Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Kekurangan :
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
BAB II
ASPEK PEMASARAN
2.1 Daerah Pemasaran
Untuk daerah pemasaran usaha ternak ayam potong adalah pada daerah-daerah
pedesaan terutama pada pasar traditional. Untuk pemasarannya bisa melalui para
pedagang daging ayam broiler di pasar-pasar traditional.
2.2 Pasar Sasaran
Pasar sasaran untuk penjualan ayam broiler ini adalah untuk kalangan menegah
kebawah,karena harganya relatif murah. Sehingga masyarakat kalangan menengah
kebawah dapat mengkonsumsi daging ayam.
2.3 Harga Jual
Harga jual ayam tergantung besar kecinya bobot yang dimiliki ayam tersebut dengan
menggunakan satuan Kg. Apabila semakin besar bobot ayam tersebut maka harga jual
tersebut akan semakin mahal, sedangkan semakin kecil bobot maka harga jual juga
semakin rendah.
2.4 Volume Penjualan
Volume penjualan merupakan besarnya produk yang dihasilkan dalam proses
produksi dan siap disampaikan kepada konsumen pada kondisi waktu dan harga tertentu.
Volume pemasaran ini meliputi dari volume pembelian dan volume penjualan ayam
broiler. Pada saat meenjelang dan sesudah hari raya Idul Fitri, terjadi kenaikan volume
penjualan yang cukup drastis yaitu hampir tiga kali lipat dibanding hari-hari biasa.
pembayaran dalam jangka waktu 1-3 hari setelah pengambilan ayam broiler. Perjanjian
kredit ini biasanya berdasarkan kepercayaan, sehingga terjalin hubungan yang baik
antara perusahaan dengan para pelanggan. Tujuan pemberian kredit ini adalah untuk
memberikan kemudahan dalam hal pembayaran bagi para pedagang pengecer dan secara
tidak langsung mengikat para pedagang pengecer tersebut agar selalu membeli ayam dari
perusahaan tersebut.
tidak sulit, pengelolaan usaha yang tidak sulit dan keinginan dari pedagang pengecer
yang menginginkan ayam broiler dengan harga yang serendah-rendahnya.
BAB III
ASPEK OPERASI
Badan lebar.
Postur tubuh tegak dan tinggi.
Kondisi kaki tegap dan normal.
Mata cerah.
Paruh kokoh.
Pertumbuhan bulu cepat.
Warna bulu bersih dan mengkilat.
Kondisi tubuh normal atau tidak cacat
2. Kandang
Kandang merupakan hal yang sangat penting, dikarenakan kandang merupakan
tempat untuk pemeliharaan yang dapat memberikan keselamatan dan kenyamanan hidup.
Kandang higienis adalah kandang yang tidak menimbulkan penyakit (Hartono, 1997).
Menurut Abidin (2002), kandang bagi ayam ras pedaging merupakan tempat hidup
dan tempat berproduksi . Disamping itu kandang juga berfungsi sebagai
berikut:
a) Melindungi ayam ras pedaging dari binatang buas.
b) Melindungi ayam ras pedaging dari cuaca yang tidak bersahabat, suhu tinggi
akibat teriknya matahari, suhu terlalu dingin akibat perubahan musim, terpaan
hujan, serta hembusan angin yang sangat kencang.
c) Membatasi ruang gerak ayam ras pedaging.
d) Menghindari resiko kehilangan ayam ras pedaging.
e) Mempermudah pengawasan, pemberian pakan dan minum, serta pemeliharaan
kesehatan dan pencegahan penyakit.
Menurut Hartono (1997), untuk menjamin keberhasilan dalam usaha beternak,
penentuan lokasi merupakan perhatian pertama. Lokasi kandang harus menjamin
kehidupan dan mendukung pertumbuhan. Pedoman dalam pemilihan lokasi kandang
ternak ayam adalah sebagai berikut :
a) Lokasi kandang jauh dari keramaian.
b)
c)
d)
e)
f)
Adapun kandang yang akan penulis pergunakan adalah kandang panggung (system
slat) dengan ukuran 4x6 meter. Kandang ini cukup baik apabila dipergunakan dalam
beternak, sebab :
a)
b)
c)
d)
e)
f)
b) Minuman
Menurut Hartono (1997), air didalam tubuh sangat dibutuhkan sebab merupakan
kebutuhan utama yang dapat membantu dalam proses pencernaan, metabolisme dan
proses kimia lainnya, seperti :
1)
2)
3)
4)
Air yang akan digunakan sebagai air minum sebaiknya tidak mengandung logam
berat, seperti Fe, Cu, dan Hg. Selain itu air harus bebas dari kandungan bakteri. Jika air
mengandung bakteri atau logam berat, daya cerna dan daya serap zat makanan pada
ayam akan menurun dan akibatnya laju pertumbuhan akan terhambat. Untuk penggunaan
air PAM tidak terlalu dianjurkan, karena tingginya kadar kaporit dalam air yang mana
dapat menurunkan daya cerna dan daya serap pakan (Abidin, 2002:58). Air diberikan
secara adlibitum atau terus menerus.
4. Kesehatan
Adapun penyakit dan penanggulangannya yang sering menyerang pada ayam broiler :
IBD (Infectious Bursal Disease) atau Gumboro.
Penyebab :
Virus golongan Reovirus,mempunyai struktur RNA.
Gejala Klinis :
Penyakit diawali dengan hilangnya nafsu makan kemudian disusul dengan kelemahan,
inkoordinasi, peradangan disekitar dubur dan terjadi mencret berair dengan disertai
keadaan gemetar, banyak bulu ekor rontok karena ayam mematuki bulu disekitar dubur.
Pencegahan :
Vaksinasi gumboro mempunyai arti penting bagi keseluruhan program
kesehatan ayam didaerah yang rawan oleh gumboro. Hal ini karena dapat
merusakkan alat pembentuk kekebalan (bursa fabricius). Jika sistem
kekebalan tubuh rusak, maka ayam menjadi mudah terserang penyakit dan
gagal membentuk zat kebal setelah vaksinasi.
Melakukan sanitasi kandang, peralatan dan lingkungan termasuk
pencegahan banyaknya tamu dan hewan liar masuk kandang.
Usaha peternakan dikelola dengan baik.
Pengobatan :
Tidak ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit gumboro.
Pengobatan dapat diberi air gula 30-50 gram tiap liter air minum dan vitamin.
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kondisi badan. Perhatikan litter, jika perlu
tambahkan litter baru (Jahja, 2000:98-99).
ND (Newcastle Disease) atau Tetelo
Penyebab :
Virus golongan Paramyxo virus yang mempunyai struktur RNA. Virus ini
dapat mengaglutinasikan sel-sel darah merah ayam.
Gejala Klinis :
Gangguan organ pernafasan.
Batuk, bersin dan ngorok.
Gangguan saluran pencernaan.
Nafsu makan hilang, minum terus dan diare berwarna hijau lumut dan
bercampur putih.
Gangguan syaraf.
Sayap terkulai, kaki lumpuh atau jalan diseret, tanda yang khas dari
penyakit ini adalah kepala yang terpelintir, jalan mundur dan jalan
berputar-putar.
Pencegahan :
Vaksinasi ND secara teratur.
BAB IV
ASPEK SDM DAN YURIDIS
4.1 Struktur Organisasi
Pemilik / Pimpinan
Bagian
pemeliharaan
ayam
Bagian penjualan