Professional Documents
Culture Documents
Kelompok Tujuh
Padmonobo Kunto Pambudi
( A 102.08.046 )
Rachmawati Atikayuza
( A 102.08.049 )
( A 102.08.042 )
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Sekarang ini banyak beredar berbagai macam produk makanan, minuman, dan
kosmestik. Sebelum dipasarkan berbagai produk akan melalui serangkaian
pemeriksaan yang diantaranya perhitungan jumlah bakteri yang berguna untuk
menggambarkan kualitas dari suatu pembuatan produk dan tingkat kerusakan produk.
Untuk mengetahui banyaknya bakteri pada suatu sampel atau produk dapat
diperkirakan jumlahnya dengan metode penghitungan. Terdapat dua metode
penghitungan bakteri yaitu metode hitungan mikroskopis langsung (direct microscopis
count) dan metode hitungan tak langsung (indirect count) dengan hitungan cawan,
baik dengan metode penyebaran maupun metode penuangan. Perhitungan bakteri
secara langsung memiliki banyak kelemahan yaitu tidak dapat membedakan sel mati
dan sel hidup, selain itu perhitungannya rumit karena sel bakteri sangat kecil dan
berjumlah banyak.
Bila saat perhitungan jumlah bakteri, salah satu sampel dari produk ada yang
menghasilkan perhitungan jumlah bakteri melebihi kadar normal maka pemasaran
produk ditunda dan dilakukan pemeriksaan ulang. Setelah pemerikasaan ulang selesai
dan semuanya dinyatakan bagus maka produk bisa dipasarkan. Tidak hanya untuk
produk makanan, minuman, dan kosmestik saja perhitungan jumlah bakteri dilakukan.
Perhitungan jumlah bakteri juga berfungsi untuk membantu mendiagnosis penyakit
ISK (Infeksi Saluran Kemih) dan infeksi ginjal, tetapi kebanyakan untuk Infeksi
Saluran Kemih. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik mengangkat judul
Pertumbuhan Jumlah Bakteri.
B. Rumusan Masalah
1. Perhitungan Jumlah Bakteri dan tujuan ?
2. Metode apa saja yang digunakan dan jelaskan dalam perhitungan jumlah
bakteri ?
Bab II
Isi
(a.2)
dilakukan pengecatan dan selbakteri dihitung jumlah rata-rata sel bakteri tiap
bidang pemadangan mikroskopik. Luas bidang pemandangan mikroskop
dengan filter membran yang telah disterilkan. Dengan menghitung jumlah sel
rata-rata tiap satuan luas pada filter membran, dapat dihitung jumlah sel dari
volume suspensi yang disaring. Bila perhitungan biasa sukar, perlu dilakukan
pengecatan pada filter membran, kemudian filter membrane dijenuhi minyak
emersi supaya tampak transparan. Kekurangannya sel bakteri saling
menumpuk dan sulit untuk dihitung.
Contoh perhitungan secara langsung:
2 cm
1 cm
LP 10 = 7 sel
Luas preparat = 2cm X 1cm = 2000 U X 1000 U = 2000000 U2
Luas lapang pandang / luas lensa obyektif = 100 U
Jumlah LP = 2000000 / 100 = 20000 LP
Menggunakan Centrifuge
Caranya ialah 10 cc biakan cair mikroba dipusing dengan
Vol. cairan
vol. bakteri
(b.2)
Berdasarkan Kekeruhan
Dasar penentuan cara ini ialah jika seberkas sinar dilakukan pada suatu
suspense mikroba, maka makin pekat (keruh) susupensi tersebut makin besar
intesitas sinar yang diabsorbsi, sehingga intesitas sinar yang diteruskan makin
kecil.
Untuk keperluan ini digunakan alat-alat fotoelektrik turbidimeter,
elektrofotometer, spektofotometer, nefelometer dan alat-alat lain yang sejenis.
Alat-alat tersebut menggunakan sinar monokhromatik dengan pankaang
gelombang tertentu.
Dengan mengetahui presentase yang siabsorbsi (sinar diteruskan) dan
dibandingkan dengan standart mikroba yang diketahui jumlahnya tiap cc, maka
dapat diketahui jumlah mikroba tiap ccnya.
Alat yang paling sederhana untuk penentuan car tersebut dapat
memakai komparator blok, tetapi penggunaan alat ini kesalahannya sangat
besar sebab cara pengamatannya hanya menggunakan mata saja.
(b.3)
(b.5)
Bab III
Penutup
Daftar Pustaka