadian setiap individu sangatlah bergantung pada faktorfaktor yang memengaruhinya. Kepribadian terbentuk, berkembang, dan berubah seiring
dengan proses sosialisasi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:
a. Faktor Biologis
Faktor biologis yang paling berpengaruh dalam pembentukan kepribadian adalah
jika terdapat karakteristik fisik unik yang dimiliki oleh seseorang. Contohnya, kalau
orang bertubuh tegap diharapkan untuk selalu memimpin dan dibenarkan kalau bersikap
seperti pemimpin, tidak aneh jika orang tersebut akan selalu bertindak seperti
pemimpin. Jadi, orang menanggapi harapan perilaku dari orang lain dan cenderung
menjadi berperilaku seperti yang diharapkan oleh orang lain itu. Ini berarti tidak semua
faktor karakteristik fisik menggambarkan kepribadian seseorang.Sama halnya dengan
anggapan orang gemuk adalah periang.
Perlu dipahami bahwa faktor biologis yang dimaksudkan dapat membentuk
kepribadian seseorang adalah faktor fisiknya dan bukan warisan genetik.Kepribadian
seorang anak bisa saja berbeda dengan orangtua kandungnya bergantung pada
pengalaman sosialisasinya. Contohnya, seorang bapak yang dihormati di masyarakat
karena kebaikannya, sebaliknya bisa saja mempunyai anak yang justru meresahkan
masyarakat akibat salah pergaulan.Akan tetapi, seorang yang cacat tubuh banyak yang
berhasil dalam hidupnya dibandingkan orang normal karena memiliki semangat dan
kemauan yang keras. Dari contoh tersebut dapat berarti bahwa kepribadian tidak
diturunkan secara genetik, tetapi melalui proses sosialisasi yang panjang. Salah apabila
banyak pendapat yang mengatakan bahwa faktor genetik sangat menentukan
pembentukan kepribadian.
b. Faktor Geografis
Faktor lingkungan menjadi sangat dominan dalam meme ngaruhi kepribadian
seseorang.Faktor geografis yang dimaksud adalah keadaan lingkungan fisik (iklim,
topografi, sumberdaya alam) dan lingkungan sosialnya.Keadaan lingkungan fisik atau
lingkungan sosial tertentu memengaruhi kepribadian individu atau kelompok karena
manusia harus menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Contohnya, orang-orang
17

Aborigin harus berjuang lebih gigih untuk dapat bertahan hidup karena kondisi alamnya
yang kering dan tandus, sementara, bangsa Indonesia hanya memerlukan sedikit
waktunya untuk mendapatkan makanan yang akan mereka makan sehari-hari karena
tanahnya yang subur. Contoh lain, orang-orang yang tinggal di daerah pantai memiliki
ke pribadian yang lebih keras dan kuat jika dibandingkan dengan mereka yang tinggal
di pegunungan. Masyarakat di pedesaan penuh dengan kesederhanaan dibandingkan
masyarakat kota.
Dari uraian tersebut jelaslah bahwa faktor geografis sangat memengaruhi
perkembangan kepribadian seseorang, tetapi banyak pula ahli yang tidak menganggap
hal ini sebagai faktor yang cukup penting dibandingkan dengan unsur-unsur lainnya.
c. Faktor Kebudayaan
Kebudayaan mempunyai pengaruh besar terhadap perilaku dan kepribadian
seseorang, terutama unsur-unsur kebudayaan yang secara langsung memengaruhi
individu.Kebudayaan dapat menjadi pedoman hidup manusia dan alat untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya. Oleh karena itu, unsur-unsur kebudayaan yang berkembang
di masyarakat dipelajari oleh individu agar menjadi bagian dari dirinya dan ia dapat
bertahan hidup. Proses mem pelajari unsur-unsur kebudayaan sudah dimulai sejak kecil
sehingga terbentuklah kepribadian-kepribadian yang berbeda antarindividu ataupun
antarkelompok kebudayaan satu dengan lainnya. Contohnya, orang Bugis memiliki
budaya merantau dan mengarungi lautan.Budaya ini telah membuat orang-orang Bugis
menjadi keras dan pemberani.
d. Faktor Pengalaman Kelompok
Pengalaman kelompok yang dilalui seseorang dalam sosialisasi cukup penting
perannya dalam mengembangkan kepribadian. Kelompok yang sangat berpengaruh
dalam perkembangan kepribadian seseorang dibedakan menjadi dua sebagai berikut.
-

Kelompok Acuan

(Kelompok

Referensi).

Sepanjang

hidup

seseorang,

kelompok-kelompok tertentu dijadikan model yang penting bagi gagasan atau


norma-norma perilaku. Dalam hal ini, pembentukan kepribadian seseorang
sangat ditentukan oleh pola hubungan dengan kelompok referensinya. Pada
mulanya, keluarga adalah kelompok yang dijadikan acuan seorang bayi selama
masa-masa yang paling peka. Setelah keluarga, kelompok referensi lainnya
18

adalahteman-teman

sebaya.

Peran

kelompok

sepermainan

ini

dalam

perkembangan kepribadian seorang anak akan semakin berkurang dengan


semakin terpencar nya mereka setelah menamatkan sekolah dan memasuki
-

kelompok lain yang lebih majemuk (kompleks).


Kelompok Majemuk. Kelompok majemuk

menunjuk

pada

kenyataan

masyarakat yang lebih beraneka ragam. Dengan kata lain, masyarakat majemuk
memiliki kelompok-kelompok dengan budaya dan ukuran moral yang berbedabeda. Dalam keadaan seperti ini, hendaknya seseorang berusaha dengan keras
mempertahankan haknya untuk menentukan sendiri hal yang dianggapnya baik
dan bermanfaat bagi diri dan kepribadiannya sehingga tidak hanyut dalam arus
perbedaan dalam kelompok majemuk tempatnya berada. Artinya, dari
pengalaman ini seseorang harus mau dan mampu untuk memilah-milahkannya.
e. Faktor Pengalaman Unik
Pengalaman unik akan memengaruhi kepribadian seseorang. Kepribadian itu
berbeda-beda antara satu dan lainnya karena pengalaman yang dialami seseorang itu
unik dan tidak seorang pun mengalami serangkaian pengalaman yang persis sama.
Sekalipun dalam lingkungan keluarga yang sama, tetapi tidak ada individu yang
memiliki kepribadian yang sama, karena meskipun berada dalam satu, setiap individu
keluarga tidak mendapatkan pengalaman yang sama. Begitu juga dengan pengalaman
yang dialami oleh orang yang lahir kembar, tidak akan sama. Sebagai mana menurut
Paul B. Horton, kepribadian tidak dibangun dengan menyusun peristiwa di atas
peristiwa lainnya.Arti dan pengaruh suatu pengalaman bergantung pada pengalamanpengalaman yang mendahuluinya.
6. Mengenal kepribadian seseorang
Setiap individu memiliki ciri-ciri kepribadian tersendiri, mulai dari yang
menunjukkan kepribadian yang sehat atau justru yang tidak sehat. Dalam hal ini,
Elizabeth (Syamsu Yusuf, 2003) mengemukakan ciri-ciri kepribadian yang sehat dan
tidak sehat supaya kita dapat mengenali kepribadian seseorang, sebagai berikut :
a. Kepribadian yang sehat

19

1. Mampu menilai diri sendiri secara realistik, mampu menilai diri sendiri apa
adanya tentang kelebihan dan kekurangannya, mampu menilai diri sendiri secara
fisik, pengetahuan, keterampilan dsb.
2. Mampu menilai situasi secara realistik, dapat menghadapi situasi atau kondisi
kehidupan yang dialaminya secara realistik dan mau menerima secara wajar,
tidak mengharapkan kehidupan itu sebagai suatu yang sempurna.
3. Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik, dapat menilai
keberhasilan yang diperolehnya dan mereaksikannya secara rasional, tidak
menjadi sombong, angkuh atau superiority complex, apabila memperoleh
prestasi yang tinggi atau kesuksesan hidup. Jika mengalami kegagalan, dia tidak
mereaksinya dengan frustasi, tetapi dengan sikap optimis.
4. Menerima tanggung jawab, mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya
untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya.
5. Kemandirian, memiliki sifat mandiri dalam cara berfikir dan bertindak, mampu
mengambil

keputusan,

mengarahkan

dan

mengembangkan

diri

serta

menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku di lingkungannya.


6. Dapat mengontrol emosi, merasa nyaman dengan emosinya, dapat menghadapi
situasi secara positif, tidak destruktif (merusak).
7. Berorientasi tujuan, dapat merumuskan tujuan-tujuan dalam aktivitas dalam
kehidupannya berdasarkan pertimbangan secara matang (rasional), tidak
berdasarkan paksaan dari luar dan berupaya mencapai tujuan dengan cara
mengembangkan kepribadian (wawasan) pengetahuan dan keterampilan.
8. Bersifat respek, empati terhadap orang lain, memiliki kepedulian terhadap
situasi atau masalah-masalah lingkungannya dan bersifat fleksibel dalam
berfikir, menghargai dan menilai orang lain seperti dirinya, merasa nyaman dan
terbuka terhadap orang lain, tidak membiarkan dirinya dimanfaatkan untuk
menjadi korban orang lain dan mengorbankan orang lain karena kekecewaan
dirinya.
9. Penerimaan sosial, mau berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial dan memiliki
sikap bersahabat dalam berhubungan masyarakat.
10. Mengarahkan hidupnya berdasarkan filsafat hidup yang berakar dari keyakinan
agama yang dianutnya.

20

11. Berbahagia, situasi kehidupannya diwarnai kebahagiaan yang didukung oleh


faktor-faktor achievement (prestasi), acceptance (penerimaan) dan affection
(kasih sayang).
b. Kepribadian yang tidak sehat
1)
2)
3)
4)

Mudah marah (tersinggung).


Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan.
Sering merasa tertekan (stress atau depresi)
Bersikap kejam atau senang mengganggu orang lain yang usianya lebih muda

atau terhadap binatang.


5) Ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang, meskipun
sudah diperingati atau dihukum sekalipun.
6) Kebiasaan berbohong.
7) Senang mengkritik/ mencemooh orang lain.
8) Kurang memiliki rasa tanggung jawab.
9) Kurang memiliki kesadaran untuk mentaati ajaran agama.
10) Kurang bergairah dalam menjalani kehidupan.
7. Tipologi Kepribadian
A. Penegertian
Tipologi kepribadian atau jenis-jenis kepribadian adalah konsep yang
dikembangkan untuk membagi kepribadian dalam kategori-kategori tertentu. Beberapa
rumusan mengenai tipologi kepribadian yang sudah dikenal antara lain :
1. Teori konstitusional, yaitu yang membahas kepribadian dari bentuk tubuh, teori
ini dikembangkan oleh kretchmer dan Sheldon.
2. Teori Tempareman, yang dikembangkan oleh Kant, Meumann dan Ensehans.
3. Teori ketidak sadaran seperti yang dikembangkan oleh Freud, Jung,Adler dll.
4. Teori Faktor yang dikembangkan oleh Cattel, Eysenck dll.
Menurut C.G. Jung dalam bukunya Psychological Types, pada tahun 1971, Ia
membagi kepribadian itu atas introvert dan extrovert. Kedua tipe itu ditandai dengan
sikap seseorang terhadap obyek. Seorang yang introvert pada dasarnya selalu ingin
21

melarikan diri dari obyek, seakan-akan obyek itu harus dicegah agar tidak
menguasainya. Sebaliknya, orang yang ekstrovert mempunyai sikap yang positif
terhadap obyek. Dialah yang menguasai obyek itu.
1. Aliran Konvergensi, kepribadian merupakan hasil perpaduan antara pembawaan
(faktor internal) dengan pengalaman (faktor eksternal).
2. Aliran nativisme, kepribadian ditentukan oleh faktor pembawaan.
3. Aliran empirisme (tabularasa), kepribadian ditentukan oleh pengalamanpengalaman dan lingkungannya.
4. Kepribadian rasional, yang dipengaruhi oleh akal pikiran sehat.
5. Kepribadian intuitif, yaitu kepribadian yang dipengaruhi oleh firasat atau
perasaan kira-kira.
6. Kepribadian emosional, kepribadian yang dipengaruhi oleh perasaan.
7. Kepribadian sensitif, kepribadian yang dipengaruhi oleh panca indera sehingga
cepat bereaksi.
8. Kepribadian ekstrovert, yaitu kepribadia nyang terbuka, berorientasi keluar.
9. Kepribadian introvert, yaitu kepribadian tertutup dan berorientasi pada diri
sendiri.
10. Kepribadian ambivert, yaitu kepribadian campuran.
B. Macam-Macam Tipologi Kepribadian
Tipologi Kepribadian dari Hiprocrates-Galenus
Hipocatres (dalam sumadi suryabrata) mengatakan bahwa dalam diri seseorang
terdapat empat unsur kepribadian, yakni unsur chole, melancholic, phlegmatic, dan
sanguinis. Keempat unsur kepribadian tersebut harus diselaraskan dengan kondisi
kehidupan seseorang. Seseorang dikatakan memiliki kepribadian sehat apabila terdapat
22

keselarasan (kesesuaian) dari unsur keempat kepribadian tersebut. Sebaliknya pula,


seseorang dikatakan sakit bila tidak ada keselarasan proposi dari keempat unsur
kepribadian ini. Atau keselarasan unsur kepribadian mengalami suatu hambatan
sehingga ada penyimpangan kepribadian (abnormalitas kepribadian).
Selanjutnya pandangan teori Galenus menyempurnakan pendapat Hipocrates.
Galenus (dalam sumadi suryabrata, 1986) membedakan kepribadian manusia
berdasarkan proposi campuran dari keempat unsur chole, melancholic, phlegmatis, dan
sanguinis. Bila dalam satu proporsi dari unsur kepribadian melebihi dari proporsi unsur
lain (dominan), maka menampilkan ciri-ciri khas dari sifat-sifat kejiwaan seseorang.
Kesimpulan teori Hipocrtes dan Galenus menekankan pergolongan manusia
berdasarkan tipe tempramen.
Tipologi Kepribadian Hipocrates-Galenus
Jenis tempramen
Tempramen koleris

Tempramen melankolis
Tempramen felgmatis
Tempramen sanguinis

Gambaran tempramen
Hidupnya penuh semangat
Keras hati dan emosi mudah terbakar
Daya juang besar dan optimis
Mudah kecewa dan marah
Daya juang kecil dan selalu pesimis
Tidak suka terburu-buru
Pembawaan tenang dan kalem
Sulit di pengaruhi dan setia
Hidup mudah berganti-ganti
Kurang tetap pendirian tetapi ramah

Tipologi Kepribadian Kretschmer


Buah pikiran utama dari kratschmer adalah tentang watak, tempramen dan
konstitusi.secara spefisik Kretscmer (dalam sumadi suryabrata, 1986) mengatakan
bahwa :
a. Watak adalah keseluruhan kemungkinan untuk bereaksi secara emosi dan
volisional yang dibentuk unsur-unsur dalam diri. Pembentukan watak bersumber
daei faktor keturunan (unsur endogen) dan lingkungan (unsur eksogen), seperti
pengaruh pembelajaran dan pengalaman.

23

b. Tempramen adalah bagian kejiwaan yang secara kimiawi berkorelasi dengan


aspek-aspek jasmaniah. Tempramen dianggap sebagai bagian konstitusi
kejiwaan yang berasal dari faktor genetik, sulit diubah dan menunjukkan tingkat
kualitas kejiwaan, seperti suasana hati dan ritme psikis.
c. Konstituasi adalah seluruh (totalitas) sifat individu yang berasal dari genetik
(keturunan). Konstitusi lebih berkaitan dengan unsur-unsur jasmani.
Tipologi Tempramen Kretschmer
Tipe tempramen
Tipe shizothym

(leptosom,atletis,

displastik
Tipe cycolthym (tipe piknik)

dan

Gambaran tempramen
Suka mengasingkan diri dan tertutup
Suka pada kehidupan dirinya
Selalu menanamkan antusias
Tendensi menjadi maniak depresif
Mudah bersosial, bergaul, dan berteman
Ramah dalam pergaulan dan mudah
berempati pada suka dan duka cita

Tipologi Kepribadian William H. Sheldon


Buah pikiran utama William H. Sheldon adalah tentang komponen jasmani primer
dan sekunder. Kedua komponen ini akan mengaruh perkembangan dan pembentukan
kepribadian seseorang.
Adapun yang dimaksud dengan komponen jasmani primer adalah :
a. Tipe endomorf, yakni struktur bangun tubuh gemuk dan lebih lembut.
b. Tipe ektomorf, yakni struktur tubuh yang terlihat seperti atletis, olahragawan,
keras, dan tahan penyakit.
c. Tipe mesomorf, yakni struktur tubuh yang jangkung, kurusan, dada kecil, dan
cenderung lemah.
Adapun komponen jasmani sekunder adalah :
a. Displasia, yakni tipe jasmani sekunder yang berkaitan dengan echtomorf dan banyak
dimiliki wanita.
b. Gynandromorphy, yakni bentuk jasmani yang berkaitan dengan sifat-sifat gender.
c. Tekstur (tampang), yakni bentuk jasmani sekunder yang berkaitan dengan cara
seseorang tampil dan berperilaku keluar.

24

Tipologi Tempramen Sheldon


Jenis tempramen
Viscorotonia (endomorfik)

Gambaran tempramen
- Selalu tenang dan rileks
- Senang kepada hiburan
- Suka makan dan tidur nyenyak
- Jika
ada
masalah
sangat
tergantung kepada orang lain
-

Somatonia (ektomorfik)

dalam menyelesaikan masalah


Kurang mandiri dan kurang

percaya diri atas kemampuannya


Sikap gagah dan perkasa, energik, suka
terus

terang,

suaranya

lantang,

kebutuhan bergerak banyak


Kelihatan lebih dewasa

sebenarnya
Jika ada masalah dia sering melakukan

dari

usia

gerakan-gerakan. Bagi yang mengalami


gangguan kepribadian tampak gerakanCerebotania (ektomorfik)

gerakan yang terokupasi.


Sikap kurang gagah
Tidak bergaul (sosiofobia)
Tidak berani berbicara di depan orang

banyak
Hidup teratur, suara tidak bebas, dan

sukar tidur
Tampak lebih

sebenarnya
Apabila menghadapi masalah lebih suka

muda

dari

usia

menutup diri
Tipologi Kepribadian Sprenger
Spranger berkeyakinan bahwa pada hakikatnya tipologi kepribadian manusia terdiri
dari :
-

Manusia teori, adalah kelompok orang yang menekankan aspek intelektual


sejati yang mengutamakan kebenaran, ilmu pengetahuan yang objektif dan
mengutamakan pola pikir, kurang mengutamakan pada keindahan, agama, dan
bersikap masa bodoh dengan kekuasaan.

25

Manusia ekonomi, adalah kelompok orang yang kaya gagasan praktik, kurang
memperhatikan tindakan, mengutamakan diri dari segi kegunaan dan nilai
ekonomis, selalu mengejar kekayaan materi, bersikap egosentris, mengutamakan
kepentingan pribadi dan orang lain dianggap bagian perhatiannya bila memberi

konstribusi ekonomis.
Manusia agama, adalah kelompok orang yang mengutamakan pencarian nilainilai agama. Segala sesuatu diukur dari sisi kehidupan rohani dan

kepribadiannya menekankan pengalaman batin.


Manusia sosial, adalah kelompok manusia yang memiliki sifat-sifat yang
mengutamakan pada relasi sosial. Nilai tertinggi yang dipegang oleh mereka
adalah mengapdi kepada kepentingan umun atau orang banyak. Dia lebih
mengutamakan cinta pada sesama manusia, baik tertuju secara individual

ataupun kelompok manusia.


Manusia kuasa, adalah kelompok manusia yang memiliki sifat ingin berkuasa,
mengejar kesenangan pribadi, memandang dirinya lebih tinggi dari pada orang

lain, dan mengejar penguasaan atas manusia.


Manusia etis, adalah kelompok manusia mengutamakan sifat-sifat penghayatan
dan nilai-nilai estetis. Dia menghayati kehidupan ini bukan sebagai pemain,
tetapi sebagai penonton. Kehidupannya mengutamakan sifat individual dan
ekspresionisme

(mewarnai

kesan

dan

kehidupan

menurut

pandangan

subjektivitasnya).

Tipologi Kepribadian Imanuel Kant


Imanuel Kant (dalam sumadi suryabrata, 1986) mengatakan bahwa dalam diri
manusia terdapat karakter dan tempramen. Karakter atau watak manusia dipandang dari
dua sisi, yaitu sisi etis dan deskriptif. Dari sisi etis, yaitu penilaian terhadap watak yang
dikorelasikan dengan norma-norma. Adapun sisi deskripsi, yaitu penilaian watak
manusia menurut kualitas dan perbedaan individual.
Tempramen dipandang dari dua sisi, yakni sisi fisiologis dan psikis. Sisi fisik
meliputi konstitusi tubuh dengan kompleksitas susunan cairan dan organ tubuh.
Sementara aspek psikis meliputi aspek afektif, psikomotorik,dan konatif. Tempramen

26

manusia yang berhubungan dengan perasaan meliputi unsur melankolis dan sanguinis.
Sementara tempramen yang berhubungan dengan aktivitas meliputi koleris flegmatis.
Tipologi Tempramen Imanuel Kant
Jenis tempramen
Sanguinis

Gambaran tempramen
- Orang yang selalu penuh harapan
- Segala sesuatu dianggap penting
- Sering menjanjikan sesuatu namun
jarang

Melancholic

menepati

karena

kurang

dipikirkan
Senang menolong orang lain tetapi

sifatnya sementara
Peramah, periang, sukar bertobat, dan

modah bosan
Segala sesuatu

dianggap

penting

terutama yang berhubungan dengan


dirinya sehingga sering muncul syak
-

wasangka dan bimbang


Perhatiannya selalu pada

kesukaran dan keluhan


Tidak mudah buat janji, namun selalu

menepati
Tidak

mudah

hal-hal

menerima

keramahtamahan orang lain dan tidak


Choleris

senang melihat kesenangan orang


Emosinya mudah terbakar, namun

mudah tenang tanparasa membenci


Tindakannya selalu cepat tetapi tidak

konstan
Terlihat sibuk dan suka memerintah

orang daripada melakukannya


Senang dipuji orang lain secara terangterangan, gila hormat, sikap semu dan

formal
Bermurah hati dan melindungi orang
lain, namun bukan karena sayang pada
orang lain, tetapi lebih tertuju pada

27

kasih sayang diri sendiri. Ini dilakukan


agar dapat dipuji dan penghargaan

Phlegmatis

orang lain
Orangnya cermat dan suka mngenakan

pakaian rapi agar terlihat intelek


Cenderung kurang memiliki kepekaan

pada situasi lingkungan sosial


Tidak mudah bergerak, tidak mudah

marah, tenang, sabar, dan teliti


Orang-orang yang bertipe ini biasanya
cocok

untuk

pekerjaan

penelitian

ilmiah
Tipologi Kepribadian Julius Bahsen
Julius Bahsen (dalam sumadi suryabrata, 1986) mengatakan bahwa kepribadian
manusia ditentukan tiga kondisi jiwa, antara lain:
1) Tempramen
Tempramen merupakan bagian aspek kepribadian yang berkaitan dengan emosi
seseorang, yakni menunjukkan mudah atau tidaknya terbakar emosi. Bentuk-bentuk
reaksi tempramen, yakni :
a) Spontanitas, yakni sikap atau tindakan seseorang yang terlepas dari pengaruh orang
lain dan berpangkal dari dirinya sendiri.
b) Reseptivitas, yakni bagaimana seseorang menerima kesan apakah cepat atau lambat.
c) Imprisionabilitas, yakni mendalam atau tidaknya pengaruh suatu keadaan pada jiwa
seseorang.
d) Reaksitivitas, yakni lama atau tidak suatu kesan memengruhi kehidupan jiwa.
Tipologi Tempramen Julius Bahsen
Tempramen
Choleris
Sanguistis

Kelompok reaksi tempramen


Spontanitas kuat dan reseptivitas kuat
Impresiobilitas tidak mendalam dan lambat

Phlegmatis

bereaksi
Reseptivitas yang kambat dan reaksitivitas

Anamatisch

yang lama
Kurang spontanitas atau impresiobilitas yang
mendalam

28

2) Kemauan. Kemauan adalah dorongan dalam diri seseorang untuk bertingkah


laku dan digunakan sebagai alat kontrol perilaku dalam mencapai kebutuhan.

3) Pasodynie
Pasodynie adalah sejauh mana tingkat ketabahan seseorang didalam menghadapi
suatu kesukaran, masalah, atau penderitaan.
Tipologi Posodynie Julius Bahsen
Kelompok posodynie
Posodynie yang kuat

Gambaran kepribadian
Menggambarkan ketabahan dan keteguhan
hati seseorang manakala menderita atau
menghadapi suatu masalah dengan percaya

Posodynie yang lemah

diri bahwa kesukaran itu dapat diselesaikan


Menggambarkan sifat-sifat yang lekas putus
asa,

lekas

berkeluh

kesah,

lekas

dan

hilangnya percaya diri ketika mengalami


kesukaran
4) Daya susila
Daya susila adalah kecakapan kepribadian seseorang untuk membedakan dan
meyakini terhadap hal-hal yang buruk dan baik dalam berbagai bentuknya, seperti adil
atau tidak adil, patut atau tidak patut, susila atau asusila, dan digunakan sebagai kontrol.
Tipologi Kepribadian Eysenck
Secara umum, tipologi kepribadian menurut teori eysenck dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu kelompok kepribadian tipe introver dan tipe ekstrover. Adapin
gambaran kepribadian kedua tipe ini dapat dijelaskan pada tabel pada halaman berikut
ini.
Tipologi kepribadian menurut Eysenck
Tipe introver

Cenderung depresi

Ketakutan

Tipe ekstrover

Cenderung histeria

Sedikit energis

29

Selalu diikuti obsesi

Curiga dan mudah tersinggung

Apatis dan labih

Gampang luka batin

Mudah gugup

Rendah diri

Sering melamun

Sukar tidur

Intelegensi cukup baik

Berpendirian

Keras kepala, kaku

Interpesonal variabelity kecil

Kurang humor dan memiliki banyak

kosakata

Perhatian sempit
Prestasi kerja kurang
Kurang teliti
Hypokondria
Kosakata sedikit
Cenderung gagap
Mudah kecelakaan
Mudah sakit-sakitan
IQ relatif rendah
Bekerja buru-buru
Fleksibel
Interpersonal variability besar
Mengutamakan persahabatan
Prestasi selalu dinilai berlebihan

Tipologi kepribadian Heyman


Heyman (dalam sumadi suryabrata, 1986) mengatakan bahwa kepribadian setiap
manusia adalah berbeda-beda dan bervariatif. Klasifikasi kepribadian manusia dilihat
dari sisi kualitas kejiwaan dan dilihat dari unsur emosionalitas, proses pengiring dan
aktivitasnya.
a.

Emosionalitas adalah mudah atau tidaknya perasaan seseorang tersebut terpengaruh


oleh suatu kesan. Hal ini didasari pada prinsip bahwa setiap orang memiliki kecakapan
menghayati perasaan menurut tingkatan. Dengan memahami emosionalitas kita dapat
membedakan antara orang yang mudah terpengaruh secara emosional dan orang yang
sukar terpengaruh secara emosional.
Klasifikasi Tingkat Emosional Heyman
Tingkat emosional
Golongan emosional tinggi

Gambaran kepribadian
Implusif, mudah marah,

suka

tertawa,

perhatian tidak mendalam, tidak suka pada


hal-hal praktis, tetap dalam pendapatnya,
ingin berkuasa, dan dapat dipercaya dalam
hal keuangan
Emosional yang tumpul (rendah), berhati

Golongan yang tidak emosional

dingin, sikap hati-hati dalam mengeluarkan


pendapat, praktis, jujur dalam batas hukum,
suka tenggang menegang, pandai menahan

30

hawa nafsu berahinya, dan dirinya siap untuk


dikritik
b. Proses pengiring
Proses pengiring menunjukkan banyak atau tidaknya suatu pengaruh kesadaran setelah
kesan ini hilang dalam kesadaran. Jadi pada hakikatnya proses pengiring sangat dipengaruhi
oleh tingkat kesadaran.
1) Pengiring yang kuat, yakni sifat tenang, tidak mudah putus asa dan bijaksana, suka
menolong, ingatan baik dan bebas berfikir, teliti, konsekuen, dan suka berpolitik moderat
atau konservatif.
2) Pengiring yang lemah, terlihat tidak tenang dan mudah putus asa, ingatan kurang baik
dan tidak teliti, tidak hemat dan tidak konsekuen, berpolitik radikal, suka membeo, dan
egoistis.
c.

Aktivitas
Aktivitas menunjukan kepada banyak tindakan suatu pernyataan dari seseorang dalam

mengungkapkan perasaan, pikiran, dan tindakannya.aktivitas manusia menurut teori


Heyman (dalam sumadi suryabrata, 1986) digolongkan ats dua bagian, antara lain :
1) Golongan aktif, yakni kelompok dari orang yang suka bergerak, terkesan sibuk dan
periang, suka menentang pada hal-hal yang menghalang, mudah mengerti, bersikap
praktis dan rakus akan uang, pandangannya luas, setelah bertengkar dia cepat
berdamai,dean suka tenggang-menenggang.
2) Golongan yang tidak aktif, yakni orang yang malas bertindak, lekas mengalah dan
putus asa, segala permasalahan selalu dianggap berat, sering mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan masalahnya, perhatiannya tidak mendalam, kurang menekankan pada
hal-hal yang praktis, suka membeo, nafsu berahi kerap kali datang dan menggelora,
boros, dan cenderung orangnya tertutup.
Tipologi berdasar 3 fungsi manusia
Menurut Heyman:
-

Emosionalnya kuat sifat/ cirinya: cepat memihak, mudah marah, fantasinya


kuat, kurang menghormati orang lain, ingin menguasai orang lain, tegas, citacitanya dinamis.

31

Aktivitasnya kuat suka bekerja, lincah, praktis, periang, baik kpd bawahan, mdh

mengatasi masalah, tdk mdh putus asa.


Memiliki fungsi sekunder sifat: tenang, tekun, hemat, besar rasa terima kshnya,
setia pd persahabatan, acuh thd penghargaan dirinya, dpt dipercaya, wataknya
tertutup.

Berdasarkan 3 fungsi tersebut disusun delapan tipe kepribadian, yaitu :


1. Sifat nerveus (selalu gugup)
o Dikuasai keadaan sesaat, selalu sibuk, bekerja jika ada dorongan yg
besar, impulsip.
o Haus akan emosi, haus akan hal-hal baru, suka pd perubahan.
o Intensitas afeksi: merasa hebat, mudah tersinggung, sangat perasa.
2. Sifat sentimentil (terlalu perasa, rapuh)
o Sangat perasa, pemalu, tertutup, mudah tersinggung.
o Selalu ragu-ragu, tdk praktis.
o Terpengaruh pengalaman masa lalu, kebutuhan terbesar dicintai
o Serius, kurang perhatian thd kondisi lahiriah dirinya.
3. Sifat Cholericus (mudah marah)
o Aktif, impulsif, hebat & cepat bertindak, selalu sibuk.
o Sangat peka & mudah tersinggung.
o Susana hati cepat berubah kadang senang sebentar murung.
o Cenderung bertindak berlebihan

32

o Jiwa sosial tinggi.

4. Sifat aphaticus (acuh, tanpa perasaan). Lamban, suka cara yg mudah, suka
berfikir panjang, sukar berdamai, afeksinya konstan, kaku/beku.
5. Sifat sanguinicus. Rajin & sibuk, tegas, penuh perhitungan, diplomatis, tdk
idealis.
6. Sifat amorf (tanpa bentuk). Malas, suka menunda, ceroboh, tdk edialis, suka
hsl yg cepat, sosialisasi lemah, tdk punya belas kasihan, suka makan enak, suka
mabuk.
7. Sifat phlegmaticus. Dingin, tenang, kalem, berani, serius, ulet & tahan kerja,
selalu rajin, suka berfikir, banyak pertimbangan, pandangannya luas, teliti,
sederhana, kurang suka makan enak, setia, sangat percaya pd agama.
8. Sifat gepassoneerd (hawa nafsu). Selalu sibuk, rajin bekerja, idialis, cita-cita
besar, persaan terikat sangat kuat, suka bicara, bicaranya mengasyikan, penuh
kasih, suka kerja berat/keras, perasaan hangat, gembira.
Faktor-Faktor Pembentuk Kepribadian
1. Faktor Keturunan
Keturunan merujuk pada faktor genetis seorang individu. Tinggi fisik, bentuk wajah,
gender, temperamen, komposisi otot dan refleks, tingkat energi dan irama biologis
adalah karakteristik yang pada umumnya dianggap, entah sepenuhnya atau secara
substansial, dipengaruhi oleh siapa orang tua dari individu tersebut, yaitu komposisi
biologis, psikologis, dan psikologis bawaan dari individu.
Terdapat tiga dasar penelitian yang berbeda yang memberikan sejumlah kredibilitas
terhadap argumen bahwa faktor keturunan memiliki peran penting dalam menentukan
kepribadian seseorang. Dasar pertama berfokus pada penyokong genetis dari perilaku
dan temperamen anak-anak. Dasar kedua berfokus pada anak-anak kembar yang
dipisahkan sejak lahir. Dasar ketiga meneliti konsistensi kepuasan kerja dari waktu ke
waktu dan dalam berbagai situasi.

33

Penelitian terhadap anak-anak memberikan dukungan yang kuat terhadap pengaruh


dari faktor keturunan. Bukti menunjukkan bahwa sifat-sifat seperti perasaan malu, rasa
takut, dan agresif dapat dikaitkan dengan karakteristik genetis bawaan. Temuan ini
mengemukakan bahwa beberapa sifat kepribadian mungkin dihasilkan dari kode genetis
sama yang memperanguhi faktor-faktor seperti tinggi badan dan warna rambut.
Para peneliti telah mempelajari lebih dari 100 pasangan kembar identik yang
dipisahkan sejak lahir dan dibesarkan secara terpisah. Ternyata peneliti menemukan
kesamaan untuk hampir setiap ciri perilaku, ini menandakan bahwa bagian variasi yang
signifikan di antara anak-anak kembar ternyata terkait dengan faktor genetis. Penelitian
ini juga memberi kesan bahwa lingkungan pengasuhan tidak begitu memengaruhi
perkembangan kepribadian atau dengan kata lain, kepribadian dari seorang kembar
identik yang dibesarkan di keluarga yang berbeda ternyata lebih mirip dengan pasangan
kembarnya dibandingkan kepribadian seorang kembar identik dengan saudara-saudara
kandungnya yang dibesarkan bersama-sama.
2. Faktor Lingkungan
Faktor lain yang memberi pengaruh cukup besar terhadap pembentukan karakter
adalah lingkungan di mana seseorang tumbuh dan dibesarkan; norma dalam keluarga,
teman, dan kelompok sosial; dan pengaruh-pengaruh lain yang seorang manusia dapat
alami. Faktor lingkungan ini memiliki peran dalam membentuk kepribadian seseorang.
Sebagai contoh, budaya membentuk norma, sikap, dan nilai yang diwariskan dari satu
generasi ke generasi berikutnya dan menghasilkan konsistensi seiring berjalannya waktu
sehingga ideologi yang secara intens berakar di suatu kultur mungkin hanya memiliki
sedikit pengaruh pada kultur yang lain. Misalnya, orang-orang Amerika Utara memiliki
semangat ketekunan, keberhasilan, kompetisi, kebebasan, dan etika kerja Protestan yang
terus tertanam dalam diri mereka melalui buku, sistem sekolah, keluarga, dan teman,
sehingga orang-orang tersebut cenderung ambisius dan agresif bila dibandingkan
dengan individu yang dibesarkan dalam budaya yang menekankan hidup bersama
individu lain, kerja sama, serta memprioritaskan keluarga daripada pekerjaan dan karier.
8. Tipe manusia berdasarkan temperamennya

34

Lebih dari 400 tahun sebelum Masehi, Hippocrates lebih tepatnya sekitar (460-370
SM) adalah Bapak Ilmu Kedokteran, seorang tabib dan ahli filsafat yang sangat pandai
dari Yunani,mengemukakan suatu teori kepribadian yang mengatakan bahwa pada
dasarnya ada empat tipe temperamen. Sebenarnya, ada beberapa teori mengenai macam
macam kepribadian. Teori yang paling popular dan terus dikembangkan adalah teori
Hipocrates- Galenus. Yang merupakan pengembangan dari teori Empedokretus.
Berdasarkan pemikirannya, ia mengatakan bahwa keempat tipe temperamen dasar itu
adalah akibat dari empat macam cairan tubuh yang sangat penting di dalam tubuh
manusia :
-

Sifat kering terdapat dalam chole (empedu kuning)


Sifat basah terdapat dalam melanchole (empedu hitam)
Sifat dingin terdapat dalam phlegma (lendir)
Sifat panas terdapat dalam sanguis (darah)

Kemudian teori Hippocrates di sempurnakan kembali oleh Galenus yang


mengatakan bahwa keempat cairan tersebut ada dalam tubuh dalam proporsi tertentu,
dimana jika salah satu cairan lebih dominan dari cairan yang lain, maka cairan tersebut
dapat membentuk kepribadian seseorang. Berpuluh tahun lamanya tipologi yunani yang
bersifat filosofis ini berpengaruh luas sekali. Bahkan psikologi modern telah
mengemukakan banyak saran baru mengenai penggolongan temperamen, tetapi tidak
ada yang dapat menemukan penggolongan yang lebih bisa diterima seperti yang
dikemukakan oleh Hippocrates dan Galenus. Untuk memperoleh gambaran mengenai
berbagai sifat temperamen yang melekat dalam setiap cairan, berikut adalah gambaran
dari penggolongan manusia berdasarkan keempat bentuk cairan tersebut.

1. Tipe Kepribadian Choleris

35

Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan chole. Dimana orang yang
choleris adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti hidup penuh
semangat, keras, hatinya mudah terbakar, daya juang besar, optimistis, garang,
mudah marah, pengatur, penguasa, pendendam, dan serius.
Tipe ini paling baik dalam hal pekerjaan yang memerlukan keputusan cepat;
persoalan yang memerlukan tindakan dan pencapaian seketika; bidang-bidang yang
menuntut kontrol dan wewenang yang kuat. Kelemahan tipe ini adalah tidak tahu
bagaimana cara menangani orang lain; sulit mengakui kesalahan; sulit bersikap
sabar; terlalu pekerja keras.
2. Tipe Kepribadian Melancholis

Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan melanchole. Dimana orang
yang melancholis adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti
mudah kecewa, daya juang kecil, muram, pesimistis, penakut, dan kaku.
Tipe ini paling baik dalam hal mengurus perincian dan pemikiran secara
mendalam, memelihara catatan, bagan dan grafik; menganalisis masyarakat yang
terlalu sulit bagi orang lain. Kelemahan tipe ini adalah mudah tertekan; menunda
nunda suatu pekerjaan; mempunyai citra diri yang rendah; mengajukan tuntutan
yang tidak realistis pada orang lain.

3. Tipe Kepribadian Phlegmatis

36

Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan phlegma. Dimana orang
yang phlegmatis adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti
tidak suka terburu-buru, tenang, tidak mudah dipengaruhi, setia, dingin, santai dan
sabar.
Tipe ini paling baik dalam posisi penengahan dan persatuan; badai yang perlu
diredakan; rutinitas yang terus membosankan bagi orang lain. Kelemahan tipe ini
adalah kurang antusias; malas; tidak berpendirian; sering mengalami perasaan
sangat khawatir, sedih dan gelisah.
4. Tipe Kepribadian Sanguinis

Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan sanguis. Dimana orang
yang sanguinis adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti hidup
mudah berganti haluan, ramah, mudah bergaul, lincah, periang, mudah senyum, dan
tidak mudah putus asa.
Tipe ini paling baik dalam hal berurusan dengan orang lain secara antusias;
menyatakan pemikiran dengan penuh gairah; memperlihatkan perhatian. Kelemahan
tipe ini adalah berbicara terlalu banyak; mementingkan diri sendiri; sulit
berkonsentrasi; kurang disiplin.

37

Kelebihan dan kekurangan kepribadian seseorang berdasarkan tempramennya

9. Tipologi dan Karakter Manusia


A. Pengertian
Doktor Abdul mujib dalam bukunya kepribadian dalam psikologi
islammendfinisikan tipologi dalam 5 definisi, yaitu:
a) Suatu pola karakteristik berupa sekumpulan sifat-sifat yang sama, yang berperan
sebagi penentu ciri khas seseorang.
b) Suatu pengelompokan individu yang bisa dibedakan dari orang lain karena
memliki satu sifat khusus.
c) Seseorang yang memiliki semua atau paling banyak ciri-ciri khas di suatu
kelompok.
d) Suatu pola karakterstik yang berperan sebagai suatu pembimbing untuk
menempatkan individu dalam suatu kategori.
e) Ekstrimitas dari rangkaian kesatuan atau dari distribusi seperti yang ditunjukkan
dalam tipe agresif atau tipe sosial.

38

Definisi ini berbeda dengan pengertian karakter, Gordon Alipon yang mengatakan
bahwa seseorang bisa saja memliki karakter tertentu, tetapi tidak memiliki suatu tipe.
Artinya karakter adalah sifat sikap individu yang banyak dipengaruhi oleh aspek
lingkungan, pengalaman, baik berupa asimilasi, yaitu hubungan manusia dengan alam
kebendaan dan sosialisasi yaitu hubugan antara sesama manusia .Tipologi individu
dalam jiwa keagamaannya bersumber dari norma yang terdapat dalam dasar agama,
tidak

semata-mata

perilaku

manusia

tanpa

dikaitkan

dengan

nilai.

Dalam menentukan tipologi didasarkan atas kerangka;


a. Struktur nafasani manusia
b.

Menggunakan penilaian baik dan buruk terhadap perilaku manusia

c.

Berorientasi pada teosentris karena berdasar pada wahyu ilahi sekalipun tanpa

menghilangkan ijtihad manusia.


Pola penulusuran tipologi individu dalam jiwa keagamaan islam. Dalam literatur
islam yaitu Al-quran dan hadits yang berkembang menjadikan dasar bagi penilaian
terhadap tipologi keagamaan bagi penganutnya, diantaranya diidentikkan denan akhlak
dan tasawuf yaitu salah satu aspek ajaran islam yang membahas perilaku batin individu
Adapun pola-pola yang dipakai adalah sebagi berikut;
a. Dengan pola berlawanan seperti positif versus negatif atau baik versus buruk,
isebutkan tiga tipe manusia yaitu:
- Tipe mukmin/ yaitu mereka beriman atau percaya kepad yang gaib/menunaikan
-

sholat/ dan lain-lain.


Tipe kafir yaitu mereka yang ingkar terhadap hal-hal yang harus diyakini

sebagai mukmin.
Tipe munafik yaitu muslim yang beriman tetapi hanya di mulut saja sementara

hatinya ingkar.
b. Dengan pola linear, contohnya tipe orang berorientasi pada dunia saja dan yang
berorientasi pada akhirat saja atau bahkan keduanya
3. Aspek-aspek dalam menentukan tipologi individu dalam jiwa keagamaan.
Secara garis besar aspek tersebut sibagi menjadi dua aspek, yaitu;

39

Aspek biologis, yaitu penilaian tipologi individu berdasarkan kontruksi fisikk


individu yang berbeda. Hippocrates dan Galenus membagi tipe individu menjadi

empat, yaitu :
tipe Choleris tipe disebabkan oleh cairan emepedu kuning yang dominan

berakibat pada sifat emosional (mudah marah-marah).


tipe melancholic, disebabkan cairan empedu hitam yang dominan berakibat

menjadikan individu bersifat tertutup, rendah diri, mudah sedih atau putus asa.
tipe plagmatis, disebabkan oleh cairan lendir yang dominan berakibat memiliki

sifat statis, lamban, apatis, pasif dan pemalas.


tipe sanguitis, disebabkan oleh cairan darah merah yang dominan berakibat

individu memiliki sifat aktif, cekatan, periang dan gaul


Aspek sosiologis, yaitu penilaian tipologi individu berdasarkan pada nilai sosial

terhadap lingkungan. Edward Spranger membagi tipe ini menjadi 6 bagian:


tipe teoritis, yaitu tipe hanya berdasar teori, nilai-nilai, keingin tahuan, dll.
tipe ekonomis, yaitu perhatiannya tertuju pada manfaat segala sesuatu,
tipe estetis, yaitu perhatiannya tertuju pada nilai keindahan,
tipe sosial, yaitu perhatiannya tertuju pada kepentinan umum dan pergaulan,
tipe polotis, yaitu tipe yang perhatiannya tertuju pada kepentingan, kekuasaan,

dan organisasi,
tipe religius, yaitu tipe individu yang taat terhadap ajaran agama, masalah

ketuhanan dan keyakinan.


Aspek psikologis/ kejiwaan individu, Prof Heymen mengklasifikasikan tipologi
individu berdasarkan tiga aspek psikologi yaitu emosionalitas, aktivitas, dan

1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)

perwatakan, sehingga menimbulkan 8 tipe individu, yaitu;


Tipe pemikiran terbuka dengan sifat-sifat praktisnya.
Tipe perasaan terbuka dengan sifat-sifat dan sifat orang lain.
Tipe penginderaan terbuka dengan sifat-sifatnya.
Tipe intuisi terbuka dengan sifat-sifatnya.
Tipe pemikiran tertutup dengan sifat-sifatnya.
Tipe perasaan tertutup dengan sifat-sifatnya.
Tipe penginderaan tertutup dengan sifat-sifatnya.
Tipe intuisi tertutup dengan sifat-sifatnya

Pengaruh tupologi karakter manusia terhadap jiwa keagamaan. Umat islam


dalam jiwa keagamaannya memliki bentuk yang berbeda, hal ini di dasarkan atas
konsistensi dengan pembahasan struktur kepribadian dan dinamikanya, oleh
karena itu pengaruh tipologi karakter manusia terhadap jiwa keagamaan yang
dimiliki umat islam ada tiga macam, yaitu :

40

i.

Tipologi

ammarah, yaitu tipologi individu yang

cenderung

melakukan perbuatan-perbuatan rendah sesuai dengan naluri


primitifnya, sehingga selalu dan sering melakukan hal-hal yang
bertentangan dan melanggar serta jarang melaksanakan perintah
ii.

syariat agama.
Tipologi lawwamah, yaitu tipologi manusia yang mencela perbuatan
buruknya setelah memperoleh hidayah, karena sebelumya dia pernah
melakukan sesuatu kesalahan atau kemungkaran atau kemaksiatan
kemudian bertobat karena hidayah Allah, sehingga dia menyesal dan
merasa bersalah kepada Allah kemudian dia tebus dengan giat

iii.

beribadah.
Tipologi muthmainnah, yaitu tipologi manusia yang tenang karena
diberi kesempurnaan nur kalbu oleh Allah sehingga meninggalkan
sifat-sifat t ercela dan menisi dengan sifat-sifat baik yaitu
kategorpribadi

muslim

yang

mukmin

(pribadi

yang

selalu

memperbaiki dan menambah kadar keimanannya atas rukun iman


yang diyakini dan diimani syariat islam), muslim (pribadi yang
menyerahkan diri untuk tunduk patuh dengan sepenuh hati serta jiwa
raga hanya kepada Allah), dan muhsin (pribadi yang dapat
memperbaiki dan mempercantik jasmani dan rohani terhadap sesama
manusia dan kepada Allah)
B. Mengenal Karakter dalam Tipologi Psikologi
Sifat dan karakter manusia ada berbagai macam. Kepribadian
manusia

dapat

dilihat

dari:

1. Prenology (Bentuk tengkorak). Bahwa ada hubungan dengan otak


yang ada didalamnya. Tengkorak yang besar tentu berisi otak yang
banyak, otak yang banyak tentu berat. Otak yang berat tentu dapat
menyelesaikan hal - hal yang berat , adalah orang yang pandai dan
sebaliknya, bahwa tengkorak yang kecil , orangnya tentu tidak begitu
pandai.

41

2. Grafology (Tulisan tangan). Bahwa ada hubungan antara tulisan


tangan dengan watak penulisnya.
3. Astronomy (Ilmu perbintangan). Pendapat yang menghubungkan
tata bintang dengan dengan musim, bernama astronomi, dalam
hubungannya dengan watak orang yang dilahirkan pada musim
itu (astrology).
4. Psyognomy (Ilmu wajah). Menerangkan bahwa wajah yang bulat
menandakan orang yang sabar, lembut dan tenang. Sedang wajah
yang bulat panjang, orangnya tentu lincah, banyak cakap ,
periang dan sebagainya.
5. Chirology/ Palmistry (Ilmu gurat tangan) Mengajarkan bahwa gurat
tangan ada hubungannya dengan nasib orangnya.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

42

Saran

Daftar Pustaka

Sujanto, Agus, Lubis, Halem, Hadi, Taufik. 2006. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Bumi
Aksara
Koeswara, E. 1991. Teori-teori Kepribadian. Bandung: Eresco
Muh. Farozin. 2004. Pemahaman Tingkah Laku. Jakarta: PT Asdi Mahasatya
Heri Maulana. 2010. Tipe Manusia Menurut Sp
Endang Ekowarni. 2010. Pengembangan nilai-nilai luhur budi pekerti sebagai karakter
bangsa. Diambil dari http://belanegarari.wordpress.com/2009/08/25/pengembangannilai-nilai-luhur-budi-pekerti-sebagai-karakter-bangsa, Pada tanggal tanggal 26 Maret
2010.

43

Sujanto, Agus, Lubis, Halem, Hadi, Taufik. 2006. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Bumi
Aksara.

Koeswara,
E.
1991.
Teori-teori
Kepribadian.
Bandung:
Eresco
Feist, Jess & Feist, G. J. (2006). Theories of Personality, Sixth ed. Boston: Mc-Graw
Hill.

44

You might also like