You are on page 1of 27

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM PENDIDIKAN SAINS


KEGIATAN 4. MISTERI KANCING BAJU

Disusun Oleh :
Hafidha Asni Akmalia08304241003
Liedya Kusuma Ratih

08304241023

Ella Sofian Nova

08304241025

Riza Sativani Hayati

08304241029

Errischa Megawati

08304241035

Fransiska Riana Veni H.

08304241037

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2011

A. TOPIK
Misteri Kancing Baju
B. LATAR BELAKANG
Sains tidak hanya terdiri dari fakta, konsep, dan teori yang dapat
dihafalkan, tetapi juga terdiri atas kegiatan atau proses aktif menggunakan
pikiran dan sikap ilmiah dalam mempelajari gejala alam yang belum
diterangkan. Secara garis besar sains dapat didefenisikan atas tiga komponen,
yaitu (1) sikap ilmiah, (2) proses ilmiah, dan (3) produk ilmiah. Jadi
keterampilan proses atau metode ilmiah merupakan bagian studi sains,
termasuk materi bidang studi yang harus dipelajari siswa. Mengajarkan
bidang studi sains (IPA) berupa produk atau fakta, konsep dan teori saja
belum lengkap, karena baru mengajarkan salah satu komponennya.
Sedangkan komponen sikap ilmiah yang perlu ditumbuhkan antara lain
adalah tanggung jawab, keinginan hendak tahu, jujur, terbuka, obyektif,
kreatif, toleransi, kecermatan bekerja, percaya diri sendiri, konsep diri positif,
mengenal hubungan antara masyarakat dan sains, perhatian terhadap sesama
mahluk hidup, menyadari bahwa kemajuan ilmiah diperoleh dari sudut usaha
bersama, dan menginterpretasikan gejala alam dari sudut prinsip-prinsip
ilmiah. Dengan kata lain pendidikan sains juga bertujuan mengembangkan
kepribadian siswa.
Proses dapat didefenisikan sebagai perangkat keterampilan kompleks
yang digunakan ilmuwan dalam melakukan penyelidikan ilmiah. Proses atau
metode ilmiah itu merupakan konsep besar yang dapat dirinci menjadi
sejumlah komponen yang harus dikuasai apabila orang itu hendak melakukan
penelitian dan pengembangan dalam bidangnya. Sainstis mengembangkan
teori antara melalui keterampilan proses. Melalui kegiatan Misteri Kancing
Baju ini praktikan akan belajar mengenai beberapa keterampilan proses sains,
terutama bidang studi biologi.

C. RUMUSAN MASALAH
Apakah kancing baju dapat digunakan untuk mempelajari keterampilan
proses sains?

D. TUJUAN
Mampu menerapkan ketrampilan proses melalui kegiatan misteri kancing
baju
E. TINJAUAN PUSTAKA
IPA bukan hanya sekumpulan ilmu dan pengetahuan. IPA pada

hakikatnya juga mengandung cara-cara untuk mengembangkan ilmu dan


pengetahuan. Untuk mengembangkan ilmu dan pengetahuan tentang alam,
seseorang perlu menguasai sejumlah keterampilan dasar yang dikenal dengan
keterampilan proses. Keterampilan proses bukanlah sekedar keterampilan
motorik yang tidak melibatkan proses mental. Pada saat siswa sedang
melakukan keterampilan proses, misalnya mengamati, siswa sesungguhnya
bukan hanya memperhatikan objek dengan inderanya tetapi juga
menghubungkan apa yang sedang diamati dengan apa yang telah
diketahuinya. Pada saat sedang mengamati kita mencoba mengaitkan apa
yang kita amati dengan pengetahuan yang telah kita miliki. Misalnya, apabila
siswa dihadapkan dengan suatu tumbuhan yang asing, mereka akan mencoba
membandingkan ciri-ciri yang dimiliki tumbuhan tersebut dengan tumbuhan
lain yang sudah dikenalnya. Oleh karena itu mereka akan mencoba
membandingkan bentuk daun, warna daun, aroma daun, dan ciri-ciri lain
dengan tumbuhan yang telah dikenalinya. Oleh karena itu keterampilan
proses sesungguhnya bukanlah sekedar keterampilan motorik tetapi juga
melibatkan keterampilan berpikir.
Rustaman, N (1997) mendefinisikan keterampilan proses sains sebagai
keterampilan yang diperlukan untuk memperoleh, mengembangkan dan
menerapkan konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum, dan teori sains,
baik berupa keterampilan mental, keterampilan fisik (manual) maupun
keterampilan sosial. Keterampilan proses sains melibatkan keterampilanketerampilan kognitif atau intelektual, manual dan sosial. Keterampilan
kognitif atau intelektual terlibat karena dengan melakukan keterampilan
proses sains, siswa menggunakan pikirannya. Keterampilan manual jelas
terlibat dalam keterampilan proses karena mungkin melibatkan penggunaan
alat dan bahan, pengukuran, penyusunan dan perakitan alat. Interaksi dengan

sesamanya dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, misalnya


mendiskusikan hasil pengamatan merupakan keterampilan sosial.
Berikut merupakan beberapa alasan diterapkannya keterampilan
proses dalam pembelajaran sains :
1. Tuntutan dalam Standar Isi (inkuiri dengan pemberian pengalaman belajar
secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan
proses dan sikap ilmiah)
2. Hakikat sains (produk, proses, aplikasi teknologi, sikap)
3. Meningkatkan kebermaknaan dalam pembelajaran sains
Harlen (1992) membagi keterampilan proses menjadi a) mengamati,
b) berhipotesis, c) memprediksi, d) meneliti, e) menafsirkan data dan menarik
kesimpulan, dan f) berkomunikasi. Rustaman (2005) membagi keterampilan
proses menjadi 9, yaitu a) mengamati, b) menafsirkan hasil pengamatan, c)
mengelompokkan, d) memprediksi, e) berkomunikasi, f) berhipotesis, g)
merencanakan percobaaan, h) menerapkan konsep, dan i) mengajukan
pertanyaan. Meskipun demikian apabila dikaji, pada hakikatnya tidak ada
perbedaan. perbedaan yang ada hanyalah karena seseorang menilai bahwa
aspek tertentu sangat penting sehingga perlu dimunculkan tersendiri.
Pemberian pengalaman belajar secara langsung dalam pembelajaran
sains sangat ditekankan melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan
proses dan sikap ilmiah dengan tujuan untuk memahami konsep-konsep dan
mampu memecahkan masalah. Keterampilan proses sains yang digunakan di
Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) dalam Standar Isi antara
lain :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Mengamati
Mengklasifikasi
Mengukur
Menggunakan alat
Mengkomunikasikan
Menafsirkan
Memprediksi
Melakukan eksperimen

Keterampilan proses sains yang digunakan di Sekolah Menengah Pertama


(SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) dalam Standar Isi antara lain :
1. Mengamati
2. Menggolongkan atau Mengkelaskan
4

3. Mengukur
4. Menggunakan alat
5. Mengkomunikasikan hasil
6. Menafsirkan
7. Memprediksi
8. Menganalisis
9. Mensintesis
10. Melakukan percobaan
Keterampilan proses sains yang digunakan di Sekolah Menengah Umum
(SMU) dan Madrasah Aliyah (MA) dalam Standar Isi antara lain :
1. Mengamati
2. Mengukur
3. Menggolongkan
4. Mengajuakn Pertanyaan
5. Menyusun Hipotesis
6. Merencanakan percobaan
7. Mengidentifikasi variabel
8. Menentukan langkah kerja
9. Melakukan eksperimen
10. Membuat dan Menafsirkan informasi/grafik
11. Menerapkan konsep
12. Menyimpulkan
13. Mengkomunikasikan baik secara verbal maupun nonverbal.
Berikut adalah jenis-jenis keterampilan proses sains yang perlu
dikuasai oleh siswa.
1. Keterampilan Mengamati (Observasi)
Keterampilan proses ini mencakup keterampilan untuk menggunakan
segenap alat indera yang kita miliki. Mengamati bukanlah sekedar melihat.
Mengamati adalah menggunakan alat indera (penglihat, pembau,
pengecap, peraba, pendengar) untuk mendapatkan informasi tentang suatu
objek. Oleh karena itu mengamati tidaklah sama dengan melihat dengan
mata. Apabila mengamati hanya terbatas melihat, maka seorang tunanetra
tidak pernah melakukan pengamatan. Seorang tunanetra ataupun seorang
yang penglihatannya normal tetapi dalam kondisi yang gelap gulita
sesungguhnya juga melakukan pengamatan, mungkin dengan indera
pendengarnya, indera pembaunya, ataupun indera perabanya. Dalam
observasi tercakup beberapa kegiatan seperti menghitung, mengukur,
mengklasifikasi, maupun mencari hubungan antara ruang dan waktu.
a. Perhitungan

Keterampilan menghitung biasanya dilatih dan dibina melalui


pelajaran matematika, namun dalam pelajaran ilmu pengetahuan alam
dapat pula dikembangkan. Hasil perhitungan dapat dikomunikasikan
dengan cara membuat tabel, grafik, atau histogram.
b. Pengukuran
Keterampilan mengukur sangat penting dalam kerja ilmiah. Dasar dari
pengukuran

adalah

pembanding.

Pertama-tama

membanding-

bandingkan satu benda dengan benda lain. Kemudian memberikan


satuan pada benda yang diukur berdasarkan patokan internasional yang
berlaku.
c. Klasifikasi
Dalam membuat klasifikasi perlu diperhatikan dasar klasifikasi
misalnya menurut suatu ciri khusus, tujuan, atau kepentingan tertentu.
Selain itu juga diperlukan kecermatan dalam mengamati objek-objek
yang akan diklasifikasikan sehingga dapat menentukan dasar
pengklasifikasian dengan tepat.
d. Hubungan ruang dan waktu
Ruang dan waktu biasanya berkaitan sangat erat misalnya gerakan
suatu benda. Benda bergerak dalam ruang dan gerakannya selama
waktu tertentu. Sehingga dapat diketahui jarak maupun kecepatannya.
Indikator keterampilan mengobservasi antara lain mencakup
a. Menggunakan beberapa alat indera
b. Memperhatikan ciri khusus objek dan lingkungan yang diamati
c. Mengidentifikasi perbedaan dan persamaam objek yang diamati
d. Menentukan urutan kejadian
e. Menggunakan alat bantu untuk mempertajam/membantu alat indera
2. Keterampilan merencanakan percobaan
a. Keterampilan merumuskan pertanyaan penelitian
Keterampilan merumuskan pertanyaan, merupakan keterampilan dasar
agar siswa bisa merancang dan melakukan percobaan. Seringkali kita
menyadari ada masalah namun tidak terampil merumuskan pertanyaan
yang akan dicari jawabannya. Tanpa adanya kemampuan untuk
merumuskan pertanyaan yang bisa dijawab melalui percobaan atau
pengamatan akan sulit untuk merencanakan percobaan. Pertanyaan
mempunyai peran penting dalam belajar sebab kemampuan mengajukan
pertanyaan yang baik merupakan kunci untuk mendapatkan jawaban
terhadap apa yang ditanyakan. Karena kurangnya keterampilan

merumuskan pertanyaan, seringkali siswa mengajukan pertanyaan yang


terdengar aneh padahal sesungguhnya yang mereka maksud bukanlah
demikian. Pertanyaan yang mengarahkan siswa untuk bisa melakukan
percobaan sering disebut dengan pertanyaan produktif. Beberapa
indikator keterampilan merumuskan pertanyaan antara lain adalah
1) Pertanyaan hanya bisa ditemukan jawabannya melalui
pengamatan/percobaan
2) Pertanyaan mengarahkan pada kegiatan pengamatan/percobaan
3) Jawaban pertanyaan tidak harus ada di buku, namun bisa ditemukan
sendiri
b. Keterampilan menentukan variabel
Beberapa indikator keterampilan menentukan variabel antara lain
1) Menentukan variabel bebas dan variabel terikat
2) Mengidentifikasi variabel-variabel yang bisa mempengaruhi variabel
terikat
3) Menentukan variabel yang harus dikendalikan
c. Keterampilan merumuskan hipotesis
Hipotesis berkaitan erat dengan cara menemukan jawaban. Oleh karena
itu kemampuan merumuskan hipotesis sangat membantu untuk
menentukan langkah percobaan yang akan dilakukan. Beberapa
indikator keteramilan merumuskan hipotesis antara lain :
1) Memberikan alternatif penjelasan yang konsisten dengan bukti yang
ada
2) Memberikan alternatif penjelasan yang konsisten dengan prinsip
ilmiah
3) Menerapkan pengathuan yang telah dimiliki sebelumnya
4) Menyadari bahwa mungkin saja ada beberapa penjelasan yang samasama masuk akal
d. Keterampilan menentukan cara dan langkah kerja penyelidikan.
Menentukan langkah-langkah kerja penyelidikan merupakan
keterampilan penting yang juga harus dikuasai siswa. Termasuk dalam
keterampilan proses ini adalah keterampilan memilih alat dan
keterampilan memilih metode. Dalam menyusun langkah kerja siswa
hendaknya memperhatikan variabel yang diteliti. Beberapa indikator
keterampilan menentukan cara dan langkah kerja penyelidikan antara
lain :

1) Menentukan alat dan bahan yang sesuai untuk melakukan


penyelidikan
2) Menentukan langkah-langkah yang logis
3) Menentukan cara yang tepat untuk melakukan percobaan
4) Merancang alat yang sesuai dengan tujuan penyelidikan
3. Keterampilan memprediksi
Sebuah prediksi adalah pernyataan tentang apa yang akan terjadi di masa
yang akan datang, atau sesuatu yang belum diketahui dan akan diketahui di
masa mendatang. Keterampilan meramalkan atau memprediksi mencakup
keterampilan mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi
berdasarkan suatu kecenderungan atau pola yang sudah ada.Prediksi
berbeda dengan ramalan yang tidak didasarkan pada bukti. Oleh karena
itu, prediksi hanya bisa dibuat berdasarkan informasi-informasi yang telah
tersedia. Beberapa indikator keterampilan memprediksi antara lain
1) Menggunakan informasi dari sebelumnya ataupun sekarang untuk
membuat prediksi
2) Mendasarkan prediksi pada pola yang ada
3) Membedakan prediksi dari tebakan/ramalan
4. Keterampilan menafsirkan hasil pengamatan dan menarik kesimpulan
Dengan mengamati kita akan mendapatkan hasil pengamatan. Namun hasil
pengamatan tersebut tidak berarti apa-apa apabila kita tidak bisa
memaknai hasil tersebut. Beberapa indikator terkait keterampilan
menafsirkan hasil pengamatan dan menarik kesimpulan antara lain :
1) Menggabung berbagai informasi yang terpisah menjadi sebuah
pernyataan yang bermakna
2) Menemukan pola atau keteraturan dari informasi yang berserakan
3) Mengidentifikasi hubungan antar variabel yang ada
5. Keterampilan berkomunikasi
Keterampilan berkomunikasi mencakup keterampilan menyampaikan dan
menerima informasi. Oleh karena itu keterampilan berkomunikasi
mencakup keterampilan menggunakan bermacam bentuk komuniskasi baik
lisan maupun tulisan. Dalam komunikasi ilmiah sering dituntut
kemampuan untuk menyajikan dan membaca informasi secara mudah dan
akurat, misalnya membaca dan membuat grafik, tabel atau diagram.
Pemilihan bentuk penyajian yang tepat, misalnya grafik apa yang tepat
atau bagaimana bentuk tabel pengamatan yang efektif dan efisien untuk
menuliskan hasil pengamatan merupakan bagian dari keterampilan
8

berkomunikasi yang penting bagi siswa. Termasuk dalam keterampilan


berkomunikasi

juga

adalah

menjelaskan

hasil

percobaan

dan

menyampaikan laporan secara sistematis dan jelas. Beberapa indikator


kemampuan berkomunikasi antara lainbicara, mendengar, dan menulis
untuk menyortir informasi dan memperjelas makna :
1) Membuat catatan hasil pengamatan secara sistematis
2) Menggunakan tabel, grafik, dan bentuk sajian lain secara akurat
3) Memilih bentuk penyajian yang tepat
F. METODE KEGIATAN
1. Bentuk Kegiatan
a. Observasi
b. Eksperimen
2. Alat dan Bahan
Alat :
a. Penggaris
b. Alat Tulis
c. Toples
d. Stopwatch
Bahan :
a. Kancing Baju
b. Air
c. Kertas
3. Cara Kerja
a. Mengocok isi toples dan menerka macam ukuran dan jumlah kancing
baju.
b. Menuliskan jawaban masing-masing anggota kelompok tentang macam
ukuran dan jumlah kancing baju.
c. Membuka isi toples
d. Menghitung macam ukuran kancing serta jumlah kancing baju. Apakah
jawaban kalian menyimpang atau mendekati kenyataan? Mengapa
demikian?
e. Membuat grafik balok jumlah masing-masing kancing baju dan setiap
ukuran.
f. Melihat grafik dan mencatat jumlah masing-masing ukuran.
g. Menghitung total jumlah kancing baju.
h. Melakukan pengukuran untuk memperoleh informasi kancing dengan
ukuran mana yang paling banyak jumlahnya dan mana yang paling
sedikit.

i. Membuat pengelompokan (dengan dasar tertentu) untuk setiap langkah


terus menerus hingga anda tidak mampu lagi membuat kelompok yang
lebih kecil lagi.
j. Mencatat hasil pemisahan atau pengelompokan anda dalam bentuk
skema.
k. Mengambil

sebuah

kancing

yang

paling

besar,

kemudian

menjatuhkannya di atas meja dari ketinggian 30 cm. Bagaimana suara


yang ditimbulkan?
l. Meraba semua kancing dan merasakan bagaimana rasanya.
m. Meletakkan kancing baju paling besar secara berjejer (berdampingan)
dan bersinggungan di atas garis di bawah ini. Berapa jumlah kancing
baju yang diperlukan supaya tepat menutup garis.
n. Mengukur panjang garis di atas dengan cara menghitung berapa jumlah
kancinh baju yang diperlukan.
o. Mengukur panjang garis dengan penggaris. Menyamakan hasil
pengukuran dengan dengan kancing yang dikonversikan ke cm.
G. HASIL PENELITIAN
1. Hasil Terkaan Naracoba
No

Naracoba

Jumlah

Ukuran

.
1. Hafida Asni Akmalia
20
2 macam
2. Lidya Kusuma Ratih
20
3 macam
3. Ella Sofian Nova
20
3 macam
4. Riza Sativani Hayati
30
2 macam
5. Erischa Megawati
25
3 macam
6. Fransisca Veni
15
3 macam
2. Macam ukuran dan jumlah kancing baju sebenarnya.
Ukuran
: 3 macam (besar, sedang, dan kecil)
Jumlah
: 95 buah kancing baju dalam toples
Keterangan :
Terkaan jumlah kancing baju menyimpang, kepekaan mendengarkan
3.

suara kancing itu tidak cukup untuk menentukan jumlah kancing.


Hasil hitungan jumlah kancing baju berdasarkan macam ukuran serta

warna kancing baju


a. Kancing Berukuran Besar
1) Biru
: 19
2) Coklat tua
:9
3) Kuning
:8
b. Kancing sedang
1) Biru tua
: 27

10

c. Kancing kecil
1) Merah
: 28
2) Coklat
:4
4. Jawaban praktikan tidak ada yang semuanya tepat dengan kondisi isi
toples. Untuk penerkaan macam ukuran ada 4 dari 6 praktikan yang
menjawab benar, yaitu 3 macam. Sedangkan 2 praktikan menjawab 2
macam. Untuk penerkaan jumlah kancing sangat menyimpang jauh,
jumlah sesungguhnya adalah 95 buah kancing baju, sedangkan terkaan
hanya 15-30 kancing baju.

5. Grafik balok jumlah masing-masing kancing baju dari setiap ukuran:

11

grafik jumlah kancing baju berdarakan ukuran

jumlah kancing

besar

sedang

kecil

6. Hasil pembacaan grafik adalah sebagai berikut :


Jumlah kancing berdasarkan ukuran :
Ukuran besar
: 36
Ukuran sedang
: 27
Ukuran kecil
: 32
7. Total jumlah kancing baju adalah 95 buah
8. Hasil pengukuran :
a. Kancing paling banyak jumlahnya : kancing berukuran besar
b. Kancing paling sedikit jumlahnya : Kancing berukuran sedang
Kancing baju

lebih dari 2 lubang

Ada 2 lubang

9. Hasil pengelompokan
kecil
kecil

sedang

besar

12

coklat

biru

merah

merah

Berdasarkan lubang

Berdasarkan ukuran

Berdasarkan
Warna

Berdasarkan
warna

Berdasarkan ukuran

Berdasarkan
warna

Berdasarkan
warna

Eksperimen
10. Suara yang ditimbulkan dari penjatuhan kancing baju dengan ketinggian
30 cm adalah berbunyi tak berbunyi 4x. Bunyi 4x ini karena pantulan
kancing baju
11. Hasil perabaan kancing :
a. Kancing besar :
1) Warna kuning : bagian permukaan lebih halus dari pada bagian
belakang, bagian tengah tidak rata.
2) Coklat : bagian permukaan lebih halus, tepi tidak rata, bagian
tengah tidak rata.
3) Biru : bagian permukaan lebih halus, bagian tengah tidak rata.
b. Kancing sedang
1) Warna biru : permukaan lebih halus dari pada bagian belakang,
bagian tengah tidak rata.
c. Kancing kecil
1) Warna merah : permukaan halus, tidak rata pada bagian tengah,
pinggir meninggi.
2) Warna coklat : Permukaan halus, tidak rata pada bagian tengah,
permukaan belakang lebih rata.
12. Dari hasl peletakan kancing baju paling besar secara berjejer
(berdampingan) dan bersinggungan di atas garis yang ada di buku

13

petunjuk praktikum, maka jumlah kancing baju yang diperlukan supaya


tepat menutup garis adalah 4 buah kancing baju
13. Panjang garis dengan penghitungan jumlah 4 kancing baju yang
diperlukan di atas adalah 8 cm.
14. Diameter kancing 2 cm, hasil pengukuran garis sama dengan 4 kali
diameter kancing (dalam cm).
15. Berikut hasil rancangan eksperimen yang dilakukan oleh praktikan
dengan bahan kancing baju dan toples yang disediakan :
a. Rumusan Masalah :
1) Apakah ukuran kancing baju berpengaruh terhadap kecepatan
jatuhnya kancing baju ke dalam air ?
2) Ukuran kancing baju yang mana yang memiliki kecepatan jatuh ke
air tertinggi ?
b. Hipotesis :
1) Ukuran kancing baju berpengaruh terhadap kecepatan jatuhnya
kancing baju ke dalam air
2) Ukuran kancing baju yang paling besar yang memiliki kecepatan
jatuh ke air tertinggi
c. Variabel
1) Variabel bebas :
ukuran kancing (besar dan kecil)
2) Variabel kontrol :
ketinggian jatuhnya kancing, praktikan yang menjatuhkan kancing,
waktu penjatuhan kancing
3) Variabel tergayut :
Kecepatan jatuhnya kancing
d. Rancangan Eksperimen
1) Alat dan bahan
a) Kancing (2 macam ukuran)
b) Toples
c) Air
d) Penggaris
2) Langkah kerja
a) Menyiapkan semua alat dan bahan
b) Mengisi toples dengan air setinggi 7,5 cm
c) Menentukan jarak dijatuhkan kancing dengan tinggi 15 cm di
d)
e)
f)
g)
h)

atas permukaan air.


Menjatuhkan 2 buah kancing secara bersama
Mencatat waktu mulai kancing jatuh sampai pada dasar toples.
Melakukan ulangan sebanyak 3x
Memasukkan data dalam table pengamatan
Melakukan analisis data

14

i) Menyimpulkan hasil
e. Hasil Eksperimen
Waktu kancing mencapai
Ulangan
Ke-

dasar toples (s)


Kancing
Kancing

I
II
III
Rata-rata Kecepatan

Kecil
1,4
1,3
1,6

Kecepatan (cm/s)
Kancing

Kancing

kecil
5,357
5,769
4,687
5,271

Besar
1,281
9,036
8,928
6,415

Besar
1,03
0,83
0,84

V kecil
V besar

ulangan 1

ulangan 2

ulangan 3

rata- rata

Grafik Kecepatan Jatuhnya Kancing Baju Ke Dalam Air


Berdasarkan Ukuran
f. Pembahasan
Percobaan ini kami pilih atas dasar hipotesis kami yaitu
Kancing yang berukuran lebih besar akan jatuh terlebih dahulu
dibandingkan kancing yang lebih kecil karena semakin besar ukuran
benda maka massanya semakin besar apabila dihubungkan dengan
rumus gaya (F= m.g ) maka benda yang memiliki massa lebih besar
akan memiliki gaya yang lebih besar pula. Hipotesis ini kemudian
kami uji dengan eksperimen berupa menjatuhkan dua kancing dengan
ukuran berbeda dari ketinggian yang sama yaitu 15 cm di atas
permukaan air. Kegiatan ini dilakukan untuk melihat seberapa lama
kedua kancing mencapai dasar toples yang berisi air. Pengukuran
lamanya

waktu

kancing

mencapai

dasar

dilakukan

dengan
15

menggunakan stop watch, stop watch dinyalakan tepat pada saat


kancing mulai dijatuhkan dari ketinggin 15 cm di atas permukaan air.
Kemudian stop watch dimatikan tepat saat kancing menyentuh dasar
toples yang berisi air. Untuk mengamati hal tersebut kami
membutuhkan dua pengamat untuk mengamati masing- masing
kancing hal ini dilakukan agar didapatkan waktu perhitungan yang
tepat. Kami melakukan 3 pengulangan untuk masing- masing kancing.
Setelah kegiatan dilakukan kemudian hasil pengamatan dicatat dalam
table pengamatan. Dari data yang diperoleh kami mencari kecepatan
jatuhnya kancing sampai mencapai dasar toples yang berisi air. Pada
percobaan pertama kancing yang berukuran besar memili kecepatan
Kemudian dari perhitungan tersbut kami menghitung rata- rata
kecepatan masing- masing kancing. Untuk kancing yang berukuran
besar memerlukan waktu 1,03 detik untuk mencapai dasar toples.
Ulangan yang kedua memerlukan waktu 0,83 detik, ulangan ketiga
0,84 detik untuk mencapai dasar toples. Jadi untuk menghitung
kecepatan maka digunakan rumus V= S/t. Dimana V adalah kecepatan
(cm/s), S adalah ketinggian (cm), dan t adalah waktu (sekon).
Sehingga kecepatan untuk masing-masing ulangan yaitu 1,281 cm/s,
9,036 cm/s, 8,928 cm/s. dan kecepatan rata-rata diperoleh dengan cara
membagi ketinggian dengan rata-rata waktu yaitu sebesar 6,415 cm/s.
Pengukuran

kecepatan

pada

kancing

yang

berukuran

kecil

menggunakan rumus yang sama seperti pada kancing yang berukuran


besar yaitu V= S/t. Dari data yang telah diperoleh maka diketahui
kecepatan masing-masing untuk kancing kecil dari ulangan pertama
hingga ketiga adalah 5,357 cm/s, 5,769 cm/s, 4,687. Dan untuk
kecepatan rata-rata diperoleh dengan membagi jarak (ketinggian)
dengan waktu rata-rata yaitu sebesar 5,271 cm/s. Perbedaan kecepatan
dari kedua pengamatan tersebut menunjukkan bahwa kancing baju
yang berukuran besar akan lebih cepat mencapai dasar toples
dibandingakan denagn kancing baju yang berukuran lebih kecil,
artinya pada kancing yang berukuran besar waktu yang dibutuhkan

16

untuk mencapai dasar lebih sedikit dibandingkan kancing yang


berukuran kecil. Untuk mengukur kecepatan diperoleh dengan
membagi

jarak

dengan

waktu.

Dengan

demikian

kecepatan

berbanding terbalik dengan waktu. Semakin sedikit waktu yang


diperlukan berarti semakin cepat kancing baju tersebut mencapai dasar
toples. Dengan demikian kancing baju yang berukuran besar memiliki
kecepatan yang lebih tinggi dibandingkan kancing yang berukuran
kecil.
g. Kesimpulan
1) Ukuran kancing baju berpengaruh terhadap kecepatan jatuhnya
kancing baju ke dalam air
2) Ukuran kancing baju yang paling besar yang memiliki kecepatan
jatuh ke air tertinggi
H. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini bertujuan agar praktikan dapat memahami
keterampilan proses sains melalui sutu kegiatan yaitu misteri kancing baju.
Keterampilan proses sains merupakan keterampilan yang diperlukan untuk
memperoleh, mengembangkan dan menerapkan konsep-konsep, prinsipprinsip, hukum-hukum, dan teori sains, baik berupa keterampilan mental,
keterampilan fisik (manual) maupun keterampilan sosial. Keterampilan
proses sains melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau intelektual,
manual dan sosial. Keterampilan kognitif atau intelektual terlibat karena
dengan

melakukan

keterampilan

proses

sains,

siswa

menggunakan

pikirannya. Keterampilan manual jelas terlibat dalam keterampilan proses


karena mungkin melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran,
penyusunan dan perakitan alat. Interaksi dengan sesamanya dalam
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, misalnya mendiskusikan hasil
pengamatan merupakan keterampilan sosial.
Untuk mempelajari berbagai keterampilan proses sains tersebut, maka
ada beberapa kegiatan misteri kancing baju yang kita lakukan yakni menebak
macam ukuran dan jumlah dari kancing baju yang berada di toples,
melakukan

pembuktian,

pembutan

grafik,

pengukuran,

penaksiran,

17

pengamatan dengan perabaan, dan melakukan eksperimen dengan kancing


baju tersebut.
Kegiatan yang pertama kali dilakukan adalah menebak isi toples yang
terbungkus plastik hitam mengenai jumlah dan macam kancing baju yang
terdapat di dalamnya. Kegiatan menebak kami lakukan dengan mengocok
toples. Setelah menuliskan jawaban masing-masing maka kamipun membuka
toples untuk mengetahui apakah tebakan kami berhasil atau tidak. Dari
keenam praktikan tidak dapat menebak dengan benar jumlah kancing yang
ada dan hanya ada 4 praktikan yang dapat menebak dengan benar untuk
macam kancing.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana praktikan dapat
melakukan perkiraan terhadap jumlah dan macam kancing dari suara yang
didengar. proses pengocokan menimbulkan suara yang memberi tanda bahwa
di dalam toples yang terbungkus plastik hitam terdapat beberapa macam
kancing baju. Penulisan jawaban dilakukan secara rahasia tanpa diketahui
anggota kelompok yang lain. Hal ini dimaksudkan agar jawaban setiap
praktikan objective dan tidak terpengaruh jawaban dari teman lain.
ketidakberhasilan praktikan menebak dikarenakan setiap praktikan memiliki
interpretasi yang berbeda dari bunyi yang ditimbulkan dari proses
pengocokan. Hal ini melatih keterampilan proses sains praktikan, yaitu
melakukan perkiraan.
Langkah selanjutnya adalah parktikan melatih keterampilan proses
sains berupa observasi (pengamatan), yakni dengan melakukan pengamatan
terhadap kancing baju yang terdapat di dalam toples. Pengamatan meliputi
pengamatan warna, ukuran kancing, bentuk kancing, perabaan permukaan,
penghitungan jumlah lubang kancing baju, dan menghitung jumlah kancing
baju berdasarkan beberapa dasar. Pertama adalah melakukan pengukuran
untuk memperoleh informasi kancing dengan ukuran yang paling banyak
jumlahnya dan yang paling sedikit jumlahnya. Praktikan telah melakukan
pengukuran terhadap kancing baju sehingga diperoleh tiga macam ukuran
kancing meliputi: besar, sedang, dan kecil. Setelah itu praktikan melakukan
perhitungan jumlah masing- masing ukuran kancing sehingga diperoleh data
mengenai ukuran kancing yang mempunyai jumlah paling banyak dan yang

18

mempunyai jumlah paling sedikit. Hasil yang kami peroleh yaitu. Kancing
paling banyak jumlahnya adalah kancing berukuran besar. Kancing paling
sedikit jumlahnya adalah kancing berukuran sedang. Selanjutnya praktikan
mengambil kancing yang berukuran paling besar kemudian menjatuhkan di
atas meja dari ketinggian 30 cm sehingga menimbulkan suara tentu. Suara
yang terdengar oleh praktilan adalah bunyi tak sebanyak 4 kali. Dalam
kegiatan ini praktikan dilatih untuk peka terhadap suara atau bunyi yang di
timbulkan oleh suatu benda, yang mana diketahui mendengar termasuk ke
dalam keterampilan observasi. Kegiatan selanjutnya kami melakukan
perabaan terhadap kancing dan merasakan struktur permukaan yang ada pada
kancing. Dari kegiatan meraba tersebut praktikan dapat mengetahui bahwa
permukaan ke empat kancing berbeda. Sehingga dengan melatih indera
peraba merupakan salah satu hal untuk menunjang proses observasi terhadap
suatu objek. Keterampilan proses sains yang dapat dipelajari praktikan dalam
serangkaian kegiatan observasi ini adalah keterampilan observasi dengan
perhitungan, pengukuran, dan klasifikasi.
Langkah selanjutnya dalam praktikum ini adalah membuat grafik
balok jumlah masing- masing kancing baju dan setiap ukuran. Pembuatan
grafik

balok

ini

menunjukan

bahwa

praktikan

telah

melakukan

pengorganisasian data yang ditampilkan dalam diagram batang. Grafik ini


akan memudahkan praktikan dan pembaca untuk membandingkan jumlah
kancing yang ada di dalam toples tanpa harus menghitung ulang secara
langsung. Kegiatan ini melatih keterampilan proses sains praktikan yaitu
mengkomunikasikan hasil pengamatan dalam bentuk grafik.
Berikutnya yakni meletakkan kancing baju paling besar secara
berdampingan dan bersinggungan di atas garis yang ditentukan. Sebelumnya,
panjang garis diukur terlebih dahulu dan didapatkan hasil panjang garis
adalah 8 cm. Praktikan juga melakukan pengukuran terhadap diameter
kancing baju. Diameter terukur yaitu 2 cm. Praktikan menempatkan kancing
baju ukuran terbesar sampai tepat menutup garis dan diperolehlah 4 kancing
baju. Dari kegiatan ini dilihat bahwa praktikan dapat mengukur dengan tepat
panjang garis yang sesuai dengan diameter kancing dikalikan dengan jumlah

19

kancing baju yang diperlukan untuk menutup garis. Jadi, praktikan berhasil
membuktikan bahwa pengukuran dengan kancing sama dengan hasil
pengukuran yang dikonversikan dalam satuan cm. Hal ini menunjukkan
kegiatan pengukuran yang merupakan salah satu dari keterampilan proses
observasi dan juga keterampilan proses penaksiran.
Kegiatn terakhir yang kami lakukan adalah merancang kegiatan
eksperimen dengan kancing baju yang telah disediakan serta melakukan
eksperimen tersebut. Eksperimen yang kami pilih adalah mengetahui
hubungan antara ukuran kancing baju dengan kecepatan jatuh kancing dalam
air. Percobaan ini kami pilih atas dasar hipotesis kami yaitu kancing yang
berukuran lebih besar akan jatuh terlebih dahulu dibandingkan kancing yang
lebih kecil karena semakin besar ukuran benda maka massanya semakin besar
apabila dihubungkan dengan rumus gaya (F= m.g ) maka benda yang
memiliki massa lebih besar akan memiliki gaya yang lebih besar pula.
Hipotesis ini kemudian kami uji dengan eksperimen berupa menjatuhkan dua
kancing dengan ukuran berbeda dari ketinggian yang sama yaitu 15 cm di
atas permukaan air. Kegiatan ini dilakukan untuk melihat seberapa lama
kedua kancing mencapai dasar toples yang berisi air. Pengukuran lamanya
waktu kancing mencapai dasar dilakukan dengan menggunakan stop watch,
stop watch dinyalakan tepat pada saat kancing mulai dijatuhkan dari
ketinggin 15 cm di atas permukaan air. Kemudian stop watch dimatikan tepat
saat kancing menyentuh dasar toples yang berisi air. Untuk mengamati hal
tersebut kami membutuhkan dua pengamat untuk mengamati masing- masing
kancing hal ini dilakukan agar didapatkan waktu perhitungan yang tepat.
Kami melakukan 3 pengulangan untuk masing- masing kancing. Setelah
kegiatan dilakukan kemudian hasil pengamatan dicatat dalam table
pengamatan. Dari data yang diperoleh kami mencari kecepatan jatuhnya
kancing sampai mencapai dasar toples yang berisi air. Pada percobaan
pertama kancing yang berukuran besar memili kecepatan Kemudian dari
perhitungan tersbut kami menghitung rata- rata kecepatan masing- masing
kancing. Untuk kancing yang berukuran besar memerlukan waktu 1,03 detik
untuk mencapai dasar toples. Ulangan yang kedua memerlukan waktu 0,83

20

detik, ulangan ketiga 0,84 detik untuk mencapai dasar toples. Jadi untuk
menghitung kecepatan maka digunakan rumus V= S/t. Dimana V adalah
kecepatan (cm/s), S adalah ketinggian (cm), dan t adalah waktu (sekon).
Untuk mengukur kecepatan diperoleh dengan membagi jarak dengan waktu.
Dengan demikian kecepatan berbanding terbalik dengan waktu. Semakin
sedikit waktu yang diperlukan berarti semakin cepat kancing baju tersebut
mencapai dasar toples. Dari hasil eksperimen menunjukkan bahwa kancing
baju yang berukuran besar memiliki kecepatan yang lebih tinggi
dibandingkan kancing yang berukuran kecil.
Berdasarkan kegiatan eksperimen tersebut, kami belajar beberapa
keterampilan proses sains diantaranya adalah keterampilan merumuskan
masalah, menentukan hipotesis, keterampilan mengamati, dalam hal ini
keterampilan mengamati jatuhnya kancing baju sampai mencapai dasar
toples, keterampilan mengukur yaitu mengukur waktu yang diperlukan untuk
tiap

kancing

sampi

meramalkan/memprediksi

mencapai

dasar

toples,

keterampilan

yaitu memprediksi kancing yang akan jatuh

terlebih dahulu (kancing besar/kecil), keterampilan mengorganisasikan data


yaitu mencatat data dalam sebuah table agar mudah dipahami baik bagi
peneliti maupun orang lain, keterampilan menghitung yaitu menghitung
kecepatan dengan menggunakan rumus berdasarkan data yang tercatat (data
mengenai waktu dan ketinggian), keterampilan mengkomunikasikan hasil
yakni melakukan pembuatan grafik, penyajian data dalam bentuk tabel, serta
yang terakhir adalah mengtemngkan keterampilan menyimpulkan yaitu
menyimpulkan hasil yang telah diperoleh dari kegiatan apakah sesuai dengan
hipotesis yang dikemukan atau tidak.
Dari serangkaian kegiatan misteri kancing baju ini banyak hal yang
dapat diperoleh oleh praktikan, yaitu bagaimana belajar keterampilan proses,
terutama keterampilan proses sains diantaranya meliputi keterampilan proses
observasi (pengamatan), mengkomunikasikan hasil, melakukan penaksiran,
dan melakukan eksperimen yang di dalamnya juga mengembangkan
keterampilan proses merumuskan masalah, menentukan hipotesis, merancang

21

kegiatan

eksperimen,

mengkomunikasikan

hasil,

dan

melakukan

penyimpulan.

I. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan diatas maka dapat disimpulkan bahwa
dari kegiatan misteri kancing baju, praktikan dapat mengembangkan
keterampilan proses sains sebagai berikut :
a. Keterampilan memprediksi (menaksir) yaitu dengan kegiatan menerka
jumlah kancing yang terdapat dalam toples beserta ukurannya
b. Keterampilan mengamati (observasi) yang meliputi keterampilan
pengukuran, klasifikasi, dan penghitungan dengan mengamati kancing
baju yang ada di toples.
c. Keterampilan mengorganisasikan dan mengkomunikasikan data yaitu
dengan membuat grafik dan tabel mengenai jumlah kancing baju dari
tiap-tiap ukuran
d. Keterampilan melakukan eksperimen yang di dalamnya meiputi
keterampilan proses merumuskan masalah, menentukan hipotesis,
merancang kegiatan eksperimen,

mengkomunikasikan hasil, dan

melakukan penyimpulan.

22

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. BBM III : Keterampilan Proses Sains. Diambil dari
www.google.com pada tanggal 1 November 2011 pukul 21.30 WIB
Penyelenggara Setifikasi Guru Rayon 24. 2010. Pembelajaran Sains Menurut
Kurikulum 2006 (Bahan PLPG UNM). Diambil dari www.google.com pada
tanggal 1 November 2011 pukul 21.30 WIB
Semiawan, Conny dkk. 1992. Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta :
Gramedia Widiasarana Indonesia
Sidharta, Arief. 2011. Model Pembelajaran Asam Basa Berbasis Inkuiri
Laboratorium Sebagai Wahana Pendidikan Sains Siswa SMP. Diambil dari
www.google.com pada tanggal 1 November 2011 pukul 21.30 WIB
Wahono, Widodo. 2011. Peta Konsep Keterampilan Proses Sains. Diambil dari
www.google.com pada tanggal 1 November 2011 pukul 21.30 WIB
Wibowo, Yuni, dkk. 2011. Petunjuk Praktikum Pendidikan Sains. Yogyakarta :
Universitas Negeri Yogyakarta.

23

LAMPIRAN
Hasil Eksperimen
Hubungan Ukuran Kancing Baju dengan Kecepatan Jatuhnya ke Dalam Air
A. Judul
Hubungan ukuran kancing baju terhadap kecepatan jatuhnya kancing baju
dalam air.
B. Rumusan Masalah :
1) Apakah ukuran kancing baju berpengaruh terhadap kecepatan jatuhnya
kancing baju ke dalam air ?
2) Ukuran kancing baju yang mana yang memiliki kecepatan jatuh ke air
tertinggi ?
C. Hipotesis :
1) Ukuran kancing baju berpengaruh terhadap kecepatan jatuhnya kancing
baju ke dalam air
2) Ukuran kancing baju yang paling besar yang memiliki kecepatan jatuh
ke air tertinggi
D. Variabel
1) Variabel bebas :
ukuran kancing (besar dan kecil)
2) Variabel kontrol :
ketinggian jatuhnya kancing, praktikan yang menjatuhkan kancing,
waktu penjatuhan kancing
3) Variabel tergayut :
Kecepatan jatuhnya kancing
E. Rancangan Eksperimen
1) Alat dan bahan
a) Kancing (2 macam ukuran)
b) Toples
c) Air
d) Penggaris
2) Langkah kerja
a) Menyiapkan semua alat dan bahan
b) Mengisi toples dengan air setinggi 7,5 cm
c) Menentukan jarak dijatuhkan kancing dengan tinggi 15 cm di atas
permukaan air.
d) Menjatuhkan 2 buah kancing secara bersama

24

e)
f)
g)
h)
i)

Mencatat waktu mulai kancing jatuh sampai pada dasar toples.


Melakukan ulangan sebanyak 3x
Memasukkan data dalam table pengamatan
Melakukan analisis data
Menyimpulkan hasil

F. Data Hasil Eksperimen


Waktu kancing mencapai
Ulangan
KeI
II
III
Rata-rata Kecepatan

dasar toples (s)


Kancing
Kancing
Kecil
1,4
1,3
1,6

Besar
1,03
0,83
0,84

Kecepatan (cm/s)
Kancing

Kancing

kecil
5,357
5,769
4,687
5,271

Besar
1,281
9,036
8,928
6,415

V kecil
V besar

ulangan 1

ulangan 2

ulangan 3

rata- rata

Grafik Kecepatan Jatuhnya Kancing Baju Ke Dalam Air


Berdasarkan Ukuran
G. Pembahasan
Percobaan ini kami pilih atas dasar hipotesis kami yaitu Kancing
yang berukuran lebih besar akan jatuh terlebih dahulu dibandingkan
kancing yang lebih kecil karena semakin besar ukuran benda maka
massanya semakin besar apabila dihubungkan dengan rumus gaya (F= m.g
) maka benda yang memiliki massa lebih besar akan memiliki gaya yang
lebih besar pula. Hipotesis ini kemudian kami uji dengan eksperimen
berupa menjatuhkan dua kancing dengan ukuran berbeda dari ketinggian
25

yang sama yaitu 15 cm di atas permukaan air. Kegiatan ini dilakukan


untuk melihat seberapa lama kedua kancing mencapai dasar toples yang
berisi air. Pengukuran lamanya waktu kancing mencapai dasar dilakukan
dengan menggunakan stop watch, stop watch dinyalakan tepat pada saat
kancing mulai dijatuhkan dari ketinggin 15 cm di atas permukaan air.
Kemudian stop watch dimatikan tepat saat kancing menyentuh dasar
toples yang berisi air. Untuk mengamati hal tersebut kami membutuhkan
dua pengamat untuk mengamati masing- masing kancing hal ini dilakukan
agar didapatkan waktu perhitungan yang tepat. Kami melakukan 3
pengulangan untuk masing- masing kancing. Setelah kegiatan dilakukan
kemudian hasil pengamatan dicatat dalam table pengamatan. Dari data
yang diperoleh kami mencari kecepatan jatuhnya kancing sampai
mencapai dasar toples yang berisi air. Pada percobaan pertama kancing
yang berukuran besar memili kecepatan Kemudian dari perhitungan
tersbut kami menghitung rata- rata kecepatan masing- masing kancing.
Untuk kancing yang berukuran besar memerlukan waktu 1,03 detik untuk
mencapai dasar toples. Ulangan yang kedua

memerlukan waktu 0,83

detik, ulangan ketiga 0,84 detik untuk mencapai dasar toples. Jadi untuk
menghitung kecepatan maka digunakan rumus V= S/t. Dimana V adalah
kecepatan (cm/s), S adalah ketinggian (cm), dan t adalah waktu (sekon).
Sehingga kecepatan untuk masing-masing ulangan yaitu 1,281 cm/s, 9,036
cm/s, 8,928 cm/s. dan kecepatan rata-rata diperoleh dengan cara membagi
ketinggian dengan rata-rata waktu yaitu sebesar 6,415 cm/s. Pengukuran
kecepatan pada kancing yang berukuran kecil menggunakan rumus yang
sama seperti pada kancing yang berukuran besar yaitu V= S/t. Dari data
yang telah diperoleh maka diketahui kecepatan masing-masing untuk
kancing kecil dari ulangan pertama hingga ketiga adalah 5,357 cm/s, 5,769
cm/s, 4,687. Dan untuk kecepatan rata-rata diperoleh dengan membagi
jarak (ketinggian) dengan waktu rata-rata yaitu sebesar 5,271 cm/s.
Perbedaan kecepatan dari kedua pengamatan tersebut menunjukkan bahwa
kancing baju yang berukuran besar akan lebih cepat mencapai dasar toples
dibandingakan denagn kancing baju yang berukuran lebih kecil, artinya

26

pada kancing yang berukuran besar waktu yang dibutuhkan untuk


mencapai dasar lebih sedikit dibandingkan kancing yang berukuran kecil.
Untuk mengukur kecepatan diperoleh dengan membagi jarak dengan
waktu. Dengan demikian kecepatan berbanding terbalik dengan waktu.
Semakin sedikit waktu yang diperlukan berarti semakin cepat kancing baju
tersebut mencapai dasar toples. Dengan demikian kancing baju yang
berukuran besar memiliki kecepatan yang lebih tinggi dibandingkan
kancing yang berukuran kecil.
Berdasarkan kegiatan tersebut, kami belajar beberapa keterampilan
proses sains diantaranya adalah keterampilan mengamati, dalam hal ini
keterampilan mengamati jatuhnya kancing baju sampai mencapai dasar
toples, keterampilan mengukur yaitu mengukur waktu yang diperlukan
untuk tiap kancing sampi mencapai dasar toples, keterampilan
meramalkan/memprediksi

yaitu memprediksi kancing yang akan jatuh

terlebih dahulu (kancing besar/kecil), keterampilan mengorganisasikan


data yaitu mencatat data dalam sebuah table agar mudah dipahami baik
bagi peneliti maupun orang lain,

keterampilan menghitung

yaitu

menghitung kecepatan dengan menggunakan rumus berdasarkan data yang


tercatat (data mengenai waktu dan ketinggian), keterampilan menyimpulka
yaitu menyimpulkan hasil yang

telah diperoleh dari kegiatan apakah

sesuai dengan hipotesis yang dikemukan atau tidak.


H. Kesimpulan
1. Ukuran kancing baju berpengaruh terhadap kecepatan jatuhnya kancing
baju ke dalam air
2. Ukuran kancing baju yang paling besar yang memiliki kecepatan jatuh
ke air tertinggi

27

You might also like