You are on page 1of 4

PERCOBAAN FRANK HERTZ

Renie Adinda Pitalokha


Program Studi Fisika, FMIPA Universitas Padjadjaran
27 Maret 2015
Assisten : R. Ajeng
Abstrak
Perobaan Franck-Hertz bertujuan membuktikan bahwa energy eksitasi elektron atom terkuantisasi serta
untuk mengukur nilai energy eksitasi atom Mercury. Literature menyebutkan bahwa nilai eksitasi atom
Mercury sebesar 4.9 eV. Percobaan ini dilakukkan dengan tiga tahapan. Tahapan pertama menggunakan
nilai U1 sebesar 30 V, untuk percobaan tahap kedua menggunakan nilai U1 sebesar 35V. dan tahapan ketiga
menggunakan nilau U1 sebesar 40V. Namun nilai UH yang digunakan sama pada setiap tahapan yaitu sebsar
4.8 V. Pada percobaan ini menggunakan tabung Franck-Hertz yang berisi mercuri sebagai objek yanga akn
ditelitiTegangan eksitasi atom Mercury yang dipeoleh dari percobaan ini adalah 0.043 V. hasil percobaan
tidak sesuai dengan nilai literature yang ada.
Kata Kunci : eksitasi elektron, percobaan Franck -Hertz

I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Atom tediri dari elektron-elektron
yang mengelilingi inti atom. Elektronelektron tersebut memiliki lintasan
masing-masing dalam pergerakannya.
Lintasan orbit tiap elketron memiliki
tingkatan energy tertentu. Elektron dapat
berpindah ke tingkat energy yang lebih
rendah (kuantisasi) dan memancarakan
energy. Besar energy yang dipancarkan
akibat perpindahan elektron dapat dilihat
dan diamati dengan percobaan FranckHertz. Maka dari itu kita perlu
memahami prinsip kerja dari percobaan
Franck-Hertz untuk melihat besarnya
energy eksitasi dari suatu kejadian
perpindahan elektron.
1.2 Tujuan
1. Memahami prinsip eksitasi atom
dari model atom Bohr.
2. Memahami munculnya eksitasi
atom melalui peristiwa tumbukan
elastic dan inelastic.
3. Memahami proses percobaan
Franck-Hertz.

4.

Manunjukkan kebenaran teori


kuantum bahwa energy elektron
atom terkuantisasi.
5. Menentukan tegangan eksitasi
atom merkuri.
II. Teori Dasar
Konsep atom pertama kali dikenal
melalui literature Yunani kuno dengan
nama atomos yang artinya tidak dapat
dibagi-bagi
lagi
[1].
Selanjutnya
perkembangan teori atom dilanjutkan oleh
Dalton, J.J. Thompson dan Ernest
Rutherford. Neils Bohr mengemukakan
terdapat beberapa teori yang dikemukakan
Bohr yang lebih dikenal sebagai postulat
Bohr [2].
Elektron mengelilingi inti pad
alintasa tertentu, yaitu lintasan yang
memberikan momentum sudut sebesar
(h/2)n, dimana h adalah tetapan Plank.
Energi elektron dalam lintasan
berbanding lurus dengan jarak lintasan
dari inti. Makin jauh lintasan dari inti,
makin tinggi tingkat energy lintasan.
Selama elektron berada pada lintasannya

elektron tidak melepas dan menyerap


energy.
Jika elektron menyerap energy maka
elektron berpindah ke lintasan yang
tingkat energinya lebih tinggi. Dan jika
elektron pindah dari lintasan dengan
tingkat energy tinggi ke tingkat energy
tinggi ke lintasan dengan tingkat energy
rendah, maka elektron akan memancarkan
energy dalam bentuk radiasi [2].
Untuk menerangkan kelemahan teori
atom Bohr, maka lahirlah teori atom baru
yaitu teori atom mekanika kuantum yang
ditopang oleh hipotesa De Broglie dan
azas ketidakpastian Heisenberg [2].
Pada percobaannya, James Franck dan
Gustav Heinrich Hertz menembaki uap
merkuri (Hg) dengan elektron yang
energinya diketahui. Skema percobaan
yang dilakukan oleh franck dan hertz
dapat dilihat pada gambar dibawah ini .
Beda tegangan Vo dipasang diantara kisi
G1 dan G2 sehingga tiap elektron yang
mempunyai energi lebih besar dari harga
minimum tertentu memberi kontribusi
pada arus Ia juga membesar [3].

Gambar 1.
Franck -Hertz

Rangkaian

percobaan

Dalam tabung, tekanan udara relatif


lebih rendah dibandingkan dengan
tekanan udara pada laboratorium sehingga
elektron didalam tabung dapat menumbuk
atom Hg tanpa kehilangan energi [3].

Dengan kata lain, tumbukan pada tabung


bersifat elastik sempurna. Satu satunya
mekanisme agar elektron kehilangan
energinya setelah tumbukan ialah besar
energi penumbuk telah mencapai harga
tertentu
menyebabkan
atom
Hg
melakukan transisi keluar dari keadaan
dasar ke keadaan tereksitasi [3]. Sehingga
berdasarkan percobaan Franck Hertz
lakukan, saat energi elektron telah
mencapai hingga melampaui harga A eV,
elektron akan menumbuk Hg secara
inelastik sehingga energinya diserap oleh
atom Hg (yang kini telah berada didalam
keadaan tereksitasi) tersebut dengan besar
energi yang sama, dan elektron penumbuk
yang terpantul dengan energi yang sangat
kecil [3]. Dengan kata lain, pada saat
energi telah melampaui A eV maka arus
pada keping akan menurun. Lalu, seiring
pembesaran harga tegangan pemercepat
arus pada keping akan kembali membesar
dan menurun kembali seperti pada
peristiwa diatas yaitu pada saat energi 2A
eV dan 3A eV [3]. Penjelasannya: Saat
tegangan pemercepat V kembali dinaikan
hingga 2A Volt, maka elektron akan
kembali menumbuk atom secara inelastik
sehingga mengakibatkan atom kembali
tereksitasi. Sehingga, elektron hasil
tumbukan tersebut kembali kehilangan
energi sebesar A eV [3]. Dan, Saat V
mencapai 3A Volt maupun kelipatan A
Volt lainnya, mekanisme serupa akan
kembali terjadi.
Hasil energi kritis sebesar A eV ini juga
ternyata mengemisikan atom sehingga
menimbulkan spektrum UV atau foton
dengan panjang gelombang sebesar B nm,
yang juga muncul saat energi kritis
sebesar A, 2A, dan 3A . Jarak antara dua
puncak berdekatan merupakan besarnya
tegangan eksitasi atom (Ve) [3]. Energi

eksitasi atom merupakan perkalian antara


muatan listrik elektron dengan tegangan
eksitasi yaitu :

mengeset parameter awal. Dilakukan


3 kali tahap percobaan yang pertama
percobaan 1-3 dengan menggunakan
nilai U1=30V, percobaan 4-6
menggunakan
U2=35V
dan
percobaan 7-9 menggunakan nilai
U3=40V. Masing-masing tahap
percobaan menggunakan nilai U2
sebesar 1V, 1.5V dan 2 V. Setelah
mengatur
parameter
dilanjtkan
dengan menekan tombol start pada
CU dan tunggu hingga lampu pada
CU tidak berkedip lagi. Setelah itu
mencatat
suhu
eksitasi
yang
diperoleh, time/div, volt/div dan
jumlah div yang dihasilkan sinyal
pada osilosop. Lalu hitung data yang
dipeoleh menggunakan rumus yang
ada.

=
Energi ini digunakan untuk bereksitasi
ke tingkat energi yang lebih tinggi dan
kemudian tereksitasi kembali dengan
memancarkan foton yang memiliki
panjang gelombang sehingga :
=

Eksperimen ini kemudian menjadi


bukti dari teori model atom bohr yang
menerangkan bahwa elektron harus
memiliki energi minimum tertentu untuk
dapat melakukan tumbukan inelastik
dengan atom dan energi minimum
tersebut dapat diartikan sebagai energi
dari sebuah keadaan eksitasi pada atom
[3].

IV. Data dan Analisis


4.1 Data Percobaan

III. Percobaan
3.1 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang
digunakan pada percobaan ini
antara lain :
Tabung
Frank-Hertz

Frank-Hertz
Control unit

UH (Volt)
IA (nA)
U1 (Volt)
U1 (Volt)
U1 (Volt)

4.8
1
30
35
40

Osiloskop

3.2 Metode Eksperimen


Percobaan
Franck-Herzt
membutuhkan
3
komponen
instrument yang digunakn yaitu
Franck-Hertz Control Unit, tabung
Franck-Hertz berisi mercuri dan
osiloskop. Ketiga instrument ini
dipasang seri seperti yang telah
digambarkan oleh diagram blog di
atas. Setelah itu praktikan mulai

T (C)

175

U2
(Volt)

Time/
div
(m/s)

1
1.5
2
1
1.5
2
1
1.5
2

5
5
5
5
10
5
5
5
5

Volt/div
(mV)
CH1
CH2
160
40
3
30
8
32
15
30
8
32
32
8
52
26
52
26
60
30

Eksitasi
(eV)
0.16
0.003
0.008
0.015
0.008
0.032
0.052
0.052
0.06

T
(s)
(10-5)

KSR
(%)

20
1,5
1,6
15
16
4
13
13
15

96.7
99.9
99.8
99.7
99.8
99.3
98.9
98.9
98.8

Percobaan
perc. 1
perc.2
perc.3
perc.4
perc.5
perc.6
perc.7
perc.8
perc.9

T
nominal
(C)

175

Volt/div
(mV)
CH1
160
3
8
15
8
32
52
52
60

CH2
40
30
32
30
32
8
26
26
30

T
aktual
(C)
176
174
176
173
176
174
175
174
176

V. Simpulan
1. Perpindahan elektron dari tingkat
energy rendah ke tingkat energy yang
lebih tinggi dapat disebut dengan
eksitasi atom menurut model atom
Bohr.
2. Peristiwa tumbukan elastic dan
tumbukan
inelastik
mendorong
terjadinya eksitasi elektron.
3. Menurut teory kuantum, energy
elektron atom terkuntisasi.
4. Tegangan eksitasi atom merkuri
sebesar 0.043 V.
Daftar Pustaka
Pustaka dari link internet :

Gambar 2. Gambar pada percobaan 4


dengan nilai U1=35V, UH=4.8 dan IA=1 nA.
4.2

Analisis Data
Pada percobaan ini dapat dilihat
nilai kesalahan relative yang
diperoleh hampir 100%. Hal ini
menunjukkan bahwa pada saat
melakukan
percobaan
terdapat
banyak kesalahn yang terjadi. Pada
saat praktikum praktikan mencoba
mengecek Franck-Hertz Control Unit,
tidak ada arus masukan yang
diperoleh dari CU sehingga CH2 pada
osiloskop tidak mengeluarkan sinyal.
Pada osiloskop yang terlihat hanya
keluaran dari tegangan CU sehingga
yang diperoleh adalah grafik seperti
gambar 2.
Tegangan yang diperoleh dari
grafik osiloskop bukanlah nilai
tegangan kritis hal ini dikarenakan
tidak ada pengaruh dari nilai IA
sehinga data yang diperoleh tidak
valid.

[1]

[2]

Information on
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/
JUR._PEND._FISIKA/19570807198
2112WIENDARTUN/19.AtomMklh.pdf
diakses pada 26/3/15
Information on
https://www.academia.edu/6860188/
Sejarah_Perkembangan_Teori_Atom
_Menurut_Para_Ahli diakses pada
26/3/15

Pustaka dari Papper


[3] Istiqomah Sarasati, Pengukuran
Energi Eksitasi dan Panjang
Gelombang Foton Menggunakan
Percobaan Franck-Hertz,
Departemen Fisika, Fakultas Sains
dan Teknologi, Universitas
Airlangga, Surabaya.

You might also like