You are on page 1of 9

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah Swt. yang telah memberi kesempatan sehingga
penulis mampu menyelesaikan karya tulis dengan judul Ontologi Ilmu Pengetahuan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Sugeng Ali Mansur, M.Pd., selaku
dosen pengajar mata kuliah Filsafat Ilmu, dan kepada semua pihak yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan karya tulis ini.
Tujuan dibuatnya karya tulis ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Filsafat Ilmu dan juga sebagai bahan informasi kepada para pembaca tentang filsafat,
khususnya mengenai ontologi ilmu pengetahuan, pengertian ilmu pengetahuan, dan
sumber-sumber ilmu pengetahuan, sehingga kita dapat mengetahui jenis apa saja ilmu
pengetahuan dalam lingkungan kita itu serta hubungannya dengan filsafat.
Penulis sadar bahwa karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih
banyak memiliki kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca agar kelak penulis dapat menghasilkan karya tulis
yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Malang, April 2009

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................ ................................ ................................ 1
DAFTAR ISI. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang................................ ................................ ................................ ...... 3
1.2. Rumusan Masalah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
1.3. Tujuan Penulisan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
1.4. Manfaat. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Ontologi Ilmu Pengetahuan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..5
2.2. Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan. . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . ..5
2.3. Perbedaan Ilmu Pengetahuan ilmiah damn non-ilmiah.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..5
2.4. Sumber Ilmu Pengetahuan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ... 7
2.5. Objek Ilmu Pengetahuan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
BAB III PENUTUP
Kesimpulan.............. ................................ ................................ ................................ . 10
DAFTAR PUSTAKA. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11

BABI
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu tidak dapat tumbuh dengan baik tanpa kritik dari filsafat. Perkembangan
ilmu pengetahuan semakin lama semakin maju dengan munculnya ilmu-ilmu baru yang
pada akhirnya memunculkan pula sub-sub ilmu pengetahuan baru bahkan kearah ilmu
pengetahuan yang lebih khusus lagi seperti spesialisasi-spesialisasi.
Oleh karena itu tepatlah apa yang dikemukakan oleh Van Peursen, bahwa ilmu
pengetahuan dapat dilihat sebagai suatu sistem yang jalin-menjalin dan taat asas
(konsisten) dari ungkapan-ungkapan yang sifat benar-tidaknya dapat ditentukan. Namun,
ilmu pengetahuan pada tidak akan dapat berkembang dengan baik jika terpisah dari
Filsafat.
Dengan semakin meluasnya filsafat dan tepecah menjadi ilmu-ilmu yang baru
maka dirasa perlu untuk mengetahui pembagian filsafat dalam cabang-cabang filsafat
serta aliran-alian yang ada dalam filsafat sehingga kita bisa mengetahui arah pikir dalam
mempelajari suatu ilmu pengetahuan serta penggolongannya dalam filsafat.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka rumusan masalah dalam

penulisan ini adalah:


1. Apa pengertian ilmu pengetahuan?
2. Apa saja sumber-sumber ilmu pengetahuan?
3. Apa perbedaaan ilmu pengetahuan ilmiah dan non-ilmiah?

1.3 Tujuan
Berdasarkan pada rumusan masalah maka tujuan penulisan ini adalah:

1. Memahami ilmu pengetahuan.


2. Mengetahui sumber-sumber ilmu pengetahuan.
3. Mengetahui perbedaan antara ilmu pengetahuan ilmiah dan non ilmiah.
1.4 Manfaat

Manfaat penulisan ini diantaranya adalah sebagai berikut :


1. Menambah wawasan tentang ontologi ilmu pengetahuan.
2. Menambah wawasan tentang darimana sumber-sumber ilmu pengetahuan.
3. Menambah wawasan tentang perbedaan ilmu pengetahuan ilmiah dan nonilmiah.

BABII
KONSEPSI TEORI
2.1 Ontologi Ilmu Pengetahuan
Dalam makalah ini akan memaparkan tentang cabang dalam filsafat, yang pertama
di sebut ontology, cabang ini menguak tentang objek apa yang akan di telaah ilmu.
Bagaimana wujud yang hakiki dari objek tersebut? Bagaimana hubungan antara objek tadi
dengan daya tangkap manusia (seperti berpikir, merasa dan mengindera) yang
membuahkan pengetahuan? Kedua akan memaparkan apa yang disebut dengan Ilmu
pengetahuan, apa saja jenis-jenis ilmu pengetahuan? bagaimana cara mendapatkannya?
darimana sumbernya? dan apa objek dari ilmu pengetahuan tersebut.
Untuk membedakan jenis pengetahuan yang satu dari pengetahuan- pengetahuan
lainnya. Dengan mengetahui jawaban-jawaban dari ketiga pertanyaan ini maka dengan
mudah kita dapat membedakan berbagai jenis pengetahuan yang terdapat dalam khasanah
kehidupan manusia. Hal ini memungkinkan kita mengenali berbagai pengetahuan yang
ada seperti ilmu pengetahuan, seni dan agama serta meletakkan mereka pada tempatnya
masing-masing yang saling memperkaya kehidupan kita. Tanpa mengenal ciri-ciri tiap
pengetahuan dengan benar maka bukan saja kita dapat memanfaatkan kegunaanya secara
maksimal namun kadang kita bisa salah dalam menggunakannya.

2.2 Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan


Pengetahuan (knowledge) adalah sesuatu yang diketahui langsung dari
pengalaman, berdasarkan pancaindra, dan diolah oleh akal budi secara spontan. Pada
intinya, pengetahuan bersifat spontan, subjektif dan intuitif. Pengetahuan berkaitan erat
dengank e be nar an, yaitu kesesuaian antara pengetahuan yang dimiliki manusia dengan
realitas yang ada pada objek.

Ilmu (sains) berasal dari Bahasa Latins ci enti a yang berarti knowledge. Ilmu
dipahami sebagai proses penyelidikan yang berdisiplin. Ilmu bertujuan untuk
meramalkan dan memahami gejala-gejala alam.
Ilmu pengetahuan ialah pengetahuan yang telah diolah kembali dan disusun
secara metodis, sistematis, konsisten dan koheren. Agar pengetahuan menjadi ilmu, maka
pengetahuan tadi harus dipilah (menjadi suatu bidang tertentu dari kenyataan) dan
disusun secara metodis, sistematis serta konsisten. Tujuannya agar pengalaman tadi bisa
diungkapkan kembali secara lebih jelas, rinci dan setepat-tepatnya.
Metodis, berarti dalam proses menemukan dan mengolah pengetahuan
menggunakan metode tertentu, tidak serampangan.Sist e mati s, berarti dalam usaha
menemukan kebenaran dan menjabarkan pengetahuan yang diperoleh, menggunakan
langkah-langkah tertentu yang teratur dan terarah sehingga menjadi suatu keseluruhan
yang terpadu.K oher e n, berarti setiap bagian dari jabaran ilmu pengetahuan itu
merupakan rangkaian yang saling terkait dan berkesesuaian (konsisten)2.
2.4 Perbedaan Pengetahuan ilmiah dan Non-ilmiah
Pengetahuan dapat dibedakan menjadi pengetahuan non-ilmiah dan pengetahuan
ilmiah. Pengetahuan non-ilmiah adalah hasil serapan indra terhadap pengalaman hidup
sehari-hari yang tidak perlu dan tidak mungkin diuji kebenarannya. Pengetahuan nonilmiah tidak dapat dikembangkan menjadi pengetahuan ilmiah. Misalnya pengetahuan
orang tertentu tentang jin atau makhluk halus di tempat tertentu, keampuhan pusaka, dan
lain-lain. Pengetahuan ilmiah adalah hasil serapan indra dan pemikiran rasional yang
terbuka terhadap pengujian lebih lanjut menggunakan metode-metode ilmiah. Misalnya
pengetahuan orang tentang manfaat rebusan daun jambu biji untuk mengurangi gejala
diare.

Ilmu pengetahuan dapat dibedakan atas :


Ilmu Pengetahuan Fisis-Kuantitatif (empiris)
Pengetahuan ini diperoleh melalui proses observasi serta analisis atas data dan fenomena
empiris. Termasuk dalam kelompok ilmu ini adalah geologi, biologi, antropologi,
sosiologi, dan lain-lain.
Ilmu Pengetahuan Formal-Kualitatif (matematis)
Ilmu ini diperoleh dengan cara analisis refleksi dengan mencari hubungan antara konsepkonsep. Termasuk dalam kelompok ilmu ini adalah logika formal, matematika, fisika,
kimia, dan lain-lain.
Ilmu Pengetahuan Metafisis-Substansial (Filsafat)
Pengetahuan filsafat diperoleh dengan cara analisis refleksi (pemahaman, penafsiran,
spekulasi, penilaian kritis, logis rasional) dengan mencari hakikat prinsip yang melandasi
keberadaan seluruh kenyataan3.

2.4 Sumber ilmu Pengetahuan


2.4.1 Al Quran
Seperti telah kita ketahui bersama, Al Quran merupakan salah satu mujizat yang
diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk digunakan sebagai
petunjuk bagi umat manusia hingga akhir zaman. Sebagai petunjuk dari Allah tentulah isi
dari Al Quran tidak akan menyimpang dari Sunatullah (hukum alam) sebab alam
merupakan hasil perbuatan Allah sedangkan Al Quran adalah merupakan hasil perkataan
Allah. Karena Allah bersifat Maha segala-galanya maka tidaklah mungkin perkataan
Allah tidak
sejalan dengan perbuatan-Nya. Hal inilah yang mendasari bahwa Al quran

adalah sumber ilmu pengetahuan yang pertama dan yang utama.


2.4.2 Alam Semesta
Allah SWT telah memerintahkan manusia untuk memikirkan alam semesta dan
mengambil berbagai hukum serta manfaat darinya, diantara ayat2 yang telah dibuktikan
oleh pengetahuan modern adalah seperti berikut :
Ayat tentang asal mula alam semesta dari kabut/nebula (QS 41/11).
Ayat tentang urutan penciptaan (QS 79/28-30): Kegelapan (nebula dari kumpulan H dan
He yang bergerak pelan), adanya sumber cahaya akibat medan magnetik yang
menghasilkan panas radiasi termonuklir (bintang dan matahari) pembakaran atom H
menjadi He lalu menjadi C lalu menjadi O baru terbentuknya benda padat dan logam
seperti planet (bumi) panas turun menimbulkan kondensasi baru membentuk air baru
mengakibatkan adanya kehidupan (tumbuhan).
Ayat bahwa bintang2 merupakan sumber panas yang tinggi (QS 86/3),
matahari sebagai contoh tingkat panasnya mencapai 6000 derajat C.
y
Ayat tentang teori ekspansi kosmos (QS 51/47).
y
Ayat bahwa planet berada pada sistem tata surya terdekat (samaaddunya) (QS 37/6).
2.4.3Diri Manusia
Allah SWT memerintahkan agar manusia memperhatikan tentang proses
penciptaannya, baik secara fisiologis/fisik (QS 86/5) maupun psikologis/jiwa manusia
tersebut (QS 91/7-10).
2.4.4 Sejarah
Allah SWT memerintahkan manusia agar melihat kebenaran wahyu- Nya melalui
lembar- lembar sejarah (QS 12/111). Jika manusia masih ragu akan kebenaran wahyuNya dan akan datangnya hari pembalasan, maka perhatikanlah kaum Nuh, Hud, Shalih,

Firaun, dan sebagainya, yang kesemuanya keberadaannya dibenarkan dalam sejarah


hingga saat ini.
9
2.5 Objek Ilmu Pengetahuan
y
Objek material
adalah sesuatu hal yang dijadikan sasaran pemikiran, sesuatu hal yang diselidiki atau
sesuatu hal yang dipelajari. Objek material mencakup hal konkrit misalnya
manusia,tumbuhan, batu ataupun hal-hal yang abstrak seperti ide-ide, nilai-nilai, dan
kerohanian.
y
Objek formal
adalah cara memandang, cara meninjau yang dilakukan oleh peneliti terhadap objek
materialnya serta prinsip-prinsip yang digunakannya. Objek formal dari suatu ilmu tidak
hanya memberi keutuhan suatu ilmu, tetapi pada saat yang sama membedakannya dari
bidang-bidang yang lain. Satu objek material dapat ditinjau dari berbagai sudut
pandangan sehingga menimbulkan ilmu yang berbeda-beda (Mudhofir Supriyanto,
2005)4.
Pada garis besarnya, objek ilmu pengetahuan ialah alam dan manusia.

You might also like