Professional Documents
Culture Documents
CHAPTER 8
Teori Akuntansi Positif
Oleh :
Zahrotul Azizah (125020300111051)
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2015
Akuntansi Positif (PAT) adalah penjelasan terhadap adanya Economic Consequences. PAT
adalah teori yang berkaitan dengan prediksi tindakan atas adanya pilihan kebijakan akuntansi
oleh manajer dan bagaimana manajer merespon suatu standar baru.
B. Teori Akuntansi Positif
Teori Akuntansi Positif adalah teori yang memprediksi tindakan-tindakan pemilihan
kebijakan akuntansi oleh manajer perusahaan dan bagaimana manajer merespon terhadap
usulan standar akuntansi yang baru.
Perusahaan menjalankan berbagai kontrak dalam operasinya seperti kontrak dengan
karyawan (manajemen), kontrak dengan pemasok, serta kontrak dengan penyedia modal.
Dalam hal ini akan muncul biaya kontrak termasuk biaya negosiasi, biaya untuk
mengantisipasi moral hazard, tekanan keuangan, dan lainnya. Kontrak dengan biaya yang
paling rendah disebut sebagai kontrak efisien.
Teori akuntansi positif berpendapat bahwa kebijakan akuntansi perusahaan akan
dipilih sebagai masalah yang lebih luas untuk menciptakan tata kelola perusahaan yang
efisien. Manajer perusahaan yang diberikan kelonggaran untuk memilih kebijakan akuntansi
akan membuka kemungkinan perilaku oportuistik dimana kebijakan yang dipilih adalah yang
memenuhi tujuan mereka sehingga mengurangi kontrak efisien.
Prediksi yang dibuat dalam teori akuntansi positif sebagian besar meliputi tiga
hipotesis, sebagaimana diformulasikan oleh Watt dan Zimmerman (1986). Bentuk
oportunistik dari ketiga hipotesis ini berdasarkan dari Watt dan Zimmerman (1990) adalah
bentuk yang paling banyak diinterpretasikan.
1. Hipotesis Rencana Bonus
Hipotesis ini menyatakan bahwa dalam kondisi yang sama, manajer dengan rencana
bonus akan lebih memilih prosedur akuntansi yang dapat menggeser laba yang
dilaporkan untuk periode yang akan datang ke periode sekarang.
2. Hipotesis Perjanjian Hutang
Hipotesis ini menyatakan bahwa dalam kondisi yang sama, perusahaan yang berada
dalam kondisi rawan melakukan pelanggaran perjanjian hutang, maka manajer
perusahaan akan lebih memilih prosedur akuntansi yang dapat menggeser laba yang
dilaporkan untuk periode yang akan datang ke periode sekarang.
3. Hipotesis Biaya Politik
Hipotesis ini menyatakan bahwa dalam kondisi yang sama, semakin besar biaya
politik yang dihadapi oleh perusahaan, maka manajer perusahaan akan lebih memilih
prosedur akuntansi yang dapat menangguhkan laba yang dilaporkan dari periode
sekarang ke periode yang akan datang.
C. Penelitian Empiris pada Teori Akuntansi Positif
Terdapat banyak penelitian empiris yang dilakukan untuk menguji tiga hipotesis dalam
Teori Akuntansi Positif. Beberapa diantaranya adalah Penelitian yang dilakukan Lev (1979)
yang menghasilkan beberapa jawaban yaitu :
1. Mengapa perusahaan yang berbeda mungkin memilih kebijakan akuntansi berbeda
2. Mengapa ada manajer mungkin keberatan dengan perubahan dalam kebijakan
akuntansi
3. Mengapa investor bereaksi atas dampak potensial perubahan kebijakan akuntansi atas
laba bersih
4. Memasukkan hipotesis perjanjian utang dan rencana bonus sebagai alasan untuk
reaksi negatif pasar pada prospek perusahaan dengan biaya-penuh yang sedang
didorong untuk mengganti usaha-sukses.
5. Kemungkinan (extent) bahwa pengontrakan menjadi kurang efisien, dan bahwa
manajer akan berperilaku opotunistis untuk melindungi bonusnya dan menghindari
penyimpangan perjanjian utang, pasar diharapkan bereaksi negatif
Penelitian terhadap hipotesis rencana bonus yang dilakukan oleh Healy (1985)
menyatakan bahwa manajer dengan rencana bonus berdasarkan laba bersih secara sistematis
mengadopsi kebijakan akrual yang sedemikian rupa sehingga memaksimalkan bonus yang
diharapkan.
Penelitian terhadap hipotesis perjanjian utang yang dilakukan oleh Dichev dan Skinner
(2002) menyatakan bahwa manajer berusaha untuk mempertahankan level pelanggaran
perjanjian hutang (covenant slack) sebesar nol atau justru bernilai positif dengan mengatur
rasio utangnya (covenant ratio). Hasil ini konsisten dengan hipotesis perjanjian utang.
Hipotesis biaya politik yang memiliki arah berkebalikan dari dua hipotesis sebelumnya
dilakukan oleh Jones (1991) dimana hasilnya perusahaan melaporkan laba neto yang lebih
rendah dari seharusnya selama investigasi pembebasan impor.
Pada akhirnya, hipotesis pada teori akuntansi positif dapat dibagi ke dalam dua bentuk:
1. Teori Akuntansi Positif versi Oportunistik
Pada Teori Akuntansi Positif bentuk oportunistik, diasumsikan bahwa manajer akan
memilih kebijakan akuntansi untuk memaksimalkan tingkat utilitas yang diharapkan