You are on page 1of 12

LAPORAN EKSPLORASI

A. UMUM
1. Bahan galian merupakan salah satu sumber daya alam yang
keterjadiannya disebabkan oleh proses-proses geologi sehingga
keterdapatannya tidak selalu di permukaan. Untuk mengetahui
keterdapatan serta kuantitas dan kualitas bahan itu diperlukan
kegiatan penyelidikan atau eksplorasi secara bertahap dengan
menggunakan berbagai macam metoda.
2. Setiap kegiatan eksplorasi harus didokumentasikan dalam bentuk
laporan tertulis yang berisi seluruh kegiatan yang telah dilakukan dan
hasil yang diperoleh, terutama informasi mengenai keterdapatan,
sebaran, kuantitas dan kualitas endapan mineral.
3. Laporan tersebut sangat penting artinya bukan hanya bagi usaha
pertambangan karena akan dapat digunakan sebagai acuan untuk
menentukan
kegiatan
berikutnya,
tetapi
juga
bagi
Pemerintah/Pemerintah Daerah dalam rangka inventarisasi sumber
daya mineral dan penentuan kebijakan mineral (mineral policy).
4. Dengan makin meluasnya tuntutan otonomi, pengelolaan eksplorasi
bahan galian suatu ketika akan sepenuhnya ditangani oleh daerah
otonom dan mungkin akan menimbulkan berbagai macam bentuk atau
format laporan eksplorasi yang akan mempersulit inventarisasi sumber
daya mineral secara nasional. Oleh karena itu diperlukan suatu
pedoman penyusunan laporan.
5. Pedoman penyusunan laporan dibuat secara umum dan diharapkan
tidak kaku untuk dapat digunakan sebagai pedoman penulisan laporan
dari semua tahap kegiatan eksplorasi (Penyelidikan Umum dan
Eksplorasi).
B. SUSUNAN DAN ISI LAPORAN
Laporan Eksplorasi meliputi ringkasan atau abstrak, tubuh utama
laporan, dan informasi pendukung lainnya.
1. Ringkasan
a. Dalam ringkasan hendaknya dikemukakan uraian singkat dari
masing-masing bab laporan.
b. Ringkasan yang lebih rinci dibuat terhadap kegiatan penyelidikan
dan hasilnya seinformatif mungkin.
2. Tubuh Utama Laporan
Tubuh utama Laporan Eksplorasi Bahan Galian paling sedikit harus
meliputi bab-bab pendahuluan, kegiatan penyelidikan (yang
dilakukan), hasil penyelidikan, dan kesimpulan (dan saran). Secara
garis besar isi setiap bab tertera di bawah ini.

a. Pendahuluan
Dalam bab ini hendaknya dikemukakan informasi umum mengenai
daerah penyelidikan. Informasi tentang hal ini pada umumnya
diperoleh dari literatur dan informasi paling baru menjelang
penyelidikan dan meliputi latar belakang pemilihan daerah,
maksud dan tujuan penyelidikan, lokasi dan kesampaian daerah
penyelidikan, demografi atau kependudukan, waktu penyelidikan,
metoda dan peralatan yang dipakai serta pelaksana. Judul
masing-masing sub bab tidak mengikat, akan tetapi paling tidak
hal-hal yang bersifat umum di atas harus dicantumkan.
b. Latar Belakang
1) Dalam bagian ini hendaknya diuraikan alasan pemilihan
daerah penyelidikan dan komoditas yang diselidiki baik
berdasarkan pertimbangan geologi, kebutuhan pasar maupun
sosial-ekonomi dalam masyarakat dewasa ini.
2) Aspek legalitas, seperti kepemilikan, hak guna lahan, kuasa
pertambangan atau kontrak karya serta masa berlakunya dan
lain sebagainya harus dicantumkan.
c. Maksud dan Tujuan
Tujuan penyelidikan harus dikemukakan secara jelas sehingga
terlihat keterkaitannya dengan tahap eksplorasi. Komoditas yang
menjadi target eksplorasi juga harus diutarakan termasuk bahan
ikutan lainnya.
d. Lokasi Daerah Penyelidikan
1) Lokasi daerah yang diselidiki baik secara administratif maupun
geografis harus diutarakan dengan jelas. Luas daerah yang
diselidiki, cara pencapaiannya, sarana, dan prasarana
perhubungan juga harus dikemukakan dalam laporan.
2) Uraian mengenai lokasi ini harus disertai gambar beserta
keterangannya yang jelas.
e. Keadaan Lingkungan
Sedapat mungkin harus diuraikan tentang kondisi sosial budaya
penduduk setempat dan mata pencaharian mereka. Informasi
mengenai iklim, topografi, vegetasi, tataguna lahan dan
infrastruktur yang ada di daerah setempat juga harus diutarakan
dalam laporan.
f. Waktu

Waktu atau berlangsungnya penyelidikan mulai dari persiapan,


kegiatan pengumpulan data, pengolahan data sampai dengan
penyusunan laporan harus dikemukakan disertai jadwal.
g. Metoda dan Peralatan
Metoda dan peralatan yang digunakan seperti alat-alat geofisika,
pemboran, alat ukur, dan lain sebagainya juga harus dicantumkan.
Bila peralatan yang dipakai cukup banyak dan bervariasi daftarnya
dicantumkan dalam lampiran.
h. Pelaksana
Jumlah tenaga kerja terutama yang bertalian dengan kegiatan
eksplorasi harus dicantumkan dalam laporan, termasuk
kualifikasi/keahliannya
i. Geologi
Dalam bab ini hendaknya dikemukakan informasi umum mengenai
geologi umum, geologi lokal dan sumber daya mineral serta
penyelidik dan hasil penyelidikan terdahulu.
1) Geologi Umum

Mengacu dari literatur atau hasil penyelidikan terdahulu


agar diuraikan mengenai keadaan geologi secara regional
yang meliputi geomorfologi, stratigrafi (formasi, jenis
batuan), tektonik dan/atau struktur, dan lain sebagainya),
termasuk sumber daya mineral yang terdapat di wilayah itu.

Agar disertakan pula (dalam bentuk gambar satu halaman


one page size atau lampiran) peta geologi regional
sehingga jelas posisi daerah penyelidikan di wilayah itu.

2) Geologi Lokal dan Sumber Daya Mineral

Sejauh yang sudah diketahui agar diuraikan mengenai


keadaan geologi sekitar daerah penyelidikan secara lebih
terperinci yang bertalian dengan keterdapatan mineral.

Bila di daerah itu sudah diketahui keberadaan sumber daya


mineralnya agar diuraikan pula mengenai keterdapatan atau
indikasi pemineralan, jenis, tipe endapan, sebaran, bentuk
tubuh bijih (ore body) dan sebaran bijihnya.

Hendaknya diuraikan juga perkiraan mengenai terbentuknya


(genesa) endapan mineral logam dalam kaitannya dengan
lingkungan geologi tertentu.

Uraian mengenai hal


penyelidikan terdahulu

tersebut

mengacu

pada

hasil

3) Penyelidik dan Hasil Penyelidikan Terdahulu


9

Sedapat mungkin harus diuraikan secara singkat mengenai


para penyelidik terdahulu dan hasilnya. Bila tersedia agar
dipaparkan pula secara ringkas informasi hasil penyelidikan
geologi, geofisika, geokimia atau metoda lain yang pernah
dilakukan di daerah tersebut, baik oleh instansi/organisasi
yang sama atau pihak lain.
j. Kegiatan Penyelidikan
Dalam bab ini hendaknya dikemukakan seluruh rangkaian
kegiatan yang dilakukan selama penyelidikan, mulai dari
persiapan, pengumpulan data (kegiatan di lapangan) sampai
pengolahan data termasuk analisis laboratorium, dan pembuatan
laporan. Jenis kegiatan tersebut pada umumnya sesuai dengan
tahap eksplorasi dan berkaitan erat dengan maksud dan tujuan
penyelidikan. Oleh karena itu kegiatan dalam suatu laporan
prospeksi akan berbeda dengan kegiatan dalam laporan
eksplorasi umum. Isi pokok masing-masing kegiatan tersebut akan
dijelaskan secara berurutan di bawah ini.
1) Persiapan

Hendaknya diuraikan mengenai penyediaan peta dasar


untuk kegiatan lapangan, apakah peta topografi dan/atau
peta geologi sudah tersedia atau berdasarkan penafsiran
data penginderaan jauh (foto udara, foto satelit, SLAR, SAR
dan lain sebagainya).

Bila penafsiran topografi dan geologi berdasarkan data


penginderaan jauh, hendaknya diuraikan hasilnya dengan
jelas. Skala peta dasar juga harus dicantumkan.

2)

Pemetaan Geologi

Dalam pemetaan geologi agar dijelaskan apakah juga


dilakukan pengukuran lintasan.

Bila dilakukan pemetaan geologi lebih terperinci di daerah


terpilih, batas wilayahnya (koordinat) juga disebutkan.

Bila pemetaan sudah mengarah ke penyelidikan tubuh bijih,


pengukuran terhadap arah jurus dan kemiringan, bentukbentuk sebaran dan ukuran tubuh bijih hendaknya
dilakukan dengan cermat.

Agar dijelaskan cara pengambilan contoh batuan atau


pemineralan (chip, grab, bulk, channel, dan lain
sebagainya). Daftar contoh agar dilampirkan dalam bentuk
tabel.

Pemerian batuan dan pemineralan agar disertakan dalam


bentuk tabel sebagai lampiran.

10

3) Penyelidikan Geokimia
Dalam bagian ini hendaknya diuraikan mengenai metoda
yang digunakan (geokimia endapan sungai, tanah, batuan
dan/atau pendulangan), sesuai dengan tahap eksplorasi
yang dilakukan. Pola (berdasarkan orde sungai, catchment
area, spur and ridge, grid), kerapatan pengambilan contoh
dan jumlahnya hendaknya juga dibahas dengan rinci.
Lokasi contoh hendaknya diperlihatkan dalam bentuk peta
dan disertai daftar contoh yang menunjukkan kordinat dan
jenis contoh.
Bila tidak seluruh daerah penyelidikan diambil contohnya
hendaknya diuraikan mengenai daerah mana saja yang
diselidiki, batas wilayah (koordinat) dan luasnya.

4) Penyelidikan Geofisika

Penyelidikan geofisika hendaknya disertai penjelasan


mengenai metoda geofisika yang dipakai (IP, SP, seismik,
side scan sonar, sounding, pasang surut, graviti, dan lain
sebagainya). Pola dan kerapatan titik pengamatan serta
pengukuran lintasan harus dikemukakan secara rinci.

Bila tidak seluruh daerah penyelidikan diambil contohnya


hendaknya diuraikan mengenai daerah mana saja yang
diselidiki, batas wilayah (koordinat) dan luasnya.

5) Pemboran, sumur uji, parit uji


Pemboran yang dilakukan hendaknya disertai penjelasan
apakah merupakan pemboran inti atau bukan. Peralatan
yang digunakan hendaknya dijelaskan sebaik-baiknya.
Cara
pembuatan sumur dan/atau parit-uji harus
dikemukakan dengan rinci apakah secara manual atau
mekanis. Pola dan kerapatan lokasi pemboran, parit
dan/atau sumur-uji harus dikemukakan dalam laporan dan
disertai peta lokasi.
Data setiap pemboran, sumur dan parit-uji yang
menunjukkan kedalaman, jenis batuan dan pemineralan,
serta informasi lain hendaknya disusun dalam bentuk tabel
sebagaimana lazimnya dan dimasukkan sebagai lampiran.
Cara pemercontohan dan jumlah contoh hendaknya juga
dikemukakan dengan rinci.

6) Pengukuran topografi

11

Pengukuran topografi yang dilakukan sesuai dengan tahap


eksplorasi agar diuraikan dengan rinci, apakah
menggunakan alat ukur konvensional atau kompas dan tali.

Luas daerah yang diukur harus dikemukakan.

7) Penyelidikan Lain
Bila eksplorasi sudah memasuki tahap rinci (untuk estimasi
sumber daya terukur), penyelidikan lain seperti hidrogeologi,
lingkungan (gangguan K-3), uji coba penambangan,
pengolahan dan lain sebagainya perlu dilakukan. Penyelidikan
tersebut harus dilakukan terutama bila studi kelayakan sudah
akan dilakukan.
a) Penyelidikan Laboratorium
Nama laboratorium tempat analisis (kimia dan fisika)
hendaknya disebutkan dalam laporan dan sejauh mungkin
menggunakan laboratorium yang telah terakreditasi.
Analisis Kimia

Hendaknya dijelaskan mengenai metoda analisis dan


pelarutan contoh yang digunakan. Penggunaan kontrol
analisis hendaknya juga dibahas dalam laporan.

Jenis unsur dan jumlah contoh yang dianalisis


hendaknya dibahas dalam laporan dan disertai daftar
contoh dan hasil analisisnya (Lampiran B). Sertifikat
hasil analisis hendaknya juga dilampirkan.

Analisis Fisika

Dalam laporan hendaknya dikemukakan jenis analisis


fisika yang dilakukan (petrografi, mineragrafi, mineral
berat, dan lainnya) serta jumlah contoh yang dianalisis.

Daftar hasil analisis hendaknya dilampirkan.

b) Pengolahan Data

Dalam bab ini hendaknya diuraikan secara rinci


mengenai pengolahan data yang digunakan, dengan
cara statistik, menggunakan komputer atau manual.
Asumsi yang dibuat untuk menentukan anomali, baik
geofisika, geokimia maupun data mineral berat
hendaknya juga dijelaskan.

Cara penggambaran peta anomali (geofisika dan/atau


geokimia) harus dijelaskan (dengan kontur, dot, dan lain
sebagainya).

c) Pengelolaan Contoh

12

Dalam
Laporan
Eksplorasi,
selain
metoda
pemercontohan hendaknya juga dijelaskan mengenai
pemercontohan duplikat, cara preparasi contoh,
prosedur pengiriman contoh dari lapangan ke
laboratorium dan tempat penyimpanan.

Agar dijelaskan pula


penyimpanan contoh.

mengenai

pengarsipan

dan

k. Hasil Penyelidikan

Dalam bab ini hendaknya diuraikan seluruh hasil kegiatan


penyelidikan yang telah dilakukan satu persatu, mulai dari
pemetaan geologi, penyelidikan geokimia, penyelidikan
geofisika sampai metoda lain yang dilakukan. Uraian dapat
dipisahkan dalam sub-bab, ataupun per alinea yang mengalir
dengan serasi, sesuai dengan topiknya.

Hasil penyelidikan bukan semata-mata mengemukakan data


tetapi harus disertai analisis berdasarkan acuan yang ada.
(1) Geologi

Dalam bab ini hendaknya diuraikan mengenai


karakteristika litologi atau batuan dan keterkaitannya
satu sama lain, struktur, mineralogi, ubahan batuan di
daerah penyelidikan. Hendaknya dibahas pula
mengenai kemungkinan keterkaitan atau kontrol
pemineralan dengan batuan atau struktur.

Hendaknya diuraikan pula mengenai model geologi


bawah permukaan dan penarikan kesimpulan yang
dilakukan berdasarkan model ini.

(2) Geokimia

Dalam bab ini hendaknya diuraikan mengenai


keterdapatan dan pola anomali masing-masing unsur.
Keterkaitan atau hubungan antar unsur (asosiasi) juga
harus dibahas dalam bab ini.

Harus dijelaskan pula mengenai penafsiran daerah


anomali dalam kaitannya dengan keadaan geologi
sehingga jelas apakah anomali bertalian dengan kondisi
geologi atau pemineralan.

Peta anomali geokimia harus dilampirkan.

(3) Geofisika

Hendaknya diuraikan secara rinci mengenai pengolahan


data yang digunakan dan asumsi yang dibuat untuk
13

menentukan anomali. Kemungkinan mengenai adanya


kesalahan dalam penafsiran juga harus dijelaskan.

Agar dijelaskan cara penafsiran akah kualitatif atau


kuantitatif ( 1 dimensi, 2 dimendi atau 3 dimensi).

Sesuai dengan tahap penyelidikan agar dijelaskan hasil


penafsiran, khusus untuk penyelidikan rinci agar
dijelaskan misalnya bentuk anomali, jumlah lapisan,
ketebalan tanah penutup, kedalaman tubuh anomali,
arah anomali, lebar anomali dan lain sebagainya.

Agar dijelaskan mengenai penafsiran geologi dan


pemineralan yang dilakukan untuk mengontrol anomali
geofisika.

Peta anomali geofisika agar dilampirkan.

(4) Pemboran, sumur-uji, parit-uji

Hasil pemboran, sumur-uji, parit-uji harus disusun dalam


bentuk korelasi satu sama lain. Berdasarkan data itu
hendaknya
diuraikan
mengenai
geologi
dan
pemineralannya sehingga jelas kelihatan gambaran
mengenai bentuk tubuh bijih dan kemenerusannya di
bawah permukaan.

Informasi mengenai jumlah lubang bor, sumur-uji, parituji


yang
menerobos
pemineralan
hendaknya
dikemukakan dengan jelas.

Peta korelasi antar lubang bor, sumur-uji, dan parit-uji


harus dilampirkan.

(5) Pemineralan dan Bahan Galian

Dalam bagian ini hendaknya dikemukakan dengan rinci


mengenai keadaan endapan/pemineralan seperti tipe
endapan, jurus dan kemiringan tubuh bijih, sebaran atau
kemenerusannya
(continuity),
bentuknya,
dan
ukurannya.
Harus
diungkapkan
pula
apakah
pengamatan berdasarkan singkapan, sumur-uji, parit-uji,
atau pemboran.

Agar dijelaskan pula mengenai sebaran bijih, kadar atau


kualitasnya yang didasarkan pada data loging lubang
bor dan informasi contoh lain yang digunakan dalam
penafsiran sebaran bahan galian. Sejauh mungkin harus
dijelaskan hubungannya dengan zona pemineralan yang
sudah diketahui.

Peta pemineralan yang menggambarkan sebaran,


kemenerusan, bentuk, dan ukuran tubuh bijih agar
dilampirkan.

14

(6) Estimasi Sumber Daya Mineral dan Cadangan

Dalam bagian ini hendaknya diuraikan mengenai


pembatasan tubuh bijih (ore body) yang akan
diestimasikan sumber dayanya. Agar dijelaskan apakah
pembatasan tubuh bijih dilakukan secara intrapolasi
atau ekstrapolasi.

Hendaknya dibahas mengenai kecukupan kerapatan titik


pengamatan
dan
contoh
untuk
meyakinkan
kesinambungan pemineralan dan untuk menyediakan
data dasar yang memadai bagi keperluan korelasi.

Harus dijelaskan pula metoda estimasi sumber daya


mineral dan cadangan yang digunakan dan dasar atau
alasan penggunaannya.

Bila telah dilakukan klasifikasi atau kategorisasi sumber


daya mineral dan cadangan, hendaknya digunakan
tatacara yang sudah baku (SNI No. 13-4726-1998).

(7) Kesimpulan dan Saran


Pada bagian ini hendaknya dikemukakan kesimpulan
penyusun laporan mengenai penyelidikan, saran dilanjutkan
atau tidak kegiatan di daerah tersebut, dan penciutan atau
pelepasan daerah tersebut, dilihat dari hasil interpretasi
data lapangan atau infrastruktur yang berkembang di
wilayah tersebut, serta pemecahan masalah.
(8) Informasi Pendukung (Ilustrasi)
Informasi pendukung dapat merupakan gambar, foto, tabel,
dan/atau peta yang berdasarkan keterkaitannya dapat
masuk ke dalam tubuh laporan atau lampiran.
Gambar

Gambar yang dimasukkan dalam tubuh utama laporan


maksimal berukuran satu halaman (one page size),
sedangkan gambar yang berukuran lebih besar
dimasukkan ke dalam lampiran.

Gambar beserta keterangannya harus jelas terbaca.

Bila gambar merupakan peta atau yang menunjukkan


adanya ukuran tertentu harus disertai skala atau benda
berukuran tertentu sebagai pembanding.

Gambar dalam bentuk peta harus disertai peta indeks


atau kordinat.

Judul gambar dan nomor urutnya diletakkan di bawah


gambar bagian tengah.

Foto
15

Foto sebagai ilustrasi yang disertakan dalam laporan


paling sedikit berukuran kartupos.

Foto tersebut harus jelas terkait dengan uraian dalam


teks.

Judul foto dan nomor urutnya diletakkan di bawah foto


bagian tengah.

Tabel

Tabel harus dibuat dengan jelas. Tabel yang berjumlah


banyak (misalnya hasil analisis laboratorium) diletakkan
dalam lampiran.

Judul tabel diletakkan di atas tabel dan diberi nomor urut


dengan angka arab.

Acuan

Daftar acuan disusun berdasarkan abjad penyusun.

Penulisan acuan dimulai dengan nama penyusun, tahun,


judul, tempat pemuatan artikel (majalah), dan penerbit.

Lampiran

Informasi pendukung (gambar, foto, daftar atau tabel,


dan peta) yang tidak secara langsung bertalian dengan
teks dalam tubuh utama laporan dimasukkan ke dalam
lampiran.

Lampiran diberi tanda urut berupa huruf kapital.

Bila lampiran berupa peta yang harus dilipat, nomor


lampiran hendaknya dapat terbaca/terlihat tanpa
membuka lipatan.

C. TATA LETAK

Secara berurutan Laporan Eksplorasi berturut-turut terdiri dari


halaman judul, ringkasan, daftar isi, tubuh utama laporan, daftar
acuan, dan lampiran.

Halaman judul laporan harus jelas menunjukkan komoditas dan


daerah yang diselidiki, penyusun laporan, perusahaan atau instansi
pelapor, dan tahun pelaporan.

Daftar Isi harus memuat isi laporan secara keseluruhan berturut-turut


mulai dari ringkasan, bab dan sub-bab dalam tubuh laporan, daftar
tabel, daftar gambar, daftar foto, dan daftar lampiran.

Mulai Sari sampai dengan daftar isi dicantumkan halaman urut


dengan angka Romawi.

16

D. ISI LAPORAN
Isi laporan disesuaikan dengan tahap penyelidikan dan secara garis
besar urutan isi laporan tertera seperti di bawah ini :
Ringkasan
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Foto
Daftar Lampiran (peta, tabel hasil analisis, dan lain sebagainya)
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Maksud dan Tujuan
1.3. Lokasi Daerah Penyelidikan
1.4. Keadaan Lingkungan
1.5. Waktu
1.6. Metoda dan Peralatan
1.7. Pelaksana
2. GEOLOGI
2.1 Geologi Umum
2.2 Geologi Lokal dan Sumber Daya Mineral
2.3 Penyelidik dan Hasil Penyelidikan Terdahulu
3. KEGIATAN PENYELIDIKAN
3.1 Penyelidikan Sebelum Lapangan
3.2 Penyelidikan Lapangan
3.2.1.
3.2.2.
3.2.3.
3.2.4.
3.2.5.

Pemetaan Geologi
Penyelidikan Geokimia
Penyelidikan Geofisika
Pemboran, sumur uji, parit uji
Penyelidikan Lain (hidrogeologi, K-3, dan lain sebagainya)

3.3 Penyelidikan Laboratorium


3.3.1. Analisis Kimia
3.3.2. Analisis Fisika
3.4 Pengolahan Data
3.4.1. Pengolahan data geologi (permukaan, pemboran, sumur
dan parit uji)
3.4.2. Pengolahan data geofisika, geokimia, mineral berat)
4. HASIL PENYELIDIKAN

17

4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7

Geologi
Geokimia
Geofisika
Pemboran
Pemineralan
Estimasi Sumber Daya/Cadangan
Hidrogeologi, K-3, dan lain sebagainya

5. KESIMPULAN DAN SARAN


6. DAFTAR ACUAN
7. LAMPIRAN

18

You might also like