Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
HANIF HAFIIDH S.N.
G1F009013
G1F009015
RIZKY NOVASARI
G1F009018
SHIFAQ KHAIRUNNISA
G1F009032
ANISA WISDATIKA
G1F009033
RETNA PANCAWATI
G1F009034
PERDANI ADNIN M.
G1F009035
I.
JUDUL
`
II.
Alamat
: Bangkalan 78 Madura
MRS
: 26-4-2007
KRS
: 30-4-2007
Diagnosa
Keluhan utama :
-
Nyeri dada kiri sejak 3 bulan yang lalu, timbul saat aktivitas, 5 menit
Riwayat penyakit :
III.
Hipertensi
:+
Diabetes Mellitus : -
DATA KLINIK
Data Klinik
Tekanan Darah
Nadi
RR
Suhu
IV.
Nilai Normal
120/90
60-100
16 - 20
36 - 37
26/4
140/90
100
22
Tanggal - 2007
27/4
120/75
78
24
AFEBRIS
28/4
120/70
90
25
DATA LABORATORIUM
Data Laboratorium
Nilai Normal
WBC
RBC
HB
Hct
Plt
K
Na
Cl
Ca
GDA
Serum Creatinin
BUN
4000-10000
4,5 - 5,5 jt
13 - 16
40 - 48
150 - 450
3,5 5,5
135 147
100 - 106
9 - 11
< 126
0,5 1,5
20 40 mg/dl
Tanggal - 2007
26/4
12,3
5,96
18,8
54,7
173
3,54
126,6
107
10
275
1,4
15
SGPT
SGOT
< 12 U/I
< 12 U/I
54
73
26-4-2007 :
BGA
Troponin
PCO2
HCO3
BEecf
: 0.99 ng/ml
: 38 mmHg
: 23 mmol/L
: -2 mmol/L
Ph
PO2
TCO2
SO2C
: 7.39
: 163 mmHg
: 24.5 mmol/L
: 99%
EKG
IRD : Irama Sinus 80x/mnt CAD
ICU : ST elevasi
I-AUC, V2-V6
Q patologis
V2 - V6
T imursi
I-AUC, V2 V6
Q II,III,AUF
OMI Inf
Hasil : IMA anteriol luas
V.
PATOFISIOLOGI
1. PJK IMA Anterior Luas
Penyakit jantung koroner disebabkan ketidakseimbangan antara kebutuhan O2
miokardium dengan supply. Dikenal 2 keadaan ketidakseimbangan supply dengan
kebutuhan O2 yaitu hipoksemia (iskemia) yang ditimbulkan oleh kelainan vaskuler
(aa.koronaria) dan hipoksia (anoksia) yang disebabkan kekurangan O2 dalam darah
iskemia disebabkan kelainan aa.koronaria terutama yang disebabkan oleh proses
arterosklerosis (Rahman,199). Artherosklerosis menyebabkan terjadinya penimbunan
lipid dan jaringan fibrosa dalam arteri koronaria sehingga secara progresif
mempersempit lumen pembuluh darah. Bila lumen menyempit maka resistensi
terhadap aliran darah akan meningkat dan membahayakan aliran darah akan
meningkat dan membahayakan aliran darah miokardium. Semakin lanjut penyempitan
lumen akan diikuti perubahan pembuluh darah yang mengurangi kemampuan
pembuluh darah untuk melebar. Hal ini menyebabkan keseimbangan antara
penyediaan dan kebutuhan oksigen menjadi tidak stabil sehingga membahayakan
miokardium(Price,2005).
Faktor resiko terjadinya penyakit jantung koroner salah satunya adalah
peningkatan lipid darah. Lipid yang bisa berpotensi dalam proses arterogenesis. Lipid
plasma terdiri dari kolesterol,trigliserida,fosfolipid dan asam lemak bebas berasal dari
makanan dan sintesis lemak . kolestrol dan trigliserida adalah dua jenis lipid yang
relative berperan dalam proses atherogenesis. Kolesterol nantinya ditranspor dalam
Nyeri infark miokard akut (IMA) adalah nyeri dada yang terjadi akibat
kerusakan (nekrosis) otot jantung akibat aliran darah ke otot jantung terganggu. Rasa
nyeri pada IMA terjadi karena rangsang kimiawi atau mekanik pada ujung reseptor
saraf. Rangsang ini melalui serabut aferen simpatis ke ganglion simpatis, radiks
posterior menuju medula spinalis. Di sini impuls aferen simpatis bertemu dengan
impuls somatik struktur thoraks. Hal ini merupakan dasar terjadinya cardiac referred
pain. Impuls berjalan melalui traktus spinotalamikus ke talamus, dan menuju kortex
serebri sehingga terdapat sensasi rasa sakit.
Keluhan nyeri dada akibat IMA adalah sebagai berikut : lokasi nyeri dada bisa
substernal, prekordial, epigastriurn. Nyeri dada menjalar ke lengan kiri, leher dan
rahang. Lamanya nyeri dada lebih dari 30 menit. Kualitas nyeri dada berupa seperti
ditekan, diremas, atau terasa berat. Nyeri dada tidak hilang dengan istirahat atau
pemberian nitras sublingual. Dapat disertai palpitasi, sesak nafas, banyak keringat dan
pucat. Meskipun pada umumnya nyeri dada IMA merupakan nyeri dada yang berat,
tetapi pada Framingham Study dijumpai 25% penderita IMA tanpa keluhan nyeri dada
(silent myocardial infarction) yaitu terutama pada penderita diabetes mellitus
(CDK,2008).
Diagnosis IMA adalah sebagai berikut :
Anamnesis : Adanya nyeri dada yang lamanya lebih dari 30 menit di daerah
prekordial,retrosternal dan menjalar ke lengan kiri,lengan kanan dan ke belakang
interskapuler.
EKG : Pada EKG terdapat gambaran gelombang Q yang patologis serta perubahan
segmen ST-T dimana terdapat ST elevasi,ST depresi,dan T terbalik.
2. HIPERTENSI
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang abnormal dan diukur paling tidak
pada tiga kesempatan yang berbeda. Tekanan darah normal bervariasi sesuai usia,
sehingga tiap diagnosis hipertensi harus bersifat spesifik usia. Joint national
committee on prevention, detection, evaluation, and treatment of high blood pressure
yang ke 7 telah mempublikasikan revisi panduan nilai tekanan darah sistolik dan
diastolik yang optimal dan hipertensif. Untuk individu terutama yang memiliki faktor
risiko kardiovaskular bermakna, termasuk riwayat yang kuat dalam keluarga untuk
infark miokard atau stroke, atau riwayat diabetes pada individu, bahkan pada nilai
prahipertensif dianggap terlalu tinggi (corwin, 2009).
Klasifikasi tekanan darah
1.
2.
3.
4.
VI.
SOAP
A. SUBJECTIVE
Pasien mengalami nyeri dada kiri sejak 3 bulan yang lalu, timbul saat aktivitas, 5
menit kemudian hilang dengan istirahat. Pasien juga sesak jika beraktivitas, hilang
dengan tidur/istirahat, berdebar, tidak sesak saat terlentang, tidak panas. Pasien
memiliki riwayat hipertensi.
B. OBJECTIVE
Data
Tekanan darah
RR
WBC
RBC
Hb
Hct
Na
GDA
Bun
SGPT
SGOT
Nilai normal
120/90
16 - 20
4000-10000
4,5 5,5 jt
13 16 gr
40 - 48
135 - 147
< 126
20 - 40 mg/dl
< 12 U/I
< 12 U/I
Hasil
Tgl 26/4 140/90
Tgl 28/4 25
Tgl 26/4 12,3
Tgl 26/4 5,96
Tgl 26/4 18,8
Tgl 26/4 54,7
Tgl 26/4 126,6
Tgl 26/4 275
Tgl 26/4 15 mg/dl
Tgl 26/4 54
Tgl 26/4 73
Keterangan
meningkat
meningkat
meningkat
meningkat
meningkat
meningkat
menurun
meningkat
menurun
meningkat
meningkat
darah dan mengakibatkan konsentrasi SGOT, CPK, LDH dan mioglobin dalam serum
meningkat. Berdasarkan data laboratorium SGOT mengalami kenaikan menjadi 73.
SGOT meningkat dalam waktu 3 hingga 8 jam (speicher, 2006). Namun, keterbatasan
AST atau SGOT adalah spesifisitasnya yang rendah terhadap otot jantung, karena
peningkatan kadarnya juga ditemukan pada kerusakan hati, otot skeletal, paru atau
ginjal. Tidak ada isoenzim AST yang spesifik jantung. Saat ini pemeriksaan isoenzim
AST sudah jarang digunakan (gavaghan, 1999).
7. Salah satu diagnosis IMA adalah dengan EKG. Pasien dengan kondisi IMA pada EKG
terdapat gambaran gelombang Q yang patologis serta perubahan segmen ST-T dimana
terdapat ST elevasi,ST depresi,dan T terbalik. Hal tersebut sesuai dengan hasil EKG
Tn. IM, sehingga dapat disimpulkan IMA (Corwin, 2009).
8. Pada kondisi Infark terjadi ruptur di pembuluh darah sehingga terjadi inflamasi.
Berdasarkan data laboratorium WBC pasien meningkat. WBC meningkat sebagai
respon adanya radang (Corwin, 2009).
D. PLAN
a) Tujuan terapi
1. Mengobati PJK IMA
2. Mengobati hipertensi
3. Menurunkan kadar kolesterol/lemak
4. Menurunkan kadar glukosa darah
b) Komposisi terapi farmakologis
R/ Captopril (12,5 mg 3 x sehari)
O2 3 lpm
Infuse RL 7 tpm
Simvastatin (20 mg 1 x sehari)
Laxadine (1 C, 1 x sehari)
Bisoprolol (12,5 mg 1 x sehari)
Diazepam (5 mg 1xsehari)
ISDN (10 mg 3xsehari)
Glibenklamid (5 mg 1 x sehari)
ASA (100 mg 1xsehari)
c) DRP (drug related problem)
1. ISDN
a. Efek Terapetik Obat/Indikasi Obat
Pencegahan dan pengobatan angina pectoris, gagal jantung kongestif (Lacy,
2009).
b. Hubungan Umur Pasien dan Obat
luas.
Dosis Obat
10 mg 3 x sehari untuk pengobatan angina (Lacy,2009).
Interaksi Obat-Obat, Obat-Makanan dan Obat Jamu
Tidak ada interaksi antara obat dengan obat, makanan, dan jamu.
Efek Samping Obat
Hipotensi, takikardia, shock (Lacy,2009).
Lama Penggunaan Obat
Sampai pasien merasa lebih baik
Harga Obat
Generik
2. Bisoprolol
a. Indikasi obat
Pengobatan hipertensi, single atau kombinasi dengan agen lain.
b. Hubungan umur pasien dan obat
Pasien berusia 42 tahun dan tergolong dewasa, karena itu, diberikan dosis dewasa.
c. Hubungan pengobatan dengan data klinik dan laboratorium
Dari profil pasien diketahui bahwa pasien di diagnose mengalami hipertensi, hal
ini di dukung juga dengan tekanan darah, serta nadi yang. Sehingga digunakan
bisoprolol untuk pengobatan hipertensi pada pasien.
d. Hubungan pengobatan dengan riwayat pasien, penyakit dan riwayat pengobatan
Pasien pernah mempunyai riwayat penyakit hipertensi, kemudian pada diagnose
pasien juga mengalami hipertensi, oleh karena itu digunakan obat antihipertensi
untuk mengobatinya.
e. Dosis obat
Dewasa 2,5-5 mg 1x sehari, dapat ditingkatkan sampai 10 mg atau sampai 20 mg
1 x sehari.
f. Interaksi obat-obat, Obat-Makanan dan Obat Jamu
Tidak ada interaksi dengan obat lain yang digunakan dalam terapi.
g. Aturan pemakaian obat
Pemakaian obat sudah sesuai anjuran, yaitu 1x sehari dengan dosis 12,5
(Lacy,2009).
h. Lama penggunaan obat untuk terapi
Digunakan satu kali sehari sampai hari terakhir di rumah sakit.
saraf
dan
otot.
Elektrolit-elektrolit
ini
dibutuhkan
untuk
hipertensi
Interaksi obat
Tidak ada interaksi dengan obat lain yang digunakan dalam terapi
Aturan pemakaian
Aturan pemakaian sudah sesuai yaitu 3 x 1 hari
Lama penggunaan
Captopril digunakan seterusnya
Efek samping
Batuk, hypotension, takikardi, pruritus
Harga obat
Generic (Lacy, 2009)
Mekanisme: kaptopril merupakan golongan ACE-inhibitor. ACE-inhibitor
menghambat perubahan AI menjadi AII sehingga terjadi vasodilatasi dan penurunan
sekresi aldosteron. Selain itu, degradasi bradikinin juga dihambat sehingga kadar
bradikinin dalam darah meningkat dan berperan dalam efek vasodilatasi ACEinhibitor. Vasodilatsi secara langsung akan menurunkan tekanan darah, sedangkan
berkurangnya aldosteron akan menyebabkan ekskresi air dan natrium serta retensi
kalium (Neal,2005).
8. Diazepam
a. Indikasi
Pasien mengalami gelisah, pusing sehingga perlu dikasih sedatif untuk mengatasi
kecemasan .
b. Hubungan umur dan pengobatan
Tidak ada hubungan antara umur dengan pengobatan
c. Hubungan pengobatan dengan data klinik dan laboratorium
Pasien mengalami nyeri dada sehingga digunakan diazepam sebagai penenang dan
menghilangkan kecemasan
d. Hub pengobatan dan riwayat
Pemberian diazepam ditujukan untuk mengurangi kecemasan pasien terhadap PJK
IMA
e. Dosis
Dosis yang diberikan pada pasien sudah sesuai, untuk dewasa 5-10 mg diberikan
setiap 3-4 jam (jika diperlukan).
f. Efek samping
Obstruksi saluran nafas, depresi nafas karena relaksasi otot yang berlebihan.
g. Interaksi
Tidak ada
h. Lama pemakaian
obat ini digunakan selama pasien masih merasakan kecemasan atau kegelisahan.
Tetapi harus dimonitoring lama penggunaannya karena dapat menyebabkan
ketergantungan fisik.
i.
Harga Obat
Obat ini merupakan obat Generik. Contoh Brandname: valin
(Lacy et all, 2009).
Mekanisme : inhibisi neurotransmitter , mengakibatkan penghambatan saraf dan
depresi system saraf pusat dan depresi system saraf pusat ( Tatro,2003 ).
9. Laxadine
a. Indikasi obat
Digunakan sebagai pencahar. Karena pasien sakit jantung rawan terkena serangan
jantung jika terlalu menegang (Konstipasi).
b. Hubungan umur pasien dengan obat
Tidak ada hubungan antara umur pasien dengan obat
c. Hubungan pengobatan dengan data klinik dan laboratorium
Pada saat keadaan konstipasi, tekanan darah pasien menjadi tinggi. Sedangkan
menurut data klinik pasien sudah mengalami hipertensi. Sehingga digunakan pencahar
untuk melicinkan jalannya tinja.
d. Hubungan pengobatan dengan riwayat pasien, penyakit, dan riwayat pengobatan
Laxadine digunakan untuk mencegah efek samping konstipasi akibat simvastatin.
Pasien juga memiliki riwayat penyakit hipertensi yang akan semakin tinggi jika
konstipasi, maka digunakan obat laxadine.
e. Dosis obat
Dosis dewasa 1xsehari 1-2 C pada malam menjelang tidur. Terapi yang diberikan
sudah tepat yaitu 1xsehari 1 C.
Tiap 5 ml emulsi : Phenolphthalein 55 mg, paraffin liquid 1200mg, Glycerine 378mg,
jelly 9,4mg.
f. Efek samping
Ruam kulit, diare, kolik, kehilangan cairan tubuh, muntah dan mual.
g. Interaksi obat-obat, obat-makanan dan obat-jamu.
Tidak ada interaksi.
h. Aturan pemakaian obat
Obat digunakan 1xsehari 1 C.
i. Lama pemakaian
laxadine digunakan sampai hari terakhir rawat inap atau sampai kondisi pasien
membaik.
j. Harga obat
brandname
Mekanisme : laxadine adalah obat pencahar yang bekerja dengan cara merangsang
gerakan peristaltis usus besar, menghambat reabsorbsi air, dan melicinkan jalannya
tinja (Anonim, 2010).
10. ASA
a. Mekanisme
Aspirin secara irreversible menghambat enzim COX-1 dan 2, sehingga mengurangi
platelet produksi TX A2(Tromboksan A2). TXA2 merupakan suatu vasokonstriktor
yang akan menginduksi pelepasan granul-granul intraselular, sehingga berakibat
agregasi platelet dan membentuk trombus terjadi adhesi platelet dengan pembuluh
darah.
b. Dosis
Aspirin digunakan sebagai analgesik untuk mengatasi keluhan pusing pada pasien.
Namun pada terapi kali ini Aspirin digunakan sebagai antiplatelet. Dosis yang
diberikan untuk dewasa sebagai anti platelet adalah 75-325 mg. Dosis tunggal 150300 mg diberikan sesegera mungkin setelah terjadi kerusakan sel. Kemudian
dilanjutkan dengan dosis penjagaan 75 mg per hari.
dose,
j. Indikasi obat
Nyeri,infark miokard, profilaksis, inflamasi dan demam,
k. Harga oibat
Brand name
Alasan plavix dan LMWH tidak digunakan
Karena dia baru mengalami hipertensi st 1 sehingga apabila LMWH, ASA, plavix diberikan
bersama-sama dikhawatirkan meningkatkan resiko pendarahan.
d) Terapi non farmakologi
- Penurunan berat badan dapat menurunkan tekanan darah, kemungkinan dengan
mengurangi beban kerja jantung sehingga kecepatan denyut jantung dan volume
-
VII.
-
Monitoring
Terhadap tekanan darah sampai normal (< 120/90 mmHg)
Monitoring kepatuhan minum obat, karena pasien yang tidak patuh minum obat
2012,
Cairan
Infus
(Indikasi,
Komposisi),
http://mangsholeh.wordpress.com/2012/02/18/cairan-infus-komposisi-indikasi/.
Diakses pada tanggal 11 april 212.
Corwin. 2009. Buku saku patofisiologi. Jakarta : EGC.
Gavaghan M. Biochemical markers in myocardial injury. Aorn J. 1999;70:840-50.
Lacy. 2009. Drug information handbook. Lexi comp. Amerika.
Nawawi, RA, Fitrian B. 2009. Nilai troponin T (cTnT) penderita sindrom koroner akut (SKA).
Indonesian journal of clinical pathology and medical laboratory vol 12.
Neal, M.J. 2005. At a Glance farmakologi medis edisi kelima. Jakarta : penerbit erlangga.
Price, S dan Wilson, L ,2005. Patofisiologi Ed. 6. Jakarta : EGC Kedokteran.
Rahmat.1996. Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Ed.3. Jakarta: FKUI
Sutikno.1996. ilmu penyakit Dalam Jilid 1 Ed 3. Jakarta : FKUI.
Speicher, carl e., dan smith, jack w. 2006. pemilihan uji laboratorium yang efektif: choosing
effective laboratory tests. Jakarta: EGC
Tatro, 2003, A to Z Drug Facts, San Francisco Facts and Comparison.