Professional Documents
Culture Documents
PUSAT LABA
OLEH:
1.
2.
3.
4.
MUHAMMAD ARFANDYNATA
RIKY RAMADHANI
TEUKU BILAL RIZKY
M. QYAZ AULIA RYZKI
1201103010084
1201103010105
1201103010049
1201103010101
Kata Pengantar
12 November 2014
Penyusun
BAB 1 PENDAHULUAN
center). Laba merupakan ukuran kinerja yang berguna karena laba memungkinkan
manajemen senior untuk dapat menggunakan satu indikator yang komprehensif, dibandingkan
jika harus menggunakan beberapa indikator. Satu indikator yang tak kalah penting dibahas
adalah investasi. Seberapa banyak investasi yang masuk ke perusahaan akan menjadi daya
tarik sekaligus indikator untuk menilai kestabilan posisi keuangan perusahaan tersebut. Maka
menjadi penting bagi kita untuk membahas secara rinci tentang pusat pendapatan laba.
Seluruh pusat tanggung jawab diibaratkan sebagai suatu kesatuan rangkaian yang
mulai dari pusat tanggung jawab yang sangat jelas merupakan pusat laba sampai pusat
tanggung jawab yang bukan merupakan pusat laba. Manajemen harus memutuskan apakah
keuntungan dari delegasi tanggung jawab laba akan dapat menutupi kerugiannya,
sebagaimana dibahas berikut ini. Seperti halnya pilihan-pilihan desain sistem pengendalian
maajemen, dalam hal ini tidak ada batasan-batasan yang jelas.
2.1.
2.2.
Diantaranya yaitu :
2.2.1.1.
2.2.1.2.
keputusan.
Kecepatan pengambilan keputusan operasional dapat meningkat karena
2.2.1.3.
2.2.1.4.
harian.
Manajer lebih bebas menunjukkan imajinasi dan inisiatifnya, karena hanya
2.2.1.5.
2.2.1.6.
2.2.1.7.
labanya.
Memberikan informasi siap pakai kepada manajemen puncak tentang
2.2.1.8.
2.2.2
karena
tidak
adanya
kesempatan
yang
cukup
untuk
2.3.
Hampir semua unit bisnis diciptakan sebagai pusat laba karena manajer yang
bertanggung jawab atas unit tersebut memiliki kendali atas pengembangan produk, proses
produksi, dan pemasaran. Para manajer tersebut berperan untuk mempengaruhi pendapatan
dan beban sedemikian rupa sehingga dapat dianggap bertanggung jawab atas laba bersih.
Meskipun demikian, seperti yang akan ditunjukan pada bagian berikutnya. Wewenang
seorang manajer dapat dibatasi dengan berbagai cara , yang sebaiknya dicerminkan dalam
desain dan operasi pusat laba.
Dari konsep pusat laba, manajer unit bisnis akan memiliki otonomi seperti presiden
dari suatu perusahan independen. Meskipun demikian, dalam praktek sehari-hari, otonomi
semacam ini tidak pernah ada. Wewenang yang diberikan oleh dewan direksi kepada CEO
didelegasikan ke manajer unit bisnis, maka berarti bahwa manajemen senior melepaskan
tanggung jawab sendiri. Akibatnya, struktur unit bisnis
dengan unit bisnis lain. Batasan dari unit bisnis lain akan semakin tidak terlihat
apabila keputusan produk, keputusan pemasaran dan keputusan perolehan dilakukan
oleh satu unit bisnis, disamping itu terdapat sinergi antar unit bisnis. Jia seorang
manajer unit bisnis mengendalikan ketiga aktivitas tersebut, biasanya tidak akan ada
kesulitan dalam melaksanakan tanggung jawab laba dan mengukur kinerja. Pada
umumnya semakin terintegrasi suatu perusahaan maka akan semakin sulit melakukan
tanggung jawab pusat laba tunggal untuk ketiga aktivitas tersebut dalam lini produk
yang ada.
2.3.1.2.
strategis, karena adanya keseragaman dan dari nilai ekonomis sentralisasi. Hampir
semua perusahaan mempertahankan beberapa keputusan terutama keputusan financial,
pada tingkat korporat, setidaknya untuk aktivitas domestic. Akibatnya, salah satu
batasan utama atas unit bisnis berasal dari pengendalian korporat terhadap investasi
baru. Unit bisnis yang ada harus bersaing satu sama lain untuk mendapatkan bagian
dari dana yang tersedia.
Perusahaan multibisnis biasanya terbagi ke dalam unit-unit bisnis dimana setiap unit
diperlakukan sebagai unit penghasil laba yang independen. Tetapi sub unit yang ada dalam
unit bisnis tersebut dapat saja terorganisisr secara fungsional misal aktivitas operasi
pemasaran, manufaktur, dan jasa yang dijadikan sebagai pusat laba. Tidak ada prinsip-prinsip
tertentu yang menyatakan bahwa unit tertentu yang merupakan pusat laba sementara dan yang
lainnya bukan.
2.3.2.1.
Unit-unit fungsional
Subunit yang ada dalam unit bisnis dapat saja terorganisasi secara fungsional.
Terkadang lebih mudah untuk membuat satu atau lebih unit fungsional, misalnya aktivitas
operasi pemasaran, manufaktur, dan jasa. Tidak ada prinsip-prisip tertentu yang
menyatakan bahwa jenis unit tertentu yang merupakan pusat laba sementara yang lainnya
bukan. Keputusan pihak manajemen untuk pusat labanya haruslah berdasarkan besar
pengaruhya (bahkan jika bukan pengendalian total) yang dilaksanaka oleh manajer unit
terhadap aktivitas yang mempengaruhi laba bersih.
2.3.2.2.
Pemasaran
Pemasaran dapat dijadikan sebagai pusat laba dengan membebankan biaya dari
produk yang terjual. Harga transfer ini memberikan informasi yang relevan bagi manajer
pemasaran dalam membuat trade-off pendapatan/pengeluaran yang optimal, dan praktik
standar untuk mengukur manajer pusat laba berdasarkan probabilitasnya akan
memberikan evaluasi terhadap trade-off yang dibuat.
2.3.2.3.
Manufaktur
Aktivitas manufaktur biasanya merupakan pusat beban, di mana manajemen
dinilai berdasarkan kinerja versus biaya standar dan anggaran overhead. Tetapi, ukuran ini
dapat menimbulkan masalah karena ukuran tersebut tidak mengindikasikan sejauh mana
kinerja manajemen atas seluruh aspek pekerjaannya. Oleh karena itu, di mana kinerja
proses manufaktur diukur terhadap biaya standar, dianjurkan untuk membuat evaluasi
yang terpisah atas aktivitas-aktivitas seperti pengendalian mutu, penjadwalan produk, dan
keputusan buat atau beli. Salah satu cara untuk mengukur aktivitas organisasi manufaktur
secara keseluruhan adalah dengan menjadikannya pusat laba dan memberikan nilai
berdasarkankan untuk harga jual produk dikurangi dengan estimasi biaya pemasaran.
2.3.2.4.
layananan konsumen, dan aktivitas pendukung sejenis dapat dioperasikan kantor pusat dan
divisi pelayanan perusahaan, atau dapat dipenuhi oleh unit bisnis itu sendiri. Unit bisnis
tersebut membebankan biaya pelayanan yang diberikan, dengan tujuan finansial untuk
menghasilkan bisnis yang mencukupi sehingga pendapatan setara dengan pengeluaran.
Perusahaan
yang
melakukan
pembebanan
berdasarkan
penggunaan
mungkin
Organisasi lainnya
Suatu perusahaan dengan operasi cabang yang bertanggung jawab atas pemasaran
produk perusahaan di wilayah geografis tertentu sering kali menjadi pusat laba secara
alamiah. Meskipun para manajer cabang tidak memiliki tanggung jawab manufaktur atau
pembelian, profitabilitasnya kadangkala merupakan satu ukuran unit kinerja yang paling
baik. Lebih lanjut lagi, pengukuran laba merupakan satu alat motivasi yang sempurna.
Margin kontribusi
2.3.3.2.
Laba langsung
Laba langsung (direct profit) mencerminkan kontribusi pusat laba terhadap
overhead umum dan laba perusahaan. Ukuran ini menggabungkan pengeluaran seluruh
pusat laba, baik yang dikeluarkan oleh atau dapat ditelusuri langsung ke pusat laba
tersebut tanpa mempedulikan apakah pos-pos ini ada dalam kendali manajer pusat laba
atau tidak. Meskipun demikian, pengeluaran yang terjadi di kantor pusat tidak termasuk
dalam penghitungan ini.
2.3.3.3.
dapat dikendalikan dan tidak dapat dikendalikan. Yang termasuk dalam kategori pertama
adalah pengeluaran-pengeluaran yang dapat dikendalikan, pada tingkat tertentu, oleh
manajer unit bisnis, misalnya layanan teknologi informasi. Jika biaya-biaya ini termasuk
dalam sistem pengukuran, maka laba yang dihasilkan setelah dikurangi dengan seluruh
biaya yang dipengaruhi oleh manajer pusat laba tersebut.
2.3.3.4.
berdasarkan jumlah relatif dari beban yang dikeluarkan oleh pusat laba. Jika pusat laba
dibebankan dengan sebagian overhead korporat, maka hal ini harus dihitung berdasarkan
biaya yang telah dianggarkan, dan bukan biaya aktual, di mana kolom anggaran dan
aktual dalam laporan kinerja pusat laba menunjukkan jumlah yang sama untuk pos
khusus ini. Hal ini akan memberikan kepastian bahwa para manajer pusat laba tidak akan
mengeluh karena laporan kinerja mereka tidak akan menunjukkan varians dalam alokasi
overhead.
2.3.3.5.
Laba bersih
Di sini, perusahaan mengukur kinerja pusat laba domestik berdasarkan laba bersih
BAB 3 KESIMPULAN
Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya diukur
berdasarkan laba (selisih antara pendapatan dan beban) yang diperoleh. Pusat laba dapat
dibentuk dengan struktur divisionalisasi, yang memungkinkan unit utama bertanggungjawab
terhadap produksi dan pemasaran sekaligus. Pusat laba dibentuk dengan keputusan expense
and revenue trade-off. Keputusan ini ditentukan dengan 2 kondisi, yaitu Manajer memiliki
akses ke informasi yang relevan dalam membuat keputusan dan terdapat ukuran efektivitas
atas trade-off yang dibuat manajer.
Seluruh pusat tanggung jawab diibaratkan sebagai suatu kesatuan rangkaian yang
mulai dari pusat tanggung jawab yang sangat jelas. Manajemen harus memutuskan apakah
keuntungan dari delegasi tanggung jawab laba akan dapat menutupi kerugiannya,
sebagaimana dibahas berikut ini. Seperti halnya pilihan-pilihan desain system pengendaian
maajemen, dalam ini tidak ada batasan-batasan yang jelas.
Perusahaan multibisnis biasanya terbagi ke dalam unit-unit bisnis dimana setiap unit
diperlakukan sebagai unit penghasil laba yang independen. Tetapi subunit yang ada dalam
unit bisnis tersebut dapat saja terorganisisr secara fungsional missal aktivitas operasi
pemasaran, manufaktur, dan jasa yang dijadikan sebagai pusat laba.
Daftar Pustaka
http://tugaskuliah23.blogspot.com/2014/03/makalah-pusat-laba.html
http://www.slideshare.net/b3randal/pusatlaba
http://mitrausahamuda23.blogspot.com/2014/03/makalah-sistem-pengendalianmanajemen.html
http://s2.wahyudiharto.com/2009/04/penggunaan-informasi-akuntansi-penuh.html
Kaplan, Robert, dan David Norton. Balanced Scorecard. Boston: Harvard Business
School Press, 1996.
Robert N.Anthony Vijay Govindarajan.Management Control System, penerbit
Salemba Empat,2005.
Viyanti & Setin. 2010. Akutansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Pengendalian