Professional Documents
Culture Documents
1 Patofisiologi
Patofisiologi katarak senilis sangat kompleks dan belum sepenuhnya dapat dipahami.
Dalam beberapa kemungkinanya, patogenesis dari katarak melibatkan interaksi kompleks
antara berbagai proses fisiologis. Dengan bertambahnya umur, lensa akan mengalami
perubahan menjadi lebih berat dan tebal sedangkan kemampuan akomodasinya berkurang.
Lapisan kortikal baru akan terus bertambah dalam pola konsentris lensa, sedangkan nukelus
sentral mengalami kompresi dan mengeras dalam proses yang disebut sklerosis nuklear.5
Beberapa mekanisme berkontribusi terhadap hilangnya secara progresif transparansi
dari lensa. Epitel lensa mengalami perubahan karena bertambahnya usia, terutama penurunan
densitas sel epitel lensa dan diferensiasi menyimpang dari sel serat lensa. Walaupun epitel
dari lensa katarak mengalami apoptosis dalam tingkat yang rendah yang tidak menyebabkan
penurunan yang signifikan dalam kepadatan sel, tetapi akumulasi kehilangan epitel dalam
skala kecil dapat menyebabkan perubahan pembentukan serat lensa dan homeostasis yang
selanjutnya dapat menyebabkan hilangnya transparansi lensa. Selanjutnya dengan
bertambahnya usia, penurunan transportasi air, nutrisi dan antioksidan menyebabkan air dan
metabolit dengan berat molekul rendah yang larut dalam air dapat masuk ke dalam sel inti
lensa melalui epitelium dan korteks.5
Akibatnya kerusakan oksidatif progresif lensa yang berhubungan dengan penuaan dan
selanjutnya berkembang menjadi katarak senilis. Berbagai studi menunjukkan peningkatan
produk oksidasi misalnya glutathione teroksidasi serta penurunan vitamin antioksidan dan
enzim superoxida dismutase mempunyai peran penting dalam proses oksidatif dalam proses
kataraktogenesis.5
Mekanisme lain yang terlibat adalah konversi larutan dengan berat molekul rendah,
protein sitoplasma lensa menjadi larutan dengan berat molekul tinggi. Perubahan protein
yang tejadi menyebabkan fluktuasi mendadak dalam indeks bias dari lensa, sinar
menghamburkan cahaya, dan mengurangi transparansi.5
Katarak senilis secara klinik dibagi dalam 4 stadium yaitu insipien, imatur, intumesen,
matur, hipermatur, dan Morgagni.2,4
Katarak insipien
Pada stadium ini akan terlihat hal-hal sebagai berikut : kekeruhan mulai dari tepi ekuator
berbentuk jeriji menuju korteks anterior dan posterior (katarak kortikal). Vakuol mulai
terlihat dalam korteks. Katarak subkapsular posterior, kekeruhan mulai terlihat anterior
subkapsular posterior, celah terbentuk antara serat lensa dan korteks berisi jaringan
degeneratif (benda Morgagni) pada katarak insipien. Kekeruhan ini dapat menimbulkan
poliopia oleh karena indeks refraksi yang tidak sama pada semua bagian lensa. Bentuk ini
kadang-kadanag menetap untuk waktu yang lama.
Katarak intumesen
Kekeruhan lensa disertai pembengkakan lensa akibat lensa yang degenratif menyerap air.
Masuknya iar ke dalam celah lensa mengakibatkan lensa menjadi bengkak dan besar yang
akan mendorong iris sehingga bilik mata menjadi dangkal dibanding dengan keadaan
normal. Pencembungan lensa ini akan dapat memberikan penyulit glaukoma. Katarak
intumesen biasanya terjapi pada katarak yang berjalan cepat dan mengakibatkan miopia
lentikular. Pada keadaan ini dapat terjadi hidrasi korteks hingga lensa akan mencembung
dan daya biasnya akan bertambah memberikan miopisasi. Pada pemeriksaan slitlamp
terlihat vakuol pada lensa disertai peregangan jarak lamel serat lensa.
Katarak imatur
Sebagian lensa keruh atau katark. Katarak yang belum mengenai seluruh lapis lensa. Pada
katarak imatur akan dapat bertambah volume lensa akibat meningkatnya tekanan osmotik
bahan lensa yang degeneratif. Pada keadaan lensa mencembung akan dapat menimbulkan