You are on page 1of 8

CHAPTER 12 (7 ed) CAPITAL MARKET RESEARCHs

- Philosophy of positive accounting theory


Pada dasarnya teori dalam akuntansi terbagi menjadi dua: Normatif dan Positif teori.
Normative Accounting Theory: mendasarkan pada norma-norma, standar, atau model yang ideal sehingga memberi jawaban
berupa rekomendasi correct atau best way to account.
Positive Accounting Theory: menjelaskan atau memprediksi fenomena akuntansi yang secara nyata terjadi dan diuji secara
empiris. Menjelaskan berarti memberi alasan atas suatu kejadian yang diobservasi. (ex: mengapa perusahaan memakai
historical?). Memprediksi artinya teori ini dapat meramalkan fenomena yang belum diobservasi. (bisa berupa fenomena masa
depan atau masa kini yang gagal dibuktikan secara empiris).
- Strength of positive theory over normative theory
Kelemahan normative dan presciptive theory: karena mendasarkan pada value-laden judgement, sehingga teori ini tidak dapat
digunakan untuk memilih nilai atau standar yang mana yang harus diterapkan lebih utama dari standar yang lain. Selain itu
meskipun teori ini dapat diputarbalikkan, pilihan secara obyektif tetap harus dibenarkan.
Alasan mengapa positive theory lebih unggul: 1) Positive theory seharusnya dapat menghasilkan hipotesis yang dapat diuji
tingkat kesalahannya secara empiris. 2) Positive theory memahami bahwa praktik akuntansi berasal dari penerapan di pasar
komersil, bukan dari perubahan nilai normatif. 3) Jika historical cost accounting dirasa perlu dievaluasi ulang, maka fair value
accounting justru kekurangan sebuah teori dan belum menyediakan kerangka konseptual yang sistematik dan empiris untuk
mendasari teorinya. 4) Yang terpenting, melalui positive theory, terdapat usaha untuk memodelkan hubungan antara angkaangka dalam akuntansi perusahaan dan pasar, serta menganalisa permasalahan dalam kerangka ekonomi.
- Scope of positive accounting theory
Perkembangan positive theory dalam dua tahap:
1) penelitian dalam accounting dan tingkah laku pasar modal. Meneliti tentang adanya pengaruh data akuntansi yang
diumumkan terhadap reaksi harga saham.
2) penelitian yang menjelaskan dan memprediksi praktik akuntansi dari berbagai perusahaan. Fokus: a) Terdapat usaha untuk
menjelaskan apakah sebuah perusahaan memilih suatu kebijakan akuntansi tertentu dengan tujuan oportunis; terdapat peluang
transfer kekayaan dari pemilik kepada manajer (ex post: manajer memilih kebijakan setelah perusahaan berjalan). b) Terdapat
asumsi bahwa perusahaan memilih suatu kebijakan akuntansi dengan tujuan efisiensi; kebijakan akuntansi ditetapkan
sebelumnya untuk mengurangi contracting cost yang mungkin timbul antara perusahaan dan pemiliknya.
- Capital market research and the efficient market hypothesis
Dua jenis penelitian pasar modal: 1) Studi yang berusaha menjelaskan efek dari rilis informasi akuntansi terhadap share return
(deviden). 2) Studi yang berusaha menjelaskan efek dari perubahan kebijakan akuntansi terhadap harga saham.
Basis asumsi yang digunakan adalah Efficient Market Hypothesis (EMH): pasar berubah hingga adanya ekluibrium antara
permintaan dan penawaran informasi di pasar. Sehingga: harga merupakan cerminan sempurna dari ketersediaan informasi.
Asumsi:
1) tidak ada transaksi trading security.
2) informasi dihasilkan secara bebas biaya untuk seluruh pihak.
3) adanya kesepakatan pada implikasi transaksi sekarang terhadap current price dan distribusi future price.
Tiga jenis market efficiency:
1) Weak Form. Harga saham mencerminkan informasi yang ada dari harga sebelumnya saja.
2) Semistrong Form. Harga saham mencerminkan seluruh informasi publik yang tersedia, di samping dari harga masa lalu.
3) Strong Form. Harga mencerminkan seluruh informasi baik publik maupun rahasia.
- Impact of profit announcement on share prices
Direction. Penilitian Ball dan Brown: kegunaan historical cost profit dalam pemilihan investasi. Teori mereka adalah bahwa
adanya informasi terkait profit akan berguna terhadap pilihan investasi, sehingga harga saham akan menyesuaikan terhadap
adanya informasi tersebut.
Magnitude. Penelitian Beaver, Clarke, dan Wright: jika sebuah pengumuman profit memiliki unsur informasi, maka besarnya
ukuran abnormal return sesuai dengan tingkat unexpected profit. Hasilnya tidak begitu relevan.
Information asymmetry dan ukuran perusahaan. Penelitian Freeman: biaya untuk pencarian informasi untuk perusahaan
besar yang lebih tinggi seiring dengan kompleksitas perusahaannya dapat di-offset oleh: 1) perusahaan besar menghasilkan jenis
informasi yang lebih besar pula daripada perusahaan yang lebih kecil. 2) perusahaan besar menerima tekanan lebih besar untuk
melaporkan laporan keuangannya serta aktifitas pencarian oleh analis.
Volatility. Penelitian Beaver: untuk setiap pengumuman profit yang memiliki unsur informasi, semakin dekat hari pengumuman
maka semakin tinggi perubahan harga saham.
- Association studies and earnings response coefficient
Faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan antara profit dan harga saham:
1. Risk and uncertainty. Greater risk, greater return.
6. Firm growth. Higher growth, higher ERC.
2. Audit quality. Positively related.
7. Permanent and temporary profit. Positively.
3. Industry. Greater outcome uncertainty, greater ERC.
8. Cash flow. Varies.
4. Interest rate. Negative related with risk-free rate.
9. Balance Sheet and components. Propotional.
5. Financial leverage. Negative relation.
- Trading strategis
Post-anouncement drift. Abnormal return berlanjut setelah adanya pengumuman profit, sehingga informasi yang terkandung
di dalam pengumuman profit pada saat tanggal pengumuman tidak sepenuhnya mempengaruhi harga saham. Ini
mempengaruhi perilaku perdagangan dalam pasar saham, yang mana asumsi awalnya adalah hanya melihat cash flow.

Winners/Losers. Saham yang sangat memberi return ekstrim positif (>15%) akan menjadi ekstrim negatif, dalam jangka
panjang dan sebaliknya. Overconfidence terhadap informasi privat mempengaruhi investor sehingga mengesampingkan
pentingnya informasi publik, sehingga pembentukan ekspektasi investor didasarkan lebih banyak dengan dasar performa profit
yang lalu perusahaan dan menyebabkan pasar bereaksi lambat terhadap adanya informasi baru.
- Mechanistic or behavioural effects
Terdapat dua hipotesis dalam cosmetic accounting: 1) Pasar bereaksi secara mekanistik terhadap perubahan angka dalam
akuntansi terkait apakah mereka melakukan cosmetic atau memiliki implikasi terhadap cash flow, sehingga pasar tertipu secara
sistematis oleh angka profit. 2) Pasar tidak bereaksi sama sekali terhadap adanya informasi yang tidak memiliki implikasi
terhadap cash flow, misal peningkatan present value dari tax savings. Penelitian membuktikan bahwa cosmetic accounting dapat
membodohi pelaku pasar.
Manipulasi angka akuntansi. Income dalam standar yang ditetapkan tidak sempurna dalam mengukur economic income atau
fundamental value, sering kali nilainya dapat dipermainkan untuk dua tujuan: mendekat ke fundamental value (informational
perspektif) atau menjauh dari fundamental value (opportunis perspektif).
CHAPTER 11 (7 ed) POSITIVE THEORY OF ACCOUNTING POLICY AND DISCLOSURE
- Background: Early demand for theory
Sejak lama pasar modal diketahui memiliki dampak besar dalam menjelaskan efek akuntansi terhadap investasi. Namun
beberapa peneliti mempertanyakan, 1) mengapa perusahaan tetap menyajikan laporan keuangan secara sukarela apabila hal
tersebut membutuhkan biaya, apa benefit yang diterima perusahaan? 2) Mengapa perusahaan melakukan lobi terhadap standar
jika hal tersebut juga membutuhkan cost? 3) Mengapa perusahaan secara konsisten memilih menggunakan kebijakan akuntansi
tertentu? 4) Mengapa perusahaan cenderung menerapkan pengukuran aset, liabilitas, dan ekuitas secara konservatif?
- Contracting theory
Perusahaan bertindak sebagai legal nexus (penghubung) dari hubungan kontraktual antara supplier dan consumer dalam faktor
produksi. Contracting cost untuk konsumen langsung berhubungan dengan supplier lebih mahal daripada dengan melalui
perusahaan.
- Agency theory
Dalam perusahaan besar yang lebih maju, pemilik (principal) mendelagasikan beberapa tugas decision-making kepada orang
yang direkrutnya untuk mengurusi perusahaan (agent). Permasalahan timbul ketika agent dan principal memiliki kepentingan
yang berbeda dalam mengelola perusahaan sehingga principal mengeluarkan agency cost untuk memastikan agent bertindak
sesuai dengan tujuan semula, tidak memanfaatkan jabatannya untuk menguntungkan diri sendiri. Cost tersebut: 1) Monitoring
Cost untuk mengawasi agent (biaya audit etc). 2) Bonding Cost untuk memastikan agent menjalankan perusahaan dengan
mengikuti kepentingan principal (biaya laporan keuangan kuartalan etc). 3) Residual Loss merupakan selisih kekayaan yang
mungkin timbul akibat tindakan agent yang tetap tidak sejalan dengan keinginan principal setelah monitoring dan bonding cost
dikeluarkan.
- Ex post opportunism versus ex ante efficient contracting
Pandangan oportunis berpendapat bahwa agent selalu mengambil kesempatan untuk menguntungkan diri sendiri melalui caracara setelah adanya kontrak (ex post) dengan pemilik.
Pandangan lain berpendapat, di awal kontrak (ex ante) melalui efficient contracting para agent sepakat untuk bertindak sesuai
kepentingan principal, mereka berpendapat apabila mereka bertindak untuk menguntungkan diri sendiri, di masa depan akan
mempengaruhi reputasi mereka.
- Information perspective and signaling
Manajer menyajikan laporan keuangan untuk memberi sinyal kepada para investor terkait keadaan perusahaan melalui angkaangka dalam laporan. Sinyal ini akan mempengaruhi pemberian intensif kepada para manajer: memberitakan kabar baik agar
dinilai kinerjanya baik, atau menyajikan kabar apa adanya untuk mensinyalkan bahwa manajer memiliki reputasi terpercaya.
- Political process
Perusahaan mengeluarkan biaya untuk lobi politik terkait dengan standar dan peraturan yang akan dikeluarkan pemerintah
sehingga sesuai dengan kepentingan perusahaan. Angka-angka dalam akuntansi berperan serta untuk mengurangi political cost
dengan: menampilkan income yang tidak terlalu tinggi sehingga menghindari pajak besar, menghindari tuntutan kenaikan gaji
buruh, dan menghindari pencabutan bantuan subsidi pemerintah.
- Empirical Test
Opportunistic dan Political
Watts dan Zimmerman: penggunaan GPLA oleh manajer perusahaan besar untuk menurunkan profit, menghindari political cost.
Healy bonus plan contract: manajer cenderung bekerja maksimal sebatas pada bonus maksimal yang dapat diterima.
Efficient Contracting
Interest Capitalitation: kapitalisasi bunga disertakan dalam kontrak antara pada perusahaan real estate dengan customer.
Perubahan CEO: manajer akhir jabatan cenderung mengurangi biaya R&D, manajer baru meningkatkan biaya R&D.
- Evaluation of the theory
Beberapa kritik terkait positif teori:
bukti empiris terkait penjelasan pemilihan kebijakan akuntansi dan pengaruh nilai saham terhadap kontrak perusahaan
dinilai lemah dan inkonklusif
terdapat kritik metodologi dan statistik: explanatory variable kurang, predictive power lemah, dll
dianggap masih sarat dengan nilai-nilai seperti halnya normatif

CHAPTER 11 BEHAVIOURAL RESEARCH IN ACCOUNTING


- behaviourial accounting research : definition and scope
BAR: penelitian tentang bagaimana akuntan bertindak atau bagaimana non-akuntan bertindak (dalam mengambil keputusan)
karena terpengaruh laporan keuangan yang dihasilkan oleh akuntan.
HJT: penelitian tentang penilaian dan pemilihan keputusan akuntan dan auditor dan pengaruh dari output yang dihasilkan.
Pentingnya BAR:
mempelajari bagaimana orang menggunakan dan memproses informasi akuntansi
menghasilkan pemahaman bagaimana berbagai tipe pengambil keputusan dalam bertindak terhadap informasi akuntansi
menghasilkan informasi yang berguna bagi penyusun standar
- An overview of approaches to understanding information processing
- Brunswik Lens model studies the evidence
Decision maker melihat suatu kejadian melalui kacamata beberapa cues yang dihasilkan sehingga menghasilkan suatu
kesimpulan atas kejadian tersebut. Masing-masing cues dibobotkan sesuai tingkat kepentingannya. Hasil dari pembobotan
dibuatkan suatu model rumus untuk menilai kejadian serupa yang lainnya sehingga menghasilkan suatu decision making.
Brunswik Lens model unggul dalam memprediksi kebangkrutan suatu perusahaan. Kelemahannya, tidak mencerminkan
proses pemilihan keputusan sesuai langkah pemikiran manusia.
- Process tracing studies the evidence
Pembuat keputusan secara alamiah memproses informasi tidak secara linear, melainkan melalui step by step. Setiap informasi
diproses untuk dilanjutkan pada pemrosesan informasi berikutnya secara berjenjang, hingga pada akhirnya menghasilkan
keputusan. Kelemahannya adalah bahwa pembuat keputusan lebih sering memproses melalui tanpa sadar, sehingga tidak
setiap step dapat dijelaskan. Process Tracing unggul dalam memprediksi keputusan jual beli saham.
- Format and presentation of financial statements
Perubahan dalam format dan presentasi sebuah laporan keuangan menyebabkan perubahan pemilihan keputusan.
- Probabilistic judgement studies the evidence
Perubahan keputusan atau keyakinan akibat adanya sebuah bukti baru yang ditemukan. Terdapat tiga aturan:
Representativeness: orang cenderung menilai berdasarkan item mana yang merepresentasikan keseluruhan populasi.
Availability: orang cenderung memilih item yang mudah diterima oleh pikiran, misal kejadian sensasional.
Anchoring and adjustment: orang cenderung menilai berdasarkan sebuah item yang merupakan item utama (jangkar) dan
informasi lain menyesuaikan.
- Accounting and behavior
Akuntansi akan mempengaruhi tingkah laku seseorang, baik dalam menerapkan metode untuk mengukur dan melaporkan
informasi, maupun dalam menyikapi informasi yang disajikan. Respon terhadap informasi ini merupakan perspektif manusia
semata sehingga tidak dapat dipisahkan dari masing-masing kepentingannya. Data akuntansi kini digunakan dalam
mempengaruhi berbagai kebijakan, sehingga tidak hanya perhitungan angka semata.
- Keterbatasan (constraints) atas behavioral research
Para peneliti berpendapat bahwa model dan teori dalam BAR ini sesungguhnya tidak dapat merefleksikan keseluruhan perilaku
manusia yang sangat kompleks. Penelitian BAR ini dikritisi melalui tiga hal: 1) Banyak penelitian dalam subjek yang sama
menghasilkan hasil yang berbeda. 2) Subjek eksperimental yang digunakan dalam penelitian berbeda dengan yang diaplikasikan
dalam pemilihan keputusan yang nyata. 3) Para peneliti justru mempertanyakan apakah kebijakan harus dipengaruhi oleh hasil
penelitian pada individual decision maker.
CHAPTER 12 STANDARD SETTING IN POLITICAL ENVIRONMENT
- perkembangan proses penetapan standar akuntansi Indonesia;
- latar belakang adopsi standar akuntansi internasional di Indonesia dan proses penetapan standar akuntansi
internasional
- Pendekatan penetapan standar
CHAPTER 13 CONCEPTUAL FRAMEWORK
- struktur dari kerangka dasar akuntansi (conceptual framework)
LVL 1: WHY
Tujuan dari kerangka konseptual: menyediakan informasi tentang laporan perusahaan yang berguna untuk pengambilan
keputusan bagi para pengguna yang sekarang maupun yang potensial meliputi investor, lender, dan kreditur lainnya dalam
kapasitas mereka sebagai capital provider.
LVL 2: BRIDGE
Qualitative Characteristics: membedakan informasi yang lebih berguna daripada informasi yang kurang berguna untuk
tujuan pengambilan keputusan.
Primary User of Accounting Information: Capital provider dan karakteristiknya
Constraint: Cost (informasi yang disajikan terbatas pada informasi yang memiliki manfaat lebih besar daripada costnya)
Materiality (kemunculannya dan penghilangannya berpengaruh untuk merubah keputusan pengguna)
Pervasive Criterion: Decision Usefullness
Fundaental Qualities: Relevance (kemampuan informasi akuntansi untuk membantu pemakai dalam membedakan
beberapa alternatif keputusan sehingga pemakai mudah menentukan pilihan)
Faithful Representation (kesesuaian antara pengukur/deskripsi dengan fenomena yang diukur/terjadi)

Ingredients: Predictive Value (kemampuan informasi untuk memberikan masukan prediktif proses yang digunakan
pengguna untuk membentuk harapan akan masa depan)
Confirmatory Value (kemampuan informasi membantu pemakai mengoreksi atau mengkonfirmasi atas harapan
di masa lalu)
Completeness (informasi yang dibutuhkan untuk faithful representation telah disajikan sepenuhnya)
Neutrality (ketidakberpihakan pada pihak tertentu atau ketidakberbiasan perlakuan akuntansi)
Free from Error (untuk lebih akurat, informasi harus bebas dari error)
Enhancing Qualities: Comparability (kemampuan informasi membantu pemakai mengidentifikasi persamaan dan perbedaan
antara dua perangkat fenomena ekonomi)
Veriafiability (kemampuan informasi memberikan hasil yang sama atas pengujian secara independen
dengan metode yang berbeda)
Timeliness (tersedianya informasi pada saat dibutuhkan sebelum informasi kehilangan kekuatan untuk
mempengaruhi keputusan)
Understandability (kemampuan informasi untuk dapat dicerna maknanya oleh pengguna berhubungan)
Elements:
Asset: sumber daya yang dikuasai suatu entitas sebagai akibat transaksi masa lalu yang mana diharapkan mengalirkan
future economic benefit ke dalam entitas.
Liabiliy: kewajiban masa kini suatu entitas yang timbul dari transaksi masa lalu yang diduga berakibat pada aliran keluar
sumber daya yang mengandung future economic benefit dari suatu entitas.
Equity: hak residual aset entitas yang tersisa setelah dikurangi liabilitasnya.
Income: kenaikan economic benefit selama satu periode dalam bentuk peningkatan aset atau berkurangnya liabilitas yang
menyebabkan peningkatan ekuitas, selain yang berhubungan dengan kontribusi dari pemilik.
Expense: penurunan economic benefit selama satu periode dalam bentuk penurunan aset atau penambahan liabilitas yang
mengakibatkan penurunan ekuitas, selain yang berhubungan dengan kontribusi pemilik.
LVL 3: HOW
Basic Assumptions: asumsi yang digunakan sebagai dasar penyajian informasi; sesuatu yang dianggap terjadi sebagai dasar
Economic Entity: perusahaan memisahkan antara aktivitas pemilik dan aktivitas bisnis
Going concern: perusahaan mampu terus beroperasi sehingga dapat memenuhi tujuan dan komitmennya
Monetary Unit: uang merupakan penyebut umum dalam setiap aktivitas ekonomis dan menyediakan basis yang sesuai
untuk pengukuran dan analisis akuntansi
Periodicity:
perusahaan membagi aktivitas ekonominya dalam periode waktu tertentu
Accrual:
setiap transaksi dicatat dan diakui pada periode di mana transaksi tersebut terjadi
Principles: prinsip-prinsip penerapannya dalam penyajian informasi keuangan
Measurement:
pengukuran dapat dilakukan dengan sistem mixed attribute. IFRS memberi pilihan kepada perusahaan
untuk menggunakan fair value sebagai basis pengukuran aset dan liabilitas.
Revenue Recognition: revenue diakui pada saat ada kemungkinan future economic benefit akan mengalir ke entitas dan saat
pengukuran yang reliable daru jumlah revenue dapat diketahui
Expense Recognition: expense diakui pada saat terjadi aliran keluar atau penggunaan aset atau penimbulan liabilitas dalam
periode yang sama di mana revenue dihasilkan, melalui kegiatan mengirim/memproduksi barang atau
memberikan jasa.
Full Disclosure:
sifat dan nilai informasi yang disajikan pada laporan keuangan mencerminkan: 1) cukup detail untuk
mengungkapkan hal-hal yang membuat perubahan kepada pengguna, 2) cukup singkat untuk
membuat informasi dapat dipahami. Informasi yang disajikan cukup penting untuk mempengaruhi
pertimbangan dan keputusan pengguna.
Constraint: batasan dalam penyajian informasi pada laporan keuangan
Cost:
biaya yang timbul dari penyajian informasi harus sebanding dengan manfaat yang dihasilkan
Materialitas: sebuah item dianggap material apabila kemunculannya dan penghilangannya berpengaruh untuk merubah
keputusan bagi pengguna.
- Mengapa IASB dan FASB telah melanjutkan pekerjaan lanjutan dari kerangka dasar
Kerangka konseptual merupakan hal penting, ia menyajikan fondasi bagi standar setting dan konsep untuk digunakan sebagai
alat untuk menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan terkait akuntansi dan pelaporan. IASB dan FASB melakukan konvergensi,
sehingga merekomendasikan FASB untuk: 1) lebih jelas dalam menjelaskan trade-off antara relevance, reliability, dan
comparability. 2) menghilangkan ketidak konsistenan antara pengertian earning process (pengakuan pendapatan) dan definisi
elements laporan keuangan. 3) membangun paradigma untuk memberi pilihan di antara atribut measurement yang ada.
Beberapa dasar standard setters mulai fokus untuk mengembangkan kembali konseptual karena: 1) Sebagai respon dari
adanya corporate collapse di US, FASB ditunjuk untuk menerapkan pendekatan objective-oriented dalam penetapan standar
ketimbang pendekatan rules-based. 2) IASB dan FASB sepakat untuk melakukan proyek bersama dengan tujuan
mengembangkan sebuah kerangka konseptual yang tunggal, komplit, dan konsisten secara internal sehingga dapat digunakan
oleh kedua lembaga. Tujuan dibentuknya proyek ini adalah agar terciptanya kerangka konseptual yang diterima dunia
internasional dan dapat menjawab berbagai permasalahan akibat adanya perbedaan standar antar negara.
- kritik scientific dan professional terhadap proyek kerangka dasar.
Beberapa kritik terkait pernyataan konseptual yang ada sekarang:
pengukuran didasarkan pada aturan yang kurang spesifik
logika penalaran yang melingkar

tidak ada perjanjian sebelumnya dalam penetapan tujuan


definisi elemen laporan dianggap tidak dapat diterapkan dan tidak menghasilkan aturan yang jelas untuk akuntan

CHAPTER 15 MEASUREMENT OF ASSETS AND LIABILITIES


- Why does it matter how we measure assets and liabilities?
Aset:
1) Future economic benefit aktivitas yang menghasilkan profit/social benefit
2) Control by entity dimiliki (title transfer) oleh perusahaan
3) Past event sebagai sebab dari transaksi masa lalu
4) Exchangability item terpisah dari entitas dan nilai disposalnya terpisah dari nilai perusahaan (goodwill)
Aset diakui pada dengan kriteria:
- Reliance the law, memiliki hak secara hukum untuk memiliki di masa depan (relevance & reliability)
- Determination of economic substance of transaction, transaksinya relevan, reliable, dan material
- Conservatism & prudence, antisipasi loss tapi tidak mengantisipasi gain
- Ability to measure the value
Pengukuran aset dan liabilitas, dari sudut pandang behavioural theory, adalah penting karena berpengaruh
terhadap pilihan yang dibuat oleh pengguna laporan keuangan. Dari sudut pandang contracting theory,
pengukuran ini berpengaruh terhadap rasio leverage dan likuiditas. Dalam penerapannya, pengukuran aset dan
liabilitas ini signifikan karena setiap pengguna bergantung pada pengukuran ini saat menentukan pilihan. Jika
liabilitas understate atau aset overstate maka investor atau kreditor akan merugi jika perusahaan bangkrut atau
jika perusahaan ternyata kurang menguntungkan dari yang diharapkan.
- What do we measure?
Yang diukur adalah value characteristic dari masing-masing aset dan liabilitas. Basis pengukuran dalam
akuntansi adalah:
Historical Cost
Acquisition cost
Ditetapkan secara obyektif karena jumlahnya sebesar nilai
cost at the time of transaction
Entry price
aset yang dibayar atau kewajiban yang timbul
Exit price
Jumlah yang dibayar pada saat ini untuk mendapatkan
aset serupa sebagai pengganti aset yang ada
Reproduction Cost
Jumlah yang dibayar pada saat ini untuk
cost to produce asset
menghasilkan/memproduksi aset serupa sebagai
pengganti aset yang ada
Net Realisable Value
Exit price
Digunakan untuk penilaian inventory, misalnya LOCONRV
expected selling price less cost of
Selling price
di mana penurunan nilai diakui namun kenaikannya tidak
sale
diakui
Market value
Current value
Instrumen finansial yang diperdagangkan dalam pasar
Amount asset and liabilities can
aktif telah memiliki available market value
be exchange
Fair value
Current value
Fair value dapat berupa actual market value maupun
Amount asset could be exchange
estimasi, misalnya present value of future cash flow
or liability settled in arm length
transactions
Value in use
Deprival value
Dapat dilihat sebagai kerugian yang diderita oleh pemilik
Value asset in bussiness
Market value
dalam hal penghapusan aset
KONSEP-KONSEP:
1. Subjective value: penentuan nilai suatu aset oleh seorang manajer secara subyektif berbeda dengan manajer
lain. Dipengaruhi oleh: expansion problem, composition problem, dan financing problem.
2. True economic value: value yang sangat penting bagi pengguna laporan keuangan. True economic value tidak
dapat ditetapkan secara pasti karena berhubungan dengan prefrensi pengguna.
3. Cost:
merupakan economic sacrifice yang telah dikeluarkan untuk mengkonsumsi, menyimpan,
menukar, maupun memproduksi sesuatu.
Komponen Cost: 1) purchase price, 2) biaya yang secara langsung terkait, 3) cost untuk menghancurkan
Untuk kasus Biological Assets yaitu aset yang dapat berkembang (regenerating asset), cost tidak dapat
dijadikan dasar dari penilaian value.
4. Value:
merupakan tingkat satisfaction seorang ketika mengkonsumsi barang atau jasa. Value lebih
merupakan kebersediaan konsumen untuk menilai sesuatu karena lebih terkait dengan hubungan antara
orang dengan obyek ekonomi. Value sebuah produk dapat berarti harga pasar produk tersebut.
- Approximation of true value
True value dari asset atau liabilitas dapat diukur melalui: present value dari future net cash flow aset tersebut.
Market value dapat dianggap sebagai true value sebuah produk karena dalam market terdapat banyak
preferensi dari banyak buyer dan seller dan mereka memiliki pilihan untuk menahan atau menjual suatu produk
sehingga harga yang terbentuk dapat mewakili bagaimana pasar menilainya (expression of prefference). Beberapa
kondisi yang mengikuti:
1. Terdapat market yang berbeda jenisnya, baik lokasi maupun kualitas (pasar loak, pasar sekunder, dll)
2. Harga akhir dapat beragam, karena adanya pengakuan ketidaksempurnaan market

3. Syarat dapat berbeda, seperti tunai atau kredit, cara pengiriman, dll
Bonbright: Konsep value atas suatu aset oleh pemilik perusahaan: dinilai berdasarkan Deprival Value.
Mencerminkan willingness value pemilik untuk menghapuskan aset tersebut.
Solomon: Value dari suatu aset dinilai berdasarkan Current Cost, kecuali apabila PV dan/atau NRV lebih kecil.
- Guidance from standard setters
IASB: Framework tidak menentukan konsep penilaian aset harus menggunakan basis pengukuran yang mana. Framework
hanya menyediakan basis yang ada.
FASB: aset dan liabilitas diukur dengan basis fair value. Pendekatan dalam pengukuran fair value ini ada tiga: 1) pendekatan
market, digunakan dalam hal harga dapat diobservasi dan transaksi identik, mirip, dan dapat diperbandingkan. 2) pendekatan
income, dikonversi dari nilai masa depan ke single discounted present amount. 3) pendekatan cost, dalam hal current
replacement cost.
CHAPTER 16 PROFIT
- What is profit?
Profit dalam perspektif dewan standar adalah jumlah berapa besar kekayaan yang didapat oleh entitas dalam satu periode.
Profit didefinisikan juga sebagai increase in net wealth of the period di luar hal-hal yang berhubungan dengan kontribusi atau
penarikan dari pemilik.
- Business profit
Dalam bisnis, profit dapat diartikan sebagai harga yang bersedia dibayar konsumen untuk barang (output) yang dihasilkan oleh
perusahaan setelah dikurangi dengan beban-beban yang terjadi untuk menghasilkannya.
Dua Kasus:
1. Bisnis yang akan bangkrut: profit merupakan selisih kas yang diterima dengan kas yang dikeluarkan
2. Perusahaan dengan kepastian penuh: profit merupakan interest dari capital.
- Profit under uncertainty
Jika kedua kasus tersebut menggunakan asumsi kepastian akan masa depan, maka dalam real life yang penuh ketidakpastian
penentuan profit berada di antara keduanya: cash basis dari kasus satu dan acrual basis dari kasus dua.
Standar mendefinisikan profit sebagai nilai residual yang tersisa dari mengurangkan beban (expense) dari pendapatan (income).
Godfrey mendefinisikan profit sebagai perubahan dalam modal suatu perusahaan di antara dua titik waktu, di luar perubahan
akibat investasi dan penarikan pemilik, di mana capital diungkapkan dalam value dan berdasarkan scale tertentu.
Value: economic value, preferensi orang dalam menilai suatu komoditas. Dapat berupa past, current, dan future
yang berarti dapat menggunakan historical, atau current cost (eg. current replacement, future exit price, dll).
Capital: net asset. Capital di sini dapat berarti financial atau physical. Financial capital menilai profit adalah
kelebihan cash yang diterima perusahaan dari cash yang disetorkan pemilik di akhir periode. Physical capital
menilai profit adalah kelebihan setelah kapasitas fisik perusahaan di akhir tahun sama dengan kapasitas untuk
menghasilkan barang serupa di awal tahun.
Scale: menunjukkan seberapa besar nilai informasi yang diwakili oleh angka-angka. Dalam laporan keuangan,
terdapat dua skala:
1) Nominal dollar, merupakan nilai yang ada dalam bentuk dollar secara kuantitas.
2) Purchasing power dollar scale, dalam skala ini kekuatan nilai uang mengalami perubahan seiring waktu
akibat adanya perubahan supply demand terhadap uang dan inflasi. Sehingga untuk menghitung nilai dollar
dalam tahun yang berbeda perlu menyatukan nilainya dengan General Price Level Adjustment. Meskipun
demikian, penggunaan GPLA mendapat kritik: baik karena menyusahkan dan membingungkan maupun
dirasa tidak bermanfaat oleh beberapa penelitian.
CHAPTER 17 REVENUE AND RECOGNITION
- Nature of revenue
Revenue berasal dari kegiatan utama perusahaan untuk menghasilkan barang. Terdapat dua aliran yang berhubungan:
Physical flow, berhubungan dengan produk dihasilkan, dan Monetary flow, berhubungan dengan nilai dollar produk
dihasilkan. Dalam kondisi ideal, revenue didasarkan pada monetary event, bukan kejadian fisiknya.
Definisi revenue secara umum: aliran masuk economic benefit dalam suatu periode yang berasal dari kegiatan utama
perusahaan yang mengakibatkan pada kenaikan ekuitas (value) perusahaan, selain yang berasal dari penyetoran pemilik.
- Recognition of revenue
Tiga kriteria pengakuan revenue:
1) Measurability of Asset Value revenue diakui pada saat terealisasi atau dapat direalisasi (kriteria: liquid & collectable)
2) Existence of Transaction perusahaan harus terlibat langsung dengan transaksi (poin penting: ada bukti yang kuat)
3) Substantial Completion of Earning Process revenue diakui ketika perusahaan telah melakukan sebagian besar aktivitas
(perform the service) untuk menghasilkan pendapatan. (critical point: stage of completion)
Menurut IAS, revenue diakui ketika:
1) Terdapat probable future economic benefit mengalir ke perusahaan
2) Cost atau valuenya dapat diukur secara reliable
- Guidance from standard setters
Pengakuan revenue dalam berbagai kriteria:
1) Sale of Goods
Perusahaan telah mentransfer risiko dan
Jumlah revenue dapat diukur secara reliable
reward kepemilikan barang
Probable future economic benefit akan

2) Rendering Service
3) Interest, Royalties,
dan Devidends

Perusahaan tidak lagi menahan penguasaan


barang
Jumlah revenue dapat diukur secara reliable
Probable future economic benefit akan
mengalir ke perusahaan
Probable future economic benefit mengalir
ke perusahaan
Jumlah revenue diukur secara reliable

mengalir ke perusahaan
Cost terkait dapat diukur secara reliable
Stage of completion dapat diukur secara
reliable
Cost terkait dapat diukur secara reliable
Bunga diukur dengan effective interest
method
Royalti diakui secara akrual sesuai perjanjian
Deviden diakui saat hak pemegang saham
untuk mendapat pembayaran telah timbul

1) Sale of Goods revenue diakui pada saat terjadinya sales, kecuali: 1) ketika produksi: construction contract, 2) pada akhir
produksi: critical event atau menjaga kepastian, 3) cash received: installment sales.
2) Rendering service revenue diakui dalam periode di mana jasa telah dilaksanakan (outcome estimated reliably)
3) Interest, Royalties, Devidend diakui ketika diterima, memenuhi masing-masing kriteria
CHAPTER 18 EXPENSE AND MATCHING
- Nature of expense (Sifat dari beban)
Beban merupakan penurunan economic benefit yang terjadi pada suatu periode dalam bentuk aliran keluar atau pengurangan
aset atau penambahan liabilitas yang mengakibatkan penurunan ekuitas (value) perusahaan, kecuali dari transaksi yang
berhubungan dengan penarikan oleh pemilik.
Beban dapat diartikan sebagai pengorbanan yang harus dikeluarkan oleh perusahaan dalam melakukan service. Jadi, beban
merepresentasikan cost perusahaan dalam using service.
Beban muncul sebagai akibat perusahaan melakukan suatu kegiatan untuk menghasilkan revenue. Ketika melakukan aktivitas
ini perusahaan melakukan usaha untuk mencapai tujuan berupa profit. Sehingga expense adalah effort, dan profit adalah net
accomplishment.
- Recognition criteria and matching
Expense recognition berdasarkan standar diakui ketika:
1) Probable future economic benefit yang berkaitan dengan beban tersebut akan mengalir dari perusahaan
2) Cost atau value dari beban dapat diukur secara reliable
Terdapat tiga metode untuk menentukan cost yang harus dibebankan (matching against revenue):
1) Direct Matching/Associating Cause and Effect ketika diketahui hubungan sebab akibat yang saling berpengaruh
langsung antara cost yang terjadi dengan revenue. Misal COGS
2) Systematic and Rational Allocation ketika hubungan antara cost dan revenue tidak dapat diukur secara pasti, sehingga
dilakukan alokasi pembebanannya sesuai dengan perkiraan periode di mana economic benefit mengalir. Misal Depresiasi.
3) Immediate Recognition ketika pembebanan tidak dapat diklasifikasikan pada kedua metode di atas, oleh karena sulit
mengalokasikan pengaruh beban untuk di-matching-kan terhadap revenue pada periode terjadinya, beban diakui pada
saat terjadinya. Misal beban research and developement.
- Criticism of matching
Lesser requirement for objective evidence sehubungan dengan konsep conservatism, perusahaan mengakui beban
segera setelah terjadi namun menahan mengakui pendapatan hingga terdapat bukti yang kuat pendapatan dapat diraih.
Hal ini dianggap terlalu gegabah dengan mengakui beban sesegera mungkin meskipun bukti yang ada bisa jadi lemah.
Evaluation of each matching method penerapan metode associating cause and effect dalam kenyataannya sulit karena
tidak serta merta beban akan match dengan revenue yang dihasilkan secara proporsional, sehingga perlu dilakukan
estimasi, yang mana penerapan estimasi dianggap sangat arbitrary (random choice personal intense) dan kurang kuat.
The allocation problem penerapan allocation memiliki banyak kelemahan: 1) Additivity, the whole must equal the part
tidak dapat diterapkan dalam alokasi beban. 2) Unambiguity, harus ada clear cut yang jelas. 3) Defensibility, dasar alokasi
yang diambil harus dapat dijelaskan dan harus dapat dipertahankan jika dibanding dengan kemungkinan penerapan
metode alternatif yang lain.
CHAPTER 19 SOCIAL AND ENVIRONMENTAL REPORTING
- Apa yang dimaksud dengan social and environmental reporting?
Karakteristik akuntansi tradisional mendasarkan atas: 1) accounting entity (things), 2) pengukuran finansial atas kejadian
ekonomik (media), 3) kumpulan pengguna yang concern terhadap posisi keuangan dan performa perusahaan (groups).
Social and Environmental Accounting and Reporting menekankan pada pengamatan dan pemahaman isu-isu yang belum
dimuat pada akuntansi tradisional dalam bentuk yang dapat digunakan pengguna sebagai dasar penentuan keputusan yang
mana tidak berhubungan langsung dengan keberhasilan finansial perusahaan. Social and Environmental Accounting tidak
terbatas pada hubungan finansial atas interaksi perusahaan dengan isu-isu sosial dan lingkungan. Isu-isu dapat beragam
selama berhubungan dengan sosial dan lingkungan. Sehingga pada akhirnya perusahaan di samping concern terhadap
keuntungan finansial, juga peduli terhadap isu sosial dan lingkungan (profit, people, and planet).
Sustainability. Perusahaan perlu menjaga keberlangsungannya (sustainable) melalui kepedulian terhadap faktor sosial,
karena interaksi perusahaan melibatkan pula community yang luas dan para pemangku kepentingan.
Konsep Sustainability dijabarkan melalui: 1) environmental protection dan 2) concern terhadap social equality/justice melalui:
- Intrageneration equity, pengakuan bahwa kita saat ini hidup dengan berbagi di muka bumi (global wealth distribution)

- Intergenerational equity, pengakuan bahwa generasi mendatang memiliki hak serupa (preserve natural resource)
Motivasi perusahaan untuk social responsibility
Perusahaan diragukan komitmen dan kesadarannya untuk peduli secara suka rela terhadap isu lingkungan dan sosial, alasan
perusahaan berkepentingan dalam isu ini dapat beragam:
1. Peraturan Hukum dan Akuntabilitas Manajemen adanya peraturan mengikat dari pemerintah setempat untuk
mewajibkan adanya kepedulian isu lingkungan dan sosial. Dapat berupa reward dan punishment, misal pengurangan
pajak, aturan ketat terkait externalisation of social expense, dll
2. Shareholder Activism adanya kepedulian oleh shareholder terhadap isu lingkungan, tekanan dunia internasional untuk
memotivasi banyaknya CSR, dll
A theoretical framework for corporate social responsibility
Kerangka teoretis kepentingan perusahaan dalam CSR:
1. Social Contract menjelaskan batasan dari interaksi antara perusahaan dan lingkungan masyarakat. Dalam teori ini,
perusahaan berusaha untuk memenuhi ekspektasi masyarakat sekitar dalam tindakan sosial melalui CSR agar diterima
oleh lingkungan masyarakat.
2. Orgaisational Legitimacy n setelah perusahaan memenuhi harapan masyarakat, perusahaan memiliki tujuan untuk
meraih legitimasi (kekuasaan) organisasional. Legitimasi di sini berarti perusahaan mampu menyelaraskan nilai-nilai
mereka dengan nilai-nilai di komunitas yang lebih luas di mana perusahaan merupakan anggotanya. Lebih jauh, legitimasi
organisasional menjelaskan respon perusahaan untuk berubah sesuai harapan community untuk menghindari
pembatasan eksplisit (peraturan pemerintah) atau pembatasan implisit yang lebih jauh (dampak reputasi perusahaan).
Perusahaan, dalam hal ini, mampu menyelaraskan tujuan dan performanya dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat.
3. Political Economy Theory menggunakan perangkat laporan akuntansi untuk membangun, menjaga, dan menguasai
ideologi politik dan ekonomi sehingga membantu kepentingan pribadi perusahaan. Dalam hal ini, perusahaan
menyajikan informasi dalam laporan akuntansi sehingga menunjukkan bahwa perusahaan aktif berkontribusi (powerful
participant) terhadap isu sosial di masyarakat.
Social and environmental reporting?
Mandatory reporting:
Acounting Standard IAS 37 meliputi kejadian yang memiliki dampak signifikan terhadap informasi sosial dan lingkungan
termasuk dalam contingent liability.
Coporations Act Corporation Law mengharuskan adanya penyajian performa perusahaan terkait kepatuhan atas regulasi
lingkungan apabila operasi perusahaan banyak berhubungan dengan permasalahan lingkungan.
International Regulation beberapa negara di dunia mengharuskan pengungkapan laporan terkait environmental
Voluntary reporting:
Penelitian di Aussie tingkat penyajian laporan environmental performance secara suka rela mengalami kenaikan.
Sustainability Report laporan ini berisi tentang informasi kinerja dan target di masa depan bagi perusahaan yang terkait
dengan lingkungan, disajikan untuk kalangan yang lebih luas meliputi kelompok pemerhati lingkungan, kelompok agensi,
dll
Web-based Corporate Reporting laporan melalui situs perusahaan, lebih ramah lingkungan karena mengurangi kertas
Masalah-masalah accounting and reporting
Triple Bottom-Line pelaporan triple bottom-line mensyaratkan tiga komponen penting yang perlu dilaporkan
perusahaan: economic, environmental, dan social performance. Membawa langkah baru dari laporan tradisional yang hanya
memperhatikan performa ekonomis saja.
Entity Concept tujuan potensial dari pelaporan tripple bottom-line adalah menghasilkan full cost accounting untuk
permasalahan lingkungan dan sosial. Permasalahan akuntansi tradisional adalah tidak mengakui kejadian yang terjadi di
luar lingkup perusahaan (entity). Sehingga tidak mengamati pengaruh ekonomi pada perusahaan atas kejadian-kejadian
tersebut. Padahal permasalahan lingkungan dapat menyebabkan timbulnya biaya terkait perijinan, monitoring, penurunan
emisi, dan lain sebagainya sehingga pada akhirnya berdampak pada biaya yang dieksternalisasi.
Lifecycle Analysis konsumen kini mendesak agar perusahaan melacak dan memperhitungkan dampak lingkungan dan
sosial sebelum dan setelah bahan baku memasuki pabrik (biaya limbah). Sehingga cost harus diakui secara penuh sesuai
analisis dampak lingkungannya: 1) conventional cost; 2) liability cost; 3) environmental cost.
Measurement pengungkapan dalam permasalahan environment dan social cenderung diukur secara kualitatif, bukan
dalam ukuran finansial. Perdebatan muncul:
Pihak yang setuju kuantifikasi: dapat diukur secara kuantitatif, membantu memcahkan permasalahan lingkungan dan
sosial, menggunakan pengukuran alternatif.
Pihak yang menentang kuantifikasi: nilai intrinsik alam tidak dapat diukur dalam satuan finansial, menilai alam dalam
satuan finansial artinya cenderung memperlakukannya sebagai komoditas yang diperjualbelikan dan dapat
menyebabkan eksploitasi lebih lanjut.
Stakeholder dan Reporting Medium perusahaan diminta untuk mengembangkan reporting medium mereka sehingga
perusahaan perlu untuk mengidentifikasi:
o Pemangku kepentingan potensial yang menginginkan informasi tersebut (misal: komunitas lokal)
o Isu-isu terkait sosial dan lingkungan yang dibutuhkan
o Bentuk pelaporan informasi (misal: bagaimana mengukur dampak lingkungan)
o Cara terbaik untuk menyebarkan informasi.z

You might also like