You are on page 1of 13

Accounting Theory, 7th Edition Jayne Godfrey [et al.

Emerging Issues
In Accounting
And Auditing
PROGRAM DIPLOMA IV
AKUNTANSI KURIKULUM
KHUSUS
Kelas 10 D

Disusun oleh :
Andika Putra Wijaya (03)
Dwi Yanis Wijanarko (10)
Isramia Larasati (16)
Muhammad Rico
Firmansyah (19)
Tommy (27)

SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA


2015
LO-1: Current Factors Influencing Accounting And Auditing
Research, Regulation And Practice
XBRL
Pada akhir 2008, US Securities and Exchange Commission (SEC) memilih untuk
mewajibkan lima ratus perusahaan publik terbesar di Amerika Serikat untuk
mendokumentasikan laporan keuangan 2009 mereka dengan menggunakan Extensible
Business Reporting Language (XBRL), yang kemudian diikuti oleh perusahaan-perusahaan
lainnya. XBRL memungkinkan informasi keuangan akan disajikan dalam cara yang lebih
interaktif dan user friendly dengan 'tag' item data individu sehingga mereka dapat diekstraksi
oleh perangkat lunak untuk menghasilkan laporan yang dirancang oleh users. SEC berharap
penggunaan XBRL akan memungkinkan analisis data keuangan perusahaan yang jauh lebih
cepat oleh sekelompok pengguna yang lebih luas dengan tingkat error yang rendah. Teknik
yang saat ini digunakan untuk meng-ekstrak rincian data dari laporan keuangan diklaim
masih banyak mengandung kesalahan dikarenakan mereka menggunakan baik secara
manual atau menggunakan program perangkat lunak tertentu yang menghasilkan output
yang hanya mendekati data yang mendasari.
XBRL merupakan bahasa markup yang dikembangkan dari bahasa eXtensible Markup
Language (XML). Ide dasar dari pengembangan bahasa XBRL adalah untuk mengatasi
kendala pertukaran data dan interoperabilitas antara sistem informasi dalam penyajian dan
distribusi laporan keuangan. XBRL tidak mengubah struktur item-item yang harus dilaporkan
pada laporan keuangan. Fungsi XBRL hanyalah membungkus setiap data yang ada di
dalam laporan keuangan dengan konteks sehingga data tersebut memiliki identitas khusus.
Identitas inilah yang membuat data dapat dibaca oleh mesin komputer. Komputer tidak
hanya dapat menampilkan data pada laporan keuangan tetapi mampu memahami dan
membaca konteks dari data tersebut. Fungsi yang dimiliki oleh XBRL ini ternyata
memberikan dampak yang begitu besar di bidang akuntansi. Perubahan paradigma
pelaporan dari berbasis kertas menjadi pelaporan berbasis XBRL telah menciptakan proses
bisnis yang lebih cepat, lebih baik dan lebih murah. XBRL juga memfasilitasi terciptanya
rantai pelaporan keuangan yang lebih ramping. Berbagai pihak baik eksternal maupun
internal yang terlibat dalam rantai pelaporan keuangan mendapatkan manfaat yang
maksimal dari XBRL.
Laporan keuangan akan disimpan dalam SECs public database (dikenal sebagai EDGAR),
yang dapat diakses melalui web, sehingga memungkinkan data tersedia sewaktu-waktu dan
dapat diakses setiap pengguna yang membutuhkannya. HAKA menunjukkan bahwa
perkembangan ini akan berarti tersedianya data yang dapat diakses lebih luas dan mungkin
juga akan menempatkan manajer perusahaan di bawah pengawasan dalam menjelaskan
laporan keuangan mereka. Selain data yang dapat diakses lebih luas, HAKA juga
menunjukkan bahwa XBRL bisa mengubah cara pandang seorang analis keuangan
terhadap perusahaan kecil. Saat ini, analis keuangan cenderung fokus pada perusahaan
besar karena ketersediaan data yang lebih lengkap dan adanya perhatian yang lebih besar

dari investor. Analis keuangan menghasilkan laporan tentang perusahaan yang mereka ikuti,
dan membuat lebih banyak informasi tersedia bagi para investor. Dengan meningkatkan
ketersediaan data keuangan terutama bagi perusahaan kecil akan membuat mereka lebih
menarik untuk diikuti oleh analis, sehingga efek ke depannya akan meningkatkan likuiditas
saham perusahaan mereka. Selain itu bagi investor amatir juga dapat memperoleh informasi
yang lebih detail dengan tingkat kepercayaan tinggi dan data yang dapat diperbandingkan.
Di sisi lain, CFO sepertinya akan kehilangan kemampuan mereka untuk memilih tingkat
pemilahan data dalam laporan keuangan. Mereka akan mengklaim bahwa bagian mendasar
dari akuntansi adalah proses mengumpulkan item-item yang serupa untuk memberi makna
pada setiap informasi tersebut. Selain itu, jika menggunakan XBRL akan memungkin
investor memiliki akses lengkap sampai dengan data tingkat transaksi, data tersebut akan
kurang memiliki makna, karena makna sesungguhnya dari tiap transaksi tersebut dihasilkan
oleh akuntan melalui proses dalam mengklasifikasikan dan mengumpulkan data tersebut,
misalnya, perhitungan rasio jenis tertentu atas biaya terhadap penjualan.
Isu terkait XBRL ini juga mempengaruhi dunia audit. Plumlee dan plumlee menunjukkan
bahwa penyediaan informasi XBRL merupakan perpanjangan dari paradigma pelaporan
tradisional yang akan mengubah cara bagaimana pelaporan data keuangan dan nonkeuangan. Perubahan paradigma ini mengharuskan auditor untuk mempertimbangkan
pertanyaan yang jauh lebih mendalam dari hanya sekedar rekonsiliasi ouput. Pertanyaanpertanyaan ini meliputi apa saja kemungkinan error data dalam XBRL, dan apa makna
materialitas bila pada akhirnya bagian-bagian individu dari data keuangan akan digunakan di
luar konteks laporan keuangan? Hal ini berarti materialitas akan tidak dapat diinterpretasikan
dalam cara yang sama lagi. Plumlee dan Plumlee dan juga HAKA menyarankan untuk lebih
banyak lagi melakukan riset untuk memahami keuntungan dan kerugian dari XBRL dan
dampaknya terhadap masa depan pelaporan keuangan dan audit.
The Effects of Corporate collapses and The Sarbanes-Oxley Act (2002)
Sebagaimana telah dibahas pula di bab sebelumnya, runtuhnya sejumlah perusahaan besar
dan juga perubahan di bidang hukum di awal 2000 telah mengubah baik citra akuntansi dan
audit dan peraturan-peraturan di lingkungan tersebut. Kritik atas independensi auditor dan
tata kelola perusahaan pemerintah menjadi topik yang sangat menarik dan banyak
mendapat komentar publik dan perhatian para peneliti.
Sebagai contoh di Amerika Serikat sebelum adanya Sarbanes-Oxley Act (2002) (SOX),
perusahaan audit ditinjau satu sama lain di bawah sistem peer review yang berada di bawah
AICPA. Proses ini melibatkan pengumpulan informasi tentang quality control procedures dari
sebuah audit firm melalui wawancara dengan beberapa staf dan memeriksa dokumen
tertentu. Fogarty mengkritik proses ini tidak cukup ketat dan peninjau tidak akan mungkin
untuk mendeteksi adanya kekurangan dalam proses. Dia mengatakan bahwa staf bisa saja
dilatih sebelumnya untuk menjawab pertanyaan dan dokumen-dokumen dapat dibuat atau
dimodifikasi sehingga tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya terjadi.
Sejak tahun 2004, PCAOB yang didirikan berdasarkan undang-undang SOX, telah
melakukan inspeksi terhadap perusahaan audit. Namun, meskipun adanya kritik atas peer
review AICPA, Hilary dan Lennox mengklaim bahwa peer review memberikan informasi yang
kredibel tentang perbedaan kualitas antar perusahaan audit.
Ketentuan lain dalam SOX adalah adanya pembatasan pada ketentuan atas konsultasi
tertentu (non audit) oleh perusahaan-perusahaan jasa audit kepada klien mereka. Auditor

laporan keuangan dilarang memberikan jasa konsultasi kepada klien mereka, kecuali untuk
beberapa pengecualian tertentu dengan persetujuan terlebih dahulu dari committtee audit
klien. Setelah runtuhnya perusahaan di awal tahun 2000-an, perusahaan audit banyak
dikecam karena mengorbankan independensi mereka dengan sangat bergantung pada
pendapatan dari jasa konsultasi. Secara keseluruhan, peran auditor, teknik mereka, dan
independensi mereka terus diperdebatkan karena peran mereka dalam menciptakan
kepercayaan pada perusahaan dan manajemen perusahaan.

LO-2: Issues Surrounding The Application Of Fair Value Accounting


During The Global Financial Crisis
Hal-hal yang menyebabkan krisis keuangan global antara tahun 2008 dan 2009 sangat
kompleks dan terbuka untuk diperdebatkan. Ada anggapan bahwa praktek nilai wajar aset
sebagai faktor yang berkontribusi terhadap cepatnya penyebaran masalah yang
memperburuk krisis global. Hal itu terjadi karena standar akuntansi terutama SFAS No.157
tentang Pengukuran Nilai Wajar harus menuliskan nilai investasi yang dimiliki oleh bank
selama kondisi pasar yang bergejolak. Penulisan tersebut membatasi kemampuan entitas
untuk membuat pinjaman. SEC menyelidiki peran standar akuntansi, seperti SFAS No.157.
Laporan menyimpulkan bahwa kegagalan bank di Amerika Serikat kemungkinan terjadi
karena kerugian kredit, terkait kualitas aset sehingga mengikis kepercayaan investor dan
pemberi pinjaman. Peran akuntansi nilai wajar mendapat dukungan pihak lain, termasuk
mantan kepala akuntansi SEC Conrad Hewitt dan Lynn Turner karena dapat meningkatkan
transparansi, memungkinkan pengguna laporan keuangan mengetahui kondisi sebenarnya
ekonomi suatu lembaga.
Reactions by standard setters
Oktober 2008, IASB mengubah aturan reklasifikasi aset keuangan sehingga kerugian
perubahan nilai pasar aset dapat diperlakukan secara berbeda. Sebelumnya standar
internasional memerlukan seperti kerugian yang diambil melalui laporan laba rugi. Setelah
perubahan peraturan, aset dapat direklasifikasi dalam kondisi tertentu menghindari
pengisian kerugian penilaian pasar pada laporan laba rugi. Adanya perubahan peraturan
IAS 39 dan IFRS 7.
Ketua IASB, Sir David Tweedie, telah berbicara secara terbuka tentang tuntutan pada IASB
oleh politikus eropa yang meminta perubahan standar yang konsisten dengan kepentingan
bank-bank eropa. Setelah perubahan peraturan, sejak Juli 2008, salah satu bank Eropa,
bank Deutsche terkejut dengan laba sebelum pajak. Laporan keuangan internal Bank
Duetsche triwulan ketiga 2008 menunjukkan bahwa dampak reklasifikasi meningkatkan
pendapatan sebelum pajak.
Negara-negara G20 rapat pada bulan November 2008 dan Maret 2009 sebagai respon krisis
keuangan dengan membuat sejumlah rekomendasi perubahan peraturan pasar keuangan,
termasuk standar akuntansi. Rekomendasi termasuk masalah instrumen keuangan,
penurunan nilai aset, dan akuntansi diluar neraca. IASB dan FASB berkerja merespon
rekomendasi tersebut dengan hasilnya berupa peraturan FASB untuk mengijinkan bank
menggunakan pertimbangan mereka sendiri untuk memutuskan nilai wajar aset daripada
menggunakan pasar sebagai kriteria objektif.
Auditors and the global financial crisis

Perubahan peraturan akuntansi terkait dengan beban tugas auditor. Seperti perusahaan
yang bangkrut awal tahun 2000 sebagai pemicu independensi audit dibatasi oleh SarbanesOxley Act (2002) di Amerika Serikat dan CLERP 9 di Australia. Sikka menyediakan bukti
bahwa ada 28 bank tertekan berasal dari Amerika Serikat, Inggris, dan negara eropa lainnya
menerima laporan audit unqualified dari perusahaan audit utama tahun 2007. Sikka
mencatat bahwa sangat sedikit perhatian diberikan sejauh tekanan peraturan audit pada
krisis, meskipun beberapa komentator mempunyai pertanyaan nilai audit ketika audit tidak
dapat melihat akibat dari resiko aset beberapa neraca bank.
Laporan keuangan dan audit di dunia memiliki isu proaktif yang memandu dan membantu
selama krisis berlangsung. Sebagai contoh, the Auditing Practices Board di Inggris
menerbitkan buletin Desember 2008 yang membantu masalah keberlangsungan usaha dan
kecukupan pengungkapan laporan keuangan dan dampak laporan audit.

LO-3: Possible Directions In Future International Accounting


Standard Setting Arrangements
IASB and FASB convergence project
November 2008 SEC mengeluarkan roadmap penerapkan IFRS pada perusahaanperusahaan Amerika Serikat mulai 2014. Konvergensi ini tergantung sejumlah kejadian
penting yang dicapai untuk meyakinkan SEC bahwa IFRS sesuai kepentingan publik dan
menyediakan perlindungan terhadap investor. Konvergensi ini dipertimbangkan SEC karena
meningkatnya pasar investasi secara global dan adanya kesempatan investasi baru untuk
investor Amerika Serikat.
Kejadian penting tersebut yaitu berupa:
1. Perbaikan dalam standar akuntansi
2. Akuntabilitas dan pendanaan IASC
3. Perbaikan dalam kemampuan untuk menggunakan data pelaporan IFRS
4. Mengadakan pendidikan dan pelatihan terkait IFRS
5. Uji coba penggunaan IFRS untuk mempertinggi komparabilitas investor Amerika Serikat
6. Mengantisipasi pemilihan waktu pembuatan peraturan
7. Mengimplementasikan penggunaan IFRS
IASB dan FASB telah bekerja pada beberapa proyek bersama selama periode 2011. SEC
bermaksud untuk mereviuw standar proyek tersebut terkait kualitas dan secara menyeluruh.
SEC mempertimbangkan tentang kualitas laporan keuangan dan perlindungan investor yang
disediakan IFRS. Terkait tata kelola IASB melapor kepada IASCF. IASCF merupakan non
laba, organisasi non pemerintah. Tidak ada laporan kepada pemerintah yang berdaulat,
sehingga tidak menerima dukungan hukum dari pemerintah. IASB rentan diintervensi dan
ditekan pihak berkepentingan termasuk pemerintah. Hal ini bertolak belakang dengan FASB
yang melapor kepada konggres Amerika Serikat atau Australian Accounting Standard Board
yang bertanggung jawab kepada pemerintah Australia. IASCF diatur oleh 22 perwakilan
yang memiliki latar belakang geografi beragam. Pendanaan IASCF datang berasal dari
donasi sukarela seluruh anggota di dunia.
IASB dalam review konstitusional dengan hasilnya berupa pembentukan badan yang akan
memberikan IASB kemampuan lebih besar untuk menahan tekanan dari pihak eksternal.
Badan/lembaga tersebut dikenal dengan nama The Monitoring Group, berasal dari otoritas

pasar modal berbagai yurisdiksi yang memiliki kepentingan dalam mendukung


pengembangan kualitas tinggi standar akuntansi internasional. SEC mendukung
pembentukan kelompok The Monitoring Group dan akan menilai kinerjanya sebagai suatu
mekanisme pengawasan.
Issue in IFRS - US GAAP convergence
Meskipun adanya roadmap, belum diketahui secara pasti bahwa Amerika Serikat akan
mengadopsi IFRS. Kepala SEC, Mary Schapiro, mengatakan bahwa dia tidak akan merasa
terikat oleh roadmap tersebut. Ada kekhawatiran tentang standar IFRS secara umum, dan
tidak siap untuk mendelegasikan pengaturan standar atau tanggung jawab pengawasan
kepada IASB. Seorang anggota PCAOB di Amerika Serikat, Charles Niemeier, juga
mengkritik proposal konvergensi. Ada kekhawatiran bahwa IFRS akan menyebabkan
Amerika Serikat dengan aturan yang lebih sulit untuk penegakan. Ia juga mengklaim bahwa
IFRS tidak lebih dari prinsip dasar US GAAP.
Pihak lain juga mengungkapkan keprihatinannya sehubungan dengan tekanan politik pada
IASB akhir tahun 2008 yang memaksa perubahan aturan pada bank menggunakan nilai
wajar. Namun, beberapa komentator telah mengakui bahwa SEC dan FASB tidak
sepenuhnya kebal dari tekanan politik. Mantan kepala akuntansi SEC Conrad Hewitt dan
Lynn Turner berbicara bahwa tekanan politik Amerika Serikat, terutama berkaitan dengan
masalah akuntansi untuk opsi dan derivatif saham. FASB juga dituduh tunduk di bawah
tekanan dari kongres saat dibuat April 2009 perubahan pelaporan nilai wajar bagi bank.
Penelitian Jamal dan kawan kawan, menunjukkan bahwa ada bukti penelitian IFRS dan US
GAAP menghasilkan informasi yang berharga bagi pengguna laporan keuangan, dan tidak
ada bukti meyakinkan bahwa US GAAP lebih baik dari IFRS. Menurut mereka, bijaksana
untuk mengadakan kompetisi antara dua standar. Semua perusahaan harus dibiarkan untuk
memilih di antara standar, dan peneliti dapat menganalisis pilihan-pilihan dan konsekuensi
untuk membantu perubahan peraturan standar masa depan. Pada tahap ini hanya
perusahaan asing yang memiliki pilihan untuk menggunakan US GAAP atau IFRS untuk
pelaporan di dalam wilayah Amerika Serikat, tetapi ini masih menyediakan kesempatan
terbatas sejumlah penelitian tentang persaingan antara standar.
SEC telah menyoroti beberapa isu penting yang perlu diatasi sebelum perusahaanperusahaan Amerika Serikat mulai menggunakan IFRS. Waktu panjang diperlukan untuk
mengatasi masalah ini dan juga diperlukan untuk pihak yang terkena dampak untuk
menyesuaikan.
International auditing standards
Perpindahan ke IFRS akan menuntut standar dan praktik audit Amerika Serikat berubah dari
model penilaian sesuai dengan standar akuntansi menuju penilaian keseluruhan secara
benar dan adil. Pendekatan audit memiliki implikasi penting bagi penerapan standar
akuntansi IFRS karena berfokus pada menegakkan aturan daripada prinsip.
Standar audit juga sedang dilakukan internasionalisasi untuk alasan yang sama dengan
standar akuntansi, yaitu globalisasi bisnis dan pasar saham menciptakan permintaan
standar secara global. Banyak perusahaan multinasional secara sukarela laporan keuangan
mereka diaudit sesuai dengan International Standards on Auditing (ISA), dan beberapa
negara mengadopsi ISA sebagai standar nasional audit, atau ISA sebagai dasar standar
audit negara. ISA dikeluarkan oleh IAASB, yang beroperasi di bawah naungan IFAC.

Pada masa lalu IAASB telah dikritik karena kurangnya independensi dari profesi audit. Hal
tersebut karena anggota IFAC adalah organisasi akuntansi dan sebagian besar anggota
telah praktik sebagai auditor. Simnett menganggap pengenalan PIOB tahun 2005 untuk
mengawasi operasi IAASB sebagai langkah positif karena memisahkan IAASB dari
pengaruh langsung IFAC, sehingga meningkatkan kepercayaan bahwa standar auditing
memiliki responsif yang benar terhadap kepentingan publik. Selain itu, kerjasama dalam
beberapa tahun terakhir antara IAASB dan PCAOB Amerika Serikat telah meningkatkan
keselarasan antara dua standar.
PIOB dan The Monitoring Group pada dasarnya melakukan fungsi yang sama untuk IAASB
dan IASB. Kedua badan pengawas telah dibentuk untuk meningkatnya independensi dari
persepsi pihak pendanaan yang mempunyai posisi untuk mempengaruhi standar. IAASB
dan IASB juga memiliki masalah lain. Keberhasilan harmonisasi standar akuntansi dan audit
punya potensi manfaat ekonomi dengan mengurangi biaya pelaporan keuangan.

LO-4: Substainability Accounting, Reporting And Assurance


What is sustainability accounting and reporting?
Akuntansi berkelanjutan dan pelaporan merupakan bagian dari akuntansi sosial. Gray,
Owen dan Adams menganggap akuntansi sosial sebagai kombinasi dari akuntansi untuk hal
yang berbeda, di media yang berbeda, untuk pengguna yang berbeda, untuk tujuan yang
berbeda. Dengan kata lain, melampaui pengukuran keuangan bahkan ekonomi dan
pelaporan ke kelompok yang telah ditetapkan pengguna, sering sesuai dengan standar
akuntansi dan peraturan. Akuntansi sosial dan pelaporan bertujuan untuk mengamati dan
menyerap isu-isu yang tidak perlu dicakup oleh fungsi akuntansi tradisional menjadi bentuk
yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan oleh individu tidak harus secara
langsung atau hanya terkait dengan keberhasilan keuangan entitas. Peneliti akuntansi sosial
sering mengadopsi pendekatan penelitian naturalistik, dengan menggunakan studi kasus
dan wawancara untuk memahami bagaimana akuntansi sosial telah dibangun dan
bagaimana hal itu dialami oleh peserta.
Istilah berkelanjutan digunakan dan diinterpretasikan dengan cara yang berbeda. Hal ini
dapat dianggap sebagai memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengkompromikan
kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Berdasarkan
definisi ini, berkelanjutan berkaitan dengan kedua perlindungan lingkungan (eco-efisiensi)
serta keadilan antara masyarakat dan generasi (eko-keadilan). Definisi dewan berarti bahwa
pelaporan lingkungan merupakan bagian dari berkelanjutan, dan perusahaan yang
mempublikasikan laporan berkelanjutan termasuk informasi yang berkaitan dengan
hubungan mereka dengan karyawan, masyarakat dan lingkungan. Misalnya, laporan
berkelanjutan J Sainsbury plc termasuk informasi yang berkaitan dengan resolusi mereka
dengan karyawan, masyarakat dan laporan lingkungan. Laporan 2008 berisi informasi
tentang kebijakan Sainsbury's dan tindakan dalam memberikan pilihan makanan sehat bagi
konsumen mereka, menggunakan pemasok perdagangan yang adil dan lokal, mendukung
amal acara dan organisasi di masyarakat lokal, meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan
karyawan mereka, dan mengurangi dampaknya terhadap lingkungan melalui limbah dan
emisi karbon.
Recent development in sustainability reporting

Lanskap untuk pelaporan berkelanjutan telah berubah dalam beberapa tahun terakhir
karena adanya sejumlah perkembangan. Salah satu yang paling banyak digunakan
seperangkat pedoman untuk pelaporan berkelanjutan, diterbitkan oleh Global Reporting
Initiative (GRI), telah direvisi dan dirilis pada bulan Oktober 2006. Pedoman GRI membentuk
dasar dari kerangka keberlanjutan keterbukaan dan mengandung prinsip-prinsip dan
pedoman ditambah pengungkapan standar untuk semua jenis organisasi. Prinsip-prinsip
yang menentukan isi dari strategi keberlanjutan dan profil, pendekatan manajemen, dan
indikator kinerja. Pedoman GRI serupa dalam tujuan dengan kerangka kerja konseptual
yang digunakan untuk memandu pelaporan keuangan.
Perusahaan mengadopsi pedoman GRI dapat mendaftarkan laporan berkelanjutan dengan
GRI, dan pada bulan Maret 2009 hampir 1000 laporan tahun 2008 telah terdaftar.
Pertumbuhan dalam pelaporan berkelanjutan dikonfirmasi oleh survey terbaru oleh KPMG
pada pengungkapan kinerja perusahaan ekonomi, lingkungan, dan sosial. Survei
menemukan bahwa lebih dari 90 persen dari 250 perusahaan Fortune Global
mempublikasikan keberlanjutan atau laporan tanggung jawab perusahaan. KPMG juga
melaporkan bahwa 70 persen dari perusahaan di seluruh dunia pelaporan menggunakan
pedoman GRI, mungkin karena kredibilitas dianggap standar dan keuntungan yang
diperoleh dari menggunakan seperangkat konsisten standar operasi mereka sendiri,
perusahaan juga melaporkan data dampak keberlanjutan timbul pada rantai suplai
perusahaan.
Pertumbuhan pelaporan tentang isu-isu lingkungan juga didorong oleh timbulnya pasar
dalam perijinan untuk memancarkan gas rumah kaca atau kredit yang diperoleh apabila
tidak memancarkan mereka. Perusahaan yang dipengaruhi oleh pasar-pasar ini diharuskan
untuk memperhitungkan emisi gas rumah kaca mereka dan laporan berdasarkan peraturan
yang ditetapkan otoritas peraturan yang relevan. Perkembangan kewajiban perdagangan
izin emisi, khususnya pembentukan Uni Eropa Emisi Trading Scheme (EU ETS) pada bulan
Januari 2005, telah juga memberikan kontribusi terhadap hubungan yang dekat antara
pelaporan keuangan dan lingkungan, atau keberlanjutan, pelaporan. Hal ini disebabkan
kebutuhan untuk mempertimbangkan bagaimana cara menghitung hak-hak emisi, atau izin,
dan kewajiban yang bertambah sebagai emisi yang dibuat.
UE ETS bukan pasar karbon pertama didirikan, tetapi adalah yang terbesar, dengan
perdagangan tahunan dalam izin sebesar US $24 miliar pada tahun 2006 dan US $ 50 miliar
pada tahun 2007. Dalam periode sebelum pengenalan Uni Eropa ETS (IFRIC), suatu badan
pendukung IASB, merilis sebuah dokumen bagaimana perlakuan akuntansi yang dapat
diterima untuk hak-hak emisi. Disebutkan dalam IFRIC 3 hak emisi mengharuskan
perusahaan untuk memperlakukan seluruh tunjangan sebagai aset tidak berwujud. Ini
berarti bahwa perusahaan harus mengakui nilai wajar tunjangan bebas dengan segera
sebagai penghasilan, sedangkan biaya emisi yang sesuai akan diakui secara bertahap
sebagai akumulasi mereka. Cook menjelaskan respon terhadap dokumen sebagai
'kemarahan publik' dan ditarik pada bulan Juni 2005. Mac Kenzie atribut kontroversi takut
bahwa rekomendasi IFRIC 3's akan menghasilkan peningkatan volatilitas laba sebagai
pendapatan dan pengeluaran yang tidak cocok pada waktunya. Mac Kenzie berpendapat
bahwa perusahaan lebih memilih untuk memperlakukan hak emisi sebagai instrumen
keuangan dan menerapkan akuntansi lindung nilai berdasarkan IAS 39. Hal ini akan
memungkinkan perusahaan untuk kemudian melaporkan tunjangan secara offset dan emisi
yang mengikutinya, mencatat 'karbon' diluar neraca.

Lebih jauh lagi perusahaan asuransi di US sekarang diharuskan untuk mengungkapkan


pada regulator asuransi bagaimana perubahan iklim dapat mempengaruhi bisnis mereka,
dan secara tidak langsung asset mereka. Peraturan mengharuskan perusahaan asuransi
untuk membuat laporan risiko iklim yang menunjukkan risiko yang lebih tinggi terhadap
klaim dari klien mereka akibat kejadian cuaca ekstrem. Pihak asuransi juga harus
mengungkapkan kerentanan akan turunnya keuntungan dari investasi mereka pada
perusahaan yang sangat dipengaruhi oleh peraturan emisi carbon.
Trends in sustainability reporting assurance
Unsur penting dalam kegunaan laporan keuangan perusahaan adalah jaminan independen
tentang laporan. jaminan Independen memberikan kepercayaan kepada stakeholder tentang
relevansi, kredibilitas dan keandalan laporan. Di sebagian besar negara laporan keuangan
tahunan harus diaudit, meskipun laporan keuangan interim bisa ditinjau saja. Perbedaan
antara audit dan review adalah tingkat jaminan yang diberikan oleh auditor mengenai
keandalan informasi yang diberikan oleh perusahaan. Hal ini pada gilirannya ditentukan oleh
sifat dan luasnya prosedur yang dilakukan oleh auditor hasil dari prosedur dan objektivitas
bukti yang diperoleh. Suatu audit menyediakan tingkat jaminan yang wajar dan peninjauan
yang disediakan hanya tingkat jaminan terbatas. audit memberikan pengurangan risiko yang
lebih besar dalam jaminan keterlibatan karena auditor melakukan lebih besar dan lebih
efektif prosedur bukti-berkumpul untuk mendukung pendapat pada laporan keuangan.
Beberapa perusahaan kini mencari jaminan untuk laporan kelestariannya. KPMG survei
menunjukkan laporan pertanggungjawaban perusahaan yang 56 persen dari G250 (250
perusahaan terbesar di keberuntungan Global 500) yang mengeluarkan laporan tanggung
jawab perusahaan termasuk beberapa dari tafsir pihak ketiga. jaminan formal meningkat
dari sekitar 30 persen di tahun 2002 menjadi 40 persen pada tahun 2008. KPMG dicatat
bahwa ini masih merupakan minoritas dari laporan, meskipun ada bukti bahwa konsumen
prihatin tentang 'greenwashing' klaim. Greenwashing adalah praktek menyebarkan
disinformasi sehingga untuk menyajikan citra publik environmentally bertanggung jawab.
Survei KPMG juga menunjukkan bahwa jumlah perusahaan besar yang mencari jaminan
formal bervariasi secara signifikan oleh negara. Lebih dari 50 persen perusahaan besar dari
Perancis, Spanyol, Korea Selatan, Italia dan Inggris termasuk laporan jaminan formal dalam
laporan perusahaan mereka tanggung jawab, dibandingkan dengan kurang dari 20 persen
perusahaan besar dari Kanada, Amerika Serikat dan Rumania. Rendahnya tingkat kepastian
di negara-negara Amerika Utara dibandingkan dengan negara-negara Eropa bisa
mencerminkan lingkungan peraturan yang berbeda, khususnya berkenaan dengan skema
perdagangan emisi. Permintaan informasi lingkungan diverifikasi untuk tujuan regulasi dapat
mendorong pemberian informasi yang meyakinkan untuk kelompok yang lebih luas dari
stakeholder. negara-negara Skandinavia adalah di antara untuk pertama mandat pelaporan
lingkungan dan perusahaan membuat informasi yang tersedia kepada stakeholder
eksternal. Namun, perusahaan-perusahaan di negara-negara yang lebih lambat untuk
memberikan laporan mengenai isu-isu sosial yang lebih luas. KPMG catatan ada lonjakan
dalam penyediaan meyakinkan laporan tanggung jawab perusahaan oleh perusahaanperusahaan di Denmark, Finlandia, dan Swedia dari 2005 sampai 2008, mungkin didorong
oleh jatuh tempo praktek pelaporan dan undang-undang Swedia baru memerlukan laporan
jaminan.
Tampaknya ada perubahan dalam sikap terhadap pelaporan keberlanjutan dan jaminan di
Amerika Serikat, dengan penyediaan laporan jaminan formal dalam laporan

pertanggungjawaban perusahaan meningkat, dengan cepat dari 2 persen di tahun 2002


menjadi 14 persen pada tahun 2008. Perubahan sikap bisa disebabkan akhir administrasi
semak, dan kegiatan kelompok lobi seperti CERES berbasis di Boston (co-pendiri Global
Reporting Initiative). Sebuah stimulus untuk memberikan informasi lingkungan yang
berkualitas tinggi juga berasal dari pertumbuhan Carbon Disclosure Project (CDP). Para
CDP memperoleh data dari perusahaan terhadap risiko perubahan iklim mereka, strategi
dan emisi gas rumah kaca dan membuatnya tersedia secara bebas di situs web mereka.
Tujuan utama mengumpulkan informasi ini adalah untuk menginformasikan investasi dan
keputusan pembelian oleh investor institusi, organisasi pembelian dan badan pemerintah.
Lebih dari 1500 perusahaan dari seluruh dunia secara sukarela memberikan informasi
kepada CDP pada tahun 2008.
Why seek assurance for sustainability reports?
Teori positif dari audit menunjukkan bahwa permintaan untuk audit timbul dari pemisahan
kepemilikan dan manajemen. Proses perlindungan harga memberikan insentif bagi
manajemen untuk menanggung biaya audit di mana biaya yang kurang dari manfaat dari
kenaikan harga saham un. Audit berpendapat untuk memberikan manfaat dengan
meningkatkan kredibilitas laporan keuangan manajemen-disusun dan meningkatkan kualitas
sistem akuntansi entitas didasarkan pada umpan balik dari proses audit.
Menerapkan teori ini untuk jaminan keberlanjutan menunjukkan bahwa perusahaan dengan
keuntungan terbesar dari meningkatkan kredibilitas laporan mereka lebih cenderung untuk
mencari kepastian. KPMG laporan perusahaan mengklaim mereka mencari jaminan atas
laporan perusahaan mereka tanggung jawab untuk meningkatkan kredibilitas laporan
mereka dan proses dan karena mereka ingin meningkatkan kualitas informasi yang
dilaporkan. Pada perusahaan yang paling diuntungkan dari lebih kredibel laporan mungkin
mereka yang sangat terlihat, industri mencemari berpotensi tinggi. KPMG laporan bahwa
perusahaan pertambangan semua sederhana mereka yang menerbitkan laporan tanggung
jawab perusahaan memiliki pernyataan yang secara independen terjamin. Selain itu, lebih
dari 50 persen dari perusahaan sampel dalam minyak, utilitas dan gas, Kimia dan sintetis
dan industri farmasi, memberikan laporan jaminan.
Sustainability assurance standards
Standar untuk audit laporan keuangan sangat luas. Sebagai contoh, setelah penyelesaian
proyek kejelasan untuk merumuskan kembali ISA dalam desain bentuk untuk meningkatkan
pemahaman dan penerapan mereka, IAASB menyediakan 36 ISA untuk mengatur audit.
Namun ada terbatas panduan otoritatif untuk perikatan jaminan pada laporan keberlanjutan
dan informasi emisi karbon. ISAE 3000, Jaminan Pertunangan Selain Audit atau ulasan
Informasi Keuangan sejarah, yang diterbitkan oleh IAASB, memberikan beberapa pedoman
umum tapi tidak isu-isu khusus dalam laporan keberlanjutan dan emisi karbon. Dengan
demikian, kemungkinan untuk diterapkan secara tidak konsisten oleh penyedia jaminan.
perusahaan lain yang digunakan laporan bimbingan AA1000AS diterbitkan oleh
Akuntabilitas. AA1000AS memberikan panduan mengenai laporan jaminan keberlanjutan
yang mengevaluasi kepatuhan entitas terhadap prinsip-prinsip AA1000 Akuntabilitas dan
Kualitas informasi publik diungkapkan pada kinerja keberlanjutan.
Penelitian menyarankan bahwa masalah ada dengan pernyataan jaminan dalam pelaporan
keberlanjutan. O'Dwyer dan Owen analisis kritis laporan kepastian dari laporan terpilih untuk
asosiasi 2002 dari akuntan Chartered bersertifikat (ACCA) Inggris dan Eropa Sustainability

Reporting Awards Scheme. Mereka melaporkan bahwa untuk menjadi gelar besar
pengendalian manajemen atas proses jaminan. Mengingat laporan-laporan keberlanjutan
yang diambil dari kolam laporan tinggi-Mutu, ini adalah mencari mengganggu. Hasilnya
didukung oleh kesimpulan dari Deegan, Cooper dan shelly yang memeriksa satu set laporan
Australia dan menyimpulkan pernyataan jaminan tidak, rata-rata non, muncul untuk
merangkul rekomendasi dari GRI (pelaporan Global Initiative) atau federasi akuntan Eropa .
Temuan ini juga diperkuat oleh laporan KPMG dari berbagai pendekatan untuk jaminan
keberlanjutan laporan termasuk jenis pendapat jaminan, dan apakah semua bagian dari
laporan dikenakan jaminan.
Dalam menanggapi kesulitan dalam kualitas jaminan untuk pelaporan keberlanjutan, yang
IAASB telah memulai sebuah proyek untuk mengembangkan sebuah standar internasional
baru untuk Assurances Pertunangan pada Emisi Karbon Informasi. IASB bermaksud untuk
menerbitkan pedoman, mungkin dalam bentuk ISAE baru, untuk meningkatkan konsistensi
pendekatan jaminan laporan keberlanjutan dan untuk memberikan bantuan kepada auditor
laporan keuangan ketika mempertimbangkan nilai tercatat hak-hak perdagangan emisi.

LO-5: Other Non-Financial Accounting And Reporting Issues


Water Accounting
Akuntansi Air saat ini sedang dikembangkan oleh Dewan Standar Akuntansi Air (WASB) di
Australia, dengan proyek serupa di berbagai tahap pengembangan di tempat lain. Para
WASB merilis edisi pertama kerangka konseptual akuntansi air (WACF) dan awal standar
akuntansi di Australia air (PAWAS) pada tahun 2009. Para WACF dan PAWAS mengatur
penyusunan dan penyajian laporan umum tujuan air akuntansi (GPWARs) oleh badan
tertentu. Para GPWARs dirancang untuk berguna untuk pengambilan keputusan oleh
pengguna yang tidak dapat perintah informasi air mereka sendiri dari entitas-entitas. Tujuan
utama dari akuntansi proyek air adalah untuk memiliki sistem akuntansi dan pelaporan yang
akan menginformasikan keputusan tentang alokasi sumber daya air dan meningkatkan
kepercayaan publik dan investor tentang pengelolaan air di Australia. Rekening Air Nasional
Pertama (NWA) yang jatuh tempo pada tahun 2010 dan, setelah pengujian lebih jauh dan
umpan balik, PAWAS diharapkan dapat dikembangkan dan dirilis sebagai Standar Akuntansi
Air Australia (AWA).
Tujuan WASB tentang mengembangkan standar akuntansi air dan prosedur untuk
memfasilitasi pengambilan keputusan oleh berbagai pengguna yang peduli tentang
distribusi, sumber manajemen, dan penggunaan air adalah sama dengan tujuan setter
akuntansi keuangan standar. The WASB telah menggunakan kerangka konseptual
akuntansi keuangan dan pengaturan standar proses untuk mendukung pengembangan
akuntansi air. The WACF didasarkan pada model standar akuntansi keuangan dan berkaitan
dengan tujuan dan isi laporan akuntansi tujuan air umum. Para WACF mengatur tujuan
laporan akuntansi air tujuan umum; entitas pelaporan; karakteristik kualitatif dari informasi
yang dilaporkan, unsur-unsur dari laporan-laporan ketika unsur-unsur diakui dalam laporan
akuntansi air tujuan umum dan bagaimana mereka diukur, dan pengungkapan kepatuhan
dan jaminan.
Sistem akuntansi air yang diadopsi oleh WASB adalah sistem akrual di mana laporan untuk
entitas pelaporan air kebanyakan akan meliputi (a) pernyataan Arus Air fisik; (b) Pernyataan
Air Aktiva dan Kewajiban Air, (c) Pernyataan Perubahan Aktiva Air dan Air Kewajiban, (d)

Pengungkapan Catatan; (e) Pernyataan Kepatuhan, dan (f) Pernyataan jaminan. Penerapan
tujuan bahwa laporan adalah untuk memberikan informasi untuk pengambilan keputusan
telah membutuhkan pengembangan laporan pada definisi elemen dari laporan-laporan,
seperti air aktiva, kewajiban dan perubahan aktiva dan kewajiban air.
Laporan akuntansi Air akan memberikan informasi tentang saham dan arus sumber daya air,
bukan hanya data dan klaim yang dibuat oleh manajer yang bergantung pada data yang
bersumber di luar sistem formal akuntansi, seperti dalam pelaporan keberlanjutan. Dengan
cara yang sama bahwa auditor laporan keuangan menambah nilai atas laporan keuangan
dengan meningkatkan kredibilitas mereka, diharapkan bahwa laporan air akan diaudit.
Auditor bisa memberikan jaminan pada laporan air dengan menggunakan keterampilan
yang sama dan teknik yang digunakan untuk laporan audit keuangan, meskipun mereka
kemungkinan akan perlu mencari pendapat mengenai masalah teknis dari insinyur dan ahli
kualitas air.
Akuntansi Air juga merupakan contoh yang tidak biasa dan inovatif dari perpanjangan
kerangka akuntansi keuangan untuk konteks non-keuangan. Jika akhirnya berhasil, itu bisa
mendorong formalisasi standar dalam aplikasi lain pelaporan non-keuangan.
Water accounting vs greenhouse gas emission accounting
Satu perbedaan kunci antara standar air akuntansi dan standar GGP adalah penekanan
pada mantan akuntansi untuk saham dan arus air menggunakan proses akrual. Pendekatan
pengukuran akuntansi air berasal dari adopsi eksplisit tujuan untuk menghasilkan informasi
untuk membantu pengambilan keputusan, yang merupakan tujuan yang sama dengan
kerangka konseptual akuntansi keuangan. Ini GGP menyediakan standar untuk memandu
perusahaan dalam mempersiapkan persediaan gas rumah kaca yang merupakan kisah
yang benar dan adil emisi mereka, dan menekankan, karakteristik kualitatif relevansi,
kelengkapan, konsistensi, transparansi, dan akurasi. Namun, standar GGP dirancang untuk
membantu perusahaan dalam mereka mengukur dan melaporkan keputusan, bukan untuk
memastikan bahwa semua informasi yang diperlukan oleh stackholders eksternal dalam
pengambilan keputusan mereka disediakan di bawah standar GGP kemungkinan untuk
digunakan sebagian untuk pengambil keputusan eksternal , itu tidak lengkap dan perkiraan.
Ia tidak berusaha untuk memberikan akuntansi akrual penuh kegiatan perusahaan terhadap
sediaan gas rumah kaca di lingkungan, dengan pelaporan terbatas emisi tidak langsung,
dan masalah pengukuran dibuat dengan pendekatan faktor emisi.
Beberapa isu yang timbul dari pendekatan faktor emisi dalam standar GGP berkaitan
dengan pemilihan dan penerapan faktor emisi dan kualitas data kegiatan. Penerimaan faktor
emisi sebagai alat pengukuran yang valid berarti bahwa standar GGP tidak mengijinkan
pembuat keputusan untuk memiliki tingkat kepercayaan di GHG melaporkan informasi
bahwa standar air akuntansi yang bertujuan untuk memberikan. Mereka juga mengangkat
isu-isu yang berbeda untuk auditor. Gerakan menuju sistem akuntansi yang terintegrasi
penuh akrual untuk emisi gas rumah kaca akan memberikan kesempatan bagi auditor untuk
membuat pendapat tersebut.
Namun, meskipun keterbatasan standar GGP dan upaya lain untuk mengukur emisi gas
rumah kaca, sistem ini berarti bahwa perusahaan yang melaporkan data emisi gas rumah
kaca untuk pertama kalinya dalam sejarah. Para GGP dan standar air akuntansi yang
keduanya bukti tekanan pada pemerintah untuk memperoleh data pada sumber daya yang
langka selain yang tradisional ditangkap oleh sistem akuntansi keuangan. Dengan demikian,

mereka menunjuk ke yang lebih luas, dan mungkin akhirnya lebih penting, masa depan
akuntansi di abad dua puluh satu dan seterusnya.

You might also like