Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Fungsi utama ektrimitas inferior adalah untuk pergerakan. Perubahan
yang terjadi pada fungsi ektrimitas bawah dapat menyebabkan perubahan
kemampuan untuk berjalan dan berlari. Sendi panggul merupakan sendi yang
berada di proksimal dari tulang femur dan di bagian distal diteruskan dengan
sendi lutut. Bentuk anatomis tersebut yang memungkinkan ektrimitas inferior
berperan dalam penopang badan dan pergerakan.
Perubahan fungsi dari ekstrimitas bawah dapat disebabkan oleh
berbagai faktor seperti kelainan kongenital,
yang terjadi dapat terjadi secara langsung maupaun tak langsung dan dapat
mengakibatkan terjadinya fraktur tulang. Tulang femur merupakan tulang
terpanjang dalam tubuh sehingga jika terjadi fraktur dapat mengenai bagian
caput, colum, corpus, serta bagain distal femur.
Pada usia tua fraktur seringkali terjadi pada bagian proksimal femur,
yaitu collum femur yang sering disebabkan oleh trauma ringan namun tulang
sudah mengalami kerapuhan. Sedangkan pada usia muda fraktur femur
seringkali terjadi pada bagain corpus akibat kecelakaan lalu lintas. Insiden
fraktur secara keseluruhan adalah 11,3 dalam 1.000 per tahun. Insiden fraktur
pada laki-laki adalah 11.67 dalam 1.000 per tahun, sedangkan pada
perempuan 10,65 dalam 1.000 per tahun.
Prinsip penanggulangan cedera muskuloskeletal adalah rekognisi
(mengenali), reduksi (mengembalikan), retaining (mempertahankan), dan
rehabilitasi. Agar penanganannya baik, perlu diketahui kerusakan apa saja
yang terjadi, baik pada jaringan lunaknya maupun tulangnya. Mekanisme
trauma juga harus diketahui, apakah akibat trauma tumpul atau tajam,
langsung atau tak langsung.
Reduksi berarti mengembalikan jaringan atau fragmen ke posisi
semula (reposisi). Dengan kembali ke bentuk semula, diharapkan bagian
yang sakit dapat berfungsi kembali dengan maksimal. Retaining adalah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. ANATOMI FEMUR1
Merupakan tulang terpanjang dan terkuat dalam tubuh manusia.
Sifatnya t e r m a s u k t u l a n g p a n j a n g ( o s l o n g u m ) , s e h i n g g a d a p a t
d i b e d a k a n m e n j a d i epiphysis proximalis, diaphysis, dan epiphysis
distalis. Adapun bagian-bagian yang terdapat didalamnya adalah
Epiphysis Proximalis
Diaphysis
Epiphysis Distalis
Caput femoris
Corpus femoris
Condylus medial
Collum femoris
Linea Aspera
Condylus lateral
Trochanter major
Tuberositas Gluteal
Fossa intercondyloid
Trochanter minor
Sulcus
intertrochanteric
Femur merupakan tulang terpanjang dan terberat tubuh, meneruskan
berat tubuh dari os. Coxae kepada tibia sewaktu manusia berdiri. Caput
femoris menganjur ke arah kraniomedial dan agak ke ventral sewaktu
bersendi dengan acetabulum. Ujung proximal femur terdiri dari sebuah caput
femoris, collum femoris, dan dua trochanter (trochanter major dan trochanter
minor). Caput femoris dan collum femoris membentuk sudut terhadap poros
panjang corpus femoris ; sudut ini bervariasi dengan umur dan jenis kelamin.
Jika sudut ini berkurang keadaannya dikenal sebagai coxa vara; jika sudut
bertambah, keadaan ini disebut coxa valga. Meski arsitektur demikian
memungkinkan daya gerak femur pada articulatio coxae yang lebih besar,
keadaan ini juga melimpahkan beban yang cukup besar pada collum femoris.
Corpus femoris berbentuk lengkung, yakni cembung kea rah anterior. Ujung
distal femur berakhir menjadi dua condylus yaitu epicondylus medialis dan
epicondylus lateralis yang melengkung bagaikan ulir.
Pada stadium ini terjadi proliferasi dan differensiasi sel menjadi fibro kartilago
yang berasal dari periosteum, endosteum, dan bone marrow yang telah
mengalami trauma. Sel-sel yang mengalami proliferasi ini terus masuk ke
dalam lapisan yang lebih dalam dan disanalah osteoblast beregenerasi dan
terjadi proses osteogenesis. Dalam beberapa hari terbentuklah tulang baru
yang menggabungkan kedua fragmen tulang yang patah. Fase ini
berlangsung selama 8 jam setelah fraktur sampai selesai, tergantung
frakturnya.
3. Pembentukan Kallus
Selsel yang berkembang
memiliki
potensi
yang
kondrogenik
dan
osteogenik, bila diberikan keadaan yang tepat, sel itu akan mulai membentuk
tulang dan juga kartilago. Populasi sel ini dipengaruhi oleh kegiatan
osteoblast dan osteoklast mulai berfungsi dengan mengabsorbsi sel-sel
tulang yang mati. Massa sel yang tebal dengan tulang yang imatur dan
kartilago, membentuk kallus atau bebat pada permukaan endosteal dan
periosteal. Sementara tulang yang imatur (anyaman tulang ) menjadi lebih
padat sehingga gerakan pada tempat fraktur berkurang pada 4 minggu
setelah fraktur menyatu.
4. Konsolidasi
Bila aktivitas osteoklast dan osteoblast berlanjut, anyaman tulang berubah
menjadi lamellar. Sistem ini sekarang cukup kaku dan memungkinkan
osteoklast menerobos melalui reruntuhan pada garis fraktur, dan tepat
dibelakangnya osteoklast mengisi celah-celah yang tersisa diantara fragmen
dengan tulang yang baru. Ini adalah proses yang lambat dan mungkin perlu
beberapa bulan sebelum tulang kuat untuk membawa beban yang normal.
5. Remodelling
Fraktur telah dijembatani oleh suatu manset tulang yang padat. Selama
beberapa bulan atau tahun, pengelasan kasar ini dibentuk ulang oleh proses
resorbsi dan pembentukan tulang yang terus-menerus. Lamellae yang lebih
tebal diletakkan pada tempat yang tekanannya lebih tinggi, dinding yang tidak
sakit nyeri.
Rakhitis : suatu penyakit tulang yang disebabkan oleh defisiensi
vitamin D yang mempengaruhi semua jaringan skeletal lain,
biasanya disebabkan oleh defisiensi diet, tetapi kadang-kadang
dapat disebabkan kegagalan absorbsi vitamin D atau oleh karena
a. Fraktur collum femur : fraktur collum femur dapat disebabkan oleh trauma
langsung yaitu misalnya penderita jatuh dengan posisi miring dimana
daerah trochanter mayor langsung terbentur dengan benda keras
(jalanan) ataupun disebabkan oleh trauma tidak langsung yaitu karena
gerakan eksorotasi yang mendadak dari tungkai bawah, dibagi dalam:
Fraktur subtrochanter femur : fraktur dimana garis patahnya
berada 5cm distal dari trochanter minor dibagi dalam beberapa
klasifikasi tetapi yang lebih sederhana dan mudah dipahami
-
trochanter minor
Tipe 3 : gairs patah berada 2-3 inch di distal dari batas atas
trochanter minor
Mekanisme trauma4
Fraktur terjadi karena suatu trauma hebat dan lokalisasi yang paling
sering adalah pada 1/3 tengah diafisis femur
Klasifikasi4
Fraktur dapat bersifat oblik, transversal, dan jarang bersifat
kominutif
Gambaran klinis4
10
hari
dilanjutkan
dengan
sekrup
yang
melintang
11
dan
menembus
lubang
12
13
14
2.7. PATOFISIOLOGI2
Tulang yang mengalami fraktur biasanya diikuti kerusakan jaringan di
sekitarnya, seperti di ligament, otot tendon, persarafan, dan pembuluh darah,
oleh karena itu pada kasus fraktur harus ditangani cepat, dan perlu dilakukan
tindakan operasi.
Tanda dan Gejala :
- nyeri hebat ditempat fraktur
- tak mampu menggerakkan ekstremitas bawah
- diikuti tanda gejala fraktur secara umum, seperti: fungsi berubah, bengkak,
sepsis pada fraktur terbuka dan deformitas.
2.8. DIAGNOSIS5
1. Tanda tanda pasti fraktur:
Krepitasi
False movement
Deformitas
Nyeri
Bengkak
Sulit digerakkan
3. Gambaran Klinis
15
seperti:
Pemeriksaan penunjang:
Pemeriksaan penunjang yang penting untuk dilakukan adalah
pencitraan menggunakan sinar Rontgen (x-ray) untuk mendapatkan
gambaran 3 dimensi keadaan dan kedudukan tulang, oleh karena itu minimal
diperlukan 2 proyeksi yaitu antero posterior (AP) dan lateral. Dalam keadaan
tertentu diperlukan proyeksi tambahan atau indikasi untuk memperlihatkan
16
patologi yang dicari, karena adanya superposisi. Untuk fraktur baru indikasi
X-ray adalah untuk melihat jenis dan kedudukan fraktur dan karenanya perlu
tampak seluruh bagian tulang (kedua ujung persendian).
merupakan
balanced
traction.
Dilakukan
untuk
18
anak-anak merasakan nyeri yang parah dan terus menerus terutama nyeri
pada betis, kebanyakan disebabkan oleh compartment syndrome.
Saat compartment syndrome dicurigai terjadi, semua perban yang melingkari
harus dilepas. Traksi kulit harus diganti dengan traksi tulang melalui metafisis
distal dari femur dengan pinggul dan lutut fleksi.
a. Early :
Lokal
Vaskuler : compartement syndrome
Trauma vaskuler
Neurologis: lesi medulla spinalis atau saraf perifer
Sistemik : emboli lemak
Crush syndrome
Emboli paru dan emboli lemak
b. Late :
Malunion : bila tulang sembuh dengan fungsi anatomis abnormal
19
BAB III
KESIMPULAN
Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan sendi, tulang
rawan epifisis, baik yang bersifat total maupun yang parsial. Tulang femur
merupakan tulang terpanjang pada badan sebagai penopang berat tubuh.
Jika terjadi fraktur dapat mengenai bagian proksimal sampai distal tulang.
Fraktur yang mengenai tulang femur menyebabkan penderita tidak bisa
berjalan, kehilangan darah yang banyak, dan jika tidak ditangani dengan baik
maka dapat menjadi kecacatan seumur hidup. Diagnosis segera dari
gambaran klinis dan pemeriksaan radiologis dan penanganan yang tepat
dengan reposisi, imobilisasi, dan rehabilitasi sangat diperlukan untuk
mengembalikan fungsi tulang femur dan untuk mencegah komplikasi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Standring, Susan et al, Grays Anatomy : The Anatomical Basis of Clinical
Practice, 39th edition, 2008, British : Elsevier
20
21