Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
SHINDI ANI ANWAR
P. 174.201.0.70.31
EKSTRAKSI VAKUM
A. PENGERTIAN
Ekstraksi vakum adalah tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat badan
500 gr atau lebih dengan memakai sebuah mangkok penghisap ditempelkan pada
kepala janin dengan cara menimbulkan keadaan vakum, dan selama prosedur
ekstraksi dilangsungkan, keadaan vakum dipertahankan. Seutas tali terkait pada
mangkok dan lewat rantai ini, mangkok tersebut ditarik perlahan-lahan secara
intermiten pada saat uterus ibu mengadakan kontraksi.
Ekstraksi vakum merupakan alternatif yang sangant membantu untuk
menggantikan tindakan forseps rendah pada saat ibu merasa letih dan tidak
mampu mengedan dengan efektif..Disamping itu, ekstraksi vakum kadang-kadang
dipakai untuk membantu memutar presentasi melintang atau oksiput posterior
menjadi posisi anterior.
Dengan menggunakan ekstraksi vakum, kemungkinan leserasi atau
keharusan melakukan episiotomi akan lebih kecil bila dibandingkan dengan
tindakan forseps. Namun demikian, ekstraksi vakum berlangsung lambat sehingga
tidak dilakukan pada keadaan fatal distress
I. Indikasi
a. Kala II lama dengan presentasi kepala belakang / verteks
b. Kelelahan ibu
c. Partus tak maju
d. Gawat janin
e. Toksemia gravidarum
f. Ruptura uteri iminens
Ibu
Waktu
Janin
kepala menyusul.
III. Syarat - Syarat
a. pembukaan lengkap atau hampir lengkap
b. presentasi kepala
c. cukup bulan ( tidak prematur )
d. tidak ada kesempitan panggul
e. Nk hidup dan tidak gawat janin
f. Penurunan di Hodge III
g. Kontraksi baik
h. Ibu kooperatif dan masih mampu untuk mengedan
IV. Kelebihan
Dapat digunakan pada :
a. bembukaan servik uteri yang belum lengkap dengan menggunakan vakum
ekstraktor pada pembukaan serviks dapat dipercepat secara mekanis,
sebaiknya ekstraksi vakum baru dilakukan pada pembukaan serviks uteri
sekurang-kurangnya 7 cm pada kepala janin belum turun.
b. Tidak memerlukan anestesi umum.
c. Komplikaasi pada ibu maupun janin lebih sedikit.
V. Kekurangan
a. Waktu untuk melahirkan janin lebih lama dari ekstraksi forsep (lebih dari
6 menit)
b. Ekstraksi vakum tidak dapat digunakan pada :
1. Letak muka.
2. Kaput suksedenum yang sudah besar.
3. Gawat janin yang berat.
4. Kepala menyusul (aftter coming head) pada letak sungsang.
5. Disproporsi cephalo serviks
VI. Komplikasi
a. Pada ibu :
1. Robekan pada serviks uteri.
2. Robekan pada sensing vagina
3. perdarahan akibat atonia uteri atau trauma jalan lahir, infeksi
b. Pada Janin :
1. Perdarahan dalam otak
2. Kaput suksedenum artifisialis, yang biasanya akan hilang sendiri selama
24-48 jam
3. Ekskoriasi kulit kepala sefalhematoma, subgaleal hematoma, nekrosis
kulit kepala perdarahan intra cranial, jaundice fraktur klavikula, kerusakan
N.VI dan N.VII.
VII.
berhubungan
dengan
botol
penampung
dan
Tekhnik Pemasangan
a. Tindakan
1. Instruksikan asisten untuk menyiapkan ekstraksi vakum dan
pastikan petugas dan persiapan untuk menolong bayi telah tersedia.
2. Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan terpenuhinya
persyaratan ekstrasi vakum, bila penurunan kepala diatas h. Iv
(0/5)rujukan pasien ke RS.
3. Masukkan tangan kedalam wadah yang mengandung larutan klorin
0,5% bersihkan dan cairan tubuh yang melekat pada sarung tangan.
4. Lepaskan secara terbalik dan rendam dalam larutan tersebut.
b. Pemasangan mangkok vakum
1. Masukkan mangkok vakum melalui introitus vagina secara miring
dan setelah melewati introitus pasangkan pada kepala bayi
(perhatikan agar tepi mangkok tidak terpasang pada bagian yang
tidak rata atau moulage di daerah ubun-ubun kecil).
POST PARTUM
A. PENGERTIAN
Post partum adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan kembali
sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil. Lama masa nifas ini
yaitu 6 8 minggu (Mochtar, 1998). Akan tetapi seluruh alat genital akan kembali
dalam waktu 3 bulan (Hanifa, 2002). Selain itu masa nifas / purperium adalah
masa partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu (Mansjoer et.All.
1993).
Post portum / masa nifas dibagi dalam 3 periode (Mochtar, 1998) :
1. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan
berjalan-jalan.
2. Purperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang
lamanya mencapainya 6 8 minggu.
3. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil / waktu persalinan mempunyai
komplikasi.
Wanita mungkin menjadi lapar dan siap makan kembali dalam 1 jam
atau 2 jam setelah melahirkan. Konstipasi dapat terjadi pada masa nifas awal
dikarenakan kekurangan bahan makanan selama persalinan dan pengendalian
pada fase defekasi.
4. Perubahan system perkemihan
Pembentukan air seni oleh ginjal meningkat, namun ibu sering
mengalami kesukaran dalam buang air kecil, karena :
a. Perasaan untuk ingin BAK ibu kurang meskipun bledder penuh
b. Uretra tersumbat karena perlukaan/udema pada dindingnya akibat oleh
kepala bayi
c. Ibu tidak biasa BAK dengan berbaring
5. Penebalan Sistem Muskuloskeletal
Adanya garis-garis abdomen yang tidak akan pernah menghilang dengan
sempurna. Dinding abdomen melunak setelah melahirkan karena meregang
setelah kehamilan. Perut menggantung sering dijumpai pada multipara.
6. Perubahan Sistem Endokrin
Kadar hormone-hormon plasenta, hormone plasenta laktogen (hpl) dan
chorionia gonadotropin (HCG), turun dengan cepat dalam 2 hari, hpl sudah
tidak terdeteksi lagi. Kadar estrogen dan progesterone dalam serum turun
dengan cepat dalam 3 hari pertama masa nifas. Diantara wanita menyusui,
kadar prolaktin meningkat setelah bayi disusui.
7. Perubahan Tanda-tanda Vital
Suhu badan wanita in partu tidak lebih dari 37,20C. Setelah partus dapat
naik 0,50C dari keadaan normal, tetapi tidak melebihi 38,00C sesudah 12 jam
pertama melahirkan. Bila >38,00C mungkin ada infeksi. Nadi dapat terjadi
bradikardi, bila takikardi dan badan tidak panas dicurigai ada perdarahan
berlebih/ada vitrum korelis pada perdarahan. Pada beberapa kasus ditemukan
hipertensi dan akan menghilang dengan sendirinya apabila tidak ada
penyakit-penyakit lain dalam kira-kira 2 bulan tanpa pengobatan.
8. Perubahan system kardiovaskuler
Sistem kardiovaskuler pulih kembali ke keadaan tidak hamil dalam
tempo 2 minngu pertama masa nifas. Dalam 10 hari pertama setelah
melahirkan peningkatan factor pembekuan yang terjadi selama kehamilan
masih menetap namun diimbangi oleh peningkatan aktifitas fibrinolitik.
9. Perubahan Sistem Hematologik
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 18 April 2008
1. IDENTITAS
Nama klien
: Ny.R
Umur
: 37 tahun
Umur
: 40 tahun
Suku
: Jawa
Suku
: Jawa
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
Pekerjaan
: Buruh
Alamat
: Tlogosari wetan RT 05
RW 03 Pedurungan
RW 03 Pedurungan
2. RIWAYAT KEPERAWATAN
Tanggal 13-06-08 ibu mengeluh kencang-kencang masih jarang, belum
keluar air ketuban, belum keluar lendir darah, gerak anak masih dirasakan, ibu
juga mengeluh badan berwarna kuning, tidak mual/muntah, badan terasa lemas,
BAB dan BAK tidak ada keluhan, cegukan (+), tidan punya riwayat transfusi,
kemudian dibawa ke RS. Kodya.
Tanggal 15-06-08 pukul 20.00 ibu mengeluh keluar air dari jalan lahir,
ngepyak, warna jernih, bau khas, kencang-kencang (+), belum keluar lendir
darah, gerak anak masih dirasakan, kemudian konsul ke SPPD dikatakan
Hepatitis Akut kemudian dirujuk ke RSDK semarang.
.1. Persepsi terhadap kehamilan dan persalinan
Ibu menganggap bahwa kehamilan ini merupakan hal yang wajar dan
kehamilannya tidak menimbulkan perubahan terhadap kehidupan seharihari. Ibu berharap agar dapat melahirkan dengan selamat. Bagi ibu orang
yang terpenting adalah suami dan ia tinggal bersamanya, sedangkan dari
pihak keluarga yang lain menerima keadaan ibu yang sedang hamil
.2. Riwayat Obstetri
Riwayat menstruasi
- menarche pada usia 12 tahun
- siklus teratur, lamanya 7 hari dan tidak ada keluhan
- HPHT ; 1 September 2007
Kesadaran
: CM:15 (4-5-6 )
TD : 130/80 mmHg
Nadi
: 88 x/mnt
RR : 20 x/mnt
Suhu
: 37 C
BB : 60 kg
TB
: 160 cm
Kulit : turgor cukup, warna kulit kuning, textur baik, kebersihan kulit bersih.
Kepala :Bentuk kepala mesosephal, tidak kotor, tidak ada lesi, rambut lurus.
Mata : Sklera ikterik, conj. Palpebra tidak anemis.
Hidung : Bentuk simetris, septum deviasi tidak ada, polip hidung tidak membesar,
Perkusi
Auskultasi
Jantung :
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen :
Inspeksi
Perut kelihatan membesar ke depan
Ada linea nigra dan strie lividae
Tidak ada luka bekas operasi
Palpasi
LEOPOLD I
LEOPOLD IV : Divergen
Osborn test
: (+)
TBJ
: 32-11x155 = 3255 g
Kontraksi
Hb
: 12,5
Lekosit
: 81,700
Tr
: 111.000
6. PROGRAM TERAPI :
Vit Bc
Pospragin 3x1
Diit Biasa
Breast Care
Intervensi
Rasional
2. membantu
mengurangi
ketidaknyamanan
melalui kontrol gate
dan stimulasi kutan
4. memungkinkan
klien untuk
analgesic yang
mengatur kontrol
dikontrol, pantau cara nyerinya sendiri,
menggunakan
biasanya sedikit
medikasi
5. pantau TD dan nadi ibu 5. hipotensi ibu
disebabkan oleh
penurunan
ketahanan perifer
saat percabangan
vaskuler dilatasi
atau reaksi yang
pertama terhadap
blok peridual
3. Intoleransi
aktivitas
berhubungan
dengan
kelelahan
4. Nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
berhubungan
dengan intake
tidak adekuat
1. anjurkan klien
mengikuti aktivitas
dengan istirahat yang
cukup
Setelah dilakkukan
1. menghemat energi
asuhan keperawtan
dan menghindari
selama 1x24 jam tidak
pengerahan tenaga
terjadi intoleransi
terus menerus
aktivitas pada klien
untuk
KH:
meminimalkan
Menyatakan kesadaran 2. instruksikan klien
kelelahan/kepekaa
terhadap toleransi
untuk meghindari
n uterus
aktivitas
mengangkat beban
2. aktivitas yang
Klien tidak tampak
berat, aktivitas atau
ditoleransi
kelelahan berlebihan
kerja
sebelumnya
Klien mampu melakukan
mungkin tidak
aktivitas sendiri
diindikasikan
3. kelompokkan aktivitas untuk wanita
sebanyak mungkin
beresiko
seperti pemberian obat, 3. meningkatkan
tanda vital dan
kesempatan klien
pengkajian
untuk tindakan
4. berikan aktivitas
berikutnya
penunjang, seperti:
membaca, nonton TV, 4. meningkatkan
atau kunjungan dengan klien dalam
teman yang dipilih atau koping dengan
keluarga
penurunan
aktivitas
1. memberikan cairan
infus
Setelah dilakukan asuhan 2. menganjurkan pasien
keperawatan selama 2x24 untuk makan sedikit
jam kebutuhan nutrisi
dan sering
pasien dapat terpenuhi
3. menganjurkan keluarga
KH:
pasien untuk
Pasien tidak terlihat lemas memberikan makanan
dan segar kembali
yang disukai
BB stabil
Albumin normal 3,5 5
gr/dL
1. cairan masuk
20 tetes
permenit
2. pasien
mengerti dan
akan
melaksanaka
nnya
3. keluarga
mengerti dan
akan
memberikan
nya
DAFTAR PUSTAKA
Johanson RB, Rice C. A Randomised Prospective Study Comparring The New
Vacume Extraction Policy with Forceps delivery. Br J Obstet Gynecol. 1993;
100: 524-30.
Lucas MJ. The Role of Vacuum Extraction in Modern Obstetrics. Clin Obstet
Gynecol. 1994; 37: 794-805
http://klinikandalas.wordpress.com