Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Fiki Layyinatun Najwa (4201412097)
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
PERSAMAAN SCHRODINGER
untuk
gelombang
dari
memberikan
partikel.
Suatu
informasi
tentang
persamaan
perilaku
differensial
=2 f =2
E E
=
h
dan
k=
2
p p
=2 =
i
(px Et )
i
= p
x
i
= E
t
i
= p
x
i
= E
t
p=
=i
i x
x
E=
=i
i t
t
akan
p2
+V
2m
dan
sebagai
2 2
i ( x , t)=
(x ,t)+V (x , t)
t
2 m x2
Persamaan
ini
disebut
sebagai
Persamaan
Schrodinger
bergantung waktu.
1. Persamaan Schrodinger Bebas Waktu
Aplikasi persamaan schrodinger dalam banyak hal akan
berkaitan dengan energi potensial, yaitu besaran yang merupakan
fungsi posisi dan bukan merupakan fungsi waktu. Perhatian kita
tidak tertuju pada keberadaan elektron dari waktu ke waktu,
melainkan tertuju pada kemungkinan elektron berada dalam selang
waktu yang panjang. Untuk itu persamaan schrodinger dapat
dinyatakan dalam persamaan schrodinger bebas waktu atau tak
gayut waktu.
Operator
(x ,t )
( x , t )=(x ) (t)
2 2
i =
+V
t
2m x2
i
1 2 1 2
=
+V
t 2 m x2
V =V (x )
yang berbeda maka hanya benar jika kedua ruas pada persamaan
tersebut sama dengan suatu tetapan tertentu.
1
i
=c
t
1
i
d= c dt
i
= c t
ln
= 0 e
i
ct
E .
2 1 2
+V =c
2 m x2
2 1 2
+V =E
2 m x2
2
+V=E
2 m x2
2 2 m (
+ 2 EV ) =0
2
x
Dengan
2=
2
2
2
+
+
x2 y2 z2
laplace.
2. Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu
Setelah persamaan schrodinger bebas waktu ditemukan, maka
dengan mudah kita menemukan persamaan scrodinger bergantung
2 2
i ( x , t)=
(x ,t)+V (x , t)
t
2 m x2
Atau dapat ditulis juga dengan
2 2
^
H (x , t)=
( x ,t)+V ( x , t)
2 m x2
Dengan,
Karena
i ( x )
^
H ( x , t )=i (x , t )
t
( x , t )=(x ) (t) , maka
( ) 2 ( ) 2 ( )
t=
t
x +V ( x ) ( x ) (t)
2
t
2m
x
2 ( ) 2 ( )
i ( r ) ( t )=
t r +V ( x ) ( r ) (t)
t
2m
Fungsi keadaan dapat dinyatakan sebagai
( x , t )= ( x ) ( t )
( x , t )= ( x ) eit
i
( x , t )=(x ) e
E
t
3. Persamaan Kontinuitas
Persamaan kontinuitas digunakan untuk mengetahui apakah
dalam aliran partikel flux arus bersifat konstan atau tidak. Jika
terjadi terjadi perubahan flux arus di tempat yang berbeda dalam
suatu aliran partikel berarti terjadi kebocoran dalam aliran tersebut.
Persamaan kontinuitas diturunkan dari persamaan Schrodinger
yang bergantung waktu. Persamaan tersebut dapat ditulis sebagai
berikut :
i
2
( 2 / 2m) 2 V
t
x
*
2 *
( 2 / 2 m )
V *
2
t
x
Jika
masing
masing
persamaan
* dan
dikalikan
*
2 *
i
( 2 / 2 m )
V *
t
x 2
dan
Jika keduanya dijumlahkan didapat :
*
*
*
t
x i 2m
x
x
*
2 *
( 2 / 2m )
V *
t
x 2
Px ,t 0
t
t
Dimana
Flux didefinisikan sebagai :
*
*
0
j ( x ,t )
x
x
i 2m
Jadi
Px ,t
j x ,t
t
x
~
Px ,t dx j x ,t dx 0
t ~
x ~
Persamaan
tersebut
merupakan
hukum
konsevatif,
jika
Px ,t dx j x ,t dx
t a
x a
b
Px ,t dx j ( a ,t ) j (b ,t )
t a
| (x )| dx
x dan
di antara
2
| (x )|
Sehingga,
total
peluang
untuk
menemukan
(x ) . Fungsi
partikel
di
| ( x )| dx=1
atau
( x ) (x) dx=1
( x)
Dengan
(x )
yang
tidak sama dengan nol dan bernilai tunggal, artinya untuk suatu harga
(x)
Sebagai contoh,
n
( x ) =C sin
x
L
( )
2
| ( x )| dx =C2 sin2 n x dx=1
(L )
x ,
x menuju ;
x ,
2
1cos
2 L
C
=1 , sehingga C= 2/L .
sin2 =
Jadi secara lengkap fungsi yang ternormalisasi adalah
2
n
( x) =
sin
x
L
L
( )
( x)
Jika
( x ) ,
Cn
Dengan
n ( x )
kompleks. Jika
n (x )
Cm = m ( x ) ( x ) dx
Jika fungsi-fungsi
n (x )
1; m=n
m ( x ) n ( x ) dx= mn {=0
; lainnya
Dengan
ternormalisasi, maka
( x ) ( x ) dx=1
C m C n m ( x ) n ( x ) dx=1
m ,n
C m C n mn=1
m ,n
Jadi,
C m C n=1
n
( x)
fungsi yang
5. Ortogonalisasi Schmidt
Andaikan
1 ( x )
2 ( x )
dan
1 ( x )= 1 , lalu pilih
1= 2
2 ( x )= 2 + 1 . Besarnya
1 2 dx
1 1 dx
Secara umum harga rata-rata suatu besaran fisis pada fungsi keadaannya
memenuhi persamaan
^ ( x ) dx
( x )W
W =
( x ) ( x ) dx
Dengan
^
W
( x)
adalah
operator besaran fisis. Sedangkan untuk fungsi keadaan yang ternormalisasi adalah
^ ( x ) dx
W = ( x ) W
Andaikan :
^ n ( x )=a n n ( x )
W
( x ) = C n n ( x )
n
Jika
^ ( x ) dx= C m Cn m ( x ) W
^ n ( x ) dx
W = ( x ) W
mn
W = Cm C n an m ( x ) n ( x ) dx
mn
W = Cm C n an mn
mn
W = Cn C n an
n
Karena harga rata-rata suatu besaran fisis adalah riil maka berlaku
^ ( x ) dx= [ W
^ ( x ) ] ( x ) dx
W = ( x ) W
besaran fisis
^ ( x ) dx
W = ( x ) W
^
d W
(x) ^
W
^ ( x ) dx
= ( x)
( x )+
W ( x )+ ( x ) W
dt
t
t
t
Mengingat :
^
H ( x )=i (x , t)
dan
t
H ( x ) ] =i (x , t)
[^
t
Sehingga,
( x ) ^
^ ( x ) = 1 ( x ) H
^W
^ ( x) + 1 ( x ) W
^H
^ (x)
W ( x ) + ( x ) W
t
t
i
i
1
^H
^ ^
^ ] ( x )= 1 ( x ) [ W
^,^
(x ) [W
HW
H ] ( x)
i
i
maka :
^ 1
d W
W
^ ,H
^ ] ( x ) dx
= ( x )
+ [W
dt
t i
Jadi,
Dengan
^
d W
dW
= ( x )
( x ) dx
dt
dt
^ W
^ 1
dW
^,^
=
+ [W
H]
dt
t i
^
dW
dt
^
operator turunan dari W
^
dW
dt
^
turunan dari W
^
Jika operator W
Jika operator
^
W
komut dengan
^
H , maka
^ W
^
dW
=
dt
t .
^
H , juga tak bergantung waktu :
^
dW
=0 . Besaran fisis seperti itu disebut tetapan gerak dari partikel (kekal dalam
dt
pengertian klasik.