Professional Documents
Culture Documents
PENGANTAR
dalam
hal
penggunaan
mineral-mineral
ekonomis
untuk
yang
sudah
Besar harapan penulis untuk menerima saran dan kritik demi pengembangan
kegiatan pengajaran dan pembelajaran di Departemen Teknik Pertambangan
ITB.
Bandung, Agustus 2008
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.......................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
DAFTAR GAMBAR........................................................................................
DAFTAR TABEL............................................................................................
i
ii
vi
ix
BAB I
1
PENDAHULUAN .............................................................................
I-
BAB II
BAB III
II-1
II-1
II-9
II-9
II-13
IV-1
IV-1
IV-1
IV-5
IV-10
IV-11
IV-12
IV-12
IV-13
IV-15
IV-16
IV-17
IV-19
IV-20
IV-21
V-1
V-1
V-3
V-3
V-3
5.2.3 Ukuran..........................................................................
5.2.4 Geomekanika ...............................................................
5.3 PERSIAPAN PEMBUKAAN TAMBANG BAWAH TANAH .....
5.3.1 Pengertian dan Tujuan.................................................
5.3.2 Bentuk dan Geometri Lubang Bukaan ........................
5.3.3 Teknik Penggalian Lubang Bukaan .............................
5.3.4 Material Penyangga dan Perkuatan Lubang
Bukaan .........................................................................
5.3.5 Sistem Pengangkutan Tambang Bawah Tanah ..........
5.3.6 Sistem Ventilasi ...........................................................
5.3.7 Sistem Penirisan ..........................................................
5.3.8 Sistem Penerangan Lampu .........................................
5.3.9 Sistem Keselamatan Kerja...........................................
5.4 METODE PENAMBANGAN BAWAH TANAH........................
V-3
V-4
V-4
V-4
V-5
V-6
V-9
V-11
V-13
V-14
V-15
V-15
V-16
VI-1
VI-1
VI-1
VI-2
VI-3
VI-4
VI-4
VI-4
VI-4
VI-5
VI-5
VI-6
VI-6
VI-6
VI-6
VI-7
VI-9
VI-10
VI-11
VI-11
VI-11
VI-12
VI-12
VI-13
VI-14
VI-14
VI-15
VI-16
VI-16
VI-16
VI-17
6.6
VI-17
VI-17
VI-18
VI-18
VI-18
VI-19
VII-1
VII-2
VII-2
VII-3
VII-5
VII-6
VII-7
7.2
7.3
VII-13
VII-13
VII-15
VII-15
VII-16
VII-16
VIII-1
VIII-1
VIII-1
VIII-2
VIII-2
VIII-3
VIII-3
8.2
VIII-4
VIII-4
VIII-4
VIII-6
VIII-6
VIII-7
8.3.2
8.3.3
8.3.4
8.3.5
8.4
LONGWALL MINING..............................................................
8.4.1 Syarat Penerapan ........................................................
8.4.2 Metode Penambangan.................................................
8.4.3 Pembahasan ................................................................
8.4.4 Segi Positif Longwall Mining ........................................
8.4.5 Segi Negatif Longwall Mining ......................................
DAFTAR PUSTAKA
VIII-12
VIII-13
VIII-13
VIII-16
VIII-17
VIII-18
DAFTAR GAMBAR
Gambar
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
3.1
3.2
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
4.9
4.10
4.11
4.12
4.13
4.14
4.15
4.16
4.17
4.18
4.19
4.20
4.21
4.22
4.23
4.24
Halaman
DAFTAR GAMBAR
II-1
II-4
II-5
II-7
II-12
II-14
III-6
III-11
IV-2
IV-3
IV-3
IV-4
IV-5
IV-6
IV-6
IV-7
IV-8
IV-9
IV-9
IV-11
IV-14
IV-15
IV-16
IV-17
IV-18
IV-18
IV-20
IV-21
IV-22
IV-23
IV-24
vi
IV-24
IV-25
IV-26
IV-26
IV-27
IV-28
IV-29
IV-29
V-2
V-6
V-6
V-8
V-8
V-9
V-10
V-12
V-12
6.7
6.8
6.9
VI-16
VI-17
VI-19
VI-20
7.1
7.2
7.3
7.4
7.5
7.6
7.7
VII-4
VII-5
VII-9
VII-10
VII-12
VII-12
VII-14
8.1
8.2
8.3
8.4
VIII-2
VIII-5
VIII-6
4.25
4.26
4.27
4.28
4.29
4.30
4.31
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6
5.7
5.8
5.9
5.10
5.11
6.1
6.2
6.3
6.4
6.5
6.6
DAFTAR GAMBAR
V-13
V-16
VI-2
VI-3
VI-5
VI-8
VI-13
vii
8.5
8.6
8.7
8.8
8.9
8.10
DAFTAR GAMBAR
VIII-9
VIII-10
VIII-12
VIII-14
VIII-15
VIII-16
VIII-18
viii
DAFTAR TABEL
Tabel
alaman
2.1
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
5.1
5.2
8.1
II-12
V-14
V-16
DAFTAR TABEL
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Pertambangan
merupakan
salah
satu
kegiatan
dasar
manusia
yang
terbatas,
baik
lokasi,
jenis,
jumlah
maupun
mutu
materialnya.
Keterbatasan ini ditambah lagi dengan keterbatasan yang muncul akibat usaha
meningkatkan keselamatan kerja serta menjaga kelestarian lingkungan hidup.
Jadi di dalam mengelola sumber daya mineral diperlukan penerapan sistem
penambangan yang sesuai dan tepat, baik ditinjau dari segi teknis maupun
ekonomis, agar manfaatnya dapat maksimal.
Tujuan indutri pertambangan adalah untuk memanfaatkan sumberdaya mineral
yang terdapat di dalam kulit bumi demi kesejahteraan manusia.
Industri pertambangan di suatu daerah akan menimbulkan baik dampak penting
positif maupun dampak penting negatif terhadap lingkungan hidup sekitarnya.
Dampak penting positifnya antara lain :
1. Menambah pendapatan dan devisa Negara
2. Memberi kesempatan kerja
PENDAHULUAN
I-1
Terjadi polusi suara dan udara (debu batu bara, debu jalan angkut,
dll)
(mine)
Tambang
Suatu penggalian
yang dilakukan
mineral
(Hartman,1987).
Lokasi kegiatan yang bertujuan memperoleh mineral bernilai ekonomis (kamus
istilah teknik pertambangan umum, 1994).
(mining)
Pertambangan
eksplorasi,
evaluasi, penambangan,
PENDAHULUAN
I-2
Teknik
engineering)
Pertambangan
(mining
Mineral
Benda padat anorganik dan homogen yang terbentuk secara alamiah,
mempunyai sifat-sifat fisik dan kimia tertentu, dapat berunsur tunggal (Au, Cu,
Ag) atau persenyawaan (NaCl, CaCO3).
(rock)
Batuan
Massa yang terdiri atas satu atau lebih mineral yang membentuk bagian kerak
bumi, baik dalam keadaan terikat maupun terlepas.
Secara ekonomi:
(ore)
Mineral
Bijih
yang
memiliki
kegunaan
dan
nilai
tertentu
yang
dapat
Gangue
Mineral tidak berharga yang terdapat dalam bijih.
Gabungan kondisi geologi dan ekonomi;
Cebakan
deposit)
mineral
(mineral
Cebakan
deposit)
bijih
(ore
yang
secara
teknis
dapat
ditambang
dan
diolah
secara
menguntungkan.
PENDAHULUAN
I-3
BAB II
TAHAP-TAHAP KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN DAN
PERTIMBANGAN DASAR RENCANA PENAMBANGAN
2.1.
II-1
yang memiliki
geologic
anomaly
(keganjilan
geologi)
yang
II-2
berlanjut pada proses pecarian melalui fase taktis dari penilaian detil dan
evaluasi serta persiapan laporan studi kelayakan yang akan menentukan
layak-tidaknya endapan tersebut untuk ditambang.
Terdapat tiga hal utama yang membedakan antara kegiatan penyelidikan
umum dan eksplorasi, yaitu:
a) Lokasi.
Karena area pencarian berkurang dan tingkat kepercayaan meningkat,
lokasi pencarian
beraliha
dan bawah
bawah
permukaan
(subsurface
excavation)
untuk
area
menguntungkan
yang
diidentifikasi
oleh
kegiatan
II-3
II-4
II-5
yang
diberikan
oleh
Anon
(1984),
USBM-USGS
Proven
(measured)
: terukur
Probable
(indicated)
: teridikasi
Possible
(inferred)
: terduga
II-6
meliputi
pertimbangan
teknis
dan
ekonomis
dengan
titik
ini,
perusahaan
sudah
mengeluarkan
perhitungan
untuk
status lahan,
trasportasi.
c) Lingkungan: kondisi saat ini, standar, perlindungan lingkungan yang
diperlukan, reklamasi lahan, studi khusus, ijin.
II-7
(development)
dan
eksploitasi,
biaya
pengolahan,
ekonomi:
valuasi
endapan,
klasifikasi
cadangan
atau
II-8
dan pemurnian
dari daerah
penambangan
atau tempat
II-9
Contoh 1
Perkirakan keuntungan per ton dari penambangan dan pengolahan
tembaga yang memiliki kadar 0.60% dengan harga jual 74/lb ($1.63/kg)
dan overall unit cost sebesar $6.80/ton dan overall recovery adalah 92%.
Solusi:
Nilai
Keuntungan
Contoh 2
Hitung cut-off grade untuk endapan tembaga pada Contoh 1.
Solusi:
cut offgrade =
biaya
harga jual x re cov
ery
6.8
= 9.99lb / ton 2000 = 0.50%
(0.74)(0.92)
Untuk
menganalisis
kemungkinan
sistem
penambangan
yang
akan
Biaya Tambang Bawah Tanah / ton bijih Biaya Tambang Terbuka / ton
bijih
Biaya Pengupasan OB / ton OB
Maka
untuk
memilih
salah
satu
sistem
penambangan
Rp.18.000 Rp.2.000
= 4, 57
Rp.3.500
II10
Ini berarti bahwa hanya bagian endapan yang mempunyai BESR yang lebih
rendah dari 4,57 yang dapat ditambang secara tambang terbuka dengan
menguntungkan.
BESR (2) ini juga disebut economic stripping ratio yang artinya berapa
besar keuntungan yang dapat diperoleh bila endapan bijih itu ditambang
secara tambang terbuka.
Contoh 3
Hitung BESR (2) untuk bijih tembaga kadar 0,80 %, 0,75 % dan 0,60 % Cu
dengan data sebagai berikut:
Dari hasil perhitungan seperti terlihat pada Tabel II.1 bila harga logam Cu =
Rp. 2.500/lb, ternyata untuk bijih Cu (ore) dengan kadar 0,80 % mempunyai
BESR
0,80
0,70
0,60
Smelter recovery, %
81,80
83,02
85,80
13,09
11,62
10,30
Penambangan
Rp 4.500,-
Rp 4.500,-
Rp 4.500,-
Rp 12.500,-
Rp 12.500,-
Rp 12.500,-
Treatment etc.
Rp 8.500,-
Rp 7.600,-
Rp 6.500,-
Rp 25.500,-
Rp 24.600,-
Rp 23.500,-
Rp 4.000,-
Rp 4.000,-
Rp 4.000,-
Rp 32.720,-
Rp 29.057,-
Rp 25.740,-
1,8:1
1,1:1
0,6:1
Rp 39.264,-
Rp 34.868,40,-
Rp 30.888,-
3,4:1
2,6:1
1,8:1
Rp 45.808,-
Rp 40.679.80,-
Rp 36.036,-
5,1:1
4,0:1
3,1:1
ONGKOS PENGUPASAN
Ongkos pengupasan/ton OB
NILAI YANG DIPEROLEH
Harga jual per ton bijih
1. Untuk Rp 2.500,-/lb Cu
BESR
2. Untuk Rp 3.000,-/lb Cu
BESR
3. Untuk Rp 3.500,-/lb Cu
BESR
BESR
6.0
5.0
5.1
4.0
4.0
3.4
3.1
3.0
2.6
2.0
1.0
1.8
1.8
1.1
0.6
0.0
2,000
2,500
3,000
3,500
4,000
0.7 %
0.6 %
Jadi pada dasarnya, jika terjadi kenaikan harga logam di pasaran, dapat
mengakibatkan
perluasan
tambang
karena
cadangan
bertambah,
sebaliknya jika harga logam turun, maka jumlah cadangan akan berkurang.
Sehingga secara umum pertimbangan ekonomis meliputi :
1) Nilai (value) endapan bijih (berapa harga dari produk yang dihasilkan)
bijih).
3) Ongkos pengupasan over burden (stripping cost), dinyatakan dalam
Rp/ton bijih.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa BESR dipakai untuk mengetahui
apakah rancangan tambang tersebut menguntungkan/ tidak.
2.2.2. Pertimbangan Teknis
Pertimbangan Teknis meliputi :
1) Penentuan ultimate pit limit
2) Pertimbangan struktur geologi yang dominan
3) Pertimbangan geometri
4) Striping ratio
5) Petimbangan hidrologi dan hidrogeologi
pertimbangan
geoteknik
masih diperbolehkan
dengan
Faktor-faktor yang mempengaruhi Ultimate pit limit /batas akhir ini adalah :
Kekuatan batuan pembentuk lereng yang meliputi sifat fisik & mekanik
serta keberadaan struktur geologi.
perlapisan (bedding)
kekar (joint)
rekahan (fracture)
daerah
yang
akan
ditambang
(geometri
dari
daerah
Batas
Pit
Patahan
Batubar
a
Salah satu contoh cara menentukan geometri jenjang yang dapat diterapkan
adalah cara penentuan geometri jenjang berdasarkan U.S. Army Engineer
Lebar jenjang minimum = Wmin = Y + Wt + Ls + G + Wb
keterangan:
Y
Wt
Ls
Wb
keterangan :
Cd = kapasitas mangkok/pit, ft.
2) Jalan tambang
Salah satu pertimbangan geometri adalah pembuatan jalan tambang baik jalan
masuk ke dalam tambang untuk pengangkutan bijih/endapan bahan galian
yang ditambang maupun jalan yang digunakan untuk penimbunan lapisan
penutup. Geometri dari jalan akan mempengaruhi bentuk geometri daerah
penambangan secara umum. Geometri dari jalan tersebut meliputi lebar dan
kemiringan jalan (biasanya dipengaruhi oleh jenis alat yang digunakan dalam
operasi penambangan).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan jalan tambang :
a) Iklim
Daerah penambangan dipengaruhi oleh keadaan iklim. Untuk iklim tropis,
terdapat 2 musim yang berpengaruh yaitu musim hujan dan musim
kemarau yang akan mempengaruhi produksi. Penurunan produksi dapat
terjadi pada musim hujan dan kemarau. Pada musim hujan keadaan jalan
angkut akan licin atau lengket dan berbahaya untuk dilalui. Sedangkan
pada musim kemarau, jalan menjadi berdebu yang akan mempengaruhi
pandangan pengemudi.
b) Tanah dasar
Tanah dasar dari daerah tambang harus diteliti jenis dan kondisinya,
meliputi batas Atterberg (batas cair, batas plastis) dan golongannya
(misalnya menurut Unified Soil Classification System). Kegunaannya untuk
menentukan kekuatan daya dukung tanah.
c) Bahan pengerasan lokal
Dianjurkan untuk mempergunakan batu yang diperoleh dari sekitar lokasi
penambangan. Batu untuk bahan perkerasan jalan boleh langsung
dipergunakan
e) Lebar jalan
Lebar jalan hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan, dapat satu jalur,
dua jalur atau lebih. Lebar jalan minimum adalah 3,5 kali lebar dumptruck
terbesar.
f) Fungsi jalan
Menurut fungsinya jalan dibedakan menjadi :
Jalan pengangkutan utama (main haulage road), yaitu jalan yang
menghubungkan setiap stasiun penyaringan ke pabrik pengolahan atau
tempat penimbunan.
Jalan tambang (mine road), yaitu jalan yang menghubungkan daerah
penambangan dengan stasiun penyaringan.
Jalan pembuangan (disposal road), yaitu jalan yang menghubungkan
daerah pengupasan dengan daerah pembuangan.
Jalan pengupasan (stripping road), yaitu jalan yang melayani aktivitas
pengupasan tanah penutup dan sifatnya hanya sementara.
g) Jenis dan kapasitas kendaraan yang melalui jalan.
3) Stripping Ratio (Nisbah Pengupasan)
Salah satu cara menggambarkan efisiensi geometri (geometrical efficiency)
dalam kegiatan penambangan adalah dengan istilah Stripping Ratio atau
nisbah pengupasan. Stripping ratio (SR) menunjukkan jumlah overburden yang
harus dipindahkan untuk memperoleh sejumlah bijih yang diinginkan. Nisbah ini
secara umum diberikan dalam persamaan berikut.
Overburden
SR =
(tons)
Bijih (tons)
Dalam hal ini unit satuan yang lain juga dapat digunakan. Pada kegiatan strip
coal mining maka perhitungan stripping ratio adalah sebagai berikut.
Overburden
SR =
3
(m )
coal (tons)
Nisbah antara waste terhadap bijih yang digambarkan dalam suatu unit satuan
volume berguna dalam perancangan disain tambang.
(volume)
Bijih (volume)
Dalam hal ini harus diperhatikan bahwa jika overburden dan bijih mempunyai
density yang sama, maka persamaan di atas akan memiliki nilai yang sama
dengan perhitungan SR sebelumnya.
Sehingga dari nilai stripping ratio yang diperoleh dan dibandingkan dengan nilai
BESR (Break Even Stripping Ratio) yang telah dihitung sebelumnya, maka
akan diperoleh suatu kesimpulan bahwa secara teknis batasan kegiatan
penambangan
drainage:
merupakan
suatu
upaya
untuk
mencegah
masuk
yang
baik agar
produktivitas
kegiatan
penambangan
tidak
menurun.
BAB III
METODE PENAMBANGAN DAN PEMILIHANNYA
penambangan
penambangannya
segala
kegiatan
atau
aktivitas
III-1
KELAS
METODE
BAHAN GALIAN
Conventional
Mekanis
Tambang Terbuka
Aquaeous
Swa-sangga (Selfsupported)
Tambang
Bawah Tanah
Berpenyangga buatan
(Supported)
Ambrukan (Caving)
Metal, non-metal
Quarrying*
Non-metal
Opencast mining*
Batubara, non-metal
Auger mining
Hydraulicking*
Metal, non-metal
Dregding *
Metal, non-metal
Batubara, non-metal
Metal, non-metal
Underground gloryhole
Metal, non-metal
Gophering
Metal, non-metal
Shrinkage stoping
Metal, non-metal
Sublevel stoping *
Metal, non-metal
Metal
Stull stoping
Metal
Metal
Longwall mining *
Sublevel caving
Metal
Block caving *
Metal
Penggalian cepat
Batuan keras
Automasi, Robotik
Semua
Hidrokarbon
Tambang samudera
Metal
Tambang nuklir
Non-batubara
Metal, non-metal
Inconvetional
Novel
*) = Metode
diterapkan
penambangan
yang
lazim
III-2
dalam batas keamanan, teknologi dan ekonomi, untuk mencapai ongkos yang
paling minimum dan keuntungan yang paling maksimum. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pemilihan tersebut adalah :
1. Karakteristik spasial dari endapan
Faktor-faktor ini merupakan faktor penting yang dominan karena umumnya
sangat menentukan pemilihan metode penambangan antara tambang
terbuka dengan tambang bawah tanah, penentuan tingkat produksi, metode
penanganan material, dan bentuk tambang dalam badan bijih. Faktor-faktor
tersebut meliputi :
a. Ukuran (dimensi, terutama tinggi dan tebal)
b. Bentuk (tabular, lenticular, massive, irregular)
c. Orientasi (dip/inklinasi)
d. Kedalaman (rata-rata dan nilai ekstrim yang akan berimbas pada
stripping ratio)
2. Kondisi geologi dan hidrogeologi
Karakteristik geologi, baik dari badan bijih maupun batuan samping, akan
mempengaruhi pemilihan metode penambangan, terutama dalam pemilihan
antara metode selektif dan nonselektif serta pemilihan system penyanggaan
pada system penambangan bawah tanah. Hidrologi berdampak pada
kebutuhan akan penyaliran dan pemompaan, sedangkan aspek mineralogy
akan menentukan syarat-syarat pengolahan.
a. Mineralogi dan petrologi (Sulfida vs Oksida),
b. Komposisi kimia
c. Struktur endapan (lipatan, sesar, ketidakmenerusan, intrusi)
d. Bidang lemah, (kekar, rekahan, bidang perlapisan)
e. Keseragaman, alterasi, erosi (zona dan daerah pembatas)
f.
Air tanah dan hidrologi (kemunculan, debit aliran dan muka air)
3. Sifat-sifat geoteknik (mekanika tanah dan mekanika batuan) untuk bijih dan
batuan sekelilingnya. Hal-hal ini akan mempengaruhi pemilihan peralatan
III-3
pada sistem penambangan terbuka dan pemilihan kelas dan metode dalam
sistem
penambangan
bawah
tanah
(swasangga,
berpenyangga
atau
tanpa penyangga)
4. Pertimbangan ekonomi
Pertimbangan ekonomi akan mempengaruhi hasil, investasi, aliran kas,
masa pengembalian dan keuntungan. Faktor ini meliputi:
a. Cadangan (tonase dan kadar),
b. Produksi,
c. Umur tambang,
d. Produktivitas, dan
e. Perbandingan ongkos penambangan untuk metode penambangan yang
cocok
5. Faktor teknologi
Kondisi yang paling sesuai antara kondisi alamiah endapan dan metode
penambangan adalah yang paling diinginkan. Sedangkan metode yang tidak
sesuai mungkin tidak banyak pengaruhnya pada saat penambangan, tetapi
kemungkinan
akan
berpengaruh
pada
kegiatan
pendukung
III-4
6. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan yang dimaksud tidak hanya berupa lingkungan fisik saja,
tetapi juga meliputi lingkungan sosial-politik-ekonomi. Yang termasuk dalam
faktor lingkungan adalah :
a. Kontrol bawah permukaan untuk merawat kondisi bukaan
b. Penurunan permukaan tanah (subsidence), atau efek ambrukan pada
permukaan tanah
c. Kontrol
atmosfir
(ventilasi,
kontrol
kualitas,
kontrol
panas
dan
kelembaban)
d. Kekuatan kerja (pelatihan, recruitment, kesehatan dan keselamatan,
dan
prinsip
penambangan
yang
telah
dijelaskan
sebelumnya
III-5
STUDI KONSEPTUAL
Penilaian karakteristik fisik dan kuantitas
overburden dari beberapa metode,
tataletak dan sistem penambangan
STUDI REKAYASA
kuantifikasi dan pembandingan konsepkonsep yang dihasilkan terdahulu sehingga
dihasilkan rancangan dan biaya yang pasti
III-6
penambangan
dikembangkan
mengeksploitasi
beberapa
dikembangkan
untuk
kondisi
dapat
penambangan.
mengakomodasi
Prosedur
yang
dan
dapat
adalah dengan
Prasyarat utama yang harus dipenuhi adalah bahwa ambrukan dapat diinisiasi
pada badan bijih dan merambat dengan kecepatan konstan melalui badan bijih
sebagai broken ore.
Kapan ambrukan dapat diterapkan pada suatu badan bijih? Jawabannya
bukanlah hal yang sederhana. Solusi praktis untuk menjawab pertanyaan ini
(mengerti tentang mekanisme ambrukan) dapat ditemukan pada klasifikasi
geomekanika yang dimodifikasi berdasarkan kondisi massa batuan di daerah
penambangan.
Tujuan utama pemilihan suatu metode untuk menambang suatu endapan
mineral adalah dalam rangka merancang suatu sistem eksploitasi yang paling
sesuai dengan kondisi sebenarnya. Dalam hal ini pengalaman berperan utama
dalam
pengambilan
keputusan
yang
memerlukan
banyak
pertimbangan
III-7
banyak
III-8
Tabel 3.2 Pemilihan Metode Penambangan Terbuka Berdasarkan Kekuatan Bijih dan Batuan serta Geometri Cadangan
III-9
Klasifikasi sistem
penambangan
Bijih: Moderat
sampai lemah
Geometri
cadangan
Metode
Penambangan
Tabular, datar,
tebal,ukuran besar
Tabular, miring,
tipis,ukuran
sembarang
Shrinkage Stoping
Tabular, miring,
tebalukuran besar
Sub-level Stoping
Tabular, miring,
tipis, ukuran kecil
Stull Stoping
Batuan: Incompeten
(runtuh jika tidak
disangga)
Bentuk, kemiringan
ukuran sembarang,
tebal
Square Set
Stoping
Bijih : Moderat
sampai lemah
Longwall
Sub-level caving
Block Caving
Artifically supported
Ambrukan
(Caving)
Batuan : cavable
(dapat ambruk)
III1010
Metode
penambangan
yang
biasa
diterapkan
didasarkan
pada
cara
Underground mining
methods
Natural supported
supported
Room &
pillar
Artificially
Sublevel &
longhole
open
stoping
Unsupported
Longwall Sublevel
mining
caving
Shrink
stoping
Cut &
fill
stoping
Block
caving
Vertical
crater retreat
stoping (VCR)
Laubscher
geomekanik
(1977)
melakukan
batuan
dengan
penelitian
tentang
kemudahan
caving
hubungan
atau
antara
stoping.
sifat
Pola
Pola Laubscher
III1111
ambrukan
(seperti
cavability),
ukuran
butiran
bijih,
keperluan
perbandingan
luas undercut
terhadap
keliling
undercut
untuk
diperoleh berdasarkan pengalaman, sehingga masih diperbolehkan keputusankeputusan lain dalam aplikasinya.
Tabel 3.4 Unjuk Kerja Ambrukan Untuk Berbagai Kelas Geomekanik dari
Massa Batuan (Laubscher, 1981)
Kelas
geomekanik
Cavability
Tidak terjadi
buruk
Sedang
Baik
Sangat baik
Ukuran fragmen
besar
Sedang
Kecil
Sangat kecil
Secondary
blasting
tinggi
Medium
Kecil
sangat kecil
Dimensi
undercut (m)*
30
30 - 20
20 8
*
Jari-jari
ekivalen
hidraulik
Sebelum sampai
bila
106 m3
1550
41
620
17
1450
39
130
3750
100
Penambangan
Terbuka
Bawah tanah
Pekerjaan konstruksi
Terbuka
Bawah tanah
Total
Jumlah penambangan bijih dengan open pit bervariasi untuk setiap negara. Di
USA sekitar 85% penambangan bijih logam dilakukan melalui open pit tetapi
untuk negara Swedia hanya 30%.
Tabel 3.6 memperlihatkan jumlah penambangan open pit dan bawah tanah di
dunia barat yang menghasilkan 150.000 ton bijih/ tahun (tidak termasuk
tambang batubara).
seluruh belahan dunia yang meningkat dari 1.900 juta sampai 3-500 juta ton per
tahun selama periode 1968-1977.
Tabel 3.6 menunjukkan bahwa produksi tambang meningkat bukan karena
peningkatan jumlah industri pertambangan, tetapi lebih dikarenakan perluasan
1968
1977
Bawah tanah
>3 juta ton/tahun
29
56
144
140
116
119
108
121
166
157
Subtotal
563
593
102
138
109
142
81
64
68
53
61
62
Subtotal
421
459
Total
984
1052
Terbuka
teknis
yang
cepat
selama
beberapa
dekade
terakhir
besar, berbeda dengan tambang bawah tanah yang dibatasi oleh ruang kerja
yang sempit.
Pada studi perbandingan antara tambang terbuka di USA dengan tambang
bawah tanah di Swedia yang telah dilakukan beberapa memperlihatkan bahwa
produksi tambang terbuka per tambang secara berkala lebih menunjukkan
peningkatan
dibandingkan
tambang
bawah
tanah,
tetapi
prosentase
peningkatan lebih besar terjadi pada tambang bawah tanah. Sejak awal abad
masehi, untuk tambang terbuka produktivitas meningkat sebanyak 250% dan
untuk tambang bawah tanah 350%, dan produktivitas mulai meningkat akhirakhir ini pada tambang bawah tanah besar dibandingkan tambang bawah tanah
kecil.
BAB IV TAMBANG
TERBUKA
TAMBANG TERBUKA
IV-1
Gambar 4.1 Open Pit di Toquepala, Peru (diameter 1 Km, kedalaman 400m).
TAMBANG TERBUKA
IV-2
TAMBANG TERBUKA
IV-3
Gambar 4.4. Variasi dari berbagai Open Pit Mining (Hartman, 1987).
TAMBANG TERBUKA
IV-4
mineral
non
metal
yang
menghasilkan
bentuk
pecah-pecah
TAMBANG TERBUKA
IV-5
stone biasanya
digunakan
untuk menambang
batugamping, batupasir, granit, marble dan dolomit. Hasil dari penambangan ini
berupa batuan berbongkah besar (lihat Gambar 4.6 dan 4.7). Teknik yang
digunakan pada metode ini antara lain: jet burning, wire saw, chain saw with
tungsteen cutting teeth, dan slot drilling (lihat Gambar 4.8).
TAMBANG TERBUKA
IV-6
Gambar 4.8. Teknik drilling dan blasting pada kuari tipe dimensional stone.
Berdasarkan
TAMBANG TERBUKA
IV-7
Gambar 4.9. Kuari tipe side hill dengan jalan masuk langsung.
b. Pit type, diterapkan untuk menambang batuan atau endapan mineral industri
yang terletak pada suatu daerah yang relatif datar. Jadi tempat kerjanya
digali ke arah bawah sehingga membuat cekungan (pit). Berdasarkan jalan
masuk ke pemuka kerja, memiliki tiga kemungkinan jalan masuk, yaitu :
1. Jalan masuk spiral (Gambar 4.10)
Kuari tipe pit dengan jalan masuk spiral diterapkan pada cadangan
endapan bahan galian yang berbentuk bulat atau lonjong yang terletak
pada daerah yang datar.
2. Jalan masuk langsung (Gambar 4.11)
Kuari tipe pit dengan jalan masuk langsung diterapkan pada cadangan
endapan bahan galian yang berbentuk memanjang atau persegi yang
terletak pada daerah yang datar.
TAMBANG TERBUKA
IV-8
TAMBANG TERBUKA
IV-9
upaya
konservasi
cadangan
sehingga
perolehan
penambangan tinggi.
Bentuk-bentuk kuari yang diuraikan diatas adalah bentuk-bentuk dasar dari
kuari yang tentunya masih banyak lagi variasinya. Pada umumnya bentuk kuari
yang akan diterapkan diusahakan agar menyesuaikan bentuk-bentuk dasar
tersebut dengan keadaan dan bentuk endapan serta topografi daerahnya.
4.1.3. Opencast Mining
Pada open pit mining, tanah penutup dikupas dan ditransportasikan ke suatu
daerah pembuangan
sedangkan open cast mining, metodanya hampir sama dengan open pit mining,
tetapi berbeda pada satu hal yaitu tanah penutup tidak dibuang ke daerah
pembuangan di luar tambang tetapi dibuang langsung ke lokasi bersebelahan
yang telah ditambang. Aktivitas penambangan material waste disini terdiri dari
penggalian, pengangkutan dan sekaligus penimbunan (=casting), yang pada
umumnya dikombinasikan oleh suatu alat saja (lihat Gambar 4.12).
TAMBANG TERBUKA
IV1010
TAMBANG TERBUKA
IV1111
dan Anon (1979) adalah endapan yang memiliki bentuk tabular dan
berlapis, kemiringannya
target tinggi, kadar dapat sangat rendah dan kedalamannya dangkal (terbatas
sampai ketinggian dinding dimana auger ditempatkan).
Pengembangan dan persiapan daerah untuk auger mining menjadi relatif
mudah jika dilakukan bersamaan dengan pemakaian metode open cast atau
open pit. Setelah open pit / open cast selesai dan belum dilakukan backfilling,
auger drilling dapat ditempatkan pada lokasi di dekat high wall.
Semua penambangan dengan menggunakan auger, diterapkan pada high wall
atau singkapan dari batubara di daerah pegunungan dan dikombinasikan
dengan metode penambangan open pit atau open cast (Gambar 4.13c dan d).
4.1.5. Peralatan Penambangan
Seperti telah diketahui bahwa macam tambang Kuari sangat bervariasi, baik
dilihat dari jenis bahan galiannya maupun kapasitas produksinya. Kondisi ini
tentu saja akan juga menyebabkan banyaknya jenis peralatan yang digunakan
dalam penambangan metode ini, mulai dari peralatan yang konvensional
sampai dengan peralatan yang modern. Pemilihan peralatan yang akan
digunakan tentu saja dipengaruhi oleh banyak faktor, yang diantaranya adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
keekonomian, dll.
TAMBANG TERBUKA
IV1212
Hasil akhir dimensional stone: rotary saw, chain saw, atau wire-rope
saw, flame-jet channeler, water-jet channeler, palu-baji, linggis, smoth
blasting.
Pemuatan
-
Hasil akhir crushed stone : shovel, wheel loader, sekop, scraper, dragline
Pengangkutan
Hasil akhir crushed stone : scraper, conveyor, truck, train
Hasil akhir dimensional stone: truck, crane, hoist
Pada operasinya, selain kegiatan-kegiatan
Metoda ini berhubungan dengan air atau cairan untuk memperoleh mineral dari
dalam bumi, baik dengan aksi hidrolik maupun dengan serangan cairan. Masih
sangat kurang pemakaiannya pada tambang terbuka.
Ada 2 (dua) jenis penambangan di dalam metoda ini yaitu placer mining dan
solution
mining.
mentransportasi
Placer
mining
menggunakan
dan mengkonsentrasikan
air
mineral-mineral
untuk
menggali,
berat. Solution
TAMBANG TERBUKA
IV1313
TAMBANG TERBUKA
IV1414
yang
berbeda
dari
endapan
placer
sehingga
memungkinkan
mematuhi
peraturan-peraturan
lingkungan
yang
berhubungan
mencapai
60
(Morrison
&
Russell,
1973).
Gambar
4.14
TAMBANG TERBUKA
IV1515
Contoh klasifikasi dari monitor pada tambang semprot adalah sebagai berikut.
Diameter nozzle
: 40-150 mm
Head
Debit
: 30-250 liter/detik
: 0,15 m/detik
Kerikil (gravel)
: 1,5 m/detik
Boulders
: 3,0 m/detik
TAMBANG TERBUKA
IV1616
TAMBANG TERBUKA
IV1717
TAMBANG TERBUKA
IV1818
timbunan
(heap
leaching)
yang
termasuk
kategori
metoda
penambangan sekunder.
Leaching pada saat ini adalah proses kombinasi, karena ditambahkan pada
ekstraksi, hal itu dilengkapi beneficiation dalam tahap awal dari pengolahan
mineral (Lastra dan Chase, 1984). Akibatnya, biaya produksi cenderung relatif
lebih
rendah
daripada
metode
penambangan
konvensional.
Sebagai
bahwa
banyak
logam
seperti
mangan,
emas-perak,
TAMBANG TERBUKA
IV1919
TAMBANG TERBUKA
IV2020
di sepanjang
kemudian
diikuti
tanah penutup
lereng
dengan
mengikuti
penambangan
(overburden)
di daerah
garis ketinggian
endapan
(kontur),
batubaranya.
IV2121
cara
penambangan
ini
daerah
yang
penambangan
bertujuan
untuk
dibagi
mengurangi
menjadi
blok-blok
timbunan
tanah
tingginya.
Tanah
penutup
tersebut
ditimbun
sementara,
TAMBANG TERBUKA
IV2222
Pada saat blok 1 sudah ditimbun dan diratakan kembali, maka lapisan
tanah penutup blok 4 dipidahkan ke blok 2 setelah batubara pada blok 3
tersingkap semua. Lapisan tanah penutup blok 5 dipindahkan ke blok 3,
kemudian lapisan tanah penutup blok 6 dipindahkan ke blok 4 dan
seterusnya sampai selesai (Gambar 4.22). Penggalian beruturan ini akan
mengurangi jumlah lapisan tanah penutup yang harus diangkut untuk
menutup final pit.
perencanaan dan operasi yang teliti untuk bisa menangani batubara dan
overburden secara efektif.
TAMBANG TERBUKA
IV2323
TAMBANG TERBUKA
IV2424
TAMBANG TERBUKA
IV2525
TAMBANG TERBUKA
IV2626
hasil
penggalian
kemudian
didorong
pada
daerah
yang
TAMBANG TERBUKA
IV2727
TAMBANG TERBUKA
IV2828
Gambar 4.30. Open pit method pada lapisan miring (Hartman, 1987).
Gambar 4.31. Open pit method pada lapisan tebal (Hartman, 1987).
TAMBANG TERBUKA
IV2929
BAB V
TEKNIK PENAMBANGAN BAWAH TANAH
5.1.
V-1
V-2
5.2.
Metode penambangan
kemiringan
serta konformasinya.
mekanis
mass-mining
Cebakan kecil dengan tipe bijih yang sama mungkin perlu metode selective
mining dan ketepatan ground-control agar operasinya menguntungkan.
TEKNIK PENAMBANGAN BAWAH TANAH
V-3
5.2.4. Geomekanika
Sifat-sifat batuan utuh adalah kekuatan, karakteristik deformasi (sifat elastik,
plastik dan rayapan) serta karakteristik pelapukan. Sifat-sifat massa batuan
ditentukan oleh kehadiran, geometri dan sifat-sifat mekanis dari kekar, patahan,
zona geser dan bidang-bidang diskontinyu lainnya. Kondisi tegangan insitu
awal di dalam batuan induk juga merupakan parameter penting.
5.3.
minyak,
gudang
bahan
peledak,
pembangkit
tenaga
listrik,
dan
emplasemen (stockyard).
Fasilitas bawah tanah berupa lubang-lubang bukaan berfungsi sebagai:
1. Jalan masuk dan keluar bagi karyawan dan alat angkut yang bergerak: truk,
lori, skip dan cage
2. Menempatkan peralatan: trafo, sistem telekomunikasi, ban berjalan, winch,
fan, pipa air, pipa angin, pipa lumpur, dan ruang makan
3. Mengangkut material: peralatan penyangga (kayu, balok, besi profil, steel
arches,
hydraulic
props,
rock
bolt,
resin
dll),
bahan
peledak
dan
V-4
V-5
yaitu
V-6
material dan
V-7
mengatur
urutan
ledakan,
digunakan
detonator
tunda
(delayed
V-8
Gambar 5.6. Jumbo drill pada kegiatan development tambang bawah tanah.
5.3.4. Material Penyangga dan Perkuatan Lubang Bukaan
Tidak
semua
lubang
bukaan
yang
dibuat
dalam
batuan
memerlukan
penyanggaan. Hal ini terutama tergantung pada kekuatan massa batuan dan
atau endapan mineralnya, dan beberapa faktor lain seperti beban batuan,
ukuran lubang bukaan, kondisi air tanah, struktur geologi, dan tegangan batuan.
Berdasarkan kekuatannya, massa batuan dapat dibedakan menjadi dua
kategori yaitu batuan kompeten dan batuan non-kompeten. Pada batuan
kompeten, lubang bukaan yang dibuat di dalamnya tidak runtuh meskipun tidak
disangga dengan penyangga buatan. Contohnya batuan beku dan metamorf
yang masih segar. Sebaliknya, jika lubang bukaan yang dibuat memerlukan
penyanggaan buatan, maka massa batuannya disebut batuan non-kompeten.
Contohnya batuan lapuk, beberapa batuan sedimen seperti batulempung,
batulanau, batupasir, batubara.
Pengertian
penyanggaan
(support)
perlu
dibedakan
dengan
perkuatan
V-9
dari balok kayu, besi baja, atau beton. Sedangkan perkuatan berfungsi
memperkuat ikatan massa batuan di sekitar lubang bukaan, menggunakan baut
batuan (rock bolt), beton-tembak (shotcrete) dan anyaman kawat (wire mesh).
Maka berdasarkan
pembedaan
tersebut,
jenis material
penyangga
dan
perkuatan adalah :
1. Material penyangga
2. Material perkuatan
V1010
Drag scraper
Ore pass
Ban berjalan
memiliki
beberapa
stope yang
menghasilkan bijih lepas atau broken ore. Bijih lepas tersebut tidak secara
langsung diangkut ke permukaan tanah, tetapi dibawa melalui crosscut, atau
drift, atau level, dan dikumpulkan di suatu tempat penimbunan bawah tanah
(underground storage/pit bottom). Selanjutnya, bijih lepas dari penimbunan
bawah tanah di angkut ke permukaan melalui jalan masuk utama (shaft, tunnel,
adit) menggunakan sistem angkutan utama (main haulage).
TEKNIK PENAMBANGAN BAWAH TANAH
V1111
V1212
digunakan.
Untuk menurunkan
2
CO ,
misalnya
2
gas berbahaya misalnya methan, dan gas beracun misalnya CO, NO, NO .
TEKNIK PENAMBANGAN BAWAH TANAH
V1313
Teknik pengaliran udara segar ke dalam tambang ada dua macam, yaitu sistem
ventilasi alam dan sistem ventilasi buatan. Pada sistem ventilasi alam, udara
akan mengalir secara alamiah ke dalam tambang karena perbedaan temperatur
dan tekanan di kedua ujung lubang bukaan yang elevasinya berbeda.
Kemampuan sistem ini terbatas hanya untuk lubang bukaan yang sederhana
(tidak bercabang-cabang) dan dangkal. Pada sistem ventilasi buatan, udara
segar dimasukkan
bertenaga besar. Kipas angin ini dapat berfungsi sebagai pendorong udara
(blower) atau sebagai pengisap udara (exhauster).
Kebutuhan minimum oksigen dalam udara segar bagi seorang pekerja yang
harus disediakan oleh sistem ventilasi agar kondisi kerja relatif nyaman
ditunjukkan pada Tabel 5.1.
Pernapasan
Udara terhirup
perpernafasan
Udara terhirup
-4
O2 Terkonsumsi
-5
Ratio
(x 10 m /det)
(x 10 m /det)
pernapasan
337 705
0,82 - 2,18
0,47
0,75
30
1476 1968
7,64 - 9,83
3,3
0,90
40
2460
16,4
4,7
1,00
Kegiatan
(hirupan/mnt)
Istirahat
12 - 18
Kerja Biasa
Kerja Keras
(x 10 mm )
pompa
yang
digunakan
adalah
pompa
sentrifugal
atau
pompa
V1414
yang
menghilangkan
paling
efektif
ialah
dengan
cara
mencegah
atau
misalnya
pekerja
terjatuh
karena
menaiki
ban
berjalan
atau
oleh
faktor
peralatan
misalnya pekerja terbentuk alat gali karena sistem hidrolis tidak bekerja, rem
tidak berfungsi, dll. Selanjutnya, kecelakaan akibat kondisi kerja tidak aman
misalnya pekerja kejatuhan bongkah batu yang tiba-tiba jatuh dari atap
terowongan.
Oleh karena itu dalam setiap pekerjaan selalu ada prosedur kerja baku
TEKNIK PENAMBANGAN BAWAH TANAH
V1515
(Standard Operating Procedure = SOP) yang harus ditaati oleh setiap pekerja.
Apabila prosedur kerja baku itu ditaati, maka penyebab kecelakaan yang
diakibatkan oleh kelalaian dan kecerobohan pekerja dapat dihindari. Inilah kunci
pokok sistem keselamatan kerja yang juga berlaku di tambang bawah tanah.
Klasifikasi sistem
Geometri
Metode
batuan
penambangan
cadangan
Penambangan
moderat
ukuran besar
Swa Sangga
Tabular, datar,
Self Supported
tebal,ukuran besar
V1616
Klasifikasi sistem
Geometri
Metode
batuan
penambangan
cadangan
Penambangan
Batuan : kompeten
Tabular, miring,
tipis,ukuran
tidak disangga)
sembarang
Tabular, miring,
tebalukuran besar
Shrinkage Stoping
Sub-level Stoping
Bijih: Moderat
sampai lemah
Tabular, miring,
(Artifically supported)
Batuan: Incompeten
Bentuk, kemiringan
ukuran sembarang,
disangga)
tebal
Bijih : Moderat
sampai lemah
ukuran besar
Ambrukan
(Caving)
miring,
Batuan : cavable
(dapat ambruk)
ukuran besar
Stull Stoping
Square Set
Stoping
Longwall
Sub-level caving
Block Caving
V-17
BAB VI
METODE PENAMBANGAN SWASANGGA
(OPEN STOPE METHODS)
VI-1
VI-2
kalau penurunan
permukaan
tanah (subsidence)
tidak
diinginkan, maka pillar harus ditinggalkan (bila mungkin dipilihkan bagian dari
bijih yang kadarnya kecil) atau diadakan pengisian (filling) pada lombong yang
telah selesai ditambang.
Gambar 6.2. Penerapan sistem pengangkutan secara bawah tanah pada open
pit quarry.
Jika kemungkinan penurunan permukaan tanah tidak terjadi karena country
rock yang sangat kuat dan endapan bijihnya kecil, maka biasanya dilakukan
VI-3
selesai
ditambang.
Bila
keadaan
mengizinkan,
maka
mekanisasi
mempertahankan
jenjang-jenjangnya
karena
kesulitan
dalam
penambangan (development
works) dan arah penggalian hanya mengikuti arah larinya endapan bijih. Oleh
karena itu ukuran lombong juga tidak menentu, tergantung dari ukuran endapan
bijih di tempat itu dan tanpa penyanggaan (lihat Gambar 6.3).
Cara penambangan ini adalah cara penambangan yang paling sederhana,
tanpa penyangga dan penggalian dilakukan tanpa alat-alat mekanis. Oleh
sebab itu, metode ini sangat cocok untuk daerah-daerah yang upah buruhnya
rendah (Mexico, Amerika Latin, Asia dan Afrika).
6.2.1. Syarat Penerapan
Endapan bijih yang biasanya ditambang dengan cara ini adalah endapan bijih
yang memiliki karateristik sebagai berikut:
1. Kekuatan bijih: relatif kuat
VI-4
VI-5
pendapatan
tambahan
bagi
yang termasuk
overhand stoping. Tiap bagian (slice) dibor dan diledakkan dari bawah.
Tumpukan hasil peledakan tersebut akan dibiarkan di lantai untuk dipakai
sebagai:
1. Tempat berpijak untuk pemboran berikutnya.
2. Penyangga batuan samping (country rock). Karena batuan yang diledakkan
itu selalu bertambah volumenya, maka pertambahan volume itu dikeluarkan
dari tambang. Tetapi apabila nanti blok yang bersangkutan sudah selesai
ditambang, maka seluruh hasil penggalian yang berupa broken ore diambil
dan lombong dibiarkan kosong.
6.3.1. Syarat Penerapan
Cara penambangan ini umumnya cocok untuk endapan-endapan bijih yang
memiliki karakteristik sebagai berikut:
VI-6
1. Kekuatan batuan : kuat s/d cukup kuat dan tidak mudah terbakar.
2. Kekuatan bijih : kuat dan solid.
3. Bentuk endapan : vein (urat) dan bukan endapan sulfida.
o
Akibat
sampai ketinggian
maksimum
(yang
VI-7
VI-8
6.3.3. Pembahasan
Untuk endapan bijih kecil/sempit dan batuan keras, dapat dipakai cara-cara
penambangan open lombong lain sebagai alternatif selain shrinkage stoping.
Metode penambangan shrinkage stoping lebih baik diterapkan pada bijih
berbentuk vein dengan kemiringan yang besar dimana bagian-bagian yang
miskin (barren or low grade) tidak terlalu banyak, sehingga gaya gravitasi dapat
dimanfaatkan.
Untuk endapan bijih yang tebal dan lebar, alternatifnya adalah: sublevel
stoping, block caving atau caving method yang lain. Metode penambangan
shrinkage stoping lebih disukai untuk menambang endapan-endapan bijih yang
menghendaki penambangan yang bersih (mining recovery besar), endapan
bijihnya keras, tetapi mudah pecah oleh peledakan serta tidak menghendaki
surface subsidence.
Shrinkage stoping dapat segera berproduksi, walaupun pada tahap pertama
produksi tidak dapat terlalu besar karena sebagian besar broken ore masih
ditinggalkan di dalam lombong. Kondisi ini mengartikan bahwa sebagian besar
modal mati dalam bentuk broken ore yang masih tertinggal dalam lombong.
Untuk perusahaan-perusahaan pertambangan yang kecil, hal ini merupakan
sesuatu yang kurang disukai.
Broken ore yang ditinggalkan dalam lombong dapat berfungsi sebagai:
1. Tempat berpijak yang stabil bagi pembor yang dapat menampung banyak
pembor sehingga dapat mempercepat penambangan.
2. Sebagai penyangga country rock. Hal ini tidak semata-mata dimaksudkan
sebagai penyangga dinding lombong, sebab bila dinding tersebut mudah
pecah atau runtuh maka akan terjadi dilution.
Meninggalkan broken ore dalam lombong tidak boleh terlalu lama karena akan
mengakibatkan terjadinya oksidasi (terutama mineral-mineral sulfida) yang
dapat menyebabkan bijih ini mengeras kembali dan akhirnya akan mengganggu
proses metalurgi.
Bila endapan biijih tidak pecah menjadi butir-butir yang lebih kecil sesudah
peledakan, maka dibutuhkan secondary blasting yang terkadang sulit dilakukan.
VI-9
Kalau boulders (batuan yang tidak pecah akibat peledakan) tersebut berada di
atas tumpukan batu hasil peledakan, maka hal itu akan mempermudah
secondary blasting. Tetapi bila telah tertimbun tumpukan batuan, boulders
tersebut nantinya akan dijumpai pada mulut ore chute. Oleh karena itu, pada
bagian atas ore chute perlu diberi grizzly agar dapat menahan boulders
sehingga dapat diakukan secondary blasting.
Sesudah penambangan pada lombong selesai, maka lombong itu dapat
dibiarkan kosong. Tetapi kalau endapan bijih itu tebal/lebar maka untuk
mencegah surface subsidence atau pengambilan pillars di sekitar tiap levels,
maka pengisian lombong dengan material lain perlu dilakukan. Disini mungkin
diperlukan perataan filling material agar dapat mengisi seluruh ruangan.
Cara penambangan ini tidak memungkinkan adanya sorting atau selective
mining. Bila terdapat irregularrities bijih, maka barren atau low grade akan ikut
terambil.
Cara penambangan ini membutuhkan ongkos penggalian antara $ 1,00/ton
untuk endapan bijih yang tebal dan mudah ditambang sampai $4,00/ton untuk
endapan
bijih
yang
kecil
sempit
dan
sifat-sifat
fisiknya
menyebabkan
subsidence,
telebih
bila bekas-bekas
lombong
VI1010
VI1111
VI1212
vein yang tipis, metoda ini dapat dipakai untuk menggantikan metoda yang lain
misalnya shrinkage stoping. Tetapi bila vein tebal, maka penambangan harus
dilakukan secara bertahap, yaitu dengan membagi vein dalam blok-blok,
dimana penambangan dilakukan secara bersama-sama.
yaitu
$7,00-10,00/ton
bijih,
tidak
termasuk
ongkos
persiapan
VI1313
3. Kondisi kerja lebih baik karena sistem ventilasi dapat lebih mudah diatur.
Bila terjadi kebakaran mudah mengatasinya karena banyak lubang-lubang
bukaan.
4. Penyangga yang diperlukan hanya sedikit.
6.4.5. Segi Negatif Sublevel Stoping
1. Pekerjaan development banyak dan membutuhkan waktu lama.
2. Sulit melaksanakan selective mining.
3. Bila bijih berkekar penambangan harus hati-hati untuk menghindari dilution.
4. Konsumsi udara ventilasi besar.
6.5. ROOM AND PILLAR
Metode room and pillar dan stope and pillar menggunakan lubang bukaan
mendatar,
perbandingan
lebar
lubang
bukaan
terhadap
pilar
kecil,
VI1414
VI1515
pillar
dapat
mengakibatkan
runtuhan
dan
penurunan
permukaan.
2. Tata-letaknya tidak fleksibel.
3. Jika tanpa ekstraksi pillar, recovery rendah (40 - 60%).
4. Makin jauh dari permukaan, beban penyangga (pilar) semakin besar.
5. Mekanisasi memerlukan investasi modal yang besar.
6. Diperlukan persiapan yang lama karena banyak lubang bukaan yang
harus dibuat sebelum dapat berproduksi.
7. Berpotensi terhadap timbulnya bahaya kesehatan dan kecelakaan
bawah tanah terutama pada tambang batubara.
Gambar 6.6. Metode room and pillar. (kiri: mekanis konvensional, kanan:
mekanis kontinyu (Hartman, 1987)).
VI1616
uranium,
seng,
dsb). Lubang
bukaan
dibuat
mendatar
tanpa
penyangga buatan di dalam endapan mineral dengan pola yang teratur atau
sembarang dan membentuk pillar sebagai penyangga (lihat Gambar 6.8).
6.6.1. Syarat Penerapan
Persyaratan penggunaan metode stope and pillar:
1. Kekuatan bijih: moderat sampai kuat.
2. Kekuatan batuan: moderat sampai kuat.
3. Bentuk endapan: tabular, lensa.
4. Kemiringan endapan: datar atau kurang dari 300
5. Ukuran endapan: penyebaran cukup luas dengan tebal moderat
6. Kadar bijih: rendah sampai moderat.
7. Keseragaman bijih: bervariasi, waste atau yang berkadar rendah ditinggal
VI1717
sebagai pillar.
8. Kedalaman: dangkal sampai moderat (pada batuan kompeten < 900 m,
pada batuan sangat kuat bisa sampai 1000 m).
6.6.2. Metode Penambangan
Penambangan metode stope and pillar menggunakan siklus dasar produksi
yang
umum
digunakan,
yaitu:
pemboran,
peledakan,
pemuatan,
dan
VI1818
VI1919
VI2020
BAB VII
METODE PENAMBANGAN YANG DISANGGA
(SUPPORTED STOPE METHODS)
g. cable bolt
h. split set, swellex
i.
baja (steel)
j.
m. cement grouting
n. resin grouting
VII-1
VII-2
dan
pengangkutan
bijih,
dimana
bijih
secara
mekanis
Kondisi ini
VII-3
mengijinkan kontrol kadar yang baik, karena barren dibiarkan tidak ditambang
atau dihancurkan walaupun tidak dikeluarkan dari stope. Kondisi ini juga
memungkinkan penambangan badan bijih yang tidak teratur dengan melakukan
selective mining.
Keuntungan lingkungan yang diperoleh dari cut and fill stoping adalah dengan
digunakannya
backfill.
pemeliharaan
kondisi
permeabilitas
dan
Dari
massa
sisi
lingkungan
batuan
hidrogeologi
tidak
internal
memberikan
penambangan,
pengertian
mempengaruhi
bahwa
penambangan.
VII-4
VII-5
apabila
kestabilan
bukaan
tidak mantap,
beberapa
pillar
VII-6
VII-7
dipasang
pada
tempat-tempat
tertentu
bila
keadaan
batuannya
memungkinkan.
7.2.1. Syarat Penerapan
Metode penambangan ini cocok untuk endapan bijih yang memiliki karakteristik
seperti berikut:
1. Kekuatan bijih: agak kuat, sehingga tak perlu disangga secara langsung
selama penambangan berlangsung.
2. Kekuatan batuan samping: mudah pecah menjadi bongkah-bongkah (slabs),
sehingga perlu penyanggaan.
3. Bentuk endapan vein dan kemiringan endapan tidak terlalu berpengaruh.
4. Ukuran endapan: antara 1-3 m, yaitu ketebalan yang masih bisa dicapai
oleh penyangga kayu tanpa sambungan (timber).
5. Kadar bijih: nilai yang tinggi, karena ongkos penambangannya juga tinggi,
sehingga perolehan penambangan (mining recovery) harus tinggi.
6. Kedalaman: moderat (<1,1km).
7.2.2. Metode Penambangan
Kegiatan penambangan dimulai dengan aktivitas development dengan urutan
seperti pada penambangan overhand stoping namun lebih sederhana. Setelah
semua level dibuat, kegiatan dilanjutkan dengan pembuatan raise antarlevel.
Ore pass dibuat mengikuti kemajuan stope. Drawpoint dan drawbell tidak
diperlukan karena biasanya ujung bawah ore pass digunakan chute.
Berbeda dengan cut and fill, stull stoping jarang mengambil manfaat dari sistem
VII-8
Penerapannya dibatasi oleh panjang stull (timber), artinya urat bijih (vein)
yang dapat dikerjakan sama dengan panjang kayu yang ada.
Jika tidak ingin terjadi amblesan (surface subsidence), maka stope yang
sudah ditambang harus diisi dengan material pengisi (filling material).
Perubahan ini menjadi cut and fill.
Kalau penurunan permukaan bumi diperbolehkan terjadi, maka lubanglubang bekas lombong boleh dibiarkan kosong dan runtuh secara alamiah.
VII-9
VII-10
ongkos
ventilasi akan lebih tinggi dan juga diperlukan ongkos pengawetan kayu
penyangga.
2. Dapat menyebabkan amblesan jika tidak diikuti dengan pengisian terhadap
bekas-bekas lombong.
3. Pada umumnya sukar untuk menghindari terjadinya pengotoran (dilution)
terutama kalau batuan sampingnya mudah slabbing.*)
*) Slabbing
Spalling
Ground vibration
VII1111
VII1212
akibatnya
akan memberi
VII1313
sangat mahal.
7. Kedalaman: dalam(<2.6 km).
VII1414
penyangga yang saling berhubungan dan diisi oleh material pengisi lapisan
demi lapisan (lantai demi lantai). Sehingga, metode ini dapat menambang
overhand atau underhand pada berbagai jenis badan bijih.
7.3.3. Pembahasan
Umumnya cara ini cocok untuk endapan dengan batuan yang lunak, oleh
karena itu cara penambangan ini sulit untuk diubah ke cara penambangan yang
lain. Akan tetapi, apabila diharuskan, misalnya karena keadaan batuan agak
keras dan surface subsidence tidak boleh terjadi, maka dapat diubah ke cara
cut and fill atau stull stoping bila urat bijihnya tipis. Tetapi kalau surface
subsidence boleh terjadi, maka dapat dipakai cara top slicing.
Metode penambangan ini dapat dipakai sebagai pelengkap atau pembantu cara
penambangan lain bila bentuk bijihnya tidak baik, misalnya ditemukan ore
shoot, atau untuk menyangga undercut pada blockcaving. Metode ini dapat
menambang segala macam bentuk endapan.
Selain itu square set stoping juga sering dipergunakan untuk mengambil pillar
yang terletak di antara lombong-lombong yang sudah diisi dengan filling
material.
Modifikasi
metode
yang
pernah
diterapkan
untuk
memperbaiki
cara
ukuran-ukuran
kayu
penyangga
standar
agar
cara
VII1515
peledakan,
penyanggaan,
dan
lain-lain
tidak
saling
mengganggu.
5. Dengan
pengetahuan
penggunaan
yang
peralatan
cukup
pemantau
mengenai
deformasi
mekanika
batuan,
dipakai
untuk
endapan-endapan
dan
batuan
samping
yang
VII1616
samping
dan/atau
endapan-endapan
bijih
yang
didesain
untuk
METODE AMBRUKAN
VIII-1
METODE AMBRUKAN
VIII-2
METODE AMBRUKAN
VIII-3
level
pengangkutan
dan sublevel
Level
METODE AMBRUKAN
VIII-4
Pada saat membuat sublevel untuk ekstraksi bijih, crosscut dibuat menembus
endapan hingga mencapai hanging wall atau batas caving. Di akhir crosscut,
dibuat lubang tembak ke atas sampai batas atas caving, lalu dibuat juga ke kiri
dan kanan sehingga berbentuk kipas. Ledakan pertama akan memecahkan slot
dan
ledakan
berikutnya
dalam
satu
round
akan
menghasilkan
muck.
METODE AMBRUKAN
VIII-5
dilihat
dari penyanggaannya.
Keterangan
tambahan
mengenai
METODE AMBRUKAN
VIII-6
pencampuran
dengan
memilih
penambangan
dari
dibatuan
kecenderungan
mudah
yang
mudah
runtuhnya
runtuh
batuan
karena
memanfaatkan
samping.
Lubang-lubang
penghubung tidak perlu dipelihara. Demikian juga untuk level yang sudah
selesai ditambang.
8.2.5. Segi Negatif Sublevel Caving
1. Perolehan tambang tidak tinggi yaitu berkisar 70-80%.
2. Sulit untuk mengadakan tambang pilih (selective mining) karena tidak dapat
ditambang bagian demi bagian.
3. Sulit dalam mengawasi runtuhnya batuan. Oleh karena itu, dilution sering
terjadi sampai 10%. Bila dilution harus rendah, maka mining recovery juga
menurun.
4. Metode penambangan ini merupakan metode penambangan yang kurang
luwes karena terlalu banyak syarat yang harus dipenuhi dan tidak mudah
diubah ke metode yang lain.
8.3. BLOCK CAVING
Blok caving merupakan suatu metode penambangan yang dimulai dengan
membuat suatu undercut terhadap suatu blok endapan bijih. Untuk membuat
awal development berjalan lancar, maka tinggi undercut sebaiknya dibuat
antara 2,5-6,0 m. Sebelum undercut diruntuhkan, blok harus disangga dulu
menggunakan beberapa pillar. Jika pillar ini dibuang, maka blok akan runtuh
secara perlahan.
Corongan bijih (ore chute) harus banyak agar pengambilan bijih yang pecah
(broken ore) dapat merata dan batas antara bijih dan lapisan penutup teratur,
sehingga kemungkinan terjadinya pengotoran (dilution) karena bercampurnya
bijih dengan lapisan penutup dapat dibatasi atau dikurangi.
METODE AMBRUKAN
VIII-7
Diatas cadangan bijih yang ditambang jangan ada bangunan penting, karena
penambangan ini akan menimbulkan amblesan.
8.3.1. Syarat Penerapan
Metode ini cocok diterapkan terhadap endapan bijih yang memiliki karakteristik
seperti berikut:
1. Kekuatan bijih: lemah, sehingga mudah pecah atau runtuh dan dapat
dipisahkan dari blok disebelahnya.
2. Kekuatan batuan samping: lemah sehingga mudah pecah menjadi
bongkah-bongkah yang lebih besar dari pada bongkah bijih, dimana
tekanannya akan membantu memecah endapan bijih dibawahnya.
3. Bentuk endapan: homogen karena tidak mungkin dilakukan tambang pilih.
Sebaiknya antara endapan bijih dan lapisan penutup (capping) terdapat
perbedaan fisik yang mudah dilihat, sehingga pengotoran (dilution) pada
drawpoint dapat dihindari. Endapan bijih sebaiknya tidak mudah bereaksi
dengan udara. Oleh karena itu, metode ini tidak cocok untuk endapan bijih
sulfida.
4. Kemiringan endapan: tidak menjadi persoalan, tetapi jika berbentuk urat
0
METODE AMBRUKAN
VIII-8
Ore chute pada bagian bawah tiap blok dibuat terlebih dahulu untuk kemudian
diledakkan dan menimbulkan efek ambrukan terhadap material diatasnya.
Setelah peledakan terjadi, batuan samping akan pecah membentuk bongkah
dan ukurannya lebih besar daripada bijih yang ikut hancur. Oleh karena itu, bijih
akan mengalir ke drawpoint, sedangkan batuan samping akan tertahan diatas
sebagai penyangga.
Gambar 8.4 menunjukkan skematik metode block caving pada tambang emas
di North Park, Sydney, Australia. Sedangkan Gambar 8.5 menunjukkan
skematik bentuk drawbell pada tambang tersebut.
Gambar 8.4. Skematik metode block caving, tambang emas North Park,
Sydney, Australia.
METODE AMBRUKAN
VIII-9
serta
jadi
dapat
sedikit pemboran,
menekan
ongkos
penambangannya.
METODE AMBRUKAN
VIII1010
ketiga
metode
ambrukan
diatas
diperbandingkan,
maka
urutan
Urutan peringkat
1
BC
SC
TS
TS
SC
BC
BC
SC
TS
TS
SC
BC
METODE AMBRUKAN
VIII1111
Urutan peringkat
Parameter
BC
SC
TS
BC
SC
TS
Keluwesan (flexibility)
TS
SC
BC
TS
SC
BC
Perolehan penambangan
TS
SC
BC
Keterangan
BC = Block caving
TS = Top slicing
SC = Sublevel caving
shearer
untuk
mengekstrak
batubara/bijih
dan
METODE AMBRUKAN
VIII1212
penambangan
dimulai
dengan
membangun
panel-panel
penambangan yang tegak lurus strike batubara/bijih (lihat Gambar 8.7). Untuk
kegiatan development, biasanya digunakan continuous miner. Di bagian sisi-sisi
panel penambangan, continuous miner akan meninggalkan batubara/bijih
sebagai pilar yang disebut rib. Ketika panel siap untuk ditambang, powered roof
support dan shearer akan dipasang sepanjang panel tegak lurus strike
batubara/bijih (lihat Gambar 8.8 dan 8.9). Shearer yang akan bergerak
mengekstrak batubara/bijih sepanjang panel (air akan disemprot ke shearer
selama proses ini untuk mengurangi debu dan panas) dan mengalirkan material
yang dipotong ke atas AFC yang akan mengalirkan material tersebut ke main
conveyor di luar panel untuk selanjutnya dibawa keluar tambang. Metode
penambangan dapat berupa retreating atau advancing. Retreating adalah
metode yang digunakan saat menambang mundur dari arah panel yang dibuat.
Advancing adalah metode yang digunakan saat menambang maju searah
pembangunan panel penambangan.
METODE AMBRUKAN
VIII1313
METODE AMBRUKAN
VIII1414
VIII1515
longwall
merupakan
metode
penambangan
yang
sudah
lama
yang
seragam.
Sedangkan
rockburst
merupakan
merupakan
fenomena lepasnya energi regangan tingkat tinggi yang biasanya terjadi pada
METODE AMBRUKAN
VIII1616
penambangan
yang
sesuai
merupakan
salah
satu
cara
untuk
menghindari windblast.
8.4.4. Segi Positif Longwall Mining
1. Produktivitas tinggi, 107 tons/man-shift.
2. Biaya penambangan rendah.
3. Laju produksi tinggi.
4. Produksi yang berkelanjutan dan terus-menerus.
5. Membutuhkan pekerja yang sedikit.
6. Perolehan tambang tinggi (70-90%) dan dilusi rendah (10-20%). Secara
teori, apabila entry chain pillars ikut ditambang, maka perolehan tambang
bisa mencapai 100%.
7. Kegiatan operasi terpusat dan dapat dilakukan pada lapisan dengan
kedalaman yang sangat ekstrim dan kondisi atap yang buruk/lemah.
8. Tingkat keselamatan pekerja dan alat cukup tinggi karena pekerja dilindungi
oleh roof support yang ikut bergerak seiring dengan kemajuan shearer.
METODE AMBRUKAN
VIII1717
METODE AMBRUKAN
VIII1818
DAFTAR PUSTAKA
th
1. Anon., 1977, Blasters Handbook, 16 ed., E.I. DuPont de Nemours & Co.,
Wilmington, DE, 494 pp.
2. Anon., 1979a, History of Mining and Minerals, John Myers Marketing, Eng.
Mng. J., 1p.
3. Hartman, L. Howard, 1987, Introductory Mining Engineering, Canada: John
Wiley & Sons, Inc.
4. Mining Education Australia, 2007.
DAFTAR PUSTAKA