You are on page 1of 64

DESAIN

PELAT DAN BALOK BETON


PENDAHULUAN
PERTEMUAN KE-1

Dosen :
Prof.Ir. Mochamad Teguh, MSCE, PhD
Asisten Dosen :
Atika Ulfah Jamal

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Latar Belakang
Penggunaan beton dan bahan-bahan vulkanik sebagai pembentuknya,

seperti abu pozolanik, telah dimulai sejak zaman dahulu yakni zaman
Yunani , Romawi, dan mungkin juga sebelum itu.
Awal abad ke 19, penggunaan beton bertulang dilakukan lebih intensif.
Pada tahun 1801, F.Coignet menulis tentang prinsip-prinsip konstruksi

dan kelemahan beton terhadap tarik.


Pada tahun 1886, Koenen menulis tentang teori dan perancangan

struktur beton
Tahun 1906, Turner untuk pertama kalinya mengembangkan flat slab

tanpa balok.
Pada tahun 1938, Teori kekuatan batas mulai dikembangkan di Rusia

dan pada tahun 1956 di Inggris dan Amerika


Metode mix design beton terus berkembang, mulai munculnya beton

dengan kekuatan tekan tinggi

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN,

DESAIN PELAT DAN BALOK BETON


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Prof.Ir. MOCHAMAD TEGUH, MSCE, PhD


00 - 01

Latar Belakang
Perkembangan beton yang disertai riset eksperimental dan teoritis,

menghasilkan teori-teori dan peraturan standarisasi penggunaan beton


bertulang (konstruksi beton) antara lain : German Committee for
Reinforced Concrete, Australian Concrete Committee, American
Concrete Institute, dan British Concrete Institute.
Penggunaan beton bertulang pada bangunan sipil terlah banyak

digunakan antara lain untuk konstruksi bangunan gedung, jembatan,


bangunan keairan, bangunan pelabuhan laut dan darat , dll.
Perkembangan yang cepat alam bidang seni dan pengetahuan

analisis, perancangan dan konstruksi beton bertulang menyebabkan


dibangunnya struktur yang sangat khas antara lain : Auditorium Kresge
di Boston, Marina Tower, Lake Point Tower di Chicago dll

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN,

DESAIN PELAT DAN BALOK BETON


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Prof.Ir. MOCHAMAD TEGUH, MSCE, PhD


00 - 01

Auditorium Kresge di Boston

Marina Tower di Chicago

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN,

DESAIN PELAT DAN BALOK BETON


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Prof.Ir. MOCHAMAD TEGUH, MSCE, PhD


00 - 01

Hipotesis Dasar Beton Bertulang


Beton Bertulang

Beton yang diperkuat dengan baja tulangan

Beton + baja tulangan saling bekerja sama dalam menahan gaya


yang terjadi :
"
Beton diperhitungkan (hanya) menahan gaya tekan
" Baja tulangan diperhitungkan menahan gaya tarik, dalam
perkembangannya batang baja tulangan dipergunakan
bersama-sama beton untuk menahan gaya tekan

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN,

DESAIN PELAT DAN BALOK BETON


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Prof.Ir. MOCHAMAD TEGUH, MSCE, PhD


00 - 01

Kombinasi beton + baja tulangan dapat terwujud karena :


"
Lekatan yang sempurna antara batang baja tulangan dengan
beton yang membungkusnya sehingga tidak terjadi slip
"
Beton yang membungkus batang baja tulangan bersifat kedap
sehingga mampu melindungi dan mencegah terjadinya karat
pada baja tulangan
"
Kedua bahan mempunyai angka muai yang relatif sama besar,
sehingga tegangan yang terjadi karena perbedaan suhu dapat
diabaikan. Angka muai beton : 0,000010 0,000013 dan
angka muai baja : 0,000012.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN,

DESAIN PELAT DAN BALOK BETON


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Prof.Ir. MOCHAMAD TEGUH, MSCE, PhD


00 - 01

Lekatan antara Beton dan Baja Tulangan


Agar komponen2 beton bertulang

Trayektori tegangan desak


Baja
tulangan

(yi. baja tulangan dan beton)


dapat menjadi bahan komposit

Gaya tarik pada baja


tulangan

beton bertulangyang sempurna


harus ada ikatan yang baik
antara kedua bahan tersebut.

Trayektori tegangan tarik


kenyataan

Jenis ikatan beton & baja tulangan:

anggapan

1.

Lekatan (kecil, tdk diperhitungkan)

2.

Gesekan ( jika ada gaya desak melintang)

3.

Geseran (dominan pd tlg.deform)

Diagram tegangan ikat

kenyataan
anggapan

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN,

Tegangan desak uniform


pada beton

DESAIN PELAT DAN BALOK BETON


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Gaya tarik pada baja


tulangan

Prof.Ir. MOCHAMAD TEGUH, MSCE, PhD


00 - 01

Lekatan antara Beton dan Baja Tulangan


1.

Lekatan:

Lekatan antara baja tulangan dg pasta


semen. Lenyap setelah ada pergeseran
kecil.
p [kN/m]

2.

Gesekan:

p [kN/m]

3.

Jika ada gaya desak melintang batang baja,


akibat adanya faktor gesek , timbul ikatan
gesek antara beton dan baja tulangan.

Geseran:

terjadi geser pada beton akibat gaya desak


pada gigi-gigi baja tulangan

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN,

DESAIN PELAT DAN BALOK BETON


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Prof.Ir. MOCHAMAD TEGUH, MSCE, PhD


00 - 01

Selimut beton
Selimut Beton:
- melindungi baja tulangan dari
bahaya korosi
- menjamin ikatan yang baik antara
baja tulangan dan beton
- melindungi baja tulangan jika terjadi
kebakaran

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN,

DESAIN PELAT DAN BALOK BETON


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tepi luar

Prof.Ir. MOCHAMAD TEGUH, MSCE, PhD


00 - 01

BETON
Beton merupakan bahan campuran antara
semen, agregat halus dan agregat kasar, serta
air dengan adanya bahan penambah ataupun
tidak yang setelah mengeras membentuk massa
yang padat serta tidak larut dalam air.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN,

DESAIN PELAT DAN BALOK BETON


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Prof.Ir. MOCHAMAD TEGUH, MSCE, PhD


00 - 01

Kelebihan Beton
Harga relatif murah karena menggunakan bahan bahan dasar yang

umumnya tersedia di dekat lokasi pembangunan, kecuali semen


Portland.

Kuat tekannya cukup tinggi sehingga jika di kombinasikan

dengan baja tulangan (yang kuat tariknya tinggi) mampu dibuat utk
struktur berat.

Termasuk bahan yang awet, tahan aus, tahan kebakaran

(temperatur yang tinggi) , Tahan terhadap pengkaratan/


pembusukan oleh kondisi alam sehingga biaya perawatan murah

Dapat dengan mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan konstruksi.


Mudah di angkut,
Cetakan dapat pula dipakai beberapa kalo sehingga secara ekonomi

menjadi murah

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN,

DESAIN PELAT DAN BALOK BETON


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Prof.Ir. MOCHAMAD TEGUH, MSCE, PhD


00 - 01

Kekurangan Beton
Bahan dasar penyusun beton (agregat) bermacam-macam sesuai lokasi

pengambilan, cara perencanaan dan cara pembuatannya bermacam-


macam pula

Beton keras mempunyai beberapa kelas kekuatan sehingga harus

disesuaikan dengan bagian bangunan yang di buat cara perencanaan


dan cara pelaksanaan bermacam-macam.

Bentuk yang telah dibuat sulit untuk diubah.


Lemah terhadap Kuat tarik.
Rendahnya kekuatan per satuan berat dari beton mengakibatkan beton

bertulang menjadi berat. Ini akan sangat berpengaruh pada struktur-


struktur bentang-panjang dimana berat beban mati beton yang besar
akan sangat mempengaruhi momen lentur.
Daya pantul suara yang besar
Pelaksanaan pekerjaan membutuhkan ketelitian yang tinggi.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN,

DESAIN PELAT DAN BALOK BETON


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Prof.Ir. MOCHAMAD TEGUH, MSCE, PhD


00 - 01

Proporsi komposisi unsur pembentuk Beton


Secara umum, proporsi komposisi unsur pembentuk beton
adalah sebagai berikut :
" Agregat kasar + Agregat Halus
: 60% - 80%
" Semen
: 7% - 15%
" Air
: 14% - 21%
" Udara
: 1% - 8%

beton yang baik adalah beton yang mempunyai kuat tekan


dan kuat lekat yang tinggi dalam arti kedap air, tahan aus,
tahan cuaca, tahan zat-zat kimia, susutan pengerasannya
kecil, serta elastisitas yang tinggi.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN,

DESAIN PELAT DAN BALOK BETON


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Prof.Ir. MOCHAMAD TEGUH, MSCE, PhD


00 - 01

Agregat
Agregat adalah butiran mineral alami
yang berfungsi sebagai bahan pengisi
campuran beton. Agregat menempati
sebanyak 70% dari volume beton
Agregat dapat dibedakan berdasarkan
ukuran butirannya (Kasar dan halus),
asalnya (Alami dan buatan), Berat
jenis (ringan, normal dan berat),
gradasi dll
Agregat Halus : mampu menenbus ayakan
dengan lubang 4.8 mm
Agregat Kasar : Tertinggal di lubang 4.8 mm
tetapi lolos ayakan 40 mm

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN,

DESAIN PELAT DAN BALOK BETON


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Prof.Ir. MOCHAMAD TEGUH, MSCE, PhD


00 - 01

Fungsi agregat dan tujuan pencampuran


kerikil dan pasir
Agregat (halus dan kasar) sebagai bahan pengisi.
Agregat kasar dan halus dicampur agar kepadatannya tinggi (pori-

pori agregat besar diisi oleh agregat yg lebih halus).


Kepadatan tinggi berarti
persentase volume butiran besar
Persentase volume pori antar agregat kecil.
Kualitas agregat :
Kekuatan
Daya tahan
Bentuk permukaan
Kebersihan
gradasi
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN,

Berpengaruh terhadap kualitas


beton yang dihasilkan

DESAIN PELAT DAN BALOK BETON


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Prof.Ir. MOCHAMAD TEGUH, MSCE, PhD


00 - 01

Semen Portland
Semen Portland dibuat dari
serbuk halus mineral kristalin
yang komposisi utamanya
adalah kalsium dan alumunium
silikat.
Penambahan air pada mineral
ini akan menghasilkan suatu
pasta yang jika mengering akan
mengeras dan mempunyai
kekuatan yang tinggi
Komposisi Semen :
" Trikalsium silikat (C3S)
" Dikalsium Silikat (C2S)
" Trikalsium aluminat (C3A)
" Tetrakalsium aluminoferrat (C4AF)
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN,

DESAIN PELAT DAN BALOK BETON


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Prof.Ir. MOCHAMAD TEGUH, MSCE, PhD


00 - 01

Sifat-sifat komponen Semen Portland (CP)


A. Kekuatan
kekuatan semen merupakan hasil dari proses hidrasi yang
berupa kristalisasi dalam bentuk interlocking-crystals sehingga
membentuk gel semen yang akan mempunyai kekuatan tinggi
apabila mengeras
B. Pengaruh kehalusan semen terhadap pencapaian kekuatan
ukuran partikel semen mempunyai pengaruh besar terhadap
kelajuan reaksi antara semen dan air.
untuk suatu berat tertentu semen halus, luas permukaan partikel
lebih besar daripada semen yang kasar. Ini menyebabkan
kecepatan reaksi antara semen dengan air lebih tinggi, maka
proses pengerasan akan lebih cepat untuk luas permukaan
yang lebih besar

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN,

DESAIN PELAT DAN BALOK BETON


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Prof.Ir. MOCHAMAD TEGUH, MSCE, PhD


00 - 01

Sifat-sifat komponen Semen Portland (CP)


C. Pengaruh semen terhadap keawetan beton
adanya rongga udara pada pasta semen menambah daya
tahan beton terhadap disintegrasi beton, hal ini dapat diperoleh
dengan penambahan bahan tambah pada waktu pengadukan
yang menghasilkan air-retrained pada beton
D. Panas yang dihasilkan selama pengeringan awal
berbagai jenis semen menghasilkan panas yang berbeda-beda,
jugadengan kelajuan pelepasan panas yang berbeda, maka
sangat perlu diketahui untuk struktur apakah semen tersebut
digunakan. Semakin besar dan berat penampangstruktur beton,
semkin sedikit panas hidrasi yang di inginkan

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN,

DESAIN PELAT DAN BALOK BETON


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Prof.Ir. MOCHAMAD TEGUH, MSCE, PhD


00 - 01

Sifat-sifat komponen Semen Portland (CP)


C3S

C2S

C3A

C4AF

Sedang

Lambat

Cepat

Lambat

Kekuatan awal

Tinggi

Rendah

Sedang

Rendah

Kekuatan akhir

Tinggi

Tinggi

Rendah

Rendah

Sedang

Rendah

Tinggi

Rendah

Baik

Baik

Jelek

Baik

Laju hidrasi

Jumlah panas yang


dibebaskan
Tahanan terhadap
reaksi kimia

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN,

DESAIN PELAT DAN BALOK BETON


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Prof.Ir. MOCHAMAD TEGUH, MSCE, PhD


00 - 01

Klasikasi Semen Portland

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN,

DESAIN PELAT DAN BALOK BETON


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Prof.Ir. MOCHAMAD TEGUH, MSCE, PhD


00 - 01

Air
Fungsi Air pada pembuatan beton
Bereaksi dengan semen portland
Menjadi bahan pelumas antara butir- butir agregat, agar dapat

mudah dikerjakan (di aduk, di tuang, dan di padatkan)

Untuk perawatan (curing) setelah proses pengecoran.

Beton yang digunakan untuk kontruksi biasanya memiliki nilai FAS 0,45 0,65.
Karena nilai FAS sangat berpengaruh pada kekuatan beton yang dihasilkan ,
maka nilai FAS harus di kontrol secara ketat.
Air yang berlebihan akan menimbulkan banyaknya gelembung air setelah
proses hidrasi selesai
Air yang kurang menyebabkan tidak seluruh proses hidrasi selesai

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN,

DESAIN PELAT DAN BALOK BETON


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Prof.Ir. MOCHAMAD TEGUH, MSCE, PhD


00 - 01

Air yang digunakan untuk campuran beton harus memenuhi


syarat-syarat sebagai berikut:
1. Air yang dipergunakan untuk pembuatan dan perawatan beton adalah air yang
tidak mengandung minyak, asam, garam-garam, alkali, bahan-bahan organik atau
bahan-bahan yang dapat merusak mutu beton atau baja dan juga mempunyai pH
yang tidak boleh > 6. Dalam hal ini dianjurkan bahwa air yang digunakan
sebaiknya air bersih yang dapat diminum.
2. Apabila terdapat keragu-raguan mengenai air maka dianjurkan untuk mengirim
contoh air yang akan dipakai ke lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui
untuk diselidiki sampai berapa jauh air tersebut mengandung zat-zat yang dapat
merusak beton atau tulangan baja.
3. Apabila pemeriksaan tersebut tidak dapat dilakukan maka diadakan percobaan
perbandingan antara kekuatan tekan mortar semen + pasir dengan memakai air itu
dan dengan memakai air suling. Air tersebut dapat dianggap memenuhi syarat dan
dapat dipakai apabila kekuatan tekan mortar dengan memakai air itu pada umur 7
dan 28 hari paling sedikit adalah 90 % dari kekuatan tekan mortar dengan
menggunakan air suling pada umur yang sama.
4. Jumlah air yang dipakai untuk membuat adukan beton dapat ditentukan dengan
ukuran isi atau ukuran berat dan harus dilakukan setepat-tepatnya.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN,

DESAIN PELAT DAN BALOK BETON


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Prof.Ir. MOCHAMAD TEGUH, MSCE, PhD


00 - 01

Bahan Tambah
Bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam campuran beton

pada saat atau selama pencampuran itu berlangsung.


Untuk memenuhi kecocokan beton pada pekerjaan tertentu

dalam hal mengubah sifat-sifat, menghemat biaya, waktu yang


efisien, dan lain sebagainya.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN,

DESAIN PELAT DAN BALOK BETON


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Prof.Ir. MOCHAMAD TEGUH, MSCE, PhD


00 - 01

Pengelompokan jenis bahan tambah:


Accelerating admixtures , berfungsi mengurangi waktu pengeringan dan

mempercepat tercapainya kekuatan


Air retraining, berfungsi membentuk gelembung udara dengan diameter
1 mm selama pencampuran agar memudahkan pengerjaan dan
menambah kekuatan awal beton
Pengurang air dan pengontrol pengeringan, bahan tambah ini berupa
cairan. Air yang terkandung dalam bahan tambah merupakan bagian air
campuran beton, sehingga kebutuhan air berkurang dan juga
kandungan semen yang sebanding dengan pengurangan air
Penghalus gradasi, berfungsi untuk memperhalus perbedaan gradasi
campuran beton, yaitu dengan memberikan ukuran butiran yang tidak
ada atau kurang pada agregat, karena bahan ini berupa mineral,
sehingga dapat meningkatkan mutu beton
Polimer, bahan tambah ini termasuk jenis baru yang menghasilkan
beton dengan kekuatan tekan tinggi. Bahan tambah ini digunakan
sebagai pengganti air campuran dengan faktor polimer-beton 0,30
0,45 untuk mendapatkan beton mutu tinggi
Superplastisizer , termasuk bahan tambah baru yang berfungsi
mengurangi air tetapi nilai slump bertambah sehingga meningkatkan
sifat mudah dikerjakan.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN,

DESAIN PELAT DAN BALOK BETON


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Prof.Ir. MOCHAMAD TEGUH, MSCE, PhD


00 - 01

Agregat dan perekatnya

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN,

DESAIN PELAT DAN BALOK BETON


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Prof.Ir. MOCHAMAD TEGUH, MSCE, PhD


0025
- 01

Sifat sifat Beton


Sifat-sifat Beton Segar

1. Mudah dikerjakan (workability)


Unsur-unsur yang mempengaruhi sifat kemudahan dikerjakan
antara lain:
a.
b.
c.
d.
e.

Penambahan semen ke dalam campuran juga memudahkan cara


pengerjaanadukan beton, karena diikuti dengan bertambahnya air
campuran untuk memperoleh nilai fas yang tetap.
Pemakaian butir-butir batuan yang bulat mempermudah cara
pengerjaan beton.
Jumlah air yang dipakai dalam campuran beton. Makin banyak air
yangdipakai makin mudah beton segar dikerjakan.
Gradasi campuran pasir dan kerikil. Apabila mengikuti gradasi
campuranyang telah disarankan oleh peraturan, maka adukan beton
akan mudahdikerjakan.
Cara pemadatan adukan beton. Bila dilakukan dengan alat getar,
makadiperlukan tingkat kelecakan (keenceran) yang berbeda.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN,

DESAIN PELAT DAN BALOK BETON


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Prof.Ir. MOCHAMAD TEGUH, MSCE, PhD


00 - 01

Sifat-sifat Beton Segar (lanjutan)

2. Pemisahan kerikil (segregation)


Segregation adalah terpisahnya agregat kasar dari campuran

adukan beton,yang disebabkan oleh kelebihan air pada Campuran


beton. Dimana terjadi pengendapan partikel yang berat ke dasar
beton segar dan partikel-partikel yang lebihringan akan menuju ke
permukaan beton segar.
Hal-hal tersebut akan mengakibatkan beberapa keadaan pada beton
yaitu
a. terdapat rongga-rongga udara,
b. beton menjadi tidak homogen
c. permeabilitas serta keawetan berkurang


PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN,

DESAIN PELAT DAN BALOK BETON


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Prof.Ir. MOCHAMAD TEGUH, MSCE, PhD


00 - 01

Sifat-sifat Beton Segar (lanjutan)

2. Pemisahan air (bleeding)


bleeding adalah Kecerendungan campuran untuk naik ke

atas (memisahkan diri) pada betonsegar


yang baru saja dipadatkan disebut
Hal ini disebabkanketidakmampuan bahan solid dalam
campuran untuk menahan seluruh air campuranketika bahan itu
bergerak ke bawah.
Air naik ke atas sambil membawa semen dan butir-butir halus
pasir, yang pada akhirnya setelah beton mengeras akan tampak
sebagai selaput. Lapisan inidikenal sebagai laitance.

Bleeding biasanya terjadi pada campuran beton basah(kelebihan
air) atau campuran adukan beton dengan nilai slump tinggi


PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN,

DESAIN PELAT DAN BALOK BETON


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Prof.Ir. MOCHAMAD TEGUH, MSCE, PhD


00 - 01

Sifat sifat Beton


Sifat-sifat Beton Keras
Sifat mekanis beton keras dapat diklarifikasikan sebagai :
1.

sifat jangka pendek atau sesaat


a.

kekuatan tekan,

b.

Kekuatan tarik,

c.

Kekuatan geser,

d.
2.

kekakuan yang diukur dengan modulus elastis

sifat jangka panjang.


a.

rangkak

b.

susut

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN,

DESAIN PELAT DAN BALOK BETON


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Prof.Ir. MOCHAMAD TEGUH, MSCE, PhD


00 - 01

Kekuatan (strength)
Kekuatan beton meliputi :
a. kekuatan tekan,
b. kekuatan tarik
c. kekuatan geser.


Yang mempengaruhi kuat tekan beton adalah faktor air semen (fas),
semakin kecil fassemakin tinggi kuat tekan beton. Kekuatan beton
semakain meningkat dengan bertambahnya umur.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN,

DESAIN PELAT DAN BALOK BETON


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Prof.Ir. MOCHAMAD TEGUH, MSCE, PhD


00 - 01

Ketahanan
Ketahanan beton terhadap pengaruh yang merusak oleh kondisi sekitarnya
hingga beton tidak mengalami kerusakan ( menimbulkan penurunan
kekuatan tekan) adalah dimaksudkan sebagai durability of concrete.
Umumnya kerusakan pada beton di daerah-daerah tropis disebabkan oleh
pengaruh asam, pengaruh sulfat dan abrasi.
Kondisi yang dapat mengurangi daya tahan beton dapat disebabkan
faktor dari luar dan daridalam beton itu sendiri.
A. Faktor luar antara lain:
a. cuaca,
b. suhu yang ekstrem,
c. erosi,
d. kembang dan susut akibat basah atau kering yang silih berganti
dan pengaruh bahankimia.
B. Faktor dari dalam yaitu reaksi agregat dengan senyawa alkali


PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN,

DESAIN PELAT DAN BALOK BETON


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Prof.Ir. MOCHAMAD TEGUH, MSCE, PhD


00 - 01

Kekuatan Tekan

Kuat tekan beton adalah besarnya beban per satuan luas, yang

menyebabkan benda uji beton hancur apabila dibebani dengan gaya


desak tertentu.

P kgf
=
A cm 2

Untuk menentukan kuat desak


beton, dilakukan dengan
membuat sampel berupa kubus
ataupun slinder

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN,

adalah tegangan desak,


P adalah beban dan A adalah luas
bidang desak
P kgf
A cm2

P kgf A cm2

15 cm
15 cm

15 cm

15 cm

30 cm

DESAIN PELAT DAN BALOK BETON


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Prof.Ir. MOCHAMAD TEGUH, MSCE, PhD


00 - 01

Kuat desak beton akan bergantung pada :



1. Jumlah air, semakin banyak air semakin lemah kekuatan beton

2. Jumlah dan jenis semen/PC, jumlah yang optimal akan lebih baik

3. Jenis, jumlah dan gradasi butir-butiran, terutama gradasi butiran kerikil

Jumlah yang dimaksud di atas dapat terdiri atas :



1. Berdasarkan perbandingan volume, misal 1 PC : 2 Pasir : 3 kerikil + air
secukupnya

2. Berdasarkan perbandingan berat di disain mixed beton (concrete technology)


PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN,

DESAIN PELAT DAN BALOK BETON


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Prof.Ir. MOCHAMAD TEGUH, MSCE, PhD


00 - 01

tabel komposisi berat semen, pasir, dan kerikil, serta volume


air yang dibutuhkan untuk membuat 1 m3 beton dengan mutu
tertentu.

Referensi tabel :
SNI DT 91- 0008 2007 Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Beton, oleh
Dept Pekerjaan Umum.
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN,

DESAIN PELAT DAN BALOK BETON


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Prof.Ir. MOCHAMAD TEGUH, MSCE, PhD


00 - 01

Kekuatan Tarik
Kuat tarik beton berkisar seperdelapan belas kuat desak pasa waktu umurnya
masih muda,dan berkisar sepersepuluh sesudahnya. Biasanya tidak
diperitungakan di dalam perencanaan bangunan beton.

Kuat tarik merupakan bagian penting di dalam menahan retak-retak akibat
perubahan kadar air dan suhu.

Pengujian yang dilakukan

adalah seperti
pembelahan silinder-
silinder oleh suatu
desakan ke arah
diameternya.

Apabila kuat tarik
terlampaui , benda uji
akan terbelah menjadi
dua bagian dari ujung ke
ujung
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN,

DESAIN PELAT DAN BALOK BETON


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Prof.Ir. MOCHAMAD TEGUH, MSCE, PhD


00 - 01

Kekuatan Tarik
2 P
ft =
LD

ft = kuat tarik belah (N/m2)


P = beban pada waktu belah (N)
L = panjang benda uji silinder (m)
D = diameter benda uji silinder (m)

Nilai Pendekatan untuk kuat


tarik beton normal :

0,57 fc '

Kekuatan Geser
Di dalam praktek, geser dalam beton selalu di ikuti oleh desak dan tarik elemen
lenturan, dan bahkan di dalam pengujian tidak mungkin menghilangkan elemen
lentur.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN,

DESAIN PELAT DAN BALOK BETON


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Prof.Ir. MOCHAMAD TEGUH, MSCE, PhD


00 - 01

Regangan
Regangan dedefinisikan sebagai rasio antara per-pendekan batang
relatif terhadap panjang batang asli L

=
L

P kgf

apabila suatu batang dengan panjang L,


luas tampang A didesak dengan beban P,
selain akan menimbulkan tegangan maka
batang akan memendek sebesar dan
menimbulkan regangan

Dapat dibuat diagram tegangan regangan


PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN,

DESAIN PELAT DAN BALOK BETON


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Prof.Ir. MOCHAMAD TEGUH, MSCE, PhD


00 - 01

Diagram Tegangan-Regangan Desak Beton


Semakin beton bermutu tinggi, maka diagram tegangan-regangan akan
semakin tegak, tetapi regangan masimumnya akan semakin kecil.
fc

fc

fc
0.5fc

Regangan desak maksimum pada


beton pada umummnya ditentukan,

Ec

c = 0,003

Gambar Diagram Tegangan Regangan Beton

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN,

DESAIN PELAT DAN BALOK BETON


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Prof.Ir. MOCHAMAD TEGUH, MSCE, PhD


00 - 01

Modulus Elastisitas Beton (Ec)

Modulus Elasitisitas

adalah rasio tegangan normal terhadap regangan


yang timbul akibat tegangan tersebut.

Terdapat
beberapa cara untuk menentukan Modulus Elastisitas Beton (Ec) yang

diantaranya
adalah sebagai berikut,

Ec =

fc
fc
0.5fc

Ec
c1

0,5. f c

c1

E c = 4700
c

f c

fc dan Ec dalam Mpa


1 Mpa = 10.2 kg/cm2

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN,

DESAIN PELAT DAN BALOK BETON


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Prof.Ir. MOCHAMAD TEGUH, MSCE, PhD


00 - 01

Sifat-sifat Beton Keras


Rangkak
Rangkak merupakan peningkatan regangan terhadap waktu akibat beban yang
terus menerus bekerja.
Regangan tambahan akibat beban yang sama yang terus menerus bekerja disebut
regangan rangkak.
Rangkak tidak menyebabkan dampak
langsung pada kekuatan struktur
tetapi akan mengakibatkan timbulnya
distribusi tegangan pada beban kerja
dan kemudian terjadi peningkatan
lendutan (defleksi)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN,

DESAIN PELAT DAN BALOK BETON


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Prof.Ir. MOCHAMAD TEGUH, MSCE, PhD


00 - 01

Sifat-sifat Beton Keras


Susut
Susut pada beton adalah kontraksi akibat pengeringan dan perubahan
kimiawiyang tergantung pada waktu dan keadaan kelembaban tetapi
tidak pada tegangan

Proses susut pada beton apabila


dihalangi secara tidak merata (oleh
penulangan misalnya), akan
menimbulkan deformasi yang
umumnya bersifat menambah
terhadap deformasi rangkak

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN,

DESAIN PELAT DAN BALOK BETON


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Prof.Ir. MOCHAMAD TEGUH, MSCE, PhD


00 - 01

BAJA TULANGAN
Bentuk:
- batang (polos, deform, dia.: 6 - 32 mm)
- anyaman (utk tlg plat, ddg., str.cangkang)

Polos

Deform

Diagram tegangan regangan baja tulangan:


Canai panas (hot rolled)
Titik luluh tampak jelas

ftk
f0,2k
Tegangan s

ftk
fyk
Tegangan s

Canai dingin (cold worked)


Titik luluh tidak jelas

ES

uk

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN,

Regangan s

ES

0,2 %

DESAIN PELAT DAN BALOK BETON


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

uk

Regangan s

Prof.Ir. MOCHAMAD TEGUH, MSCE, PhD


00 - 01

Baja Tulangan
Diagram tegangan regangan baja tulangan untuk perancangan penampang beton
bertulang disederhanakan menjadi sbb.

ft

Modulus elastik Baja


tulangan dihitung dengan :

fy
Tegangan s

Es =
ES = 200 000 MPa

o =
y

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN,

uk

fy

y
fo
fy

Regangan s

DESAIN PELAT DAN BALOK BETON


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Prof.Ir. MOCHAMAD TEGUH, MSCE, PhD


00 - 01

Perkembangan Peraturan atau Pedoman Standard yang mengatur


perencanaan dan pelaksanaan bangunan beton di Indonesia
PBI 1955

menggunakan metode elastik


atau cara n, dengan
menggunakan nilai banding
modulus elastisitas baja dan
beton, n yang bernilai tetap
untuk segala keadaan bahan
dan pembebanan. Batasan
mutu bahan dalam peraturan
baik, untuk beton maupun
tulangan baja masih rendah
disamping peraturan tata
cara pelaksanaan yang
sederhana sesuai dengan
taraf teknologi yang dikuasai
pada waktu itu

PBI 1971

SK SNI T-15-1991-03

1. Didalam perhitungan menggunakan


metode elastik atau disebut juga
sebagai cara n atau metode
tegangan kerja, menggunakan nilai
n yang variabel tergantung pada
mutu beton dan waktu (kecepatan)
pembebanan, serta keharusan untuk
memasang tulangan rangkap bagi
balok-balok yang ikut menentukan
struktur.
2.Diperkenalkannya perhitungan
metode kekuatan batas (ultimate)
yang meskipun belum merupakan
keharusan untuk menggunakannya,
ditengahkan sebagai alternatif.
3. Diperkenalkannya dasar-dasar
perhitungan tahan gempa.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN,

SNI 03-2847-2002

1. Perhitungan perencanaan lebih


diutamakan serta diarahlan untuk
menggunakan metode kekuatan batas
(ultimit)
2.Konsep perhitungan keamanan dan
beban yang lebih realistik
dihubungkan dengan tingka daktilitas
struktur
3. Tata cara hitungan geser dan puntir
pada kekuatan batas (ultimit)
4.Menggunakan satuan SI dan notasi
disesuaikan dengan yang dipakai
dikalangan internasional
5. Ketentuan-ketentuan detail
penulangan lebih rinci untuk beberapa
komponen struktur
6.Terdapat beberapa ketentuan
mengenai struktur bangunan tahan
gempa, beton prategang, pracetak, dll

DESAIN PELAT DAN BALOK BETON


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Prof.Ir. MOCHAMAD TEGUH, MSCE, PhD


00 - 01

SNI 03-2847-2002
Mengacu pada ACI 318 M -99 dan ACI 318-02

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN,

DESAIN PELAT DAN BALOK BETON


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Prof.Ir. MOCHAMAD TEGUH, MSCE, PhD


00 - 01

Metode Perencanaan Beton Bertulang


Analisis Struktur:
pada umumnya didasarkan pada teori elastisitas linier (bahan memenuhi Hukum
Hook)
Perancangan Penampang Beton Bertulang:
Dengan memperhatikan sifat non linier beton (beton tdk menahan tarik karena
retak)
Metoda Perancangan:
- cara elastis (cara n)
- cara batas (batas layan SLS, batas kekuatan ULS)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN,

DESAIN PELAT DAN BALOK BETON


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Prof.Ir. MOCHAMAD TEGUH, MSCE, PhD


00 - 01

Metode Perencanaan Beton Bertulang



Ada

dua filsafat / metode perencanaan beton bertulang :

1. Metode tegangan kerja (Working Stress Methode)

berpusat pada beban layan (yaitu beban pemakaian struktur),


yang terutama dipakai sejak awal tahun 1900-an sampai 1960an
2. Metode perencanaan kekuatan batas (Strength Design

Methode)
terpusat pada keadaan pembebanan yang melampaui beban
kerja pada saat struktur terancam keruntuhan, yang mulai
dikenal luas sejak 1983.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN,

DESAIN PELAT DAN BALOK BETON


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Prof.Ir. MOCHAMAD TEGUH, MSCE, PhD


00 - 01

Perancangan dengan Metode Tegangan Kerja:


Struktur direncanakan sedemikian sehingga tegangan yang diakibatkan oleh
beban kerja nilainya lebih kecil dari pada tegangan yang diijinkan


beban yang diperhitungkan adalah service loads ( beban kerja ),
sedangkan penampang komponen struktur direncanakan atau dianalisa
bedasarkan pada nilai tegangan tekan lentur ijin yang umumnya ditentukan
bernilai 0,45 fc, dimana pola distribusi tegangan tekan linier atau berbanding
lurus dengan jarak terhadap garis netral.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN,

DESAIN PELAT DAN BALOK BETON


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Prof.Ir. MOCHAMAD TEGUH, MSCE, PhD


00 - 01

Kendala dalam perencanaan metode tegangan kerja :

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN,

DESAIN PELAT DAN BALOK BETON


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Prof.Ir. MOCHAMAD TEGUH, MSCE, PhD


00 - 01

Perancangan dengan Cara Kekuatan Batas:


Unsur Struktur direncanakan terhadap beban terfaktor
sedemikian rupa sehingga unsur struktur tersebut mempunyai
kekuatan ultimit yang diinginkan

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN,

DESAIN PELAT DAN BALOK BETON


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Prof.Ir. MOCHAMAD TEGUH, MSCE, PhD


00 - 01

Perancangan dengan Cara Kekuatan Batas:


Harus dipenuhi syarat2 :
-batas layan (SLS = serviceability limit state)

- batas deformasi (mis. Lendutan)


- batas lebar retak
- batas tegangan
- batas getaran

- batas kekuatan (ULS = ultimit limit state)


- kuat batas lentur dg/tanpa gaya aksial
- kuat batas geser, torsi dan pons
- patah lelah (fatigue, bbn. dinamik)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN,

DESAIN PELAT DAN BALOK BETON


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Prof.Ir. MOCHAMAD TEGUH, MSCE, PhD


00 - 01

Sistem Pembebanan
Setiap suatu struktur bangunan pasti akan
berfungsi menahan beban (load) tertentu
disamping harus menahan beratnya sendiri.
Setiap elemen struktur mulai dari plat lantai,
balok, kolom maupun fondasi dimaksudkan untuk
menahan semua beban yang mengkin terjadi.
Dengan demikian setiap elemen struktur tersebut
akan mempunyai kekuatan (resistance) tertentu
sesuai dengan beban yang harus disukung
Walaupun intensitas beban telah ditentukan, tetapi
pada prakteknya intensitas beban riil akan
bervariasi, dengan demikan akan terdapat
koef.variasi.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN,

DESAIN PELAT DAN BALOK BETON


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Prof.Ir. MOCHAMAD TEGUH, MSCE, PhD


00 - 01

Beban (Load)
Beban yang harus ditahan oleh struktur bangunan pada umumnya
terdiri atas
1) beban tetap yang pada umumnya berupa beban gravitasi. Beban tetap
masih dapat dibagi menjadi :
a. Beban mati yaitu berat sendiri struktur dan beban apa saja yang
menempel pada struktur pada waktu yang lama, misalnya
plafond, ducting AC dll
b. Beban hidup atau beban berguna misalnya berat orang/perabot
yang ada diatas lantai
2) beban sementara yaitu beban yang bekerja pada struktur untuk durasi
yang relatif singkat, misalnya beban angin, beban gempa
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN,

DESAIN PELAT DAN BALOK BETON


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Prof.Ir. MOCHAMAD TEGUH, MSCE, PhD


00 - 01

Resistance
pada resistance, adanya variasi ukuran, kekuatan bahan, letak tulangan
dsb nya, akan membuat resistance elemen akan bervariasi dan
mempunyai koef. Variasi.
Yang menjadi persoalan adalah dimana sebaiknya letak sebaran variasi
beban relatif terhadap sebaran resistance elemen struktur
f

Q (Load)
f

R (Resistance)
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN,

DESAIN PELAT DAN BALOK BETON


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Prof.Ir. MOCHAMAD TEGUH, MSCE, PhD


00 - 01

Sebaran resistance elemen struktur


Kondisi yang paling baik adalah
apa-bila distribusi Resistance (R)
jauh me-lampahui distribusi
beban/Load (Q)
Kondisi yang paling jelek adalah
apa-bila distribusi Resistance (R)
jauh me-motong distribusi beban/
Load (Q)
Kondisi standard adalah apabila
distri-busi Resistance (R) hanya
sedikit me-motong distribusi
beban/Load (Q)
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN,

Sangat
baik
Q (Load)

Q>R

R (Resistance)

Tidak
baik

Q (Load)

R (Resistance)

f
Q>R

Q (Load)

DESAIN PELAT DAN BALOK BETON


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Standar
minimal
R (Resistance)

Prof.Ir. MOCHAMAD TEGUH, MSCE, PhD


00 - 01

Daerah tidak aman yaitu daerah perpotongan antara Q dengan R


harus semakin kecil, artinya daerah yang lebih kecil dari .m (m
adalah deviasi standar untuk resistance and adalah faktor
keandalan, nilanya 3,0)
f

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN,

.m

DESAIN PELAT DAN BALOK BETON


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Prof.Ir. MOCHAMAD TEGUH, MSCE, PhD


00 - 01

Faktor Aman (Factor of Safety)


Factor of Safety secara sederhana dapat dimaknai sebagai adanya reserve
capacity/resistance. Apabila beban dan resistance dinotasikan sebagai Q
dan R, maka Safety Factor (SF) secara sederhana dapat dinyatakan dalam

SF = R Q > 0
Mengingat beban Q dan resistance R dua-duanya bersifat randaom variabel, maka Factor of Safety (SF) juga versifat randon variabel.
Di dalam persoalan praktis, angka aman atau factor of safety (SF) diturunkan dari suatu logika bahwa intensitas beban ada kalanya bertambah besar
(naik), tetapi resistance berkemungkinan menurun. Hal tersebut akan
menuju pada partial safety coefficient R dan Q, sehingga,

R .R > Q .Q
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN,

DESAIN PELAT DAN BALOK BETON


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Prof.Ir. MOCHAMAD TEGUH, MSCE, PhD


00 - 01

Yangmana R adalah partial safety coefficient yang nilainya < 1 dan Q


adalah partial safety factor yang nilainya > 1. Terdapat metode/cara khusus
bagaimana cara menentukan koefisien-2 tersebut, yaitu dengan melakukan
penelitian di lapangan.
Secara praktis, koefisien-2 tersebut didalam Code disebut faktor reduksi
kekuatan dan faktor beban . Dengan demikian hubungan antara resistance R dan beban Q akan menjadi,

.R > .Q
Yangmana faktor reduksi kekuatan nilainya < 1 dan faktor beban
nilainya > 1. Nilai faktor reduksi kekuatan tersebut akan berbeda-beda
untuk peristiwa lentur, geser maupun torsi.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN,

DESAIN PELAT DAN BALOK BETON


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Prof.Ir. MOCHAMAD TEGUH, MSCE, PhD


00 - 01

Faktor Aman dalam Hitungan Str. Beton Bertulang


Dimensi Penampang &
Kuat Bahan: fc, fy
Hitungan Kuat Penampang:
dg Asumsi2 pada Model Bahan
& Mekanik Penampang

Kuat Perlu,
mis.: Mu = 1,2 MD + 1,6 ML
Faktor Beban

Gaya Internal,
mis.: MD, ML, MW, ME

<

=

Kuat Nominal Penampang:


mis.: Mn
Faktor Reduksi Kekuatan

Kuat Rencana Penampang:


mis.: Md = 0,8 Mn

Analisis Struktur (elastis linier)

Beban: D, L, W, E

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN,

DESAIN PELAT DAN BALOK BETON


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Prof.Ir. MOCHAMAD TEGUH, MSCE, PhD


00 - 01

Faktor Reduksi Kekuatan


Beberapa nilai yg penting, untuk:

SNI T-15-1991-03

SNI 03-xxxx-2002

Lentur, tanpa beban aksial

0,80

0,80

Aksial tarik

0,80

0,80

Aksial tarik dengan lentur

0,80

0,80

Aksial desak
0,70 atau 0,65 0,70 atau 0,65
Faktor
reduksi
kekuatan
Aksial
desak
dengan
lentur a.l. untuk memperhitungkan
0,70 atauadanya
0,65 0,70 atau 0,65
kemungkinan:
Geser
0,60
0,75
- kesalahan hitung (pemodelan/penyederhanaan perilaku bahan dan
Torsiperilaku str.beton bertulang; pembulatan angka2), 0,60
0,75

0,70

Tumpuan
pada beton
- kekurangan
mutu (bearing)
bahan,

0,65

- kekurangan dimensi,
- ketelitian pelaksanaan (mis. letak baja tulangan).

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN,

DESAIN PELAT DAN BALOK BETON


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Prof.Ir. MOCHAMAD TEGUH, MSCE, PhD


00 - 01

Macam-Macam Faktor Beban


Sebagaimana disampaikan sebelumnya bahwa intensitas beban berkemungkinan bertambah besar sampai pada level beban ultimit (U). Pada level
beban ultimit, maka reistance atau kekuatan elemen juga mencapai kondisi
ultimit (U)
a. Beban Gravitasi
Pada kondisi tersebut maka hubungan antara resistance R dengan beban
Q untuk beban mati (D) dan beban hidup L akan menjadi,

.R D .DL + L .LL
U D .DL + L .LL

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN,

DESAIN PELAT DAN BALOK BETON


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Prof.Ir. MOCHAMAD TEGUH, MSCE, PhD


00 - 01

b. Kombinasi Beban Gravitasi dan Beban Sementara


Terdapat banyak kombinasi pembebanan, namun demikian kombinasi
pembebaban yang umumnya menentukan adalah kombinasi antara
beban mati (DL), beban hidup (LL) dan beban gempa E. Faktor beban
untuk kombinasi beban tersebut adalah :

.R { D .DL + L .LL + E .E}


U { D .DL + L .LL + E .E}

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN,

DESAIN PELAT DAN BALOK BETON


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Prof.Ir. MOCHAMAD TEGUH, MSCE, PhD


00 - 01

Faktor Beban pada Kondisi Ultimit

Kondisi ultimit

adalah kondisi yang mana inensitas beban


meningkat sampai pada batas ultimit tertentu. Meningkatnya beban
sehingga mencapai kondisi ultimit ditunjukkan oleh adanya faktor beban
yang nilainya > 1.

Beban Ultimit Menurut Beberapa Codes


perbedaan faktor beban antara SK SNI 1991 dan SNI 2000
Beban

SK SNI T-15-1991-03

Beban Mati

SNI 03-xxxx-2002
U = 1,4 D

Beban Mati & Hidup

U = 1,2 D + 1,6 L

U = 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (A atau R)

Beban Angin

U = 0,75 (1,2 D + 1,6 L + 1,6 W)


U = 0,9 D + 1,3 W

U = 1,2 D + 1,0 L + 0,5 (A atau R) + 1,6 W


U = 0,9 D + 1,6 W

Beban Gempa

U = 1,05 (D + LR + E)
U = 0,9 (D + E)

U = 1,2 D + 1,0 L + 1,0 E


U = 0,9 D + 1,0 E

Tekanan Tanah

U = 1,2 D + 1,6 L + 1,6 H

U = 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (A atau R) + 1,6 H

Temperatur

U = 0,75 (1,2 D + 1,6 L + 1,2 T)


U = 1,2 (D + T)

U = 0,75 (1,2 D + 1,6 L + 1,2 T)


U = 1,2 (D + T)

Beban Dinamik

Diperhitungkan pd L: Fak.Kejut x L

Diperhitungkan pd L: Fak.Kejut x L

Beban Fluida

Ditambahkan: 1,2 F

U = 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (A atau R) + 1,2 F


U = 1,4 D + 1,4 F

Tumbukan P
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN,

Ditambahkan: 1,2 P
DESAIN PELAT DAN BALOK BETON
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Prof.Ir. MOCHAMAD TEGUH, MSCE, PhD


00 - 01

You might also like