You are on page 1of 2

BAB II

ISI

2.1. IDENTIFIKASI SAPONIN


Saponin merupakan suatu glikosida alamiah yang terikat dengan steroid dan triterpena.
Identifikasi kandungan senyawa saponin dalam suatu tanaman dapat dilakukan dengan
bermacam-macam cara, dari yang paling sederhana, hingga memerlukan alat yang berbasis
kromatografi. Identifikasi saponin dapat berupa uji buih, uji salkowski, dan uji saponin berbasis
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) (Widyowati dkk, 2010).
Saponin memiliki salah satu ciri yaitu dapat berbentuk buih. Dengan mengacu pada ciri
tersebut, salah satu identifikasi saponin di dalam suatu tanaman yang berupa serbuk maupun
ekstrak adalah dengan identifikasi buih. Buih tersebut dapat dilihat dengan pengocokan terhadap
air yang berisi serbuk tanaman selama 1 menit dengan bantuan tabung reaksi, kemudian hasil
pengocokan tersebut didiamkan selama 30 detik, apabila suatu tanaman tersebut mengandung
saponin maka akan terbentuk buih diatas air di dalam tabung reaksi tersebut. Tetapi identifikasi
saponin dengan uji buih ini merupakan pengujian saponin yang paling sederhana (Fitriani dkk,
2011).

Gambar 1. Uji Buih menghasilkan buih stabil yang menunjukkan adanya saponin dalam
ekstrak daun sirih merah (Fitriani dkk, 2011).
Salah satu jenis dari saponin adalah steroid, yang mana steroid merupakan senyawa
organik lemak sterol. Dengan adanya kandungan ini, saponin dapat diidentifikasi dengan uji
salkowski. Pengujian saponin dengan cara ini dapat dilakukan dengan melarutkan suatu ekstrak
tanaman dengan etanol yang kemudian ditambahkan dengan H2SO4 pekat dalam tabung reaksi,
apabila suatu tanaman tersebut mengandung saponin maka akan timbul cincin berwarna merah,
yang merupakan tanda dari adanya steroid tak jenuh (Fitriani dkk, 2011).

Gambar 2. Uji Salkowski menghasilkan cincin merah yang menunjukka adanya senyawa
steroid jenuh dalam ekstrak daun sirih merah (Fitriani dkk, 2011).

Dalam pengujian saponin dengan KLT secara umum, perlu didahului oleh proses
hidrolisis, karena saponin sendiri terdiri dari glikon yang berupa gula dan aglikon berupa
sapogenin yang terdiri dari steroid dan triterpenoid. Jika positif adanya sapogenin dengan
bantuan penampak noda setelah dilakukan eluasi terhadap lempeng yang sudah ditotolkan
pembanding dan larutan uji yaitu, jika warna merah ungu untuk penampak noda anisaldehida
asam sulfat. Jika warna merah muda untuk penampak noda antimon klorida.
Contohnya pada tanaman anting-anting, hasil identifikasi menggunakan KLT golongan
senyawa steroid pada tanaman anting-anting dengan menggunakan eluen heksana:etil asetat (7:3)
ditunjukkan pada Gambar 3. Hasil KLT golongan senyawa steroid dengan pereaksi LiebermanBurchard menunjukkan terbentuknya noda berwarna hijau (Handayani dkk., 2008). Biru ungu

sampai coklat setelah dideteksi di bawah lampu UV 366 nm (Syamsudin, 2007). Pada ekstrak
etil asetat menunjukkan Rf antara
0,06-0,82 dengan 9 noda. Noda ke 1, 2 dan 8 menunjukkan
warna hijau kebiruan, noda ke 4 menunjukkan warna hijau, noda ke 6 menunjukkan warna ungu
yang tengahnya berwarna biru kehijauan, noda ke 9 menunjukkan warna hijau kebiruan muda.

You might also like