You are on page 1of 10

BAB I

PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Proses pengecoran melalui beberapa tahap : Pembutan cetakan, persiapan
dan peleburan logam, penuangan logam cair ke dalam cetakan, pembersihan
coran dan proses daur ulang pasir cetakan. Hasil pengecoran disebut dengan
coran atau benda cor.
Pembangunan bidang industri di indonesia pada hakeketnya adalah untuk
mengurangi ketergantungan pada bangsa lain sehingga kita mampu
memproduksi kebututuhan-kebutuhan yang kita perlukan dan dengan sendirinya
terjadi peningkatan perkembangan ekonomi dan peningkatan lapangan kerja.
Sampai saat ini telah banyak percobaan dan riset yang mendalam terus
menerus dilakukan untuk meningkatkan pendayagunaan logam yang akhirnya
memunculkan berbagai macam teknologi pengolahan logam,diantarnya adalah
teknik pengecoran logam.Teknik logam adalah pembentukan benda kerja
dengan cara mencairkan logam dalam dapur pelebur,kemudian dituangkan
dalam suatu cetakan dan
dibiarkan sampai membeku
dan selanjutnya
dikeluarkan dalam cetakan .Suatu produk yang memproduksi dilakukan dengan
pengecoran disebut coran.Pembuatan suatu coran memerlukan bebarapa
proses
diantaranya:
proses
penuangan
logam,pembuatan
cetakan
,penuangan,membongkar,membersihakan coran dan pemeriksaan.
Salah saatu teknologi pengecoran tenologi pengecoran logam yang kita
kenal adalah teknologi pengecoran logam dengan metode pasir cetak (sand
casting).Pengecoran dengan pasir cetak (sand casting) merupakan suatu
metode pasir cetak pengecoran logam
yang
paling sering
dan umum
diguanakan pada industri kecil hingga industri besar.
Proses pengecoran merupakan proses tertua yang dikenal manusia dalam
pembuatan benda logam, bahkan telah ditemukan benda cor yang diduga
berasal dari tahun 2.000 SM
1.2 Tujuan

Agar mahasiswa tahu bagaimana proses pengecoran tersebut


berlangsung.
Agar mahasiswa tahu alat apa saja yang dibutuhkan dalam proses
pengecoran.

1.3 Manfaat

Mahasiswa bisa mengembangkan kreatifitasnya dalam membuat bendabenda atau part-part dengan menggunakan proses pengecoran logam.
Mahasiswa bisa menjadikan pengecoran logam menjadi suatu usaha.
1

BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
2.1 PENDAHULUAN
Pada awalnya pengecoran digunakan untuk membuat perhiasan atau perak
tempaan. Akan tetapi sekarang pengecoran digunakan sebagai cara dalam
pembuatan suatu benda kerja karena pada proses pengecoran dapat
menghasilkan bermacam macam model benda kerja baik yang mudah maupun
yang rumit, dan dalam ukuran benda kerja yang kecil maupun berukuran besar
yang tidak dapat dibuat bengan metode yang lain. Pada proses pengcoran
(pembuatan coran) meliputi beberapa tahap yaitu :
2.1.1 Pembuatan cetakan
Pembuatan cetakan terbagi menjadi beberapa cara yaitu cetakan pasir
basah (green sand molds), cetakan kulit kering (skin dried mold), cetakan
pasir kering (dry sand mold), cetakan lempung (loam molds), cetakan
furan (furan molds), cetakan CO2, cetakan logam, cetakan khusus.
2.1.2 Persiapan pengecoran
Persiapan pengecoran meliputi beberapa tahap diantaranya:
2.1.2.1

Pembuatan pola
Pola dapat digolongkan menjadi dua yaitu pola logam dan pola
kayu,pola logam digunakan untuk menjaga ketelitian ukuran benda
cor, terutama dalam masa produksi sehingga umur pola bisa lebih
lama dan produktivitasnya tinggi. Pola dari kayu digunakan untuk
cetakan pasir. Faktor terpenting untuk menetapkan macam pola
adalah proses pembuatan cetakan dimana pola tersebut dipakai dan
pertimbangan ekonomi yang sesuai dengan jumlah dari pembuatan
cetakan dan pembuatan pola.

2.1.2.2 Pembuatan Inti


Inti adalah suatu bentuk dari pasir yang dipasang pada rongga
cetakan untuk mencegah pengisian logam pada bagian yang
seharusnya berbentuk lubang atau berbentuk rongga dalam suatu
coran (Surdia, 2000:104). Contohnya lubang baut. Inti ini biasanya
dibuat dari pasir kali yang bersih yang dicampur dengan bahan
pengikat dan dipanaskan sehingga memperoleh kekuatan tertentu.
2.1.2.3 Pembuatan Sistim Saluran
2

Sistim saluran adalah jalan masuk bagi cairan logam yang


dituangkan kedalam rongga cetakan sistem saluran terbagi menjadi
beberapa bagian antara lain:

Cawan tuang yaitu merupakan penerima yang menerima cairan


logam langsung dari ladel. Biasanya berbentuk corong atau
cawan dengan saluran turun di bawahnya.
Saluran turun yaitu saluran pertama yang membawa cairan
logam dari cawan tuang kedalam pengalir dan saluran masuk,
dibuat tegak lurus dengan irisan berupa lingkaran.
Pengalir yaitu saluran yang membawa logam cair dari saluran
turun kebagian-bagian yang cocok pada cetakan. Pengalir
biasanya mempunyai irisan seperti trapesium atau setengah
lingkaran sebab irisan yang demikian mudah dibuat dalam
permukaan pisah.
Saluran masuk yaitu saluran yang mengisikan logam cair dari
pengalir kedalam rongga cetakan. Saluran masuk dibuat dengan
irisan yang lebih kecil dari irisan pengalir supaya mencegah
kotoran masuk kedalam rongga cetakan. (Surdia, 2000: 65 68)

2.1.2.4 Peleburan (pencairan logam).


Peleburan merupakan suatu proses mencairkan beberapa
bahan baku logam untuk menghasilkan logam baru yang memiliki
komposisi unsur-unsur tertentu. Untuk mencairkan logam dipakai
bermacam-macam tanur tetapi yang sering dipakai dalam industri
pengecoran logam adalah jenis tanur listrik dan kupola. Pada tanur
listrik panas yang dihasilkan untuk melelehkan logam dihasilkan
dari busur listrik yang terjadi antara elektroda-elektroda, tanur
listrik dulu digunakan khusus untuk membuat baja-baja campuran
dan baja-baja karbon yang berkualitas tinggi tetapi sekarang
digunakan untuk membuat baja karbon yang biasa. Panas yang
dihasilkan pada tanur listrik dihasilkan dari busur listrik yang terjadi
antara beberapa elektroda yang dialiri arus listrik, bila arus listrik
dijalankan busur api akan terjadi pada elektroda dan memanaskan
ruang lebur sehingga mampu untuk meleburkan logam cor.

2.2 TEKNIK PENGECORAN LOGAM


Definisi pengecoran, Proses Pengecoran (CASTING) adalah salah satu teknik
pembuatan produk dimana logam dicairkan dalam tungku peleburan kemudian di
tuangkan kedalam rongga cetakan yang serupa dengan bentuk asli dari produk
cor yang akan dibuat.
Ada 4 faktor yang berpengaruh atau merupakan ciri dari proses pengecoran,
yaitu :
3

Adanya aliran logam cair kedalam rongga cetak


Terjadi perpindahan panas selama pembekuan dan pendinginan dari logam
dalam cetakan
Pengaruh material cetakan
Pembekuan logam dari kondisi cair.

2.3 CETAKAN PASIR DAN PASIR CETAK

2.3.1 BAGIAN BAGIAN CETAKAN


Secara umum cetakan harus memiliki bagian-bagian utama sebagai
berikut :
Cavity (rongga cetakan), merupakan ruangan tempat logam cair yang
dituangkan kedalam cetakan. Bentuk rongga ini sama dengan benda
kerja yang akan dicor. Rongga cetakan dibuat dengan menggunakan
pola.
Core (inti), fungsinya adalah membuat rongga pada benda coran. Inti
dibuat terpisah dengan cetakan dan dirakit pada saat cetakan akan
digunakan. Bahan inti harus tahan menahan temperatur cair logam
paling kurang bahannya dari pasir.
Gating sistem (sistem saluran masuk), merupakan saluran masuk
kerongga cetakan dari saluran turun. Gating sistem suatu cetakan
dapat lebih dari satu, tergantung dengan ukuran rongga cetakan yang
akan diisi oleh logam cair.
Sprue (Saluran turun), merupakan saluran masuk dari luar dengan
posisi vertikal. Saluran ini juga dapat lebih dari satu, tergantung
kecepatan penuangan yang diinginkan.
Pouring basin, merupakan lekukan pada cetakan yang fungsi
utamanya adalah untuk mengurangi kecepatan logam cair masuk
langsung dari ladle ke sprue. Kecepatan aliran logam yang tinggi dapat
terjadi erosi pada sprue dan terbawanya kotoran-kotoran logam cair
yang berasal dari tungku kerongga cetakan.
Raiser (penambah), merupakan cadangan logam cair yang berguna
dalam mengisi kembali rongga cetakan bila terjadi penyusutan akibat
solidifikasi.
2.3.2 PENGECORAN CETAKAN PASIR
Pengecoran dengan cetakan pasir melibatkan aktivitas-aktivitas seperti
menempatkan pola dalam kumpulan pasir untuk membentuk rongga cetak,
membuat sistem saluran, mengisi rongga cetak dengan logam cair, membiarkan
logam cair membeku, membongkar cetakan yang berisi produk coran
membersihkan produk cor. Hingga sekarang, proses pengecoran dengan cetakan
pasir masih menjadi andalan industri pengecoran terutam industri-industri kecil.
4

BAB III
PEMBUATAN CETAKAN

3.1 PROSEDUR PEMBUATAN CETAKAN


Pertama-tama, belahan pola diletakkan diatas papan
Kemudian rangka cetak bawah (drag) diletakkan diatas kayu
Drag diisi penuh dengan pasir kemudian dimampatkan dengan
mesin. Setelah selesai dimampatkan, pasir yang berlebih
memudahkan pelepasan gas sewaktu penuangan, pasir
beberapa tempat.

kayu yang rata.


(lihat gambar 1).
cara manual atau
diratakan. Untuk
ditusuk-tusuk di

Cetakan bagian bawah tersebut kemudian dibalik, dengan demikian Cup


(cetakan atas) bisa dipasang. Sebelum dibalik, ditaburkan pasir kering dan
diatasnya diletakkan papan. Drag dibalik dan permukaan pasir diratakan dan
ditaburi pasir kering. Pasir kering yang ditaburkan adalah pasir silika kering yang
halus dan tidak ada kekuatannya. Pasir ini mencegah melekatnya pasir dari
kedua cetakan.
Setelah itu kup diletakkan diatas drag ,pasak pin dipasang supaya tidak
terjadi pergeseran. Pada cetakan atas perlu dibuat saluran turun (sprue) yang
merupakan saluran pengalir logam cair, suatu pin tirus (sprue pin) ditempatkan
lebih kurang 25 mm di kiri - kanan pola. Kemudian kup diisi pasir, dipadatkan dan
diberi lubang pelepasan gas.
Untuk mengambil pola, pertama-tama saluran turun dicabut, kemudian
dibuat cawan tuang pada ujung saluran turun sehingga memudahkan penuangan
logam cair.Cup kemudian dilepas dan dibalik. Sebelum belahan pola dilepas,
pasir disekitar rongga cetakan diseka dengan kain lembab untuk menjaga
supaya pinggiran rongga cetakan tidak rontok. Belahan pola kemudian
dilepaskan.
5

Sebelum cetakan ditutup, perlu dibuat saluran masuk (gate) antara rongga
cetakan dengan saluran turun.

3.2 OPERASI PENGECORAN CETAKAN PASIR


Operasi pengecoran dengan cetakan pasir melibatkan tahapan proses
perancangan produk cor, pembuatan pola dan inti, pembuatan cetakan,
penuangan logam cair dan pembongkaran produk cor.
Dalam teknik pengecoran logam fluiditas tidak diartikan sebagai kebalikan
dari viskositas, akan tetapi berarti kemampuan logam cair untuk mengisi ruangruang dalam rongga cetak. Fluiditas tidak dapat dikaitkan secara langsung
dengan sifat-sifat fisik secara individu, karena besaran ini diperoleh dari
pengujian yang merupakan karakteristik rata-rata dari bebrapa sifat-sifat fisik
dari logam cair.

3.3 PENGALIRAN LOGAM CAIR KE RONGGA CETAKAN

3.3.1 Saluran Masuk, Penambah Dan Karakteristik Pembekuan


Sistem saluran masuk (gating system) bertujuan mengalirkan logam cair ke
dalam rongga cetakan. Saluran masuk terdiri dari cawan tuang, saluran turun,
pengalir dan saluran masuk tempat logam mengalir memasuki rongga
cetakan.Dalam merancang saluran masuk perlu diperhatikan hal-hal berikut :

Aliran logam cair hendaknya memasuki rongga cetakan pada bagian dasar
atau dekat dasarnya dengan turbulensi seminimal mungkin.
Hindarkan terjadinya pengikisan dinding saluran masuk serta rongga
cetakan dengan mengatur aliran logam cair.
Pembekuan diusahakan terarah yaitu dimulai dari permukaan cetakan ke
arah masuknya logam cair.
Usahakan agar kotoran, slag, atau partikel lainnya tidak masuk ke rongga
cetakan.

Gambar 3. Cara pengaliran logam cair ke rongga cetakan

3.4 LOGAM - LOGAM DALAM PENGECORAN


3.4.1 Besi cor
Paduan besi yang mengandung C 1,7 % dan 1-3 %Si. Unsur lain dapat
ditambahkan dengan maksud untuk meningkatkan sifat-sifat seperti kekuatan,
kekerasan atau ketahanan korosi. Unsur yang umumnya ditambahkan yaitu Cr,
Cu, Mo dan Ni.
Besi cor memiliki selang temperature cair yang relaitf lebih rendah daripada baja
dan relatif lebih encer ketika cair.

3.4.2 Besi Cor Putih

Besi cor putih terbentuk ketika unsur karbon (C) tidak mengendap
sebagai grafit selama proses pembekuan, akan tetapi tetap berkaitan
dengan unsur besi (Fe), krom (Cr) atau molibden (Mo) membentuk
karbida.
Besi cor putih bersifat keras dan getas dan memiliki tampilan patahn
seperti kristal berwarna putih.

3.4.3 Besi Cor Kelabu

Besi cor kelabu merupakan paduan dari unsur-unsur besi (Fe), karbon
dan silicon (Si) yang mengandung karbon tak berkaitan dalam bentuk
grafit. Nama besi cor kelabu didapat dari tampilan patahan berwarna
kelabu.
Besi cor kelabu untuk keperluan otomotif dan konstruksi umum lainnya
dibagi menjadi 10 kelas/garde yang didasarkan pada kekuatan tarik
minimumnya.
Kekuatan, kekerasan dan struktur mikro dari besi cor kelabu dipengaruhi
oleh beberapa factor seperti komposisi kimia, desain, cetakan,
karakteristik cetakan dan laju pendinginan selama dan setelah
pembekuan.
Unsur Cu, Cr, Mo dan Ni seringkali ditambahkan untuk mengatur struktur
mikro matriks dan pembentukan grafit. Selain itu bertujuan untuk
meningkatkan ketahanan korosi besi cor kelabu pada beberapa media.
Besi cor kelabu dapat dikeraskan dengan proses quenching dan
temperature sekitar 1600F (menjadi getas). Kombinasi dengan proses
temper
akan
meningkatakan
ketangguhan
dan
menurunkan
kekerasannya.
7

3.4.4 Besi Cor Malleable

Besi cor ini dihasilkan dari proses perlakuan panas besi cor putih yang
memiliki komposisi tertentu.
Proses terbentuknya besi cor putih akibat :
Rendahnya kandungan karbon dan silikon
Adanya unsur-unsur pembentuk karbida seperti Cr, Mo dan V
Laju pendinginan dan pembekuan yang tinggi

3.4.5 Besi Cor Nodular

Besi cor nodular memiliki komposisi unsure yang sama dengan besi cor
kelabu. Unsur tersebut yaitu karbon dan silikon.
Perbedaan besi cor nodular dan kelabu terletak pada bentuk grafit (untuk
menghasilkan bentuk grafit yang berbeda, digunakan proses yang
berbeda pula)
Pembulatan grafit dicapai karena ditambahkan unsure Magnesium (Mg)
dan Cerium (Ce).

3.4.6 Baja (Baja Cor)

Salah satu jenis baja adalah baja karbon yaitu paduan besi-karbon yang
mengandung unsure karbon kurang dari 1,7 % (beberapa literature
menyebutkan kandungan karbon maksimum 2.0 %). Sebagai tambahan
selain karbon, baja cor mengandung
Silikon (Si) : 0.20 0,70 %
Mangan (Mn) : 0,50 1,00 %
Fosfor (P)
Sulfur (S)
Struktur mikro baja cor yang memiliki kandungan karbon kurang dari 0,8
% (baja hypoeutektoid) terdiri dari FERIT dan PERLIT. Kadar karbon yang
lebih tinggi menambah jumlah perlit.

3.5 PROSES PELEBURAN LOGAM


Peleburan logam merupakan aspek terpenting dalam operasi-operasi
pengecoran karena berpengaruh langsung pada kualitas produk cor. Pada proses
peleburan, mula-mula muatan yang terdiri dari logam, unsur-unsur paduan dan
material lainnya seperti fluks dan unsur pembentuk terak dimasukkan kedalam
tungku.
Fluks adalah senyawa inorganic yang dapat membersihkan logam cair
dengan menghilangkan gas-gas yang ikut terlarut dan juga unsur-unsur pengotor
(impurities). Fluks memiliki beberpa kegunaan yang tergantung pada logam
yang dicairkan, seperti pada paduan alumunium terdapat cover fluxes (yang
menghalangi oksidasi dipermukaan alumunium cair),. Cleaning fluxes, drossing
fluxes, refining fluxes, dan wall cleaning fluxes

Tungku-tungku peleburan yang biasa digunakan dalam industri pengecoran


logam adalah tungku busur listrik, tungku induksi, tungku krusibel, dan tungku
kupola.

BAB IV
PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai pengecoran pasir cetak
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman bisa memberikan
kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah
ini dan dan penulisan makalah di kesempatan kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para
pembaca yang budiman pada umumnya.
4.1 Kesimpulan
Agar mahasiswa mampu membuat part atau perabotan rumah tangga
yang terbuat dari logam dengan menggunakan proses pengecoran
logam

Agar mahasiswa tahu bagaimana langkah proses pengecoran logam


yang benar dan alat apa saja yang dipersiapkan.

4.2 Saran

Dalam proses pengecoran logam perlu diperhatikan juga keselamatan


kerja

Perlu diperhatikan temperatur suhu tuang pada saat dibalikannya

Somoga untuk tahun-tahun selanjutnya jurusan Teknik Mesin


mempunyai alat praktek untuk proses pengocoran untuk memudahkan
pembelajaran

10

You might also like