You are on page 1of 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

I. Pokok Bahasan

: TB Paru

II. Sasaran

: Masyarakat Lingkungan Tegal

III. Tempat

: Lingkungan Tegal

IV. Hari / Tanggal

: Senin, 28 Februari 2011

V. W a k t u

: 40 menit

VI. Tujuan Umum

Setelah mengikuti penyuluhan mengenai TB Paru selama 40 menit Masyarakat


Lingkungan Tegal dapat memahami tentang TB Paru.
VII. Tujuan Khusus

1. Mampu menjelaskan pengertian TB Paru


2. Mampu menjelaskan gejala / tanda tanda TB Paru
3. Mampu menjelaskan cara penularan TB Paru
4. Mampu menjelaskan pengobatan TB Paru
5. Mampu melaksanakan cara pencegahan TB Paru
VIII. Materi

: ( Terlampir )

1. Pengertian TB Paru
2. Gejala / tanda tanda TB Paru
3. Cara penularan TB Paru
4. Pengobatan TB Paru
5. Cara pencegahan TB Paru
IX.

Metode :
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi

X.

Media / Alat
1. Leaf leat
2. Poster

XI. Kegiatan Pembelajaran


No.
Tahap
Waktu
1.
Pembukaan
5 menit
2.
Pengembangan
25 menit

3.

Penutup

10 menit

Kegiatan
Menyampaikan tujuan
Menggali dan menjelaskan tentang :
- Pengertian TB Paru
-Gejala / tanda tanda TB Paru
- Cara penularan TB Paru
- Cara pengobatan TB Paru
-Cara pencegahan TB Paru
Memberikan kesempatan pada peserta
untuk bertanya
Menyimpulkan materi bersama peserta
Evaluasi

XII. Sumber Pustaka :


1.Hood, Alsaagaf dan H. Abdul Mukty ( 1995 ), Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru,
Surabaya Airlangga University Press.
2

Depkes RI, ( 2000 ), Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis, Jakarta. .

XIII. E v a l u a s i :
1. Prosedur : Selama proses pembelajaran berlangsung
Setelah selesai penyuluhan
2. Bentuk

: Subyektif

3. Jenis Tes : Lisan


4. Alat tes

a. Apa pengertian TB Paru


b. Apa tanda / gejala-gejala TB Paru
c. Bagaimana cara penularan TB Paru
d. Bagaimana cara pengobatan TB Paru
e. Bagaimana cara pencegahan TB Paru

PENYAKIT TUBERKULOSIS PARU ( TBC PARU )


A. Pengertian :
Penyakit menular yang disebabkan oleh basil mikobakterium tuberkulosis ( Editor : Hood ,
Alsagaff. Dan H. Abdul Mukty, 1995 : 73 )
B. Gejala Penyakit :
Gejala penyakit tuberkulosis paru bervariasi, mulai tidak ada gejala sampai yang sangat
mencolok ( Editor : Muhammad Amin (dkk ) 1989 :19 ).
Gejala umum ; batuk terus menerus dan berdahak selama 3 minggu atau lebih. Gejala lain
yang sering dijumpai adalah dahak bercampur darah , batuk darah, sesak napas dan rasa
nyeri dada, badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat
malam walaupun tanpa kegiatan dan demam meriang lebih dari sebulan ( Depkes RI, 2000 ;
20 )
C. Cara Penularan :
Penyakit tuberkulosis ditularkan melalui udara ( pernapasan ) menurut kondisinya
digolongkan menjadi 2 hal yaitu :
1. Penularan secara langsung
Yaitu kondisi penularan yang terjadi dimana penderita tuberkulosis batu atau bersin
sehingga partikel ludah yang mengandung kuman terhirup oleh orang lain yang ada
disekitarnya.
2. Penularan secara tidak langsung
Yaitu kondisi yang tidak memungkinkan penularan kuman secara langsung karena dahak
yang dikeluarkan dibuang sembarangan tempat dan bercampur dengan partikel-partikel
debu. Dalam kondisi tertentu kuman tadi dihembuskan oleh angin sehingga terhirup oleh
orang lain yang ada disekitarnya disaat bernapas ( Depkes RI 1995 : 8 )

D. Pengobatan
a. Tujuan :
Tujuan pengobatan penderita tuberkulosis adalah :
1). Menyembuhkan penderita
2). Mencegah kematian
3). Mencegah kekambuhan
4). Menurunkan resiko penularan
b. Prinsip

1). OAT diberikan dalam bentuk kombinasi


2). Jumlah obat yang diberikan cukup dan dosis tepat selama 6-8 bulan
3). Apabila panduan obat yang digunakan tidak adekwat ( jenis, dosis dan jangka waktu
pengobatan ) kuman tuberkulosis akan resisten
c. Tahapan :
1). Tahap intensif/tahap awal
Pada tahap ini penderita mendapat obat setiap hari dan diawasi langsung,

untuk

mencegah terjadinya kekebalan terhadap Rifampicin. Bila saat tahap intensif


diberikan secara tepat, penderita menular menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2
minggu. Sebagian besar penderita TB BTA Positif menjadi BTA negatif ( konversi )
pada akhir pengobatan intensif.
2). Tahap lanjutan
Pada tahap ini penderita mendapat obat dalam jangka waktu lebih lama dan jenis obat
lebih sedikit untuk mencegah terjadinya kekambuhan .
d. Panduan Obat
Program Nasional penanggulangan tuberkulosis di Indonesia menggunakan obat anti
tuberkulosis sebagai berikut :
1). Kategori 1 yaitu : 2HRZE/4H3R3
Obat katagori 1 diberikan pada tahap intensif, terdiri dari :
-

H = Isoniazid

R = Rifampicin

Z = Pirazinamid

obat tersebut diberikan setiap hari selama

E = Ethambutol

2 bulan. ( 2 HRZE )

Kemudian diteruskan dgn tahap lanjutan , yang terdiri dari :


-

H = Isoniazid

R = Rifampicin

obat tersebut diberikan 3 kali dalam se


minggu selama 4 bulan (4H3R3)

Obat kategori 1 tersebut diberikan untuk :


-

Penderita baru tuberkulosis BTA positif

Penderita tuberkulosis paru BTA negatif, rontgen positif yang sakit berat

Penderita tuberkulosis ekstra paru berat

2). Kategori 2 yaitu : 2HRZES/HRZE/5H3R3E3


Pada tahap intensif obat kategori 2 ini diberikan selama 3 bulan yang
dari :
-

H = Isoniazid

R = Rifampicin

Z = Pirazinamid

diberikan se

E = Ethambutol

lama 2 bulan

S = Streptomicin injeksi setiap hari di puskesmas

(2HRZES)

Selanjutnya diteruskan dengan :


-

H = Isoniazid

R = Rifampicin

Z = Pirazinamid

E = Ethambutol

diberikan setiap hari selama 1 bulan (HRZE)

Kemudian diteruskan dengan tahap lanjutan yang terdiri dari :


-

H = Isoniazid

R = Rifampicin

obat tersebut diberikan 3 kali dalam seminggu

E = Ethambutol

selama 5 bulan. ( 5H3R3E3 )

Obat kategori 2 tersebut di atas ditujukan untuk :


-

Penderita kambuh ( relaps )

Penderita gagal ( failure )

Penderita dgn pengobatan setelah lalai ( afterdefault )

3). Kategori 3 yaitu ; 2HRZ/4H3R3


Pada tahap intensif obat katagori 3 ini terdiri dari :
-

H = Isoniazid

terdiri

R = Rifampicin

Z = Pirazinamid

diberikan setiap hari selama 2 bulan

Diteruskan dengan tahap lanjutan yang terdiri dari :


-

H = Isoniazid

R = Rifampicin

diberikan 3 kali seminggu selama 4 bulan

Obat kategori 3 tersebut ditujukan untuk :


-

Penderita baru BTA negatif dan rongent positif sakit ringan

Penderita ekstra paru ringan yaitu TB kelenjar limfe, pleuritis exudative


unilateral, TB kulit, TB tulang

4). Obat sisipan yaitu HRZE


Bila pada ahir tahap intensif dari pengobatan dengan kategori 1 atau kategori 2
hasil pemeriksaan dahak masih BTA positif, diberikan obat sisipan yang terdiri
dari :
-

H = Isoniazid

R = Rifampicin

Z = Pirazinamid

E = Ethambutol

diberikan setiap hari selama 1 bulan

E. Pencegahan
Pencegahan ini meliputi :
1. Sebelum terjadinya sakit.
1). Health promotion/promosi kesehatan
Usaha-usaha yang dilakukan yaitu mempertinggi daya tahan tubuh seperti ;
-

makan yang bergizi ( seimbang )

olah raga yang teratur

memeriksakan diri secara teratur ( cek up )

tidur yang cukup

menghindari penggunaan NAPZA, seperti; narkotik, alkohol, rokok


dsbnya

menghindari melakukan prilaku sex yang menyimpang ( mis; berganti- ganti


pasangan dsbnya )

mengurangi stres yang berlebihan ( mis; rekreasi yang cukup )

- memperbaiki lingkungan dan perumahan yang baik ( mis; mengurangi kepadatan


penduduk, ventilasi yang cukup dsbnya )
2). Specipic protection/melakukan perlindungan yang sepesipik
Usaha-usaha yang perlu dilakukan adalah ;
a. melakukan immunisasi, seperti BCG
b. menghindari/mengurangi berdekatan dgn penderita TBC
c.

melakukan pasteurisasi susu sapi ( menghindari susu sapi yang terkena TBC )

2. Pada saat sakit


1). Early Diagnoses and promt treatment/diagnose dini dan pengobatan yang tepat
Usaha-usaha yang dilakukan adalah ;
a. melakukan diagnose secara cepat dan tepat
b. memberikan pengobatan yang tepat
c. menganjarkan pada penderita batuk yang baik dan membuang dahak di tempat yang
aman
d. makan makanan yang bergizi
e. perbaikan sarana lingkungan dan perumahan
f. olah raga yang teratur dan tidur yang cukup
g. menghindari penggunaan NAPZA dan prilaku sex yang menyimpang
h. menghindari stres yang berlebihan
i. melakukan case finding ( mencari kasus-kasus baru yang dicurigai menderita TBC,
hususnya keluarga dekat/tetangga penderita ) dengan cara ; pemeriksaan foto dada
secara massal atau pemeriksaan dahak secara massal.
2) Disability limation/pembatasan kecacatan
Usaha-usaha yang dilakukan
a. pengobatan yang tepat
b. kontrol secara berkala
c. sama dengan usaha-usaha health promotion
3. Sesudah sakit
1). Rehabilitation
Usaha-usaha yang dilakukan :
a. kontrol secara berkala
b. sama dengan usaha-usaha healt promotion
c. memberikan pengertian kepada keluarga/masyarakat agar mau menerima

penderita sebagaimana dia sebelum sakit

You might also like