Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
tahun 2005 mencapai 14,2 juta kasus. Data rumah sakit di Inggris melaporkan
kejadian selulitis sebanyak 69.576 kasus pada tahun 2004-2005, selulitis di
tungkai menduduki peringkat pertama dengan jumlah 58.824 kasus. Data rumah
sakit di Australia melaporkan insidensi selulitis sebanyak 11,5 per 10.000 populasi
pada tahun 2001-2002. Di Spanyol dilaporkan 8,6% (122 pasien) dalam periode 5
tahun menderita erysepelas dan selulitis. Banyak penelitian yang melaporkan
kasus terbanyak terjadi pada laki-laki, usia dekade keempat hingga dekade kelima,
dan lokasi tersering di ekstremitas bawah.1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Selulitis merupakan infeksi bakterial akut pada kulit. Infeksi yang terjadi
menyebar ke dalam hingga ke lapisan dermis dan sub kutis. Infeksi ini biasanya
didahului luka atau trauma dengan penyebab tersering Streptococcus beta
hemolitikus dan Staphylococcus aureus. Pada anak usia di bawah 2 tahun dapat
disebabkan oleh Haemophilus influenza, keadaan anak akan tampak sakit berat,
sering disertai gangguan pernapasan bagian atas, dapat pula diikuti bakterimia dan
septicemia. Terdapat tanda-tanda peradangan lokal pada lokasi infeksi seperti
eritema, teraba hangat, dan nyeri serta terjadi limfangitis dan sering bergejala
sistemik seperti demam dan peningkatan hitungan sel darah putih. Selulitis yang
mengalami supurasi disebut flegmon, sedangkan bentuk selulitis superfisial yang
mengenai pembuluh limfe yang disebabkan oleh Streptokokus beta hemolitikus
grup A disebut erisepelas. Tidak ada perbedaan yang bersifat absolut antara
selulitis dan erisepelas yang disebabkan oleh Streptokokus.1
Sebagian besar kasus selulitis dapat sembuh dengan pengobatan antibiotik.
Infeksi dapat menjadi berat dan menyebabkan infeksi seluruh tubuh jika terlambat
dalam memberikan pengobatan.2
Gambar 1. Anatomy of Skin and Soft Tissues and Different Types of Skin and SoftTissue Infection.
2.2. Etilogi
Penyebab selulitis paling sering pada orang dewasa adalah Staphylococcus
aureus dan Streptokokus beta hemolitikus grup A sedangkan penyebab selulitis
pada anak adalah Haemophilus influenza tipe b (Hib), Streptokokus beta
hemolitikus grup A, dan Staphylococcus aureus. Streptococcuss beta hemolitikus
group B adalah penyebab yang jarang pada selulitis. Selulitis pada orang dewasa
imunokompeten
banyak
disebabkan
oleh
Streptococcus
pyogenes
dan
kulit, sedangkan pada imunokopromais lebih sering melalui aliran darah. Onset
timbulnya penyakit ini pada semua usia.1
2.3. Epidemiologi
Selulitis dapat terjadi di semua usia, tersering pada usia di bawah 3 tahun
dan usia dekade keempat dan kelima. Insidensi pada laki-laki lebih besar daripada
perempuan dalam beberapa studi epidemiologi. Insidensi selulitis ekstremitas
masih menduduki peringkat pertama. Terjadi peningkatan resiko selulitis seiring
meningkatnya usia, tetapi tidak ada hubungan dengan jenis kelamin.2
namun dapat terjadi secara mendadak pada kulit yang normal terutama pada
pasien dengan kondisi edema limfatik, penyakit ginjal kronik atau hipostatik.2
1
0
1
1
1
2
1
3
2.6. Patogenesis
Bakteri patogen yang menembus lapisan luar menimbulkan infeksi pada
permukaan kulit atau menimbulkan peradangan. Penyakit infeksi sering berjangkit
pada orang gemuk, rendah gizi, kejemuan atau orang tua pikun dan pada orang
yang menderita diabetes mellitus yang pengobatannya tidak adekuat.3
Setelah menembus lapisan luar kulit, infeksi akan menyebar ke
jaringanjaringan dan menghancurkannya, hyaluronidase memecah substansi
polisakarida, fibrinolysin mencerna barrier fibrin, dan lecithinase menghancurkan
membran sel.3
1
4
2.8. Diagnosis
Diagnosis selulitis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
klinis. Pada pemeriksaan klinis selulitis ditemukan makula eritematous, tepi tidak
meninggi, batas tidak jelas, edema, infiltrat dan teraba panas, dapat disertai
limfangitis dan limfadenitis. Penderita biasanya demam dan dapat menjadi
septicemia.3
Selulitis yang disebabkan oleh H. Influenza tampak sakit berat, toksik dan
sering disertai gejala infeksi traktus respiratorius bagian atas bakteriemia dan
septikemia. Lesi kulit berwarna merah keabu-abuan, merah kebiru-biruan atau
merah keunguan. Lesi kebiru-biruan dapat juga ditemukan pada selulitis yang
disebabkan oleh Streptokokus pneumonia Pada pemeriksaan darah tepi selulitis
terdapat leukositosis (15.000-400.000) dengan hitung jenis bergeser ke kiri.3
1
5
Daerah predileksi
Makula eritematous
Eritema cerah
Tepi
Penonjolan
Edema
Edema
Hangat
Fluktuasi
Fluktuasi
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dapat diketahui adanya kelainan yang berkaitan
dengan selulitis. Peningkatan leukosit menunjukkan adanya infeksi oleh
mikroorganisme. Peningkatan kadar kreatinin serum dimungkinkan karena
adanya infeksi Streptokokus grup A, mionekrosis klostridial, atau karena
toxic syock syndrome. Kadar glukosa darah yang tinggi bisa menunjukkan
2.
3.
Radiologi
Pemeriksaan radiologis tidak diperlukan dalam kebanyakan kasus selulitis.
Ketika sulit untuk membedakan selulitis dari necrotizing fasciitis, Magnetic
Laporan Kasus SELULITIS
1
6
2.9. Pengobatan
Selulitis karena streptokokus diberi penisilin prokain G 600.000 2.000.000 IU secara IM selama 6 hari atau dengan pengobatan secara oral dengan
penisilin V 500 mg setiap 6 jam, selama 10-14 hari. Pada selulitis karena H.
Influenza diberikan Ampicilin untuk anak (3 bulan sampai 12 tahun) 100-200
mg/kg/d (150-300 mg), >12 tahun seperti dosis dewasa.4
Pada selulitis yang ternyata penyebabnya bukan Staphylococcus Aureus
Penghasil Penisilinase (non SAPP) dapat diberi penisilin. Pada yang alergi
Laporan Kasus SELULITIS
1
7
2.10. Komplikasi
Pada anak dan orang dewasa yang immunocompromised, penyulit pada
selulitis dapat berupa gangren, metastasis, abses dan sepsis yang berat. Selulitis
pada wajah merupakan indikator dini terjadinya bakteriemia stafilokokus beta
hemollitikus grup A, dapat berakibat fatal karena mengakibatkan trombosis sinus
cavernosum yang septik. Selulitis pada wajah dapat menyebabkan penyulit
intrakranial berupa meningitis.4
BAB III
KESIMPULAN
1
8
1
9