You are on page 1of 40

Riyadlotul M.

PENDIDIKAN FISIKA REGULER A 2012


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

12030184011
Miftahul Nurzaini
12030184032
Rahayu Setyo K.
12030184040

CAHAYA DAN ALAT OPTIK

CAHAYA DAN ALAT OPTIK

Tinjauan Umum

Dala m kehidupan sehari-hari, ka m u pasti telah m e n genal caha ya, seperti caha ya
m atahari dan caha ya lam pu. Caha ya pentin g dala m kehidupan, sebab tanpa
adan y a caha ya tidak m u n gkin ada kehidupan. Jika bu mi tidak m e ndapat caha ya
dari m atahari, m aka bu mi akan gelap g ulita dan din gin sehin g ga
tidak m u n gkin ada kehidupan. Para ahli telah m eneliti caha ya untuk m e n getahui
sifat -sifat dan karakteristik caha ya. A da dua pendapat m e n genai caha ya, y aitu
caha ya dian g gap seba gai g elo m ban g dan caha ya dian g gap sebagai partikel.
Setiap pendapat ini m e m p un y ai alasan m asin g - m asing dan keduan ya telah
dibuktikan secara eksperi men. Pada pe m bahasan ini, akan dipelajari caha ya
seba gai g elo m ban g.

Kompetensi Inti

KI 1

Meng har gai dan m en g ha y ati ajaran a ga ma y a n g dianutn y a.

KI 2

Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli


(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan
dan keberadaannya.

KI 3

Me maha mi dan

m e nerapkan pen getahuan

(faktual, konseptual, dan

prosedural) berdasarkan rasa ingin tahun ya tentan g ilmu pen getahuan,


teknologi, seni, buda ya terkait feno mena dan kejadian ta m pak m ata.
KI 4

Mengolah, m e n y aji, dan m e nalar dala m ranah konkret ( men g g u nakan,


m e n g urai, m e ran gkai, m e m odi fikasi, dan m e m b uat) dan ranah abstrak
( menulis, m e m baca, m e n g hitun g, m e n g g a m bar, dan m en garan g) sesuai
den gan y a n g dipelajari di sekolah dan sumber lain y a n g sama dala m sudut
pandan g/teori.

Kompetensi Dasar
1.1

Menga gu mi keteraturan dan ko mpleksitas ciptaan Tuhan tentan g aspek


fisik dan ki mia wi, kehidupan dala m ekosiste m, dan peranan m a nusia

dala m lingkun gan serta m e w ujudkann y a dala m pen ga malan ajaran aga ma
2.1Menunjukkan
perilaku ilmiah ( me miliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti;
y a n g dianutn ya
cer mat; tekun; hati- hati; bertan g g u n g ja w ab; terbuka; kritis;

kreatif;

ino vatif dan peduli lingkun gan) dala m aktivitas sehari -hari sebagai w ujud
imple mentasi sikap dala m m elakukan pen ga matan, percobaan, dan
3.11
Mendeskripsikan sifat- sifat caha ya, pe m bentukan ba yan gan, serta
berdiskusi
aplikasin ya untuk m e njelaskan pen glihatan m a nusia, dan prinsip kerja alat
4.11
optik Me mbuat laporan hasil pen yelidikan tentan g pe m bentukan
ba y an gan pada cer min, lensa dan alat optik

Indikator
1.1.1 Meng ucapkan syukur setelah m en getahui proses pe m bentukan ba y an gan
2.1.1 Menjelaskan prinsip kerja alat optik dan m e ncari perbedaann ya seba gai
pada m ata
rasa ingin tahu
3.11.1 Menjelaskan sifat- sifat caha ya
3.11.2 Menjelaskan pe m bentukan ba yan gan pada cer min dan lensa
3.11.3 Menjelaskan perbedaan cacat m ata pada m a nusia
4.11.1
Menentukan jarak fokus cer min dan lensa
4.11.2
Menentukan ju mlah ba yan gan dua cer min datar y a n g m e m bentuk sudut

Materi
A. Fenomena
Pernahkah kamu berjalan pada suatu jalan beraspal dengan udara yang sangat panas? Ketika
kamu berjalan pada suatu jalan beraspal dengan udara yang sangat panas, kamu dapat melihat seolah
olah ada genangan air yang tampak dari kejauhan. Kemudian kamu akan berpikir untuk menghampiri
air tersebut dengan berjalan lebih cepat. Namun ketika kamu telah berjalan jauh ternyata genangan air
itu

tidak

ada

dan

kamu

tidak

dapat

menemukannya. Mengapa hal tersebut dapat


terjadi?
Fenomena yang terjadi pada penjelasan
di atas merupakan fenomena fatamorgana
yang sering terjadi di daerah yang panas
seperi jalan beraspal dan gunung pasir.
Fatamorgana disebabkan pemantulan dan
pe m biasan

sinar

caha ya

Gambar 1.1 Fatamorgana

oleh

Sumber: http://www.ragamcerita.com

lapisan udara y a n g panas atau

kerapatan udara y a n g berbeda . Ketika sian g hari y a n g panas, lapisan udara


yang

palin g

dekat

den gan

aspal

lebih

panas,

sehing ga

kuran g

rapat

dibandin gkan den gan lapisan udara di atasn ya. Di lapisan udara y a n g kuran g
rapat ini, laju caha yan y a lebih besar sehing ga bidan g gelo m ban g di dekat aspal
ber gerak lebih cepat dan dibelokkan ke atas.

Gambar 1.2 Pembelokan udara


Sumber:

Ga m bar di atas m e m perlihatkan pen garuh dari suhu udara y a n g tidak sera ga m
pada lintasan caha ya di udara. Seba gai mana diperlihatkan oleh ga m bar, caha ya


akan cenderung membelok ke udara yang lebih dingin. Dalam kenyataannya
pembelokan ini sering terjadi bila terdapat perbedaan suhu yang relatif besar.
B. Peta Konsep

CAHAYA
sebag
ai

GELOMBANG

PARTIKEL

mengala
mi

pemanfaa
tan

PEMANTULAN

PEMBIASAN
terjadi
pada

terjadi
pada

PRISMA

CERMIN DATAR
LENSA

CERMIN
LENGKUNG

terdiri
dari

terdiri
dari

CERMIN
CEKUNG

LENSA
CEKUNG

CERMIN
CEMBUNG

LENSA
CEMBUNG

ALAT OPTIK
terdiri
dari

LUP

KAMERA

MATA

MIKROSKOP
dapat
mengalami

CACAT MATA

melipu
ti

MIOPI

HIPERMETR
OPI

PRESBIOPI

TELESKO
P

C. Uraian Materi

A. CAHAYA
1. Cahaya sebagai Gelombang Elektromagnetik
Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik, sehingga dapat merambat tanpa
memerlukan medium. Oleh karena itu cahaya matahari dapat sampai ke bumi dan
8

memberi kehidupan di dalamnya. Cahaya merambat dengan kecepatan 3x 10

m/s,

artinya dalam waktu sekon cahaya dapat menempuh jarak 300.000.000 m atau 300.000
km.

Setiap benda yang memancarkan cahaya disebut sumber cahaya dan setiap benda

yang tidak dapat memancarkan cahaya disebut benda gelap. Benda-benda yang termasuk
benda gelap dapat digolongkan sebagai berikut:
a. Benda tembus cahaya, yaitu benda yang dapat meneruskan cahaya yang
diterimanya. Benda tembus cahaya dapat dikelompokkan lagi menjadi benda
bening dan benda baur. Contoh benda bening adalah kaca dan air jernih,
sedangkan contoh benda baur adalah es dan air keruh.
b. Benda tak tembus cahaya, yaitu benda yang tidak dapat meneruskan cahaya yang
diterimanya. Contohnya adalah batu, tanah, kayu, dan besi.
Sebagai gelombang, cahaya mempunyai sifat-sifat gelombang di antaranya cahaya
dapat merambat. Bagaimana bentuk perambatan cahaya? Perhatikan ketika cahaya
matahari melalui lubang angin di rumahmu. Jika udara sedikit berdebu, kamu dapat
melihat bahwa cahaya merambat membentuk sebuah garis lurus. Hal serupa terjadi
ketika kamu melihat seberkas cahaya dari lubang kecil masuk ke dalam kamarmu yang
gelap. Terlihat bahwa cahaya merambat dalam arah gerak lurus.
Jika seberkas cahaya datang menemui sebuah rintangan, apa yang terjadi? Misalnya
ketika matahari bersinar cerah, tiba-tiba ada sekumpulan awan yang menghalangi
cahayanya. Kamu dapat melihat bahwa daerah di bawah awan tersebut menjadi teduh.
Suasana teduh ini disebabkan adanya bayangan dari awan. Suatu penghalang, semakin
sukar ditembus cahaya semakin gelap bayangan yang terbentuk. Kamu dapat melihat
bayangan badanmu ketika badanmu terkena sinar. Bayangan badanmu akan tampak
hitam karena badanmu sama sekali tidak dapat ditembus cahaya. Lain halnya jika
segumpal awan tipis menghalangi sinar matahari. Meskipun terjadi bayangan, bayangan
ini tidak terlalu pekat.


Berdasarkan pekat tidaknya suatu bayangan, bayangan dapat dibedakan menjadi dua
jenis:
a. Bayangan umbra, yaitu bayangan yang benar-benar gelap dengan kata lain
bayangan yang tidak mendapat cahaya sama sekali.
b. Bayangan penumbra, yaitu bayangan yang tidak terlalu gelap dengan kata lain
bayangan yang masih mendapatkan cahaya.

2. Pemantulan Cahaya

Ketika gelombang mengenai sebuah penghalang, maka gelombang akan mengalami


pemantulan.

Pemantulan terjadi pada bidang batas antara dua medium

yang
2.1

berbeda, misalnya antara udara dan kaca. Gambar


memperlihatkan sebuah sinar cahaya yang mengenai
sebuah permukaan kaca. Sudut
datang
Gambar 2.1 Sudut pantul sama
dengan sudut datang
Sumber:
http://chellme.blogspot.com

dan

garis

normal

datang, sedangkan sudut

antara sinar

disebut

sudut

antara sinar

pantul dengan garis normal disebut sudut

pantul. Hukum ini disebut dengan hukum pemantulan yang secara lengkap dapat
dituliskan sebagai berikut:
1. Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal terletak pada satu bidang datar
2. Sudut datang sama dengan sudut pantul

Gambar 2.2 Pemantulan Teratur

Gambar 2.3 Pemantulan Baur

Sumber: Ilmu Pengetahuan Alam


SMP/MTS

Meskipun hampir semua benda bersifat memantulkan cahaya, tetapi hanya beberapa saja
yang dapat memantulkan cahaya secara sempurna. Permukaan benda yang memantulkan
cahaya mempengaruhi karakteristik pemantulan. Pada Gambar 2.2 terlihat cahaya yang
mengenai permukaan bening dan rata akan dipantulkan secara teratur oleh permukaan
tersebut. Pada pemantulan teratur ini kamu mungkin dapat melihat bayangan benda
pada pemantul. Contoh pemantulan jenis ini adalah pemantulan pada cermin. Pada


permukaan yang tidak rata, cahaya akan dipantulkan secara tidak teratur. Perhatikan
Gambar 2.3! Pantulan jenis ini disebut dengan pemantulan baur. Sinar-sinar cahaya
yang datang sejajar akan dipantulkan oleh permukaan menjadi tidak sejajar.

A. Pemantulan Cahaya pada Cermin Datar


Pernahkah kamu bercermin? Pada cermin kamu dapat melihat bayangan dirimu dan
bayangan benda-benda lainnya. Cermin bersifat memantulkan cahaya secara teratur karena
permukaannya bersifat rata dan bening. Bagaimana bayangan pada cermin datar terbentuk?
Sinar datang yang mengenai cermin datar akan dipantulkan. Jika sinar datang tegak lurus
terhadap cermin akan dipantulkan tegak lurus cermin.

Gambar 2.4 Bayangan pada


cermin datar

Bayangan pada cermin datar merupakan perpanjangan sinar-sinar pantulnya. Ketika


bercermin, kamu dapat melihat bayangan kamu seolah-olah ada di belakang cermin. Namun
sebenarnya, bayanganmu tidak ada di belakang cermin. Bayangan yang seperti ini dinamakan
bayangan maya. Perhatikan kembali ketika kamu sedang bercermin. Ternyata arah
bayangan yang dibentuk oleh cermin berkebalikan dengan keadaan sebenarnya. Misalnya,
tangan kananmu yang sedang memegang sisir menjadi tangan kiri pada bayangan, dan
sebaliknya. Pembalikan kanan ke kiri ini adalah akibat pembalikan kedalaman yaitu
tangan diubah dari kanan ke kiri karena bagian depan kan belakang tangan dibalik oleh
cermin.

Gambar 2.5 Pembentukan bayangan pada cermin datar

Agar seseorang dapat melihat seluruh tubuhnya maka cermin yang digunakan haruslah
separuh dari tingginya. Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut :

Pada gambar, agar wanita dapat melihat ujung kakinya maka dia membutuhkan separuh
jarak antara mata ke ujung kakinya. Sama dengan itu pada saat dia ingin melihat ujung
kepalanya maka dia membutuhkan separuh jarak antara mata ke kepalanya. Jiak semuanya
dijumlahkan maka akan diperoleh bahwa panjang cermin yang dibutuhkan adalah separuh
tinggi tubuhnya.

Perhatikan gambar diatas. Sudut datang = i sama dengan sudut pantul = r.


Maka akan berlaku :

tan i=tan r

AC CD
=
BC BC
AC =CD

Hal ini menunjukkan bahwa jarak antara AC ke CD adalah sama sehingga jarak CD adalah
separuh jarak AD. Hal ini berlaku juga dari mata ke kepala.
Bagaimana jumlah bayangan yang dibentuk oleh dua cermin datar? Jika terdapat dua
buah cermin datar yang membentuk sudut , maka banyaknya bayangan yang dibentuk
dirumuskan oleh persamaan sebagai berikut:

Keterangan:

n=

360

n = banyaknya bayangan yang dibentuk


= sudut antara dua cermin

BAYANGAN DARI BAYANGAN


Tujuan : Membentuk bayangan dari dua cermin datar yang membentuk sudut
Alat dan bahan :
1.
2.
3.
4.

Dua buah cermin datar


Plester perekat
Busur derajat
Penghapus

Langkah kerja :
1. Letakkan dua buah cermin datar secara berdampingan dan lekatkan keduanya dengan
plester perekat. Tandai cermin dengan R dan L seserti gambar
2. Letakkan cermin-cermin itu berdiri pada selembar kertas
3. Dengan menggunakan busur derajat, buat kedua cermin itu sampai membentuk sudut 72 0
4. Letakkan penghapus di depan cermin R
5. Hitunglah bayangan penghapus yang kamu lihat pada cermin R dan L
6. Dengan letak penghapus yang sama, hitunglah jumlah bayangan pada saat kamu membuka
cermin pelan-pelan sampai 900 dan 1200
7. Buatlah sebuah tabel data untuk mencatat jumlah bayangan yang dapat kamu lihat di
cermin R dan L pada posisi 720 , 900 dan 1200
Data pengamatan :

Sudut antar
dua cermin
720
900
1200

Jumlah bayangan
R
L

Analisis : ................................................................................................................................
......................................................................................................................................
Kesimpulan :
.................................................................................................................................................
.....................................................................................................................

B. Pemantulan Cahaya pada Cermin Cekung


Selain pada cermin datar, peristiwa pemantulan dapat terjadi pada cermin cekung.
Cermin cekung adalah cermin yang bentuknya melengkung seperti bagian dalam bola. Pada
pemantulan cahaya oleh cermin cekung, jarak antara benda dan cermin mempengaruhi
bayangan yang dihasilkan. Bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung merupakan
perpotongan sinar pantul atau merupakan perpotongan
dari perpanjangan sinar pantul. Cermin cekung bersifat mengumpulkan cahaya (konvergen).
Pada cermin cekung terdapat tiga sinar istimewa seperti yaitu sebagai berikut:
1) Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui titik focus
2) Sinar datang melalui titik fokus, akan dipantulkan sejajar sumbu utama
3) Sinar datang melalui pusat kelengkungan akan dipantulkan kembali melalui titik pusat
kelengkungan cermin
Dengan menggunakan ketiga sinar istimewa cermin cekung di atas, dapat dilukis
pembentukan bayangan pada cermin cekung seperti ditunjukkan pada Gambar 2.6

Gambar 2.6 Pembentukan bayangan pada cermin cekung

1. Dari gambar 2.6(a) terlihat bahwa jika benda diletakkan di luar pusat
kelengkungan cermin, bayangan yang dibentuk akan bersifat nyata, terbalik, diperkecil
dan terletak di antara pusat kelengkungan cermin (M) dan titik fokus (F).
2. Jika benda diletakkan di antara titik pusat kelengkungan cermin (M) dan titik fokus
cermin (F) bayangan yang dibentuk akan bersifat nyata, terbalik, diperbesar dan
terletak di depan titik pusat kelengkungan cermin.. Pembentukan bayangannya
seperti pada gambar 2.6(b)


3. Jika benda diletakkan tepat pada titik focus akan membentuk bayangan maya di tak
terhingga. Pembentukan bayangannya ditunjukkan pada gambar 2.6(c).
4. Jika benda diletakkan di antara titik fokus dan cermin, bayangan yang terbentuk
bersifat maya, tegak dan diperbesar. Letak bayangan di belakang cermin.
Pembentukan bayangannya ditunjukkan pada gambar 2.6(d).

C. Pemantulan Cahaya pada Cermin Cembung


Jika bentuk cermin cekung merupakan bagian dalam dari sebuah bola, maka bentuk
cermin cembung adalah bagian luar bola. Seperti halnya cermin cekung, sebelum
menggambarkan pembentukan bayangan, perlu diketahui sinar-sinar istimewa yang dimiliki
cermin cembung, yaitu sebagai berikut:
a. Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan seolah-olah berasal dari titik
fokus.
b. Sinar datang seolah-olah menuju titik fokus akan dipantulkan sejajar sumbu utama.
c. Sinar datang yang menuju pusat kelengkungan cermin, akan dipantulkan seolah-olah
berasal dari pusat kelengkungan yang sama.
Dengan bantuan ketiga sinar istimewa untuk cermin cembung di atas, dapat digambarkan
pembentukan bayangan oleh cermin cembung yang sifatnya maya, tegak, diperkecil dan
terletak di belakang cermin.

Gambar 2.7 Pembentukan


bayangan untuk benda yang
letaknya jauh dari cermin
cembung

Gambar 2.7 Pembentukan


bayangan untuk benda yang
letaknya dekat dari cermin
cembung

D. Hubungan Titik Fokus, Jarak Benda, dan Jarak Bayangan

b=a+i dan c=b+i

Maka diperoleh
a+c=2i
Dengan menganggap sudut b, c, dan i sangat kecil (yaitu sinar-sinarnya paraksial dan
karena jarak OB sangat kecil dibandingkan jarak OQ, QC, dan OP maka dapat dituliskan
pendekatan
a tan a=

AB h

BP p

c tan c=

AB h

BQ q

i tani=

AB h

BC r

Maka
a+ c=2i

h h
h
+ =2
p q
r
Diperoleh rumus umum
1 1 2
+ =
p q r

dengan

adalah jarak benda,

adalah jarak bayangan, dan

adalah jari-jari kelengkungan cermin yang besarnya sama dengan dua


kali panjang fokus

2 f . Rumus
1 1di 1atas juga dapat ditulis:
+ =
s s' f

Perbesaran merupakan perbandingan jarak bayangan terhadap cermin

(s ' )

dengan

'

jarak benda terhadap cermin (s) atau perbandingan tinggi bayangan ( h terhadap

||||
'

'

s
h
tinggi benda (h). Perbesaran dapat dirumuskan
M = = sebagai berikut:

Konvensi tanda untuk pemantulan:


s

+ jika objek berada di depan cermin (objek nyata)


-

s'

jika objek berada di belakang cermin (objek


maya)
+ jika bayangan berada di depan cermin (bayangan

nyata)
3. Pembiasan
Cahaya
- jika
bayangan
berada
belakang
cermin
Pembiasan adalah
perubahan
arah
sinardi cahaya
(atau
jenis gelombang lain) ketika
(bayangan maya)

melewati dua medium transparan yang kerapatannya berbeda, misalnya air dan udara.
r, f

+ cermin cekung

Pembiasan merupakan salah satu fenomena penting yang paling mendasar untuk
menjelaskan kejadian-kejadian yang terjadi pada lensa dan prisma. Prinsip jalannya sinar dari
satu medium ke medium lain pada pembiasan sama dengan pemantulan. Hukum pembiasan
atau yang dikenal sebagai Hukum Snellius dapat dituliskan sebagai berikut:
a. Sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak pada satu bidang datar dan
ketiganya berpotongan di satu titik.
b. Sinar datang dari medium kurang rapat menuju medium lebih rapat dibiaskan
mendekati garis normal. Sebaliknya sinar datang dari medium lebih rapat menuju
medium kurang rapat dibiaskan menjauhi garis normal. Sinar datang tegak lurus
bidang batas diteruskan atau tidak mengalami pembiasan.
Contoh pembiasan cahaya dalam kehidupan sehari-hari antara lain peristiwa fatamorgana
dan dasar kolam renang tampak dangkal jika dilihat dari samping. Laju cahaya di dalam
medium misalnya kaca, air atau udara ditentukan oleh indeks bias n, yang didefinisikan
sebagai perbandingan laju cahaya dalam ruang hampa c terhahadap laju tersebut dalam
medium v.

n=

c
v

A. Pembiasan pada Lensa Cekung


Lensa cekung adalah lensa yang mempunyai bentuk sedemikian rupa sehingga ketebalan
bagian tengahnya lebih kecil daripada bagian ujung-ujungnya. Lensa cekung sering juga
disebut lensa negatif. Lensa cekung bersifat menyebarkan sinar, disebut juga divergen.
Gambar 3.1 adalah jenis-jenis lensa cekung.

Jenis-jenis lensa cekung:


a. cekungcekung
b. cekungcembung
c. datarcekung

Gambar 3.1 Jenis-jenis lensa cekung

Berbeda dengan cermin, lensa dapat meneruskan cahaya dari kedua sisinya. Oleh karena
itu lensa memiliki 2 buah titik pusat. Bagaimana pembentukan bayangan pada lensa
cekung? Sebelum membahas tentang pembentukan bayangan pada lensa cekung, terlebih
dahulu harus diketahui sinar-sinar istimewa pada lensa cekung. Adapun sinar-sinar istimewa
pada lensa cekung adalah sebagai berikut:
1. Sinar datang sejajar sumbu utama akan dibiaskan seolaholah berasal dari titik fokus
2. Sinar datang seolah-olah menuju titik fokus lensa pertama akan dibiaskan sejajar
sumbu utama
3. Sinar yang datang melewati pusat optik lensa tidak dibiaskan
Dengan menggunakan ketiga sinar istimewa pada lensa cekung di atas dapat digambarkan
pembentukan bayangan untuk berbagai posisi benda sebagai berikut:

Jarak benda lebih besar dari 2 F2


Apabila benda diletakkan pada jarak yang lebih besar dari 2

F2 maka akan

diperoleh bayangan yang bersifat maya, tegak, diperkecil, dan letak bayangannya di
depan lensa.

Gambar 3.2 Diagram sinar dengan jarak benda lebih besar dari 2

Jarak benda di antara 2 F2


Apabila benda diletakkan antara 2

dan

F2

F2

F2
dan

F2 , akan diperoleh bayangan yang

bersifat maya, tegak, diperkecil, dan letak bayangannya di depan lensa.

Gambar 3.3 Diagram sinar dengan jarak benda di antara 2

Benda diletakkan di antara


Jika benda diletakkan di antara

F2

dan

F2

F2 dan pusat lensa


F2

dan pusat optik, maka akan diperoleh

bayangan yang bersifat maya, tegak, diperkecil, dan letak bayangannya di depan
lensa.

Gambar 3.4 Diagram sinar dengan jarak benda di antara

F2

dan pusat lensa

B. Pembiasan pada Lensa Cembung


Seperti pada lensa cekung, lensa cembung pun bersifat membiaskan cahaya. Lensa
cembung memiliki bentuk yang tipis pada kedua bagian ujungnya. Lensa cembung bersifat

Jenis-jenis lensa cembung:


a. cembung-cembung
b. cembung-cekung
c. datar-cembung

Gambar 3.1 Jenis-jenis lensa cembung

Bagaimana pembentukan bayangan pada lensa cembung? Sebelum membahas tentang


pembentukan bayangan pada lensa cembung, perlu dipahami sinar-sinar istimewa yang
dimiliki lensa cembung
sebagai berikut:
1. Sinar datang sejajar sumbu utama akan dibiaskan melalui titik fokus di belakang
lensa.
2. Sinar datang menuju titik fokus di depan lensa akan dibiaskan sejajar sumbu utama.
3. Sinar yang datang melewati pusat optik lensa diteruskan, tidak dibiaskan.
Berikut adalah pembentukan bayangan pada lensa cembung untuk berbagai posisi benda.

Jarak benda lebih besar 2 F2


Jarak benda lebih besar

2 F 2 , diperoleh bayangan yang bersifat nyata, terbalik, diperkecil,

dan letak bayangannya di antara

F1

2 F1

dan

Gambar 3.6 Diagram pembentukan bayangan lensa cembung


dengan jarak benda lebih besar

Benda diletakkan di antara 2 F2


Benda diletakkan di antara 2

F2

dan

F2

dan

2 F2

F2

akan menghasilkan bayangan yang bersifat

nyata, terbalik, diperbesar, dan letak bayangannya di luar 2

F1 .

Gambar 3.7 Diagram pembentukan bayangan lensa cembung


dengan benda diletakkan di antara 2

Benda diletakkan di titik


Benda diletakkan di

F2

dan

F2

F2

F2 , sehingga diperoleh bayangan yang bersifat maya di tak

hingga.

Gambar 3.8 Diagram pembentukan bayangan lensa cembung


dengan benda diletakkan di titik

Benda diletakkan di antara


Benda diletakkan di antara

F2

F2

F2

dan pusat lensa

dan pusat lensa, sehingga diperoleh bayangan

yang bersifat maya, tegak, diperbesar, dan terletak di depan lensa.

Gambar 3.9 Diagram pembentukan bayangan lensa cembungdengan


benda diletakkan di antara

F2

dan pusat lensa

Pada lensa juga berlaku persamaan-persamaan seperti pada cermin yaitu sebagai berikut:
Konvensi tanda untuk pembiasan: Keterangan:
s
-

'

1+ jika
1 1
f = jarak
sisifocus
datang (objek nyata)
+ = objek berada di permukaan
s s' f
s = jarak benda terhadap
jika objek berada di sisi tranmisi (objek maya)
cermin

+ jika ' bayangan


berada di sisi' tranmisi (bayangan nyata)
s = jarak bayangan terhadap
s
h'
=

||||

M=
r, f

jika bayangan berada di permukaan


sisi datang (bayangan
cermin
maya)
M= perbesaran
+ jika pusat kelengkungannya berada pada sisi tranmisi

C. Pembiasan pada Prisma


Prisma merupakan benda bening yang terbuat dari gelas yang dibatasi oleh dua bidang
permukaan yang membentuk sudut tertentu. Sudut yang dibentuk oleh kedua bidang pembias
disebut sudut pembias (). Sinar yang dijatuhkan pada bidang pembias pertama dan sinar
yang keluar dari bidang pembias kedua
membentuk sudut tertentu dengan sinar
masuk. Sudut ini disebut sudut deviasi (D).
Perhatikan Gambar

3.10! Hubungan

antara sudut deviasi (D), sudut sinar


datang (

i 1 ), sudut sinar bias ( r 2 ), dan

sudut pembias prisma () dinyatakan dalam persamaan berikut:


Gambar 3.10 Sudut-sudut
pembiasan pada prisma

D=

i1

B. ALAT OPTIK
Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali alat-alat optic yang memanfaatkan peristiwa
pembiasan dan pemantulan cahaya, seperti kaca pembesar, kamera, mikroskop, dan
teleskop. Alat optik adalah alat yang cara kerjanya memanfaatkan peristiwa pembiasan dan
pemantulan cahaya. Di dalam alat optik kamu pasti menemukan cermin dan atau lensa.

1. Mata
Mata merupakan indra penglihatan yang sangat penting. Kita dapat melihat dunia
yang indah ini dengan mata. Mata termasuk alat optik karena di dalamnya terdapat lensa
mata yang digunakan untuk menerima cahaya yang dipantulkan oleh benda-benda yang
kita lihat. Dalam hal ini, mata dapat melihat suatu benda jika ada cahaya dan benda
tersebut dapat memantulkan cahaya. Secara garis besar mata kita terdiri atas lensa
mata, retina, otot, dan saraf. Bagian paling luar adalah lensa mata yang digunakan untuk
membentuk bayangan di retina. Sebagai sebuah lensa, ketebalan mata akan
berpengaruh pada titik fokus. Jika mata melihat benda jauh, mata kita akan melebar


sehingga lensa mata menjadi menipis dan jarak fokusnya menjadi kecil. Hal ini
dimaksudkan supaya bayangan benda tersebut jatuh tepat di retina.
Kemampuan mata untuk melebar atau mengkerut dibantu otot-otot mata. Melebar
dan mengerutnya mata kita akan mengakibatkan lensa mata menjadi menebal atau
menipis. Kemampuan lensa mata untuk menipis atau menebal sesuai dengan jarak
benda yang dilihat disebut daya akomodasi. Daya akomodasi menyebabkan mata
memiliki titik dekat (punctum proximum) dan titik jauh (punctum remotum). Titik
dekat mata adalah titik terdekat yang dapat dilihat jelas oleh mata dengan berakomodasi
maksimum. Titik jauh adalah titik terjauh yang dapat dilihat jelas oleh mata dengan tanpa
berakomodasi.

Gambar 4.1 Bagian-bagian mata manusia

Kornea adalah bagian luar mata yang berfungsi menerima dan meneruskan cahaya.
Lensa mata terbuat dari bahan bening dan kenyal yang berfungsi untuk membentuk
bayangan benda. Iris merupakan selaput yang membentuk suatu celah lingkaran,
berfungsi memberi warna pada mata. Celah lingkaran yang dibentuk iris disebut pupil.
Retina adalah tempat jatuhnya bayangan yang dibentuk oleh lensa mata. Lensa mata
berupa lensa cembung. Benda yang dilihat terletak di depan 2F sehingga bayangan yang
terbentuk nyata, terbalik, diperkecil dan berada di antara F dan 2F di belakang lensa
seperti ditunjukkan pada Gambar 4.2
Di dalam retina terdapat saraf. Saraf mata ini sangat sensitif terhadap cahaya. Otak akan
menerima informasi tentang benda yang kita
lihat, informasi ini dikirimkan oleh retina
melalui saraf-saraf mata. Informasi bendabenda yang kita lihat akan dikirimkan ke otak
dan otak akan mengolahnya sehingga kita
dapat
Gambar 4.2 Bayangan yang ditangkap
retina bersifat nyata, terbalik, dan diperkecil

melihat

benda

sesuai

dengan

sebenarnya, tidak terbalik seperti


yang
ditangkap
retina.
Kemampuan
akomodasi mata setiap orang berbeda-beda.

Ada orang yang tidak dapat melihat benda yang jauh atau dekat. Orang yang mengalami


gangguan seperti ini dikatakan orang tersebut memiliki cacat mata. Berikut adalah jenisjenis cacat mata pada manusia.
a. Rabun Dekat (Hipermetropi)
Rabun dekat atau hipermetropi terjadi jika mata tidak dapat melihat benda-benda
yang jaraknya dekat. Hal ini dikarenakan fokus lensa mata mempunyai jarak yang
terlalu panjang. Akibatnya bayangan akan jatuh di belakang retina. Untuk membantu
penderita rabun dekat, lensa mata perlu dibantu dengan kacamata yang memiliki
lensa cembung agar bayangan yang dibentuk oleh lensa mata jatuh tepat pada
retina.

b. Rabun Jauh (Miopi)


Kebalikan dari rabuh dekat, mata yang mengalami rabun jauh (miopi)tidak dapat
melihat benda-benda yang jaraknya jauh. Hal ini disebabkan lensa mata tidak dapat
memipih untuk memperkecil jarak fokusnya. Bayangan yang dibentuk oleh lensa mata
yang mengalami cacat mata rabun jauh akan jatuh berada di depan retina. Untuk
membantu penderita rabun jauh digunakan kacamata yang mempunyai lensa cekung.
Lensa cekung ini akan membantu lensa mata sehingga bayangan yang tadinya jatuh
di depan retina akan jatuh tepat di retina.

Gambar 4.3 Hipermetropi

Gambar 4.4 Miopi

c. Presbiopi
Cacat mata presbiopi ini banyak dialami oleh orang-orang lanjut usia. Oleh karena itu
presbiopi sering disebut juga mata tua. Penderita cacat mata ini tidak dapat melihat
benda-benda yang jaraknya jauh atau dekat. Hal ini dikarenakan menurunnya daya
akomodasi lensa mata. Untuk membantu penderita cacat mata ini, digunakan kacamata
yang mempunyai lensa ganda yaitu lensa cembung dan lensa cekung. Lensa cekung
berfungsi untuk melihat benda-benda jauh dan lensa cembung berfungsi untuk melihat


benda-benda dekat. Biasanya, lensa cembung terletak di bagian bawah dan lensa cekung
di bagian atas.
Cacat mata dapat diakibatkan bawaan (genetik) atau karena kebiasaan. Oleh karena
itu, jagalah matamu sejak dini, hindari kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik, seperti
membaca terlalu dekat atau terlalu jauh dan membaca di tempat yang terlalu gelap atau
terlalu terang
Kekuatan lensa merupakan kemampuan lensa untuk memfokuskan sinar-sinar, makin
kuat lensa memfokuskan sinar akan makin besar kekuatan lensanya. Kekuatan lensa
dilambangkan dengan P (power) yang dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan:
P = kekuatan lensa (dioptri)
f = jarak fokus (meter)
1

P= f

2.

Alat-Alat Optik yang Lain


A. Kamera

Kamera merupakan salah satu alat optik yang besar manfaatnya karena dapat
mengabadikan kejadian-kejadian penting dan bersejarah. Kamera terdiri atas tiga bagian
utama, yaitu lensa, diafragma, dan film. Cara kerja kamera adalah sebagai berikut.
Benda yang akan diambil gambarnya diletakkan di depan kamera. Cahaya yang berasal
dari objek tersebut akan diterima oleh lensa cembung dan akan dibiaskan sehingga
membentuk bayangan nyata di film. Kedudukan lensa terhadap film dapat diubah-ubah.
Hal ini dimaksudkan agar bayangan yang terbentuk jatuh tepat di atas film. Pada film,
terdapat zat kimia yang peka terhadap cahaya. Cahaya gelap dan cahaya terang masingmasing akan meninggalkan jejak yang berbeda pada kamera. Dari film, gambar tersebut
dapat dicuci dan dicetak.
Jika diperhatikan, prinsip kerja antara kamera dan mata kita adalah sama. Mata kita
menangkap bayangannya di retina yang akan diolah oleh otak melalui saraf, sedangkan
pada kamera, bayangan yang ditangkap lensa dibentuk pada film. Telah kamu ketahui
bahwa bayangan yang dibentuk oleh lensa cembung bersifat nyata dan terbalik. Bayangan
yang dibentuk pada film kamera bersifat nyata, terbalik, dan diperkecil.

B. Lup
Lup adalah alat optik yang menggunakan lensa cembung untuk melihat benda-benda
kecil. Agar benda terlihat, maka benda diletakkan di antara titik pusat (O) dan titik fokus
(F) sehingga terbentuk bayangan yang bersifat maya, tegak, dan diperbesar. Saat
bayangan terbentuk di titik dekat mata, maka mata berakomodasi maksimum.
Perbesaran bayangan pada lup ketika mata berakomodasi maksimum dirumuskan
sebagai berikut:


M = perbesaran bayangan

M=

Sn
+1
f

S n = titik dekat mata


(cm)

Jika ingin mengamati benda dengan


lupfokus
tanpa
berakomodasi,
maka benda diletakkan
f = jarak
lup
(cm)
tepat di titik fokus lensa sehingga yang masuk ke mata berupa sinar sejajar. Ini
dikatakan mengamati dengan mata tidak berakomodasi. Perbesaran bayangan pada lup
ketika mata tidak berakomodasi dirumuskan sebagai berikut:
M = perbesaran bayangan

M=

Sn
f

S n = titik dekat mata


(cm)

C. Mikroskop

f = jarak
fokus lup
(cm)melihat benda-benda kecil yang
Para peneliti biasanyamenggunakan
mikroskop
untuk

tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikroskop terdiri atas dua buah lensa
cembung yang berfungsi untuk memperbesar bayangan benda. Lensa ini dinamakan
lensa objektif dan lensa okuler. Lensa objektif adalah lensa yang diletakkan dekat
dengan objek yang akan diamati, sedangkan lensa okuler adalah lensa yang diletakkan
dekat mata. Jarak fokus lensa objektif lebih kecil dari jarak fokus lensa okuler (

f ok ). Benda yang diamati diletakkan di depan lensa objektif di antara

f ob

f ob

<

dan 2

f ob .
Bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif bersifat nyata, terbalik dan diperbesar.
Bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif akan menjadi benda bagi lensa okuler. Bila
diamati dengan mata berakomodasi, maka benda (bayangan dari lensa objektif)
diletakkan di antara titik pusat lensa okuler (

Ook ) dan titik fokus okuler ( f ok ).

Sedangkan jika diamati dengan mata tanpa berakomodasi, maka benda (bayangan dari
lensa objektif) diletakkan di titik fokus lensa okuler (

f ok ). Bayangan yang dibentuk oleh

lensa okuler bersifat maya, tegak, dan diperbesar. Bayangan akhir yang dibentuk adalah
maya, terbalik dan diperbesar. Bayangan ini dapat dilihat mata pengamat. Bayangan ini
telah mengalami perbesaran beberapa kali lipat sehingga benda yang sangat kecil akan
tampak besar.

Perbesaran bayangan pada mikroskop ketika mata berakomodasi maksimum


dirumuskan sebagai berikut:

Sedangkan apabila mata tidak berakomodasi, perbesaran bayangannya adalah sebagai


berikut:

D. Teleskop (Teropong)
Teropong merupakan alat optik yang digunakan sebagai alat untuk melihat benda
yang letaknya jauh. Teropong dibedakan menjadi dua yaitu teropong bias (tersusun atas
beberapa lensa) dan teropong pantul (tersusun atas beberapa cermin dan lensa).
Teropong bias antara lain teropong bintang (astronomi), teropong bumi, dan teropong
panggung (teropong Galileo). Teropong bintang digunakan untuk mengamati benda-benda
langit.
Cara kerja teropong bintang mirip dengan cara kerja mikroskop. Teropong ini terdiri
atas dua buah lensa cembung yaitu lensa objektif dan lensa okuler. Lensa objektif
digunakan untuk menangkap cahaya dari benda-benda yang jauh. Karena jaraknya jauh,
benda dapat dianggap diletakkan di luar 2F. Dengan demikian bayangan yang
dibentuknya adalah nyata, terbalik, dan diperkecil. Bayangan dari lensa objektif ini
menjadi benda bagi lensa okuler. Oleh lensa okuler, bayangan ini dibiaskan lagi sehingga
membentuk bayangan yang maya, tegak, dan diperbesar dan dapat dilihat dengan mata.
Dengan demikian benda-benda langit yang jaraknya jauh akan tampak dekat dan jelas jika
dilihat menggunakan teropong bintang. Bayangan yang dihasilkan teropong bintang
adalah terbalik.


Lab Mini

LAB MINI
PENAMPAKAN UANG LOGAM

Letakkan uang logam pada dasar gelas yang tidak


tembus cahaya. Melangkahlah mundur sampai uang
pada dasar gelas tidak terlihat. Mintalah temanmu
untuk menuangkan air pada gelas sedikit demi sedikit.
Apa yang kamu amati dan mengapa itu bisa terjadi???
Lukislah lintasan cahaya dari uang logam ke matamu
setelah air dituangkan ke dalam cangkir!!!

Rangkuman

Setiap benda yang memancarkan cahaya disebut


sumber cahaya dan setiap benda yang tidak dapat

memancarkan cahaya disebut benda gelap.


Cahaya dapat dianggap sebagai partikel dan sebagai
gelombang. Sebagai gelombang, cahaya mempunyai

sifat dapat dipantulkan dan dapat dibiaskan.


Hukum pemantulan cahaya adalah sebagai berikut:
a. Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal
terletak pada satu bidang datar.
b. udut datang sama dengan sudut pantul.
Hukum pembiasan cahaya dituliskan sebagai berikut:
a. Sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak
pada

satu

bidang

datar

dan

ketiganya

berpotongan di satu titik.


b. Sinar datang dari medium kurang rapat menuju
medium lebih rapat dibiaskan mendekati garis
normal. Sebaliknya sinar datang dari medium
lebih

rapat

menuju

medium

kurang

rapat

dibiaskan menjauhi garis normal. Sinar datang


tegak lurus bidang batas diteruskan atau tidak

mengalami pembiasan.
Alat optik adalah alat

yang

cara

kerjanya

memanfaatkan peristiwa pembiasan dan pemantulan

cahaya.
Mata termasuk
terdapat

lensa

alat

optik

mata

karena

yang

di

dalamnya

digunakan

untuk

menerima cahaya yang dipantulkan oleh benda

benda yang kita lihat.


Alat-alat optik lain yang

menggunakan

prinsip

peristiwa pemantulan dan pembiasan cahaya oleh


cermin dan lensa antara lain kamera, lup, mikroskop,
dan teleskop.

Penilaian
Penilaian Pengetahuan
No.
1.

Tujuan
Siswa dapat

Ranah

C3

3.

Jawaban

menentukan

antara dua cermin datar yang

banyaknya

membentuk sudut 30. Jumlah

bayangan pada

bayangan benda tersebut

dua cermin datar

adalah .

yang membentuk

A.
B.
C.
D.

sudut

2.

Soal
Sebuah benda terletak di

Siswa dapat

C3

12 buah
11 buah
10 buah
9 buah

Suatu benda berjarak 10 cm di

menentukan

depan sebuah cermin cekung

perbesaran

yang memiliki fokus 15 cm.

bayangan yang

Perbesaran

dihasilkan cermin

dihasilkan adalah

cekung

A.
B.
C.
D.

Siswa dapat

C3

3,0
2,0
1,5
0,5

bayangan

yang

kali
kali
kali
kali

Sebuah benda diletakkan 8 cm

menentukan letak

di depan lensa cembung yang

bayangan pada

memiliki jarak fokus 12 cm.

lensa cembung

Letak bayangan adalah


A.
B.
C.
D.

24
24
48
48

cm
cm
cm
cm

di
di
di
di

depan lensa
belakang lensa
depan lensa
belakang lensa

4.

Siswa dapat

C3

Sebuah lensa cekung memiliki

menentukan

jarak fokus 20 cm. Apabila

jarak bayangan

sebuah benda diletakkan 30

pada lensa

cm di depan lensa maka jarak

cekung

bayangan yang terbentuk dari


lensa adalah ... .
A.
B.
C.
D.

5.

Siswa dapat

C3

60
60
12
12

cm
cm
cm
cm

di
di
di
di

depan lensa
belakang lensa
depan lensa
belakang lensa

Jarak paling dekat yang dapat

menentukan

dilihat jelas oleh orang yang

kekuatan lesa

rabun dekat adalah 40 cm.


Kekuatan lensa kacamata yang
diperlukan

orang

adalah ... .
A. 0,67 D
B. 1,5 D
C. 0,75 D
D. 1,75 D

tersebut


6.

Siswa dapat

C3

Seorang

penderita

miopi

menentukan

memakai

kacamata

dengan

jarak titik jauh

kekuatan lensa 0,33 D. Jarak

penderita miopi

titik

jauh

penderita

miopi

tersebut adalah ... .


A.
B.
C.
D.

7.

Siswa dapat

C3

cm
cm
cm
cm

Lensa cembung berjari-jari 30

menentukan

cm

jarak benda

bayangannya

terhadap lensa

jarak benda adalah .

cembung

8.

100
200
250
300

Siswa dapat

dan

A.
B.
C.
D.

C3

perbesaran
2

kali,

maka

40 cm
35 cm
22,5 cm
10 cm

Sebuah benda terletak 30 cm

menentukan

di depan lensa cekung yang

jarak bayangan

berjari-jari

dari lensa cekung

bayangannya adalah .
A.
B.
C.
D.

30

-10 cm
10 cm
-15
15 cm

cm.

Jarak
A


9.

Siswa dapat

C4

melukis

Lukisan bayangan pada cermin


datar yang benar adalah .

bayangan pada
cermin datar

10.

Siswa dapat
melukis jalannya
sinar istimewa

C4

Berikut jalannya sinar istimewa


pada lensa cembung, kecuali
...

pada lensa
cembung
D


11.

Siswa dapat
menyimpulkan
suatu data hasil
percobaan

C5

Dalam
sebuah
percobaan
menentukan jarak fokus suatu
lensa cembung diperoleh data
sebagai berikut:

s (cm)
20
25
30
35
40
Berdasarkan
kesimpulan
peroleh?

12.

Siswa dapat
membuat grafik
hubungan antara
1/s dengan 1/

'

dari data

percobaan

C6

s'

Jarak
benda
terhadap lensa
berbanding
terbalik dengan
jarak bayangan
terhadap lensa.
jarak
f(cm) Apabila
bendanya kecil,
15,38 maka
jarak
15,23
bayangannya
15,87
besar,
begitu
15,56
15,38 sebaliknya,
sehingga akan
atas, diperoleh nilai
fokus
kamu jarak
yang konstan.

(cm)
65
39
33
28
25

tabel
di
apa
yang

Berdasarkan
data
hasil
percobaan pada nomor 1,
buatlah
grafik
hubungan
antara 1/s dengan 1/ s
jelaskan
tersebut!

mengenai

'

1/

dan
grafik

1/
Grafik tersebut
menunjukkan
hubungan
antara
1/s
dengan 1/ s

'

,
dimana
kemiringan
grafik
menunjukkan
besarnya jarak
fokus
dari
lensa cembung
tersebut.

No
1
2
3
4
5
6
7

Aspek yang dinilai

Penilaian
2

Mengecek keberfungsian alat


Mengkalibrasi alat
Merangkai alat
Melakukan pengamatan
Menulis data hasil percobaan
Menganalisis data
Membuat kesimpulan
Untuk pilihan ganda masing-masing soal bernilai 6, sehingga
untuk 10 soal diperoleh nilai 60.
Untuk uraian, soal nomor 11 bernilai 15 dan soal nomor 12
bernilai 25.
Skor totalnya adalah 100

Penilaian Keterampilan

Rubrik penilaian
Aspek yang dinilai

Mengecek
keberfungsian alat

Mengkalibrasi alat

Merangkai alat

Skor yang diberikan


2

Tidak mengecek
keberfungsian alat
sebelum melakukan
praktikum

Mengecek
keberfungsian
sebagian alat
sebelum melakukan
praktikum

Mengecek
keberfungsian semua
alat sebelum
melakukan praktikum

Tidak melakukan
kalibrasi sebelum
praktikum

Tidak
mengkalibrasi
ulang alat yang
digunakan saat
melakukan
percobaan
berikutnya

Pengkalibrasian alat
dilakukan setiap akan
dilakukan
pengambilan data

Rangkaian alat tidak


benar

Rangkaian alat
sebagian benar dan
sebagian salah

Rangkaian alat benar

Aspek yang dinilai

Melakukan
Pengamatan

Menulis data hasil


percobaan

Menganalisis data

Membuat
kesimpulan

Skor yang diberikan


2

Pengamatan
cermat, tetapi
terdapat prosedur
yang kerja yang
salah

Pengamatan cermat
dan prosedur kerja
yang tepat

Data yang
diperoleh antara 5
sampai 8 data dan
sesuai dengan
perhitungan

Data yang diperoleh


lebih dari 8 dan
sesuai perhitungan

Hasil analisa hampir


tidak mengarah pada
teori

Hasil analisa
sedikit mengarah
pada teori

Hasil analisa
mengarah pada teori
dan mampu
menjelaskan
fenomena fisis

Kesimpulan tidak
benar/tidak sesuai
tujuan

Sebagian
kesimpulan tidak
sesuai dengan
tujuan terkait hasil
analisa yang kurang
tepat

Pengamatan tidak
cermat saat
pengambilan data

Data yang diambil


kurang dari 5 dan
hasilnya tidak sesuai
dengan perhitungan

Kesimpulan
benar/sesuai dengan
tujuan

Nilai = Skor yang didapat


21

100

PENILAIAN SIKAP

Petunjuk : Amati aktivitas pembelajaran di kelas dari pendahuluan


sampai penutup.
Beri tanda check list pada kolom yang sesuai dengan perilaku siswa.
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap peserta didik.
Skor 1 : tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan.
Skor 2 : kadang kadang, apabila kadang melakukan dan sering tidak
melakukan.
Skor 3 : sering, apabila sering melakukan dan kadang tidak melakukan.
Skor 4 : selalu, apabila selalu melakukan sesua pernyataan.

No.
A.
1.

Aspek Pengamatan
Aspek Sikap Jujur
Tidak mencontek saat mengerjakan
tugas
Tidak melakukan plagiat
(mengambil/menyalin karya orang lain

2.

tanpa menyebutkan sumber) dalam


mengerjakan setiap tugas
Melaporkan atau mempresentasikan

3.

data apa adanya berdasarkan hasil yang


diperoleh

4.

Mengakui kesalahan yang diperbuat

Skor
1

B.

Aspek Sikap Disiplin

5.

Masuk kelas tepat waktu

6.

Memakai seragam dan atribut sekolah


dengan lengkap dan rapi

7.

Mengumpulkan tugas tepat waktu

8.

Membawa buku teks pada saat pelajaran

9.

Mendengarkan penjelasan guru

C.
10.
11.
12.
D.
13.
14.
15.
E.
16.
17.
18.

Aspek Sikap Tanggung Jawab


Mengerjakan tugas individu dengan baik
Melakukan percobaan dengan baik dan
benar
Mengemban tugas atau amanat yang
diberikan guru atau teman dengan baik
Aspek Sikap Toleransi
Menghargai perbedaan hasil percobaan
teman (tidak merasa paling benar)
Menghormati pendapat teman
Menghormai teman yang berbeda ras,
agama, atau suku
Aspek Sikap Santun
Menggunakan bahasa yang sopan dan
santun dalam menyampaikan pendapat
Mengucapkan salam dan tersenyum
ketika bertemu dengan guru
Bertanya kepada guru dengan tutur kata
yang sopan
JUMLAH

Baik sekali (A)

: apabila memperoleh skor 55-72

Baik (B)

: apabila memperoleh skor 37-54

Cukup (C)

: apabila memperoleh skor 19-36

Kurang (D)

: apabila memperoleh skor 1-18

Daftar Pustaka

Karim, Saeful. 2008. Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar 2.


Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Krisno, Agus. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta:
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Nurachmandani, Setya. 2010. Ilmu Pengetahuan Alam (Terpadu) untuk
Kelas VIII SMP/MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional
Pratiwi, Rinie. 2008. Contextual Teaching and Learning Ilmu Pengetahuan
Alam untuk SMP/MTs Kelas VIII Edisi 4. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional
Tipler, Paul. 2001. FISIKA untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga
Wasis. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam 2 SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

You might also like