You are on page 1of 22

CHAPTER 7

POWER SUPPLY INDUSTRI,


INVERTER, DAN KONVERTER

7.1 MIND MAP

POWER
SUPPLY

Inverter
Dc to AC

Fase
Tunggal

Tiga Fase

Penyarah
AC to DC

Setengah
Gelomban
g

Penyearah
SingleDioda

Gelomban
g Penuh

Penyarah
Dua Dioda

Penyearah
Empat
dioda

DC to DC
Konverter

Penyearah
Tiga Fasa

Penyearah
Enam Fasa

Gambar 7-1 Mind Map

7.2 PENDAHULUAN
Elektronik solid state telah terintegrasi ke dalam semua aspek dari power
supply industry, konverter, inverter, dan choppers. Power supply industri

digunakan dalam aplikasi berbagai tegangan yang diperlukan, seperti pada


prosesor PLC dan modul analog dan modul khusus lainnya. Power supply juga
digunakan dalam semua jenis tampilan digital dan pada

tabung sinar katoda

(CRT) layar warna. Kita dapat berasumsi bahwa kita akan menemukan power
supply di setiap perangkat listrik di lantai pabrik. Setiap peralatan yang memiliki
sirkuit elektronik di dalamnya harus mendapatkan suplai tegangan DC. Karena
semua tegangan yang bersasal dari pabrik adalah sumber tegangan AC, maka
harus digunakan konverter untuk mengkonversi listrik dari tegangan AC menjadi
teganan DC. Rangkaian ini disebut sebagai

konverter yang mirip dengan

rangkaian penyearah menggunakan dioda.


Beberapa aplikasi industri seperti motor driver AC variabel-frekuensi dan
peralatan las memiliki bagian yang dapat mengubah tegangan AC menjadi DC
dan bagian yang lainnya dapt mengubah tegangan DC kembali menjadi tegangan
AC yang disebut dengan inverter. Rangkaian inverter diperlukan untuk mengubah
tegangan DC kembali ke tegangan AC karena frekuensi masukan tegangan AC
tetap pada 60 Hz sedangkan bagian output dari drive harus dapat memberikan
frekuensi tegangan output antara 0 dan 120 Hz.

7.3 RANGKAIAN PENYEARAH: PENGUBAH AC KE DC


7.3.1 Penyearah Fase-Tunggal
Rangkaian penyearah fase tunggal telah digunakan sejak munculnya
vakum-tube dioda. Karena sumber listrik DC berasal dari tegangan AC, maka
penyearah dioda digunakan untuk mengkonversi tegangan AC menjadi tegangan
DC.

Gambar 7-2 karakteristik dioda


Diode adalah komponen elektronik yang terbuat dari bahan semikonduktor silikon
atau germanium yang berfungsi mengalirkan arus searah (DC) saja. Terdiri dari
dua unsur semikonduktor P & N dan dipisahkan oleh depletion layer yang terjadi
keseimbangan

nilai

elektron

pada

kedua

kutub.

Seperti

teori

elektron

menyebutkan bahwa arus listrik adalah pergerakan elektron dari kutub positif
menuju ke kutub negatif. Perlu diingat bahwa diode hanya mengalirkan arus satu
arah saja, sehingga jika diode tersebut dialiri tegangan yang lebih besar pada
kutub P, maka elektron pada N akan mengalir menuju P (disebut forward bias).
Namun sebaiknya jika kutub P diberi potensial lebih rendah dari N maka elektron
tidak akan bergerak (reverse bias), pada kondisi inilah diode tidak mengalirkan
arus listrik.
Gambar 7-1 menunjukkan contoh power supply yang menggunakan
penyearah dioda tunggal solid-state.

Gambar 7-3 Rangkaian pemyearah satu diode setengah gelombang

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnnya, diode memiliki dua keadan yang
disebut dengan panjar maju danpamjar mundur. Pada saat siklus posistif dati
tegangan sinusoidal melewati diode, maka diode akan berada pada keadaan
panjar maju yang berarti elektron pada N akan mengalir menuju P sehingga
tegangan dilwatkan oleh diode. Sebaliknya pada siklus negative dari tegangan
sinusoidal melewati diode maka diode berada pada keadaan panjar mundur yang
berarti tidak ada perpindahan electron dari N ke P sehingga tegangan pada siklus
negative tidak dilewatkan.

7.3.2 Penyearah Fase-Tunggal Gelombang-Penuh Dengan Dua


Dioda
Salah

satu

kelemahan

dari

penyearah

single-dioda

setengah

gelombang adalah rangkaian ini hanya menghasilkan keluaran dc setengah


gelombang. Jika dioda kedua ditambahkan ke rangkaian ini dan transformator
center-tapped digunakan, maka gelombang tegangan keluaran akan menjadi dua

gelombang-setengah

positif.

Diode

pertama

akan

menghasilkan

keluaran

setengah-gelombang untuk tegangan sumber antara 0 dan 180 , dan setengah0

gelombang kedua akan dihasilkan oleh diode kedua untuk sumber tegangan
antara 1800 dan 3600. Gambar 7-3 memperlihatkan diagram dari rangkaian
jembatan setengah-gelombang dengan dua diode.

Gambar 7-4 Rangkaian penyearah dua diode gelombang penuh

7.3.3 Penyearah Jembatan Gelombang-Penuh Dengan Empat Dioda


Rangkaian lain yang menghasilkan output gelombang penuh menggunakan
empat

dioda

dan

transformator

biasa

tanpa

center-tap.

Rangkaian

ini

menggunakan dua dioda pada satu waktu untuk memperbaiki masing-masing


setengah jika gelombang sinus. Gambar 7-4 memperlihatkan contoh dari jenis
rangkaian ini.

Gambar 7-5 Rangkaian penyearah empat diode gelombang penuh

Kita harus memperhatikan bahwa tegangan AC dari terminal atas transformator


yang digunakan pada rangkaian jembatan, di mana katoda dari dioda A dan
anoda pada diode B terhubung, dan pada terminal bawah transformator dimana
katoda dioda C dan anoda dari dioda D terhubung. Ini berarti bahwa tegangan AC
terhubung di mana anoda diode yang satu terhubung dengan katoda pada dioda
kedua. Output untuk rangkaian jembatan adalah tegangan DC positif pada titik di
mana katoda dari dioda B dan dioda D terhubung, dan titik negatif dari rangkaian
terletak pada titik pertemuan anoda dari dioda A dan dioda C yang terhubung,
titik ini jg di sebut sebagai ground.

7.3.4 Penyearah Gelombang-Penuh Tiga-Fasa


Sebagian besar power supply industry untuk motor driver dan peralatan
pengelasan menggunakan tegangan AC tiga-fasa. Ini berarati bahwa rangkaian
penyearah

harus

menggunakan

rangkaian

jembaran

tiga-fasa,

dengan

menggunakan enam diode untuk menghasilkan gelombang penuh yang bagus


(dua diode pada tiap baris dari tiga-fasa). Gambar 7-5 menunjukkan diagran
listrik untuk penyearah jembatan tiga-fasa.

Gambar 7-6 Diagram penyearah jembatan tiga-fasa


Dari gamabar ini, kita dapat melihat bahwa kumparan

sekunder

dari

transformator tiga fase terhubung ke dioda penyearah. Fase

A dari tegangan

tiga fase transformator terhubung ke titik di mana katoda dari dioda 1D


terhubung ke anoda dari dioda 2D. Fase B terhubung ke titik di mana katoda dari
dioda 3D terhubung ke anoda dari dioda 4D, dan fase C terhubung ke titik di
mana katoda dari dioda 5D terhubung ke anoda dioda 6D. Anoda dari dioda 1D,
3D, dan 5D dihubungkan bersama

sebagai titik output negative terminal DC.

Katoda dari dioda 2D, 4D, dan 6D terhubung sebagai keluaran positif terminal
DC.
Jembatan

penyearah

gelombang-penuh

tiga-fasa

digunakan

pada

beberapa kebutuhan daya DC yang tinggi dan pada transformator dengan


efisiensi yang tinggi. Karena bentuk gelombang output dari setengah gelombang
tumpang tindih, yang memberikan persentase riak rendah.pada sirkuit ini, riak
keluaran adalah enam kali dari frekuensi input. Karena persentase riak rendah,
output tegangan DC dapat digunakan tanpa banyak penyaringan.

7.3.5 Rangkaian Jembatan Gelombang-Penuh Enam-Fasa


Pada 1970-an dan 1980-an power supply membutuhkan arus dan
tegangan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tegangan dan arus yang dapat
dihasikkan oleh setiap diode pada rangkaian jembatan empat dioda. Jika jumlah
arus atau tegangan yang dibutuhkan power supply lebih besar dari tegangn dan
arus yang dapat dihasilkan oleh setioa diode, maka dioda dapat dihubungkan
secara paralel untuk memberikan arus ekstra, dan diode juga dapat dihubungkan
secara seri untuk menghasilkan tegangan yang lebih tinggi. Gambar 7-6a
memperlihatkan contoh rangkaian yang menggunakan 12 dioda yang terhubung
secara

paralel

membentuk

jembatan

gelombang-penuh

enam-fase

untuk

menghasilkan arus yang tinggi. Gambar 7-6b memperlihatkan contoh ringkaian


12 dioda dihubungkan secara seri yang membentuk rangkaian jembatan untuk
menghasilakn tegangan yang lebih tinggi dari spesifikasi untuk setiap dioda.

Gambar 7-7 Rangkaian jembatan gelombang-penuh enam-fasa

Karena kedua jenis rangkaian ini menggunakan 12 dioda, maka jumlah riak di
bagian output berkurang menjadi sekitar 1%, karena frekuensi output akan 12
kali frekuensi masukan. Pada rangkaian pada gambar 7-6a, dimana dioda
dihubungkan secara parallel terhadap dua sumber yang saling berhubungan
dengan reaktor yang sama, setiap rangkaian jembatan menghasilaka setengah
dari jumlah semua beban. Pada rangkaian pada gambar 7-6b, setiap fase dari

tegangan input akan melewati empat dioda sehingga penurunan tagangan


terbagi dalam empat jalur.

7.3.6 Penggunaan Kapasitor Dan Inductor Sebagai Filter Pada


Power Supply
Filter atau tapis pada power supply merupakan bagian yang berfungsi
untuk meratakan atau membuang riak gelombang hasil proses penyearahan
gelombang AC dari transformer oleh dioda penyearah. Filter atau tapis yang
sering digunakan dalam sebuah power supply adalah filter C, RC dan LC.

Gambar 7-8 Diagram penyearah dengan filter menggunakan kapasitor


dan induktor
Gambar 7.7 memperlihatkan diagram dari kapasitor dan inductor sebagai filter
pada power supply. Kapasitor dihubungkan secara paralel dengan beban, dan
induktor dihubungkan secara seri dengan terminal tegangan DC. Kemampuan
induktor untuk menyimpan dan melepaskan energi dapat digunakan untuk proses

penyaringan. Reaktansi induktif

sebanding dengan frekuensi dan induktansi

.
Sebuah induktor terdiri dari sebuah kumparan. Hukum faraday tentang induksi
elektromagnetik menyatakan bahwa induksi elektromagnetik menimbulkan Gaya
Gerak Listrik (GGL)

dengan arah yang berlawanan. Hal ini disebabkan oleh

perubahan fluks magnetik

yang lewat melalui jalur arus listrik.

Untuk induktor yang terdiri dari kumparan dengan

lilitan menghasilkan

GGL ini bersifat seperti menahan laju arus listrik. Sehingga arus DC yang
memiliki potensi listrik konstan dan tidak membuat arus listrik berubah-ubah,
membuat induktor nampak seperti konduktor biasa, arus akan mengalir tanpa
hambatan (secara ideal). Namun arus AC yang berubah-ubah potensinya
(sehingga arus yang mengalirpun berubah-ubah arahnya) dengan frekuensi
tertentu,

membuat

reaktansi

induktifnya

meningkat

sebanding

dengan

peningkatan frekuensi. Sedangkan kapasitor digunakan untuk menjaga tegangan


keluaran pada harga yang konstan.

7.3.7 Penggunaan Diode Zener Sebagai Regulator Tegangan


Power supply dalam industry sangat memerlukan tegangan output DC
yang memiliki beberapa jenis regulasi untuk menjaga agar tingkat tegangan
keluaran

tetap

konstan

ketika

tegangan

input

berfluktuatif.

Kita

dapat

menggunakan dioda zener pada bagian output catu daya untuk memberikan
pengaturan tegangan. Diode zener memiliki karakteristik yang mirip dengan
diode penyearah. Perbedaannya terletak pada daerah kerjanya. Pada diode
penyearah, daerah kerjanya berada pada daerah panjar maju (forward bias)
sedangkan pada diode zener, daerah kerjanya berada pada daerah panjar
mundur (reverse bias). Pada ddaerah reverse bias, akan tercapai suatu keadaan
ketika tegangan hampir konstan untuk arus hampir berapapun (dalam batas

kemampuan diode zener). Gambar 7-8 memperlihatkan karakteristik dari diode


zener.

Gambar 7-9 Karakteristik diode zener


Gambar 7-9 merupakan rangkaian dasar yang digunakan untuk penstabil
tegangan

menggunakan

diode

zener

yakni

akan

menghasilkan

pembebanan sebagai berikut

Gambar 7-10 Penggunaan diode zener dalam rangkaian

kurva

Gambar 7-11 Kurva pembebanan pada diode zener


seperti halnya resistor yang dispesifikasi oleh nilai hambatan dan daya, dioda
zener pun dispesifikasi oleh nilai tegangan breakdown dan daya maksimumnya,
misal zener 5V/2W. Prinsip dari disain penstabil tegangan menggunakan dioda
zener ialah menyediakan tegangan sumber lebih tinggi dari tegangan zener dan
dengan melindungi zener ketika rangkaian tidak diberi beban (yakni arus
mengalir sepenuhnya ke zener), maka dipasanglah resistor pelindung RS,
nilainya ialah selisih tegangan sumber dengan zener dibagi arus maksimum
zener,

dengan kata lain, penstabil ini mirip bak penampungan air untuk menjaga tinggi
air di bak penampungan tetap konstan.

7.4 APLIKASI POWER SUPPLY UNTUK INDUSTRI


Bagian penyearah digunakan dalam semua jenis aplikasi industri. Hampir
setiap bagian dari peralatan industri yang memiliki sirkuit elektronik harus
memiliki bagian untuk mengubah tegangan AC ke tegangan DC. Sistem ini
menggunakan rangkaian penyearah yang telah dibahas sebelumnya untuk
menghasilak daya DC. Rangkaian penyearah mencakup kapasitor dan induktor
sebagai filter, dan sirkuit gabungan yang kemudian disebut power supply. Power
supply untuk industri akan sedikit berbeda dengan degna peralatan yang biasa
kita gunakan sehari-hari seperti pada radio, televisi, dan komponen elektronik
lainnya
Pada bagian ini kita akan membahas rangkaian power supply yang biasa
digunakan dalam industri: variabel-frekuensi motor AC drive dan

peraltan

pengelasan. Bagian ini juga akan menjelaskan pengoperasian uninterruptible


power supply (UPS) yang menyediakan tegangan cadangan ke komputer dan PLC
pada saat terjadi pemadaman listrik.

7.4.1 Power Supply untuk variable-frekuensi motor drive


Gambar 7-11 Menunjukkan diagram listrik variable-frekuensi motor drive
yang umum digunakan dalam aplikasi industri. Pada diagram ini kita dapat
melihat bahwa rangkaian drive menggunakan suplai tegangan tiga fase, sehingga
digunakan jembatan penyearah tiga-fase gelombang-penuh. Rangkaian ini juga
menggunakan metal-oxide varistor (MOVs) untuk mengecek kondisi tegangan
berlebih yang datang.

Gambar 7-12 diagram listrik variable-frekuensi motor drive

7.4.2 Uninterruptible Power Supplies


Jenis lain yang populer catu daya yang digunakan dalam aplikasi industri
adalah uninterruptible power supply (UPS). UPS menjadi sesuatu yang penting
dalam industri dan power supply komersil karena

UPS dapat tetap memasok

listrik ke komputer dan programmable logic controller (PLC) pada saat terjadi
pemadaman listrik. Jika pemadaman listrik terjadi ketika komputer atau PLC
sedang berjalan, maka akan menghentikan sistem dan proses harus diulang,
yang akan memakan waktu tambahan. Komponen-komponen utama dalam UPS:

Baterai
Jenis baterai yang digunakan UPS umumnya berjenis lead-acid atau jenis
nikel-cadmium. Baterai ini umumnya mampu menjadi sumber tegangan
cadangan maksimal selama 30 menit.
Rectifier Penyearah
Penyearah atau Rectifier berfungsi untuk mengubah arus AC menjadi arus DC
( direct current ) atau DC dari suplai listrik utama. Hal ini bermanfaat pada
saat pengisian baterai.
Inverter
Kebalikan dari penyearah, Inverter berfungsi untuk mengubah arus DC dari
baterai menjadi arus AC. Hal ini dilakukan pada saat baterai pada UPS
digunakan untuk memberikan tegangan ke komputer.
Transfer Switch
Transfer Switch adalah saklar listrik yang menghubungkan sumber tenaga
listrik dari sumber utama ke sebuah sumber cadangan ( UPS ). Saklar ini
dapat dioperasikan secara manual atau secara otomatis. Automatic Transfer
Switch ATS sering dipasang di mana sebuah sumber daya cadangan
terletak, sehingga dapat memberikan daya listrik sementara jika sumber
listrik terputus.

Gambar 7-13 Skema uninterruptible power supply (UPS)

UPS

bekerja

berdasar

kepekaan

tegangan.

UPS

akan

menemukan

penyimpangan jalur voltase (linevoltage) misalnya, kenaikan tajam, kerendahan,


gelombang dan juga penyimpangan yang disebabkan oleh pemakaian dengan
alat pembangkit tenaga listrik yang murah. Karena gagal, UPS akan berpindah ke

operasi on-battery atau baterai hidup sebagai reaksi kepada penyimpangan


untuk melindungi bebannya ( load ). Jika kualitas listrik kurang, UPS mungkin
akan sering berubah ke operasi on-battery. Kalau beban bisa berfungsi dengan
baik dalam kondisi tersebut, kapsitas dan umur baterai dapat bertahan lama
melalui penurunan kepekaan UPS.

7.5 INVERTERS: PENGUBAH TEGANGAN DC KE TEGANGAN AC


Inverter adalah sirkuit khusus dirancang untuk mengubah tegangan DC
menjadi tegangan AC. Seperti yang kita ketahui, sistem seperti motor driver
variabel frekuensi dan uninterruptible power supplies (UPS) mengkonversi listrik
AC ke DC kembali ke AC. Ini mungkin terdengar agak aneh, karean menyuplai
tegangan AC sedangan tegangan asli dari rangkaian adalah tegangan AC, tetapi
dalam kasus penggerak motor variabel frekuensi, frekuensi tegangan suplai akan
menjadi 50 atau 60 Hz dan output tegangan AC yang dibutuhkan kemungkinan
harus frekuensi antara 1 dan 120 Hz. Dalam kasus UPS, tegangan listrik AC perlu
diubah ke tegangan DC sehingga dapat disimpan dalam baterai untuk digunakan
kemudian. Karena tegangan diubah menjadi DC dan disimpan dalam baterai,
harus diubah kembali ke AC untuk digunakan. Pada UPS, frekuensi output akan
menjadi konstan pada 60 Hz.

7.5.1 Inverter Fase-Tunggal


Inverter yang cukup sederhana untuk memahaminya adalah inverter satu
fase, yang membutuhkan tegangan input DC dan diubah ke tegangan AC satu
fasa. Komponen utama dari inverter dapat berupa empat silikon controlled
rectifiers (SCR) atau transistor.

Gambar 7-14 Rangkaian inverter dengan empat SCRs


Diagram pada gambar 7-13 menunjukkan empat SCRs digunakan di sirkuit
inverter. Dalam rangkaian ini SCR1 dan SCR4 ditempatkan ke konduksi pada saat
yang sama untuk menghasilakan bagian positif dari gelombang AC dan SCR2 dan
SCR3 yang ditempatkan ke konduksi pada saat yang sama untuk menhasilkan
bagian negatif dari gelombang AC. Gelombang output tegangan AC ditunjukkan
dalam gambar ini, dan kita dapat melihat bahwa gelombang itu adalah
gelombang AC persegi.

7.5.2 Inverter Tiga-Fasa


Inverter tiga-fase yang jauh lebih efisien untuk aplikasi industri karena
dapat menghasilkan tegangan dan arus. Rangkaian dasar dan teori operasinya
mirip dengan inverter fase tunggal menggunakan transistor. Gambar 7-14
menunjukkan diagram dari inverter tiga fasa dengan tiga pasang transistor.

Gambar 7-15 Diagram dari inverter tiga fasa dengan tiga pasang
transistor
Setiap pasang transistor beroperasi seperti pasangan dalam inverter satu
fase enam langkah. Ini berarti bahwa setiap pasangan transistor yang terhubung
ke tegangan positif DC akan menghasilkan setengah siklus positif, dan transistor
yang terhubung ke tegangan negatif DC akan menghasilkan setengah siklus
negatif.

7.6 KONTROL DC-KE-DC (CONVERTERS DAN CHOPPERS)


Pada awal 1970-an dan 1980-an, konversi tegangan DC ke tegangan DC
dengan nilai yang berbeda diperoleh dengan menggunakan rangkaian choopers.
Choopers awalnya dirancang khusus untuk mengkonversi tegangan DC tetap
menjadi tegangan primer DC yang digunakan untuk mengontrol kecepatan motor
DC. Karena tegangan DC tidak tersedia pada power supply indstri, maka
rangkaian ini bergantung pada rangkaian penyearah yang mengubah tegangan
AC ke DC. Pada bagian ini kita akan
diberikan

dari

rangkaian

membahas bagian dimana tegangan DC

penyearah.

Dalam

diklasifikasikan berdasarkan konverter DC-ke-DC.

hal

ini,

rangkaian

akan

Saat ini, konversi tegangan dari DC ke DC lebih banyak digunakan dalam


rangkaian listrik karena karena setiap bagian dari peralatan yang memiliki papan
ranakaian elektronik di dalamnya membutuhkan berbagai macam perlengkapan
tegangan DC. Setiap tegangan harus dipasok dari catu daya. Ini berarti bahwa
komputer, PLC, dan semua peralatan elektronik lainnya perlu power supply DC.
Saat ini, rangkaian choopers telah dimodifikasi ke dalam teknologi power supply
baru dengan jenis terbaru dan rangkaian tersebut disebut konverter. Saat ini
rangkaian converter yang palong banyak ditemukan adalah switch-mode power
supplies (SMPS).

7.6.1 Power Supply Linear


Power supply linear telah populer sejak awal elektronik vacuum-tube. Cara
operasinya sederhana, tetapi efisiensinya tidak bagus yaitu dalam kisaran 30%
sampai 40%. Gambar 7-15 menunjukkan diagram elektronik untuk power supply
linear. Dari diagram ini kita dapat melihat bahwa bagian pertama dari power
supply ini persis seperti bagian penyearah disajikan sebelumnya dalam bab ini.

Gambar 7-16 (a) Power supply tidak linear, (b) Power supply linear

Pada power supply yang tidak linear, tegangan DC yang dihasilkan masih
terdapat riak walaupun telah di filter oleh kapasitor. Sedangkan pada power
supply yang linear terdapat sebuah regulator tegangan yang membuat tegangan
DC kelaurannya menjadi linear (tidak terdapat riak). Seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya, power supply linear memilki efisiensi yang tidak bagus.
Hal ini disebabkan karena tegangan input yang harus diterima oleh regulator
harus lebih besar dari tegangan output yang diharapkan. Namun, makin besar
tegangan

input

yang

diberikan

maka

akan

menghasilkan

daya

disipasi

(kehilangan daya) yang semakin besar pula. Misalkan suatu regulator memiliki
arus maksimal sebesar 1 ampere, tegangan keluaran sebesar 5 volt. Jika
regulator diberi tegangan input yang berasal dari trafo sebesar 9 volt maka akan
terjadi daya disipasi sebesar:

Vinput Voutput
I

9 volt 5 volt
4 watt
1 ampere

Disipasi daya sebesar 4 watt tersebut akan menjadi energy panas yang dapat
menyebabkan regulator cepat rusak. Disipasi daya tersebut dapat diminimalisir
dengan membuat tegangan input sedekat mengkin nilainya dengan tegangan
output. Namun akan timbul masalah jika terjadi penurunan tegangan input dari
trafo karena suatu hal, maka regulator tegangan tersebut tidak dapat bekerja.
Hal ini dapat diantisipasi dengan menggunakan metode switching yang menjaga
agar tegangan input pada regulator tetap stabil.

7.6.2 Switching Power Supplies


Switch-mode power supplies (SMPS), yang biasa juga disebut power
supply switch, telah menjadi lebih populer daripada power supply linear dalam
sepuluh tahun terakhir karena power supply tersebut dapat menghasilkan

tegangan yang dapat diatur dengan lebih efisien dan power supply tersebut tidak
memerlukan transformer besar dan perangkat penyaringan seperti pada power
supply linear.

Gambar 7-17 Switch-mode power supplies (SMPS)

Gambar

ini

akan

membantu

kita

memahami

bagaimana

SMPS

mengkonversi tegangan input DC ke tegangan DC dengan nilai yang baru dan


telah disaring dan diatur. Blok pertama dari catu daya disebut dengan bagian
penyearah dan penyaring dan gambar ini juga memunjukkan diagram doda dan
kapsitor yang berfungsi untuk menyearahkan tegangan AC mejadi pulsa DC dan
kemudian menyaringnya untuk mengurangi jumlah riaknya. Blok kedua pada
diagram menunjukkan symbol dari MOSFET dan transistor bipolar. Bagian ini
disebut sebagai high-frequency switching section dan blok ini juga menggunakan
MOSFET lainnya atau transistor bipolar untuk mengkonversi tegangan DC ke
tegangan AC frekuensi tinggi gelombang persegi.
Bagian berikutnya dari SMPS adalah

bagian

transformator

daya.

Transformer daya akan mengisolasi sirkuit dan akan meningkatkan atau turun
tegangan ke level yang diperlukan oleh tegangan DC. Output dari trafo dikirim ke
bagian penyearah kedua. Karena bagian penyearah pertama merupakana

tegangan input pada bagian ini, maka bagian itu disebut penyearah masukan,
dan karena filter kedua digunakan untuk menyuplai tegangan output, maka
bagian itu disebut bagian output penyearah.

You might also like