You are on page 1of 42

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
World Health Organization (WHO) pada tahun 2003 menyatakan bahwa
rokok adalah penyebab kematian tiga juta penduduk dunia setiap tahunnya.
Disadari atau tidak rokok telah menggiring manusia kepada kematian yang tidak
hanya disebabkan oleh kanker, radang paru-paru, penyakit kardiovaskuler,
penyakit pembuluh darah otak serta penyakit lainnya. Itulah sebabnya WHO
menetapkan tanggal 31 Mei sebagai Hari Tanpa Tembakau Sedunia (World No
Tabacco Day) (Bangun, 2003).
Kerugian yang ditimbulkan rokok sangat banyak bagi kesehatan. Tapi
sayangnya masih saja banyak orang yang tetap memilih untuk menikmatinya.
Dalam asap rokok terdapat 4000 zat kimia berbahaya untuk kesehatan, dua
diantaranya adalah nikotin yang bersifat adiktif dan tar yang bersifat karsinogenik.
Racun dan karsinogen yang timbul akibat pembakaran tembakau dapat memicu
terjadinya kanker. Pada awalnya rokok mengandung 8 20 mg nikotin dan setelah
di bakar nikotin yang masuk ke dalam sirkulasi darah hanya 25 persen. Walau
demikian jumlah kecil tersebut memiliki waktu hanya 15 detik untuk sampai ke
otak manusia. Efek dari rokok/tembakau memberi stimulasi depresi ringan,
gangguan daya tangkap, alam perasaan, alam pikiran, tingkah laku dan fungsi
psikomotor. Jika dibandingkan zat-zat adiktif lainnya rokok sangatlah rendah

pengaruhnya, maka ketergantungan pada rokok tidak begitu dianggap gawat


( Bahar, 2002)
Indonesia sebenarnya telah mempunyai banyak peraturan untuk setidaknya
mencegah anak-anak mencoba rokok. Misalnya larangan membeli rokok untuk
anak-anak, peringatan kesehatan pada bungkus rokok, aturan iklan untuk tidak
terlalu agresif maupun jam tayangnya. Penyelenggara perlindungan anak itu mulai
orang tua, masyarakat hingga pemerintah bahkan negara. Misalnya anak di bawah
usia 18 tahun mau membeli rokok, si penjual rokok sebagai anggota perlindungan
anak semestinya tidak menjual itu (Sitorus, 2009)
Sedangkan negara-negara Uni-Eropa mencanangkan kampanye anti rokok
dengan slogan; Feel Free to Say No!. Sementara dalam peringatan Hari Tanpa
Tembakau sedunia (31 Mei 2002), Meksiko mengumumkan melarang semua iklan
rokok dari radio dan televisi pada tahun 2003 yang lalu. Secara perlahan-lahan
penjualan rokok di toko-toko obat akan dikurangi dan peringatan bahwa bahaya
rokok akan diwajibkan untuk dipasang di depan, bukan di belakang seperti
sekarang ( Pitaloka, 2006 ).
Meski semua orang tahu akan bahaya yang ditimbulkan akibat merokok,
perilaku merokok tidak pernah surut dan tampaknya merupakan perilaku yang
masih dapat ditolerir oleh masyarakat. Hal ini dapat dirasakan dalam kehidupan
sehari-hari di lingkungan rumah, kantor, angkutan umum maupun di jalan-jalan.
Hampir setiap saat dapat disaksikan dan di jumpai orang yang sedang merokok.
Bahkan bila orang merokok di sebelah ibu yang sedang menggendong bayi

sekalipun orang tersebut tetap tenang menghembuskan asap rokoknya dan


biasanya orang-orang yang ada disekelilingnya seringkali tidak perduli ( Mu'tadin,
2002).
Kebiasaan merokok juga telah cukup banyak mempengaruhi masyarakat
dinegeri kita, penelitian di Lombok dan Jakarta memperlihatkan 75% dan 61%
pria dewasa (15 tahun ke atas) dan kurang dari 5% wanita dewasa mempunyai
kebiasaan merokok dengan kurang lebih 25% perokok menghabiskan rokok lebih
dari 20 batang perhari. Kebiasaan merokok dikalangan remaja juga cukup
memprihatinkan, di Jakarta 49% pelajar pria dan 8.8% pelajar wanita merokok.
Studi prevalensi merokok pada orang dewasa di Semarang menunjukkan Tukang
Becak 96.1%, Paramedik 79.8%, Pegawai Negeri 51.9%, dan Dokter 36.8%.
Sedangkan untuk di Propinsi Lampung sendiri kebiasaan merokok remaja terlihat
memprihatikan, menurut data Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1998
ditemukan 55% remaja antara umur 13 19 tahun merupakan perokok pasif
(Depkes, 2002).
Menurut Depkes RI (2009) bahwa banyak remaja yang tidak menyadari
tentang dampak yang ditimbulkan oleh rokok terhadap gangguan kesehatan yang
sangat menganggu kesehatannya seperti sakit tenggorokan (batuk-batuk), kanker
paru-paru, penyakit jantung dan pembuluh darah, kelahiran prematur (dini), kulit
tidak elastis dan mudah keriput serta prestasi kerja yang menurun.
Dari hasil study pendahuluan dapat disimpulkan kebiasaan merokok
dikalangan remaja terlihat jelas pada kalangan SMU dan sudah menjadi semacam
trend atau bukan merupakan pandangan yang mengherankan lagi. Dari hasil
pengamatan terhadap siswa SMU PGRI GONDANG pada jam-jam istirahat dan

pulang sekolah banyak diantaranya mempunyai kebiasaan merokok baik di


warung-warung sekitar sekolah atau di tempat-tempat biasa mereka berkumpul.
Dari pengamatan terhadap warung-warung di sekitar sekolah, ternyata rokok
merupakan barang yang cukup laku dimana ada sekitar kurang lebih 10-20 batang
rokok terjual setiap harinya pada setiap warung yang pembelinya lebih banyak
para siswa yang masih memakai seragam sekolah.
Merokok mengurangi pertumbuhan paru-paru. Merokok dapat menurunkan
performa & daya tahan tubuh para remaja, bahkan pada remaja yang aktif
berolahraga. Perokok mempunyai

fungsi paru-paru yang lebih rendah

dibandingkan dengan mereka yang bukan perokok. Secara rata-rata, orang yang
merokok 1 bungkus atau lebih setiap harinya berkurang hidupnya selama 7 tahun
dibandingkan orang yang tidak merokok.
Merokok sejak usia dini akan meningkatkan resiko untuk terkena kanker paruparu. Untuk penyakit lain karena rokok maka resikonya juga akan semakin
meningkat apabila terus merokok. Pada orang dewasa, penyakit yang disebabkan
oleh rokok adalah penyakit jantung & stroke. Penelitian menunjukkan bahwa hal
tersebut juga mulai terlihat pada remaja yang menggunakan rokok.Remaja yang
menggunakan rokok mempunyai kemungkinan 3x lebih banyak dibandingkan
mereka yang tidak merokok untuk menggunakan alkohol, 8x lebih banyak untuk
menghisap ganja serta 2x lebih banyak untuk menggunakan kokain. Merokok juga
sering dihubungkan dengan terjadinya kelakukan beresiko lain seperti berkelahi
ataupun melakukan hubungan seksual secara dini. Bahaya merokok pada remaja

dengan kata lain memberi efek buruk lebih dini. (Dinas Kesehatan Jawa Timur,
2008)
Hal lain yang mendukung bahwa remaja dengan tingkat pendidikan sekolah
menengah sangat rentan terhadap rokok karena remaja khususnya remaja lakilaki, pada saat ini masih dalam tahap perkembangan mental atau pencarian jati
diri dimana salah satunya adalah pengaruh teman sebaya (Adiputra, 2005).
Kebanyakan perokok mulai menghisap rokok waktu umur belasan tahun,
remaja-remaja itu merokok karena ikut-ikutan teman, iseng atau coba-coba,
supaya tenang, supaya kelihatan seperti orang dewasa, bosan atau stress
(Schwarzrock, 1999)

1.2 Perumusan Masalah


Dari latar belakang tersebut di atas, penulis sangat tertarik untuk melakukan
penelitian yang mengenai Tingkat Pengetahuan Siswa SMU Kelas II Tentang
Bahaya Rokok Di SMU PGRI Gondang Mojokerto
1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum


Untuk mengetahui gambaran Tingkat Pengetahuan Siswa SMU Tentang Bahaya
Rokok Di SMU PGRI Gondang Mojokerto
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Peneliti
Mendapatkan data dan informasi yang benar dan tepat dalam penyusunan
penelitian
1.4.2 Bagi Institusi
Dapat memberikan masukan bagi institusi STIKES BINA SEHAT PPNI
khususnya Program Studi Ilmu Keperawatan sebagai data awal melakukan
penelitian selanjutnya.
1.4.3 Bagi Peneliti Lainnya
Hasil dari penelitian ini bisa dijadikan pertimbangan serta masukan untuk
mengembangkan penelitian selanjutnya
1.4.4 Bagi Masyarakat/ Pembaca
Masyarakat mendapat masukan dalam mendidik putra putrinyadan ada upaya
untuk mencegah agar tidak merokok

BAB 2
TIJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Pengetahuan


2.1.1 Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan menurut Davenport merupakan perpaduan yang cair dari
pengalaman, nilai, informasi kontekstual dan kesepakatan yang memberikan
kerangka berpikir untuk menilai dan memadukan pengalaman dan informasi baru.
Ini berarti bahwa pengetahuan berbeda dengan informasi, informasi jadi
pengetahuan bila terjadi proses-proses seperti pembadingan, konsekuensi,
penghubung dan perbincangan ( Tambotoh, 2008 ).
Pengetahuan (knowledge) adalah sesuatu yang hadir dan terwujud dalam jiwa
dan pikiran seseorang karena adanya reaksi, persentuhan dan hubungan dengan
lingkungan dan alam sekitarnya ( Irsyaq, 2007 ).
Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan
diperoleh manusia melalui pengalaman inderawi. Pengetahuan muncul ketika
seseorang menggunakan indera atau akal budinya untuk mengenali benda atau
kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya
ketika seseorang mencicipi rokok yang baru saja dihisapnya,ia akan mendapatkan
pengetahuan tentang bentuk, rasa dan aroma rokok tersebut (Irmayanti, 2007)

Dari beberapa pengertian maka yang dimaksud dengan pengetahuan adalah


merupakan informasi dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu yang berada di lingkungan sekitarnya yang mana
penginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia, pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat penting dalm membentuk
tindakan seseorang.

2.1.2 Jenis Pengetahuan


Ada 6 tingkat pengetahuan yang dicapai dalam domain kognitif
yaitu
2.1.2.1 Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap
suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang
telah diterima. Oleh sebab itu, ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling
rendah. Untuk mengukur bahwa seseorang, tahu tentang apa yang dipelajari
antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan. menyatakan dan
sebagainya.
2.1.2.2 Memahami (Comprehention)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi
tersebut secara benar, orang yang telah paham terhadap objek atau materi

harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan


dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
2.1.2.3 Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenamya, aplikasi ini diartikan
dapat sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus metode, prinsip
dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
2.1.2.4 Analisis (Analysys)
A dalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi
tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisa ini dapat
dilihat dari penggunaan kata kerja dapat menggambarkan, membedakan,
mengelompokkan dan seperti sebagainya. Analisis merupakan kemampuan
untuk mengidentifikasi, memisahkan dan sebagainya.
2.1.2.5 Sintesa (Syntesis)
Adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau menggabungkan
bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang, baru dengan
kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formasi
baru dari informasi-informasi yang ada misalnya dapat menyusun,
dapat menggunakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan
terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada.
2.1.2.6 . Evaluasi (Evaluation)
Eva luas i ini berkai tan dengan ke ma mpuan untuk me lakuk an
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian i tu
b er da s a rk an

s ua tu

k ri t er i a

ya n g

di t en t uk an

s en di r i

at au

menggunakan kriteria yang telah ada. Pengukuran pengetahuan dapat


dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi
materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden
kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui dapat kita lithat
sesuai dengan tingkatan-tingkatan diatas. (Notoatmodjo, 2003)

2.1.3 Pengukuran Pengetahuan


Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat
kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut diatas ( Notoatmodjo, 2003).

2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan


2.1.4.1 Umur
Umur adalah lama waktu hidup atau sejak dilahirkan atau
diadakan. Sikap tradisi mengenai jalannya perkembangan selama
hidup ada dua sikap antara lain :
a. Semakin tua semakin bijaksana, semakin tua banyak informasi
yang kita jumpai semakin banyak hal yang dikerjakan.

b. Tidak dapat mengerjakan kepandaiaan baru kepada orang yang


sudah tua karena kemunduran fisik maupun mental. (Notoatmodjo,
2001).
2.1.4.2 Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha

sadar untuk membangun

kepribadian dan kemampuan didalam maupun diluar sekolah dan


berlangsung seumur hidup ( Notoatmodjo, 2001). Pendidikan
mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang maka makin mudah orang tersebut menerima informasi.
2.1.4.3 Pengalaman
Pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman
pribadipun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan
(Notoatmodjo, 2001).
2.1.4.4 Pekerjaan
Pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah,
adanya

pekerjaan

memerlukan

waktu

dan

tenaga

untuk

menyelesaikannya. Berbagai jenis pekerjaan masing-masing dianggap


penting dan memerlukan perhatian.
2.1.4.5 Penyuluhan
Informasi yang diperoleh dari berbagai sumber mempengaruhi
tingkat pengetahuan seseorang. Memberikan penyuluhan dalam hal ini
penyuluhan kepada masyarakat. Penyuluhan kesehatan merupakan
kopetnsi yang dituntut dari tenaga kesehatn dimana saja bertugas.
Dengan pemikiran seoranng perawat harus mampu
perannya

dalam

memberikan

penyuluhan

menjalankan

kesehatan

individu,

kelompok masyarakat untuk merubah perilaku mereka kea rah perilaku


hidup sehat (Notoatmodjo, 2001).

2.1.5 Karakteristik Pengetahuan


Berdasarkan Arikunto, 1999 pengetahuan dikarakteristikan menjadi :
1. Pengetahuan Baik
: 76-100% dari total nilai angket pengetahuan
2. Pengetahuan Cukup : 56-75%
dari total nilai angket pengetahuan
3. Pengetahuan Kurang : < 55 %
dari total nilai angket pengetahuan
2.2 Rokok
2.2.1 Pengertian Rokok
Rokok adalah hasil olahan tembakau yang terbungkus yang meliputi kretek
dan filter yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, nicotiana rustica dan
spesies lainnya atau sintetis yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa
bahan tambahan yang berbahaya & adiktif (menimbulkan ketergantungan) karena
didalam rokok terdapat 4000 bahan kimia berbahaya yang 69 diantaranya
merupakan zat karsinogenik (dapat menimbulkan kanker). (Sedyaningsih, 2008).
2.2.2 Zat-zat yang Terkandung dalam Rokok
Secara umum senyawa kimia yang terdapat dalam sebatang rokok terdiri dari
3 bagian yaitu nikotin, tar dan senyawa-senyawa yang bersifat volatile (mudah
menguap). Dari ketiga senyawa tersebut dapat dikembangkan menjadi beberapa
senyawa kimia diantaranya yaitu :

1. Acroelin merupakan zat cair yang tidak berwarna yang mengandung kadar
alcohol yang sangat mengganggu kesehatan.
2. Karbon Monoksida (CO) unsure ini dihasilkan dari pembakaran yang tidak
sempurna dari zat arang atau karbon. Zat ini sangat beracun dan tidak
mempunyai bau, racun CO akan membuat orang gampang capek dan
grogi.
3. Nikotin yaitu cairan yang tidak berwarna dan dapat membuat rasa perih,
nikotin dapat menghalangi rasa lapar.
4. Ammonia yaitu gas yang tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen dan
hydrogen. Ammonia mudah masuk ke sel-sel tubuh dan bisa
mengakibatkan pingsan atau koma jika masuk keperedaran darah.
5. Formid Acid yaitu cairan yang bergerak bebas dan dapat membuat lupuh,
zat ini dapat menyebabkan orang seperti digigit semut dapat juga
mempercepat pernafasan seseorang.
6. Hydrogen Cyonide yaitu sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan
mempunyai rasa, zat ini merupakan zat yang paling ringan dan mudah
terbakar dan sangat efisien untuk menghalangi pernafasan. Cyanide adalah
zat yang mengandung racun berbahaya, sedikit cyanide masuk ke dalam
tubuh dapat mengakibatkan kematian.
7. Nitrous Oxide yaitu sejenis gas yang tudak berwarna dan bila dihisap
dapat menyebabkan hilangnya pertimbangan dan mengakibatkan rasa
sakit.
8. Formal Dehyde yaitu sejenis gas yang berbau tajam, gas ini adalah
golongan pengawet dan pembasmi hama.
9. Phenol yaitu campuran yang terdiri dari Kristal yang dihasilkan dari
distilasi beberapa zat organic, phenol ini terikat ke protein dan
menghalangi aktifitas enzim.

10. Acethol yaitu hasil dari pemanasan aldehyde dan mudah menguap dengan
alcohol.
11. Hydrogen Sulfide yaitu gas yang mudah terbakar dan berbau keras, zat ini
menghalangi oksidasi enzim.
12. Pyridine zat ini diperoleh dari penyulingan tulang-tulang, arang serta
pembusukan dari sejenis alkaloid, zat ini dapat digunakan mengubah sifat
alcohol seperti pelarut, pembunuh hama dan juga pernah dipakai untuk
penyakit astma.
13. Methyl Chloride zat ini meupakan component organic yang sangat
beracun, uapnya dapat berperan seperti anastesi.
14. Methanol yaitu cairan ringan yang gampang terbakar dan menguap yang
dapat mengakibatkan kebutaan bahkan kematian.
15. Tar yaitu sejenis cairan kental berwarna coklat tua atau hitam dan lengket,
bilamana zat-zat itu dihisap waktu merokok akan mengakibatkan kanker
paru-paru. (Nainggalan, 1996).

Gambar 2.1 Zat kimia dalam rokok

2.2.3 Pengaruh Rokok Terhadap Gangguan Kesehatan


2.2.3.1 Rokok terhadap Kanker
Mekanisme kanker yang dsebabkan tembakau yaitu merokok
menyebabkan kanker pada berbagai organ, tetapi organ yang terpengaruh
langsung oleh karsinogen adalah saluran nafas. Sebagian besar karsinogen
dalam asap tembakau ditemukan pada fase tar seperti PAH dan fenol aromatic.
Tembakau yang mengandung nitrosamine dan derivate nikotin juga bersifat
karsinogen karena mudah diabsorpsi ke dalam darah.(Amin, 2006 )
2.2.3.2 Rokok terhadap Jantung
Pada seseorang yang merokok, asap tembakau akan merusak dinding
pembuluh darah, kemudian nikotin yang terkandung dalam asap tembakau
akan merangsang hormone adrenalin yang

akibatnya akan merubah

metabolism lemak damana kadar HDL akan menurun, adrenalin juga akan
menyebabkan perangsangan kerja jantung dan penyempitan pembuluh darah.
Oleh karena proses penyempitan arteri koroner yang menyuplai darah ke otot
jantung maka ketidak cukupan antara kebutuhan dengan suplai menimbulkan
ischemia dan bila melakukan aktivitasfisik dan stress kekurangan aliran
meningkat sehingga menimbulkan sakit dada. (Amin, 2006 )
2.2.3.3 Rokok terhadap Impotensi
Pada laki-laki berusia 30-40 tahunan, merokok dapat meningkatkan
disfungsi ereksi sekitar 50%. Ereksi tidak dapat terjadi bila darah tidak
mengalir bebas ke penis. Oleh karena itu, pembuluh darah harus dalam keadaan
baik, merokok dapat merusak pembuluh darah, nikotin menyempitkan arteri
yang menuju penis, mengurangi aliran darah dan tekanan darah menuju penis.
Efek ini meningkat bersamaan dengan waktu. Masalah ereksi ini merupakan

peringatan awal bahwa tembakau telah merusak areal lain dari tubuh. (Amin,
2006 )
2.2.3.4 Rokok terhadap Gangguan Kehamilan dan Janin
Ibu hamil yang merokok mengakibatkan kemungkinan melahirkan
premature. Jika kedua orang tuanya perokok mengakibatkan daya tahan bayi
menurun pada tahun pertama, sehingga akan menderita radang paru-paru
maupun bronchitis 2 kali lipat dibandingkan yang tidak merokok, sedangkan
terhadap infeksi meningkat 30%. Terdapat bukti bahwa anak yang orang tuanya
merokok menunjukkan perkembangan mentalnya terbelakang. (Amin, 2006 )
2.2.4 Bahaya Rokok
Mengingat banyaknya kandungan kimia dalam rokok yang sangat berbahaya
dapat menurunkan derajat kesehatan manusia dengan cara merusak sedikit demi
sedikit jaringan tubuh dengan tidak dirasakan, keadaan ini yang tidak disadari
bahwa sebenarnya dengan merokok ini berarti telah menimbun racun didalam
tubuh kita. Akibat yang ditimbulkan asap rokok adalah batuk, gatal-gatal pada
tenggorokan, tukak suara menjadi parau, nasfu makan menurun, buang air besar
tidak teratur, mengganggu aliran darah dari jantung dan urat saraf. Bahaya rokok
yang utama adalah penyakit jantung koroner, penyakit paru-paru, darah tinggi
dan gangguan kesehatan yang lebih luas . Terjadinya penyakit jantung yang sering
menyebabkan kematian diakibatkan oleh perokok karena di dalam rokok
mengandung nikotin yang mempengaruhi kerja jantung menjadi tidak teratur dan
mengakibatkan endapan pada pembuluh darah, maka pembuluh darah itu
menyempit dan tidak lagi memberi oksigen pada otot (Nainggalan, 1996).

Gambar 2.2 Tubuh Seorang Perokok


2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Orang Merokok
2.3.1 Faktor Internal
2.3.1.1 Stress

Stress adalah realitas kehidupan setiap hari yang tidak dapat dihindari yang
disebabkan oleh perubahan yang memerlukan penyesuaian (Budi Anna Keliat,
2000). Stress adalah segala masalah atau tuntutan penyesuaian diri dan karena itu
sesuatu yang mengganggu keseimbangan kita, adapun penyesuaian dari yang
dilakukan antara lain adalah tekanan darah dan pompo jantung meningkat,
kelainan SAM dan eklo denyut jantung semakin cepat (Maramus, 1980).
2.3.1.2 Kecanduan
Kecanduan adalah kejangkitan suatu kegemaran (sehingga lupa pada hal-hal
yang lain) (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Oleh Green disebut sebagi
psychological Adiction. Mereka yang sudak adiktif, akan menambah dosis rokok
yang digunakan setiap saat setelah efek dari rokok yang dihisapnya berkurang.
Mereka umumnya akan pergi keluar rumah membeli rokok, walau tengah malam
sekalipun, karena ia khawatir kalau rokok tidak tersedia setiap saat ia
menginginkannya (Mutadin, 2002).
2.3.1.3 Kebiasaan
Kebiasaan adalah sesuatu yang biasa dikerjakan aatu pola untuk melakukan
tanggapan terhadap situasi tertentu yang dipelajari oleh seorang individu dan
dilakukan secara berulang utuk hal yang sama (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Mereka menggunakan rokok sama sekali bukan karena untuk mengendalikan
perasaan mereka, tetapi karena benar-benar sudah menjadi kebiasaan rutin. Dapat
dikatakan pada orang-orang tipe ini merokok sudah merupakan sustu perilaku
yang bersifat otomatis, sering kali tanpa difikirkan dan tanpa disadari. Ia

menghidupkan api rokoknya bila rokok yang terdahulu telah benar-benar habis
(Mutadin, 2002).

2.3.2 Faktor Eksternal


2.3.2.1 Teman
Teman adalah kawan, sahabat, orang yang sama-sama bekerja (Kamus Besar
Bahasa Indonesia). Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak
remaja merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah
perokok juga dan sebaliknya. Dari fakta-fakta tersebut ada dua kemungkinan yang
terjadi, pertama remaja menjadi terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan
teman-teman remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya
mereka semua menjadi perokok. Diantara remaja perokok terdapat 87%
mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula
dengan remaja non perokok (Atkinson,1999).
2.3.2.2 Iklan
Iklan adalah berita pesanan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar
tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambar bahwa
perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja seringkali
terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut (Juniarti,
1991).

2.3.2.3 Lingkungan
Sertain mengatakan bahwa yang dimaksud dengan lingkungan adalah meliputi
semua kondisi-kondisi dalam dunia ini yang ada dalam cara-cara tertentu
mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan atau life proses (M. Ngalim,
2002).
2.3.2.4 Dewasa
Orang dewasa adalah orang yang berumur 21 tahun sampai 30 tahun yang
mempunyai tugas perkembangan berdiri sendiri, pola hidup dan cara hidup dan
tanggungjawab sendiri, mampu mencari nafkah sendiri, hidup bebas, memilih
pasangan (Lestari,1993). Dewasa terbentuknya identitas diri dalam membina
hidup, emosi lebih stabil bergaul dengan teman, diakui keberadaannya.

2.4 Kerangka Teori

Faktor-faktor
yangmempengruhi
pengetahuan seseorang
UMUR
PENDIDIKAN
PENGALAMAN
PEKERJAAN
PENYULUHAN

Faktor-faktor yang mempengaruhi


orang merokok

Internal :
Stress
Kecanduan
Kebiasaan
Coba-coba
Iseng-iseng

Eksternal:
Lingkungan
Teman
Iklan
Keluarga
Adat istiadat

PENGETAHUAN

JENIS PENGETAHUAN
ROKOK

TAHU
MEMAHAMI
APLIKASI
ANALISIS
SINTESA
EVALUASI

Bahaya rokok

Zat kimia yang


dikandung:rokok
TAR
Nikotin
Karbon
monoksida
Gambar 2.3 Kerangka Teori Pengetahuan Tentang
Bahaya
Rokok

Gangguan
kesehatan
Serangan jantung
Impotensi
Kanker
Gangguan
kehamilan
dan

2.5 Kerangka Konsep

Siswa SMU Kelas II


Pengetahuan Tentang Bahaya Rokok

DEFINISI

BAHAYA

ZAT-ZAT KIMIA YANG DIKANDUNG ROKOK

BAIK

Keterangan

CUKUP

:
Diteliti

KURANG

Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
orang merokok
Stress
Kecanduan
Kebiasaan
Coba-coba
Iseng-iseng
Lingkungan
Teman
Iklan
Keluarga
Adat istiadat

Tidak diteliti

Gambar 2.4 Kerangka konsep Pengetahuan Siswa Kelas II Tentang Bahaya Rokok

2.6 Pertanyaan Peneliti


Dari kerangka konsep diatas maka dapat dirumuskan pertanyaan peneliti
sebagai berikut : Bagaimana Tingkat Pengetahuan Siswa Kelas II SMU Tentang
Bahaya Rokok Di SMU PGRI Gondang Mojokerto.

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Desain penelitian merupakan wadah untuk menjawab pertanyaan peneliti atau
menguji kesahihan hipotesa (Notoatmodjo, 2003). Penelitian ini bersifat Cross
Sectional, di SMU PGRI Gondang Mojokerto yang terhitung masih aktif dengan
menggunakan metode survey. Berdasarkan tujuan dan pernyataan peneliti serta
data

yang diperlukan maka rancangan penelitian ini tergolong penelitian

Diskriptif. Oleh karena pengambilan datanya secara langsung dari responden,


maka datanya bersifat primer.

3.2 Populasi, Sampel Dan Sampling


3.2.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2003). Pada
penelitian ini pengambilan populasinya adalah seluruh siswa laki-laki dan
perempuan kelas II SMU PGRI GONDANG yang masih aktif sebanyak 35 siswa.
3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan sampling
tertentu untuk bisa memenuhi atau mewakili populasi (Nursalam, 2001). Pada

penelitian ini pengambilan sampelnya adalah seluruh siswa laki-laki dan


perempuan kelas II SMU PGRI GONDANG yaitu sebanyak 35 siswa.
Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karkteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi
target dan dianggap mewakili seluruh populasi (Nursalam, 2001). Kriteria inklusi
pada sampel ini adalah :
1. Siswa yang bersedia diteliti.
2. Siswa yang masih aktif duduk di bangku SMU sederajat.
Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang
memenuhi kriteria inklusi karena berbagai sebab ( Nursalam, 2001). Kriteria
eksklusi pada penelitian ini adalah :
1. Siswa yang tidak bersedia dijadikan responden.
2. Siswa yang tidak masuk sekolah waktu penyebaran angket.
3.2.3 Sampling
Sampling adalah mengambil sampel penelitian sehubungan sampel tersebut
sedapat mungkin mewakili populasinya (Notoatmodjo, 2003). Penelitian ini
menggunakan total sampling yaitu mengambil semua anggota populasi untuk
dijadikan sampel. Pada penelitian ini pengambilan samplingnya adalah seluruh
siswa laki-laki dan perempuan kelas II SMU PGRI GONDANG yaitu sebanyak
35 siswa.

3.3 Identifikasi Vaariabel Dan Definisi Operasional


3.3.1 Identifikasi Variabel
Variabel adalah suatu ukuran atau ciri yang dimiliki oleh suatu anggota suatu
kelompok (orang, benda, situasi) yang berbeda yang dimiliki kelompok tersebut
( Nursalam, 2001). Variabel pada penelitian ini adalah pengetahuan siswa SMU
kelas II.
3.3.2 Definisi Operasional
Variable
Pengetahuan
siswa SMU
kelas II tentang
bahaya rokok

Definisi
Operasional
Segala apa
yang
diketahui
siswa tentang
rokok

Parameter
Responden bisa
menjawab
pertanyaan
tentang :

3.4 Prosedur Penelitian


3.4.1

Prosedur Penelitian

Penger
tian rokok
Zat-zat
kimia yang
dikandung
rokok
Bahay
a rokok dan
Pengar
uh
rokok
terhadap
kesehatan

Cara
Mengukur
Questioner

Skala
Ordinal

Skore
Benar

:1

Salah

:0

Baik
:
76 100%
Cukup
:
56 75 %
Kurang
:
55 %

Setelah mendapat izin dari instansi SMU PGRI GONDANG peneliti


mengadakan

pendekatan

kepada

responden

untuk

mendapatkan

persetujuan sebagai sampel, Terlebih dahulu peneliti menjelaskan maksud


dan tujuan penelitian. Setelah responden bersedia lalu penelitian dapat
dilakukan.
Prosedur penelitian dapat digambarkan dalam bentuk kerangka kerja.
Kerangka kerja merupakan bagan kerja terhadap rancangan penelitian
yang akan dilakukan meliputi siapa yang akan diteliti dan variabel yang
mempengaruhi (Hidayat,2007).

3.4.1.1 Kerangka Kerja


Populasi : Seluruh siswa kelas II SMU PGRI GONDANG ( 35 siswa)

Sampel : Seluruh siswa kelas II SMU PGRI GONDANG (35 siswa)

Sampling ( Total sampling ) : Seluruh siswa kelas II SMU PGRI GONDANG (35 siswa)

Pengumpulan Data : Responden diberi questioner untuk diisi kemudian dikumpulkan

Analisa Data : Setelah semua data terkumpul ditabulasi dan dianalisa

Hasil

Gambar 3.1 Kerangka Kerja Penelitian Tingkat Pengetahuan Siswa Kelas II Tentang
Bahaya Rokok

3.5 Pengumpulan Data


3.5.1

Instrumen Penelitian

Instrument pengumpulan data pada penelitian ini adalah questioner yaitu


cara pengumpulan data dengan mengedarkan suatu daftar pertanyaan yang berupa
formulir-formulir kepada sejumlah subjek untuk mendapatkan jawaban-jawaban,
informasi dan sebagainya. Dalam hal ini angket yang digunakan adalah angket
berbentuk pilihan multiple coise dimana jawaban sudah tersedia (Notoatmodjo,
2000).
3.5.2

Lokasi Dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di SMU PGRI GONDANG, dari pengajuan judul,


pembuatan proposal, ujian proposal, refisi proposal, pengambilan data, analisa
data, ujian skripsi, refisi skripsi dimulai pada tanggal 3 Januari 2012 sampai
dengan 31 April 2012.

3.6 Analisa Data


Analisa data adalah

kegiatan dalam penelitian yang meliputi persiapan,

tabulasi dan aplikasi data, selain itu digunakan dalam penelitian bila data tersebut
harus diuji statistic (Aziz, 2003). Menurut Setiadi 2007 setelah data terkumpul
kemudian dilakukan management data yang meliputi: Editing, Coding, Skoring,
dan Tabulating.

3.6.1 Editing

Adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk meneliti kembali apakah


pada lembar pada pengumpulan data sudah cukup baik sebagai upaya
menjaga kualitas data agar dapat diproses lebih lanjut (Nasir, 2005).
Hal yang perlu diperhatikan dalam mengedit adalah apakah
pertanyaan telah dijawab dengan lengkap, apakah catatan sudah
dibaca dan apakah coretan yang ada sudah diperbaiki.
3.6.2 Coding
Klasifikasi pada umumnya ditandai dengan kode tertentu yang
biasanya berupa angka (Nasir, 2005). Pada lembar kuesioner angkaangka yang digunakan 1,2,3 dan 4 sesuai dengan jawaban yang ada.
3.6.3 Scoring
Adalah penentuan jumlah skor, dalam penelitian ini menggunakan
skala ordinal (Nasir, 2005).
3.6.4 Tabulating
Tabulasi adalah penyusunan data dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi (Nasir, 2005). Peneliti menyusun tabel-tabel mulai
penyusunan tabel utama yang berisi seluruh data informasi yang
berhasil dikumpulkan dengan daftar pertanyaan sampai tabel khusus
yang telah benar-benar ditentukan setelah berbentuk tabel, maka tabel
tersebut siap dianalisis dan dinyatakan dalam bentuk tulisan. Langkah
selanjutnya dalam analisa data adalah data disajikan dalam bentuk

tabel distribusi frekuensi dan tabulasi silang yang dikonfirmasi dalam


bentuk prosentase dan narasi.

Jawaban responden masing-masing diberi skor dengan menggunakan 2 option


dimana data yang diperoleh diberi bobot yang berkisar 0 sampai 1 dengan rincian
sebagai berikut :
1. Untuk jawaban Benar nilai 1
2. Untuk jawaban Salah nilai 0
Kemudian data dihitung dengan rumus :

Sp
Sm

x 100 %

Keterangan :
N

: Nilai yang didapat

Sp

: Skor yang diperoleh

Sm

: Skor maksimum

(Arikunto, 1999)
Setelah sampai pada hasil prosentase kemudian diinterpresentasikan dengan
menggunakan kriteria kualitatif, kriteria tersebut adalah :
1. Pengetahuan Baik
2. Pengetahuan Cukup
3. Pengetahuan Kurang
3.7 Etika Penelitian

: 76 100 %
: 56 75 %
: 55 %

Peneliti mengajukan ijin kepada Kepala Sekolah SMU PGRI GONDANG


untuk mengadakan penelitian, kemudian questioner dikirim atau dibagikan ke
subjek yang diinginkan dengan menerangkan masalah etika yang meliputi :
3.7.1 Lembar Persetujuan Penelitian
Tujuannya adalah subjek mengetahui maksud dan tujuan pnelitian
sereta dampak yang diteliti selama pengumpulan data, jika subjek tidak
bersedia diteliti tidak akan dipaksa dan menghormati haknya.
3.7.2 Anonimity (kerahasiaan)
Untuk menjaga kerahasiaan identits subjek, peneliti tidak akan
mencantumkan nama subjek pada pengumpulan data (quesioner)yang
diisi oleh subjek, lembar tersebut hanya diberi kode tertentu.
3.7.3 Confidentially
Kerahasiaan informasi yang diperoleh dari responden akan dijamin
kerahasiaan oleh peneliti. Penyajian data atau hasil penelitian hanya
ditampilkan pada forum Akademis.

3.8 Keterbatasan
Keterbatasan yang dihadapi oleh peneliti dalam penelitian ini adalah :
3.8.1
Sampel yang digunakan terbatas pada klien yang berada di Sekolah
SMU PGRI GONDANG.
3.8.2
Pengumpulan data dengan questioner masih dipengaruhi
subjektifitas sehingga hasilnya kurang mewakili secara kualitatif

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


4.1.1 Data Umum
4.1.1.1
Gambaran Lokasi Penelitian
Penelitian ini diadakan di SMU PGRI GONDANG MOJOKERTO yang
berlokasi di Desa Pugeran Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto dengan
luas 1,7 Ha dan batas wilayah :
a. Batas Utara

: Jalan Dusun Pugeran

b. Batas Selatan : Jalan Dusun Sawahan


c. Batas Timur

: Mushhola AT TAQWA

d. Batas Barat

: Jalan Dusun Pugeran Jetak

Sedangkan jumlah sumber daya manusia di SMU PGRI GONDANG


MOJOKERTO terdiri dari 16 tenaga guru dan 2 tenaga kebersihan serta 1 penjaga
sekolah dan jumlah ruangan terdiri dari 1 ruang kantor, 3 ruang kelas belajar, 1
ruang laboratorium,1 ruang perpustakaan, 1 mushola dan 1 lapangan basket. Di
SMU PGRI GONDANG MOJOKERTO memiliki beberapa organisasi kegiatan
siswa diantaranya adalah OSIS, PMR, Smadangpala, Pramuka, UKKI

4.1.1.2

Karakteristik Responden

Responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas II
SMU PGRI GONDANG MOJOKERTO tahun ajaran 2011-2012 yaitu sebanyak
35 siswa.
Dari responden yang ada, diperoleh karakteristik yang meliputi : jenis
kelamin , umur, , pendidikan. Data lengkap mengenai responden dapat dilihat
pada tabel tabel dibawah ini.
Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Karakteristik Siswa Berdasarkan Jenis


Kelamin di SMU PGRI Gondang Mojokerto tahun 2012
Jenis Kelamin
Jumlah Responden
Prosentase

Laki laki

16

45.7 %

Perempuan

19

54,3 %

35

100 %

Total

Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan responden berjenis kelamin laki-laki yaitu


sebanyak 16 responden ( 45,7 % ) dan berjenis kelamin perempuan sebanyak 19
responden ( 54,3 % )
Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Karakteristik Siswa Berdasarkan Umur


di SMU PGRI Gondang Mojokerto tahun 2012
Umur
Jumlah Responden
Prosentase

Kurang dari 15 tahun

15 - 20 tahun

35

100 %

Lebih dari 20 tahun

Total

35

100 %

Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan responden berumur antara 15-20 tahun sebanyak
35 responden( 100 % )
Tabel 4. 3

Distribusi Frekuensi Karakteristik Siswa Berdasarkan


Pendidikan di SMU PGRI Gondang Mojokerto tahun 2012
Pendidikan
Jumlah Responden
Prosentase

SMP / MTS

SMU / SMK

35

100 %

Perguruan Tinggi

35

100 %

Total

Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan responden berpendidikan SMU / SMK sebanyak


35 responden ( 100 % ).

4.1.2 Data Khusus


4.1.2.1

Distribusi Pengetahuan Responden

Pada penelitian ini, dalam lembar angket penelitian terdapat 10 pertanyaan


mengenai pengetahuan terhadap bahaya rokok. Pertanyaan-pertanyaan yang
ada didalam angket tersebut telah diuji validitas dan realibilitasnya. Sehingga
pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat mewakili pengetahuan responden
terhadap bahaya rokok. Data lengkap distribusi frekuensi jawaban responden
dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Rata-rata Jawaban Responden Tentang


Pengetahuan Bahaya Rokok
Prosentase Jawaban
Indikator
Benar

Salah

Pengertian rokok

85,7%

14,3%

Bahaya rokok

60,9%

39,1%

Zat zat kimia yang dikandung rokok

51,4%

48,6%

Pengaruh rokok terhadap kesehatan

52.4%

47,6%

Berdasarkan tabel di atas pada pertanyaan-pertanyaan yang paling banyak


dijawab dengan benar yaitu pertanyaan pengertian rokok yaitu adalah Tembakau
yang dibungkus oleh kertas / vaper / klobot sebesar 85,7%, pertanyaan Bahaya
rokok yaitu karsiogenetik, kecanduan, penyempitan pembuluh darah sebesar
60,9%, pertanyaan Zat-zat kimia yang dikandung rokok yaitu tar, nikotin dan
karbon monoksida sebesar 51,4%, pertanyaan pengaruh rokok tehadap kesehatan
yaitu kanker mulut, kanker paru-paru dan gangguan kehamilan sebesar 52,4%
Berdasarkan tabel distribusi hasil jawaban seluruh pertanyaan tingkat
pengetahuan siswa SMU Kelas II SMU PGRI GONDANG MOJOKERTO pada
pertanyaan-pertanyaan yang paling banyak dijawab dengan benar yaitu
pertanyaan pada nomor 1 dan 4 yaitu sebesar 85,7 % dan 71,4 % sedangkan
pertanyaan yang paling banyak dijawab salah adalah nomor 6 dan 10 yaitu sebesar
48,6 %

Berdasarkan hasil uji tersebut maka tingkat pengetahuan siswa SMU Kelas
II SMU PGRI GONDANG MOJOKERTO dapat dikategorikan pada tabel berikut
ini.
Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Karakteristik Siswa Berdasarkan


Pengetahuan di SMU PGRI Gondang Mojokerto tahun 2012
Pengetahuan
Frekuensi
Prosentase
Baik

20%

Cukup

22

62,8%

Kurang

17,2%

Total

35

100%

Berdasarkan tabel 4.5 didapatkan responden berpengetahuan baik yaitu sebanyak


7 responden ( 20 % ), berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 22 responden ( 62,8
% ), dan berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 6 responden ( 17,2 % )

4.2 Pembahasan
Dari beberapa pengertian pengetahuan maka yang dimaksud dengan
pengetahuan adalah merupakan informasi dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu yang berada di lingkungan
sekitarnya yang mana penginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia,
pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
dalm membentuk tindakan seseorang. Dalam penelitian ini telah
dilakukan

pembagian

angket

yang

valid

untuk

mengukur

pengetahuan responden pada tingkat pengetahuan yang pertama


yaitu tahu.
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap suatu
yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah
diterima. Oleh sebab itu, ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
Untuk mengukur bahwa seseorang, tahu tentang apa yang dipelajari antara lain
menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan. menyatakan dan sebagainya.
Dari hasil penelitian di SMU PGRI GONDANG MOJOKERTO pada siswa
kelas II sebanyak 35 siswa, diperoleh sebanyak 30 responden (85,7%) telah
memiliki pengetahuan yang baik tentang pengertian rokok adalah Tembakau yang
dibungkus oleh kertas / vaper / klobot dan sebanyak 19 responden ( 54,3 % ) telah
menjawab dengan benar bahwa racun utama dalam rokok adalah tar, nikotin dan
karbon monoksida, sebanyak 20 responden ( 57,2 % ) telah menjawab dengan
benar bahwa macam kanker yang disebabkan oleh rokok adalah kanker mulut,
kanker paru-paru dan kanker rahim, sebanyak 25 responden ( 71,4 % ) telah
menjawab dengan benar bahwa bahaya asap rokok pengaruhnya sama antara
perokok aktif dengan perokok pasif, sebanyak 19 responden ( 54,3 % ) telah
menjawab dengan benar bahwa pengertian tar adalah zat kimia yang
menyebabkan karsiogenetik ( kanker ), sebanyak 17 responden ( 48,6 % ) telah
menjawab dengan benar bahwa pengertian nikotin adalah zat kimia yang
menyebabkan kecanduan, sebanyak 18 responden ( 51,4 % ) telah menjawab
dengan benar bahwa pengertian karbon monoksida adalah zat kimia yang

menyebabkan penyempitan pembuluh darah, sebanyak 19 responden (54,3 %)


telah menjawab dengan benar bahwa penyebab impotensi adalah zat kimia yang
disebut, sebanyak 19 responden (54,3 %) telah menjawab dengan benar bahwa
penyebab serangan jantung adalah zat kimia yang disebut karbon monoksida,
sebanyak 17 responden ( 48,6 % ) telah menjawab dengan benar bahwa macammacam gangguan kehamilan dan janin adalah bayi lahir prematur.
Tingkat pengetahuan dalam penelitian ini dibedakan menjadi 3 yaitu baik
Baik, Cukup, dan Kurang. Seorang responden akan dikatakan berpengetahuan
baik bila menjawab 8-10 pertanyaan dengan benar, sedangkan seorang responden
akan dikatakan berpengetahuan cukup bila menjawab 4-7 pertanyaan dengan
benar dan seorang responden akan dikatakan berpengetahuan kurang bila
menjawab 3 pertanyaan dengan benar.
Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan dengan kategori
baik yaitu sebanyak 7 responden ( 20 % ), tingkat pengetahuan dengan kategori
cukup yaitu sebanyak 22 responden ( 62,8 % ), dan tingkat pengetahuan dengan
kategori kurang yaitu sebanyak 6 responden ( 17,2 % ). Dari hasil tersebut terlihat
bahwa mayoritas pengetahuan tentang bahaya rokok pada siswa kelas II SMU
PGRI GONDANG MOJOKERTO adalah dalam kategori cukup.
Menurut asumsi peneliti, hal ini mungkin dikarenakan oleh tidak
terdapatnya

kurikulum

khusus

mengenai

bahaya

rokok

dalam

system

pembelajaran KBM ( Kegiatan Belajar Mengajar ), ini menunjukkan bahwa


informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang, sehingga ada

kaitannya dengan hasil yang didapat, prosentase pengetahuan responden yang


baik akan lebih besar bila di dalam pelajaran mendapatkan topik tentang bahaya
rokok.
Pendidikan adalah suatu usaha sadar untuk membangun kepribadian dan
kemampuan didalam maupun diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup
( Notoatmodjo, 2001). Pendidikan mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi
tingkat pendidikan seseorang maka makin mudah orang tersebut menerima
informasi.
Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap perubahan sikap dan
perilaku hidup sehat. Tingkat pendidikan yang lebih tingi akan memudahkan
seseorang

atau

masyarakat

utuk

menyerap

informasi

dan

dapat

mengimplementasikan dalam perilaku dan gaya hidup sehari-hari khususnya


dalam hal kesehatan ( Depkes RI, 2004 )

BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Hasil penelitian dengan judul tingkat pengetahuan siswa kelas II SMU
PGRI GONDANG MOJOKERTO tahun 2012 pada 35 responden didapatkan
kesimpulan bahwa tingkat pengetahuan dengan kategori baik yaitu sebanyak 7
responden ( 20 % ), tingkat pengetahuan dengan kategori cukup yaitu sebanyak
22 responden ( 62,8 % ), dan tingkat pengetahuan dengan kategori kurang yaitu
sebanyak 6 responden ( 17,2 % ). Dari hasil tersebut terlihat bahwa mayoritas
pengetahuan tentang bahaya rokok pada siswa kelas II SMU PGRI GONDANG
MOJOKERTO adalah dalam kategori cukup.
5.2 Saran
1

Bagi para siswa (responden), disarankan untuk tidak merokok karena


mengandung zat-zat kimia berbahaya.

Bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan jumlah


sampel yang besar sehingga didapatkan hasil penelitian yang lebih akurat.

Tenaga kesehatan hendaknya lebih meningkatkan informasi ( promkes )


tentang bahaya rokok kepada sekolah-sekolahan dan masyarakat.

Bagi SMU PGRI GONDANG MOJOKERTO, agar lebih sering dalam


memberi informasi tentang bahaya rokok kepada siswanya masalah rokok
dan kesehatan

DAFTAR PUSTAKA

Alimul A, Aziz, 2003. Riset Keperawatan dan Tehnik Penelitian Ilmiah, Jakarta :
Salemba Medika
Arikunto, S 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT
Rineka Cipta
Adiputra, 2005. Riset Keperawatan
Salemba Medika

dan Tehnik Penelitian Ilmiah, Jakarta :

Bahar and Catherine, 2006. Buku Panduan Resusitasi Neonatus Edisi 5, Jakarta :
PERINASIA (Perkumpulan Perinatologi Indonesia)
Bobak Dkk, 2005. Buku ajar Keperawatan Maternitas, edisi 4, Jakarta: Buku
Kedokteran EGC
Bangun S, 2003. Buku ajar Keperawatan, edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Curningham. F Gary, 2006. Obstetri Williams, edisi 21,Jakarta: Buku Kedokteran
EGC
DepKes RI,2008. Acuan Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal, Jaringan
Nasional Pelatihan Klinik-Kesehatan Reproduksi Departemen Kesehatan
Republik Indonesia
Irsyaq , 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan, Jakarta: Buku
Kedokteran EGC
Notoatmodjo, Soekidjo, 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: PT
Rineka Cipta
Nursalam, 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan, Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian
Keperawatan,Jakarta: Salemba Medika
Paula Kelly, 2010. Asuhan Neonatus dan Bayi,Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Pitaloka , 2009. Asuhan Neonatus dan Bayi,Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Saifudin Azwar, 2007. Metode Penelitian , Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Santoso,S 2004. Mengatasi Berbagai Masalah Statistik Dengan SPSS, Jakarta: PT
Elek Media Komputindo

Sarwono, 200.. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal, edisi 5 cetakan 4, Jakarta:Yayasan Bina Pustaka
Setiadi, 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan, cetakan 1 Edisi 1,
Yogyakarta: Graha Ilmu
Schwarzrock , 1999. Tobacco and Sigarret, Edisi 1, Yogyakarta: Graha Ilmu
Sodikin,2009. Perawatan Tali Pusat, Cetakan 1, Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Sudarti, 2010. Kelainan dan Penyakit pada Bayi dan Anak, Yogyakarta: Muha
Medika
Sitorus , 2009. Bahaya Rokok pada Remaja , Jakarta: Sagung Seto
Sugiono 2003. Statistik Untuk Penelitian, Jakarta: Alfa Beta
Tambotoh , 2008. Rokok dan Penyakit pada Bayi dan Anak, Yogyakarta: Muha
Medika
Tim LPPM,2011. Buku Panduan Penyusun KTI dan Skripsi, Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Bina Sehat PPNI, Mojokerto

You might also like