You are on page 1of 2

KOMPAS.

com - Operasi merupakan satu-satunya jalan untuk menyembuhkan penyakit mata


katarak. Namun yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah, apakah setelah dioperasi katarak
bisa kambuh lagi? Jawabannya adalah ya!
"Kemungkinan kambuh tetap ada meskipun kecil antara 5-10 persen," kata Dr Sanduk Ruit,
pakar ophtalmology asal Nepal dalam acara media briefing, Selasa (10/1/2012), di Jakarta.
Akan tetapi, hal tersebut lanjut Ruit tidak perlu terlalu dicemaskan. Pasalnya, kekambuhan tidak
akan terjadi apabila hasil operasi berjalan lancar dan sempurna. "Kebanyakan yang kambuh
adalah mereka yang masih muda. Karena masih ada kemungkinan jaringan pada matanya
berkembang," tambah dokter yang menjabat sebagai Direktur Medis di Institut Tilganga, Nepal
tersebut .
Pada kasus-kasus tertentu, lanjut Ruit, lensa yang jernih dapat berubah menjadi keruh. Keruhnya
kantung lensa inilah yang disebut sebagai katarak yang kambuh lagi atau disebut sebagai PCO
(posterior capsular opacity). PCO ini dapat muncul pada beberapa bulan atau tahun setelah
operasi.
Kabar baiknya, untuk mereka yang mengalami kekambuhan seperti ini, tidak perlu untuk
melakukan operasi kembali. Cukup dengan tindakan laser dan lensa akan kembali jernih.
"Kita hanya perlu menggunakan mesin yang disebut YAG (yettrium aluminium garnet). Dengan
membuat lubang kecil tanpa operasi," jelasnya.
Ruit memaparkan bahwa ada 3 teknik yang umumnya digunakan untuk melakukan operasi mata
katarak. Yang pertama yaitu teknik phcoemulsification. Ini adalah teknik paling modern dengan
menggunakan mesin dimana dapat memecahkan katarak menggunakan laser setelah itu di sedot
keluar. Teknik ini hasilnya cukup bagus tetapi kendalanya adalah memerlukan mesin yang mahal
dan mikroskop yang sangat besar. Di beberapa negara maju sudah banyak yang menggunakan
alat ini. Sedangkan di Indonesia, baru beberapa rumah sakit tertentu saja yang mempunyai alat
ini.
Teknik kedua adalah Small Incision Cataract Surgery (SICS). Ini adalah salah satu teknik bedah
katarak yang umum digunakan di negara berkembang. Teknik ini biasanya membuahkan hasil
visual yang baik. Prosedurnya tidak memerlukan mesin yang besar dan mikroskop yang dipakai
portable alias bisa dibawa kemana-mana. Harga lensanya sangat murah yakni seperlima dari
harga lensa phco.
Sedangkan teknik yang terakhir adalah metode pembedakan dengan jahitan. Teknik ini selain
membutuhkan waktu operasi yang lama, proses penyembuhan pascaoperasi juga cenderung lebih
lama.
Penyebab kebutaan nomor satu|
Di Indonesia, penyakit katarak saat ini masih menjadi penyebab kebutaan nomor satu. Umumnya
katarak terjadi bersamaan dengan bertambah umur sehingga tidak dapat dicegah.

"Di Indonesia prevalesinya penderita katarak kurang lebih 1,5 persen. Jadi diperkirakan ada 3,5
juta orang yang menderita katarak," kata Dr. Bambang Sardjono, MPH selaku Direktur Bina
Upaya Kesehatan Dasar, Kementerian Kesehatan.
Bambang mengatakan, setiap orang mempunyai kesempatan yang sama untuk menderita katarak.
Akan tetapi, untuk mereka yang mempunyai keluarga dengan riwayat penyakit katarak, risikonya
sedikit lebih besar. Ia juga menegaskan bahwa operasi menjadi satu-satunya jalan untuk
seseorang bisa sembuh dari penyakit katarak. "Vitamin dan antioksidan tidak banyak
pengaruhnya untuk menyembuhkan penyakit katarak," ucapnya.
Jika dilihat secara geografis, Indonesia sebenarnya beruntung karena terletak di garis
khatulistiwa dan cukup mendapat sinar matahari. Tetapi kondisi ini juga mempunyai dampak
buruk khususnya bagi mereka yang kesehariannya terus terpapar sinar matahari, misalnya petani
dan nelayan. "Mereka itu sering terpapar sinar ultraviolet. Untuk mengurangi risiko katarak,
sangat dianjurkan untuk memakai topi lebar dan kacamata hitam," jelasnya.
Pemeriksaan mata secara teratur sangat perlu untuk mengetahui adanya katarak. Bila telah
berusia 60 tahun sebaiknya mata diperiksa setiap tahun. Selain menghindari paparan sinar
matahari, kecepatan berkembangnya katarak bisa ditekan dengan beberapa cara seperti
menghindari kebiasaan merokok, menjalankan pola makan yang sehat dengan memperbanyak
konsumsi buah dan sayur dan
menjaga tubuh dari risiko penyakit degenartif seperti diabetes yang dapat memicu katarak.

You might also like