Professional Documents
Culture Documents
TUJUAN
Mahasiswa dapat melakukan penentuan kadar Vitamin C pada tablet hisap
Asam Askorbat
asam dehidroaskorbat
Karena molekul itu kehilangan dua elektron dalam titrasi ini, bobot ekivalennya adalah
separuh berat molekulnya, atau 88,07 g/ek.
3.2. Larutan Iod
Iod hanya sedikit dapat larut dalam air (0,00134 mol/liter pada 25 0C),
namun sangat larut dalam larutan yang mengandung ion iodida. Iod membentuk
kompleks triiodida dengan iodida.
I2 + H2O
I3-
HIO + H + + I
Kondisi yang meningkatkan derajat hidrolisis haruslah dihindari. Titrasi tak dapat
dilakukan dalam larutan yang sangat basa dan larutan standar iod haruslah didimpan
dalam botol gelap untuk mencegah penguraian HIO oleh cahaya matahari.
2 HIO
2 H + + 2 I + O2 (g)
Asam hipoiodit dapat bjuga diubah menjadi iodat dalam larutan basa
3 HIO + 3 OH -
2 I - + IO3 - + 3 H2O
3.3. Standarisasi
Larutan iod standar dapat disiapkan dengan menimbang langsung iod
murni dan melarutkannya serta mengencerkannya dalam sebuah labu volumetriv. Iod itu
dimurnikan dengan sublimasi dan ditambahkan ke dalam larutan KI pekat yang
ditimbang dengan tepat sebelum maupun sesudah penambahan iod. Tetepi larutan itu
biasanya distandarisasi dengan standar primer yaitu As2O3.
3.4. Indikator Kanji
Warna larutan iod 0,1N cukup tua sehingga iod dapat bertindak sebagai
indikator sendiri. Iod juga memberikan suatu warna ungu atau lembayung pada pelarut
seperti karbon tetra klorida atau klorodorm dan kadang-kadang digunakan dalam
mendeteksi titik akhir titrasi. Tetapi lebih lazim digunakan suatu larutan kanji, karena
warna biru tua kompleks pati-iod berperan sebagai uji kepekaan terhadap iod. Kepekaan
itu lebih besar dalam larutan sedikit asam daripada dalam larutan netral dan lebih besar
dengan adanya ion iodida.
Larutan kanji mudah terural oleh bakteri, suatu proses yang dapat
dihambat dengan strelisasi atau dengan penambahan suatu pengawet. Hasil uraiannya
mengkonsumsi iod dan berubah kemerahan. Merkurium (II) iodida, asam borat atau
asam Fourat dapat digunakan sebagai pengawet. Kondisi yang menimbulkan hidrolisis
atau koagulasi kanji hendaknya dihindari. Kepekaan indikator akan berkurang dengan
naiknya temperatur dan oleh beberapa bahan organik seperti metil dan metil alkohol.
IV.
VI.
Indikator kanji
KI
As2O3
NaOH
Indikator PP
HCL 1:1
6.1
LANGKAH KERJA
PEMBUATAN LARUTAN IOD DARI BETADINE
-
6.2
Memindahkan
larutan
ke
dalam
labu
ukur
50
ml,
lalu
6.3
Mentitrasi dengan iod sampai pertama kali munculnya warna biru tua
yang bertahan 1 menit
PENENTUAN VITAMIN C
6.4
VII.
DATA PENGAMATAN
STANDARISASI LARUTAN IOD
No. Percobaan
30,2
Perubahan Warna
Dari bening menjadi biru tua
yang bertahan selama 1 menit
PENENTUAN VITAMIN C
No. Percobaan
30,2
VIII.
PERHITUNGAN
Normalitas Iod (Secara Teori)
5 mL Betadine
250 mL Betadine
Perubahan Warna
Dari bening menjadi biru tua
10% I2
0,2% I2
mg As 2 O3
BE As 2 O3
VI 2 x NI 2
197,84 g
BM
mmol
BE As2O3 =
n
2 mek
mmol
N I2 =
98,92 g
mg As 2 O3
BE As 2 O3 x V I 2
0,251000
% kesalahan =
=
Npraktek Nteori
x100
Npraktek
0,08 N 0,075 N
x100
0,08 N
= 6,25%
Penentuan Vitamin C
-
% kesalahan =
grteori grpraktek
grteori
x100
mek
0,19 0, 21
0,19
x100
= 10,5%
=
=
VI 2 NI 2 BEasamaskorbat
x100
mg sampel
30 x 0,075 x88,07
x100
0,2 x1000
= 99,07 %
IX.
ANALISA DATA
Dalam percobaan diatas dilakukan penentuan kadar asam askorbat yang
terdapat didalam vitamin C tablet. Dari data yang diperoleh dapat dianalisa bahwa
larutan Iod bertindak sebagai titran dan larutan arsenit serta larutan tablet vitamin C
bertindak sebagai analit. Dalam percobaan ini larutan Iod dibuat dari larutan betadine
yang mengandung 10% Iod yang diencerkan dari 5mL menjadi 250 mL. Pada saat
standarisasi, larutan arsenit yang telah direaksikan dengan 0,6 gram NaHCO 3 dan 1 mL
larutan kanji mengalami perubahan warna dari bening menjadi biru tua yang bertahan
selama 1 menit dengan volume titran sebanyak 30,2 mL. Begitupun pada penentuan
vitamin C terjadi perubahan warna yang serupa seperti saat dilakukan titrasi
standarisasi.
X. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
Volume titran pada saat standarisasi ialah 30,2 mL sehingga
diperoleh normalitas praktek sebesar 0,08 N
Normalitas Iod secara teori ialah 0,075 N sehingga diperoleh persen
kesalahan dari praktikum sebesar 6,25%
Jumlah gram vitamin C secara teori sebesar 0,19 gram sedangkan
secara praktek sebesar 0,21 gram
Kadar asam askorbat dalam vitamin C sebanyak 99,07%
XI.
PERTANYAAN
1. Apakah perbedaan iodometrik dengan iodimetrik ?
2. Unsur atau senyawa apakah yang tepat ditentukan pada iodimetrik ?
Jawaban
1. Iodometrik adalah larutan iodida sebagai penintrasi, sedangkan
Iodimetrik adalah alat yang mengukur titrasi redoks pada larutann iodium
sebagai (fenator / penitrasi) sebagai pereaksi oksidasi.
2. Brom, Bromat, Klor, Klorat, Dikromat, nitrit, periodat.
Iodometri adalah analisa titrimetrik yang secara tidak langsung untuk zat yang bersifat
oksidator seperti besi III, tembaga II, dimana zat ini akan mengoksidasi iodida yang
ditambahkan membentuk iodin. Iodin yang terbentuk akan ditentukn dengan menggunakan
larutan baku tiosulfat .
Oksidator
+
KI
I2
+
2e
I2 + Na2 S2O3 NaI + Na2S4O6
Sedangkan iodimetri adalah merupakan analisis titrimetri yang secara langsung digunakan
untuk zat reduktor atau natrium tiosulfat dengan menggunakan larutan iodin atau dengan
penambahan larutan baku berlebihan. Kelebihan iodine dititrasi kembali dengan larutan
tiosulfat.
Reduktor
+
I2
DAFTAR PUSTAKA
Jobsheet. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Analisis Dasar. Politeknik Negeri
Sriwijaya: Palembang
GAMBAR ALAT
Buret
Pipet Ukur
Erlenmeyer
Gelas Kimia
Labu Ukur
Pipet tetes
Corong
Bola Karet
LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS DASAR
TITRASI REDOKS (PENENTUAN VIT. C/ ASAM
ASKORBAT)
Disusun Oleh :
Kelompok III
Sholihin Syah Putra
Marisontara
Dilia Puspa
Fitri Puspasari
Irene Frisilia
Nurul Sevtiola
Rizha Dwi Ayuningtia
Yunita Ayu Lestari
061130400334
061130400326
061130400316
061130400319
061130400322
061130400328
0611304003 32
061130400336
Kelas 1 KB
Program Studi D III Teknik Kimia
Jurusan Teknik Kimia
Dosen Pembimbing:
Ir. Nyayu Zubaidah, M.Si.
Politeknik Negeri Sriwijaya
2012
Asam askorbat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Artikel ini berisi tentang aspek molekuler asam askorbat. Untuk informasi mengenai peranan
nutrisinya, lihat Vitamin C.
Asam L-askorbat
Nama IUPAC[sembunyikan]
(5R)-[(1S)-1,2-dihidroksetil]-3,4-dihidroksifuran-2(5H)-on
Nama lain[sembunyikan]
Vitamin C
Identifikasi
Nomor CAS
[50-81-7]
PubChem
5785
Nomor EINECS
200-066-2
Kode ATC
SMILES
OC=1C(OC(=O)C=1O)[C@@H](O)CO
InChI
1/C6H8O6/c7-1-2(8)5-3(9)4(10)6(11)12-5/h2,5,710H,1H2/t2-,5?/m0/s1
Sifat
Rumus kimia
C6H8O6
Massa molar
176.12 g mol1
Penampilan
Densitas
1,65 g/cm3
Titik lebur
(dekomposisi)
Kelarutan dalamair
33 g/100 ml
Kelarutan dalametanol
2 g/100 ml
Kelarutan dalamgliserol
1 g/100 ml
Kelarutan dalampropilena
5 g/100 ml
glikol
Kelarutan dalam
[[{{{Solvent4}}}]]
Keasaman (pKa)
MSDS
JT Baker
LD50