You are on page 1of 18

BAB I

LAPORAN KEUANGAN
A. LAPORAN KEUANGAN DAN KETERBATASANNYA
Laporan keuangan, pada perinsipnya, merupakan salah satu bentuk
pertanggung-jawaban manajemen atas sumber deya yang dipercayakan
kepadanya. Karenannya, laporan keuangan dapat dijadikan sebagai sumber
informasi utama ole berbagai pihak untuk menilai kinerja manajemen dan
sekaligus kinerja ekonomi organisasi (perusahaan).
Untuk memenuhi fungsinya sebagai sumber informasi keuangan utama
bagi para pemakainya, maka laporan keuangan harus memiliki 4
karakteristik yaitu: (1) relevan (2) handat, (3) dapat dibandingkan dan (4)
dapat dimengerti. Kualitas tersebut merupakan persyaratan kualitatif yang
harus dipenui suatu laporan keuangan agar dapat memberikan manfaat
yang optimal bagi para pemakainya secara keseluruhan dalam mengevaluasi
dan menganalisis kinerja keuangan perusahaan untuk keperluan
pengambilan keputusan ekonomi sesuai dengan kepentingan mereka
masing-masing. Dalam melakukan evaluasi laporan keuangan ada berbagai
model dan alat analisis yang dapat digunakan, yaitu
1. Analisis laporan keuangan perbandingan (comparative financial
statement analysis);
2. Analisis laporan keuangan komposisin (common size statement
analysisi);
3. Analisis rasio keuangan (financial ratio analysis);
4. Analisis perubahan modal kerja; dan
5. Analisis sumber dan penggunaan dana.
B. KARAKTERISTIK KUALITAS LAPORAN KEUANGAN
Yang merupakan prasyarat normatif yang harus dipenuhi laporan
keuangan adalah;
1. Relevan (relevant)
artinya informasi yang terkandung didalam laporan keuangan yang
disajikan sesuai dengan kebutuhan para pengguna sehingga memberi
manfaat dalam pembuatan keputusan sesuai dengan kepentingan masingmasing. Informasi yang relevan adalah;
(a) Memiliki manfaat umpan balik
(b) Memiliki manfaat prediktif
(c) Tepat waktu
(d) Lengkap

2. Andal
Artinya informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang
menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur
serta dapat diverifikasi. Informasi disebut andal jika;
(a) Disajikan secara jujur
(b) Dapat diverifikasi
(c) Netralitas
3. Dapat dibandingkan
Artinya informasi yang terkandung dalam laporan keuangan akan lebih
bermanfaat jika dapat dibandinkan dengan laporan keuangan priode
sebelumnya ataau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya .
4. Dapat dipahami
Impormasi yang di sajikan dalam laporan keuangan dapat di pahami oleh
pengguna dan nyatkan dalam bentuk serta istila yang di sesuaikan dengan
pemahaman para pengguna.
C.UNSUR LAPORAN KEUANGAN
Unsur laporan keuangan yang umumnya terdiri atas empat unsur
(a). laporan posisi keuangan atau neraca
(b). laporan laba rugi
(c). laporan laba di tangan
(d). laporan arus kas

1. N E R A C A
Laporan posisi keuangan (statement of financial position) atau neraca
(balance sheet ) merupakan laporan keuangan yang menggambarkan posisi
keuangan suatu perusaaan (organisasi) pada suatu waktu tertentu.

PT SULBAR
NERACA
PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
2012
2012
RP
RP
AKTIVA
EKUITAS
AKTIVA LANCAR

KEWAJIBAN DAN
UTANG LANCAR

Kas dan bank

2.000.000

utang dagang

Piutang

1.500.000

utang pajak

3.500.000

utang biaya

Persediaan
Uang muka biaya
Jumlah Aktiva
lancar
AKTIVA TETAP
Tana

500.000
jatuh tempo

1.200.000
jumlaH
1.600.000
UTANG

JANGKA PANJANG
5.000.000

Mesin dan
Peralatan

10. 000 000


20.000.000

5.000.000
Kredit Bank
Hutang Obligasi
jumblah utang

Nilai Buku

1.600.000

jangka panjang

5.000.000

5.000.000
Akumulasi
Penyusutan

700.000

keredit yang

7.500.000
utang lancar

Bangunan

Kendaraan

1.500.000

40.000.000
5.570.000
34.250.000

EKUITAS

6.600.000

Modal Sahan
Agio Saham
Laba Ditahan
Jumlah Ekuitas

Total Aktiva

41.750.000
dan Ekuitas

Total Kewajiban

18.000.000
4.000.000

8.150.000
30.150.000
41.750.000

2. LAPORAN LABA-RUGI
Laporan Laba-Rugi (Income Statement atau Profit and Loss Statement)
merupakan laporan yang menggambarkan kinerja basil operasi perusahaan
(organisasi) dalam suatu periode tertentu.

PT SULBAR
LAPORAN LABA-RUGI
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
2012
2011
Rp
Rp
Penjualan
120.000.000 150.000.000
Harga pokok penjualan
Laba kotor
Biaya operasional
Biaya pemasaran
Biaya umum dan adminitrasi
Jumlah

biaya operasional

80.000.000 112.500.000
40.000.000 37.000.000
21.000.000 20.000.000
17.000.000 15.000.000
38.000.000 35.000.000

Laba bersi operasi


Pendapatan dan Biaya Non-operasional

2.000.000 2.500.000

Pendapatan non-operasional

3.000.000

5.000.000

Biaya non-operasional

2.200.000

2.150.000

Pendapatan (biaya) non-operasional


Labah bersi sebelum pajak

800.000

2.850.000

2.800.000 5.350.000

3. LAPORAN LABA DITAHAN ATAU LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS


Laporan laba ditahan (Retained Eaming Statement) atau Laporan Perubahan
Ekuitas (Capital Statement) pada prinsifnya mempunyai fungsi sebagai laporan
penghubug (connecting report) antara Neraca dan Laporan Laba-rugi.
Seluru transaksi yang menyebabkan Ekuitas dilampung ke perkiraan Ekuitas
Pemilik maka laporannya disebut Laporan Perubahan Ekuitas. Bagi perusahaan
yang berbentuk Perseroan Terbatas, dimana kekayaan memiliki seluru transaksi
yang menyebabkan perubahan Ekuitas pemilik ditampung ke perkiraan Laba
Ditahan (retained eaming), maka laporan disebut Laporan Laba ditahan.

PT SULBAR
LAPORAN LABA-RUGI
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
2012
2011

Saldo awal ditahan 1 januaru


Laba yang tidak dibagi tahun ini:
Laba tahun berjalan
Dividen yang dibayarkan

Rp
2.278.000

Rp
850.000

4.590.000

2.380.000

1.836.000

952.000

Laba tahun berjalan yang tidak dibagikan

2.754.000

1.428.000

Saldo akhir laga ditahan 31 Desember

5.032.000

2.278.000

4. LAPORAN ARUS KAS


Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement) sebenarnya merupakan pormat laporan
yang masi relatif baru masuk dalam unsur laporan keuangan. Dalam penyusunan
Laporan Arus Kas, ada dua(2) metode yang dapat digunakan, yaitu:
1. Metode langsung
2. Metode tidak langsung

BAB II
ANALIS LAPORAN KEUANGAN
Analis laporan keuangan berarti melakukan kegiatan menganalisis atau
menalaah hubungan antara satu atau lebih pos-pos dalam neraca,beberapa
alat analis yang digunakan dalam mengukur kinerja keuangan dan operasi
perusahaan adalah;
1. Analisis perbandingan laporan keuangan
2. Analisis komposisi laporan keuangan
3. Analisis rasio
4. Analisis perubahan modal kerja

5. Anlisis sumber dan pengguna dana


6. Analisis titik impas

A.

TUJUAN DAN KEGUNAAN

Tujuan analisis laporan keuangan menurut Bernstein dalam prasetya


adalah;
(1)Screening yaitu untuk mengetahui situasi dan kondisi entitas melalui
laporan keuangan tanpa harus melihat langsung entitas tersebut
(2)Understanding, memahami kondisi suatu entitas atau daerah melalui
kondisi keuangannya dan apa yang akan dihasilkannya
(3)Forecasting, untuk meramal atau memprediksi kondisi keuangan entitas
atau daerah dimasa akan datang
(4)Diaognosis, untuk mempelajari kemungkinan masalah yang terjadi baik
dalam manajemen keuangan maupun masalah lain dalam suatu entitas
atau daerah
(5) Evaluation, untuk menilai atau mengevaluasi kinerja pihak eksekutif
dalam mengelolah suatu entitas atau daerah.

B. ANALISIS PERBANDINGAN LAPORAN KEUANGAN


Dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu
1. analisis perubahan. Analisis perubahan dilakukan dengan cara
membandingkan laporan keuangan yang sama untuk periode
sebelumnya.
2. Analisis kecenderungan (trend). Analisis kecenderungan (trend) dilakukan
dengan membandingkan laporan keuangan yang sama untuk 2 atau
lebih periode dengan menetapkan satu periode sebagai tahun
pembanding atau tahun dasar.

Menetapkan satu periode sebagai tahun pembanding atau tahun dasar.


Sebagai ilustrasi, berikut disajikan contohnya.

PT SULBAR
NERACA
PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
2012

2011

Perusahaan

Rp
%

Rp

Rp

AKTIVA
AKTIVA LANCAR
Kas dan Bank
-5%

2.000.000

2.100.000

(100.000)

Piutang
-17%

1.000.000

1.200.000

(200.000)

Persediaan

2.500.000

3.000.000

(500.000)

Uang Muka Biaya


-7%

618.000

578.000

40.000

Jumlah Aktiva Lancar


-11%

-17%

6.118.000 6.878.000 (760.000)

AKTIVA TETAP
Tanah

6.000.000

Bangunan

10.000.000 8.000.000

Mesin dan Peralatan


Kendaraan

6.000.000

- 0%
2.000.000

25%

20.000.000 15.000.000 5.000.000


5.000.000

4.000.000

1.000.000

25%

33%

41.000.000 33.000.000 8.000.000


Akumulasi Penyusutan

5.750.000

4.400.000

24%

1.350.000

Nilai Buku

35.250.000 28.600.000 17.350.000 61%

Total akhir

41.368.000 35.478.000 16.590.000 47%

31%

KEWAJIBAN DAN EKUITAS


UTANG LANCAR
Utang Dagang

3.700.000

1.100.000

2.600.000

236%

Utang Pajak

1.236.000

100.000

1.136.000

1136%

Utang Biaya

1.200.000

200.000

1.000.000

500%

Kredit yang Jangka Tempo

1.600.000

1.600.000

Jumla Utang Lancar

0%

7.736.000 8.200.000 (1.600.000 -20%

EKUITAS
Modal Saham

18.000.000 18.000.000

Agio Sahan

4.000.000

4.000.000

0%

Laba Ditahan

5.032.000

Jumlah Ekuitas

27.032.000 24.278.000 2.754.000 11%

Total Kewajiban dan Ekuitas


17%

2.278.000

0%

41.368.000

2.754.000

121%

35.478.000 5.890.000

C. ANALISIS KOMPOSISI LAPORAN KEUANGAN


Analisis komposisi (Common Size Analysis), atau biasa disebut analisis vertical,
adalah
merupakan teknik analisis, laporan keuanggan yang
menggambarkan komposisi perbandingan pos-pos dalam suatu unsure laporan
keuangan diukur dari jumlah tertentu dalam laporan tersebut yang disajikan dalam
bentuk persentase.
Contoh analisis Common size disajikan berikut ini.
`

PT SULBAR
NERACA
PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

AKTIVA

AKTIVA LANCAR
Kas dan Bank

2.000.000

4,8% 2.100.000

Piutang

1.000.000

2,4% 1.200.000

3,4%

Persediaan

2.500.000

6,0% 3.000.000

8,5%

Uang Muka Biaya

618.000

1,5% 578.000

1,6%

Jumlah Aktiva lLancar


19,4%

6.118.000 14.7%

5,9%

6.878.000

AKTIVA TETAP
Tanah

6.000.000

14,4%6.000.000

16.9%

Bagunan

10.000.000 24.0%8.000.000

22,5%

Mesin dan peralatan


Kendaraan

20.000.000 47,9%15.000.000 42,3%


5.000.000

12,0%4.000.000

11,3%

41.000.000 98,2%33.000.000 93,0%


Akumulasi penyusutan
Nilai Buku

5.750.000

13,8%4.400.000

35.250.000 84,4%

12,4%

28.600.000

80,6%
Total aktiva
99,9%

41.368.000 99,1%

35.478.000

KEWAJIBAN DAN EKUITAS


UTANG LANCAR
Utang Dagang

3.700.000

8,9% 1.100.000

Utang Pajak

1.236.000

3,0% 100.000

0,3%

Utang Biaya

1.200.000

2,9% 200,000

0,6%

Kredit yang Jatu Tempo

1.600.000

3,8% 1.600.000

Jumlah Utang Lancar


8,5%

7.736.000 18,5%

3,1%

4,5%

3.000.000

UTANG JANGKA PANJANG


Kredit Bank
Hutang Obligasi
14,1%

1.600.000

3,8% 3.200.000

5.000.000

9,0%

12,0%5.000.000

Jumlah Utang Jangka Panjang


8.200.000 23,1%

6.600.000 15,8%

EKUITAS
Modalo Saham
50,7%

18.000.000 43,1%18.000.000

Agio Saham

4.000.000

9,6% 4.000.000

Laba Ditahan
6,4%

5.032.000

Jumlah Ekuitas
24.278.000 68,4%

27.032.000 64,7%

Total Kewajiban dan Ekuitas


35.478.000 99,9%

41.368.000 99,1%

11,3%

12,1%2.278.000

BAB III
ANALISIS RASIO
A. Pendahuluan
Analisis rasio (ratio analysis) merupakan analisis laporan keuangan dengan
menggunakan rasio antar
Elemen-elemen dalam laporan keuangan.
Aspek-aspek tersebut berkaitan dengan kinerja keuangan dan operasi perusahaan,
yaitu:
a. Aspek likuiditas
b. Aspek Solvabilitas
c. Aspek Profitabilitas, dan
d. Aspek Aktivitas
Ada 4 kategori rasio yang dapat digunakan oleh para analis atau pemakai laporan
keuangan sebagai indikator untuk mengukur aspek-aspek tersebut di atas, yaitu:
a. Rasio Likuiditas
b. Rasio Leverage
c. Rasio Profitabilitas
d. Rasio Aktivitas.

B. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adala rasio yang digunakan sebagai indicator untuk megukur
kemampuan perushaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Ada beberapa rasio keuangan yang dapat digunakan dalam megukur tingkat
likuiditas perushaan, yaitu :
(1)current ratio
(2) acid test ratio (quick ratio) dan
(3) cash ratio

1.current ratio
Current ratio (cr), atau rasio lancar, adalah rasio perbandingan antara harta
(aktiva) lancer degan hutang lancer.

Current

ratio =jumlah aktiva persediaan

100%

Jumlah hutang lancar

2.

acid test ratio


Acid test ratio (ATR), disebut juga quick ratio (QR), pada prinsipnya
mempunyai fungsi yang sama CR, hanya sifatnya lebi tajam sebagai indicator
sebab dalam menghitung ATR elemen persediaan dikeluarkan (tidak
diperhitungkan) karena dianggapkurang likuid. Rasio ini dihitung degan formula
sebagai berikut :
acid test =jumlah aktiva persediaan

100%

Jumlah hutang lancar

3. cash ratio
Kas dan setara Kas + Surat Berharga

x100%

Cash Ratio=
Jumlah hutang/ancar

C. Rasio Leverage
Rasio Leverage (Leverage Ratio), yang biasa disebut rasio solvabilitas
(solvability ratio) atau rasio pemanfaatan hutang (debt utilization ratio), adalah

rasio keuangan yang digunakan untuk mengukurkemanpuan perusahaan


memenuhi seluruh kewajibannya, baik jangka panjang maupun jangka panjang.

1. Rasio Hutang Terhadap Aktiva


Rasio Hutang terhadap Aktiva (Debt to Assets Ratio), bias disebut Debt Ratio
(DR), digunakan sebagai indikator untuk mengukur kemanpuan Aktiva
perusahaan untuk menutupi seluruh kewajibannya, baik jangka pendek
maupun jangka panjang, seandainya perusahaan dilikuidasi. Rasio ini
dihitung dengan formula:
Total Hutang

x100%

Debt Ratio=
Total Aktiva
2. Rasio hutang terhadap ekuitas
Rasio Hutang terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio=DER) adalah rasio
keuangan yang digunakan untuk megukur kemampuan ekuitas menutupi
seluruh kewajiban perusahaan. Rasio ini sekaligus menunjukkan struktur
Ekuitas perusaan.
Total Hutang
Debt to Equity Ratio=
Total Ekuitas

x100%

3. Times Interest Earned Ratio


Times Interest Earned Ratio (TIER) adalah rasio yang digunakan untuk
megukur kemampuan laba perusahaan untak menutupi beban bunga.
EBIT
Times Interest Earned Ratio=
Beban Bunga
4. Fixed-Charges Coverage Ratio
Fixed-Charges Coperage Ratio (FCCR) adalah rasio keuangan yang digunakan
mngukur berapa basar dari laba perusahaan yang tersedia untuk membayar
Fixed-charges adalah beban tetap peruahaan yang timbul sebagai akibat
adanya perjanjian atau perikatan degan pihak lain, misalnya beban bunga
pinjaman, sewa guna usaha, obligasi dan lain-lain.

Income available for meeting fuxed charges


FCCR =
Fixed Charges

NOI + Bunga + Lease + 0I


FCCR=
Bunga + Lease + Pelunasan Obligasi
1. Gross Margin Ratio
Gross Margin Ratio (GMR) atau sering disebut Gross Profit Margin Ratio
(GPMR) dihitung dengan formula:
Laba Kotor

x100

GMR=
Perjualan Bersih
2. NetOperating Margin Ratio
Net Operating Margin Ratio (NOMR) atau disebut juga Operating Profit
Margin Ratio (OPMR) atau Net Profit Margin Ratio (NPMR) dihitung
dengan pormula:
Laba Bersih Operasi
NOMR=

x100

Penjualan Bersih
3. Net Profit Margin Ratio
Net Profit Margin Ratio (NPMR) dihitung dengan pormula:
Laba Bersih Setela Pajak

x100

NPMR=
Penempatan Bersih
4. Return On Total Assets
Return On Total Assets (ROTA) atau Retum On Assets (ROA), yang lebih
dikenal dengan Retum On Investment (ROI) atau Rentabilitas Ekonomi
(RE).

Laba Bersih Setela Pajak


ROI=

x100

Total Aktiva
5. Return On Equity
Return On Equity (ROE) adalah rasio keuangan yang menunjukkan
kemanpuan perusahaan merai laba bersih diukur dari ekuitasnya. Dalam
modul ini digunakan formula:

Laba Bersih Setela Pajak

x100

ROE=
Jumlah Ekuitas
E. Rasio Aktivitas
Rasio Aktivitas merupakan indikator efektifitas atau intensitas
perusahaan dalam mengelola sumber daya (dalam hal ini aktiva) untuk
menghasilkan pendapatan (penjualan). Rasio mengambarkan apakah
investasi perusahaan pada aktiva lancer dan aktiva jangka panjang terlalu
kecil atau terlalu besar. Ada 5 rasio yang umum digunakan dalam mengukur
aspek aktivitas perusahaan, yaitu:
1. Rata-rata Umur Piutang;
2. Perputaran Piutang;
3. Perputaran Persediaan;
4. Perputaran Aktiva Tetap;
5. Perputaran Aktiva.
1. Rata-rata Umur Piutang
Saldo Piutang Dagang
Umur Piutang=
Rata-rata Penjualan Kredit/hari
Rata-rata penjualan kredit per hari dihitung dengan formula:
Jumlah Penjualan Kredit per tahun
360 hari

2. Perputaran Piutang Dagang


Penjualan Kredit
A R T=
Piutang Dagang
Rata-rata Piutang Dagang yang dihitung dengan formula:
Saldo Piutang awal + Saldo Piutang akhir
2
3. Perputaran Persediaan
Harga Pokok Penjualan
Perputaran Persediaan=
Persediaan

Dalam menghitung perputaran persediaan, nilai persediaan kadang


digunakan persediaan rata-rata yang dihitung dengan formula:
Persediaan Awal + Persediaan Akhir
2
4. Perputaran Aktiva Tetap
Perputaran aktiva tetap (Fixed Assets Tumover), sering disebut Perputaran
Aktiva (Assets Tumover = ATO), menunjukkan kemanpuan perusahaan
menggunakan seluru aktivanya untuk menghasilkan pendapatan (penjualan).
Rasio ini dihitung dengan formula:
Pendapatan
Perputaran Aktiva Tetap=
Nilai buku aktiva tetap
5. Perputaran Total Aktiva
Rasio ini dihitung dengan formula
Pendapatan
Perputaran Aktiva=
Total Aktiva
F. RASIO TAMBAHAN
Rasio-rasio yang diuraikan di atas adala rasio keuangan (dihitung dari
laporan keuangan) yang banyak digunakan dalam literatur. Selain rasio
keuangan yang disebutkan di atas, masi ada beberapa rasio yang sering
digunakan oleh para analis untuk mengukur kinerja perusahaan, khususnya
bagi perusahaan yang suda Go Public.
1. Laba Per Lembar Saham, (Eaming Per Share = EPS) adalah rasio
yang menunjukkan laba rata-rata per lembar saham biasa (common
stock) yang beredar.
EAT yang tersedia untuk saham biasa
EPS=
Jumlah lembar saham biasa yang beredar
2. Dividen Per Lembar Saham
Dividen Per Lembar Saham (Dividen for Share=DPS) menunjukkan ratarata deviden yamg dibagikan kepada setiap lembar saham biasa.
Laba yang tersedia untuk saham biasa
DPS=
Jumlah lembar saham biasa yang beredar

3. Price Eaming Ratio


Price Eaming Ratio (PER) dihitung dengan cara membagi Harga Per
lembar Saham Biasa (Prioe Per Share= PPS) dengan EPS.

Harga Per Lembar Saham


PER=
Eaming Per Share
4. Price to Sales Ratio
Price to Sales Ratio (PSR) merupakan indikator untuk mengukur
kemanpuan setiap lembar saham biasa menghasilkan penjualan
(pendapatan).
Harga Per Lembar Saham
PSR =
Sales Per Share
5. Price to Book Value Ratio
Price to Book Value Ratio (PBVR) dihitung dengan cara membagi Harga
Per Lembar Saham dengan Nilai Buku Ekuitas Rata-rata Per Lembar
Saham.
Harga Per Lembar Saham
PBVR=
Nilai Buku Ekuitas Per Lembar Saham
6. Earnings Yield
Earnings Yield merupakan rasio yang menunjukkan kemanpuan per
lembar saham (diukur dari harga pasarnya) dalam menghasilkan laba.
Laba Per Lembar Saham
Earnings Yield=
Harga Per Lembar Saham
7. Dividends Yield
Dividends Yield merupakan rasio yang menunjukkan kemanpuan setiap
lembar saham biasa (diukur dari harga pasarnya) dalam menghasilkan
laba.
Dividend Per Share
Dividend Yield=
Harga Per Lembar Saham
8. Dividend Payout Ratio
Dividend Payout Ratio (DPR) menunjukkan berapa besar dari laba yang
dibagikan untuk dividen kepada setiap lembar saham biasa.
Dividend Per Share
DPR=
Eaming Per Share
G. Keterbatasan Analisis Rasio
Pada dasarnya, rasio-rasio keuangan hanya merupakan indikator mengenai
kinerja keuangan dan kinerja operasi tertentu yang dikukur dengan suatu rasio.
Hasil penghitungan rasio masi perlu dianalisis lebih lanjut, baik dengan melakukan
analsis terhadap pemicu pos-pos yang digunakan maupun dengan mengkaitkannya

bdengan rasio lain. Rasio keuangan akan lebih bermanfaat jika dibandingkan, apaka
dengan rasio standar industri (jika ada)atau rasio dengan periode yang lain
perusahaan bersangkutan. Keterbatasan analisis rasio antara lain dapat
dikemukakan berikut ini:
1.
2.

3.

4.

5.

6.

7.

Bagi perusahaan yang bergerak diberbagai bidan bisnis akan sulit


mendapatkan rata-rata industri sebagai standar pembanding yang tepat.
Rata-rata industri yang dipublikasikan sering hanya merupakan basil
taksiran (approximations) tidak melalui perhitungan rata-rata iimiah
(scientifically) atau hanya mewakili beberapa perusahaan yang dianggap
berhasil dalam sector bisnis tertentu.
Laporan keuangan merupakan basil olahan data masa lalu (historis) dan
mengandng berbagai taksiran, sehingga kadang tidak menggambarkan
kondisi yang realistis dari perusaaan bersangkutan.
Praktek akuntansi yang diterapkan bias sangat bervariasi antara satu
dengan lain perusahaan, sehingga akan menghasilkan rasio yang sulit
dibandingkan.
Untuk tujuan tertentu, perusahaan dapat memanipulasi rasio keuangannya
dengan teknik window dressing agar tampak lebih baik. Contohnya, pada
tanggal menjelan tutup buku peruahaan meminjam kredit dan berusaha
tidak memenfaatkan dana tersebut sampai tanggal neraca.
Sulit menilai apaka suatu rasio baik atau buruk. Suatu pos dapat
menyebabkan suatu rasio keuangan tertentu kelihatan baik, tetapi
sebenarnya hal itu kurang baik bagi perusahaan. Contohnya, saldo piutang
yang tinggi akan menaikan rasio likuiditas, tetapi tingginya saldo piutang
kemungkinan disebabkan oleh kurang lancarnya penagian.
Factor waktu pelaporan juga mempengaruhi manfaat analisis rasio. Laporan
keuangan umumnya,yang di analisis umumnya adalah laporan keuangan
akhir tahun. Gambaran akhir tahun tidak mewakili gambar keuangan
perusahaan sepanjang tahun. Untuk memperoleh gambaran yang lebih ruel
diperlukan analisis secara periodik atau dengan menggunakan angka ratarata dari pos-pos tertentu dalam laporan keuangan, khususnya neraca.

You might also like