You are on page 1of 12

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PELITA HARAPAN


Format Laporan Pendahuluan

Nama Mahasiswa : Daralila Santika


Ruangan : Lantai 4 lama SHKJ
A. TINJAUAN TEORITIS MEDIS
Judul (nama penyakit/diagnosa medis)
Cancer Mammae
Definisi Penyakit (minimal dari 2 sumber)

Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh
berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika
benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar
(metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah
bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa
bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Dixon, 2005, hal : 39-40)
Carsinoma mammae merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel normal mammae
dimana sel abnormal timbul dari sel sel normal, berkembang biak dan menginfiltrasi
jaringan limfe dan pembuluh darah (Lynda Juall Carpenito, 1995).

Etiologi

Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor resiko
pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu :
1. Tinggi melebihi 170 cm
Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker payudara karena
pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya perubahan struktur
genetik (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah ke arah sel ganas.
2. Masa reproduksi yang relatif panjang.
1. Menarche pada usia muda dan kurang dari usia 10 tahun.
2. Wanita terlambat memasuki menopause (lebih dari usia 60 tahun)
3. Wanita yang belum mempunyai anak
Lebih lama terpapar dengan hormon estrogen relatif lebih lama dibandingkan wanita
yang sudah punya anak.
4. Kehamilan dan menyusui
Berkaitan erat dengan perubahan sel kelenjar payudara saat menyusui.
5. Wanita gemuk
Dengan menurunkan berat badan, level estrogen tubuh akan turun pula.
6. Preparat hormon estrogen

Penggunaan preparat selama atau lebih dari 5 tahun.


7. Faktor genetik
Kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2 3 x lebih besar pada wanita yang
ibunya atau saudara kandungnya menderita kanker payudara. (Dixon, 2005, hal : 43-46)
Manifestasi klinik

Gejala-gejala kanker payudara antara lain, terdapat benjolan di payudara yang nyeri
maupun tidak nyeri, keluar cairan dari puting, ada perlengketan dan lekukan pada kulit
dan terjadinya luka yang tidak sembuh dalam waktu yang lama, rasa tidak enak dan
tegang, retraksi putting, pembengkakan lokal.
Gejala lain yang ditemukan yaitu konsistensi payudara yang keras dan padat, benjolan
tersebut berbatas tegas dengan ukuran kurang dari 5 cm, biasanya dalam stadium ini
belum ada penyebaran sel-sel kanker di luar payudara. (Dixon, 2005, hal : 42)
Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase, yaitu:
1. Fase induksi 15 30 tahun
Kontak dengan bahan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun sampai dapat
merubah jaringan displasia menjadi tumor ganas.
2. Fase insitu: 5 10 tahun
Terjadi perubahan jaringan menjadi lesi pre concerous yang bisa ditemukan di serviks
uteri, rongga mulut, paru, saluran cerna, kulit dn akhirnya juga di payudara.
3. Fase invasi: 1 5 tahun
Sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi melalui membran sel ke jaringan
sekitarnya dan ke pembuluh darah sera limfa
4. Fase desiminasi: 1 - 5 tahun
Terjadi penyebaran ke tempat lain

Penentuan Ukuran Tumor, Penyebaran Berdasarkan Kategori T, N, M


TUMOR SIZE ( T )
1. Tx: Tak ada tumor

2. To: Tak dapat ditunjukkan adanya tumor primer


3. T1: Tumor dengan diameter , kurang dari 2 cm
4. T2: Tumor dengan diameter 2 5 cm
5. T3: Tumor dengan diameter lebih dari 5
6. T4: Tumor tanpa memandang ukurannya telah menunjukkan perluasan secara
langsung ke dinding thorak atau kulit
REGIONAL LIMPHO NODUS ( N )
1. Nx Kelenjar ketiak tak teraba
2. No: Tak ada metastase kelenjar ketiak homolateral
3. N1: Metastase ke kelenjar ketiak homolateral tapi masih bisa digerakkan
4. N2: Metastase ke kelenjar ketiak homolateral, melekat terfiksasi satu sama lain
atau jaringan sekitrnya
5. N3: Metastase ke kelenjar homolateral suprklavikuler/ infraklavikuler atau odem
lengan
METASTASE JAUH ( M )
1. Mo: Tak ada metastase jauh
2. M1: Metastase jauh termasuk perluasan ke dalam kulit di luar payudara

Anatomi dan Fisiologi

1. Anatomi payudara
Secara fisiologi anatomi payudara terdiri dari alveolusi, duktus laktiferus, sinus
laktiferus, ampulla, pori pailla, dan tepi alveolan. Pengaliran limfa dari payudara
kurang lebih 75% ke aksila. Sebagian lagi ke kelenjar parasternal terutama dari
bagian yang sentral dan medial dan ada pula pengaliran yang ke kelenjar
interpektoralis.
2. Fisiologi payudara
Payudara mengalami tiga perubahan yang dipengaruhi hormon. Perubahan
pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas,
sampai ke klimakterium dan menopause. Sejak pubertas pengaruh ekstrogen dan
progesteron yang diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise, telah
menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus.
Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar hari
kedelapan menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum
menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul

benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi
payudara menjadi tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi,
tidak mungkin dilakukan. Pada waktu itu pemeriksaan foto mammogram tidak
berguna karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu menstruasi mulai, semuanya
berkurang.
Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan payudara
menjadi besar karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus berproliferasi, dan
tumbuh duktus baru.
Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu
diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui
duktus ke puting susu. (Samsuhidajat, 1997, hal : 534-535)
Patofisiologi (buat dalam bentuk Pat Flow, dari etiologi sampai masalah keperawatan)

Penatalaksanaan dan Pengobatan Medis

Perlu untuk diketahui, bahwa 9 di antara 10 wanita menemukan adanya benjolan di


payudaranya. Untuk pencegahan awal, dapat dilakukan sendiri. Sebaiknya pemeriksaan
dilakukan sehabis selesai masa menstruasi. Sebelum menstruasi, payudara agak
membengkak sehingga menyulitkan pemeriksaan.
Cara pemeriksaan adalah sebagai berikut :
1. Berdirilah di depan cermin dan perhatikan apakah ada kelainan pada payudara.
Biasanya kedua payudara tidak sama, putingnya juga tidak terletak pada ketinggian yang
sama. Perhatikan apakah terdapat keriput, lekukan, atau puting susu tertarik ke dalam.
Bila terdapat kelainan itu atau keluar cairan atau darah dari puting susu, segeralah pergi
ke dokter.
2. Letakkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan kembali kedua payudara.
3. Bungkukkan badan hingga payudara tergantung ke bawah, dan periksa lagi.
4. Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tangan kiri di belakang kepala, dan sebuah
bantal di bawah bahu kiri. Rabalah payudara kiri dengan telapak jari-jari kanan.
Periksalah apakah ada benjolan pada payudara. Kemudian periksa juga apakah ada
benjolan atau pembengkakan pada ketiak kiri.
5. Periksa dan rabalah puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya kelenjar susu bila
diraba dengan telapak jari-jari tangan akan terasa kenyal dan mudah digerakkan. Bila ada
tumor, maka akan terasa keras dan tidak dapat digerakkan (tidak dapat dipindahkan dari
tempatnya). Bila terasa ada sebuah benjolan sebesar 1 cm atau lebih, segeralah pergi ke
dokter. Makin dini penanganan, semakin besar kemungkinan untuk sembuh secara
sempurna.
6. Lakukan hal yang sama untuk payudara dan ketiak kanan (www.vision.com jam 10.00,
Minggu Tanggal 29-8-2005, sumber : Ramadhan)

Pembedahan
1. Mastektomi parsial (eksisi tumor lokal dan penyinaran). Mulai dari lumpektomi
sampai pengangkatan segmental (pengangkatan jaringan yang luas dengan kulit yang
terkena).
2. Mastektomi total dengan diseksi aksial rendah seluruh payudara, semua kelenjar limfe
dilateral otocpectoralis minor.
3. Mastektomi radikal yang dimodifikasi
Seluruh payudara, semua atau sebagian besar jaringan aksial
1) Mastektomi radikal
Seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan minor dibawahnya : seluruh isi aksial.
2) Mastektomi radikal yang diperluas
Sama seperti mastektomi radikal ditambah dengan kelenjar limfe mamaria interna.
Non pembedahan
1. Penyinaran
Pada payudara dan kelenjar limfe regional yang tidak dapat direseksi pada kanker lanjut;
pada metastase tulang, metastase kelenjar limfe aksila.
2. Kemoterapi
Adjuvan sistematik setelah mastektomi; paliatif pada penyakit yang lanjut.
3. Terapi hormon dan endokrin

Kanker yang telah menyebar, memakai estrogen, androgen, antiestrogen, coferektomi


adrenalektomi hipofisektomi.
(Smeltzer, dkk, 2002, hal : 1596 1600)
Pemeriksaan Penunjang (Laboratorium & Diagnostik)

Pemeriksaan labortorium meliputi:


Morfologi sel darah
LED
Test fal marker (CEA) dalam serum/plasma
Pemeriksaan sitologis

Pemeriksaan Diagnostik
1) Mammagrafi, yaitu pemeriksaan yang dapat melihat struktur internal dari payudara,
hal ini mendeteksi secara dini tumor atau kanker.
2) Ultrasonografi, biasanya digunakan untuk membedakan tumor sulit dengan kista.
3) CT. Scan, dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara pada organ
lain
4) Sistologi biopsi aspirasi jarum halus
5) Pemeriksaan hematologi, yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada
peredaran darah dengan sendimental dan sentrifugis darah.
(Michael D, dkk, 2005, hal : 15-66)
Komplikasi

Metastase ke jaringan sekitar mellui saluran limfe (limfogen) ke paru,pleura, tulang dan
hati.
Prognosis

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa lima besar kanker di dunia
adalah kanker paru-paru, kanker payudara, kanker usus besar dan kanker lambung dan
kanker hati. Sementara data dari pemeriksaan patologi di Indonesia menyatakan bahwa
urutan lima besar kanker adalah kanker leher rahim, kanker payudara, kelenjar getah
bening, kulit dan kanker nasofaring (Anaonim, 2004).
Angka kematian akibat kanker payudara mencapai 5 juta pada wanita. Data terakhir
menunjukkan bahwa kematian akibat kanker payudara pada wanita menunjukkan angka
ke 2 tertinggi penyebab kematian setelah kanker rahim.

B. TINJAUAN TEORITIS KEPERAWATAN (sesuaikan dengan format pengkajian)

Identitas klien dan penanggung jawab

Data biografi /biodata


Meliputi identitas klien dan identitas penanggung antara lain : nama, umur, jenis kelamin,
agama, pendidikan, pekerjaan dan alamat.
Riwayat Kesehatan (faktor predisposisi dan presipitasi, bagaimana cara klien mengelola
kesehatannya)

Riwayat keluhan utama meliputi : adanya benjolan yang menekan payudara, adanya
ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak, nyeri.
Riwayat Penyakit (pengalaman dirawat, penyakit keturunan)

Apakah pasien pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya.


Apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama .
Pemeriksaan Fisik (head to toe)

Pengkajian fisik meliputi :


Keadaan umum
Tingkah laku
BB dan TB
Pengkajian head to toe
Pemeriksaan laboratorium :
Pemeriksaan darah hemoglobin biasanya menurun, leukosit meningkat, trombosit
meningkat jika ada penyebaran ureum dan kreatinin.
Pemeriksaan urine, diperiksa apakah ureum dan kreatinin meningkat.
Tes diagnostik yang biasa dilakukan pada penderita carsinoma mammae adalah sinar X,
ultrasonografi, xerora diagrafi, diaphanografi dan pemeriksaan reseptor hormon.
Pengkajian pola kebiasaan hidup sehari-hari meliputi :
Nutrisi
Kebiasaan makan, frekuensi makan, nafsu makan, makanan pantangan, makanan yang
disukai, banyaknya minum. Dikaji riwayat sebelum dan sesudah masuk RS.
Eliminasi
Kebiasaan BAB / BAK, frekuensi, warna, konsistensi, sebelum dan sesudah masuk RS.
Istirahat dan tidur
Kebiasaan tidur, lamanya tidur dalam sehari sebelum dan sesudah sakit.
Personal hygiene
1. Frekuensi mandi dan menggosok gigi dalam sehari

2. Frekuensi mencuci rambut dalam seminggu


3. Dikaji sebelum dan pada saat di RS
Identifikasi masalah psikologis, sosial dan spritual :
Status psikologis
Emosi biasanya cepat tersinggung, marah, cemas, pasien berharap cepat sembuh, merasa
asing tinggal di RS, merasa rendah diri, mekanisme koping yang negatif.
Status social
Merasa terasing dengan akibat klien kurang berinteraksi dengan masyarakat lain.
Kegiatan keagamaan
Klien mengatakan kegiatan shalat 5 waktu berkurang.
Data Fokus ( kemungkinan ditemukan DO & DS )

Data subyektif
Data yang diperoleh langsung dari klien dan keluarga, mencakup hal-hal sebagai berikut :
klien mengatakan nyeri pada payudara, sesak dan batuk, nafsu makan menurun,
kebutuhan sehari-hari dilayani di tempat tidur, harapan klien cepat sembuh, lemah,
riwayat menikah, riwayat keluarga.
Data obyektif
Data yang dilihat langsung atau melalui pengkajian fisik atau penunjang meliputi :
asimetris payudara kiri dan kanan, nyeri tekan pada payudara, hasil pemeriksaan
laboratorium dan diagnostik.

C. ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa

1. Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor.


2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu.
3. Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.
4. Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah
5. Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.
6. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan penyakitnya
berhubungan dengan kurangnya informasi.
7. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake tidak adekuat.
Tujuan

1.Nyeri berhubungan dengan manipulasi jaringan dan atau trauma karena pembedahan,
interupsi saraf, diseksi otot.
a.Kaji tingkat nyeri dengan P. Q. R. S. T.

Provoking : Penyebab
Quality : Kwalitas
Region : Lokasi
Severate : Skala
Time : Waktu
b.Kaji efek nyeri pada individu dengan menggunakan individu dan keluarga
Kinerja ( pekerjaan ) tanggung jawab peran
Interaksi sosial
Keuangan
Aktifitas sehari hari
Kognitif / alam perasaan
Unit keluarga ( respon anggota keluarga )
2.Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi, adanya edema,
destruksi jaringan
Hal yang dikaji :
a.Identifikasi faktor penyebab kerusakan integritas
b.Identifikasi rasional untuk pencegahan dan pengobatan, kerusakan integritas
c.Identifikasi tahap perkembangan
C1 Tahap I : eritema yang tidak memutih dari kulit yang utuh
C2 Tahap II : ulserasi pada epidermis atau dermis
C3 Tahap III : ulserasi meliputi lemak kutan
C4 Tahap IV : ulserasi meluas otot, telinga dan struktur penunjang
3.Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan kerusakan drainase limfatik, necrose
jaringan
a.Kaji tanda radang
b.Kaji intake
c.Kaji pemberian obat dengan 5 benar ( waktu, obat, nama, dosis, cara)
d.Kaji hasil laboratorium ( Hb, Albumin, Lekosit)
4.Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kehilangan mammae dan atau perubahan
gambaran mammae
Hal yang dikaji :
a.Kaji perasaan terhadap kehilangan dan perubahan mammae
b.Kaji respon negatif verbal dan non verbal
5.Kurang pengetahuan berhubungan dengan carsinoma mammae dan pilihan pengobatan
Hal yang dikaji :
a.Tingkat pendidikan
b.Kemampuan dalam mempersepsikan status kesehatan
c.Perilaku kesehatan yang tidak tepat
6.Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kemotherapi
Hal yang dikaji :

a.Kaji intake
b.Pantau berat badannya
c.Kaji hasil laboratorium ( Hb, Albumin, Gula darah )
d.Kaji mual dan muntah
7.Ansietas berhubungan dengan lingkungan Rumah Sakit yang tidak dikenal, ketidak
pastian tentang pengaobatan, perasaan putus asa dan tak berada, ketidak cukupan
pengetahuan carsinoma dan pengobatan
Hal yang dikaji :
a.Kaji dan ukur tanda - tanda vital
b.Kaji tingkat kecemasan, ringan, sedang, berat, panik
c.Kaji tingkat pendidikan
Intervensi dan Rasional

1.Nyeri berhubungan dengan manipulasi jaringan dan atau trauma karena


pembedahan, interupsi, diseksi otot ( Danielle Gale, 1995; Doengos, 1993)
Kriteria evaluasi :
Pasien mengekspresikan penurunan nyeri
Intervensi :
Perhatikan lokasi nyeri, lamanya dan intensitasnya ( skala 1-10), perhatikan respon verbal
dalam mengungkapkan nyeri, bantu pasien untuk posisi yang nyaman serta tindakan yang
dapat memberi kenyamanan seperti masase punggung, dorong ambualasi dini dan teknik
relaksasi, berikan obat sesuai pesanan.
2.Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi adanya
edema, destruksi jaringan ( Doengos, 1993)
Kriteria evaluasi :
Akan terjadi penyembuhan luka bebas drainase, purulen atau eritema
Intervensi
Obsrvasi balutan / luka setelah dilakukan perawatan luka, guna mengetahui karakteristik
luka, drainase, quasi edema, kemerahan dan insisi pada mammae, tempatkan pada posisi
semi fowler pada sisi puggung yang tidak sakit, injeksi dibagian yang tidak sakit,
kosongkan drain secara periodik, catat jumlah dan karakteristik
3.Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan kerusakan drainase limfalik
karena diseksi nodus limfe aksilaris dan adanya drain pembedahan ( Danielle Gale,
1945)
Kriteria evaluasi
Tidak ada infeksi pada extremitas yang sakit dan atau pada daerah luka pembedahan
Intervensi
Observasi lengan yang sakit terhadap adanya tanda tanda infeksi, observasi integritas
kulit yang tertutup diatas dinding dada terhadap tanda dan gejala kemerahan,
pembengkakan dan drainase, bau tidak sedap, serta warna kekuning kuningan atau

kehijau hijauan, hindari penggunaan extremitas yang sakit untuk pemasangan infus,
observasi daerah pemasangan drainase terhadap adanya tanda kemerahan, nyeri
pembengkakan, atau adanya drainase purulenta, observasi kulit dan rawat kuku pada
daerah yang sakit.
4.Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kehilangan mammae dan atau
perubahan gambaran dari mastektomi segmental dan atau radiasi mammae
( Dainalle Galle, 1995)
Kriteria evaluasi
Anjurkan pasien untuk mengungkapkan perasaannya tentang diagnosa carsinoma
mammae, pengobatannya dan dampak yang diharapkan atas gaya hidup, evaluasi
perasaan pasien atas kehilangan mammae pada aktifitas sexual, hubungan dan citra
tubuhnya, berikan kesempatan pasien terhadap rasa berduka atas kehilangan mammae,
izinkan pasien mengungkapkan perasaan negatifnya.
5.Kurang pengetahuan berhubungan dengan carsinoma mammae dan pilihan
pengobatan ( Daianlle Galle, 1995)
Kriteria evaluasi
Pasien dapat berperan serta dalam pengambilan keputusan akan pengobatan carsinoma ,
pasien mendiskusikan rasional dari pengobatan dan mengungkapkan tindakan tindakan
yang kemungkinan timbul dari efek samping
Intervensi
Observasi pengetahuan pasien / keluarga mengenai carsinoma mammae dan anjurkan
pengobatannya , jelaskan patofisiologi dari carsinoma mammae, hindari janji janji yang
tidak mungkin, berikan informasi tentang pilihan pengobatan yang sesuai.
6.Anxietas berhubungan dengan lingkungan Rumah Sakit yang tidak dikenal,
ketidak pastian pengobatan carsinoma, perasaan putus asa dan tak berdaya dan
ketidak cukupan informasi dan pengobatannya ( Lynda Juall, 1993 )
Kriteria evaluasi
Pasien akan berbagi masalah mengenai diagnosa carsinoma
Intervensi
Berikan kesempatan pasien dan keluarga mengungkapkan perasaan, lakukan kontak
sering, berikan suasana ketenangan dan rileks, tunjukkan sikap yang tidak menilai dan
mendengar penuh perhatian, dorong diskusi tentang carsinoma dan pengalaman orang
lain
7.Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kemotherapi (Danielle galle,
1995 )
Kriteria evaluasi
Berat badan naik atau turun
Intervensi

Monitor untuk mekanan tiap hari, timbang badan tiap hari jika memungkinkan, jelaskan
pentingnya nutrisi adekuat, observasi ulang makanan pantang dan kesukaan, manipulasi
lingkungan yang nyaman, bersih, dan tak berbau, anjurkan makan porsi kecil dan sering,
kolaborasi ahli gizi untuk pemberian diet TKTP.
C. DAFTAR PUSTAKA (minimal 3 text book)

C. J. H. Van de Velde (1996), Ilmu bedah, Edisi 5, Alih Bahasa Arjono


Penerbit Kedokteran, Jakarta, EGC
Carpenito, Lynda Juall (2000), Buku saku diagnosa keperawatan, edisi 8, alih Bahasa
Monica Ester, Jakarta, EGC
Daniell Jane Charette (1995), Ancologi Nursing Care Plus, Elpaso Texas, USA Alih
Bahasa Imade Kariasa, Jakarta, EGC
Dixon M., dkk, (2005), Kelainan Payudara, Cetakan I, Dian Rakyat, Jakarta.
Theodore R. Schrock, M. D (1992), Ilmu Bedah, Edisi 7, Alih Bahasa Drs. Med Adji
Dharma, dr. Petrus Lukmanto, Dr gunawan. Penerbit Kedokteran Jakarta, EGC
Thomas F Nelson, Jr M. D (1996), Ilmu Bedah, edisi 4, Alih Bahasa Dr. Irene Winata, dr.
Brahnu V Pendit. Penerbit Kedokteran, Jakarta, E G C

You might also like